Hai Readers, jangan lupa like dan Subscribe jika suka dengan novel ini. Sebagai karya orisinil, novel ini tetaplah bacaan fiktif yang hanya dibaca saat santai tanpa membuat malas dalam menjalankan aktivitas sebenarnya sesuai Tupoksi kita sebagai makhluk hidup sosial.
SELAMAT MEMBACA....
_______________________________________________
Sore itu cuaca sedang tidak bersahabat, angin yang bertiup kencang menyebabkan pohon-pohon bergerak melambai dan menggugurkan daunnya lalu terbang terbawa angin. Tidak hanya itu, bahkan beberapa pohon mulai tumbang serta jatuh menimpa rumah warga penduduk.
Adapun rumah-rumah sederhana banyak yang mengalami kerusakan akibat tertiup angin. Kondisi seperti ini membuat penduduk Kota Chengdu lebih memilih untuk berada di dalam rumah dan berkumpul bersama keluarganya.
Fenomena alam seperti ini biasanya akan diikuti oleh hujan badai yang sangat mengerikan, sejak beberapa hari terakhir Kota Chengdu yang terletak di Provinsi Sichuan mengalami hujan badai akibat perubahan cuaca yang ekstrim.
Di dalam sebuah rumah yang cukup besar, seorang anak kecil berusia sekitar satu tahun terdengar sedang menangis. Hujan badai yang diikuti kilatan petir yang bersahutan membuat anak kecil tersebut ketakutan. Lin Mei sebagai seorang ibu hanya bisa menenangkan anaknya tersebut sambil menyusuinya berulang kali, sementara suaminya yang bernama Lei Yun Xi terlihat sedang gelisah.
Di tengah kegelisahannya, Lei Yun Xi kemudian berkata.
"Istriku, sepertinya akan ada suatu hal yang sangat menakutkan terjadi malam ini. Oleh karena itu kamu pergilah dan segera bawa Tian'er bersamamu."
Mendengar ucapan suaminya yang tiba-tiba, perasaan Lin Mei ikut menjadi tidak tenang.
"Tidak.. Aku tidak mau pergi meninggalkanmu. Sampai kapanpun aku akan menemanimu" jawab Lin Mei dengan tegas.
Lin Mei merasa jika perjalanan cintanya dengan suaminya sudah melewati banyak hal, jadi tidak ada hal lain yang membuatnya merasa takut lagi.
"Saat seperti ini bukankah waktu yang tepat untuk berdebat, pikirkanlah tentang keselamatan anak kita" ucap Lei Yun Xi dengan nada keras.
Mendengar perkataan suaminya, Lin Mei sebenarnya ingin mengatakan sesuatu namun ia menahannya. Ia memandang wajah Lei Tian yang berada di pelukannya, memikirkan anaknya yang memang masih membutuhkan air susu dan kasih sayang dirinya membuatnya tak berdaya.
Pada saat ini Lin Mei merasakan kekesalan kepada orang-orang Klan Lei yang tidak mendukung kebijakan suaminya. Ia juga tidak mengira jika pertikaian di Keluarga Lei akan mencapai titik di mana ketidakpuasan Lei Dong menyebabkan pemberontakan.
"Bibi Jian, tolong bawa anak dan istriku ke tempatmu. Jika suasana Klan Lei sudah stabil maka aku sendiri yang akan menjemput kalian" ucap Lei Yun Xi kepada pelayan pribadi rumahnya.
Lei Yun Xi yakin hanya di tempat Bibi Jian anak dan istrinya akan selamat dari perburuan orang-orang suruhan dari Lei Dong. Bibi Jian adalah orang yang diangkat oleh Lei Yun Xi sebagai pelayan keluarga dari suatu tempat yang berada di Kota Yushan. Hingga kini tidak ada yang tahu tentang asal usul Bibi Jian selain Lei Yun Xi dan istrinya.
"Ba.. Baik Tuan" jawab bibi Jian yang terlihat gamang.
Sebagai orang yang bekerja di rumah Lei Yun Xi tentu ia mengetahui permasalahan yang mendera Klan Lei, yaitu perebutan posisi Patriark. Hal lainnya juga karena Lei Dong sangat tergila-gila dengan kecantikan Lin Mei yang kini menjadi istri dari Lei Yun Xi.
Setelah mendengar perkataan Bibi Jian, Lei Yun Xi segera menuliskan beberapa pesan serta petunjuk pada sebuah kertas lalu memasukkan gulungan tersebut ke dalam cincin penyimpanan.
"Jika aku tidak kembali, maka berikan cincin ini kepada putra kita jika ia sudah dewasa. Semua rahasia Klan Lei ada di dalamnya, dan aku pun sudah menuliskan beberapa petunjuk di dalamnya. Cincin ini hanya bisa dibuka jika ia sudah memiliki tenaga dalam yang cukup." ucap Lei Yun Xi sambil memberikan cincin penyimpanannya.
Wajah Lin Mei tampak memucat, ia tidak mau berpisah dengan suaminya. Apalagi ia masih sangat mencintai suaminya dan usia pernikahan mereka masih seumur jagung. Pada saat ini Lin Mei menatap wajah suaminya dengan lekat, ada rasa keengganan untuk berpisah darinya.
Dengan berat hati akhirnya ia menuruti perintah suaminya, tidak ada yang bisa ia lakukan jika keberadaan dirinya dan Lei Tian hanya akan menjadi beban bagi suaminya.
Kendati demikian ia juga tidak mungkin membantah perintah suaminya di saat seperti ini. Ia juga tidak mungkin meminta bantuan dari keluarganya, karena pernikahan mereka sebelumnya tidak direstui oleh Patriark Lin Bao yang merupakan ayah kandung Lin Mei.
Sebagai keluarga besar, Klan Lin dan Klan Lei tidak memiliki hubungan baik, satu-satunya jalan mereka bisa menikah karena hubungan Lin Mei dengan keluarganya sudah terputus sehingga Lin Mei tidak bisa menggunakan marga Lin lagi.
Demi bisa menikah dengan Lei Yun Xi dan menghindari perselisihan panjang, Lin Mei lebih memilih untuk memutuskan hubungan darah dengan keluarga Lin yang selama ini menjadi identitasnya.
Dengan cepat Bibi Jian segera mengemasi pakaian dan kebutuhan untuk segera meninggalkan Kota Chengdu, sementara Lei Yun Xi menyiapkan kereta kuda terbaik untuk membawa istri dan anaknya.
Selain Bibi Jian, ada juga pengawal pribadi Lei Yun Xi yang diikutkan dalam perjalanan tersebut. Lei Yun Xi memprioritaskan keselamatan anak dan istrinya daripada nyawanya sendiri. Pendekar tersebut bernama Gong Dun dan sudah lama menjadi pengawal setia Lei Yun Xi.
"Kamu jaga Lei Tian, dia adalah buah cinta kita" ucap Lei Yun Xi saat memeluk istrinya dengan erat.
Seolah seperti tidak akan berjumpa lagi dengan istrinya, Lei Yun Xi merasa pilu.
"Aku sangat mencintaimu, aku bahagia memiliki suami seperti mu" ucap Lin Mei dengan bangga.
"Aku juga merasakan hal yang sama denganmu" pungkas Lei Yun Xi.
Setelah dirasa waktunya tiba, akhirnya malam itu menjadi malam perpisahan bagi Lei Yun Xi dengan Lin Mei. Di tengah hujan badai yang cukup deras, mereka meninggalkan Provinsi Sichuan tanpa ada yang mengetahuinya.
Hujan badai yang saat ini tengah berlangsung seolah menjadi tirai penghalang atas kepergian mereka. Lei Tian kecil pun tertidur dengan pulas, ia seperti mengerti keadaan yang sedang menimpa keluarganya.
Gong Dun memacu kereta kuda menuju arah selatan tanpa henti sepanjang malam, ia khawatir jika kepergiannya akan diikuti oleh pembunuh bayaran ataupun orang-orang Klan Lei yang kini menentang kepemimpinan Lei Yun Xi. Keselamatan nyonya dan tuan mudanya adalah harga mati yang tidak bisa ia tawar.
Tak peduli dengan hujan badai, kereta kuda tersebut terus melesat meninggalkan Kota Chengdu hingga ke perbatasan Provinsi Jiangxi, mereka berencana akan ke kampung halaman Bibi Jian di Desa Gunung Batu Kota Yushan yang berjarak tiga hari perjalanan dengan kereta kuda.
Kota Yushan merupakan daerah terpencil, sangat jauh dari keramaian seperti yang ada di Kota Provinsi Sichuan. Kota Yushan juga terletak di sebelah Selatan dan termasuk ke dalam administrasi Provinsi Jiangxi.
Di kediaman Lei Yun Xi, pada tengah malam saat hujan badai mulai reda sekelompok pria berjubah hitam menyusup dan melakukan penyerangan. Setelah mereka melumpuhkan para pendekar yang berjaga di kediaman Lei Yun Xi, mereka segera merangsek masuk ke dalam kediaman pribadi Patriark Lei Yun Xi.
Lei Yun Xi yang sudah berjaga, langsung mencabut pedangnya dan segera menyambut kedatangan orang-orang bertopeng yang ingin membunuhnya.
Meskipun Lei Yun Xi berada pada ranah Pendekar Bumi Tingkat Akhir, namun di bawah kepungan para pendekar ahli yang setingkat di bawahnya ia juga tidak berdaya. Untungnya saja ia sudah menyelamatkan anak dan istrinya, jadi ia bisa bertarung dengan leluasa tanpa beban.
"Trank"
"Trank"
"Trank"
Suara benturan logam terus terdengar di malam yang sunyi. Lei Yun Xi mulai mengalami luka-luka ringan dari sabetan pedang di sekujur tubuhnya, namun ia juga berhasil membunuh beberapa orang dari pihak musuh.
"Sebaiknya kau menyerah dan serahkan nyawamu baik-baik" ucap salah seorang dari penyerang.
"Kau terlalu naif, jika kau menginginkan kekuasaan buktikanlah dengan prestasi dan kemampuan diri bukan dengan jalan seperti ini" ucap Lei Yun Xi dengan tegas.
Lei Yun Xi tentu saja mengetahui pria di balik topeng yang kini tengah menyerangnya, ia adalah Lei Dong yang kini mendapat dukungan dari Sekte Serigala Hitam.
Sebagai adik angkat, Lei Dong memiliki ambisi berlebih untuk menjadi pemimpin keluarga. Padahal statusnya hanya sebagai anak angkat, namun ia berhasil mempengaruhi para anggota Klan Lei lainnya dengan memberikan janji serta imbalan.
"Hahaha.. Percuma memiliki prestasi dan kekuatan jika kau tidak bisa memanfaatkan situasi" jawab pria bertopeng tersebut yang merupakan Lei Dong, adik angkat Lei Yun Xi.
Konflik ini sebenarnya bermula dari keinginan Sekte Serigala Hitam, mereka ingin melakukan kerjasama dengan Klan Lei dalam bidang perdagangan herbal serta obat-obatan. Namun Lei Yun Xi tidak menerimanya, hal itu dikarenakan Sekte Serigala Hitam adalah Sekte yang sesat yang selama ini sering membuat kekacauan.
Sekte Serigala Hitam akhirnya memanfaatkan konflik hubungan antara Lei Yun Xi dengan adik angkatnya yang bernama Lei Dong. Sebagai adik angkat, Lei Dong tidak pernah puas dan selalu menunjukkan sikap iri hati kepada Lei Yun Xi yang selama ini terus memancarkan prestasinya di Kota Chengdu.
Sebagai Patriark Klan Lei, sebenarnya Lei Yun Xi pernah beberapa kali berkirim surat kepada Sekte Pedang Emas untuk meminta perlindungan. Namun surat-surat yang dikirimkan tidak pernah direspon, meskipun beberapa kali mencoba namun hasilnya tetap sama.
Hal ini tentu saja membuat Lei Yun Xi merasa putus asa, oleh sebab itu ia tidak ada jalan lain selain mengamankan anak istrinya terlebih dahulu sambil mencari dukungan atas masalah yang menderanya.
Lei Yun Xi segera meningkatkan energi Qi nya, pada saat ini ia akan melawan hingga titik darah penghabisan. Tangan kanannya bergetar, kemudian pergelangan tangannya bergerak mengangkat pedangnya.
Dalam sekejap tubuh Lei Yun Xi langsung berada di depan beberapa orang pendekar yang menutupi tubuh Lei Dong.
"Jurus Tebasan Kematian" raung Lei Yun Xi dengan keras.
Seberkas cahaya berwarna putih terbentuk menjadi garis horizontal dan melesat ke arah dua pendekar yang berada di dekat Lei Dong.
"Zreett"
"Zreett"
Dua kepala langsung terpisah dari badannya, kecepatan jurus yang baru saja dikeluarkan oleh Lei Yun Xi tidak dapat dilihat oleh beberapa orang yang kini sedang tercengang akibat terpenggalnya kepala dari rekannya.
"Sepertinya keahlian ilmu pedang mu cukup bagus" tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing di telinga Lei Yun Xi.
Seorang pria yang seumuran dengan Lei Yun Xi muncul dari kejauhan, jaraknya semakin dekat dan membuat Lei Yun Xi memandang pria yang bernama Fei Hung dengan tatapan dingin.
"Ka.. Kamu bagaimana bisa kamu berkomplot dengan mereka?" tanya Lei Yun Xi dengan heran.
Di dalam pikirannya kini ia mulai mengerti mengapa surat yang pernah ia kirimkan ke Sekte Pedang Emas sebelumnya tidak pernah mendapat tanggapan.
"Pantas saja Sekte Pedang Emas tidak pernah merespon surat yang aku kirimkan, ternyata kamu adalah bagian dari mereka" sambung Lei Yun Xi dengan penuh kemarahan.
"Rupanya kau baru menyadarinya, namun sayang sekali hal tersebut sudah terlambat" ucap lelaki tersebut sambil mencabut pedangnya.
"Zrink"
Setelah mencabut pedangnya, ia segera meningkatkan energi Qi nya yang sudah berada pada ranah Pendekar Langit Tingkat Awal, satu tingkat di atas Lei Yun Xi yang masih berada di Ranah Pendekar Bumi Tingkat Akhir.
Tingkatan Kultivasi:
# Ranah / Pendekar Pemula
# Ranah / Pendekar Praja
# Ranah / Pendekar Raja
# Ranah / Pendekar Kaisar
# Ranah / Pendekar Bumi
# Ranah / Pendekar Langit
# Ranah / Pendekar Dewa
# Ranah / Pendekar Dewa Abadi
# Ranah / Pendekar Dewa Semesta.
Tingkatannya Awal, menengah dan Akhir masing-masing Ranah.
Melihat lawannya mulai bertindak, Lei Yun Xi tampak sedikit khawatir dan tanpa sadar ia melangkah ke belakang.
Jika hanya kepungan dari Lei Dong dan orang-orang dari Sekte Serigala Hitam ia masih memiliki peluang untuk hidup, namun kini dengan adanya Fei Hung maka peluangnya untuk hidup sudah tertutup.
Fei Hung adalah salah seorang Tetua di Sekte Pedang Emas yang terkenal sebagai Sekte Aliran Putih, namun siapa sangka jika ia berkomplot dengan Sekte sesat seperti Sekte Serigala Hitam.
"Sebelum mati aku akan memberi tahu alasan kenapa aku ingin membunuhmu dan berpura-pura baik selama ini" ucap Fei Hung sambil mengarahkan pedangnya ke arah Lei Yun Xi.
"Jurus Pedang Membelah Gunung" ucap Fei Hung.
Meskipun ketakutan tetapi Lei Yun Xi tidak memiliki pilihan lagi selain melawannya dengan sekuat tenaga.
"Jurus Tebasan Kematian" ucap Lei Yun Xi sambil mengangkat pedangnya.
"Trank"
"Trank"
"Trank"
Dua teknik pedang beradu saling menunjukkan dominasinya. Akibat pertarungan itu kediaman Lei Yun Xi menjadi rusak parah.
Setelah beberapa kali diserang, akhirnya Lei Yun Xi semakin terpojok dan luka-luka pada tubuhnya semakin parah.
"Zleb"
"Zleb"
Detik berikutnya tubuh Lei Yun Xi tertusuk pedang sebanyak dua kali berturut-turut. Darah segar mengalir dari jantung dan perutnya dengan deras. Pandangannya mulai buram, namun ia tetap berusaha menjaga kesadarannya.
"Aku adalah pria yang akan dijodohkan oleh Patriark Lin sebelumnya, namun sayangnya Lin Mei lebih memilihmu untuk menjadi suaminya. Sejak saat itu aku sudah memutuskan untuk membunuh mu dengan berbagai cara, hingga suatu hari yang lalu aku bisa berpura-pura untuk membantu permasalahan mu dengan Sekte Serigala Hitam" ungkap Fei Hung dengan senyum datar.
Luka yang dialami oleh Lei Yun Xi sudah terlalu parah, namun ia dengan jelas masih mendengar ucapan Fei Hung barusan.
"Satu hal lagi yang perlu kau tahu, aku adalah orang yang dibesarkan oleh Sekte Serigala Hitam jadi dengan tindakan mu yang tidak mau bekerja sama dengan Sekte Serigala Hitam sama saja sudah menjadi musuhku" pungkas Fei Hung.
Mendengar pengakuan Fei Hung barusan membuat Lei Yun Xi tersenyum, lalu berkata.
"Untungnya Lin Mei tidak memilih lelaki brengsek seperti dirimu.. Hahaha.."
Sementara Fei Hung setelah menyampaikan rahasianya, tanpa ragu ia kemudian mengangkat pedangnya kembali. Dengan santai ia mengarahkan tenaga Qi nya ke dalam pedang, dengan gerakan sangat cepat tubuh Fei Hung bergerak seperti hantu.
"Zreett"
Sebuah tebasan horizontal tepat mendarat di leher Lei Yun Xi, detik itu juga pandangan Lei Yun Xi berubah menjadi benar-benar kabur sebelum akhirnya menjadi gelap untuk selamanya.
Sesaat setelah kematian Lei Yun Xi, beberapa orang tampak menggeledah seluruh isi rumah untuk mencari benda berharga yang diminati oleh Lei Dong. Namun setelah menggeledah setiap sudut ruangan mereka tidak menemukan apa yang mereka cari.
"Lapor Tuan, istri dan anaknya sudah tidak ada" ucap seorang pria bertopeng.
Ekspresi Lei Dong menjadi jelek, sebelumnya ia juga berharap untuk mendapatkan istri dari Lei Tian sebelum membunuhnya.
"Sial, di mana wanita itu?" ucap Lei Dong dengan nada penuh kekesalan.
"Tuan, saya juga tidak menemukan cincin penyimpanan di jari Lei Yun Xi" ucap pria bertopeng itu lagi.
"Apa? Sungguh sialan, sepertinya ia sudah menyadari rencana kedatangan kita. Pantas saja ia tidak bersama pengawal terbaiknya saat ini" ujar Lei Dong dengan frustasi.
Ia juga sudah memeriksa seisi rumah Lei Tian, namun tidak menemukan benda-benda peninggalan leluhur Klan Lei. Hal ini tentu saja membuatnya sangat jengkel, rencana yang sudah ia susun dengan rapi ternyata tidak berjalan sesuai dengan ekspektasinya.
Salah satu motif yang diinginkan oleh Lei Dong adalah Liontin Naga Petir, benda tersebut merupakan warisan leluhur Klan Lei dan mengandung kekuatan rahasia yang hingga kini masih menjadi misteri. Tidak banyak yang mengetahui rahasia dibalik simbol pimpinan Klan tersebut, Lei Dong secara tidak sengaja pernah menguping pembicaraan Lei Yun Xi dengan ayahnya.
Malam itu Kota Chengdu berduka, kejadian berdarah yang menimpa Keluarga Lei Yun Xi disembunyikan dari masyarakat sekitar. Untuk menghilangkan bukti, Lei Dong membakar rumah Lei Yun Xi serta beberapa bangunan di dekatnya.
Hanya beberapa orang yang mengetahui rahasia ini, namun mereka bungkam dan menahan diri dari situasi yang bisa membahayakan nyawa mereka. Sebelumnya mereka sudah membocorkan rencana jahat yang akan dilakukan oleh Lei Dong, mereka sangat berharap jika kematian Lei Yun Xi kelak akan dibalas kan oleh keturunannya yang kini sudah pergi entah kemana.
Lei Dong segera menginterogasi orang-orang dari Klan Lei, ia juga memeriksa seluruh Informasi tentang Bibi Jian dan Gong Dun. Namun tidak ada titik terang di mana kini mereka berada, hanya sedikit informasi saja tentang Gong Dun yang berasal dari Sekte Belati Merah.
Lei Dong kembali menelan kekecewaan, ia masih tidak berhasil mendapatkan informasi yang ia inginkan. Mereka semua bungkam atas menghilangnya istri dan anak Lei Yun Xi.
Setelah kematian Lei Yun Xi, Klan Lei diambil alih oleh Lei Dong. Sebagai gantinya, Lei Dong juga harus menyepakati perjanjian antara dirinya dengan Sekte Serigala Hitam. Secara rahasia Klan Lei kini resmi bekerja sama dengan Sekte Serigala Hitam dalam mendukung penyediaan bahan-bahan herbal serta obat-obatan.
Waktu pun berlalu dengan cepat, namun tidak dengan jiwa-jiwa yang terluka karena kehilangan seseorang yang dicintai. Seperti Lin Mei yang selalu menunggu kedatangan suaminya untuk menjemputnya pulang, cintanya pada Lei Yun Xi sudah mendarah daging.
Tanpa disadari kondisi fisik Lin Mei semakin memburuk, di sepanjang harinya ia selalu memikirkan dan terjerat dalam ingatan bersama suami tercintanya. Pria yang sebelumnya telah memenangkan hatinya dan hidupnya, serta memberikan buah hati yang kini tumbuh semakin besar.
Dari tahun ke tahun ia semakin kurus dan menderita penyakit yang tak kunjung sembuh, setiap kali diajak berobat ke Kota Yushan ia selalu menolak. Ia selalu berkata jika dirinya baik-baik saja dan hanya kelelahan.
Selama empat belas tahun ini ia menunggu dan terus menunggu tanpa tahu kapan harus berhenti berharap, selain Lei Tian ia tidak memiliki siapapun di dunia ini. Kedua orang tuanya dari Klan Lin sudah memutuskan ikatan darah dengannya, suaminya yang berasal dari Klan Lei tidak pernah datang. Hanya kenangan yang mampu mengisi hampa relung hati Lin Mei.
Pagi itu, udara yang bertiup di Desa Gunung Batu terasa sejuk. Di dalam sebuah rumah sederhana tampak seorang anak remaja berusia 15 tahun sedang berdiri termenung seperti sedang memikirkan sesuatu, Lei Tian memandang ke arah ibunya dengan ekspresi rumit.
"Bu, apakah aku memiliki seorang ayah?" tanya Lei Tian dengan polos.
"Tentu saja kamu punya, bahkan ayahmu adalah orang baik. Hanya saja ia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak suka dengan dirinya" ucap Lin Mei dengan wajah yang tampak tenang.
Ia mengingat masa-masa bersama dengan Lei Yun Xi saat masih berpacaran. Wajah Lei Tian juga sepintas mirip dengan ayahnya, jadi ingatan tentang Lei Yun Xi tak pernah lekang oleh waktu meski dua belas tahun telah berlalu.
"Kenapa ibu selalu menyembunyikan identitas ayah, bahkan aku juga tidak diberi tahu marganya?" tanya Lei Tian dengan ekspresi cemberut.
"Tian'er seperti yang pernah ibu bilang, kamu belum dewasa dan belum saatnya kamu mengetahui hal tersebut. Ibu tidak ingin kehilanganmu, di luar sana terlalu kejam dan brutal" jawab ibunya dengan lembut.
Pada saat ini tiba-tiba ekspresi Lei Tian segera berubah, lalu dengan cepat ia berkata.
"Jika aku menjadi kuat apakah ibu berjanji akan menceritakan semuanya?" ucap Lei Tian dengan sungguh-sungguh.
Lei Tian merasa jika sudah kuat ia akan mampu menjaga ibunya serta menyembuhkan penyakitnya yang akhir-akhir ini sering kambuh.
Melihat kesungguhan dari putranya, Lin Mei hanya mengangguk ringan dengan tatapan penuh kasih sayang. Sebagai seorang ibu, ia tentu tidak tega melihat putranya yang selalu diledek oleh teman-temannya.
"Janji ya Bu.." ucap Lei Tian sambil memeluk ibunya dengan erat.
Perasaan Lei Tian saat ini dipenuhi kehangatan, meskipun ia harus memikirkan bagaimana caranya untuk menjadi kuat. Di sisi lain ia juga selalu menghadapi hinaan dari teman-temannya karena ia tidak memiliki seorang ayah. Sudah lumrah anak-anak yang bermain dan saling meledek satu sama lain, namun mereka selalu mengejek Lei Tian secara bersamaan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!