Maret 2010
Ting~Ting~Ting~ Bunyi Alarm Handphone memecah kesunyian di subuh hari. Ku raih Hp itu untuk mematikan alarm, menghela napas besar berulang kali dan ku usap muka dengan kasar. Ku tatap pria yang masih nenyak tidur di atas one set tempat tidur yang empuk, sedangkan aku? Ya,aku tidur di lantai dengan beralaskan kasur tipis ukuran single ,ku ratapi diriku yang lagi-lagi membuat mata ini berembun.
"Kenapa aku masih bangun Tuhan?" keluh ku sambil memijit kening yang tak sakit.
Ya, aku memang sudah lelah menjalani kehidupan yang terasa seperti neraka. Hidup dengan pria yang tidak pernah memberi rasa aman dan nyaman, di tambah lagi harus seatap dengan ibunya yang hanya menganggapku hama.
Ku tepis semua rasa sedihku dan mulai beranjak dari kasur, ku renggangkan tubuhku.
"Haaaah, ngilu semua tulangku" keluh batin ini "Ayo Kayraaa, bangun, semangaaaat!!! " ku semangati lagi diri ini entah untuk yang ke berapa kian kali.
Bergegas ku langkahkan kaki ku menuju dapur untuk mengerjakan pekerjaan PRT, lebih tepatnya menantu seperti pembantu,pembantu tanpa gaji.
Ku cuci semua piring yang menumpuk.
"Padahal tadi malam sudah ku cuci semua sebelum tidur, hmmm tidak kah nurani mereka bekerja sedikit saja?" ucapku sambil tetap mencuci piring.
Setelah mencuci piring dan memasak nasi, aku bergegas untuk berwudhu karna adzan baru selesai berkumandang.
"Ya Allah, Maafkan hamba yang selalu berburuk sangka atas nasib yang hamba jalani saat ini, hamba percaya semuanya akan berakhir dengan baik, jika memang kematian belum engkau berikan padaku, mohon berikan aku kekuatan untuk melewati seluruh kedzaliman yang hamba dapatkan, Al-fatihah" ku panjatkan doa dengan khusyuk, berharap seluruh doa-doa ku menembus langit dan membawa keajaiban.
Setelah mengadu kepada Maha Pencipta,
Ku lanjutkan lagi pekerjaan rumah yang menumpuk, tak terasa sudah jam 8 pagi, di mana waktu drama kehidupan ini akan di mulai kembali.
"Nih 50ribu! Sana pergi ke warung, Beli Ayam dan bahan lainnya, sisanya beli air galon!! " ucap ibu mertua ku dengan nada ketus
"Bu,maaf kan kayra, jangan tersinggung, tapi ini enggak cukup, ayam saja untuk sekarang sekilo 40ribu, belum bumbunya, di tambah lagi air galon" terangku secara merinci
"Ya cukup lah! Beli secukupnya untuk ku,suami ku, dina, sono, bambang dan istrinya" sahutnya sengit sambil memperjelas siapa saja anggota keluarga yang berhak makan bersamanya."kalau kamu sih ya pandai pandai lah mau makan apa, nggak mungkin toh saya yang harus menanggung anak tenggorokanmu? Makanya, kalau di kasih uang nafkah sama sono tuh jangan boros, dasar menantu benalu" hina nya sambil berlalu pergi meninggalkanku.
Lagi-lagi aku tersenyum miris, "Nafkah? Sudah 5 bulan kami menikah, nafkah yang di berikan sono dalam 5 bulan ini baru lima ribu saja, boros?? Bisa gila aku haha" tawaku pelan.
"Bahkan untuk makan saja selama 5 bulan ini aku memakai uang tabungan pribadi ku dari saat aku masih bekerja dulu. "
Ya, begitulah kehidupan pernikahanku yang berjalan 5 bulan ini, tanpa nafkah dari suami, tanpa perlindungan dari suami, hanya rasa sakit saja yang selalu ku telan.
...****************...
Memandangi lauk pauk yang baru saja selesai aku masak benar-benar membuatku meneguk saliva berkali-kali. Mencicip? Tentu saja aku tahu diri, dari pada menimbulkan perdebatan, lebih baik aku makan mie instan lagi.
"Ahh Laparnya! "
Cepat ku ambil sebungkus mie instan lalu ku seduh. Sudah hampir 5 bulan aku hanya makan dengan mie instan di seduh air panas dan di tambahi nasi. Kisit kisut deh tuh usus dari pada mati kering.
Pelan ku seruput mi instan, ku harap rasa kenyang ini bertahan sampai malam.
"Dudududuuuuhhhh enak bener masih jam setengah 10 sudah makan. Pakaian udah di cuci? "Tanya mirna ketus
"Belum mbak mir, setelah makan bakal aku cuci kok"
"Ya harus nya kamu cuci dulu dong, ini malah enak-enakan makan! Banyak saham mu di rumah ini HAH?!! "
"Apanya yang enak-enakkan mbak? Aku bangun dari subuh udah ngerjain ini itu loh, ini juga baru rehat sebentar"
"Oh jadi kisahnya bangga lah ya kamu ini???"
"Bukan bangga mbak, aku hanya menjelaskan. Kalau mbak nggak sabar nunggu, mbak cuci saja dulu baju mbak mir dan mas bambang, nggak mesti aku juga kan mbak"
"Loh kenapa harus aku yang cuci?? Terus kerjamu apa? Ongkang-ongkang kaki? Begitu?"
"Ya kan itu baju mbak mir dan mas bambang, mas bambang kan suami mbak mir, haruskah aku yang mencuci? "
"Ohhhh, sudah pintar main hitung-hitungan ya kamu ra? Cuma tamatan SMA saja sok banget. Ku tanya sama mu, Ada Saham mu di rumah ini?"
"Mbak mir sendiri ada saham di rumah ini?"
"Lancang kau ya cewek m*skin!!!!!!! " ucapnya benar-benar gusar
"Haduuuuuh ini ada apa pagi-pagi udah berisik banget! " protes ibu mertua sambil mempersiapkan piring di meja
"Ini loh bu si kayra,aku minta tolong baik-baik buat bantu cucikan sekalian baju ku dan mas bambang eh malah dia ketus banget" mirna mulai lagi dengan jurus seribu fitnah nya
"Ketus gimana mir?"di hentikannya aktivitas mempersiapkan peralatan makan
"Ya ketus bu, malah nanyain aku punya saham apa di rumah ini sampai berani perintah-perintah dia, padahal aku minta tolong baik-baik loh. Tangan ku lagi sakit bu, jadi enggak bisa nyuci" Lancar sekali mulutnya memfitnahku
"Enggak begitu loh bu,kayra ta.. "
"Diam kamu!!! Lagian apa susahnya sih sekalian cuci?? Mirna kan juga kakak ipar dari suami mu! Berarti mirna juga termasuk keluargamu!! Hitung-hitungan banget jadi orang. Duh naj*s banget punya mantu kayak kamu tuh!! " umpat ibu mertua ku dengan semangat
"Memangnya kapan bu kayra di perlakukan seperti keluarga di rumah ini?"
"Lancang kau ya!!! " teriak ibu mertua mulai mendekatiku
PLAAAKKKKKKKK!! Tamparan keras mendarat di pipiku, ternyata pelaku nya mas sono suamiku. Tak puas dengan menampar, di guyur nya kepala ku dengan kuah mie instan.
"Ahh panas, sakit" Bathin ku.
Ya,hanya bathinku saja yang berbicara, merengek kesakitan? Tentu saja tidak akan pernah ku lakukan lagi, itu hanya akan membuat mereka semakin puas.
"Berani kau melawan ibu ku ya j*lang?"
Bugggghhhhh!! Tidak ku jawab dengan kalimat, tapi ku jawab dengan hantaman kepalaku ke kepala suamiku, jika aku sakit, kenapa dia juga tidak merasakan sakit sekalian? Lagi pula aku juga sudah lelah dengan situasi ini.
"Dasar perempuan L*knat, m*ti kauuu!!! " di jambak nya rambut ku dan di jedotkan kepalaku di tembok
Mirna dan ibu mertua? Tentu saja mereka tersenyum puas.
"HENTIKAN SONO!!! MAU JADI APA KAU BERANINYA MAIN KEKERASAN SAMA PEREMPUAN HAH?!!!" Teriak ayah mertua yang membuat sono melepaskan cengkramannya dari rambutku.
Plakkkk plakkkkk di ambilnya rotan dan di pukulnya tangan suami ku
"Sakit paaaakk" rengek lelaki yang hanya berani main kekerasan dengan perempuan
"SAMA!!! ISTRIMU JUGA KESAKITAN!!! "
"Pak sudah pak, sono kan anak mu" ibu meraih rotan dan menyimpannya
Terlihat bapak tersengal-sengal sambil memegang dada kiri nya.
"Ayo bapak duduk dulu ya, ibu sendokan nasi, ayo kita makan ya" di siapkan segala peralatan makan dan minum " mirna, panggil suami mu untuk makan, sekalian bangunkan dina" titah nya yang langsung di turuti mbak mirna
"Sini kayra, makan dulu" ujar bapak sambil menarik satu kursi untukku duduk
"Kayra sudah makan pak"
"Makan apa? Makanan yang ada di rambutmu itu? Ayo sini duduk"
Ku bersihkan sisa-sisa mi instan yang masih menyangkut di rambutku dan bergegas aku duduk makan bersama, ini baru pertama kali nya aku makan bersama mereka.
"Oh ayam ku, akhirnya bisa juga aku memakan mu" bathinku sedikit puas
Tentu saja aku makan dengan tontonan wajah masam dari orang-orang yang menzalimi ku, tapi karna bapak di sini, mereka tidak berani mengusikku.
...****************...
Khusyuk aku bersujud di rakaat Sholat Ashar yang terakhir. Suamiku? Jangan di tanya, dia tentu saja tidur. Kenapa tidak di bangunkan untuk sholat? Tentu saja sudah pasti dia akan meludah wajahku lagi.
"Woy, Lama amat berdoa nya, sana buatkan aku kopi" Perintah nya tanpa peduli sedang apa istri berkedok babu
Sedikitpun tak ku gubris,bahkan mendengar suaranya saja perutku sangat mual.
"Woy.. Woyyy" sambil di toyornya kepalaku
"Astagfirullah" bathinku
Bughhhhhhh!!!
"Aakkkhhhhh!! " pekikku sambil meringis menahan sakit
"Apa-apaan sih kamu mas, kenapa kamu menendangku? "
"Enggak usah banyak cakap, sana buatkan aku kopi"
"Kamu nggak lihat aku sedang ibadah mas? Apa salahnya menunggu sebentar? "
"Apanya yang sebentar? Kau dari tadi bediri nungging bediri nungging nggak selesai-selesai, giliran selesai pake doa-doa segala"
"Tapi nggak mesti di tendang juga mas" aku berusaha membela diriku. "Lagian kenapa kamu selalu minta buatkan kopi di saat aku sedang ibadah sih mas? " menahan sakit tentu saja membuat emosi ku terpancing
"Ya suka-suka aku lah kapan mau minum. Lagipun kau itu istri ku, yang artinya Babu ku, aku majikan mu" jawab mas sono angkuh
"Pelajaran dari mana itu mas? "
Plakkkkkk!! Lagi dan lagi dia menamparku
"Banyak kali cingkonek mu, ngelawan aja kau terus"
"Untuk tamparan mu setelah aku selesai sholat, ku abaikan mas, tapi untuk tendangan mu saat aku sedang ibadah, Lillahita'ala tidak ku ikhlaskan kaki mu itu mendapatkan kebahagiaan" Istri durhaka? Maaf, aku sudah tak peduli, hatiku sudah sangat hancur, tubuhku pun sudah terasa remuk di hajar setiap hari.
Lagi tangannya ingin menamparku, tapi segera aku berdiri hendak ke dapur. Ku tolehkan wajah ku ke arahnya
"Mau pakai gula atau mau pakai racun? "
"APA KAU BILANG?!!!"
Tentu saja aku bergegas ngibrit lari kedapur.
"Nih kopi nya mas" ku sodorkan secangkir kopi
"Coba kamu yang cicip dulu" di liriknya kopi itu sambil memainkan ponsel nya
Sampai ku hela nafasku melihat tingkahnya, "makanya, jahatin orang semangat banget,giliran di kerjain dikit langsung kicut haha" tawaku dalam hati
Ku minum seteguk kopi itu di depannya untuk menghilangkan rasa takutnya
"Oh ya, Besok sore aku izin mau pergi sama sari, ada keperluan sebentar" pinta ku
"Perlu apa? Mau ngadu yang tidak-tidak sama adikmu? " Tanya mas sono penuh selidik
"Yang tidak-tidak itu seperti apa contohnya? Tenang saja, aku hanya membantu adikku mengerjakan tugas sekolahnya"
"Ya sudah, tapi tidak ada uang jajan"
Menghela nafas besar "sejak kapan aku pernah di kasih uang jajan" bathinku
...****************...
Tok.. Tokkk.. Tokkkk
"Mbak kayra!! " Teriak dina dari balik pintu "Mbaaaakkk!!! Buka cepat pintunya"
"Ada apa din? " tanya ku bingung
Di campak nya baju ke wajah ku "ADA APA ADA APA!!! LIHAT NIH KOK BISA BEGINI"Bentak nya padaku, semakin hilang kesopanannya dan semakin hilang juga kesabaranku
" ngomong baik-baik, kalau masih ga sopan, Maaf mbak males ngeladenin"
"Ya lihat dong, kenapa ini bajuku kena luntur begini sih, bisa nyuci apa enggak?? "
"Loh, tadi mbak cuci nggak ada kok noda ini, toh juga pakaian berwarna gelap sudah mbak pisahkan" bukan aku mengelak, tapi memang fakta nya seperti itu. Bahkan saat aku menjemur pun tidak ada noda itu.
"Halah ra, tinggal ngaku saja apa susah nya sih? " teriak mirna memanasi suasana
"Emang kamu nya saja yang nggak becus ngerjain apa-apa" Lihai sekali mulut mirna berbicara, ingin rasanya ku garuk.
"Yang hari-harinya diem kaku kayak kaleng sarden diem aja sih mbak mir, jangan ikut-ikutan" Sahutku kesal
"Apa kamu bilang aku?!! Kaleng sarden? Dasar babu rendahan, cewe rendahan kayak kamu ini sekejap aja bakal jadi janda!! "
"Apa apa lagi yang di omong orang ini,makin nggak jelas"
"Kamu yang nggak jelas dan nggak kelas!! Minta ganti aja tuh din baju mu, maling mana ada yang mau ngaku"
"Kamu kali mbak mir yang ngotorin baju dina, tadi aku lihat kamu bawa-bawa botol cairan yang warna nya sama seperti noda di baju dina, mbak pasti iri kan karna ibu selalu melebihkan lauk pauk untuk si bungsu ini" jawabku asal, dia lancar memfitnahku, ok ku putar balik fitnah nya
"Jangan ngomong sembarangan kamu ya!! " bentak mbak mirna sambil pergi ngibrit ke kamarnya, terlihat sekali wajahnya gugup. "Oppssss apakah omongan asal-asalan ku itu benar, oalahhh wong gemblung? " bathinku
"Jadi ini gimana? " masih di tunjuknya noda kotor pada bajunya
"Ya udah gini saja, mbak ganti dengan uang saja boleh din? Kamu mau gunakan beli baju baru atau cairan penghilang noda juga terserah saja, itu bentuk tanggung jawabku"
Tampak dina masih memikirkan perkataanku, "ya sudah mbak, mana uangnya? " tangannya menengadah.
Bergegas ku ambil uang dalam dompetku
"Ini din, tapi ini pertama dan terakhir ya, jika kejadian lagi hal seperti ini, mbak nggak mau ganti apapun dan silahkan kamu cuci pakaian mu sendiri, mengerti kan? "
"Iya iya huhhhh" keluhnya sambil berlalu setelah menerima uang ganti rugi
"Hmmm firasatku emang si mirna deh ini dalangnya, ada masalah apa sih dia itu sama aku? Dari awal aku menginjakkan kaki di rumah ini udah nyolot banget"
Drrttt drrtt sms masuk di ponsel ku
[Jadi besok sore kan mbak ?]sms dari adikku sari
[InshaAllah jadi dek,jam 4 kan] balasku
[Iya mbak]
"Mas sono kemana lagi deh, kalau sudah jam segini pasti ngilang, Heran"
Ya, setiap selesai waktu maghrib pasti suamiku menghilang entah kemana dan pulang selalu larut malam.
"Entah lah, bodo amat, udah males mikirinnya juga" ucapku santai
*Bersambung*
April 2009
Bermacam-macam suara yang berisik akhirnya membangunkan tidur ku.Suara Alarm,Suara hair dryer bahkan suara gedoran di toilet karna rebutan mandi.Ya, itu berasal dari suara teman-teman 1 Dormitory ku,ku lirik jam dinding yang sudah menunjukkan 05.15Wib.Pantas saja mereka semua kalang kabut.Hari itu adalah hari sabtu, dimana Karyawan PT selesai bekerja jam 1 siang, sementara minggu libur. Ada juga yang lembur di hari minggu, tapi hanya beberapa orang yang di pilih saja.
"Pantesan udah pada heboh ya subuh-subuh begini, udah pada nggak sabaran malam mingguan ya hehe" gurauku pada beberapa teman yang sibuk mengeringkan rambut
"Iya dong, sumringah gue bukkk hahaha" sahut mbak melati
"makanya punya pacar dong ra, jangan jomblo terus, nggak bosan apa udah mau setahun lebih kamu disini loh, masih juga jomblo. Nggak kering bibirmu? Sayang cakep-cakep kesepian" Ledek mbak nia padaku
"Heh nia, jangan salah loh kamu, kayra tuh sudah punya pacar, sedang kuliah di jogja, tampang nya juga cakep loh"bela mbak melati
" Pacar jauh jangan di anggap ah mel, anggap aja jomblo sih, belum tau juga dia disana setia, ya kan ra" balas mbak nia seolah minta persetujuanku
Deggh, pernyataan mbak nia sedikit membuat hati ku terganggu. Sebenarnya sudah 3hari mas krisna tidak memberi kabar padaku semenjak dia ketahuan selingkuh. Kami bertengkar hebat. Aku juga tidak berusaha mencari kabarnya. Hati ku benar-benar sakit, kecewa bukan main. Bukan perkara dia selingkuhnya, tapi perkara siapa pasangan yang jadi selingkuhannya. Ya, dia berselingkuh dengan wanita yang sebelum berangkat study ke jogja dia perkenalkan padaku dengan embel-embel 'Adik Angkatnya' bernama ica.Mereka berdua lihai ber'akting di depan ku seolah menunjukan memang tidak ada apa-apa. Bahkan wanita itu pun tak pernah menampakkan kecemburuannya padaku.
Aku dan ica menjadi teman akrab, bahkan dia juga meminta ku untuk menjadi 'Kakak angkatnya',sudah pasti tujuannya membangun chemistry agar aku memberi kepercayaan lebih kepadanya dalam menceritakan keluh kesah ku, termasuk hubungan asmara ku. Satu tahun lebih aku bekerja di PT pulau Lobam ini, berarti Satu tahun lebih juga mereka berselingkuh, karna mas krisna berangkat ke jogja tak lama setelah aku di terima bekerja di PT. Atau mungkin mereka berselingkuh lebih lama dari yang ku kira.
"Heh!! Nih orang malah bengong di tanyain" Suara mbak nia membuyarkan tayangan dalam memori otak ku. "Yang jauh-jauh ngapain di tunggu ra, belum pasti juga, tuh gebet sana si A'a Dhani, udah ngebet banget dia itu sama kamu" lagi mbak nia menggoda ku.
A'a Dhani seorang Teknisi di PT tempat ku bekerja,dia berasal dari kota bandung. Bukan gosip lagi bahwa dia menyukai ku. Dari segi fisik, A'a dhani jauh lebih tampan dari pada mas krisna. Wajahnya seperti duplikat aktor Benjamin Joshua. Dengan wajah nya yang tampan sudah pasti banyak gadis-gadis muda yang berusaha mendapatkan hatinya. Tapi entah kenapa, aku tetap memilih setia yang ujungnya hanya kecewa.
"Haha mbak nia ini, malah ngajarin aku nyeleweng loh mbak mel, susah ini yang udah pengalaman" goda ku ke mbak nia
"Nia jangan di turutin ra, sesat semua isi otaknya hahaha" tawa mbak melati yang juga nular ke aku dan mbak nia
"Tapi masih kan ra sama yang di jogja?"tanya mbak melati penuh selidik
" Siapa yang punya pacar di jogja? "Ningsih yang baru muncul langsung kepo
" kayra"jawab mbak nia singkat, ada raut wajah tidak suka darinya saat ningsih menggabungkan diri bersama kami.
"Hahaha yakin? Sejak kapan ra? Kamu nih ngerjain para mbak-mbak di sini saja. Mana ada lah mbak nia, aku yang paling tau si kayra, secara kami pernah satu SMA. Kayra mah jomblo abadi, mana ada yang mau" ucap ningsih seperti merendahkan ku. Entah kenapa, segala hal yang berurusan tentang ku, ningsih selalu menunjukkan ketidaksukaan nya.
"iuuuuuuh si paling tau tapi malah nggak tau apa-apa. Paling tau apa pura-pura tau?" sahut mbak nia sambil menyisir rambut nya yang sudah kering, tampak raut wajah mbak nia jengkel.
"Lagian mana ada yang mau katamu? Kamu tau teknisi tampan di PT kita alias si dhani? Ngejar-ngejar kayra loh, minta bantuan aku buat comblangin sama si kayra.Pun memang bener kok kayra punya pacar, sedang kuliah di jogja, aku sering lihat dan nguping kalau mereka lagi Video Call" Jelas mbak melati
"Om-om kali" celetuk ningsih asal
"Udah pernah ngerasain bibir mu di jahit?" emosi ku sedikit terpancing
"Apaan sih ra, orang cuma bercanda kok" ningsih berusaha membela diri dengan embel-embel bercanda. Begitu kan dunia sekarang, menyakiti hati orang,lalu di tutupi dengan alasan bercanda.
"Bercanda sama fitnah masih bisa di bedain ya ning, tolong kalau punya stok bodoh jangan di gunain semua" mbak nia mulai nyolot haha
"Kamu ngata-ngatain kayra jomblo abadi, kayak yang punya pacar saja" kata mbak melati sambil membalur handbody ke tangan nya.
"Ya punya lah, malem juga kesini" ningsih tak mau kalah
"Ya sudah tunjukin ke kita ntar" tantang mbak nia
"Iya iya" sahut ningsih sambil berlalu dan mengibas ngibas rambutnya.
...****************...
Sudah jam 11.45,para karyawan berhamburan untuk makan siang, setiap sabtu jam makan siang memang di percepat, karna jam 12.30 sudah mulai bekerja lagi menghabiskan setengah jam sambil menunggu pulang.
"Mas krisna apa kabarnya ya?" gumam ku sambil mengaduk-aduk makan siang ku. Hari ini menu dari PT sambal udang dan sayur tauge, Lumayan menggugah selera. Tapi aku tidak nafsu untuk makan, jujur saja aku sedih ketika teringat mas krisna. Hubungan kami yang sudah terjalin 2 tahun haruskah kandas? Di satu sisi aku ingin mengakhiri hubungan ku dengan mas krisna, tapi di lain sisi mengingat hubungan yang sudah lama terjalin, sayang rasanya untuk berpisah. Terlebih lagi alasan perselingkuhan mereka terbongkar karna Ica yang membeberkan nya sendiri, dia menelfon ku sambil menangis, meminta maaf karna mengkhianati ku. Ica menjelaskan betapa dia sakit hati karna mas krisna memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Ica juga menjelaskan bahwa krisna merasa bersalah karna berselingkuh dan bilang bahwa dia lebih mencintai aku. Tapi cinta seperti apa yang harus menduakan kekasihnya? Ini lebih seperti penyakit yang tidak akan sembuh bukan?
"Dan selama di jogja, mas krisna juga selingkuh sama perempuan lain mbak kayra, bukan aku saja selingkuhannya. Aku sakit hati banget di khianati seperti ini, mending mbak putusin saja mas krisna, jangan mau lagi sama dia mbak, cowok nggak bener dia itu" begitulah ucapan ica, tanpa sadar dia menjelaskan jika dia nggak bisa sama mas krisna, maka aku pun juga nggak bisa.Pengkhianat sakit di khianati? Lucu haha.
"Hayoooo ngelamunin apa ra? " Tegur seseorang yang baru saja duduk di sampingku "katering sampe nggak di makan gitu" timpal nya lagi
"Eh A' dhani, iya ini lagi sakit gigi hehe" Ngagetin aja ni orang, sudah berani terang-terangan mendekatiku ternyata.
"Cie - cie A'a dhaniiiiii" teriak beberapa wanita saat melihat dhani menggodaku
"Haha Sholawatin ya lu lu pada" pinta Dhani pada mereka
Mataku bertabrakan dengan tatapan sirik dari ningsih yang duduk di pojokan, sangat ketara sekali kalau dia iri.
"Sakit gigi atau sakit hati ra? Lanjut Dhani menggoda ku. " emmmhhh malam kamu ada acara nggak ra? "
"Kenapa memangnya A'? "
"Keluar yuk, kemana gitu" wajah nya terlihat harap-harap cemas. Mengingat pesan dari istri sepupuku, ingin rasanya aku menolak saja.
"Mbak udah udah 7tahun kerja di PT ra, jangan deh coba-coba menjalin sama karyawan yang asal nya dari daerah lain, kita itu hanya batu loncatan saja buat mereka, memang nggak semua, tapi rata-rata ya seperti itu. Teman mbak kebablasan sampe hamil,trus cowoknya kabur pulang kampung" begitu lah nasehat mbak ita padaku
Aku benar-benar memikirkan jawaban untuk A' dhani, jika aku setuju menerima ajakannya berpergian apa aku juga di sebut berkhianat?? Jujur saja aku masih memikirkan mas krisna. Tapi untuk apa juga, bukannya dia sudah menduakan ku?
"Boleh A', tapi jangan malam yah, kayra mau istirahat soalnya. Kalau sore gimana? Jam 4 gitu, sebelum maghrib kita pulang. Gimana? "
"Mau sore atau subuh pun A' dhani mah ayok aja ra kalau sama kamu" wajahnya tampak sumringah
Bel istirahat selesai sudah berbunyi, bergegas kami melanjutkan sisa setengah jam untuk bekerja.
...****************...
Sorak sorai bercampur tawa yang berasal dari mbak nia dan mbak melati di depan Dormitory, mereka sedang asyik rupanya haha. Ku lihat ningsih datang bergabung dan di sambut wajah ketus dari mbak nia.
"Assalamu'alaikum mbak melati dan mbak nia"
"Wa'alaikumsalam, Ehhhhh A' dhaniiii!!! Tumbeeeennn" Teriak mbak melati kaget
"Hehe, Apa kabarnya mbak mel? "
"Ba.. "
"A' dhani nyari siapa? Tumben banget, aku loh belum mandi hehe" belum selesai mbak melati menjawab pertanyaan dhani sudah di serobot duluan sama ningsih. Tampak kaki ningsih menggeliat seperti cacing kepanasan. Aku yang mengintip dari kamar hanya nyengir saja melihat kelakuan nya haha. "Katanya udah punya pacar, giliran liat yang bening Lemah Lunglai tak berdaya juga lu" bathinku
"Nyariin kayra nih, ada kan? Tanya dhani yang seketika melenyapkan senyum sumringah dari wajah ningsih
" nggak tau, pergi deh kayaknya. Ngapain A' dhani nyari kayra, si kayra mah udah punya pacar, om-om di jogja" hasut ningsih, pengen ku remes mulutnya
"Ngawur lu!!" bentak mbak nia yang membuat ningsih terperanjat. "Ada di dalam A', di tungguin saja, bentar lagi juga keluar, sudah di info kan A'a kesini? " yang di jawab anggukan dari dhani.
Bergegas aku keluar menemui dhani, biar nggak kesorean pulangnya.
...****************...
"Kamu udah punya pacar ra? " selidik dhani sambil mengaduk kuah bakso.
"Nggak tau statusnya A' "
"Maksudnya?"
"Punya, tapi baru kemaren ketahuan selingkuh, udah 3 hari nggak ngabarin kayra. Belum tau gimana-gimananya"
Terlihat dhani menatapku dengan prihatin
"Haha, kok A'a yang sedih sih" tawa ku pecah
"Nah gitu dong, riang kembali"
Sebentar lagi waktu maghrib, bergegas kami pulang dengan mengendarai motor dhani. Alhamdulillah, sampai di dorm dengan selamat
"Kalau statusmu sudah jelas, kabarin A'a ya ra" pinta nya
"Hah? Kenapa begitu A'? "
"Biar A'a tau harus gimana dengan perasaan ini. Ya sudah kamu masuk gih. A' dhani pulang dulu ya ra, Assalamu'alaikum" pamitnya dengan sopan.
"Wa'alaikumsalam "
Bergegas aku masuk biar tidak lama rebutan antri wudhu sama teman-teman yang lain.
Kami sholat berjamaah di dorm, selesai sholat kami sempat kan memasak untuk makan malam bersama, hitung-hitung menghemat biaya. Dari maghrib sampai sekarang tidak ku lihat batang hidung si centil ningsih.
Selesai makan aku, mbak melati dan mbak nia nongkrong di depan Dormitory. Ada juga beberapa dari kamar lain tampak duduk di teras dorm. Aku menghindar sebentar untuk mengangkat telfon.
"Hellooooo everybody, aku hadiiiiiir"teriak ningsih heboh. Suaranya seolah-olah ingin seluruh penghuni Dormitory meliriknya.
" Mbak mel, mbak nia, perkenalkan ini pacarku"sangat bangga sekali ningsih kali ini
Selesai berbicara di telfon, aku pun mendekatkan diri pada mereka.
"Helloooo kayra, kenalin nih pacarku" ucapnya dengan wajah sombong
"Loh Lohhh, Mas sono kan? " tebakku berusaha mengingat
"Lohhh, kayra??? " balas mas sono sambil melepaskan gandengan dari ningsih. tampak sono kaget sekaligus senang bertemu dengan ku
*Bersambung*
"Loh Lohhh, Mas sono kan? " tebakku berusaha mengingat
"Lohhh, kayra??? " balas mas sono sambil melepaskan gandengan dari ningsih. tampak sono kaget sekaligus senang bertemu dengan ku
Ningsih kembali menggandeng lengan mas sono tapi lagi-lagi di lepaskan oleh yang punya lengan.
"Kamu kerja di sini ra?" tanya mas sono mulai kepo
"Iya nih mas, udah lebih lah dari setahun" aku menjelaskan dengan ramah
" Oohhh pantas saja lama nggak kelihatan di kota kijang "ucapnya sambil manggut-manggut
" Kalian saling kenal? " selidik mbak nia
" Iya mbak, saya dan kayra dari satu kampung yang sama" senyum lebar menghiasi wajah mas sono
"Jadi kamu ternyata pacarnya ningsih" ucapku seraya menyimpan ponsel .
" Hah? Pacar ningsih? Bukan kok ra, kami cuma teman saja" Terang-terangan mas sono menyangkal di depan ningsih
" Loh maksud kamu apa bilang bukan? Jelas-jelas kita pacaran! " jawaban ketus dari ningsih karna mendapat penolakan dari mas sono
" sejak kapan kita pacaran? "Tanya mas sono sambil melipat kedua tangannya
" Apanya yang sejak kapan? Kita dari kemarin kan dekat, kemana-mana juga berdua" di tunjuk tunjuk mas sono dengan jarinya
"Dekat emang artinya kita pacaran? Kamu saja kok yang selalu minta temani kesana kemari. Kamu jangan salah paham ningsih" tegas mas sono.
Aku beranjak memisahkan diri dari mereka, merasa tidak enak saja menonton keributan orang lain. Begitu juga dengan mbak nia dan mbak melati, mereka juga langsung masuk ke kamar menyusul ku. Tampak wajah mereka berdua cengengesan, seperti terlihat senang ketika ningsih di tolak mentah-mentah.
Mas sono adalah lelaki yang sempat dekat dengan ku saat aku masih kelas 2 SMA. Dia kakak kelas yang sudah tamat. Wajah nya lumayan tampan dengan senyum nya yang manis. Hanya saja tubuhnya kurus. Dia cukup terkenal di kota ku yang sering di sebut 'Anak gaul'. Kabar kedekatan kami akhirnya sampai juga di telinga abang sepupu dan paman ku.
" Pokoknya abang tidak mau tau, kamu harus stop berhubungan dengan sono ya ra! "Titah bang putra tegas saat itu.
" Dengar nggak ra? " tambah pamanku
"Kalau kamu ngotot lanjut dekat sama dia lagi, bakal abang bogem dia" Ancam bang putra sambil meninju tangannya yang full tatto ke dinding
"Kasih tau alasannya bang" pintaku dengan sopan
"Nggak ada alasan-alasan, masih kecil tau apa juga kamu"
"Justru karna kayra masih kecil bang, kasih kayra penjelasan"
"Intinya dia bukan orang baik, titik! "
Inilah perdebatan beberapa tahun lalu tentang mas sono.
Ke hela nafas yang sedikit berat, orang baik itu memangnya yang seperti apa sih?
Tidak merokok? Bukan Alkoholik? Tidak berjudi? Rajin ibadah? Mengutamakan orang tua? Bingung juga aku harus memikirkan standart 'Baik' nya seseorang menurut versi orang lain.
Karna larangan dari abang dan paman, aku pun menjauhi mas sono dengan alasan klasik 'mau fokus belajar dulu', yang di sambut kecewa pada wajahnya tapi dia tidak mempermasalahkan nya.
Tidak ku sangka aku bertemu lagi dengan mas sono di pulau lobam ini dengan ningsih sebagai perantara nya. Bicara tentang ningsih, sejak kejadian hari itu dia semakin memperjelas ketidaksukaannya padaku. Entah apa kesalahan ku padanya, jika aku tau, pasti aku akan berusaha mengatasinya. Tentu saja aku sudah bertanya pada ningsih akan sikapnya, tapi jawabnya selalu 'jangan baper'.
Ningsih juga sebenarnya bukan tipe orang yang pemberani, jika dia ingin melabrak seseorang sudah di pastikan dia akan menghubungi orang-orang yang juga punya rasa tidak suka pada sasarannya.
Tapi walau dia tidak menyukai ku, entah kenapa sampai saat ini dia tidak pernah menjadikan aku sasarannya. Mungkin dia sulit menemukan pasukan se frekuensinya di pulau lobam ini. Bahkan dia lah yang sering mendapat rating bintang 1 dalam attitudenya di lingkungan tempat kerja maupun Dormitory.
Selesai sholat isya aku lanjut istirahat dengan rebahan di tempat tidur tingkat, kebetulan aku dapat di bagian atas.
Ting~Ting~ku raih benda pipih itu.
Kulihat ada satu pesan masuk di Facebook ku. Dari mas sono ternyata.
{ Hai kayra, apa kabar? Sudah tidur kah? }
{ Hai mas sono, baik. Sebentar lagi mas}
{ Mas mau minta maaf untuk kejadian kemarin ya, pasti kamu jadi nggak nyaman ya? }
{ Ah enggak, biasa saja kok mas, sudah kelar masalahnya? }
{ Alhamdulillah sudah. Tapi beneran loh ra mas nggak pacaran sama ningsih. Mas tuh cuma bantu doang }
{ Bantu apaan mas? }
{ Kemarin katanya dia di tantangin teman-teman nya buat datangin pacar, karna ningsih ngaku-ngaku sudah punya pacar. Dia minta tolong sama mas }
{ Ya mas lagian kenapa juga mau }
{ Hehe gabut, tapi beneran loh nggak ada hubungan apapun }
{ iya iya }
{ Mas cuma lurusin saja ra, takut kayra salah paham, nanti di kiranya beneran pacaran,terus ngilang deh }
{ Apanya yang hilang mas? }
{ Kesempatan untuk dekat lagi sama kamu ra, Aseeeeeek }
{ Haha Lawak amat }
{ Kamu sudah ada yang punya belum ra? }
{ Sudah mas, cuma memang lagi nggak jelas }
{ Enak ini kalau sudah nggak jelas hehe Canda. Nggak jelas gimana ra? }
{ Pacarku kemarin ketahuan selingkuh mas, ini sudah lima hari nggak ada kabar }
{ Ya sudah sama mas saja ra haha }
{ Ogah hehe }
{ Pura-pura pacaran saja yuk, biar dia tau juga rasanya di selingkuhin hehe ... Minta nomor hp mu dong ra }
Percakapan ini berakhir setelah aku memberi kontak ku pada mas sono. "Ah tenggorokan ku kering" gumam ku sambil berjalan pelan ke dapur, biar nggak mengganggu teman-teman yang beberapa sudah pada tidur.
Samar-samar aku mendengar suara ningsih sedang berbicara di telfon dengan seseorang
" Ya terus kamu mau lari dari tanggung jawab? "
" Oooh hanya karna aku sudah tidak perawan saat tidur denganmu jadi ini bukan tanggup jawabmu?aku mohon padamu pikirkan ini baik-baik "
" Dasar br*ngsek " perlahan aku mengintip pelan, tampak pembicaraannya selesai. Tapi kembali dia menghubungi seseorang.
" Hallo sayang, ohh kamu sudah tidur yaaa, maaf sayangku " Tampak nya ini pembicaraan dengan orang yang berbeda.
" Sayang, ada yang mau ningsih omongin " Tampak omongannya terjeda
" Sayang, emmmhhh aku hamil "di gigit sudut bibirnya, tampak ia sangat gugup
" Yang? Hallo sayang??? Ahhh sial di matikan, br*ngsek" Umpatnya sambil berjalan menuju kamar. Tampak dia terkaget saat melihat ku sedang berada di dapur.
" Ngapain kamu? " Tanya ningsih
Aku mengoyangkan gelas sebagai jawabanku.
" Sejak kapan kamu di sini? " tanya nya memastikan
" Sejak tadi" ungkapku sambil berlalu ke kamar .
Ku nasehati diriku untuk tak mengurusi dan mengumbar aib orang lain, sebab aku pun punya aib.
" Walau terang-terangan dia membenciku selagi Dia tidak mengusikku, maka aku tidak perlu mengusiknya " begitu lah pikirku sambil mencoba untuk tidur, karna hampir semua teman sekamar sudah pada sibuk dengan mimpinya.
...****************...
Jam istirahat makan siang tiba juga. Bergegas aku ke kantin untuk mengambil jatah makan siang. Tapi siang ini aku sedikit merasa perbedaan. Beberapa karyawan ada yang menatapku sinis, ada juga yang menatap seolah mencemooh diriku. Nasib baiknya ada yang mendekatiku dan mempertanyakan sumber masalah hari ini.
" Ra, emang benar ya gosipnya? " tanya mbak yayuk yang ikut mengantri di depan ku
" Gosip apaan mbak? " Tanyaku bingung
" Katanya kamu hamil " tampak mbak yayuk merasa tidak enak dengan pertanyaan nya.
" Hah?? Astagfirullah, gosip dari mana mbak?? " kesal sudah pasti, entah dari mana gosip ini berasal.
" Si ningsih yang ngomong, kamu kayak nggak tau saja, di PT ini cerita sama satu orang ya nyebar kemana-mana " jelas mbak yayuk
" Demi Allah tidak mbak, Ya Allah kok bisa-bisa nya" ku urut pelan dada ini, jujur sangat sakit hati
" Mending kamu perjelas deh, bahaya posisimu ra, tuh orangnya di sana, Samperin gih " benar kata mbak yayuk, peraturan di PT ini tidak memperkerjakan orang hamil. Lekas aku memindai keberadaan ningsih, Ohh di sana dia.
" Benar-benar bodoh, padahal aku tidak mengusik nya. Bisa-bisanya dia ingin membuat aku tersingkir agar rahasia nya aman" bathinku. aku benar-benar naik pitam saat ini.
"Hey ningsih, apa maksud mu? " sengaja aku naikkan volume suara ku untuk menarik pusat perhatian. Mau bagaimana lagi, cuma ini jalan untuk mengklarifikasi. Suara ku berhasil mendatangkan beberapa karyawan, ada juga beberapa orang bagian HRD dan manager.
"Apanya yang apa? " ucapnya tanpa rasa bersalah
"Apa maksudmu memitnah ku hamil hah? Aku tau memang sangat ketat persaingan di PT ini, tapi sangat di sayangkan ' KOTOR' cara main mu ya" sengaja ku tekan kan kalimat itu.
" Halah ra, nggak usah munafik lah, kita-kita juga pada tau kamu itu murah haha. Baru juga kemarin di obok-obok sama A'dhani " fitnah nya benar-benar menusuk
Plakkkkkk, ku tampar wajahnya, aku benar-benar sudah naik pitam
"Kau yang sering di obok-obok sana sini, kau lemparkan pula kotoranmu ke aku ya!!! " ucapku lantang
"Berani kau tampar aku hah???!! " Ningsih berusaha menamparku tapi sayang tangannya sudah aku kunci, kami saling berdorongan hingga jatuh kelantai. Ku cekik leher nya sampai dia terjungap-jungap. Wajah nya benar-benar pucat melihat aku yang sudah mulai kesetanan.
Tangan ku di kunci dua orang karyawan pria, sehingga cekikan ku terlepas.
"Apa salahku padamu j*lang, kenapa kau selalu mengusikku!!! " pekik ku
" Diam kalian!! Ada keributan apa ini Hah? " Manager mulai melerai
"Ningsih memfitnah saya hamil pak dion, ini akan berdampak buruk untuk pekerjaan saya" aku menjelaskan dengan jujur
"Memang kau hamil kok" ningsih tetap memfitnahku
" Saya atau Anda yang saat ini sedang hamil hah? Hanya karna saya memergoki Anda menelfon kekasih Anda untuk meminta pertanggungjawaban atas kehamilan mu, lalu Anda dengan tega nya memutar balikkan keadaan? Dasar licik" tampak wajah ningsih ketakutan ketika aku membongkar kedoknya.
"Jadi ini siapa yang hamil?? " tanya pak dion bingung
"Tes urine saja kami berdua pak, saya berani, karna memang saya tidak hamil,kalau perlu panggil dokter PT sekalian" aku memberi saran yang di setujui oleh pak dion
"Kalian berdua ikut saya ke kantor, yang lain tolong panggil dokter miska" perintah pak dion.
...****************...
" Saya beri pilihan untuk kamu ningsih, Mengundurkan diri tanpa pesangon atau mendapatkan pesangon tapi di pecat secara tidak hormat " pak dion memberi pilihan
" Pak, saya mohon beri saya keringanan, izinkan saya tetap bekerja di sini pak" ningsih menangis tersedu
" Saya hanya menjalankan peraturan perusahaan. Jadi jangan menghambat pekerjaan saya, silahkan pilih" lagi pak dion mempertegas
Tampak ningsih lama berfikir, jujur aku kasihan padanya. Tapi kenapa juga dia mesti memfitnahku sih, padahal aku akan diam saja. Bisa lah dia bekerja beberapa bulan lagi kalau saja dia tidak berulah, Astaga.
"Saya pilih mendapatkan pesangon pak, tidak apa-apa saya di pecat secara tidak hormat" ucapnya pasrah, sudah pasti dia akan sulit mendapatkan pekerjaan di manapun. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin dia butuh uang untuk mengurus kehamilannya.
"Tapi ijazah saya di kembalikan kan pak? " tanya ningsih. Ya, persyaratan bekerja di perusahaan ini salah satunya menahan ijazah asli karyawan hingga selesai kontrak selama dua tahun. Jika sebelum dua tahun sudah resign, ijazah tidak bisa di ambil sampai masa kontrak selesai.
"Tetap nunggu dua tahun kontrak baru bisa di ambil" tegas pak dion
"Untuk kamu kayra, saya tau kamu murni tidak bersalah, tapi maaf tetap saya beri tindakan disiplin. Kamu di skors tiga hari, gunakan waktu tiga hari untuk merenung dan beristirahat" Lanjut pak dion
"Baik pak, kalau begitu saya izin pamit" Aku berlalu dari ruangan pak dion, yang segera di susul ningsih
" Puas kamu ra?" ningsih masih belum puas rupanya
" Jangan mengusikku lagi, seperti kamu yang berusaha melindungi posisi mu, aku juga hanya melakukan hal yang sama. Bukan hanya kamu saja yang banyak tanggungan. Aku juga" Lekas aku berlalu, takut emosi ku kembali tak terkontrol.
Hanya terdengar suara ningsih nangis meraung meratapi nasib nya.
...****************...
*Bersambung*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!