NovelToon NovelToon

Dialah Imamku

bab 1

Kisahku berawal dari sebuah perdebatan antara aku dan mama yang menginginkan aku kuliah di jurusan kedokteran. Bukan aku tidak berbakti pada orang tua, tapi aku tidak ingin kuliah. Pikiranku saat lulus sekolah hanya ingin langsung kerja, karena aku melihat kedua kakakku sangat senang dengan pekerjaan mereka. Dari situlah aku ingin bekerja, pekerjaan apa saja yang penting itu halal. itu yang ada di pikiranku saat itu.

Dan disini lah aku berada sekarang. SEMARANG, ya aku ada di kota Semarang sekarang. Aku kabur dari rumah dan hanya membawa beberapa pakaian saja. Karena hari ini adalah hari dimana aku harus interview kerja di rumah makan, dari sekian banyak lowongan pekerjaan akhir aku di panggil juga untuk interview. Tak butuh berapa lama akhirnya aku di terima langsung, mungkin dia melihat kesungguhan ku untuk bekerja.

”mbak, nanti dianter sama mas agung ya,” kata mbak Tiara salah satu karyawan di rumah makan itu. Tapi kulihat jabatannya lebih tinggi dari yang lain, terlihat dari pakaiannya yang berbeda dengan karyawan yang memakai seragam, sedangkan mbak Tiara hanya mengenakan gamis.

”dianter kemana mbak?” tanyaku tidak tahu. Karena kupikir disini tempat kerjanya.

”ke klipang mbak, nanti mbak Lisa training nya disitu, nggak disini, soalnya disini udah penuh” kata mbak Tiara menjelaskan sambil tersenyum Ramah. Sedangkan aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tanda mengerti.

Tak lama kemudian ada mas agung yang di katakan mbak Tiara tadi, dia yang akan mengantarku ke tempat traning. Aku menaiki motor yang dikendarai mas agung dan sesekali menjawab pertanyaan yang di lontarkan mas agung padaku.

Tak butuh waktu lama, sekitar 15 menit mas agung menghentikan motornya di depan rumah makan, mungkin ini tempat kerjanya pikirku.

”langsung masuk aja mbak, istirahat dulu, besok baru mulai kerja” kata mas agung sambil membawakan tasku.

”makasih mas” ucapku saat mas agung meletakkan tasku di depan pintu kamar yang kupikir adalah kamar karyawan.

Aku masuk ke kamar dan sangat kaget dengan kamar yang begitu sempit. Ada satu cewek yang sedang tiduran sambil main hp, dari yang kudengar tadi namanya mbak Uci, Dia lagi libur kerja makanya tiduran.

Aku bingung mau istirahat bagaimana, kamar ini begitu sempit. Aku menatap mbak Uci dan bertanya betapa orang yang tidur disini.

”tiga orang mba, ketambahan mbaknya jadi empat orang” jawab Uci tersenyum tipis.

Aku yang mendengar itu seketika syok, kamar sekecil ini di huni empat orang. Aku menatap sekeliling kamar. _”Ini sangat sempit bagaimana mereka bisa tidur dengan kamar yang begitu sempit?” batinku dalam hati.

”orang mana mbak?” tanya mbak Uci

”jakarta mbak” jawabku tersenyum tipis

”eslah jauh banget ya” kata mbak Uci heran.

”kok bisa tau pekerjaan disini mbak?”

”teman ku bilang disini ada lowongan mbak, trus aku chat dan langsung disuruh ke Semarang ” ceritaku. Dan mbak Uci hanya tersenyum dan mengangguk.

”istirahat mbak. mbaknya pasti capek perjalanan kesini” ucap mbak Uci mempersilahkan aku berbaring di sampingnya.

...Halo guys ini cerita baru aku yahhh, maap banget baru bisa nongol, 😂😂...

...Bagi kalian yang udah menanti cerita rea & Al ,apa banget ya guys belum bisa di lanjut. soalnya aku lupa alurnya, hehe 😁 maklum terlalu sibuk dengan yang lain, hehe😂😂😂...

...jangan lupa dukung karyaku yang baru ya guys, kalau masih ada yang salah tulis langsung aja pergi ke kolom komentar, 😂😂😂...

bab 2

Malam begitu cepat berlalu, aku sudah siap untuk bekerja. Tadi malam mbak Uci bilang aku masuknya jam delapan pagi. Aku membuka kamar dan mendapati salah satu pelayan cowok menatapku saat keluar dari kamar, kalau tidak salah namanya mas Rendy. Aku duduk di bangku disampingnya mbak Fitri. Aku tahu namanya karena tadi malem udah kenalan.

”apa yang mau dikerjakan mbak?” tanyaku pada mbak Fitri.

”mbaknya udah pernah Potong buncis?” tanya mbak Fitri dan aku hanya menggelengkan kepada sambil tersenyum malu.

”gini mbak, ujung ini sama yang ino di potong, sedikit aja sih motongnya” kata mbak Fitri mencontohkannya. Aku mengangguk paham dan mengambil pisau ditangannya.

”mbak Fitri udah lama kerja disini?” tanyaku memulai percakapan.

”baru satu bulan mbak”

Aku hanya mengangguk sambil terus memotong buncis. Aku menatap mbak Fitri yang tiba-tiba berdiri, oh ternyata ada pelanggan. Aku menoleh kearah mas Rendy yang ikut berdiri melayani pelanggan. Berhubung aku masih anak baru jadi aku hanya memotong buncis sambil melihat mereka berdua melayani pelanggan.

”mbak Lisa tadi kan masuk jam delapan, mundurnya juga nanti jam delapan ya” kata mbak Fitri yang udah selesai melayani pelanggan dan kembali duduk di bangku samping.

”iya mbak” jawabku masih dengan tersenyum ramah.

”sarapan dulu mbak, nanti kalau udah jam dua belas rame”

”nanti aja mbak, belum laper”

”nanti habis mbak yang makan mas Rendy, gantian makannya”

”iya” kataku mengangguk kan kepala tapi masih duduk.

”apa mau tak ambilin ?”tawar mbak Fitri.

”nggak usah mbak, saya ambil sendiri aja” aku langsung berdiri mengambil nasi dan memilih lauk apa yang mau ku makan. Sebenarnya aku belum laper dan menunya juga nggak menggugah selera. Bingung juga harus makan apa. akhirnya pilihanku jatuh pada telur dadar dan sambel.

”mbak, saya makan dulu ya” ucapku pada mbak Fitri lalu kebelakang untuk makan. di dapur maksudnya. aku tidak sendirian saat makan, karena mbak Anis salah satu pelayan juga di dapur ngobrol sama mas Bayu. ada juga mas Rendy yang lagi cuci piring.

”mbak Lisa udah punya pacar belum?” tanya mbak bak Anis di luar prediksi ku. aku hanya tersenyum tidak memberikan jawaban apapun. apalagi mas Rendy dan mas Bayu menatapku menunggu jawaban mungkin.

”punya pacar gak mbak, ini mas Rendy sama mas Bayu jomblo mbak. Siapa tahu cocok” imbuh mbak Anis.

aku masih tersenyum dan melanjutkan makanku. Sedangkan mbak Anis masih menunggu jawabanku. merasa diperhatikan terus aku menjawab tidak. Kulihat mas Rendy menghentikan acara cuci piringnya sebentar kemudian dilanjut lagi.

”cocok mas, iseh jomblo loh” kata mbak Anis pada mas Rendy dan mas Bayu.

”opo to nis kw ku ” kata mas Bayu sambil menggoreng lele.

aku hanya tersenyum mendengar pembicaraan mereka. Selesai makan aku bangkit dari dudukku untuk mencuci piring yang habis ku pakai.

”udah mbak?” tanya mbak Fitri saat aku duduk disampingnya.

”udah mbak” jawabku tersenyum.

Aku menatap mas Rendy yang gantian makan. sedangkan mbak Fitri melayani pelanggan yang batu datang. Berhubung aku belum di ajari cara melayani pelanggan, aku hanya melihat saja.

benar kata mbak Fitri jam dua bela siang sangat ramai, aku bahkan sampai kecapekan, padahal aku hanya membuat minuman saja tidak lebih. Itupun kadang di bantu sama mas Rendy buatnya.

Sekitar jam satu siang aku ingat belum sholat dhuhur. sedangkan mbak Fitri lagi halangan makanya nggak sholat.

”mbak, aku tak sholat dulu ya”

”iya-iya” jawab mbak Fitri yang lagi makan.

Selesai sholat dhuhur aku masih di kamar belum keluar. rasanya nggak betah banget tinggal di kamar yang begitu sempit.

aku menghela nafas panjang. Bersabar. Itulah yang ku katakan pada diri sendiri.

aku memakai jilbab segi empat dan kembali menyusul mbak Fitri di depan melayani pelanggan yang datang.

”mbak, sini dulu tak ajarin bagaimana cara bungkus nasi dan harga-harganya berapa” kata mbak Fitri.

Aku berjalan menghampiri mbak Fitri dan memperhatikan semua penjelasan yang dikatakan. Aku hanya menganggukkan kepala tanda paham. Bagian ya g tidak bisa ku lakukan adalah membungkus nasi. Wahhh menurut ku itu sangat sulit.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Mbak Fitri tadi mundur jam lima sore. sekarang ganti mbak Yuyun yang jaga. masih dengan mas Rendy. aku tidak tahu waktu kerja mas Rendy, soalnya tadi habis asar mas Rendy mundur. Lalu masuk lagi Maghrib.

”mbak Lisa kalau mau mundur nanti nyapu sama ngepel dulu ya” kata mbak Yuyun. dan aku hanya mengangguk saja.

Tapi dalam hati aku bilang. ”hah nyapu sama ngepel.? ya Allah, dirumah aja aku gak pernah pegang sapu”. Tapi tetap ku lakukan juga, kotor atau bersih aku gak perduli, yang penting udah aku jalankan tugasku.

Aku masuk kedalam kamar dan merebahkan badanku sebentar sebelum mandi. hanya ada aku di dalam kamar jadi aku tidak sungkan belum mandi. Jangan tanya yang lain pada kemana, soalnya yang lain pada pergi ikut kajian yang dilakukan setiap malam Selasa.

bab 3

Hari ketiga di klipang.

seperti biasa, aku bangun setengah delapan dan langsung mandi lalu siap-siap untuk bekerja. Jam delapan kurang dua menit aku keluar kamar dan langsung duduk disampingnya mbak Fitri. kali ini aku metikin cabe merah keriting.

aku mau kasih tahu sama kalian semuanya. Kalau kalian gak punya pengalaman sama seperti ku. aku saranin jangan coba-coba melamar pekerjaan yang bukan di bidang kalian deh. Ya itu terserah kalian juga sih, tapi menurutku jangan deh. kalian jangan tanya alasannya apa ya. Intinya jangan melamar pekerjaan yang bukan passion kalian, gitu aja.

Pekerjaanku kali ini tidak jauh berbeda dengan dua hari lalu. Bedanya aku sudah melayani pelanggan, tidak hanya membuat es saja, tapi sudah melayani sepenuhnya. Tapi belum bisa mengakses pembayaran. kadang aku manggil mbak Fitri kalau nggak mas Rendy kalau mbak Fitri lagi sibuk.

Sebenarnya aku agak malu sama mas Rendy dial kejadian waktu mbak Anis tanya aku udah punya pacar belum.

Bukannya GeEr atau gimana gimana ya, namanya juga perempuan pasti lah ada malunya setiap ketemu lawan jenis. apalagi mas Rendy kalau di lihat-lihat ganteng juga.

aku kembali duduk dan hanya menunggu pelanggan datang. Sedangkan mas Rendy melanjutkan pekerjaan mbak Fitri yang membuat berkedel, karena mbak Fitri lagi di kamar mandi.

”udah bisa buat berkdel mbak?” tanya mas Rendy membuka percakapan karena beberapa menit yang lalu hening.

”belum ” jawabku singkat

”coba, gini doang” mas Rendy menunjukkan caranya.

Aku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kikuk.

”biar pinter buatnya, coba aja dulu”

aku hanya tersenyum tipis menolak secara halus mungkin. bukan nya tidak mau diajarin ya. Itu adonan nya tinggal satu udah selesai. Biar mas Rendy aja lah yang kerjain sekalian.

”mbak Lisa udah bisa kan melayani pelanggan?” tanya mbak Uci dengan hp yang menempel di telinganya.

” insyaallah udah mbak”

”besok kalau di pindah biar gak bingung, kalau masih bingung tanya aja, sama saya, ada mbak Fitri, ada mas Rendy juga”

”iya mbak”

”ini mbak Tiara mau ngomong” mbak Uci menyerahkan hp yang dari tadi menempel di telinganya.

” assalamualaikum mbak ”

” waalaikumsalam, gimana, mbak Lisa udah bisa melayani pelanggan mbak?” tanya mbak Tiara

” insyaallah udah bisa mbak”

” Alhamdulillah kalau udah bisa, besok kalau di pindah mbak Lisa siapa kan?”

” insyaallah mbak, mau dipindah kemana mba?”

” besok mbak Lisa dipindah ke WP 2, jadi mbak Lisa di klipang kan cuma training aja, besok udah di pindah ke WP 2 nggak apa-apa kan mbak?”

”oh iya mbak nggak masalah kok”

”iya mbak, besok biar di jemput sama mas Azis ya”

” iya mba” jawabku mengiyakan walau tidak tahu mas Azis yang mana.

”ya udah mbak, terimakasih ya, assalamualaikum” ucap mbak Tiara mengakhiri pembicaraan.

aku mengembalikan hp mbak Uci dan mengucapkan terimakasih. dan kembali melayani pelanggan yang datang.

” udah mau di pindah mbak?” tanya mbak Fitri.

” kata mbak Tiara besok udah di pindah mbak”

”ouhh, semangat yaa”

Tak terasa waktunya udah mau mundur aja. aku mengambil sapu dan lap pel. seperti biasa kegiatan sebelum mundur ya nyapu sama ngepel dulu.

”udah mau mundur ?” tanya mas Rendy basa basi.

aku hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Kulihat mas Rendy menatapku cukup lebih lama dari biasanya.

”ahhh, Mungkin hanya perasaan ku saja” ucapku dalam hati

Hai guys jangan lupa dukung karya-karya ku yaaa.😂😂😂

kritik saran kalian sangat memotivasi aku untuk membuat karya yang lebih baik lagi.😇

Oh iya jangan lupa komentar, kurangnya apa, atau tulisannya kurang gimana, langsung komen aja ya🙏🏻😂

Jangan lupa vote, komen dan hadiah ya guys

😂😂😂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!