NovelToon NovelToon

Affair With Kakak Ipar

pernikahan

''

''

''

Tyas Luisa terlihat sangat tidak nyaman saat berada di atas altar pemberkatan, hatinya menolak untuk menikah dengan pria di depan nya, saat ini Tyas sudah punya kekasih yang sangat di cintai nya denis

Setelah acara pemberkatan pernikahan usai Kinasih tampak sangat bahagia begitu juga dengan Wiguna lais apa yang menjadi keinginan nya berbesanan dengan sang sahabat luis dapat tercapai begitu juga aryo Luis dan sang istri Irina juga bahagia putri sulung nya sudah ada yang menjaga

''Untuk resepsi nanti menyusul ya,'' ucap Irina mengingat dalam waktu dekat ini semua nya pada sibuk apa lagi dirinya besok juga harus kembali ke jerman

''Tidak ada resepsi juga tidak apa apa mah, lagian aku sama bara kita semua juga sibuk ini saja sudah cukup,'' ucap Tyas menimpali

''Tidak bisa begitu dong sayang kita tetap harus mengadakan resepsi, kita belum mengundang semua kolega bisnis kita lho,'' ucap Kinasih menimpali

''Iya itu benar sayang,'' ucap Wiguna

''Bagai mana bar,'' tanya Wiguna

''Terserah saja bara ngikut apa kata kalian semua,'' ucap nya cuek

Bara yang sedari tadi diam tidak bersuara pria itu malas dia juga sebenar terpaksa menerima pernikahan ini atas keinginan papa nya akan tetapi bara sempat berfikir akan menerima dengan baik pernikahan nya,

Setelah acara selesai masing masing keluarga pulang kerumah mereka begitu juga bara membawa tyas wanita yang baru di nikahi nya pulang ke kediaman nya,

''Kenapa harus pulang ke rumah mu kenapa tidak kerumah ku saja maaf aku kurang suka tinggal di apartemen lagian besok. Mama papa ku sudah kembali lagi ke Jerman,'' ucap Tyas ketus

''Kenapa aku harus menurut dengan mu memang nya kamu siapa,'' tanya bara tak kalah ketus

''Aku istri mu,'' jawab Tyas ketus

''Di atas kertas hanya status kamu sendiri kan yang bilang begitu apa kamu sudah lupa,'' ucap Bara mengingat kan

''Aku tidak mungkin lupa sesuai kesepakatan kita mari kita bercerai setelah satu tahun pernikahan kita,'' ucap Tyas lagi

''Terserah aku tidak perduli,'' jawab Bara acuh fokus dengan kemudi mobil nya,

''oh ya lain kali tutupi bekas kismark di leher mu itu apa kamu berpikir biar orang mengira itu aku yang melakukan nya,'' ucap Bara lagi membuat Tyas gelagapan merutuki kebodohan nya,

''Sial kenapa aku lupa sih ini pasti ulah Denis semalam,'' gumam nya dalam hati

''Gimana mau tidak pulang ke rumah ku,'' tanya Tyas lagi,

''Untuk sementara tinggal di apartemen ku saja sampai orang tuamu kembali ke Jerman,'' jawab Bara cepat setuju dengan usul Tyas mengingat mama nya suka keluar masuk apartemen nya Bara takut ketauan pernikahan nya dengan tyas hanya pura pura

tak lama kemudian mobil Bara sudah sampai di lobi apartemen nya Bara turun dari mobil nya di ikuti Tyas keduanya naik keatas menuju unit apartemen milik Bara,

''Gede juga apartemen mu ya,'' ucap Tyas begitu masuk ke dalam apartemen milik pria yang baru menikahi nya

''Apa ini pemberian kedua orang tuamu,'' tanya Tyas ingin tau

''Aku sudah punya perusahaan ku sendiri tidak mungkin aku meminta kedua orang tua ku untuk membeli apartemen ini,'' tegas Bara

''Wah Hebat juga dia, tidak seperti Denis yang semua nya masih milik orang tua, seandainya aku tidak mencintai Denis mungkin aku akan belajar menerima perjodohan ini, secara Bara tampan juga mapan, tapi tidak aku tetap mencintai Denis dia anak tunggal tetap saja harta kedua orang tua nya tidak akan jatuh ke mana mana,'' gumam Tyas bicara dalam batin nya

''Istirahat lah kamar ku ada di sebelah sana, kalau mau makan pesan saja aku tidak pernah masak disini, juga tidak ada pembantu, mereka datang untuk bersih bersih saja,'' terang Bara kemudian berlalu pergi meninggal kan Tyas masuk kedalam ruang kerja nya,

''Sudah itu saja, dasar cuek sekali sih dia, kalau seperti ini bisa bisa bisa aku mati bosan lebih baik aku temui saja Denis, itu akan lebih menyenang kan,'' Tyas tersenyum senang mengingat nama sang kekasih

Tyas masuk kedalam kamar yang Bara tunjuk, tepat di sebelah ruang kerja Bara wanita itu menghubungi sang kekasih membuat janji untuk bertemu di apartemen Denis, hampir setiap hari Tyas menghabis kan waktu nya dengan sang kekasih,

Di ruang sebelah Bara sibuk dengan laptop dan berkas berkas kantor nya, Bara mengabaikan pesan pesan yang masuk di ponsel nya, beberapa sahabat mengucap kan selamat atas pernikahan nya,

beberapa kali terdengar decakan dari bibir pria tampan itu kesal melihat ponsel nya tidak berhenti berkedip,

Tok tok tok

Bara beranjak dari duduk nya membuka pintu yang di ketuk dari luar

''Ada apa,'' tanya Bara cepat

''Aku mau ke luar, dan tidak pulang kita bertemu di rumah ku saja besok sekalian nganterin papa sama mama ku ke bandara,'' Bara tidak menjawab setelah Tyas selesai bicara langsung menutup pintu ruang kerja nya tidak perduli Tyas mau kemana,

''Dasar setidak nya tanya kek aku mau ke mana sama siapa naik apa, sudah tau aku tidak bawa mobil,'' gerutu Tyas menatap pintu yang tertutup

Tyas melangkah kan kakinya keluar dari apartemen Bara di bawah sudah ada taksi online yang ia pesan

''Jalan x apartemen x ya pak,'' ucap Tyas pada sang supir taksi online yang mengantar nya,

Tiga puluh menit taksi yang Tyas tumpangi sudah sampai di tempat tujuan, Tyas segera turun dan naik keatas menuju unit apartemen

''Denis apa ini,'' tanya Tyas saat melihat banyak nya botol bekas minuman keras yang ada di atas meja,

''Sini,'' Denis menepuk kursi sebelah nya yang kosong,

''Tadi ada teman ku datang mereka minum sedikit,'' terang Denis dengan santai nya

''Sedikit botol sebanyak ini sedikit kamu bilang, memang nya sebanyak apa teman mu yang datang,'' tanya Tyas heran

''Ada tuju atau sepuluh orang mungkin aku lupa,'' jawab denis lagi

Tyas melihat ke arah meja makan tampak sekali berantakan, sisa makanan dan minuman di mana mana belum lagi piring dan gelas kotor di atas sofa juga ada,

''Kamu habis mengadakan pesta,'' tanya Tyas ingin tau

''Hanya pesta kecil,'' jawab nya santai

''Atas apa kamu membuat pesta,'' tanya Tyas lagi

''tidak ada, pernikahan mu mungkin,'' jawab denis sekena nya,

''Gila kamu aku di sini tertekan dengan pernikahan ini kamu malah merayakan nya,'' sungut Tyas kesal

Denis membuat pesta memang untuk merayakan pernikahan Tyas dan Bara bagi denis sangat mudah untuk menghancur kan Bara melalui Tyas sang kekasih, dengan pernikahan ini Denis dapat memperalat Tyas untuk menghancur kan musuh bebuyutan nya,

permintaan sang mama

''

''

''

Satu bulan telah berlalu, Bara mengikuti Tyas untuk tinggal di rumah nya dengan alasan Tyas tidak suka tinggal di gedung tinggi Tyas parno dengan ketinggian, bagi Bara tidak masalah tinggal di mana saja toh pernikahan mereka hanya sebuah ke pura puraan,

Sering nya tyas tidak pulang jarang sekali pulang ia selalu menghabis kan waktu nya dengan Denis sang ke kasih, Bara tidak mau tau aktivitas sang istri bagi nya bekerja dan bekerja pulang untuk istirahat saja, tidak ada art di malam hari mereka Tyas tugas kan hanya sampai jam lima sore saja,

''Halo mah ada apa Tyas lagi sibuk nih,'' ucap Tyas saat mama nya menghubungi nya lewat telpon,

''Tyas adik mu Jihan akan pulang seminggu lagi ke Indonesia, kamu suruh art membersih kan kamar nya,'' titah mama nya dari telpon

''Ngapain Jihan pulang mah, bukan nya Jihan kuliah di sana,'' tanya Tyas ingin tau

''Heum adik mu ingin lanjut kuliah di Indonesia saja kata nya sudah bosan tinggal di sini,'' ucap Irina

''Omong kosong alasan tidak masuk akal bukan nya kuliah di sana lebih baik dari sini,'' gerutu Tyas takut kalau sang mama hanya ingin memata matai nya melalui sang adik

''Sudah kamu tidak usah pusing kan hal itu, ini kemauan adik mu, fokus saja kamu sama permintaan mama, kapan kamu akan memberi kan mama cucu,'' ucap Irina lagi menagih cucu sama putri sulung nya

''Baru juga sebulan mah masak iya langsung jadi saja,'' gerutu Tyas lagi

''Iya iya mama ngerti kok, pokok nya segera ya mama tunggu kabar itu,'' ucap Irina menutup telpon nya

''Ada baby mama mu bilang apa,'' tanya Denis yang sedari tadi sibuk memeluk tubuh Tyas

''Jihan mau pulang ke Indonesia dia mau kuliah disini, heran deh bukan nya kuliah di sana lebih bagus ngapain malah milih pindah kesini,'' ucap Tyas kesal

''Ya gak papa biarkan saja adik ku tinggal disini, apa salah nya coba,'' ucap Denis lagi

''Ya bukan nya apa kan bisa berabe nanti kalau Jihan ngadu sama mama aku dan Bara tidur terpisah kamu tidak melakukan layak nya pasangan suami istri bagai mana,'' ucap Tyas penuh kekuatiran

''Ya bagus dong bilang saja kalian tidak cocok satu sama lain biar kamu dan suami mu itu cepat bercerai agar aku bisa dengan segera menikahi mu,'' ucap Denis terdengar sangat manis di telinga Tyas

''Belum waktu nya Denis, aku dan Bara sudah sepakat melanjutkan pernikahan ini sampai satu tahun ke depan, lalu kamu akan bercerai,'' ucap tyas menjelas kan

''Ke lamaan baby aku tidak bisa selalu berduaan sama kamu seperti ini apa lagi kalau ini sudah bangun di pagi hari dan kamu tidak ada siapa yang akan membuat nya tidur apa iya aku harus bersolo karir di kamar mandi,'' ucap Denis terdengar Manja di telinga Tyas

''Kamu bisa aja, kapan aku pernah menolak mu saat kamu menginginkan aku memuaskan mu membuat Junior mu ini tertidur dengan tenang,'' ucap Tyas meremas manja junior Denis yang sudah mengeras di balik celana kain nya,

''Memang kamu yang paling mengerti aku baby, sekarang manjakan dia berikan dia pijatan dan hisapan dengan bibir indah mu ini,'' Tyas tersenyum dan mengangguk patuh perlahan turun dari pangkuan Denis berjongkok tepat di depan paha Denis tangan nya sudah bergerilya membuka relisting celana sang kekasih, dan mengeluarkan senjata pamungkas yang selalu membuat nya merem melek, kala memasuki diri nya,

Dengan penuh kelembutan Tyas mengulum batang panjang di genggaman nya, membuat Denis merasakan sensasi nikmat luar biasa dan semakin menekan kepala sang kekasih agar junior nya masuk sempurna,

''Denis kebiasaan kamu aku mau muntah tau,'' gerutu Tyas saat mulut nya penuh dengan junior Denis

''Enak baby, sayang kalau hanya masuk separoh semua nya lebih nikmat,'' ucap nya dengan suara parau,

Tyas hanya tersenyum simpul mendengar sang kekasih menikmati servis nya, Tyas mulai melucuti semua pakaian nya begitu juga dengan Denis

dua insan itu yang sedang di mabuk gelora badai kenikmatan tidak memperdulikan mereka sedang di mana, mereka masih berada di ruang meeting kantor Tyas,

Kedua nya sering kali melakukan nya tak kenal tempat dan waktu, Tyas mau pun Denis sangat menikmati tubuh satu sama lain berbagi peluh dan nikmat bersama

Di tempat lain, Bara sedang ada pertemuan dengan boby ayah dari Denis selain ada hal bisnis yang Bara bicarakan boby juga sangat bangga dengan Bara

''Kenapa putra ku tidak seperti mu Bar,'' ucap Boby yang selalu bangga dengan sosok Bara pria muda di depan nya itu mampu berdiri sendiri membangun perusahaan nya tanpa embel embel nama besar sang ayah, ya itu Wiguna lais

''Itu hanya masalah kemauan dan tekat om, putra om seperti nya tidak ada tekad dan kemauan nya memimpin perusahaan, jika dia ada kemauan dan tekat nya akan secepat nya mengambil alih tugas om sekarang tunggu apa lagi usia juga sudah sangat matang, bukan lagi anak remaja kuliahan,'' ucap bara nyata ada nya

''Kamu benar Bar, lain kali sempat kan waktu bertemu dengan putra ku ajak dia ngobrol seputar bisnis, biar dia bisa belajar seperti apa yang kamu lakukan,'' ucap Boby penuh harap

''Pasti om kalau ada kesempatan tinggal atur waktu saja,'' ucap Bara

''Oh iya Bar apa benar yang om dengar kata nya kamu sudah menikah, apa itu benar kenapa tidak ada undangan yang datang,'' tanya Boby penasaran

''Iya om itu benar hanya acara keluarga saja,'' ucap Bara enggan untuk bercerita mengenai pernikahan nya dengan tyas

''Wah wah gadis mana yang beruntung mendapat kan mu Bar, seandainya om punya anak gadis sudah pasti om akan menjodohkan nya dengan mu agar tidak ada wanita lain yang beruntung mendapat kan mu,''

''Tidak usah berlebihan,'' ucap Bara tersenyum kecut mengingat gadis yang beruntung itu justru menawarkan perceraian setelah satu tahun pernikahan,

Kenyataan tak seindah pujian yang keluar dari mulut Boby yang sedari tadi memuji diri ya akan sangat beruntung gadis yang bisa menikah dengan seorang Barata lais,

Untuk saat ini Bara hanya mengikuti arus yang ada masalah rumah tangga nya biarkan seperti ini untuk saat ini, paling tidak sudah menyelamat kan Bara dari sang mama yang selalu ingin menjodohkan diri nya dengan anak para kolega bisnis nya, untuk sementara satu tahun ke depan Bara masih merasa aman hingga saat perceraian itu nanti akan datang,

kedatangan adik ipar

Bara menghentikan langkah kaki nya saat melihat ada sosok lain di dapur wanita itu bukan Tyas di rumah itu tidak ada sosok lain selain Tyas dan diri nya, bahkan Tyas jarang sekali pulang apa lagi masuk ke dapur

''Kamu siapa,'' suara berat Bara mengagetkan Jihan yang sedang asik membuat minuman di dapur

''Oh hai ini pasti Bara ya aku Jihan,'' ucap nya tersenyum ramah

''Mbak Tyas gak cerita ya,? aku sekarang tinggal di sini kuliah disini, pingin juga nyobain kuliah di Indonesia,'' ucap nya lagi,

"Mas Bara mau apa? mau aku buatin minuman juga," tawar Tyas pada Bara

"Heum boleh," jawab Bara

"Maaf ya aku tidak bisa datang di acara pernikahan mas Bara dan mbak Tyas, waktu itu aku lagi sibuk sibuk nya, tidak bisa ikut mama sama papa pulang," ucap Jihan

"Tidak apa apa tidak penting juga," jawab Bara bergumam

"Mbak Tyas apa belum pulang," tanya Jihan Sedari ia sampai belum melihat sang kakak

"Aku gak tau," jawab Bara cuek

"Mbak Tyas memang seperti itu dari dulu suka sekali telat pulang kadang sampai larut malam, tapi sekarang tidak kan secara kan sudah punya suami masak ia kebiasaan lama masih tidak bisa di rubah," celoteh Tyas

Sedang Bara hanya menyimak duduk di pantry dapur menunggu minuman nya yang di buat kan sang adik ipar datang, Bara sama sekali tidak perduli dengan Tyas begitu juga dengan Tyas yang tidak pernah perduli dengan Bara

"Ini hanya ada hot coklat tidak ada apa apa disini, ini aja Jihan bawa dari Jerman apa mbak Tyas tidak pernah makan di rumah, di kulkas kosong tidak ada isi nya hanya ada sayuran beberapa, mas Bara sudah makan," tanya Jihan lagi

"Sudah tadi sebelum pulang aku sudah makan di luar," jawab Bara dengan nada datar nya

"Jadi mbak Tyas dan mas Bara tidak pernah makan di rumah ya, art di rumah ini juga sekarang pulang semua dulu kan mereka nginep di sini,'' ucap Tyas lagi merasa ada banyak yang berubah dengan rumah nya,

"Aku tidak tau mereka seperti itu semenjak aku tinggal disini,'' jawab Bara cepat

"Besok saja aku akan belanja bahan makanan tidak mungkin setiap hari harus makan makanan beli sesekali kan pengen juga makan makanan rumahan masak sendiri,"

Bara diam tidak menjawab, Jihan dan Tyas sangat jauh berbeda Jihan lebih ceria dan ramah, sedang Tyas menurut Bara sedikit congkak

''Mas Bara aku tadi sempat pesan makanan ini agak banyak aku pikir mbak Tyas sudah pulang ternyata belum mas Bara makan lagi ya biar aku siap kan,''

Bara tidak menjawab rasa nya enggan tapi sial nya perut Bara kembali lapar dengan rasa sedikit malu dan tidak enak hati bara mendekat ke meja makan

''Mas Bara nasi nya mau sedikit apa banyak,'' tanya Jihan bersiap mengambil nasi

''Sedikit saja aku tadi sudah makan,'' jawab Bara

''Segini cukup ya,'' Jihan meletak kan piring berisi nasi putih di hadapan Bara untuk pertama kali nya Bara di layani wanita lain saat di meja makan selain mama nya yang seharusnya itu tugas Tyas sebagai istri,

''Aku kangen sekali masakan Indonesia sudah lama sekali tidak merasakan masakan seperti ini,'' ucap Jihan menyantap makanan nya

setelah selesai makan Jihan dan Bara lanjut nonton tv di ruang keluarga kedua nya terlibat obrolan hangat, tidak ada orang lain di rumah itu, hanya berdua Tyas juga belum pulang sampai larut malam Jihan dan Bara kedua nya sudah ngantuk

''Mas Bara kamar mbak Tyas di sini bukan di sana,'' ucap Tyas saat melihat bara akan membuka pintu kamar di sebelah nya,

''Oh iya aku lupa,'' ralat bara menggaruk kepala nya yang tak gatal

''Aneh mas bara ini? Sudah sebulan menikah masak iya lupa kamar sendiri,'' gumam Jihan memasuki kamar nya,

Jam sudah menunjukan pukul dua belas dini hari, deru mesin mobil Tyas mulai memasuki pekarangan rumah nya, dengan wajah dan baju berantakan Tyas tampak sangat lelah perlahan membuka pintu rumah nya,

''Sudah sepi apa anak itu sudah tidur,'' gumam Tyas melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya sudah menunjuk kan pukul dua belas tengah malam

''Sudah malam rupanya pasti anak itu sudah tidur,'' Tyas melanjut kan langkah nya menuju kamar nya saat melewati kamar sang adik Tyas berhenti sejenak tangan nya terulur membuka pintu kamar adik nya ada rasa rindu di hati Tyas hampir dua tahun tidak bertemu dengan adik nya itu

''Mbak Tyas apa itu mbak,'' tanya Jihan terbangun saat mendengar pintu kamar nya terbuka karna Jihan belum benar benar tidur,

''Heum? ini mbak kamu lanjut tidur saja ya kita ngobrol besok pagi saja,'' ucap Tyas

''apa mbak Tyas baru pulang,'' tanya Jihan lagi

''Heum,'' jawab Tyas seraya menutup kembali pintu kamar adik nya,

''Jam berapa ini, malam sekali mbak Tyas pulang,'' Jihan melihat jam kecil yang ada di atas meja nakas nya jam sudah menunjuk kan pukul dua belas tengah malam

''Kenapa kebiasaan mbak Tyas masih sama tidak berubah padahal sudah punya mas Bara kelihatan nya mas Bara orang nya baik,'' gumam Jihan menarik selimut nya kembali

Di kamar sebelah Jihan tepat nya kamar Bara pria itu masih duduk melihat ke arah luar jendela kamar nya, selalu seperti ini Tyas pulang larut malam, terkadang tidak pulang sama sekali,

Bara merenung apa jadi nya jika mama nya tau rumah tangga yang baru di bangun nya tidak sesuai dengan harapan keluarga nya, terutama sang mama yang sangat menaruh harapan besar terhadap Tyas untuk kebahagiaan Bara

''Maaf kan Bara mah, Bara tidak bisa memberi kebahagian untuk mama, Bara takut mama kecewa bagai mana bara bercerita dengan mama, gadis yang mama pilih tidak sesuai harapan mama,''

Hati Bara galau setelah menerima pesan mama nya yang meminta nya secepat nya memberinya seorang cucu, bagai mana Bara bisa memberikan cucu untuk mama nya sedang dia dan Tyas tinggal di kamar berbeda

Di kamar yang lain tepat nya kamar Tyas wanita itu juga sedang galau bagai mana kalau sang adik mengetahui keadaan rumah tangga nya dengan Bara

''Apa aku bicara dengan Bara saja ya untuk bersandiwara saat di depan Jihan,'' gumam Tyas

''Tapi apa Bara mau pria itu kan cuek dan dingin,'' gumam nya lagi,

Entah hal konyol apa yang Tyas pikir kan semua belum ada di otak nya masih memikir kan dan belum menemukan jawaban

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!