Tiara
Namanya Tiara biasa di panggil ara, dia gadis yang polos, baik, penurut, susah di tebak, mudah bergaul tapi pendiam, entah lah kenapa bisa gitu, hanya ara dan tuhan yang tau, namanya juga susah di tebak pasti ada ada aja yang aneh.
Dia berambut pendek sebahu dan memiliki lesung pipi, umurnya 17 tahun dan masih sekolah kelas 12.
Dia tinggal bersama paman dan bibinya sejak umur 3 tahun, karena orang tua nya telah meninggal.
Darga Wijaya
Biasa di panggil darga, dia memiliki sifat dingin, cuek, dan tidak suka jika di bohongi, dia memiliki tubuh yang tinggi dan berisi, hidungnya mancung, dia pengusaha muda, umurnya 25 tahun.
Dia meneruskan perusahaan ayahnya, dia tinggal bersama orang tua nya dan memiliki satu adik perempuan, dia memiliki satu asisten pribadi yang dia percayai.
Anton Darno
Paman Ara yang sangat membenci ara dari dulu, dia dari dulu memang sudah tidak mau merawat ara, tetapi istrinya memohon dan meminta dan bahkan sampai mengancam untuk bercerai jika dia tidak mau merawat ara, jadi dia terpaksa menerima ara waktu itu karena di ancam oleh istrinya.
Erlina Darno
Istri dari pak anton tadi, yang sangat menyayangi ara seperti anak kandung sendiri,tidak pernah membanding-bandingkan ara dengan anak kandungnya, dia sangat menyayangi ara, dan ara pun sangat menyayanginya layaknya ibu kandung sendiri.
dia memiliki sifat yang lembut, bahkan jika marah pun nada nya akan lembut, tetapi jika itu berhubungan dengan ara jika di tindas sikap lembut nya hilang entah kemana.
Dinda Apipi Darno
Anak Kesayangan pak anton, yang menurutnya paling mengerti akan dirinya, dinda juga sangat membenci ara entah kenapa alasannya hanya dia dan tuhan yang tau.dinda sangat senang jika melihat ara menangis ataupun sedang merasa susah.
Arditian Darno
anak pertama pak anton, yang memiliki sifat dingin, setuju apapun yang pak anton lakuin,bodoh amat dengan hal yang gak penting, mama dan papanya pun sampai binggung entah kenapa ardi memiliki sifat seperti itu,padahal papa dan mamanya tidak memiliki sifat seperti itu.
Dion Vales
Asisten Pribadi Darga, orang terpercaya Darga, dan sudah darga anggap seperti teman sendiri, sikap nya nanti kalian akan tau kalau membaca novel ini.
Karin Estrina
Mantan kekasih Darga ,yang pernah meninggalkan Darga entah apa alasannya, dia memiliki sifat egois, sampai sampai berencana ingin merebut kembal darga dari tangan ara, dan di saat dia kembali dia berharap Darga pada saat itu tidak mencintai ara dan masih mencintai dia
Brilian
Dia teman ara satu sekolah, memiliki sifat yang paling lucu di antara pertemanan mereka, kadang brilian lah yang sering membuat mereka tertawa karena tingkah lakunya.
Angel
Paling males, paling gak suka ribet, paling gak suka mikir,kadang suka ngeggas, kadang juga suka ngelucu, kalau temen minta saran kadang ngasih saran bijak, kadang juga gak mau ribet sampai" ngikut aja sama pendapat yang lain.
Putri
Paling perhatian, paling ngerti, kadang juga suka ngeggas,paling mudah kalau di suruh ini suruh itu, pokoknya putri tu lumayan baik dari yang lainnya :v.
Oke, saya adalah author baru
saya juga belum berpengalaman membuat novel.
Oke saya author mengucapkan
selamat membaca :v
"Hahaha lian zaman gini masih ada nggak ya jodoh"an gitu kayak zaman siti nurbaya?"
"Gak tau, entar kalau aku bilang masih ada, itu udah gak ada lagi, dan kalau aku bilang itu gak ada lagi, mungkin aja masih ada, auu ahh males bahas ituu, coba tanya sama ara dengan angel."
"Aku nggak tau."
"Yaelahh ara sesingkat itu lo ngejawab."
"Dih apaan, males bahas yang kek gituan, gua samaan aja kek ara, gak tau, kayak nggak ada bahasan lain aja."
"Kalau menurut gue sih mungkin aja masih ada."
"Ya udah deh put, kalau menurut kamu masih ada gak usah pakek acara nanya pendapat kita."
"Ya elah elu mah ngeggas teross angel santuy aja napa coba."
"Ya udah kalau gitu, jangan bahas yang kek gituan males dengar gua, jadi nya ngeggas"
"Yaa kalau males denger gak usah di dengerin angel."
"Okeh aku tutup mata biar gak denger."
"Haha ngelawak lo? Hahah, gak lucu!"
"Udah deh ayo pulang, ntar si ara di cariin lagi sama bibinya kan kalian tau sendiri bibi ara sayang banget sama ara."
"Ya gimana gak sayang put, ara kan udah sama bibinya dari umur 3 tahun."
"Ehhh Tapi kan biasanya di sinetron sering di siksa gitu, sering di suruh" kayak pembantu, apalagi kan bibi kamu punya anak 2, masa iya ra kamu gak pernah gitu kayak ngerasa di beda-bedain?"
"Korban sinetron lo njel."
"Nggak kok, paman, bibi, sama sepupuku, baik-baik semua kok sama aku, nggak pernah kok ngelakuin hal-hal yang kayak si angel bilang sama aku, mereka baik semua."
"Kalian ni apa-apaan sih, jangan ngomong yang nggak-nggak, jangan jadi provokator, ntar ara mikir yang nggak-nggak, gara-gara kalian ngomong kek tadi, ehh kalau boleh tau sepupu kamu beneran baik semua ra ke kamu?."
"Yaelahh ni anak, enaknya di tampol udah sok-sok an bijak tapi ujung-ujungnya malah ikutan nanya, Put, ra, beraksi nggak nih?."
1...,2...,3! Plakkk!!
"Bjirr, sakit ******, temen not have akhlak semua kalian."
"Mangkannya lian, an, brilian, jangan sering bikin kesel, atau mau di tampol lagi pala mu."
"Udah deh njel, put, mending kita pulang ntar bibi ku nyariin."
Di depan gerbang sekolah.
Tinnnn tinnn..!
Turun dari mobil.
"Ehh ra, lo yakin mau pulang naik ojek online, gak mau ikutan pulang bareng ama kita gitu?."
"Iya."
"Dihh si ara, di tawarin malah sok gengsi, masih mending ra, kami mau stop pas ada kamu, terus keluar dari mobil, terus nawarin kamu, ehh kamu nya malah gini."
"Hahahah maaf-maaf lian."
"Dihh ni anak, lain kali kita pulbar ya sekali-kali ra, masa iya tetep gak mau."
"Apaan njel pulbar?"
"Auu ahh, males ngejelasin sama ara."
"Pulang bareng ra, maksud di angel."
"Ohh gitu, iya-iya nanti di usahin kok pulang bareng sama kalian."
"Ahh ara ngomong kayak gitu terus tapi gak pernah tu ikutan pulang."
Hanya senyum.
"Oke deh ara pulang duluan ya, tu ojek nya udah datang."
"Iya iya, hati-hati ra."
"Pak! Awas ya kalau temen ku jatuh, terus kamu modus dempet-dempet, bapak kami kroyok lo."
"Hahah ada ada aja si angel."
"Maaf ya pak, gak usah di dengerin, memang suka gak jelas mereka."
"Iya iya neng nggak papa kok."
BERSAMBUNG...
Sampai di rumah.
"Neng, udah sampai."
"Oh iya pak, maaf saya tadi ngelamun.Ini pak ongkos nya, kembalian nya ambil aja, maaf ya pak atas kejadian tadi."
"Gak papa neng, lagian kan itu bukan salah neng."
"Iya pak." Tersenyum.
Menekan bel 3x
Di bukakan pintu oleh sepupunya.
"Ehh si ara, udah pulang ya."
"Iya din udah pulang, bibinya mana?"
"Ada ra, di kamar, ehh raa piring banyak banget lo yang kotor, cuci ya kalo kamu udah ganti baju".
"Iya din." Tersenyum.
Beberapa menit kemudian.
"Ara nya udah pulang belom din?."
"Iya."
"Terus ara nya mana din? kok gak salaman dulu sama mama pas pulang, gak biasa"nya kayak gitu."
"Dia gak salaman sama mama karena dinda bilang kalau mama lagi di kamar, dia nya lagi ganti baju, terus mau cuci piring."
"Kamu nyuruh dia nyuci piring sekarang ya nak?"
"Iya, kenapa emang?"
"Ya ampun din, dia kan baru pulang sekolah, mungkin dia mau istirahat dulu terus makan."
"Mama tu jangan terlalu baik sama si ara, ntar si ara seenak-enaknya di rumah kita dia tu numpang jangan males-males an kalau mau numpang di rumah orang."
"Ya ampun din, bukan kayak gitu maksud mama, kasian nak dianya mungkin capek." bicara dengan nada lembut.
Ara yang tadi ganti baju, sudah selesai ganti baju dan tanpa sengaja mendengar apa yang bibi dan sepupunya bicarakan saat mau turun tangga,
Dapur dan tangga untuk naik ke lantai dua di rumah bibinya nggak terlalu jauh jaraknya, mangkannya dia bisa gak sengaja nge denger percakapan bibi dan sepupunya.
Ara tetap tersenyum, karena dia senang masih memiliki bibi yang sangat menyayanginya tulus, dan bersyukur memiliki bibi sebaik itu.
Kletak,Kletok,Kletak,Kletok..suara sendal yang sedang di pakai ara saat mau turun.
Bibinya kaget saat melihat ara turun dari tangga, bibi nya takut nanti si ara denger kata-kata si dinda tadi. Bagi bibinya itu cukup menyakitkan untuk ara jika dia mendengarnya, apalagi ada kata numpang.
"Bii, dinn." Senyum.
"Iya ra, kenapa?"
"Gak papa bi, cuma nyapa aja."
"Udah deh ra, jangan banyak basa-basi, cuci tu piring, masa iya kamu nyuruh mama yang nyuci piring?"
"Iya din, ini baru mau nyuci."
"Kamu bantuin ara nak."
"Gak mau ma, males, kalau dinda mau nyuci piring dari tadi gak bakal nyuruh si ara."
"Dinn, gak boleh ngomong kayak gitu nak."
"Apaan sih mama, udah ah dinda mau ke kamar."
"Dinn.." Terhenti karena ara memegang lengan bibinya mengisyaratkan, kalo biarkan saja, ara nggak papa.
"Udah ya bi, ara nyuci piring dulu, bibi istirahat aja."
" iya ra, makan aja dulu ya nak baru nyuci piring."
"Iya bi, iya" Tersenyum.
Setelah membereskan itu semua, ara langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur legend nya.
Menatap langit .
Ahh aku sangat bahagia masih memiliki bibi yang menyayangi tulus, walaupun dinda sering menyuruh ku melakukan ini melakukan itu, bibi memarahinya dengan cara lembut tidak membentak, kalau bibi ngebentak si dinda pasti dinda ngerasa bahwa bibi lebih menyayangi ku dari pada dia, ahh aku sangat bangga mempunyai bibi yang pengertian seperti itu.
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!