Setelah lulus dari kuliahnya Jeronimo Keith Adipraja langsung terjun ke dunia bisnis seperti saudara saudaranya yang lain . Pria muda tampan itu mengurus semua usaha kafe dan restauran yang di wariskan oleh Aira Prameswari yang merupakan kakak kandung dari Daddynya , Dewa Adipraja .
Walau tetap dipantau oleh ketiga kakak laki laki atau bahkan empat pilar generasi pertama , tapi Jero tak sekalipun bergantung pada mereka . Dia ingin benar benar berdiri di kakinya sendiri tanpa bayangan nama besar siapa pun .
Dua tahun yang lalu hatinya berlabuh pada seorang gadis , dengan mudahnya ia mengatakan jika ia akan mengenali gadis itu walaupun ia menutup matanya . Jero yakin jika gadis yang ia cintai adalah gadis sempurna dengan paras cantik , berhati lembut dan merupakan gadis pemalu . Gadis itu adalah putri sulung dari Abbio Al Shamma bernama Olivia .
Tapi nyatanya ia salah besar karena gadis yang ia cintai sebenarnya adalah saudara kembar dari gadis yang ia kira merupakan pemilik hatinya . Seorang gadis periang yang merupakan seorang seniman lukis yang namanya sudah di kenal dunia bernama Odelia Al Shamma .
Dan Jeronimo harus menerima ketika akhirnya Odelia meminta waktu selama dua tahun . Gadis itu ingin Jero membuktikan cinta dan kesungguhannya sekaligus memberi mereka waktu untuk mendewasakan diri . Odelia yakin jika mereka berjodoh pasti suatu saat akan akan di persatukan atas nama cinta .
" Jer , udah mau jam sembilan malam nih ! Elo nggak pulang ?! Jangan memaksakan diri jika memang tidak bisa diselesaikan malam ini . Masih ada hari esok ! Lagian kalau elo sakit Aunty Jasmine bisa gantung gue di pohon cabe ... " gerutu Ryota , tangan kanan Jero yang merupakan putra dari salah satu pengusaha besar dari lndonesia . Ayahnya adalah salah satu klien besar keluarga Adipraja . Mereka kuliah di kampus yang sama dan tak jarang saling bercerita tentang pengalaman hidup mereka , termasuk kisah asmara .
" Tanggung , lagian gue bisa istirahat di sini ! Di apartemen paling juga langsung tidur juga kan " sahut Jero yang masih disibukkan dengan tumpukan berkasnya . Jaringan restoran dan kafe yang dimiliki oleh istri dari Bumi Adipraja bukan hanya berada di satu negara , tapi hampir ada di seluruh negara negara besar dunia termasuk di lndonesia . Dan Jeronimo tinggal di London karena tempat itu ia jadikan pusat dari semua usahanya .
" Kapan elo temui dia ? "
" Dia ? Klien yang mana maksud elo ?! " tanya Jero tanpa melihat ke arah lawan bicaranya .
" Ckk .. katanya sebentar lagi elo mau temui kekasih jauh yang sekarang entah ada di mana itu . Dua tahun enggak ketemu , enggak tukeran kabar ! Kalau gue jadi elo udah gue tinggal kawin pasti !! "
PLETAKKKK ...
Sebuah pulpen mendarat dengan manis ke arah pria bernama Ryota itu , bukannya marah pria itu malah tertawa lebar . Dia tahu selama ini Jero bekerja keras untuk memantaskan dirinya bertemu dengan gadis bernama Odelia Al Shama itu .
" Mulut elo !! Pulang sana , biasanya jam segini juga elo clubbing nyari mangsa !! " seru Jero kesal , berkali kali ia harus membantu teman tengilnya itu karena sering bermain main dengan wanita wanita teman clubbing yang bukan dari kalangan biasa .
Pernah satu kali seorang pria gangster yang merupakan kakak dari salah satu wanita teman kencan Ryota datang ke kantor dan mengamuk . Pria itu tidak terima karena adiknya diputuskan secara sepihak oleh Ryota , tapi semua terselesaikan dengan baik hanya karena Jero turun tangan . Mau tidak mau nama belakangnya adalah sebuah momok menakutkan untuk gangster gangster kecil yang tidak punya pengaruh .
Dan masalah itu kemudian selesai dengan sendirinya karena pada dasarnya Ryota tidak pernah sekalipun menjalin sebuah komitmen pada wanita wanita yang ia kencani . Pria itu selalu beranggapan jika hubungan yang ia jalin adalah sebuah simbiosis mutualisme atau hubungan yang sama sama menguntungkan . Ryota menghabiskan uang dalam jumlah besar hanya untuk membelikan barang barang branded yang di inginkan wanitanya . Dan menurutnya itu sepadan dengan apa yang didapatkannya .
" Atau jangan jangan omongan gue bener !? Elo udah mati rasa sama dia , secara di London lebih banyak wanita seksi yang wajib dirasai ... maksudku dicoba untuk menjalin hubungan serius ! Ya daripada menjalin hubungan yang enggak jelas arahnya . Nggak bisa gue bayangin kalau suatu saat elo ketemu dia terus Lia udah punya suami atau bahkan anak ! Nangis elo pasti ... " gumam Ryota yang membuat bungsu generasi kedua empat pilar Adipraja itu menggeser semua berkasnya ke samping .
" Kalau memang begitu berarti kami memang tidak berjodoh ... "
Benar saja , malam itu Jeronimo bermalam di kantornya sendiri . Walaupun kamar pribadinya yang ada di kantor tidak seluas kamar yang di apartemen tapi pria itu masih bisa menikmati istirahatnya disana .
Bungsu dari generasi kedua pilar Adipraja itu menatap bintang bintang bertebaran dari dinding kaca kamar yang ada di lantai sepuluh kantor miliknya . Sebentar lagi dia melewati dua tahun penantiannya . Rindunya sangat membuncah tapi jauh di lubuk hatinya dia masih ragu . Jero masih ragu apakah seorang Odelia Al Shama akan menerima kembali cintanya , apakah hati wanita itu masih terikat padanya dan apakah akhirnya mereka bisa bersatu .
Apalagi selama dua tahun ini Lia sama sekali tak pernah sekalipun berusaha untuk berkomunikasi dengannya . Dari semua postingan di media sosialnya gadis pemilik hatinya terlalu sibuk dengan kegiatan sosial dan pameran pameran seninya . Sepertinya dia tak pernah berarti apa apa bagi gadis itu .
Sampai akhirnya lamunannya buyar karena suara notifikasi pesan di ponselnya . Dia hanya berdecak ketika membaca dari siapa pesan itu terkirim .
" Vania .... mau resehin apalagi itu anak !! " gumamnya tanpa membuka pesan gambar yang dikirim istri dari sulung generasi kedua klan Adipraja , Gema Aksa .
Jero tahu jika Vania pasti mengirimkan gambar kemesraannya dengan sang suami , karena saat ini pasangan itu sedang mengadakan bukan madu kedua pernikahan mereka . Kesibukan membuat pasangan itu ingin mempunyai lebih banyak waktu untuk berdua .
Setelah meletakkan ponselnya di nakas Jero merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang, hingga tak terasa ia memejamkan matanya dan kemudian tertidur .
*
" Apa kau tidak lelah ? " tanya seorang gadis pada temannya , saat ini mereka sedang berada di dalam sebuah bangunan megah tempat pelukis terkenal dari berbagai negara mengadakan pameran . Galeri seni itu berada di pusat kota London .
" Ckk kenapa harus bertanya ?! Tentu saja lelah , bukankah kau juga merasakan hal itu ? Menyiapkan pameran seni bukanlah hal yang mudah " decak gadis yang berada di depannya , seorang gadis cantik dengan kulit eksotis yang tampak tetap begitu cantik walau tanpa polesan apapun pada wajahnya . Kesibukannya pagi ini membuatnya lupa untuk sekedar mempercantik diri seperti gadis gadis lain .
" Bukan itu , kau tahu benar apa yang aku maksud . lni London Nona .... jika kau mau dalam hitungan menit dia bisa datang untuk menemuimu ! Come on .... ini sudah dua tahun " kata Elda yang tahu jika Odelia tidak pernah suka jika ia membicarakan pria yang masih menguasai hati gadis itu .
Odelia tak menanggapi kata kata sahabatnya , tak terasa dua tahun sudah berlalu . Pria itu pasti sudah menyelesaikan kuliah dan memulai usaha bisnisnya sendiri . Pria itu pasti sangat sibuk hingga tak bisa sekedar mengirim pesan padanya ...
Tapi tidak salah jika Jero melakukan hal itu karena dulu dia sendiri yang meminta waktu dua tahun untuk tidak bertemu . Dia sendiri yang meminta waktu untuk berpikir dan mendewasakan diri . Tapi nyatanya rasa rindunya sangat menyiksanya , dia bahkan tak berani membuka media sosial milik Jero atau apapun yang bisa menampilkan wajah tampan itu . Odelia takut jika melihat kembali wajah itu maka hatinya semakin tersiksa .
Ada kalanya dia berharap Jero menjadi pembangkang dengan tiba tiba muncul di depannya dan mengatakan rasa rindunya . Tapi harapan hanyalah tinggal harapan , jangankan menemuinya semua postingan yang ia pasang di media sosial miliknya pun tak pernah mendapat tanggapan dari bungsu kesayangan keluarga Adipraja itu .
Sampai siang menjelang dua gadis itu masih disibukkan dengan urusan mereka . Hingga suara perut mereka mampu membuat kegiatan mereka terhenti .
" Kau tak dengar suara demo di perut kita ? Sebaiknya kita segera pergi ke kafe atau restoran terdekat atau kau akan melihatku pingsan karena kelaparan ! " ujar Elda yang ditanggapi tawa oleh Odelia , gadis cantik sahabatnya itu bisa menahan segalanya ... kecuali lapar .
Elda adalah sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri , apalagi setelah pernikahan Olivia dan Albert beberapa bulan yang lalu . Sejak saat itu Olivia jarang curhat seperti biasanya , tentu saja karena semua yang di inginkan saudarinya itu sudah sepenuhnya tercapai yaitu menjadi istri dari psikiater tampan yang pernah menjadi dokter pribadinya .
Akhirnya mereka mencari restoran terdekat yang ada di sekitar galeri seni tempat mereka beberapa hari ke depan mengadakan pameran .
" Gila ... ini kafe mungil termewah yang pernah gue lihat ! Sepertinya ini akan sedikit memeras kantong kita " gumam Elda dengan mata kagum menatap setiap sudut kafe yang terlihat indah dan elegan . Penataan utang tidak berlebihan tapi sangat nyaman untuk untuk ditempati .
Setelah memesan makanan Elda dan Odelia meneruskan pembicaraan mereka tentang pameran seni yang diadakan komunitasnya di negeri ini . Tapi pembicaraan mereka terhenti ketika Odelia merasakan seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang . Dan matanya menyipit ketika melihat seorang wanita cantik dan seorang pria tampan dibelakangnya .
" Vania ... Revania Alvaro ??! "
" Hai cantik !! "
" Vania ... Revania Alvaro !? " gumam Odelia dengan mata memicing , ia hampir tak percaya bisa bertemu dengan perempuan mafia yang sudah menjadi menantu dari keluarga Adipraja itu . Selain menjadi saudari ipar Vania bersahabat sangat dekat dengan Jeronimo .
Kadang wanita didepannya inilah yang memberikan kabar dari pria pemilik hatinya . Vania pernah bercerita jika sikap Jero sekarang jauh berbeda dari Jero yang dulu , bungsu generasi kedua itu lebih pendiam dan lebih mudah tersinggung .
" Hai cantik .... senang bisa bertemu dengan gadis gadis cantik seperti kalian di sini , apa kau tahu ? Kafe ini adalah kafe milik calon suamimu " ujar Vania mengerlingkan satu matanya dengan tersenyum dengan centilnya .
" Sayang .... " lirih Gema memperingatkan istri kecilnya karena dia sangat tahu bagaimana kisah perjalanan cinta antara Jero dan Odelia . Dari kelima bersaudara si bungsulah yang mempunyai kisah terpanjang dan paling lama prosesnya .
" Tapi ini memang kafe milik Jero ! Kalian ada pameran lukisan di sini ?! " tanya Vania yang kemudian duduk di sisi Lia setelah Elda mempersilakan dia dan suaminya untuk bergabung dengan mereka .
" Komunitas kami sedang mengadakan even disini ... " gugup Lia karena tahu arah pertanyaan wanita yang masih seumuran dengannya itu . Selain kakak ipar Vania adalah sahabat dekat dari pemilik hatinya .
" Kau sudah memberitahu Jero ? "
DEGGHHHH ....
Jantungnya berdetak keras ketika pertanyaan itu keluar dari mulut kakak tersulung dari pria yang ia cintai . Hanya dengan mendengar namanya disebut saja sudah mampu memacu jantungnya lebih cepat .
" Aku kira setelah ini pasti dia tahu keberadaanku " sahut Lia masih mencoba tenang dengan memperlihatkan senyumnya , dia berpikir Vania pasti tidak tahan untuk segera mengatakan tentang keberadaannya di kota ini .
" Ya ... kau tahu jika Jero kesayangan semua orang , termasuk wanita yang ada disampingmu " kata Gema yang langsung di sambut tawa oleh Vania , sepertinya semua pria tak luput dari rasa cemburunya .
" Dia terlalu tampan dan menggemaskan , tapi sayangnya dia bukan tipeku ! Hatiku sudah terikat kuat pada pria tua pemarah dan pencemburu sepertimu ... " kata Vania yang kemudian tanpa malu malu mencium kedua pipi suaminya .
" Sepertinya kami harus kembali ke hotel , raut malu malu suamiku membuat aku ingin melakukan sesuatu padanya ... "
" Ehh ... iya , silahkan ! " gugup Elda ataupun Lia yang merasa kikuk karena mendengar kata kata yang menurut mereka sedikit vulgar .
Dan Gema hanya geleng geleng kepala melihat tingkah istrinya , tapi pria itu menurut ketika istri kecilnya menggandengnya keluar dari kafe .
Elda menyikut tangan sahabatnya yang terlihat sedang melamun , bahkan gadis itu belum menyentuh makanan yang sudah tersaji di depannya . Sepertinya ada sesuatu yang sedang bermain di otak gadis itu .
" Hei ... makanlah dulu , banyak pekerjaan yang sedang menunggu kita ! Kau masih ingat kan jika besok pagi semua harus sempurna ? Jika tidak mungkin lukisan kita tidak akan terjual ... "
" Hissshhhh , tentu saja aku ingat ! " gerutu Lia yang saat ini menarik piringnya dan menikmati burger daging yang tadi ia pesan .
" Aku hanya masih takjub dengan pasangan ajaib yang baru saja kita temui . Prianya sedingin salju kutub utara , aku saja merinding melihat tatapannya yang setajam elang . Dan wanita bernama Vania itu terlihat ehmm ... pecicilan ! " kata Elda yang heran kenapa manusia yang sangat berbeda karakter yang baru saja mereka temui bisa menjadi pasangan yang saling mencintai .
" Tapi mereka sama sama mengerikan ... "
" Mengerikan ?? Apanya ? "
" Ckk cepatlah makan ! Bukannya kau bilang kita punya banyak pekerjaan !? "
Odelia pernah mendengar cerita dari Daddynya jika sulung Adipraja dan istrinya itu adalah sepasang mafia menakutkan . Pasangan itu tak segan membunuh musuh musuhnya jika dirasa mereka mengganggu ketenangan keluarganya .
*
Sampai di kamar hotel Vania segera naik ke gendongan suaminya , gadis cantik itu sudah mulai mengendus rahang dan leher suaminya hingga Gema menggeram pelan .
" Kau mau apa gadis nakal !? " tanya sulung Adipraja yang tahu kadar kejahilan istri kecilnya . Vania adalah gadis yang tidak terduga , istrinya selalu saja melakukan sesuatu yang berada di luar nalarnya . Tapi hal itulah yang membuat dia tergila gila pada seorang Revania Alvaro .
" Hanya satu .... mengalahkanmu disana ! " tunjuk Vania ke arah ranjang mereka .
" Kita lihat saja Nyonya , kau atau aku yang akan kalah " sahut Gema bersemangat berjalan membawa sang istri ke arah ranjang mereka .
Vania seperti teringat sesuatu ketika melemparkan sling bagnya entah dimana , sekilas ia ingat akan mengirim pesan pada seseorang tapi konsentrasinya pecah ketika pria halalnya sudah membuka dress yang dikenakannya .
" Aaarrgghhhh .... "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!