NovelToon NovelToon

Azilla Aksabil Husna

Hilang

" Azilla." panggil Fara dengan berteriak, kemudian berlari menuju tempat azilla.

" Ha…ha." suara tarikan nafas Fara.

" Ada apa Fara, coba kau tenangkan dirimu dulu." ucapnya.

" Siska hilang." ucapnya.

" Bagiamana mungkin Siska hilang, bukankah tadi dia bersama dengan mu?" tanya Azilla.

" Ya, tadi ia memang bersama dengan ku. Tetapi tiba-tiba ia menghilang dari barisan." jelasnya.

" Ya sudah, kalau begitu kau tenangkan dirimu dulu, kami akan mencari Siska." ucapnya.

Azilla pun segera meniupkan peluitnya, untuk meminta semua anggota pramuka berkumpul. tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya semua pun berkumpul.

" Lapor, semua sudah berkumpul." ucap Gali ketua barisan.

" Terima kasih semuanya, teman kita Siska Sanzana dinyatakan menghilang." jelas Aziila, dan barisan pun menjadi ricuh.

" Tolong semuanya tenang, kita jangan saling menyalahkan. Sebagai teman, kita harus saling membantu." ucap Azilla dan semuanya pun menjadi tenang.

" Apa yang akan kita lakukan Kak?" tanya Rizki.

" Kita akan melakukan pencarian ke dalam hutan, karena kita tidak mengetahui situasi hutan. Maka untuk keamanan bersama, para siswi diminta untuk tinggal, dan biar para siswa beserta dengan kami yang akan mencari Siska." jelasnya.

" Baik kak." jawab semuanya serentak.

" Baik, untuk para siswi, bubar barisan jalan." ucap Gali dan para siswi pun segera bubar.

" Baik untuk Kak Rizki, Kak Yura, Kak Topan, dan Kak Bagas, diharapkan maju ke depan." ucapnya dan semua pun langsung maju.

" Untuk Kak Yura, tolong temani Kak Fara dan juga para siswi. Dan untuk Kak Rizki, Kak Topan, dan Kak Bagas akan membantu mencari Siska." ucap Azilla.

" Baik kak." jawab mereka serentak.

" Baik untuk yang lain, tolong bagi menjadi 4 tim, dan akan pergi bersama dengan kami." jelas Azilla dan mereka pun langsung membagi tim.

Setelah pembagian tim selesai, mereka pun berpencar untuk mencari Siska. Mereka pun menyusuri hutan dengan meneriaki nama Siska. Mereka semuanya terus mencari, hingga tidak terasa waktu sudah petang. Mereka pun kembali berkumpul di titik yang sudah ditentukan.

" Lapor kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan Siska." ucap Bagas ketika melihat tim Azilla sampai.

" Kami juga belum menemukannya, bagaimana dengan tim yang lain?" tanya Azilla.

Tiba-tiba Tim Rizki dan Topan pun tiba, mereka pun melaporkan hal yang sama. Azilla menjadi panik karena belum menemukan Siska, Siswi SMA Nusa yang ia dan teman-temannya bawa untuk PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu).

" Karena waktu sudah petang, kita tidak bisa melakukan pencarian lagi. Sekarang kita kembali ke tenda." ucapnya dengan setenang mungkin, agar yang lain tidak cemas.

" Baik " jawab semuanya serentak.

Mereka pun segera kembali ke tenda, sesampainya mereka di tempat perkemahan. Mereka langsung di hadang oleh Sista, yang merupakan saudara kembar dari Siska.

" Dimana Siska?" tanya Sista.

" Sista tenangkan dirimu!" ucap Azilla.

" Kau bilang tenang, kembaranku belum di temukan." bentaknya.

" Itu kami tau, tapi kamu harus tetap tenang." ucapnya.

" Aku tidak bisa tenang, kalau kalian tidak mau mencarinya, biar aku saja yang mencarinya." ucapnya yang kini berderai air mata.

" Sista, saat ini sudah petang. sangat berbahaya bila masuk ke dalam hutan." jelas Azilla dengan menggenggam lengan Sista.

" Aku tidak peduli, yang terpenting aku bisa menemukan Siska." ucapnya yang berusaha memberontak.

" Lalu kau juga ingin hilang di hutan begitu, tidakkah kau pikirkan perasaan kedua orang tuamu." ucap Azilla dan tanpa sadar Sista pun berderai air mata.

" Mama, papa, maafkan Sista, Sista tidak bisa menjaga Siska." ucapnya yang kini duduk bersimpuh.

" Tenangkan dirimu, ini semua bukan salahmu." ucapnya untuk menenangkan Sista.

" Iya, ini memang bukan salahku. Tetapi, ini semua salahmu." ucapnya dengan menunjuk Azilla.

" Ini semua bukan salah Azilla, tetapi ini semua salahku." ucap Fara yang baru tiba dengan di papah oleh Yura.

" Ini semua salah kalian, kalau saja kalian tidak mendirikan kemah di sini. Pastinya Siska kembaranku masih ada di sampingku, dan hal ini tidak akan pernah terjadi." ucap Sista kemudian berlari menuju tenda.

" Maafkan aku teman-teman, ini semua salahku. Seharusnya aku lebih memperhatikan Siska, agar ia tidak hilang seperti saat ini." ucap Fara yang merasa bersalah.

" Semuanya sudah terjadi, tidak usah kau sesali. Kita harus segera menghubungi tim SAR, agar besok mereka bisa membantu kita untuk mencari Siska." ucap Azilla.

" Aku akan ikut denganmu, sangat berbahagia turun sendiri untuk mencari jaringan." ucap Rizki.

Kini keduanya pun turun untuk mencari jaringan, karena di tempat mereka mendirikan tenda tidak ada jaringan sedikitpun. Setelah cukup lama mereka berjalan, akhirnya mereka pun mendapatkan jaringan. kini Azilla pun segera menelpon orang posko bantuan, agar kejadian ini segera dilaporkan kepada tim SAR.

" Selamat malam Pak Helmi." ucapnya untuk mengawali panggilan telepon.

" Selamat malam Azilla, ada yang bisa saya bantu?" tanya Pak Helmi yang sudah mengerti jika ada yang menelpon.

" Salah satu anak didik kami ada yang menghilang Pak, kami sudah berusaha untuk mencarinya hingga petang tadi. Tetapi hingga kini kami masih belum bisa menemukannya, bisa tolong bantu hubungi tim SAR untuk besok pagi Pak." jelas Azilla.

" Baik Azilla, kami terima laporanmu. Esok pagi kami akan segera menuju tempat lokasi kalian." jawabnya kemudian sambungan telepon pun terputus.

" Apakah sudah selesai menelpon?" tanya Rizki.

" Sudah Kak." jawabnya yang kini sudah lemas dan hampir terjatuh, Rizki dengan sigap langsung menghampirinya.

" Apa yang terjadi denganmu, kenapa kau bisa sampai seperti ini?" tanya Rizki yang melihat Azilla sudah memucat dan juga lemas.

" Aku tidak apa-apa." jawabnya dengan tersenyum.

" Tidak usah berbohong, kau pasti sudah kelelahan. Tetapi kau terus memaksanya, hingga akhirnya kau bisa menjadi seperti saat ini." ucap Rizki yang kini tidak tega melihat kondisi Azilla.

" Aku tidak apa-apa, mungkin aku hanya kelelahan saja." jawabnya untuk menutupi rasa sakitnya.

Kini Mereka pun berjalan ke arah tenda, Rizki pun membopong Azilla. setelah sampai Rizki langsung meletakkan Azilla di dalam tenda, begitu terkejutnya Yura dan juga Fara ketika melihat keadaan Azilla.

" Apa yang terjadi pada Azilla?" tanya keduanya serentak.

" Aku juga kurang mengetahuinya, tiba-tiba saja ia memuja dan keadaan yang menjadi seperti saat ini." ucap Rizki.

Yura pun kini memperhatikan Azilla dari ujung kepala sampai ujung kaki, tiba-tiba saja Yura menemukan titik yang mengalirkan darah yang cukup deras.

" Astaga, darahnya cukup banyak." ucap Yura dan mengejutkan mereka.

" Ada darah, di mana?" tanya Bagas yang memang tidak melihatnya.

" Ada di kaki Azilla." ucap Yura dengan menunjuk Azilla.

Kini mereka semua menjadi panik, Topan pun segera mengambil kotak obat yang ada di dalam tendanya. Kemudian menyerahkan kepada Yura, agar Yura segera memperban luka Azilla yang cukup mengerikan tersebut.

Pemecatan Azilla

" Aku ada dimana?" tanya Azilla yang baru saja tersadar.

" Kau sedang di dalam tenda, semalam kau pingsan." jelas Yura.

" Sepertinya sudah pagi, apakah tim SAR sudah datang?" tanyanya.

" Mereka sudah datang." jawabnya dan Azilla pun ingin segera pergi.

" Kau mau kemana?" tanya Yura dengan mencoba menghentikan kepergian Azilla.

" Aku ingin menemui tim SAR." jawabnya dengan sepoyongan.

" Kau masih lemah, lebih baik kau di sini saja. Semuanya juga sudah pernah bersama dengan tim SAR." jelas Yura.

" Tidak bisa Yura, aku adalah ketua tim. Jadi aku yang bertanggungjawab atas semua ini, jadi aku tidak bisa hanya tenang-tenang di sini." jelas Azilla.

" Aku tau itu, tetapi kondisi mu masih sangat lemah." ucap Yura.

" Tetapi aku juga tidak bisa hanya duduk diam saja, tolong biarkan aku keluar Yura. Please, aku mohon." ucapnya dengan menyatukan kedua tangannya.

" Ya sudah, tapi kau harus berada di sebelahku terus." jelasnya dan Azilla pun mengangguk.

Keduanya pun segera keluar dari tenda, kini Yura menuntun Azilla untuk menemui tim SAR. Semuanya siswa dan siswi sangat kaget melihat kondisi Azilla, kini Azilla tampak pucat dan lemas.

" Coba kau lihat ke sebelah sana." ucap seorang siswa.

" Itu kak Azilla kan, kenapa dia bisa seperti itu?" tanya temannya.

" Kalau soal itu aku juga tidak tau, tapi aku dengar tadi malam kak Azilla banjir darah." jelasnya.

" Pasti kak Azilla tidak memperdulikan kondisinya saat mencari Siska, kasihan sekali kak Azilla." ucapnya.

" Itu salahnya sendiri, karena tidak bisa menjaga Siska." ucap Sista yang melengus.

" Ini semua bukan salah kak Azilla, lagian ketua tim Siska adalah kak Fara. Mengapa kau menyalahkan kak Azilla, sudah baik kak Azilla mau mencari Siska." ucap siswa tersebut.

" Aku tidak peduli, dia kan ketua tim kita. Dan dialah yang bertanggungjawab atas semua kejadian yang terjadi, jadi ini semua adalah salahnya." ucapnya kemudian langsung pergi.

" Sista sudah sangat keterlaluan, dia tidak bergeming sama sekali. Padahal saat ini kondisi kak Azilla sangat mengerikan." ucap siswa tersebut.

" Sudahlah kalian jangan ganggu Sista, mau kalian ngomong apa pun dia tidak akan memperdulikan omonganmu kalian." ucap Gali yang tiba-tiba saja datang.

" Yang kau bilang memang benar Gali, tapi dia mau sedikitpun melihat kondisi kak Azilla. Padahal kak Azilla bisa menjadi seperti itu juga karena mencari Siska, padahal hilangnya Siska bukanlah kesalahan kak Azilla." ucap siswa itu.

" Sudahlah, sekarang lebih baik kita bantu tim SAR untuk mencari Siska. Kalian apa tidak ingin cepat pulang." ucap Gali, dan kini mereka semua pun berusaha untuk mencari Siska.

Setelah perjuangan yang cukup panjang, akhirnya mereka menemukan Siska. Walaupun kini Siska dalam kondisi luka-luka, dan Siska segera di bawa ke rumah sakit terdekat untuk di periksa keadaannya. Alhamdulillahnya tidak terdapat luka yang serius, jadi Siska bisa langsung di pulangkan.

Kini Azilla mendapatkan telepon dari kepala sekolah SMA Nusa, tempat Siska dan teman-temannya bersekolah. Filing Azilla sudah merasa tidak enak, tetapi ia tetap berusaha untuk berfikir positif. Dan ia pun langsung pergi kerumah kepala sekolah, tanpa memberiku informasi kepada teman-temannya.

" Teman-teman aku duluan ya." ucap dengan tersenyum.

" Kau mau kemana?" tanya Yura.

" Aku mau pulang." ucapnya.

" Dia bohong, tadi aku dengar dia di panggil sama kepala sekolah SMA Nusa." jelas Bagas yang baru saja tiba.

" Benar itu Azilla?" tanya Rizki yang memang saat ini berada tepat di sebelah Azilla.

Azilla tidak menjawab, ia hanya mengangguk saja. Dan kini semuanya menjadi panik, perasaan mereka sudah tidak enak. Kini mereka menjadi takut kehilangan Azilla, Azilla adalah pemimpin yang adil dan bertanggungjawab.

" Kalau begitu kami ikut." ucap Topan.

" Nggak usa, kalian langsung pulang aja. Kalian pasti sedang capek, jadi mending kalian pulang dan istirahat." ucap Azilla.

" Nggak bisa Azilla, kita ini satu tim. Jika salah satu dari kita bermasalah, kita semua harus menemuinya. Dan kita harus sama-sama bertanggungjawab, bukan kau saja yang harus bertanggungjawab." ucap Bagas dan mereka semua pun mengangguk.

" Benar yang dikatakan oleh Bagas, jadi kami ikut ke rumah kepala sekolah ya." ucap Rizki dengan menggenggam tangan Azilla.

" Terimakasih semuanya, hiks…hiks." ucapnya dengan berderai air mata.

Mereka semua pun langsung berpelukan, karena mereka selalu bersama. Dan bagi mereka ini adalah kesalahan mereka bersama, perlahan senyuman mulai mengembang di wajah Azilla. Dan kini mereka bersama-sama pergi menuju rumah kepala sekolah SMA Nusa.

Kini mereka sudah sampai di rumah kepala sekolah, mereka langsung menekan bel. Dan satpam pun membukakan pintu, kemudian mempersilahkan mereka untuk masuk.

" Silakan masuk, ini kepala sekolah sudah menunggu." ucap satpam tersebut, dan mereka pun langsung masuk.

" Assalamualaikum." ucap mereka serentak dan mengagetkan kepala sekolah.

" Kenapa kalian kesini beramai-ramai, bukankah saya hanya meminta Azilla untuk datang." ucap Aina Anita yang merupakan kepala sekolah.

" Kami hanya merasa kalau kejadian hari ini bukan salah Azilla sepenuhnya Bu." ucap Bagas dan semuanya pun mengangguk.

" Ya sudah kalau begitu, sekarang silakan duduk." ucapnya mempersilahkan mereka, dan semuanya pun langsung duduk.

" Saya tau ini semua bukan salah Azilla, tetapi sesuai dengan kesepakatan Azilla yang bertanggungjawab atas semuanya." tambahnya.

" Maaf Bu bila kami lancang, tetapi itu bukan salah Azilla. Ini semua salah saya Bu, saya yang tidak memperhatikan hingga Siska menghilang." jelas Fara.

" Tidak Bu, saya ketua dari tim ini. Jadi saya yang bertanggungjawab." jawab Azilla.

" Saya mengetahui itu semua, tetapi Azilla sudah tidak bisa di pertahankan lagi. Dia sudah melanggar kesepakatan, dan karena itu ia harus di keluarkan dari tim Pramuka SMA Nusa." jelas Aina Anita.

" Apakah tidak ada cara lain Bu?" tanya Topan.

" Maaf semuanya, keputusan saya tidak bisa di ubah. Saya harap kalian bisa mengerti." ucap Aina dengan tegas.

" Saya mengerti Bu, saya akan mengembalikan semua atribut SMA Nusa secepatnya." jawabnya Azilla dengan setenang mungkin.

" Tidak bisakah saya saja yang menggantikan Azilla Bu, karena ini semua salah saya." ucap Fara.

" Sudahlah Fara, ini semua adalah tanggungjawab ku. Aku harap kalian bisa meneruskan perjuangan ku." ucap dengan tersenyum.

" Kau memang orang yang bertanggungjawab, saya harap kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi Azilla." ucap Aina.

" Terimakasih Bu, saya terima keputusan ini." jawabnya.

" Kalau begitu menurutmu siapa yang cocok untuk menjadi pengantin mu Azilla?" tanya Aina.

" Saya menyarankan Rizki Bu, dia orangnya sangat cekatan dan juga bertanggungjawab." jawabnya.

" Kalau begitu, mulai minggu depan Rizki yang akan menjadi ketua tim." ucap Aina dengan tersenyum.

# Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia. Ikuti terus kelanjutannya, dan jangan lupa like, share, komen serta selalu dukung nafras ya teman-teman. Dan baca juga karya-karya nafas yang lain.

Mencari Tempat Magang

Kini mereka telah pulang dari rumah kepala sekolah, Rizki melihat ke arah Azilla. Ia merasa tidak enak kepada Azilla, bukannya ia tidak senang menjadi ketua tim. Hanya saja ia rasa caranya bukan karena potensi ia, ia seperti merasakan adanya kejanggalan.

" Azilla." panggil Rizki.

" Iya." jawabnya dengan tersenyum.

" Kau yakin, ingin menyerahkan tanggung jawab ini pada ku?" tanya Rizki.

" Yakin Rizki, aku rasa kau la yang paling cocok untuk menjadi ketua tim." jawabnya dengan tersenyum.

" Ta-tapi…" ucapnya yang terhenti.

" Aku percaya padamu, aku mohon lanjutkan perjuanganku. Laksana tanggungjawab ini, banggakan nama Pramuka kita." ucap Azilla dengan menggenggam tangan Rizki dan berderai air mata.

" Aku janji akan melaksanakan tanggungjawab yang kau berikan." ucap Rizki.

" Terimakasih Rizki." ucapnya kemudian pergi meninggalkan semuanya.

" Azillaaaa…" panggil semua serentak tetapi Azilla tidak menghiraukannya.

Perlahan Azilla pun menghilang dari pandangan mereka, semuanya pun berderai air mata. Kini Azilla sudah sampai di rumahnya, Bundanya tampak heran ketika melihat wajah putrinya yang termenung, Bunda pun langsung menemui Azilla.

" Ada apa sayang?" tanya Bunda.

" Nggak ada apa-apa Bunda." jawab Azilla.

" Kamu yakin sayang?" tanya Bunda untuk memastikan.

" Iya Bunda, hiks…hiks." jawabnya.

" Katanya nggak apa-apa, lalu kenapa menangis sayang?" tanya Bunda dengan langsung memeluk Azilla.

" Illa kehilangan pekerjaan Bunda, hiks…hiks." jawabnya.

" Bagaimana bisa sayang? Sudahlah nggak usa di pikirkan lagi, nanti Bunda bantu mencari pekerjaan lagi sayang." jelas Bunda untuk menenangkan Azilla.

" Ada anak yang hilang Bunda, hiks…hiks." jelasnya dengan berderai air mata.

" Astaghfirullah, lalu bagaimana keadaannya sayang?" tanya Bunda yang terkejut.

" Alhamdulillah, keadaannya hanya luka-luka saja." jelasnya.

" Syukurlah Alhamdulillah kalau begitu, kita sama-sama berdoa ya sayang. Mungkin ini adalah yang terbaik untukmu, insyaallah Allah telah menyiapkan yang lebih baik dari ini." jelas Bunda dengan mengelus kepala Azilla.

" Amin Bunda, mudah-mudahan Illa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik." jelasnya dengan menghapus air matanya.

" Amin sayang, Bunda bantu doa ya sayang. Semoga saja kau bisa mendapatkan pekerjaan dengan cepat." ucapnya dengan tersenyum.

" Yuada kau istirahat ya sayang, besok kau juga harus berangkat kuliah." jelas Bunda kemudian keluar kamar Azilla.

Azilla pun langsung membersihkan diri, kemudian ia terlelap. Karena ia sudah cukup kelelahan.

Kini Rizki, Bagas dan Topan sedang bertemu. Mereka bertiga mencurigai kejadian yang terjadi, menurut mereka seperti ada yang merencanakan. Tetapi mereka tidak mengetahui siapa dalang dibalik semua ini, dan mereka pun mulai menyusun rencana untuk mencari dalang dari kejadian tersebut.

Mereka kini mencurigai, Yura dan juga Fara. Karena keduanya tampak sangat aneh, dan saat Rizki di tunjuk menjadi pengganti Azilla. Wajah kedua wanita itu tampak masam, sedangkan yang di tunjuk tampak nggan untuk menerimanya.

Terdengar suara azan subuh berkumandang, Azilla pun terbangun mendengar lantunan suara azan. Kini Azilla langsung membangunkan sang Bunda tercinta untuk salat subuh berjamaah. Setelah selesai melakukan salat subuh, kini keduanya segera menyiapkan barang dagangan yang berupa gorengan.

Kini Azilla telah selesai bersiap, dan ia pun membawa tentengan gorengan untuk di titipkan di kantin kampusnya. Dan beberapa warung bakso di dekat kampusnya.

" Maafkanlah Bunda ya sayang, semenjak Abah meninggal kau harus membantu Bunda." jelas Bunda.

" Bunda ngomong apa sih, Illa senang bisa bantu Bunda…" jawabnya yang terhenti.

" Begitu juga dengan Itta." ucap Azitta yang merupakan adik Azilla.

" Kau sudah siap dek, ayo kakak antar." ucap Azilla dengan tersenyum.

" Oke kak." jawabnya dengan tersenyum.

" Kalau begitu kami pergi dulu ya Bun." ucap keduanya kemudian langsung bergantian menyalami Bundanya.

" Hati-hati ya bawa motornya." ucap Bunda.

" Iya Bunda." jawab keduanya dengan membawa banyak keranjang berisi gorengan.

Motor pun langsung pergi, kini mereka pun sudah sampai di sekolah Azitta. Azitta pun masuk dengan membawa keranjang gorengan, ia pun melambaikan tangannya kepada sang kakak. Setelah Azitta menghilang, Azilla pun langsung pergi menuju kampusnya.

Ia langsung mengantar gorengan ke tempat biasa menitipkannya, Azilla pun tampak tersenyum dengan sangat lebar. Tiba-tiba saja ada mobil silver yang melintas, pemuda itu terpanah melihat senyuman Azilla.

" Cantik sekali, senyumannya sangat indah." batin pemuda itu.

" Sekarang tinggal menuju kampus." ucapnya kemudian langsung mengendarai motornya.

Kini ia langsung memerkirakan motornya, terdengar suara memanggil namanya.

" Azillaaaa." Panggilnya kemudian langsung memeluk Azilla.

" Ya ampun Chacha, uda pulang aja ya." jawabnya.

" Iyalah uda pulang, kan aku harus kuliah, hehehe." jawabnya dengan tertawa.

" Untungnya kau masih ingat kuliah, perasaan kemarin bilangnya nggak mau balik lagi ke universitas Dira." ucap Azilla dengan mengingat perkataan sahabatnya itu.

" Jangan ngomong gitu dong, kau kan sahabatku yang baik." ucapnya dengan langsung menggandeng tangan Azilla.

" Kebiasaan, muji kalau ada maunya aja." ucap Azilla dengan mencubit lengan Chacha.

" Hehehe, jangan marah dong Illa. Nanti cantiknya hilang loh, terus pada banyak yang menghindar darimu nanti." ucapnya dengan ekspektasi serius.

" Iyalah tuh yang jadi primadona kampus." ucapnya kemudian langsung pergi meninggalkan Chacha.

" Kau mau kemana?" tanyanya yang seakan lupa.

" Aku mau nganter gorengan ke kantin, nggak usa pura-pura lupa deh." jawabnya dengan tanpa menoleh dan terus berjalan.

" Aku ikut." ucap Chaca kemudian langsung berlari menyusul Azilla.

Kini mereka sudah tiba di kantin, Azilla pun langsung menyerahkan gorengan itu kepada ibu kantin. Kemudian ia pun segera kembali ke kelas, karena sebentar lagi pembelajaran akan segera di mulai. Mereka berdua langsung memasuki ruang kelas, dan tidak lama setelah itu dosen pun datang.

Semuanya belajar dengan khusus, karena mereka tidak ingin di keluarkan dari kelas. Saat ini yang masuk adalah dosen yang terkenal cukup kiler, yaitu Drs. Dafa Hasanuddin. Seorang dosen yang tidak suka dengan keributan, dan tidak pernah perduli yang ia ajar adalah anak dosen, penjabat atau orang biasa. Baginya semua mahasiswanya itu sama, tidak ada pengecualian.

Setelah cukup lama akhirnya bel pergantian les pun berbunyi, semua mahasiswa merasa sangat senang. Tetapi kesenangan mereka berubah, saat dosen itu mengatakan Minggu depan adalah pemilihan tempat untuk magang. Semuanya menjadi pusing, karena mereka belum ada persiapan sama sekali.

Kini Azilla sedang sibuk harus magang dimana, ia sangat frustasi karena tidak tau harus magang dimana.

" Aaaaa." ucapnya.

" Ada apa Illa?" tanya Chaca yang melihat tingkah aneh Azilla.

" Aku sedang bingung mau magang di mana." jawabnya.

" Uda tenang aja, aku akan hubungi Papaku. Agar kita bisa magang di kantornya." jelas Chacha.

" Makasih Chaca." ucapnya dengan langsung memeluk Azilla.

" Sama-sama, kita kan sahabat. Jadi kita harus saling membantu, agar semuanya berjalan dengan lancar." jawab Chacha.

# Ikuti terus kelanjutannya, dan jangan lupa like, share, komen serta selalu dukung nafras ya teman-teman. Dan baca juga karya-karya nafas yang lain.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!