NovelToon NovelToon

Pendekar Elemen Air

Bab 1 [Kepergian...]

Peperangan adalah suatu hal yang lumrah terjadi setiap saat, ketika konflik bergencar di setiap wilayah dan berpuncak menjadi sebuah konflik perebutan wilayah dan perebutan kekuasaan, Hito sebagai prajurit yang melawan beberapa kejahatan di dalam perang ini, di saat itu Hito melawan sebuah kawanan prajurit pengkhianat yang membawa peperangan menjadi berkelanjutan tanpa ketemu titik akhir. 

Hito melawan sebagian prajurit pengkhianat dengan pedang airnya tanpa memikirkan lagi perasaan kemanusiaan dan hak asasi manusia yang berada dalam peraturan wilayah ia berada. Bagi Hito, jika sudah di lihat mata Hito ia akan membunuh semuanya tanpa terkecuali. 

Hito menempuh perjalanan sengit dan penuh darah yang melimpah di setiap wilayah dan tubuh-tubuh tergeletak tidak beraturan, namun, Hito melanjutkan lagi perjalanan menuju penyisiran beberapa wilayah. Beberapa saat disana, Hito melihat kawannya yang selama ini menjadi teman setia berubah menjadi pengkhianat dengan membunuh kawan sekamar Hito secara menusuk pedangnya ke leher hingga ke mulut kawan sekamarnya. 

Hito melihat dari jauh, termenung tidak menyangka kawan sedekat ia bisa menjadi pengkhianat dalam perang besar ini, Hito tanpa mikir berpayah lagi mengemeretakkan giginya, ditambah perasaan bercampur marah, kemudian maju memegang pedang siap melayang ke kawan dekatnya. 

Shish!! 

Kawan sekamar Hito ia adalah Jerry yang merupakan seorang assassin sekaligus kawan akademi Hito yang lihai bermain senjata belati panjang di kedua tangannya. Siapa sangka perubahan kawan sekamar Hito yaitu Jerry berubah menjadi sedemikian rupa, entah akibat apa ia bisa berubah dalam banyak halnya. 

Jerry menahan pedang airnya Hito dengan kedua tangannya bersilang, sehingga Jerry tertahan dari kuda terkangkangnya. Jerry berupaya menahan kekuatan air yang begitu kuat bertumpu pada pedang air Hito. namun, tanpa diperkirakan oleh Jerry. Ia mengalami keringat dan lengah akan mengenai tubuhnya memiliki celah untuk ditendang oleh kaki Hito di bagian perutnya. 

Akibatnya, Jerry terhempas secara jauh. tapi di akal ia berhasil menghindari dari pedang air milik Hito, akan tetapi Hito mengejarnya Jerry yang terhempas tersebut. Jerry merasa tertekan oleh Hito yang tanpa pandang bulu menyerang Jerry, "Hito! Hentikan semua ini!" Jerry meneriaki Hito. 

Hito tidak peduli lagi melampiaskan pedang airnya terus-menerus memberikan Jerry hingga ia kewalahan dan terpojok di sebuah pertarungan. Hito juga tidak pedulikan Jerry kawan akademinya lagi, melainkan Hito memikirkan bahwa Jerry adalah pengkhianat. 

Belati yang menahan pedang air oleh Jerry, berusaha terus menahannya, segitu kuat Jerry melawan, Jerry terkalahkan oleh kekuatan pertarungan jarak dekat oleh Hito melontarkan beberapa kekuatan fisik. Menyerang dengan gaya bertarung tangan kosong ke Jerry.

Jerry tersentak beberapa serangan membuat belati yang ia pegang di tangan kirinya terlempar jauh dan dipatahkan oleh pedang airnya Hito. Jerry hanya terengah-engah sama tubuhnya tidak mampu menahan kekuatan dari Hito, "Hito! Hentikan semua ini biarkan aku menjelaskan ini semua!" jelas Jerry dengan mengangkat tangan untuk menyuruh Hito berhenti. 

Hito hanya menyepelekan perkataan Jerry ia maju sambil menyeret pedang airnya untuk menebas ke arah Jerry. Jerry hanya bisa mengangkat kedua tangan untuk menyerah dalam situasi ia tidak mampu lagi bertarung dengan sekujur tubuhnya sudah tergeletak lemah. 

"Aku mohon padamu Hito! Hentikan! Aku akan menjelaskan semua!" ulang Jerry kembali meneriakkan Hito yang sudah tidak mempedulikan Jerry lagi. 

Hito kemudian berhenti tepat di bawah tubuh Jerry yang sudah tergeletak dibawah. Lalu Hito memandang Jerry dengan tatapan dingin sekaligus ingin membunuhnya, "Kau bilang hentikan?"

Jerry pun menyambutnya dengan memegangi tangan kanan Hito yang sudah penuh darah menempel, "Biarkan aku jelasin Hito! Tomi ada–"

"Diam kau! Seribu kata kau jelaskan, aku sudah tidak percaya lagi, aku sudah melihat semua dengan mata kepalaku sendiri!" sela Hito menyingkirkan tangan Jerry yang ingin menyambutnya. 

Kesigapan Hito tanpa memikirkan rasa empati ia lalu mengangkat pedang airnya, siap untuk menebas Jerry, "Jerry, aku kecewa berat denganmu. Sampah sepertimu, seharusnya aku bunuh!" Pekik Hito. 

Jerry sudah tahu tindakan Hito selanjutnya, kemudian Jerry membalas dengan wajah aslinya, "Baik, jika kau tidak mendengarkan aku Hito, lebih baik aku dipanggil sampah daripada dibunuh oleh tanganmu!" ketus Jerry mengambil bom asap dan langsung melempar ke Hito. 

Bumm!! 

Hito dengan tangan kosongnya mengambil dan menghancurkan bom asap itu sampai meledak, dan itulah kesempatan Jerry melarikan dirinya dengan kondisi tubuhnya memar. Jerry tidak terpikir lagi sama Hito yang berubah drastis menjadi seorang monster yang penuh hasrat pembunuh. 

Hito tahu akan tipu muslimat yang dilakukan oleh Jerry, kemudian mengangkat pedang airnya dan membentuk tebasan pedang air berbentuk vertikal dan horizontal secara beruntun. 

Serangan tebasan sebesar ini membuat sekelilingnya hutan terpotong dan juga Jerry yang lari mengarah ke arah timur. 

Slash!! 

Ayunan pedang air Hito keluarkan langsung menyabet ke arah timur, dan Jerry yang tidak sempat melihat ke belakang arah tebasan terkena sampai tubuhnya terbelah dua sampai terlempar ke bawah. 

Hito mengetahui serangan terkena oleh Jerry, lalu ia bergegas meninggalkan tempat kawan sekamar mati di tangan Jerry, lalu berpindah tempat ke Jerry. Keadaan di sana Jerry masih hidup dan terbaring sekarat tidak melakukan apa-apa kembali. Karena tubuh ia sudah terpisah dari bawahnya, sehingga hanya menyisakan tubuh bagian atasnya. 

Tidak lama Hito sampai ke tempat Jerry sekarat, dan memandangnya dengan dingin dan tidak memikirkan perasaan atau curahan Jerry, "Hito … ke- kenapa kau, me– melakukan padaku," Jerry yang terbata-bata berbicara dengan sebagian mulutnya sudah bercucuran darah di samping sampai sebelah mulutnya. 

Hito menghela napasnya dan menusuk tubuh Jerry dengan pedang airnya. 

Jleb!! 

Jerry lalu terkejut dengan matanya terbelalak merasakan tubuhnya ditusuk oleh pedang air milik Hito, "Gimana? Sakit tidak? Tidak seperti kau menusuk leher Tomi sampai merobek mulutnya, kan?" sindir Hito yang duduk memperhatikan Jerry yang menangis kesakitan. 

Hito memperhatikan Jerry yang menangis berpura-pura, mengelus rambut Jerry sampai ke mukanya. Di balik ini semua Hito menyampaikan sebuah rahasia besarnya, "Aku tahu semua statusmu, Jerry. Memang selama ini kau adalah bagian Prajurit Pasukan Komandan Thersis yang bekerja sebagai assasin yang menyamar dalam akademi, kan?" kata Hito yang membelai muka Jerry dengan wajah senyumnya. 

Jerry alangkah terkejutnya mendengarkan Hito bisa mengetahui identitas sebenarnya oleh Hito yang ia sembunyikan selama bertahun-tahun, "Kau! Ba- bagaimana bisa mengetahui aku!" desak Jerry melirik ke Hito, "Kau tidak perlu tahu, Jerry. Nama asli di kau adalah Jeykan Soun, kan?" balas Hito kembali membisik nama aslinya ke telinga Jerry. 

Jerry tidak bisa apa-apa, terdiam dan memejamkan matanya, "Sebenarnya, aku sudah mengetahui identitas kamu sebelumnya di akademi. Jadi kau berpura-purakan mendekati aku, lalu ingin meracuniku, kan?" lanjut Hito menyinggung Jerry. 

Jerry masih sadar kemudian memegang tangan Hito, "Darimana kau tahu semuanya ini!" erang Jerry, "Apa kau! Yang disebut oleh ramalan Ergo itu!" 

Jerry sudah tahu inti rahasia darinya, kemudian Hito tersenyum dan berkata pada Jerry. 

...----------------...

Pada tengah malam, seorang youtuber penamat game pertama dalam sejarah game yaitu Helmi Barkels. Seorang pertama yang menamatkan game paling susah yang bernama The legendary swordsman Hito. permainan mengisahkan seorang Hito menjalani kehidupan dan mengubah alurnya, oleh karena itu Helmi berhasil mengarahkan Hito menjadi kehidupan lebih baik. 

Penuh lika-liku kehidupan, dan teka-teki yang membuat kepala Helmi pusing sampai akhirnya ia rehat, serta berobat ke rumah sakit untuk mengerjakan permainan sampai tamat. Misteri yang dipecahkan oleh Helmi adalah sebuah pencapaian terbesarnya, namun ketika ia sudah menyelesaikan semua. Helmi ingin melihat adegan tamat dari Game ini dengan good ending. 

Dengan kantung matanya sudah berwarna gelap dan kepala Helmi yang nyut-nyutan, seperti tertusuk jarum. Membawa Helmi ingin tidur dan membereskan sebuah game ini sekaligus menonton serta mengedit videonya, "Sudahlah besok saja. Aku mau tidur, sudah seminggu aku belum tidur. Gara-gara kerjain misi peperangan menyebalkan ini," keluh Helmi kemudian mengangkat tubuhnya dari bangku gamernya. Ketika ia berdiri menuju tempat tidur. 

Helmi merasakan kepalanya seperti pecah dan matanya terbayang oleh bayangan darah, sampai akhirnya, Helmi sempoyongan dan menginjak botol minuman gas yang menggelinding di bawah kaki. 

Tempat kamar Helmi yang kotor dan berantakan sekali, membawa Helmi tidak bisa apa-apa, ketika ia menginjak botol tersebut. Helmi terjatuh ke belakang, sampai lehernya terkena sudut meja tempat ia mengedit dengan keras. 

PRAK!! 

Bahkan, disinilah Helmi menghembuskan napas akhirnya serta menutup matanya. 

...----------------...

Sampai akhirnya, Helmi membuka matanya dan terbangun di sebuah keranjang tempat tidur yang empuk dan nyaman bagi dirinya. Awalnya Helmi mengira ia akan pergi ke akhirat. Namun tidak disadari oleh Helmi ia berpindah ke tubuh orang lain. 

Helmi tersadar dengan keanehan dan tempat tidur, sampai segala interior kamar yang kusam dan rapuh, "Aku dimana nih? Bukankah aku ke akhirat?" Helmi berusaha melihat sekeliling kamarnya. 

Dan ia terdiam kemudian berkata, "Apa aku hidup kembali di tubuh orang berbeda?" tanya Helmi. 

Bab 2 [Hal tak terduga...]

Helmi merasa keanehan pada dirinya terbangun di tubuh orang lain, tanpa sadar Helmi langsung beranjak dari terbaringnya sampai duduk dengan sekujur tubuhnya terasa kram atau kesakitan, "Kenapa … tubuh ini punya luka lebam atau memar yah?"  pikir Helmi memeriksa sekujur tubuhnya mengalami tanda kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain. 

"Perasaan, aku tadi meninggal. Karena tidak sengaja tergelincir menginjak botol soda? Lalu kenapa aku bisa terbaring disini?" pikir Helmi kembali mengingat kejadian yang menimpa ia sebelumnya. 

Karena pikirannya masih samar dan penasaran, akhirnya Helmi memutuskan bangun dari tempat tidurnya, lalu pergi ke sekeliling kamarnya namun Helmi hanya bertemu sebuah cermin kaca yang berada dalam kamarnya serta lemari besar. Cermin kaca tersebut memantulkan pandangan yang berbeda pada diri Helmi, Helmi hanya melihat dirinya tersamar-samar bayangannya. 

"I-ini siapa?" Sambil memegang wajahnya, Helmi berusaha untuk mengenal dirinya melalui cermin kaca di dalam kamarnya. 

Awalnya Helmi mengira dirinya mimpi atau berangan bahwa dirinya hidup di karakter game yang ia mainkan. Namun ia memulai dengan mencubitkan pipinya pada cermin kaca yang dipantulkan dirinya, "Aduh … apa ini nyata atau mimpi?" pikir Helmi menatap tubuhnya berbeda di cermin kaca dimana tubuh aslinya di bumi masuk ke tubuh Hito berumur 7 tahun. 

Helmi masih berusaha untuk beradaptasi dan mengenal tubuh yang ia masuk atau bisa dibilang Helmi lahir kembali ke tubuh Hito, "Tunggu … dari wajah dan tubuh. Aku mulai teringat, inilah tubuh Hito karakter game yang aku mainkan!" 

Helmi tersadarkan bahwa ia sudah berada di tubuh lain, setelah memikir panjang. Serangan ingatan datang menyerang kepalanya, "Argh apaan ini! Suara dengung melintas di dalam otakku?!" Helmi memegang kepalanya dengan tangan kanan dan tangan kiri menyanggah pada cermin kaca di depannya. 

Pikiran masa lalu Hito mulai terbayang dan mulai teringat di pikiran Helmi, seperti menyatu dalam pikiran Helmi, sehingga membuat Helmi ambruk dengan kondisi masih memegang kepalanya. Ujungnya Helmi harus menahan kepalanya yang akan sakit menerima memori Hito lewati sebelumnya. 

Selang beberapa menit kemudian… 

Ingatan Hito yang ada dalam benak Helmi sekarang sudah menyatu dan tidak membuat gangguan pikiran kembali pada Helmi, cuma keadaan Helmi seperti orang sesak napas dan berkeringat memikirkan apa yang menimpa Hito sebelumnya. Helmi mencoba membangun dirinya dengan tubuh Hito, perlahan-lahan tubuhnya mau dikendalikan Helmi pada sebelumnya. 

"Aku tidak tahu, bahwa selama ini Hito mengalami KDRT. Aku tidak terbayangkan selama 2 tahun ia harus menerima perlakuan ini …" ujar Helmi mengingat masa lalu Hito, demi hal serupa Helmi dapat merasakan pahitnya hidup Hito pada masa kecilnya. 

Walaupun bisa di bilang mental dan fisik tubuh Hito sudah mulai hancur, Helmi masih berpikir bagaimana bisa ia masuk ke dalam tubuh Hito, perkiraan Helmi bisa jadi Hito melakukan bunuh diri atau melakukan ritual sihir hitam untuk melancarkan aksinya. 

Tetapi yang ada di kamar Hito melainkan sebuah tempat tidur, cermin kaca dan lemari, sekitarnya hanya penuh dengan debu serta kotoran di sekeliling. Setelah Helmi memperhatikan bahwa Hito tidak melakukan sesuatu seperti bunuh diri, melainkan ini sebuah takdir yang membawa Helmi berpindah pada tubuh Hito. 

"Berarti, ini bukanlah sebuah pertanda keberuntungan atau kesialan, melainkan ini adalah takdir diriku untuk masuk ke tubuh Hito," ujar Helmi bangun dari tubuhnya yang ambruk sebelumnya, "Yang aku harus utamakan adalah menjalani kehidu–"

Prak!! 

Dobrakkan pintu terbuka secara keras seolah membuat, kamar Hito menggema, Helmi yang tidak tahu apa-apa hanya menoleh, ia mengetahui bahwa yang mendobrak pintu kamar Hito adalah Ibu Tiri Hito yang kejam sampai melampiaskan kekerasan pada Hito. 

"Apa yang kau lakukan pada kai, pembangkang!!" teriak Ibu tiri Hito memarahi Hito dengan ketus masam wajahnya tanpa memandang Hito lemah ataupun luka yang dialami sedikitpun, "Dengar tidak apa yang aku bicarakan, Hito!!" Ibu tiri itu berkata lagi dengan menarik-narik rambut Hito. 

Helmi yang berada di tubuh Hito merasa tersiksa oleh amukan dari Ibu tirinya, secara lancang Helmi menendang perut Ibu tirinya. "Aku tidak tahu apa-apa Ibu! Aku tidak tahu apa permasalahan yang Ibu bahas! Dan jujur Ibu secara lancang menarik rambutku!!" Helmi berusaha melepaskan genggaman tangan Ibu tirinya di kepalanya, kemudian ia mundur. Di sisi lain Ibu tirinya tersungkur ketika Hito menendangnya. 

Tanpa sadar Ibu tirinya memasang muka geram serta sungut ingin membalas Hito dengan layangan pukulan lebih keras, "Hito! Kau sekarang sudah berani yah melawan aku! Kau ingin aku memukulmu menggunakan cambuk untuk kesepuluh kalinya lagi!" sungut amarah yang tidak tertahan tergambarkan dalam wajah Ibu tiri Hito, namun, Hito menganggap ini suatu hal biasa. 

"Sekalipun, kau adalah Ibu kedua aku. Tidak satupun kau berhak untuk melakukan KRDT dan perlakuan semena-mena terhadap diriku!" Helmi mengatakan keberadaan Hito sebagai anak kandung pertama dari Keluarga Alexander, bukan melainkan anak dari keluarga yang menggunakan sikap naif dan manjanya untuk mencapai sebuah gelar dan kehidupan layak. 

Ibu tiri mendengarkan perkataan dari Hito membuatnya tertawa geli seolah Hito mengingau setelah ia menyiksanya, "Hahaha, semena-mena hah … dirimu itu adalah semut yang cuma numpang hidup dari pembiayaan diriku yang berjuang untuk menggantikan ib–"

"Pffttt!!"

Helmi tertawa di dalam tubuh Hito mendengarkan ungkapan yang di lontarkan Ibu tirinya. 

"Memang cocok seperti pelacur yang mengaku dirinya menggantikan ibuku, padahal itu hasil dari hubungan gelap Ayahku yang haus seksual hahaha…."

Helmi menyela pembicaraan Ibu tirinya, dengan perkataan yang memalukan dan fakta mengenai identitas asli Ibu tirinya, tanpa berkata apa-apa Ibu tirinya hanya terdiam merasa dirinya memang pelacur sebenarnya, yang dibilang oleh Hito. Dari sini Ibu tiri menjadi semakin emosi mengingat masa lalu yang dikatakan oleh pelacur oleh sebagian orang kota yang mengenalnya. 

"Benarkan aku bilang dirimu pelacur? Dibandingkan ibuku yang kau bunuh dengan racun makanan tepat di hari ulang tahunnya, kan?" ungkap Helmi mengungkap kebenaran di depan Ibu tirinya dengan lantang tanpa memikirkan lagi perasaan Ibu tirinya, "Dimana rasa kemanusiaanmu? apa dirimu tidak puas menjadi pelayan yang diselamatkan oleh Ayahku dengan menggunakan mimik belas kasihan yang menjijikkan?" Helmi yang sudah mengetahui misteri yang dihadapi Hito yaitu kasus kematian Ibunya lalu dibungkam secara blak-blakan dengan benar tanpa mengadakan atau membalikkan fakta sebenarnya. 

Bungkam keras Ibu tiri dapatkan, membuat ia merasa jengkel dan tidak mampu menahan amarahnya lagi, kemudian Ibu tiri Hito pergi mengarah ke Hito dengan kedua tangannya yang sudah gatal ingin mencabik mulutnya Hito, "Diam kau Hito!! Aku akan merobek mulutmu dan aku akan membunuhmu sama seperti ibumu!!" teriak Ibu tiri mengarah pada Hito. 

Helmi yang berada di tubuh Hito mengetahui apa yang akan ia dilakukan jika Ibu tirinya mendekati dirinya, "Kalau bisa, langkahilah mayat ibuku, barulah kau bisa merobek mulutku atau akulah yang akan membungkam kejahatanmu pada semua orang!" balas Helmi yang berada di tubuh Hito. 

Bab 3 [Kebodohan]

Keadaan Ibu tiri Hito yang sudah menahan amarahnya, kemudian berdiri dan langsung saja menyerang ke Hito. Helmi tahu akan kedatangan Ibu tiri yang sudah tersulut emosi dan amarahnya yang sudah memuncak, kemudian menghindar dari terkaman dari Ibu tirinya yang ingin menjambak rambut Hito kembali, "Sini kau Hito!! Aku sudah geram sama dirimu! Arhh!!"

Terkaman Ibu tiri datang pada Hito dengan prediksi pertama, Helmi tahu apa yang akan dimulai oleh si Ibu tiri Hito ini seperti sebuah game tutorial untuk menghindari serangannya ini, Helmi menggeserkan badannya ke samping, Ibu tiri Hito tidak percaya bahwa Hito yang sebelum berwajah lemah kini memasang muka yang lain pada sebelumnya.

Karena sudah tersulut amarah yang tidak tertahan, konsentrasi Ibu tiri menjadi berantakan dan tidak mengetahui bahwa Hito menghindari dirinya tersenyum menyeringai.

Dengan gini Helmi memberikan balasannya berupa tendangan kembali di arah belakang Ibu tirinya secara keras kembali.

Brak!!

Tendangan Hito yang diarahkan Helmi tepat mengenai tulang belakang Ibu tiri secara keras, walaupun disisi lain Helmi berusaha sekuat tenaga menendangnya agar Ibu tiri jatuh tersungkur, sementara tubuh Hito sekarang masih dikategorikan lemah. Demikian Helmi mengetahui hal yang dimiliki Hito tersebut.

Helmi menutupinya kelemahan pada tubuh dengan cara perkataan lancang yang menghina Ibu tiri agar seolah mengira bahwa dirinya masih sehat dan bugar, namun di dalam tubuhnya penuh perasaan sakit yang bergejolak.

"Kyaaa! Kurang ajar kau Hito!!" teriak Ibu tiri terdengar lantang, bergema seisi ruang kamar Hito, namun Helmi sudah mengetahui rencana kedua Ibu tiri yaitu memancing orang lain untuk melihat bahwa dirinya disiksa oleh anak pertama Keluarga Alexander ini.

Helmi tahu akan hal ini akan datang pada waktunya, ia berpikiran cuma memberikan sedikit tekanan pada tumpuan kakinya lebih kuat agar memancing orang sekitar lebih ramai dan heboh agar dapat memalukan Ibu tirinya, "Teriak lagi Pelacur, lebih bagus kau berteriak lebih nyaring lagi seperti anjing menggonggong mencari tuannya." sindir Helmi masih dalam tubuh Hito menatap Ibu tirinya secara sinis meskipun posisi ibu tirinya tengah tengkurap ketika tersungkur oleh Hito.

"Bajingan kau Hito!! Kau puas sekarangkan! Sudah berani melawan ak– Ahnn!! Lepaskan kakimu Hito!!" suara meringis Ibu tiri menahan kesakitan di belakang dadanya, tetapi Helmi memainkan perannya disini dan berupaya membuat Ibu tiri menderita secara perlahan walau tidak sampai mati, tapi bisa meninggalkan bekas untuk mengingatnya.

"Sekarang aku tekankan kembali, mulai saat ini tidak ada lagi yang namanya penyiksaan dan kekerasan lagi pada diriku!" Helmi mejambat rambut Ibu tiri kembali seperti rambut Hito yang dijambak sebelumnya, "Kau, sekali lagi mencari perhatian di depan Ayahku atau kau punya hak prioritas untuk menggekangku, yang ada aku akan membunuhmu secara perlahan-lahan tanpa memikirkan perasaan ayahku."

"Aku tidak peduli sekarang mau namaku dicoret oleh keluarga sini atau aku dianggap pembunuh, tapi yang penting balasan setimpal untuk dirimu. Aku harus balas dengan cara prinsipku sendiri." Tekan Helmi di dalam tubuh Hito menyertakan prinsipnya serta memberi ungkapan ketidaksukaan pada tindakan Ibu tiri semena-mena, alhasilnya Ibu tiri hanya terdiam sesaat saja tetapi wajahnya terlihat masam seperti layaknya menyimpan dendam kesumat.

Tidak lama setelahnya Ayah Hito datang berserta pelayan lainnya yang mendengarkan suara kecoh keributan di Kamar Hito, Namun. Rombongan Ayah berserta pelayan tidak menduga situasi istri keduanya di hajar oleh anaknya sendiri.

"Hito! Apa yang kau lakukan pada Ibu keduamu?" tanya Ayah Hito secara tegas, di benaknya serasa ingin sekali memarahi Hito.

"Ayah tidak lihat apa yang aku lakukan? Dan kenapa selama ini Ayah tidak memperhatikan anak Ayah selama 2 tahun disiksa dan di campakkan disini?" Helmi berusaha mengungkapkan kekejian dan kebegisan yang Hito alaminya.

Ayah Hito yang mendengarkan keluhan anaknya selama 2 tahun terdiam dan tidak berkutik di pandangannya. Begitu mirisnya juga para pelayan merasa terlibat akan kesalahan mereka dahulu yaitu selama ini tidak melayani Hito secara tulus.

"Hito … Ay–"

"Aku hanya butuh bukti fakta! Kenapa aku mendapatkan perlakuan seperti ini, berbeda sama Kai, mendapatkan perlakuan lebih istimewa dariku!"

Hito teriak terus mengungkap kegelisahan yang sudah lama ia pendam dalam hatinya, namun ayahnya cuma menganggap sepele serta menganggal biasa dalam pendidikan pengajaran dihadapan anak seusianya.

"Hito tenangkan diri, Ayah akan jelaskan. Sementara kau lepaskan ibumu dari tanganmu dulu, Ayah mau kau jangan menyiksanya,"

"Menyiksa?" Beo Helmi menjambat rambut Ibu tiri secara kuat.

"Yang lebih tersiksa jiwa dan mental itu siapa Ayah?"

"Aku atau pelacur yang Ayah bawa ini?"

Helmi di dalam tubuh Hito menguji hati Ayahnya secara secercah pertanyaan pada Ayahnya dengan segenap hati dan perasaan, namun di tanggapan hati Ayahnya lebih mengarah pada Ibu tiri daripada Hito sendiri, akibatnya Hito menelan pahit harapan pada Ayahnya.

"Hito! Lepaskan tanganmu! Ayah mau kau tenang sekarang!" tegas Ayah Hito kembali sambil mengenggam tangannya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak inginkan. Helmi juga tahu batasan untuk melakukan pada Ibu tiri, namun kemauan Helmi adalah Ayahnya menyuruh ia masuk keruang Ayah seperti waktu di masa kecil. Oleh karena itu, Helmi menekan Ibu tirinya secara terus-menerus sampai kesakitan.

"Aku tidak akan melepaskan ini, sebelum Ayah mengatakan bukti faktanya padaku!"

"Kau mau bukti fakta apa?" pungkam Ayah Hito menggerutkan alisnya.

"Aku hanya mau, Ayah berbicara secara empat mata denganku, tanpa sepengetahuan pelacur ini." Usul Helmi sambil menunjukkan Ibu tirinya, dengan menjambak rambutnya.

"Baik, Ayah akan menerima usulanmu, tapi sekarang, kejadian ini anggap saja sudah selesai di tangan Ayah, nak."

"Iya, sebagai penutup,"

Helmi yang berada di tubuh Hito mengentak kepala Ibu tirinya ke lantai secara kuat langsung di depan hadapan pelayan dan Ayahnya. Spontan merekapun terkejut sama aksi yang dilakukan oleh Hito, karena Helmi merasa sangat membenci Ibu tirinya, Helmi mengentak kepala Ibu tiri ke lantai sampai 3 kali hingga berdarah.

Dalam sekejap, Ayahnya sudah mendidih panas isi kepalanya ingin marah pada Hito, kemudian Ayah Hito berinisiatif maju menuju ke Hito untuk menghentikan tingkahnya, Helmi mengetahui tindakan Ayahnya, kemudian Hito menghentikan tindakan dirinya hanya Hito membalas menyeringai saja.

"Sudah,"

Elusan tangan Helmi membersihkan tangannya dari darah, serta Helmi secara batin merasa puas akan penyiksaan balik ini.

"Baiklah. Ayah bawalah pelacur ini pergi dari kamarku dan juga, pelayan yang ada di depan mulai sekarang layani tuan kalian yang asli ini."

"Jangan sampai kalian mengecewakan diriku, yang ada kalian akan seperti orang malang di pangku Ayahku itu." Tunjuk Helmi mengarahkan pada pelacur yang digendong oleh Ayahnya, agar pelayan di istana ini dapat memahami contoh di depan, contohnya apa yang tidak disukai oleh Hito. Oleh sebab itu pelayan merasa segan dan menerima apa yang akan diminta Hito mulai hari ini dan masa mendatang.

"Baiklah, Tuan Hito, kami akan melayani mulai sekarang, atas izin ini kami akan turut pada peraturanmu." Jawaban dari pelayan yang sudah memberanikan dirinya, dan tahu akan konsekuensi diterima, walaupun hanya sebagian, asalkan ia mau untuk dipakai sebagai senjata untuk Helmi lakukan.

"Bagus, aku suka sama dirimu yang percaya diri. Apakah ada yang lain lagi?" tanya Hito kembali, namun tidak ada sedikitpun yang memberanikan dirinya mengangkat tangan, hanya satu pelayan saja. Sontak ketika pelayan ini mengangkat tangannya, Ayah Hito memperhatikan tingkah Hito secara lancang dan menghiraukan kehadiran Ayahnya tanpa menoleh apapun.

"Hito! Apa yang kau bilang pada pelayan istana!"

"Aku hanya, mengatakan siapa yang ingin melayaniku? Memangnya kenapa? Kai saja banyak di beri pelayan, masa aku tidak?" resah Hito membalikkan omongan Ayahnya. Setelah itu, Hito berjalan menuju Pelayan yang mau melayaninya, "Daripada Ayah, ngurusin permasalahan Hito, angkat saja pelacur itu, pindahkan ia dari kamar Hito. Dan Hito mau besok pagi Ayah akan berbicara empat mata bersama Hito."

Ayah Hito yang geram sama sikap dan perlakuan Hito yang tidak sopan pada tata krama keluarga serta sangat biadab di depan Ayahnya, "Kurang ajar kau Hito! Segitunya kau sama Ayah!"

"Kalau Hito tidak gitu, dimana hati kepedulian Ayah akan bergerak pada Hito," balas Hito menoleh ke Ayahnya sambil berjalan ia menyahut Ayahnya terus-menerus.

"Ayah hanya peduli pada orang lain saja, tapi anak asli Ayah sendiri saja tidak dipedulikan dan di campakkan semaunya," cela Helmi mengerut mukanya keluar dari kamarnya dalam keadaan kacau kehadiran orang ramai.

"Sungguh pemikiran bodoh, orang tua seperti itu," cela Helmi kembali mengelilingi matanya kepada Ayah tanpa memikirkan martabat atau status orang tuanya lebih tinggi daripada Helmi sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!