NovelToon NovelToon

Privilege App System

Aplikasi Apa ini?

[TUGAS !]

[Buat lawan jenis tertarik padamu]

[Hadiah 100 poin dan Uang tunai lima ratus ribu]

[Ya/Tidak]

Julian terkejut melihat pemberitahuan tugas yang tiba-tiba, ia yang penasaran mencoba menerima tugas tersebut. 

****

"Julian, tolong jangan terlalu manis ya! Less Sugar!" Teriak Pak Doni dari tempat duduknya.

"Julian, Kopiku tambahkan sedikit Creamer!" Sahut Pak Ari.

"Aku ingin Sarapan Sandwich di toko depan kantor, bisa bantu aku belikan?" Bisik Bu Rina menghampiri Junian.

Suara itu bersahut-sahutan setiap pagi, mengawali pagi Julian yang cerah atau kadang mendung sekalipun. Julian Ferdinand, adalah seorang training di salah satu perusahaan asing yang berlokasi di Ibukota. 

Ada rasa kesal di hatinya, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain bersedia melakukan apa pun yang diminta para senior dan atasannya, karena memang ia sangat membutuhkan pekerjaan ini.

Julian tidak sendiri, ia menjadi training di perusahaan itu bersama 2 orang lainnya. Namun, hanya ia yang selalu menjadi pesuruh di sini. 

Selain Julian, ada Malik Nugraha. Ia adalah anak salah seorang petinggi di perusahaan itu dan satu lagi Renata Putri Gadis cantik yang bisa mencuri hati siapa saja yang menjadi lawan bicaranya.

Julian bisa dibilang cukup cekatan dalam bekerja dan lebih tampan dari Malik, tetapi ketampanan dan nilai bagus milik Julian tidak cukup untuk menandingi kenyataan bahwa ayahnya Malik adalah salah satu petinggi di sana. Para senior dan atasan laki-laki sangat menyukai Renata yang cantik dan sedikit centil itu.

Langit mendung pagi ini mengantar Julian sampai di coffee shop yang berada di seberang kantornya, dengan langkah cepat ia segera menyebutkan beberapa pesanan para seniornya itu.

Julian sedikit kerepotan dengan banyaknya titipan pagi ini, ada sandwich, beberapa kopi dan gorengan. Seakan mendukung suasana hatinya, hujan gerimis yang semula seperti tidak niat kini tampak antusias dan sedikit deras. 

Ponsel Julian terus bergetar, pasti tambahan titipan pikirnya. Ia sudah selesai dengan semua pesanan sebelumnya bahkan sudah sedikit kerepotan, dengan enggan sambil berjalan di atas jembatan penyebrangan ia mencoba mengambil ponselnya yang ada di saku. 

Mujur tak dapat diraih sedangkan malang tak dapat ditolak, begitulah kira-kira pepatah yang cocok untuk Julian. Di tengah kerepotannya membawa berbagai macam titipan dan payung, ponsel yang sebelumnya bertengger aman di di dalam saku kini melompat, terjun bebas ke jalan raya yang dipenuhi kendaraan berlalu lalang dan basah karena hujan tentunya.

Julian segera turun mengambil ponselnya, dibantu bapak tukang parkir yang baik hati kini ponselnya yang sudah tak bernyawa telah kembali ke dalam sakunya. 

"Julian dateng tuh," Teriak salah seorang di ruangan.

"Tadi aku telpon mau titip tapi kenapa dimatiin!" Bentak Bu Rina setibanya Julian di ruangan.

Julian mengeluarkan ponsel tak bernyawa dengan layar pecah seribu miliknya dari saku. Tanpa Julian mengucapkan sepatah kata pun Rina sudah paham maksudnya, ia berjalan menjauh dengan raut wajah yang masih terlihat kesal. 

Tak berapa lama, Bu Susi selaku ketua tim datang menghampiri Julian. Beberapa karyawan baru saja mengambil camilan titipan mereka yang tadi dibeli oleh Julian.

"Laporan yang kemarin saya minta, tolong antar ke ruangan!" Ucap Bu Susi dengan pandangan tidak suka menatap Julian.

"Baik bu," Jawab Julian cepat. 

Julian merasa sedih dan kesal dengan apa yang telah terjadi, ia berkuliah di kampus yang cukup bagus dan dengan nilai yang mengagumkan tetapi ia malah berakhir seperti ini. Julian menatap lurus ke arah layar laptopnya, terngiang-ngiang di kepala Julian perkataan Bu Susi di ruangannya tadi pagi. 

Kenyataan bahwa ia bahkan belum mendapat sepeserpun dari hasil bekerja disini tetapi sekarang ia justru harus membeli ponsel baru. Apakah perlakuan seperti ini memang pantas ia terima, kenapa hanya ia yang dijadikan pesuruh disini.

Julian akhirnya tersadar, tidak ada yang akan berubah sekalipun ia meratapi nasibnya ribuan kali. Service ponsel, Julian mengetik di kolom pencarian pada laptopnya. Lokasinya tidak jauh dari kantor, ia segera menggambar denah lokasi untuk nanti memudahkannya dalam mencari tempat itu sepulang kerja.

***

Julian yang baru saja tertidur terus terbangun karena suara pemberitahuan dari ponselnya, ia sudah memeriksa semua pesan bahkan mematikan nada dering di ponselnya yang baru diperbaiki itu, tetapi pemberitahuan itu selalu muncul.

Privilege App System, Julian sedikit kaget menyadari ada sebuah aplikasi asing yang rasanya tidak pernah ia unduh dan ternyata pemberitahuan itu dari aplikasi tersebut.

Rasa kantuknya mulai hilang, ia pun penasaran dan mencoba untuk membuka aplikasi itu.

[Welcome to Privilege System]

[Silahkan masukan nama dan foto diri anda]

Julian sedikit aneh, ia berpikir mungkin ini aplikasi pinjaman online. Bagaimana mungkin ia bisa berhubungan dengan aplikasi semacam ini, ini sangat mengerikan.

Namun, setelah berulang kali Julian mencoba menghapus aplikasi ini ia tidak menemukan caranya, bahkan tidak ada pilihan untuk menghapus aplikasi ini.

Dengan berat hati Julian mencoba mengisi data yang diminta aplikasi tersebut, selagi tidak diminta KTP atau nomor penting ia rasa tidak masalah.

[Nama : Julian Ferdinand]

Setelah mengisi kolom nama, Julian mengambil foto dirinya dalam keadaan rambut berantakan karena memang ia akan pergi tidur. 

[Selamat, Data diri anda berhasil kami terima]

[Nama : Julian Ferdinand]

[Usia : 22 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan]

[Level Privilege : 1 ]

[Soft Skill : 30/100]

[Hard Skill : 5/100]

[Stamina : 30%]

[Poin : 0]

[Saldo Rekening : 600.000]

Julian terperanjat dari tempat tidurnya, bagaimana bisa sistem ini dapat langsung memperoleh data dirinya hanya dengan nama dan photonya. 

Perlahan Julian mencoba lebih tenang, ia pun mencoba mempelajari satu persatu ikon yang ada di aplikasi ponselnya itu. Namun, logikanya menemukan jalan buntu. Apa yang dilihatnya sama sekali tidak bisa dicerna dengan baik oleh akal dan logikanya.

[TUGAS !]

[Buat lawan jenis tertarik padamu]

[Hadiah 100 poin dan Uang tunai sebesar satu juta]

[Ya/Tidak]

Julian terkejut melihat pemberitahuan tugas yang tiba-tiba, ia yang penasaran mencoba menerima tugas tersebut. 

[Tugas diterima, Silahkan selesaikan sebelum 12 jam]

Hari sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari, ia memutuskan untuk tidur sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil, ia pun merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Julian yang tengah berpikir bagaimana menyelesaikan tugasnya tanpa sengaja memposting unggahan berupa photo acak di status sosial medianya.

Niat Julian semula ingin tidur, tetapi sang mata enggan menutup sampai akhirnya ia dikagetkan dengan suara pemberitahuan di ponselnya, belum sempat ia membuka pesan masuk tiba tiba ia tertegun memandang layar ponselnya.

[Jasmine Calling] 

"Halo," Sapa Julian pada seseorang di ujung telepon.

"Apa kamu belum tidur? Aku melihat postingan mu di sosial media. Aku pikir kamu tidak sengaja mengirimnya," Jawab Jasmine lembut. Julian hampir saja melayang mendengar suara gadis yang telah lama ia rindukan ini.

"oh iya? Benarkah? Aku akan memeriksanya," Ucap Julian terkejut dan segera mematikan sambungan telepon.

Benar saja, ia tidak sengaja memposting foto kurang dari 10 menit yang lalu. Foto yang cukup memalukan baginya, karena itu foto masa kecilnya yang menangis ditengah hujan. Segera dengan cepat Julian menghapus foto itu, ia melihat beberapa temannya mengomentari status yang baru ia buat.

[Selamat tuan, anda berhasil menyelesaikan tugas]

[Anda menerima 100 poin dan uang tunai sebesar satu juta yang langsung masuk ke rekening anda]

[Sebagai bonus anda menerima uang 500.000 karena telah menyelesaikan misi kurang dari waktu yang ditentukan]

Julian bingung, apa baru saja ia telah berhasil menarik perhatian lawan jenis.

"aplikasi apa ini?" Pikir Julian keheranan.

Bersambung….

Service Ponsel

Beberapa waktu sebelumnya

Hari mulai malam, Julian masih menunggu si tukang service memperbaiki ponselnya. Perjalanan dari kantor ke lokasi service memakan waktu hampir 30 menit karena Julian berjalan kaki dari kantornya. Ia bahkan tidak punya kendaraan, selama ini angkutan umum dan ojek online lah yang setia menemaninya.

"Kamu punya pacar?" Tanya Pak Lukman, si tukang service memecah keheningan.

"ah.. Anu, Saya tidak punya pacar Pak," Jawab Julian terbata karena terkejut.

"Kalau saya jadi kamu.. di umur segitu wajah tampan, tubuh atletis mungkin sudah saya pacari hampir seisi bumi, hahaha," Ledek sang Bapak sambil tertawa.

Julian tidak menjawab dan hanya ikut tertawa, bagaimana bisa ia berpacaran dengan santai. Untuk menghidupi dirinya saja sampai saat ini dia kesulitan, sedangkan berpacaran itu membutuhkan modal.

Tak beberapa lama ponsel Julian pun telah selesai diperbaiki, ia sangat terkejut karena sang Bapak tidak ingin dibayar dengan alasan ia teringat anaknya saat melihat Julian.

"Anak saya juga di rantau, jadi anggap saja ini saya bantu kamu. Dipergunakan dengan baik ya!" Ucap Pak Lukman bijak.

"Loh tidak apa-apa Pak, saya bayar saja. Ponsel saya sudah hidup kembali, ini saya beri sebagai tanda terima kasih,"Jelas Julian.

"Nanti kalo uang kamu udah banyak baru kesini lagi!" Tegas Pak Lukman. 

Dengan berat hati akhirnya Julian pun mengalah. Ia segera berpamitan dengan Pak Lukman ketika Ojek Online yang telah ia pesan datang menjemput.

Julian tiba di kamar kostnya, waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Julian memandangi ponselnya yang telah hidup kembali, ia membaca beberapa notifikasi yang muncul dari layar ponsel, ada beberapa pesan dari Ibu kost yang memintanya untuk segera melunasi biaya kost bulan ini. 

Dua tahun lalu, ponselnya akan terus berbunyi jika ia belum menginjakkan kaki di kamar kostnya. Julian teringat sang nenek yang mungkin dalam sehari bisa menelponnya lebih dari 5 kali. 

Namun, sekarang sang nenek sudah tiada. Sejak kecil Julian hanya tinggal bersama sang nenek. Sejak Ayahnya meninggal di usianya menginjak 1 tahun ibunya pergi dan tidak pernah menghubungi atau mencarinya. Neneknya lah yang selama ini berjuang keras menyekolahkan dirinya dengan segala keterbatasan yang ada.

Sebelum bekerja di perusahaan ini, Julian sebelumnya bekerja paruh waktu di berbagai tempat demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kuliahnya. Beruntung ia termasuk anak yang cerdas sehingga ia tidak perlu memikirkan uang kuliah karena ia menerima beasiswa full.

***

Saat ini Julian disibukkan dengan aplikasi aneh yang ada di ponselnya, ia bahkan tidak ingat pernah mengunduh aplikasi ini.

Di sudut bawah layar ponsel ia melihat ada ikon info terkait aplikasi, Julian pun segera menekan ikon itu dengan harapan ia segera menemukan jawaban dari keanehan aplikasi ini.

Tak lama setelah Julian menekan ikon itu, tiba-tiba munculah sebuah hologram di depan matanya, hologram lucu dengan bentuk seekor kelinci kecil.

[Halo tuan, Saya Rabbit]

"Ha– halo," Jawab Julian yang masih sangat terkejut ia mencoba menyentuh hologram yang ada di depannya tetapi tidak bisa.

[Kami adalah aplikasi penunjang diri, untuk meningkatkan privilege dalam diri anda]

[Anda dapat meningkatkan Level Privilege dan Skill anda dengan mengumpulkan poin tugas harian]

[Selain poin anda juga akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai apabila berhasil menyelesaikan tugas harian dengan baik]

[Pada ikon lawan, Tuan dapat memeriksa data dari para pesaing guna mempermudah penyelesaian tugas harian]

[Apabila poin yang dikumpulkan sudah memenuhi target, tuan dapat menukarnya pada ikon Privilege Store]

Julian yang masih sangat terkejut, mencoba menormalkan jantungnya. Ia mencoba mencerna dengan baik perkataan si kelinci itu.

"Lalu tugas seperti apa yang harus saya selesaikan" Tanya Julian sedikit antusias.

[Tugas harian akan muncul dengan sendirinya melalui hologram, saat tuan ingin membuka hologram cukup menjentikkan jari sebanyak 2 kali]

[Tuan dapat memeriksa apa pun dan kapan pun melalui ponsel atau hologram, tenang saja hologram ini hanya tuan yang dapat melihatnya]

"Baiklah kalau begitu, terima kasih" Ucap Julian mengerti, ia akhirnya paham tugas yang yang dimaksud adalah tugas yang tidak sengaja ia selesaikan tadi.

Rabbit kecil pun menghilang dan digantikan beberapa ikon. Julian ingin membuka ikon lawan, tetapi belum sempat ia menyentuhnya layar hologram telah berubah. Ternyata ia hanya perlu memikirkannya tanpa harus menyentuhnya.

Julian yang penasaran mencoba memeriksa data dari beberapa orang yang ia kenal. Selang beberapa lama muncullah data diri dari orang yang ingin ia ketahui.

[Nama : Malik Nugraha]

[Usia : 23 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan]

[Level Privilege : 5 ]

[Soft Skill : 10/100]

[Hard Skill : 1/100]

[Stamina : 90%]

[Ketertarikan: 10%]

Julian terkejut, bagaimana bisa Malik memiliki level privilege 5 dengan skill seperti itu. Julian pun akhirnya paham, Malik memiliki seorang ayah dan ayahnya merupakan privilegenya sejauh ini. Rasa penasaran membuatnya membuka data dari beberapa kenalannya yang lain, tetapi ada satu hal menarik perhatiannya.

[Nama : Rina Julia]

[Usia : 25 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan]

[Level Privilege : 4 ]

[Soft Skill : 40/100]

[Hard Skill : 10/100]

[Stamina : 20%]

[Ketertarikan: 50%]

Julian berfikir, angka ketertarikan ini menunjukkan ketertarikan lawan dengan dirinya. Namun, itu artinya Bu Rina seniornya yang menyebalkan di kantor sedikit tertarik padanya. Ternyata ketertarikanlah yang membuat wanita itu terus-terusan mengerjainya.

Kantuk yang sebelumnya menggerogotinya kini hilang, Julian terjaga sepanjang malam mempelajari aplikasi baru yang ada di ponselnya itu.

Julian bingung, tugas baru itu, dapat selesai tanpa disengaja, apakah ia telah berhasil menarik perhatian lawan jenis. Tanpa pikir panjang Julian segera memeriksa data dirinya untuk memastikan. 

[Nama : Julian Ferdinand]

[Usia : 22 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan]

[Level Privilege : 1 ]

[Soft Skill : 30/100]

[Hard Skill : 5/100]

[Stamina : 40%]

[Poin : 100]

[Saldo Rekening : 2.100.000]

Ternyata poin dan saldonya bertambah, ia pun segera memeriksa mobile banking yang ada di ponselnya dan benar saja ternyata nominal uang di rekeningnya telah bertambah. Julian sedikit bingung, bagaimana aplikasi ini bisa tau nomor rekeningnya, ia pun terkekeh geli.

Hadiahnya pun dengan nominal yang lumayan baginya, Julian semakin penasaran tugas seperti apa yang akan muncul lagi nanti, ia tidak sabar dan menantikan tugas baru sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa matahari sudah mulai mengintip dari celah kaca jendelanya.

Sebelum berangkat kerja, Julian segera membalas pesan yang masuk ke akun sosial medianya satu persatu. Bisa dibilang ia ingin mulai membangun relasi, sejauh ini rasa kurang percaya dirinya membuatnya mengurung diri dari lingkungan sosial di sekitarnya.

"Terima kasih." Julian menekan tombol kirim, tak lupa ia mengirimkan ucapan terima kasih pada Jasmine yang telah menelponnya untuk memberitahu terkait postingan yang cukup memalukan itu.

Julian segera bergegas menuju kantornya, pagi yang cerah mengawali hari ini. Ia tak sabar tugas-tugas seperti apa yang akan diterimanya setelah ini.

Bersambung..

Privilege Store

Julian berjalan santai keluar dari kamar. Semalam, segera setelah menyadari jumlah saldo di rekeningnya bertambah ia segera mentransfer uang kostnya. Jadi pagi ini tidak ada ketakutan lagi apabila ia berpapasan dengan ibu kost.

Setiap pagi sejak dua minggu terakhir Julian bekerja di kantor, ia selalu memesan ojek di dekat mini market tempat dulu ia bekerja semasa kuliah, karena kebetulan tempatnya di pinggir jalan raya dan memudahkan akses ojek untuk mencarinya.

Karena ojeknya belum juga tiba, Julian memutuskan untuk membeli air mineral dan roti di minimarket tempatnya menunggu

[Tugas !]

[Tingkatkan persentase ketertarikan lawan jenis]

[Hadiah berupa 200 poin dan uang tunai sebesar dua juta]

[Ya/Tidak]

Julian terkejut karena tiba-tiba hologram muncul di hadapannya, karena tugas sebelumnya ia berhasil, Julian pun tertarik untuk mencoba menyelesaikan tugas baru ini.

[Tugas diterima, segera selesaikan sebelum 12 jam].

Saat masuk ke minimarket Julian melihat ada kasir baru, ia belum pernah melihat gadis itu sebelumnya. Sambil mengambil air mineral Julian yang penasaran mencoba memeriksa data diri kasir itu pada aplikasinya. 

"Ternyata namanya April," Batin Julian setelah beberapa saat mencari data si kasir dari ikon pencarian. 

[Nama : Aprilia Nugraha]

[Usia : 20 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan/Mahasiswi]

[Level Privilege : 5 ]

[Soft Skill : 40/100]

[Hard Skill : 5/100]

[Stamina : 90%]

[Ketertarikan: -]

Julian memeriksa datanya dan ternyata ketertarikannya masih kosong, ia pun memutuskan untuk segera bergegas karena takut ojeknya datang. Julian memberikan belanjaannya dan uang lima puluh ribu untuk mempersingkat waktu.

"Wah gantengnya anakku ini sekarang sudah jadi pegawai kantoran," Ucap Pak Beni sambil merangkul Julian.

"Bapak bisa aja, saya juga baru diterima. Mohon doanya ya Pak," Balas Julian merendah.

"April kenalkan ini Julian, dulu dia kerja disini sambil kuliah. Sekarang sudah kerja di kantor anakku yang ganteng ini," Seru Pak Beni terlihat bangga.

April hanya menjawab dengan tersenyum kecil dan memberikan belanjaan serta uang kembalian Julian. 

Pak Beni adalah pemilik minimarket. Selama ini beliau sudah sangat baik dan sering kali membantu Julian disaat-saat ia kesulitan. 

Ponsel Julian berbunyi, ia segera berpamitan karena ojeknya telah tiba dan menunggu di depan. Julian bergegas menghampiri ojeknya dan meminta maaf, karena harus menunggu sebentar walaupun sebenarnya ojeknya juga baru sampai.

Julian memberi salam dengan melambaikan tangan pada Pak Beni yang masih menatapnya dari dalam minimarket, terlihat beliau sedang berbincang dengan kasir baru itu. 

[Selamat tuan, anda berhasil menyelesaikan tugas]

[Anda menerima 200 poin dan uang tunai sebesar dua juta yang langsung masuk ke rekening anda]

[Sebagai bonus anda menerima uang 500.000 karena telah menyelesaikan misi kurang dari waktu yang ditentukan]

Julian terkejut karena tiba-tiba mendapatkan notifikasi bahwa misinya berhasil padahal ia belum melakukan apa pun. Ia segera memeriksa data dari si kasir yang baru ia temui tadi.

[Nama : Aprilia Nugraha]

[Usia : 20 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan/Mahasiswi]

[Level Privilege : 5 ]

[Soft Skill : 40/100]

[Hard Skill : 5/100]

[Stamina : 88%]

[Ketertarikan: 15%]

Persentase ketertarikan gadis itu meningkat menjadi 15%, Julian sedikit bingung sekaligus senang. Semudah itukah tugas ini bisa ia selesaikan dan lagi ia mendapatkan uang dengan nominal yang lebih besar dari sebelumnya.

Julian pun semakin semangat untuk kembali mempelajari aplikasi aneh yang ada di ponselnya itu. Tak terasa ia pun telah tiba di depan kantornya, Julian segera bergegas memasuki lift yang hampir tertutup.

[Tugas !]

[Terdapat lawan jenis yang sedang memperhatikan, buatlah kontak fisik dengan target]

[Hadiah berupa 250 poin dan uang tunai sebesar lima juta]

[Ya/Tidak]

Saat sedang asik melamun, Julian kembali mendapatkan notifikasi tugas. Ternyata ia bisa mendapatkan banyak tugas dalam waktu dekat. Julian dengan segera menerima tugas baru itu.

[Tugas diterima, segera selesaikan sebelum 5 menit].

Julian terkejut, misi kali ini waktunya hanya kurang dari 5 menit. Ia segera mengedarkan pandangan ke sekeliling lift untuk mengetahui siapa yang sedang memperhatikannya.

Seketika Julian bertatapan dengan Rina, seniornya yang juga salah satu orang yang sering menyuruh-nyuruhnya saat di kantor. 

Julian memamerkan senyum manisnya dan sedikit anggukan sebagai tanda menyapa sang senior. Ia sedang memikirkan bagaimana cara agar dapat berkontak fisik dengan targetnya itu.

"Ting.." Lift terbuka.

Karena kondisi lift yang ramai dan cukup berdesakan, karena ini di jam masuk. Julian tiba-tiba memiliki ide, Ia yang saat ini berada di depan lift melihat ke arah Rina yang sedikit kesulitan untuk keluar. Julian menarik tangan Rina agar dapat keluar dari kerumunan orang-orang yang sedang berdesakan di dalam lift.

Rina terlihat sedikit terkejut, tetapi ia mengikuti arah tarikan Julian. Walaupun dengan sedikit dipaksakan akhirnya Rina berhasil keluar dari lift. 

Setibanya di luar lift Julian dengan segera meminta maaf kepada Rina karena telah menarik tangan Rina seenaknya. Rina terlihat sedikit kikuk dan berjalan mendahului Julian tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun.  

Julian berjalan dengan santai memasuki kantor dan berjalan menuju meja kerjanya, satu sisi ia merasa senang karena berhasil menyelesaikan tugasnya kali ini.

Begitu sampai di mejanya, Julian segera menghidupkan komputernya dan mengeluarkan beberapa berkas yang harus diselesaikan lalu tiba-tiba hologram kembali muncul.

[Selamat tuan, anda berhasil menyelesaikan tugas]

[Anda menerima 250 poin dan uang tunai sebesar lima juta yang langsung masuk ke rekening anda]

[Sebagai bonus anda menerima uang 500.000 karena telah menyelesaikan misi kurang dari waktu yang ditentukan]

Julian tersenyum lebar, tak menyangka bisa mendapatkan uang sebanyak itu pagi ini. ia pun penasaran poin yang diperolehnya bisa ditukarkan apa saja, dengan segera ia memeriksanya ikon privilege store yang ada pada aplikasinya.

[Privilege Store]

[tukarkan poin anda dengan berbagai macam skill disini]

[Soft Skill / Hard Skill]

Julian dengan perasaan ingin tahunya yang tinggi mencoba memeriksa kedua skill yang tersedia. Pilihannya pun tertuju pada hard skill.

[Hard Skill]

[400 poin. Digital marketing]

[400 poin. Content Creating]

[400 poin. Analisis Data]

[400 poin. Kemampuan Berbahasa Asing]

[400 poin. Kemampuan menggunakan Tools]

Ternyata ada banyak jenis skill yang bisa ditukar, Julian pun memeriksa satu persatu skill yang tersedia, ia tertarik untuk menukarkan poinnya pada kemampuan bahasa asing. Namun, ia masih bingung ingin menentukan pilihan di bahasa apa.

"Titip kopi dong," Bisik Pak Doni memecah lamunan Julian.

"Maaf Pak, saya ga bisa.. kemarin saya ditegur Bu Susi," Jawab Julian mencoba menolak.

"Alah cemen lu, gitu doang," Ejek Pak Doni sambil berjalan ke mejanya.

"Kenapa Doni? Ada masalah?" Ketus Bu Susi yang baru saja tiba.

Keheningan seketika memenuhi ruangan yang sebelumnya sedang riuh. Julian pun seketika terdiam, ia tidak bisa mengartikan tatapan tajam Doni yang langsung tertuju padanya.

"Malik, Julian sama Renata ke ruangan saya sekarang ya!" Ucap Bu Susi Sebelum masuk ke ruangannya.

Merasa terselamatkan, Julian segera bergegas bangun dan menuju ke ruangan Bu Susi. Julian sebenarnya tidak takut pada senior-seniornya yang sering memerintahnya itu, ia hanya tidak ingin membuat keributan apalagi ia adalah anak training dan ia membutuhkan pekerjaan ini.

Julian, Malik dan Renata telah berada berada di ruangan Ibu Susi. Satu-persatu para training ini sedang ditanyai terkait laporan yang mereka kerjakan. Julian yang memang cukup cekatan tentunya telah siap dengan semua laporan yang memang telah ia selesaikan.

"Besok kita akan ada tamu dari Rusia, diantara kalian bertiga adakah yang bisa berbahasa Rusia?" Tanya Bu Susi tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.

"Saya Bu," Jawab Julian tegas

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!