NovelToon NovelToon

DOSEN DINGIN ITU SUAMIKU

KEKACAUAN DI HARI KELULUSAN

Dipagi hari yang cerah ini, saat sang surya telah memancarkan cahaya indahnya di atas sana. Ada seorang gadis yang masih tertidur pulas dibawah selimutnya. Tidak ada tanda ia kan membuka matanya, sampai ia terganggu dengan suara nyaring yang sangat dikenalnya.

“Allllll……cepat bangun sudah siang.”

cklek, suara pintu kamar yang di buka oleh seseorang.

“Almaira ayo bangun sayang ini sudah siang, bukannya kamu akan mengambil surat kelulusan di sekolah. Atau mau bunda siram hah.”

Dengan malas gadis itu membuka matanya, daripada dia disiram air oleh bundanya.

“Iya ma ini Al bangun, jam berapa sih ini masih ngantuk banget tauk.” katanya sambil mengucek mata.

“Ini sudah jam 7 Al, kamu akan terlam….” belum selesai bunda alya bicara.

“Apaaaaaaa” teriak Al sambil berlari ke kamar mandi.

“YaAllah bagaimana ini sudah siang, aku bisa terlambat.” teriaknya di dalam sana.

“Al tidak boleh mengucapkan asma Allah di kamar mandi.” Tegur bunda Alya

“Astagfirullah, eh i-iya bunda maaf hhe.” Ucap nya

Bunda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak gadisnya.

“Yasudah ini bunda siapkan pakaian kamu di atas kasur ya Al. Nanti kalau sudah langsung turun untuk sarapan.” Ucap bunda, yang hanya dibalas deheman oleh Al. Kemudian Bunda berlalu keluar dari dalam kamar.

Ya dia adalah Almaira Hubabah, yang kerap dipanggil Al berusia 18 tahun dan baru lulus sma. Tepatnya hari ini ia akan mengambil surat kelulusannya disekolah. Gadis dari pasangan bunda Alya dan ayah Arman ini memiliki sifat bar-bar dan absurd. Meski sudah diajarkan agama dan bersikap lembut sejak kecil tapi sifat bar-barnya sudah melekat pada dirinya.

.

.

.

.

15 menit berlalu

Almaira menuruni tangga dan dia berjalan ke arah meja makan dimana sudah ada ayah dan bunda yang menunggu.

“Al ayo sarapan sayang, bundamu sudah menyiapkan roti dan susu.” ucap ayah Arman.

Al pun duduk dan mengambil secangkir susu lalu meminumnya. “maaf ayah bunda, Al minum susu saja, ini Al mau langsung berangkat ya, karna Al sudah hampir terlambat.” Ucapnya.

“Yasudah cepat habiskan susunya, itu sudah di tunggu pak ahmad di depan.” Kata ayah

“Eh sebentar Al, kamu kok cepat sekali siap siapnya. Jangan-jangan kamu gak mandi ya?” Tebak bunda.

“hehe bunda tau aku banget sih, ya gimana ya nanti aku tambah terlambat kalau mandi dulu.” Kata Al sambil nyengir menunjukkan deretn giginya.

“Astagfirullah ni anak jorok banget sih, entar kebauan loh temen kamu.” ucap bunda

“ihh bunda aku tuh harum tauk, lagian cuma ngambil surat doang.” Ucapnya

“Ya serius kamu bauk tuh, tar diejekin temen-temen di sekolah.”

“Gak lah. Kalo mereka ngatain aku, biar langsung ku tendang tuh satu-satu hahaha. Sudahlah Al mau berangkat, dadah ayah bunda Assalamualaikum.” Ucap Al sambil salim kepada kedua orang tuanya dan langsung berlari keluar.

“Waalaikumsalam.” ucap mereka kompak

“Lihat tuh anak ayah semakin bar-bar saja.” Ucap bunda yang hanya dibalas senyuman dan gelengan oleh ayah.

Sesampainya Al di kampus, benar saja dugaannya. Gerbang sekolah itu sudah ditutup rapat oleh satpam, ya dia terlambat masuk. Al turun dari mobil dan menuju satpam yang sedang duduk di sana.

“Selamat pagi pak satpam.” Ucap Al sambil tersenyum

“YaAllah kamu lagi Al yang terlambat, selama sekolah disini sudah tak terhitung kamu terlambat. Padahal ini hari terakhir loh kamu ke sekolahan. Males saya membukakan kamu gerbang,” Kata pak satpam sambil menggelengkan kepala

“Eh pak jangan gitu dong. Bukain dong pagarnya, nanti saya kasih permen nih.” Al menyodorkan sebuah permen

“Enak saja, kamu kira saya anak kecil apa.” ucap pak satpam

“Oh kalo gitu saya manjat pagar aja nih ya, nanti kalo saya jatuh terus terluka biar saya aduin ke kepsek (kepala sekolah) ini gara-gara bapak.” ucap Al yang sudah bersiap untuk memanjat pagar, jangan lupakan sifat bar-barnya.

“I-iya sudah jangan manjat, ini saya bukakan pagarnya. Berhubung ini hari terakhir dan saya tidak akan melihatmu terlambat masuk lagi.” pak satpam membukakan gerbang sambil mencebikkan bibirnya

“Wah bapak terbaik, semoga tambah disayang istri ya. Assalamualikum.” Ucap Al kemudian langsung berlari masuk ke dalam

.

.

.

.

Saat ini jam menunjukkan pukul 11 lewat. Semua siswa sudah selesai mengambil surat kelulusan dan beberapa acara penutupan dikelas masing-masing. Para siswa berbondong-bondong ingin segera pulang kerumah. Ada dua orang gadis yang sedang berjalan menuju gerbang untuk keluar dari sekolah.

“Hey Al, gue punya ide. Gimana kalo sekarang kita ke mall, itung-itung liburan kelulusan kita. Lu kan bete karna sekolah gak ngadain acara perpisahan.” Kata Khadijah sahabat Al dari kelas 1 sma

“Wah bener juga lo, tumben pinter. Yaudah gue mau hubungin bunda dulu minta izin.” Al bergegas mengirim pesan ke bunda dan langsung mendapatkan balasan, bunda Alya mengizinkannya.

“Gue udah dapet izin nih, eh tapi kita naik apa Dijah.”Ucap Al bingung

“Tuh liat, kita berangkat pake mobil gue lah.” Kata Khadijah sambil menunjuk mobilnya yang terparkir

“Oh iya gue lupa, kalo gitu tunggu apalagi, cus bestie berangkat.” Ucap mereka kompak

Kini sudah sampai mereka di salah satu mall terkenal di kota itu, bahkan sekarang mereka sudah memasuki area bermain para remaja. Sebelum mereka masuk area, mereka sudah lebih dulu melaksanakan sholat dzuhur sebagaimana Al yang diingatkan oleh bundanya tadi.

“Ayo dijah kita bersenang-senang disini.” Ajak Al

“Gue mau main yang itu ya, lo terserah yang mana.” Al menunjuk salah satu permainan seru

“Yoi bestie, lupakan dulu masalah kehidupan mari bermain.” Seru Khadijah dan mereka langsung menuju permainan masing-masing.

Almaira dan Khadijah sama-sama memakai hijab untuk menutupi aurat, meski mereka masih sering menggunakan celana. Mereka juga memiliki sifar bar-bar, yang menjadikan mereka cocok dalam menjalin persahabatan. Dua-duanya memiliki wajah cantik, tapi Al memiliki kecantikan yang lebih dibanding Dijah, Al bak bidadari dengan wajah mulusnya.

Setelah lama bermain, dan kini hari sudah mulai sore. Terlihat mereka berdua sudah kelelahan bermain, tapi Al masih melanjutkan bermain salah satu game disana. Sedangkan Khadijah lebih memilih beristirahat karna sudah tidak kuat.

“Al gue capek banget, apalagi main yang sambil joget itu. Gue istirahat disana dulu ya sambil beli minum.” Khadijah berjalan menuju salah satu kedai minuman kemudian duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari area bermain. Sampai kemudian….

“Heh kamu harus ganti rugi atas kerusakan ini.”

Dijah mendengar keributan di tempat Al bermain, kemudian dia bergegas berlari menuju kesana.

“Ada apa ini pak.” Tanya Dijah

“Kamu temen cewek ini ya, temen mu ini sudah merusak salah satu alat bermain. Coba kamu lihat.” Karyawan itu menunjuk alat yang rusak, sampai Dijah membolakkan matanya karna terkejut melihat alat permainan yang sepertinya tidak bisa digunakan lagi

“Wah pak jangan salahin gue doang dong, tuh anak kecil juga terlibat karna dia yang ganggu ingin merebut game nya. Mana sekarang sudah kabur kan tuh anak.” Ucap Al membela diri

“Pokoknya saya gak mau tahu kamu harus ganti rugi, karna saya bisa dipecat bos saya jika seperti ini. Atau kalau tidak akan saya bawa masalah ini ke ranah hukum.” Ancam karyawan

“Eh jangan pak, kita selesain secara kekeluargaan saja ya.” kata Dijah

Lalu Dijah berbisik kepada Al

“Al mending lo ganti rugi deh kerusakan ini.” Ucapnya

“Ya tapi kan gue gak ada duit kalo harus ganti, pasti tuh alat mahal banget.” Al dan Dijah bingung harus bagaimana

“Heh bocah kalo gitu siniin nomor orang tua kamu biar mereka yang ganti rugi. Lagian saya heran kok mba ini bar-bar banget ya, bagaimana ceritanya bisa merusak alat yang besar begitu.” Ucap Karyawan itu karna mendengar obrolan mereka yang tidak memiliki uang

‘Nanti saya lihat cctv deh’ Batin Karyawan

‘Alamat bakal di keluarin dari kk nih gue’ Batin Al ketakutan

“Sudahlah Al mending telpon ayah lo biar masalah ini kelar, dari pada lo masuk penjara. Kita kan masih mau kuliah dan lihat kating ganteng.” Bisik Khadijah semakin menakuti Al

Tidak tahu bagaimana ceritanya, terpaksa Al memberi nomor ayahnya dan karyawan itu menghubungi ayah Arman untuk segera datang dan mengganti rugi. Dari pada dia masuk penjara kan ya.

Kalian jangan memikirkan bagaimana ini semua bisa terjadi, karna kita tidak tahu bagaimana kronologi Al bisa merusak alat permainan itu. Ingat saja bahwa Al sangat bar-bar dan tidak akan mengalah dengan anak kecil itu. Hahaha Almaira ini ada-ada saja.

BERTEMU DOSEN DINGIN

Saat ini Al dan kedua orangtuanya baru saja sampai di rumah mereka, setelah tadi ayah Arman dan bunda Alya mengganti kerusakan alat permainan itu. Saat ini mereka sedang duduk di sofa ruang tamu.

“Al sekarang apalagi yang kamu lakukan, bukankah bunda tadi memperingati supaya hati-hati saat bermain di mall.” Ucap bunda

“Almaira kamu baru saja menerima surat kelulusan sma, itu artinya kamu sudah dewasa bukan. Apa kamu tidak malu membuat keributan di mall seperti itu?” Ayah berbicara dengan semburat merah diwajahnya. Sepertinya dia sangat marah karna kesalahan Al.

“Ya itu salah anak kecil tadi yang ingin merebut gamenya. Padahal kan aku lagi asik main.” Sangkal Al sambil mencebikkan bibirnya

“Kamu sudah dewasa Al, apa tidak malu ha. Harusnya kamu mengalah saja pada anak kecil itu.” Ucap ayah penuh penekanan

“Tapi yah….” Ucap Al terpotong

“Ssst,, Al jangan bantah ucapan ayahmu.” Kata bunda

Al menundukkan kepalanya lalu mengangguk pelan.

“Ayah akan memberimu hukuman jika sekali lagi kamu membuat masalah.” Ucap ayah

“Iya ayah insyaAllah aku tidak akan berulah lagi. Maaf ya ayah, bunda.” Jawab Al

“Kamu jawab insyaAllah Almaira?” Tanya ayah penuh penekanan

“Sudahlah ayah jangan seperti itu.” Ucap bunda menenangkan “Pergilah ke kamarmu Al.” Lanjut bunda sebelum ayah tambah marah kepada Al.

Al berjalan gontai menaiki tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada. Setelah membersihkan diri di dalam kamar mandi ia membaringkan tubuhnya di kasur empuk itu, sambil bermain ponselnya. Tidak lama hapenya berdering tanda ada panggilan masuk, dan ternyata panggilan dari Khadijah temannya.

“Assalamualaikum, gimana Al, lo baik-baik aja kan. Ayah marahin lo gak, terus gimana nasib permasalahan tadi, apa sudah selesai?” Tanya Khadijah di seberang sana, karna memang dia tadi langsung pulang kerumahnya setelah ayah bunda sampai di mall.

“Waalaikumsalam, eh buset lo pelan-pelan kalo nanya kenapa. Ya gitu msalahnya sih udah selesai, tapi ayah marah banget sama gue Jah. Kalo gue berulah lagi, ayah akan kasih hukuman ke gue.” jawab Al bersedih

“Wah kasian banget bestie gue, lo sih sama anak kecil gak mau mengalah. Bisa-bisanya tangan lo ngerusakin barang segede itu.” Kata Khadijah heran dengan sifat bar-bar temannya itu

“Sudahlah lo mah bukannya ngehibur temen sendiri.” Ucap Al kesal

“Tenang besti, sebentar lagi kita bakal masuk kuliah dan bakal liat cogan di kampus. Sudah sana tidur udah malem, besok mending lo bantuin orang tua lo, ambil lagi hati ayah sama bunda sebagai tanda maaf lo. Bye Assalamualaikum.” Khadijah langsung mematikan panggilannya

“Waalaikumsalam, eh udah di matiin aja ni bocah.” Ucap Al kesal

‘Baiklah, lupakan saja masalah ini, karna sebentar lagi bakal liat cogan di kampus hihi.’ Batin Al sambil senyum-senyum membayangkan cogan

Setelah itu Al langsung mematikan lampu kamarnya dan lanjut tidur, masuk ke alam mimpi. Apakah Al akan memimpikan cogan-cogan seperti yang dibayangkannya.

.

.

.

.

Beberapa minggu setelah kemarahan ayah, dan Al tidak berulah lagi, karna sebenarnya Al di rumah saja beberapa minggu ini, jadi adem ayem. Entahlah setelah dia masuk kuliah nanti. Pagi ini sekitar jam 9 pagi, bunda Alya mengajak Al keluar untuk membeli apa saja yang dibutuhkan Al untuk persiapan masuk kuliahnya, karna perkuliahan akan dimulai 1 minggu lagi

“Al ayo berangkat, supaya kita bisa sampai lebih dulu di rumah sebelum ayah pulang nanti sore, karna bunda akan memasak.” Ajak bunda

“Ayo bunda, Al sudah siap.” Al berjalan menuruni tangga, dengan style memakai kaos lengan panjang, celana jeans dan hijab pashmina yang dililitkan di leher.

“Coba kamu memakai rok dan hijab menutupi dada Al, agar lekuk tubuhmu itu tidak menampak dan dipandangi lelaki.” Ucap bunda geram

“Hm tapikan bun tubuhku sangat bagus jika seperti ini, lagian ribet memakai rok atau gamis seperti bunda itu.” Al mencebikkan bibirnya

“Terserah kamu saja, dari dulu bunda ngajarin masih saja menolak. Ayo berangkat, kamu yang bawa mobil ya Al.” Suruh bunda

Al mengangkat tangan tanda mangajak “Siap bunda, lets go.”

Mereka berdua berangkat dan memasuki mall, selama berjam-jam mereka memasuki beberapa toko perlengkapan untuk berbelanja. Tidak lupa mereka beristirahat makan dan sholat untuk menunaikan kewajiban. Sebelum ashar mereka sudah pulang karna bunda akan memasak untuk makan malam sperti yang dikatakannya tadi.

.

.

.

.

Hampir 2 minggu berlalu, hari ini Al akan aktif memulai perkuliahan, setelah beberapa hari kemarin mahasiswa baru melaksanakan mos di kampus. Saat ini Al dan Khadijah sudah sampai di kampus. Ya mereka berdua satu kampus, satu jurusan, bahkan satu kelas setelah pembagian kelas kemarin. Kebetulan sekali bukan, Al akan tetap bar-bar jika disandingkan dengan Khadijah. Mereka berdua masuk Fakultas Kedokteran.

“Welcome kampus, ga sabar gue lihat cogan disini Jah.” Ucap Al antusias. Mereka berdua berjalan kedalam gedung untuk mencari kelasnya.

“Iya nih gue juga, eh tapi Al lo inget jangan buat ulah lagi. Jangan sampe lo dikasih hukuman sama ayah lo.” Dijah mengingatkan

“Iya-iya gue inget, udah yok masuk kelas tuh kayaknya kelas kita.” Ajak Al

Di dalam kelas ternyata sudah banyak mahasiswa lain. Al dan Khadijah duduk di kursi paling belakang, biasalah biar bisa ngobrol. Di depan mereka ada dua orang yang mengajak kenalan.

“Hai, kenalin nama aku Nashwa dan di sampingku namanya Syila.” Ucap Nashwa yang memakai pakaian syar’I. Mereka berempat berjabatan tangan.

“Hai juga, gue Almaira, panggil aja Al dan ini gatau ya siapa namanya.” Jawab Al pura-pura tidak mengenal Khadijah.

“Heh sok-sokan gak kenal lo, kalo lagi ditinggal ayah sama bunda siapa coba yang nemenin lo di rumah.” Ucap Khadijah tidak terima. “ Gue Khadijah, biasa dipanggil Dijah. Gue kalem nan solehah seperti bunda Khadijah.” Lanjut Khadijah sambil mengibaskan hijabnya. Sedangkan Al hanya membolakkan matanya malas.

“MasyaAllah bagus sekali nama kalian berdua.” Ucap Nashwa

“Eh nanti setelah semua kelas berakhir, gimana kalo kita makan di kantin. Supaya kita berempat bisa tambah akrab gitu.” Ajak Syila yang tidak memakai hijab, karna dia non muslim ya guys.

“Boleh deh, nanti kita kan selesainya habis dzuhur ya, jadi makan dulu sebelum pulang, gimana Al?” Tanya Khadijah

“Oke deh gue ngikut aja, gue kan balik sama lo Jah.” Jawab Al

Mereka memulai pelajaran matkul pertama saat ini, karna dosen sudah masuk. Setelah sholat dzuhur dan kelas berakhir, seperti rencana mereka tadi, saat ini mereka sudah duduk di meja kantin sambil memakan makanan yang sudah di pesan.

Tapi Al belum ada di sana, karna dia tadi bilang ingin ke toilet dahulu.

“Ah leganya sudah buang air kecil. Aduh celana gue basah dikit lagi kena air tadi.” Ucap Al menunduk mengibaskan celananya dengan tangan sambil berjalan menuju kantin. Tapi tiba-tiba…

“Au sakit.” Ucap Al sambil menggosok keningnya yang tertumbur sesuatu. Al terkejut karna saat mendongakkan kepala ternyata dia menabrak punggung dosen yang tengah menerima telepon.

“Hati-hati jika berjalan.” Ucap dosen itu dingin sambil membalikkan badannya

“I-iya pak dosen maaf, saya tadi lagi menunduk jadi tidak melihat kalau ada orang.” Jawab Al menundukka kepalanya tidak berani melihat tatapan tajam dari dosen itu.

“Hm.” Jawab dosen singkat

“Punggung bapak tidak apa-apa bukan, tapi lihat kening saya nyeri sekali. Kenapa keras sekali ya punggung bapak?” Tanya Al heran

“Ya, minggir saya mau lewat.” Ucap dosen dengan wajah datar dan dingin. Dia berlalu meninggalkan Al di sana.

“Ih dingin banget sih tuh dosen, jawab seadanya doang. Oh iya gue harus kekantin, mereka pasti nungguin gue.” Al bergegas untuk ke kantin.

“Aduh capek banget gue.” Ucap Al sambil mengatur napasnya karna habis berlari

“Lo dari mana aja sih Al, cuman ke toilet aja lama. Apa lo tidur dulu ya di toilet.” Tebak Khadijah

“Sembarangan lo, gue tadi abis nabrak dosen yang dingin banget, gila.” Ucap Al

“Hah kok bisa sih Al, tapi lo gakpapa kan.” Tanya Syila

“Nih liat kening gue sampe merah, karna punggu dia keras banget kayak atletis.” Al menunjuk keningnya “Tapi gakpapa sih, cuman gue kesel banget, gue udah minta maaf eh jawabnya hm doang, pokoknya dingin banget deh. Semoga dia gak ngajar di kelas kita” Lanjutnya

“Hahaha hari pertama kuliah lo udah sial aja bestie.” Ejek Khadijah yang langsung dapat pukulan dari Al di pundaknya

“Udah jangan ribut, itu makanan kamu cepet abisin, keburu dingin Al.” Ucap Nashwa

Setelah mereka selesai makan, dan sekarang sudah berada di parkiran mahasiswa untuk segera pulang ke rumah masing-masing.

“Guys, lusa kita ada acara sambutan oleh dekan fakultas untuk mahasiswa baru di aula. Coba kalian lihat grup.” Suruh Syila

“Wah iya nih, gue harus tampil maksimal lusa, biar dilirik para cogan.” Ucap Khadijah antusias setelah membuka grup

“Cogan mulu lo Jah.” kata Al

“Yaudah mending kita sekarang pulang, keburu sore nanti dicariin orang tua kita.” Ajak Nashwa

“Oke, gue sama Dijah pulang ya bye, Assalamualaikum.” Ucap Al sambil berjalan menuju mobil

“Muah muah, sampai ketemu besok teman, Assalamualaikum.” Kata Khadijah sambil flying kiss yang diberi tatapan menjijikan oleh Al

“Waalaikumsalam, dadah.” Jawab Nashwa dan Syila kompak

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan Khadijah mengantarkan Al kerumahnya. Syila membawa mobil sendiri, sedangakan Nashwa yang sudah di jemput oleh abinya.

KEHEBOHAN DI KELAS B

Pagi ini mereka berempat, sudah ada di kampus karna semalam janjian akan mendaftar salah satu organisasi di kampus untuk mengisi formulir pendaftaran pikir mereka.

“Ayo guys kita ke ruang BEM sekarang untuk ngisi formulir.” Ajak Syila kepada ketiga temannya

“Iya ayo kesana, btw ganteng-ganteng gak Syil anak BEM?” Tanya Dijah centil

“Mana gue tahu kan belum lihat, tapi sih gosipnya ketua BEM sama wakilnya tuh ganteng banget.” Ucap Syila

“Wah jadi gak sabar gue kesana, ayo buruan.” Jawab Dijah semangat

“Urusan cogan aja lo semangat bener.” Sirik Al ke Dijah

“Serah gue lah, gue kan mau cuci mata.” Balas Dijah

“Udah ayo malah ribut, ayo Syil kita duluan aja.” Ajak Nashwa yang lelah melihat Al dan Dijah

“Eh tunggu dong, buruan Al kita lari.” Dijah dan Al berlari menyusul ke ruang BEM

Mereka berempat masuk ke dalam ruang BEM, di sana ada ketua dan wakil BEM, dan beberapa anggota lainnnya. Kemudian mereka datang ke tempat ketua BEM yang sedang duduk di sana.

“Assalamualaikum kak, ini kami berempat mau minta formulir karna mau daftar jadi anggota BEM.” Ucap Nashwa kepada Angkasa yang tak lain adalah ketua BEM

“Waalaikumsalam.” Jawab Angkasa dan Husein sebagai wakil BEM yang sedang duduk bersamanya “Oh kalian mau daftar, yaudah langsung masuk aja, gausah pake formulir segala.” Lanjut Husein

“Hah gimana kak, masa daftarnya gak pake formulir.” Jawab Al bingung

Angkasa langsung berdiri dan menjawab pertanyaan mereka. “Sebelumnya kenalin gue Angkasa ketua BEM dan ini Husein wakil ketua BEM. Jadi karna kalian daftarnya dihari pertama pembukaan pendaftaran, jadi kalian boleh langsung masuk menjadi anggota.”

“Bahkan kalian orang pertama yang daftar loh, selamat bergabung ya.” Sambung Husein

“YaAllah Al mereka berdua ganteng banget sih, sabi lah jadi calon pacar. Lo sama kak Angkasa, gue sama kak Husein.” Bisik Khadijah pada Al

Al balas berbisik “Gak ah gue gak tertarik, lagian tar ketahuan ayah abis gue. Udah ah diem” Ya memang ayah dan bunda Al sangat melarangnya berpacaran, meski Al menyukai cogan seperti Khadijah

“Wah enak banget nih kita guys sekarang udah jadi anggota BEM.” Kata Syila senang

“Terimakasih ya kak Angkasa dan kak Husein.” Ucap Nashwa

“Eh kita kenalan dulu dong kak, biar makin akrab. Kenalin kak gue Khadijah.” Ucap Khadijah yang langsung bersalaman dengan Angkasa dan Husein sambil memainkan matanya centil

“Oi sok cantik lo, panggil aja dia Dijah kak.” Balas Al penuh penekanan sambil menoyor kepala Dijah

“Sirik aja lo.” Kesal Dijah

“Kenalin kak gue Almaira, panggil aja Al. Dan ini Nashwa sama Syila.” Al memperkenalkan diri

“Nashwa, Syila.” Jawab mereka berdua

“Nama kalian berempat bagus-bagus deh.” Kata Husein

“Lo bukannya yang pingsan waktu mos itu ya. Lo udah gakpapa kan” Tebak Angkasa pada Al. Ya memang kemaren saat mos Al sempat pingsan karna belum sarapan, padahal bunda sudah menyuruhnya, tapi karna Al terlambat jadi tidak sempat sarapan.

“Eh i-iya kak, udah gakpapa kok, kamaren cuma maag nya kambuh karna gak sarapan.” Jawab Al malu-malu yang hanya dibalas deheman oleh Angkasa

“Yaudah kak kita pamit dulu ya mau ke kantin karna habis itu masih ada kelas.” Ucap Syila

“Sekali lagi terimakasih ya kak Angkasa dan kak Husein. Assalamualaikum” Ucap Nashwa mengatupkan kedua tangannya di depan dada

“Ih buru-buru banget sih kalian. Kan masih mau lama-lama di sini.” Ucap Dijah yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Al

“Pamit ya kak, Assalamualaikum.” Kata Al dan langsung menarik Dijah keluar

“Waalaikumsalam.” Jawab Angkasa dan Husein kompak. Angkasa menjawab sambil menatap ke arah Al dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kenapa sa, suka ya sama si Al. Dia cantik banget kan ya." Ucap Husein menggoda

"Apaan sih." Balas Angkasa

Saat ini kelas B tepatnya di kelas Al, mereka sudah berkumpul di dalam kelas sambil menunggu dosen mata kuliah siang ini datang. Saat dosen masuk kelas betapa terkejutnya Al, karna ternyata…

“What dosen dingin itu.” Ucap Al terkejut

“Hah kamu udah pernah ketemu Al.” Tanya Nashwa yang duduk di depan Al

“Iya itu dosen yang gue tabrak kemaren, dingin banget kan itu tatapannya juga tajam iih.” Balas Al

Al berbicara dalam batinnya kesal. 'Gue kan berharap tuh dosen gak ngajar kelas ini, sial banget sih.'

“MasyaAllah ganteng banget tuh dosen.” Kata Dijah meleleh

“Iya setuju banget gue, kalian tau gak kalo itu dekan fakultas kita juga loh.”

“Kok lo tau syil.” Tanya Al

Syila menjawab. “Ya kan gue fans garis keras Prof Fatih guys, udah lama gue tau dia. Dia terkenal banget tau”

“Keren banget, tambah tersepona aja gue.” Dijah terkesima

"Terpesona Dijah." Nashwa membenarkan

“Keren apaan dingin cuek gitu, pasti galak.” Jawab Al

Prof itu berdiri ingin memperkenalkan namanya. “Assalamualaikum, nama saya Mahesa Alfatih Zaidan. Kalian bisa panggil saya Prof Fatih. Selama satu semester saya akan mengajarkan kalian mata kuliah ini, jadi mohon kerja samanya.

“Wah pas bicara berwibawa banget, salting gue.” Ucap Syila

“Apaan muka datar tatapan tajam, rasanya gue beku deh lama-lama di kelas.” Jawab sinis Al

“Oke siapa disini ketua dan wakil nya.” Fatih bertanya

“Ini prof, Al sama Nashwa.” Ucap salah satu mahasiswa yaitu Nadia sambil menunjuk Al dan Nashwa

“Kalian berdua, tolong pasangkan proyektor ini, saya akan menjelaskan kontrak belajar dari ppt saya.” Suruh Fatih

“Ih coba suruh yang cowok aja tuh Prof.” Ucap Al cuek

“Ih Al kamu gak boleh gitu, gak sopan. Ayo maju.” Ajak Nashwa yang sudah bersiap maju

“Gak deh Nas, lo aja, males gue tar beku di depan.” Tolak Al

“Yaudah sama gue aja yok, Nas.” Ucap Syila, karna dia senang bisa melihat dari dekat. Mereka berdua maju dan memasangkan proyektor.

Sedangkan Fatih hanya menggelengkan kepala, ia heran berani sekali mahasiswa menolak suruhannya. Tapi untuk kali ini dia diamkan saja.

“Gila lo Al, malah nolak suruhan Prof Fatih. Dia cogan Al, lumayan lihat dari deket.” Kata Dijah

“Bodo amat.” Balas Al

Selama hampir 30 menit kelas itu masih tenang memperhatikan Fatih yang sedang menjelaskan di depan. Tapi semua itu sirna ketika tiba-tiba ada yang teriak.

“Aaaarghhh itu ada kecoa di kepala lo.” Ucap Nadia menunjuk teman sebangku nya Vina

“Hah mana, aaaarghh, iyuh najis banget.” Vina juga teriak dan langsung mengibaskan rambutnya sehingga kecoa itu terbang ke arah mahasiswa lain. Otomatis yang lain juga teriak ketakutan.

“Ah Al itu ada kecoa, jijik banget.” Ucap Dijah

“Ih awas jangan sampe kekita tuh kecoa, menghindarrrr.” Ucap syila

Nashwa pun juga ketakutan. “Aku geli banget ihhhh.”

Semua mahasiswa heboh sampai para lelaki juga tidak berani sama kecoa itu.

“Aduh gue mau nangis gimana tuh, hah dateng kesini aaargghh.” Salah satu mahasiswa menangis karna kecoa itu hinggap di tubuhnya.

Fatih pun bingung ingin menangkapnya tapi kecoa itu beterbangan di dalam kelas. Hingga pada akhirnya….

“Diaaaaaamm, awas biar gue tangkep tuh kecoa.” Ucap Al dan mereka semua terdiam.

Saat kecoa berada di dinding, dengan cepat Al menaiki kursi karna posisi kecoa itu tinggi, Al menangkap kecoa itu dengan kedua tangannya.

“Happ, kena kan lo. Udah buat temen-temen gue ketakutan.” Al menagkap kecoa itu kemudia membuangnya ke luar tanpa dibunuh ya guys, karna dia juga ciptaan Allah dan jangan sembrangan dibunuh, begitu pikir Al. Mereka semua merasa jijik dan ketakutan melihat Al memegang kecoa.

“YaAllah gue hampir ngompol tu gak, gara-gara tuh kecoa.” Ucap Riski yang sifatnya memang gemulay seperti cewe:v

“Heh banci lo kan cowo, lemah banget sih.” Balas yang lain

“Lo juga tadi ketakutan monyet.” Balas Riski lagi

Fatih langsung angkat bicara menenangkan. “Udah-udah semuanya tenang, sekarang terimakasih sama Al, kemudian duduk kembali.” Fatih terlihat sedikit terkesima kepada Al, disaat cewek lain ketakutan, dia dengan berani menangkap kecoa dengan tangannya.

Mereka semua mengucapkan terimakasih dan mengacungkan jempolnya, bahkan ada yang memuji keberanian Al.

“Bestie gue nih hebat banget, nangkep kecoa pake tangan kosong.” Dijah merangkul bahu Al

“Apaan sih lo lebay banget.” Balas Al

“Oke, karna sepertinya sudah tidak kondusif, maka kelas hari ini kita selesaikan sekarang. Tolong ketua kelas bawakan proyektor ini ke ruangan saya. Terimakasih, Assalamualaikum.” Ucap Fatih keluar dari kelas

“Guys mau makan dikantin gak, kan jalan pulang lumayan jauh terus udah mau ashar juga, jadi kita sholat dulu di sini.” Ajak Nashwa

“Boleh deh, gue juga laper nih.” Ucap Syila

“Iya kita tadi sebelum dzuhur cuma makan bakso belum makan nasi. Hhhaa.” Balas Khadijah

“Kamu gimana Al, mau aku temenin gak ke ruanng Prof Fatih?” Tanya Nashwa karna dia wakil ketua

“Eh gak ah, kalian duluan aja, ntar gue nyusul.” Jawab Al

“Kalo udah langsung ke kantin ya, ntar gue pesenin makanan lo.” Ucap Khadijah

Saat ingin menaiki tangga lantai dua Al baru teringat, kalau dia tidak tahu ruangan Prof Fatih dimana. Sampai di atas Al melihat ada dua mahasiswa baru saja keluar dari salah satu ruangan.

“Maaf kak permisi, gue mau nanya, ruangan Prof Fatih dimana ya?” Al betanya kepada mereka

“Lo anak semester satu ya, ngapain ke ruangan Prof Fatih?” Ucap Sena sombong

“Ini ruangannya, mau ngapain lo?” Lanjut Keysa temannya

Al sudah merasa jika mereka berdua kating yang sombong. “Hm gue mu balikin proyektor ini ke Prof Fatih.”

“Udah sini gue aja yang balikin, lo pergi aja. Ambil Key itu proyektor nya.” Suruh Sena. Saat Keysa ingin mengambil, Al langsung mengalihkan proyektor itu sehingga Keysa tidak mendapatkannya.

“Kan gue yang disuruh Prof Fatih yang balikin, minggir kak gue mau masuk.” Al ingin masuk ke dalam ruangan Fatih

“Heh lo jangan songong ya, baru jug semester satu udah berani ngelawan gue. Ayok Key ambil itu.” Mereka berdua langsung merebut proyektornya, tapi Al tetap menahan kuat genggamannya. Terjadilah mereka bertiga tarik-tarikan di depan ruangan Fatih

Sebenarnya Al cukup malas harus berdebat seperti ini, apalagi bertemu dengan dosen dingin ini da dia juga merasa lapar. Tapi, karna Al selalu di ingatkan ayahnya untuk amanah, sedangkan Fatih sudah memberinya pesan untuk membawa proyektor ke ruangannya.

Sampai akhirnya, Fatih mendengar keributan dari dalam sana, dia langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi.

“Ada apa kalian ribut di depan ruangan saya?” Tanya Fatih dengan tatapan tajam

“I-ini Prof saya hanya ingin membantu dia membawa proyektor ke dalam ruangan anda,takutnya dia gugup atau gimana bertemu anda, jadi ingin saya bantu membawa ke dalam. Tapi dia malah tidak mau dan songong sekali Prof. Iyakan Key” Ucap Sena berdusta sambil menyenggol Keysa

“I-iya Prof benar sekali.” Balas Keysa

Al bicara dalam batinnya. ‘Ih dasar nenek lampir berdusta, lagian gue berani kali masuk keruangan Prof Fatih walau cuek gitu.’

“Saya menyuruh dia untuk mengembalikannya, jadi kalian berdua silahkan kembali ke kelas.” Suruh Fatih

“T-tapi Prof…” Kata Sena terpotong. “Udah deh Sen ayo balik, tatapan Prof Fatih udah serem gitu.” Ajak Keysa berbisik

“Ayo bawa proyektornya ke dalam Al.” Ucap Fatih

“Baik Prof.” Jawab Al sambil menjulurkan lidahnya ke arah Sena dan Keysa

“Awas aja lo.” Balas Sena

“Udah ayok sen, ntar kita telat.”

Dengan terpaksa Sena dan Keysa kembali menuju kelasnya setelah Al dan Fatih Masuk ke dalam ruangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!