NovelToon NovelToon

Fira dan Rian

Pertemuan Kembali

Fira mahasiswa berusia 20 tahun, yang sekarang masih kuliah semester 3 di salah satu Universitas Negeri di kota Surabaya sedang bersiap-siap ke kampus. Ketika keluar dari kamar kontrakannya, dia bertemu dengan pemilik kontrakan tersebut sedang menyapu teras rumahnya, Fira pun menghampirinya,

"Assalamu'alaikum bu Rina.." sapa Fira sambil menyalimi tangan bu Rina

"Wa'alaikum salam, eh nak Fira mau berangkat ke kampus ?" tanya bu Rina

"Iya bu, ada kelas pagi. Saya berangkat dulu ya bu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, hati-hati dijalan."

Fira pun tersenyum dan mengangguk kemudian menyalakan motor dan berangkat ke kampus. 30 menit kemudian dia sampai di kampus. Setelah memarkirkan motornya dia pergegas ke ruang kelas disana ternyata masih sedikit yang datang. Fira mengambil tempat duduk di belakang dekat jendela. Sesaat kemudian datanglah Icha, teman Fira sejak masuk kuliah.

"Hai Fir, kamu memang nggak pernah ya dateng telat ke kelas, aku belum pernah liat kamu dateng telat, salut deh!", kata Icha yang terheran-heran karena Fira pasti datang setengah jam sebelum kelas dimulai dan tidak pernah telat.

"hehe udah kebiasaan aja Cha"

"oh iya jangan lupa nanti sore ada gladi bersih sama persiapan acara seminar besok", kata Icha kemudian

"oke siap, aku persiapin semuanya"

Di Prodi Fira dan Icha besok akan diadakan seminar yang mengundang seseorang yang bisa dibilang sedang ramai diperbincangkan karena keaktifannya di dunia teknologi dan juga dia merupakan calon pewaris dari perusahaan IT ternama, yang sangat cocok dengan topik yang di bahas di seminar yaitu seputar IT. Fira merasa tidak asing dengan orang tersebut, tapi dia lupa pernah bertemu dimana.

sore harinya Fira dan Icha beserta teman-temannya sedang melakukan gladi bersih di gedung auditorium. Fira yang ditugaskan sebagai sekretaris sedang sibuk menyiapkan daftar hadir dan berkas-berkas untuk besok. Sedangkan Icha sebagai panitia acara sedang berkoordinasi mengatur acara besok.

"Fir, bagaimana sudah beres belum daftar hadirnya ?" tanya Randi.

Randi juga temah sekelas Fira yang ditugaskan sebagai bagian keamanan.

"Oh sudah Ran, ini tinggal ngerapihin aja, lumayan yang daftar banyak." jawab Fira

"Alhamdulillah kalau gitu, makan dulu Fir, sama temen-temen yang lain itu." kata Randi sambil menunjuk panitia yang lain sedang berkumpul sambil makan. Fira pun beranjak ikut bergabung.

Keesokan harinya acara berlangsung, ketika narasumber datang, Fira yang bertugas dibagian absensi peserta melihatnya dan tetap merasa dia pernah melihatnya tapi dia lupa dimana. Narasumber tersebut sekilas melihat Fira dan terlihat terkejut, tapi dia segera melanjutkan langkahnya menuju ke tempat narasumber.

"Wah keren ya mas Rian, udah cakep, tinggi, pintar lagi, mana pakaiannya nggak terlalu formal dan santai gitu, jadi tambah ngefans nih hehe.." sanjung teman Fira yang sedang bersamanya.

"Iya apalagi dia masih muda umur 22 tahun, sudah semester akhir dan calon penerus perusahaan IT yang paling terkenal itu.." timpal teman satunya lagi.

Nama narasumber yang sedang mereka bicarakan adalah Muhammad Rian Fikri, yang sekarang sedang populer di kalangan mahasiswa karena kepintaran dan keaktifannya di dunia teknologi. Fira hanya ikut tersenyum, dia tidak begitu tertarik dengan perbincangan itu dan melanjutkan pekerjaannya. Tanpa dia sadari sepasang mata dari tadi sedang mengawasinya dengan tersenyum-senyum sendiri.

selesai acara narasumber tersebut menyalimi semua panitia yang ada disana, Rian hanya membungkuk merapatkan kedua tangannya di dada saat dengan panitia perempuan. Sikap Rian yang seperti itu membuat panitia yang cewek semakin tertarik dengannya.

"Subhanallah.. ada juga ternyata yang masih berperilaku seperti ini", puji Fira dalam hati dan tersenyum.

Saat di hadapan Fira, Rian tersenyum. Fira masih heran kenapa Rian bersikap seperti itu padanya, mau tidak mau dia tersenyum juga sambil menundukkan pandangannya.

"Nanti kita bertemu lagi", ucap Rian singkat dan keluar dari Auditorium.

Fira pun bingung sendiri apa maksudnya. Icha yang ada di dekatnya bertanya,

"Kamu kenal Fir ?"

"Enggak, tapi aku kayak pernah tau dan merasa nggak asing Cha", jawab Fira

"Oh iya nanti aku ke tempat mu boleh ? mau nginep disana, besok kan hari sabtu hehe.", tanya Icha

"Boleh, nanti mas Irfan kayaknya juga dateng", jawab Fira

Irfan adalah kakak sepupu Fira yang juga mahasiswa semester 5 dan satu kampus dengan Fira tapi berbeda Fakultas. Selesai acara Fira langsung pulang untuk beristirahat.

Setelah sholat Maghrib, Fira duduk di teras depan kamarnya sambil menyalakan laptop, karena di kamarnya gerah. Terdengar dari rumah bu Rina suara orang bercengkrama, "mungkin ada keluarganya yang berkunjung", batin Fira.

Tidak lama kemudian datang Icha dan Irfan yang tidak sengaja bertemu di depan gang.

"Dek lagi ngapain kamu ?" tanya Irfan.

"Ini baca-baca artikel di web sambil nunggu kalian, mas bawa makanan ? hehe.."

"Sudah kuduga kamu bakal nanya gitu, nih gorengan lumayan buat nyantai", jawab Irfan sambil memberikan satu kantong plastik yang berisi gorengan.

Fira dan Icha sangat senang, jujur karena dari tadi mereka sama-sama merasa lapar. Icha sendiri juga sudah kenal dengan Irfan dari Fira. Saat ketiganya asik bercengkrama tiba-tiba Fira dipanggil bu Rina untuk ke rumahnya.

Saat Rina masuk ke rumah bu Rina, dia kaget ada seseorang disana, siapakah dia ? dan apa hubungannya dengan bu Rina ?

Tunggu kelanjutannya ya.. 😊

Jangan lupa Like dan Comment, mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan, kritik dan saran sangat Author terima

maaf Author masih newbie hehe 🙏🏻

Epiaode pertama Ini masih sedikit dulu, nanti Author tambah lagi di episode-episode selanjutnya 😊

Pertemuan Kembali (2)

Fira sedang mengobrol dengan Irfan dan Icha di teras, mereka membahas acara seminar tadi. Icha bercerita tentang narasumber yang diundang tadi, cara menyampaikannya yang sangat bagus, ramah dan mudah dimengerti. Fira mendengarnya dengan mengangguk, tanda setuju. Sementara Irfan yang tadi tidak bisa ikut jadi peserta karena ada jam kuliah hanya menyimak apa yang diceritakan Icha.

"Kamu menginap disini lagi Cha ?", tanya Irfan.

"Iya Mas, aku diizinin kok sama Ayah"

Rumah Icha sebenarnya di Surabaya, tapi dia juga sering menginap di tempat Fira, katanya ingin merasakan jadi anak kos. Fira pun hanya geleng-geleng dengan tingkah Icha.

Sedangkan Irfan di Surabaya juga tinggal di kos yang tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat Fira.

Sementara itu di rumah bu Rina, sedang ramai karena yang biasanya hanya ada bu Rina dan pak Fikri, sekarang ada anak bungsunya yang pulang. Mereka bercengkrama di ruang tengah sambil menonton tv, tiba-tiba bu Rina ingat sesuatu dan berjalan keluar memanggil Fira.

"Nak Fira, bisa kesini sebentar ?" Tanya bu Rina setelah sampai di depan rumah.

"Oh iya bu saya kesana.." Fira segera beranjak menuju rumah pemilik kontrakannya itu.

"Wah lagi ada teman-temannya ya ? Sini sebentar, ibu ada roti tadi buat kebanyakan, kamu bawa ya ?", kata bu Rina sambil berjalan kedalam rumah.

Fira pun mengikutinya kedalam, karena sudah biasa masuk ke rumah bu Rina. Ketika Fira sampai di ruang tengah dia terkejut melihat seseorang yang ada disana. Sementara orang tersebut terlihat santai dan tidak terkejut sama sekali. Fira membatin kalau orang itu yang jadi narasumber di acara Prodinya tadi.

Pak Fikri yang dari tadi memperhatikan pun tersenyum, sementara bu Rina masih sibuk di dapur mengambil roti untuk Fira.

"Nak Fira ?", sapa pak Fikri yang membuat Fira sadar.

"Eh.. iya pak ?"

"Kamu lupa ya, ini Rian anak saya. Dulu kamu sering main sama dia waktu kecil." Kata pak Fikri menjelaskan.

Fira mencoba mengingat-ingat waktu masih berumur 5 tahun, dia ikut tinggal dengan ayahnya yang bekerja di salah satu pabrik disitu dan tinggal di kontrakan tempat Fira tinggal sekarang.

Fira baru ingat kalau bu Rina punya anak yang umurnya tidak jauh beda dengannya. Dia sering bermain dengannya dan sudah akrab, tapi karena Fira dan Ibunya pulang ke kampung, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi. Fira juga baru ingat kalau namanya adalah Rian. Fira baru faham ternyata Rian yang menjadi narasumber di acaraya tadi adalah teman masa kecilnya dulu.

"Jadi kamu Rian yang dulu itu ?", Fira memastikan lagi.

Rian tersenyum dan membalas, "Sudah kubilang kan kita bakalan ketemu lagi.."

"Lho nak Fira 'pangling' ya sama Rian, ya nggak heran sih kalian kan terakhir ketemu waktu masih kecil."

Bu Rina yang dari dapur ikut bicara.

"Kok aku nggak pernah lihat ya bu kalau Mas Rian disini ?"

"Oh itu karena dia tinggal sendiri katanya ingin fokus belajar, dan jarang sekali pulang kesini.."

Fira baru faham dan dia jadi malu sendiri di depan Rian. Bu Rina memberikan satu nampan kue ke Fira untuk dibawa ke kamar kontrakannya. Fira mengucapkan terima kasih pada Bu Rina dan langsung berbalik kembali.

Rian hanya senyum-senyum sendiri sambil memandang Fira yang pergi. Sementara Bu Rina seperti memberikan kode ke suaminya kalau kelihatannya Rian tertarik dengan Fira. Pak Fikri mengangguk dan tersenyum, dia sependapat dengan istrinya.

Fira yang kembali ke teras depan kamarnya, disambut oleh Irfan dan Icha. Setelah kembali Fira terlihat senyum sendiri, nafasnya tak beraturan, baru kali ini dia merasakan itu. Irfan pun jadi curiga dengan tingkah sepupunya itu,

"Kamu kenapa dek ? Senyum-senyum sendiri gitu ?"

"Eh, nggak kok mas tadi di dalam ada anak bungsunya bu Rina"

"Oh aku kok nggak pernah ketemu ya.."

Fira hanya mengangkat bahu karena tidak tahu. Icha memuji Ibu kontrakan Fira karena sangat baik dengan Fira, sering Bu Rina memberi camilan atau makanan ke Fira ketika Icha ada disana. Fira menjelaskan memang bu Rina sangat baik ke dia, karena sudah kenal dari kecil dan bu Rina sekeluarga juga sudah akrab dengan keluarganya. Icha yang mendengarnya jadi faham semuanya.

"Terus gimana anak nya bu Rina yang kamu maksud itu ?"

Icha yang penasaran mencoba bertanya lagi, Irfan jadi ikut penasaran.

"Kamu tau nggak Cha narasumber kita tadi di seminar ?"

"Mas Rian ? Memangnya kenapa ?"

"Dia ternyata anaknya bu Rina dan pak Fikri !",

jawan Fira dengan bersemangat dan masih tidak percaya.

Icha yang mendengar penjelasan Fira jadi ikut kaget, tidak menyangka ternyata mas Rian yang diundang tadi anaknya bu Rina.

"Kebetulan banget Fir, wah pantes aja kamu ngerasa kalau nggak asing sama Mas itu. Ehm Ehm.."

Icha tersenyum dengan misterius. Dia merasa Fira senyum-senyum sendiri karena itu.

Fira yang nggak peka bertanya pada Icha,

"Kamu kenapa cha ? Ini minum..", kata Fira sambil menyodorkan air minum ke Icha.

Icha pun geleng-geleng dengan tingkah Fira, begitu pun Irfan yang langsung tertawa. Dia sudah tau kalau Fira orangnya kurang peka dengan hal-hal seperti itu.

Sementara itu, di rumah bu Rina diam-diam Rian duduk di ruang tamu, Dia terlihat mengamati Fira dan teman-temannya di teras. Bu Rina yang gemas dengan tingkah putranya itu langsung menghampirinya.

"Kamu kenapa Yan dari tadi ngeliatin mereka ?",

Selidik bu Rina.

"Eh nggak Ma, ini sambil ngerjain tugas juga kok hehe..", jawab Rian yang salah tingkah.

"Kamu ada rasa sama Fira ?"

"Ma, kok tanya gitu sih.. kan tau sendiri aku lagi sibuk ngurusin skripsi dan bantu Papa di kantor..", kata Rian beralasan. dia mencoba cari alasan lain.

"Hmm.. yaudah, tapi Mama tau kok apa yang kamu rasain, kamu kan anak Mama.."

kata bu Rina sambil tersenyum misterius dan beranjak kembali ke ruang tengah.

Rian sebenarnya tidak mau menyangkal, tapi dia mencoba menutupi nya karena menurutnya masih belum waktunya untuk itu. Dia masih ingin fokus pada study dan karirnya.

Besoknya pada waktu shubuh, Fira terbangun dan beranjak ke kamar mandi untuk ber wudhu dan sholat shubuh. Setelah sholat dia membangunkan Icha untuk sholat shubuh dulu, sementara dia membersihkan kamarnya.

Setelah matahari terbit, Fira mengajak Icha ke pasar karena dia mau berbelanja untuk masak. Icha antusias dan ikut dengan Fira. Di depan kamar kontrakan Fira, dia melihat rumah bu Rina yang kelihatan gelap tidak ada orang, biasanya pagi sudah terlihat di depan rumah, dia baru ingat kalau biasanya bu Rina pergi keluar kota dengan pak Fikri, jadi jarang dirumah itu. Itu menurut penjelasan yang diterimanya dari beliau.

Setelah berbelanja, ketika perjalanan pulang Icha teringat sesuatu,

"Fir, berarti pak Fikri seorang CEO ya ? Kan dia ayahnya mas Rian.."

"Oh iya ya Cha, aku baru sadar, wah aku kirain pak Fikri kerjanya di kantoran gitu, soalnya beliau pernah cerita gitu. Wah nggak nyangka aku.." jawab Fira dengan heboh.

Fira baru sadar akan hal itu, kemudian dia berfikir kemana pak Fikri dan keluarganya ketika tidak terlihat dirumahnya. Sambil ngobrol tidak disangka Fira dan Icha sudah sampai di kontrakan. Tadi mereka berjalan kaki ke pasar, sambil berolahraga dan mereka masak bersama.

Hari senin tiba, seperti biasa Fira pergi ke kampus, sebelum berangkat dia melihat rumah bu Rina yang masih terlihat sepi, dia berfikir mungkin pak Fikri belum pulang.

Di kampus seperti biasa, matakuliah berjalan dengan normal. Selesai matakuliah hari itu, waktu sudah sore, Fira dan Icha pergi ke Masjid untuk sholat dan beristirahat sejenak karena hari itu ada 3 matakuliah dan membuat mereka lelah. Tiba-tiba Icha bertanya,

"Gimana Fir, udah ketemu sama mas Rian lagi ?"

"Nggak Cha, keliatannya mereka belum pulang dari kemarin."

Icha senyum-senyum sendiri melihat tingkah Fira yang terlihat tidak semangat menjawab. Tiba-tiba Randi datang,

"Hei kalian nggak pulang ?", tanya Randi

"Kamu sendiri belum pulang Ran ? Ngapain kamu ?", tanya Icha balik.

"Aku habis sholat, terus liat kalian disini .."

Mereka bertiga berbincang-bincang sebentar mengenai matakuliah mereka dan lain-lain. Fira baru ingat kalau mereka bertiga ada tugas kelompok bersama, Fira mengajak mereka untuk membahas tugas sama-sama nanti setelah Maghrib. Icha dan Randi setuju. Mereka sepakat untuk bertemu di tempat biasa mengerjakan tugas, di kafe kecil dekat kampus. Disana banyak mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Selain itu harga makanan dan minuman disana sangat mudah dijangkau oleh anak kos seperti Fira. Tempatnya memang nyaman sekali, ditambah ada fasilitas Wifi yang memudahkan saat mengerjakan tugas.

"Fir, kamu nggak makan ? Kok pesannya cuman camilan aja." Tanya Randi.

"Nggak Ran, aku masih kenyang."

"Cie yang perhatian, aku mau dong diperhatiin juga...", goda Icha.

"Kamu kan udah pesan bakso Cha, Fira nggak pesan makanan tuh, dia kan punya sakit Maag, kalau kambuh gimana ?", jawab Randi

Randi sama dengan Icha dari awal masuk kuliah sudah akrab dengan Fira, jadi dia tau juga kalau Fira punya sakit Maag dan pernah kambuh parah waktu di semester awal.

"Hehe tenang Ran, aku nggak apa-apa kok... beneran aku masih kenyang...", jawab Fira.

"Hmm yaudah deh, tapi beneran ya, aku nggak mau kamu kayak dulu lagi !"

Fira hanya mengangguk dan tersenyum.. Randi memang sangat perhatian dengan Fira, dan tidak mau terjadi apa-apa pada Fira.

"Yaah kacang kan aku.. aku pengen juga diperhatiin...", rengek Icha yang merasa diabaikan sama Randi. Randi pun tersenyum sambil menggaruk" tengkuknya yang tidak gatal.

Tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing di telinga Fira dari pintu masuk.

"Lho kamu ada disini ? Kan jauh dari kampus mu.." tanya seorang pemuda ke pemuda yang ditemui di depan kafe.

"Iya Mas, lagi mau mampir kebetulan yang punya kafe ini temenku di kampus..", kata pemuda itu.

Mereka berdua masuk ke kafe bersama, dan tidak sengaja melihat Fira disana.

"Fira kamu disini ?" Tanya salah satu pemuda itu.

Kira-kira siapa ya mereka yang baru masuk ?

Tunggu kelanjutannya yaa... 😊

Keluarga Rian ternyata...

Irfan malam itu berniat mampir ke kafe dekat kampus untuk mengerjakan tugasnya, yang pasti alasan utamanya karena ada wifi disana. Saat mau masuk tiba-tiba ada yang menyapanya.

"Assalamu'aalaikum Mas Irfan ?"

"Wa'alaikum salam, siapa ya ?"

"Aku Rian mas, anaknya bu Rina."

Irfan sedikit mengerutkan alis nya dan berfikir, dia pun baru ingat tentang cerita Fira kemarin. Irfan langsung menyambut tangan Rian, dia juga baru kali ini bertemu dengan Rian.

"Kamu kok bisa tau aku ?"

"Aku kemarin nggak sengaja ngeliat mas waktu sama Fira, dan aku tau nama Mas dari Mamaku."

Rian menjelaskan kalau dia diberitahu Mamanya. Irfan hanya mengangguk faham.

"Lho kamu kok bisa ada disini ? Kampus kamu kan jauh dari sini..", Irfan yang tau kampus Rian jadi heran juga, jarang-jarang ada mahasiswa kampus lain disekitar kampusnya.

"Iya Mas sekalian mampir, kebetulan yang punya kafe ini temanku, hehe."

Rian langsung mengajak Irfan masuk ke kafe. Dan ketika sudah di dalam, tidak sengaja mereka ketemu dengan Fira dan kedua temannya.

"Lho Fira, kamu ada disini ?"

Irfan yang melihat Fira langsung menghampirinya.

"Eh mas Irfan kesini ternyata, lho kok Rian ada disini ?"

Fira yang kaget Rian ada disitu jadi bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang Rian yang sangat populer itu ada di kafe kecil seperti ini.

Rian menjelaskan kalau dia ke tempat itu karena Owner nya adalah temannya.

Irfan dengan santai langsung mengajak Rian bergabung bersama Fira dan kedua temannya, yang kebetulan tempatnya lesehan dan agak tinggi jadi bisa digunakan banyak orang.

"Aku gabung sama kalian yaa.. eh siapa ini ? Aku belum pernah ketemu."

Irfan yang baru pertama kali bertemu Randi langsung mengulurkan tangannya.

"Aku Randi mas, temen sekelasnya Fira sama Icha", jawab Randi dengan ramah.

"Oh iya, aku Irfan sepupunya Fira."

"Kalau ini Rian kan yang jadi narasumber kemarin ?"

Randi memastikan kalau orang yang datang bersama irfan tadi adalah Rian.

"Iya, salam kenal ya Randi..", jawab Rian dengan ramah.

Mereka berlima lanjut berbincang-bincang sebentar kemudian sibuk dengan tugas masing-masing. Fira dan kedua temannya sibuk dengan tugas kelompok, Irfan sibuk dengan tugasnya sendiri. Sementara Rian beranjak menemui temannya, pemilik kafe itu.

Tak jarang Rian mengawasi Fira dan teman-temannya dari tempat duduk lain, begitupun juga Fira yang entah kenapa sering mencari sosok Rian. Mungkin karena mereka dulu sudah sangat dekat, dan sekarang ingin berhubungan seperti dulu lagi. Sementara Randi yang memperhatikan Fira dari tadi, jadi bertanya-tanya ada apa diantara Fira dan Rian.

Pukul 20.00 Fira dan kedua temannya menyudahi kerja kelompok mereka karena sudah selesai, sementara Irfan masih belum.

Rian menghampiri mereka lagi. Ketika Fira akan pulang, Irfan tidak bisa mengantarnya, karena masih sibuk dengan tugasnya. Irfan kemudian meminta tolong Rian untuk mengantar Fira pulang karena memang searah. Awalnya Fira menolah tapi setelah banyak pertimbangan akhirnya mau tidak mau jadi setuju dan mereka pulang.bersama.

"Mas Irfan hati-hati pulangnya ya.."

"Siap Ra, sana pulang udah malam !"

Randi yang memang rumahnya berbeda arah dengan Fira hanya bisa berpesan untuk hati-hati dijalan, begitupun dengan Icha.

"Jangam lupa minta kontaknya mas Rian, Fir...", Icha menggoda Fira sambil berjalan keluar kafe.

Fira hanya menanggapinya dengan tersenyum.

Fira diantar Rian pulang, tapi mereka mengendarai kendaraan masing-masing. 30 menit kemudian mereka sampai. Di depan rumah, Fira tak lupa tanya tentang keluarga Rian. Sambil duduk di teras rumah, Rian menjelaskan semuanya.

"Jadi gini Fir, sebenarnya Ayah sama Mama nggak keluar kota, mereka ke rumah satunya.."

"Jadi kalian punya 2 rumah ?"

"Iya hehe.. ya tapi memang sering dirumah ini sih, soalnya kami dari dulu memang tinggalnya disini sebelum Ayah punya perusahaan.."

Rian menjelaskan semuanya ke Fira. Dia sengaja tidak mengajak Fira masuk ke rumahnya, karena mereka hanya berdua, takut ada fitnah, jadi ngobrolnya di luar saja.

"Oh jadi gitu.. nggak nyangka aku, ternyata keluarga kalian tidak seperti yang aku fikirkan.."

"Memang kamu kiranya gimana Fir ? Perasaan sama aja deh.."

"Yaa gitulah hehe, nggak nyangka aja ternyata keluarga kamu punya perusaan yang besar gitu.."

"Alhamdulillah, disyukuri aja hehe..."

"Wah udah lama banget ya kita nggak ketemu, bahkan aku sampai lupa..", kata Fira yang mulai mengenang masa kecilnya dulu ditempat itu.

"Iya Fir, aku nggak nyangka lho kita bisa ketemu lagi...", kata Rian sambil tersenyum manis, membuat Fira sedikit terpesona, tapi dia segera menepisnya. Dia beristighfar dalam hati.

Rian memang tampan, kulitnya putih, memakai kacamata, rambutnya yang rapi dan badan yang proposional, tingginya sekitar 170 cm. Fitri yang melihatnya ketika berdiri terpaksa mendongak untuk melhat wajah Rian, secara tinggi Fira hanya sekitar 153cm. Banyak perempuan yang jatuh hati dengan Rian entah itu di kampusnya sendiri atau di kampus lain, tapi Rian hanya cuek dan tidak peduli dengan itu.

Mereka terus ngobrol dan tidak terasa sudah jam 21.00, Rian menyuruh Fira untuk masuk ke kamarnya karena sudah malam.

"Oh iya Fir, aku boleh minta nomor WA kamu ? Biar mudah kalau mau hubungin."

"Boleh Yan, ini nomor aku."

Mereka bertukar nomor WA, jadi bisa berhubungan kapanpun. Fira sangat senang, akhirnya mendapatkan nomor Rian, begitupun dengan Rian.

"Kamu pulang kemana Rian ?"

"Aku pulang ke rumah Ayah Fir.. kapan-kapan kamu aku ajak main kesana.."

"Apa nggak apa-apa kalau aku main kesana ?"

"Tentu saja boleh Fir, santai aja.. yaudah masuk sana udah malam.."

"Iya.. kamu hati-hati di jalan !"

"Iya.. aku pulang dulu, Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikum salam..."

Rian mulai melajukan motornya pergi, sementara Fira masuk ke kamarnya. Di kamar dia masih merasa senang karena bisa ngobrol lagi dengan Rian, meskipun cuma sebentar.

Beberapa hari kemudian, bu Rina pulang ke rumah depan kontrakannya Fira. Ketika Fira baru pulang kuliah, dia mampir ke rumah bu Rina untuk menyapa yang kebetulan bu Rina sedang di teras rumahnya.

"Assalamu'alaikum bu Rina.."

"Wa'alaikum salam nak Fira.. baru pulang ?"

"Iya bu.. hehe"

Fira yang baru tau semua jadi malu sendiri. Bu Rina hanya tersenyum ramah.

"Sudah tau ya tentang kami.."

Fira mengangguk dan tersenyum ditanya bu Rina seperti itu.

"Sebenarnya kami nggak merahasiakan sih, tapi karena udah tau ya mau gimana lagi.. ini pasti karena Rian", bu Rina yang mulai gemas sama anaknya.

"Nggak apa-apa bu, aku yang minta Rian cerita.."

"Ayo kapan-kapan mampir ya ke rumah Ibu, nanti ibu masakin yang enak-enak.."

Bu Rina menawarkan Fira mampir kerumahnya, karena beliau sudah sayang sekali dengan Fira dan sudah menganggapnya anak sendiri. Fira hanya bisa menganggukinya dan tersenyum

Fira sudah sayang dengan bu Rina, karena beliau sangat baik dan orangnya sangat sederhana, tidak terlihat seperti orang yang kaya. Beberapa saat kemudian Fira pamit ke kamar kontrakannya untuk istirahat.

Setelah Maghrib, Fira yang baru selesai sholat dikejutkan salam dari depan pintu. Fira yang masih menggunakan mukena berjalan ke depan kamar. Ternyata ada Rian yang membawa beberapa kue di nampannya. Fira diam sejenak, dia terpesona lagi karena Rian sedang memakai baju koko dan pakai kopyah. 'Subhanallah...' seru Fira dihatinya.

Tak disangka hal serupa juga dialami Rian, dia terpesona melihat Fira yang masih memakai mukena. 'Cantik..', pujinya dalam hati. Dia segera sadar.

"Ini Fir, Mama minta aku buat nganterin kue buat kamu..", kata Rian sambil menyodorkan nampan berisi kue.

Fira masih diam, Rian mengerutkan keningnya karena bingung,

"Fir ?"

"Eh iya Yan, makasih banyak ya.. jadi sering ngerepotin terus, nggak enak aku..", Fira yang langsung sadar langsung mengambil nampan itu.

"Santai Fir, lumayan kan buat cemilan kamu.. hehe.."

"Iya Yan.. bilangin makasih juga ke Mama kamu..."

"Oke, aku balik dulu.."

"Kamu dari mana Yan kok pakai baju Koko ?"

"Aku baru aja sholat Fir, terus Mamaku tiba-tiba minta tolong nganterin kue ke kamu.."

"Oh.. gitu ternyata.."

Rian kemudian balik ke rumahnya, Fira segera masuk lagi. Jantungnya tiba-tiba berdetak tak beraturan..

"Kenapa ini ?"

Penasaran dengan kelanjutannya ?

Tunggu update selanjutnya... 😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!