NovelToon NovelToon

PERFECT FAMILY

CHAPTER 1 “KELUARGA JAMIESON”

Keluarga Jamieson dikenal sebagai keluarga yang kaya raya, baik, terpandang, dan dihormati oleh semua orang. Keluarga ini beranggotakan 4 orang, yang terdiri dari sang kepala keluarga, yaitu James Jamieson, ibu yang bernama Lilia Jamieson, seorang anak laki-laki bernama Robert Jamieson, dan seorang anak perempuan bernama Layla Jamieson.

Mereka dikenal sebagai keluarga yang sangat ramah pada semua orang, baik dan juga tidak sombong. Sangat pandai bersosialisasi dan kerap membantu semua orang yang membutuhkan! Mereka memang keluarga yang sangat sempurna! Tidak heran jika orang-orang iri pada keluarga mereka.

Dan inilah.. kisah mereka..

“Keluarga Jamieson”

"Wah rumah ini besar sekali." Ucap seorang anak laki-laki yang merupakan seorang pengantar koran.

CKLEK!

Pintu rumah keluarga Jamieson pun terbuka

"Eh?!" Ucap anak laki-laki tersebut. Ia terkejut.

"Wah halo." Sapa Lilia Jamieson dengan ramah.

"Eh? Ha.. halo nyonya. Maaf. Saya ingin mengantarkan koran ini." Ucap anak laki-laki tersebut dengan agak canggung dan takut.

"Oh begitu. Lalu kenapa kau takut nak? Tidak masalah jika kau melihat rumah kami. Mari masuk." Ucap Lilia dengan ramah.

Anak laki-laki tersebut pun tersenyum

"Maaf nyonya. Tapi saya harus pergi mengantar koran." Ucap anak laki-laki tersebut.

"Oh baiklah kalau begitu. Lain kali kau berkunjung kemari ya." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Oh tentu saja nyonya. Terima kasih." Ucap anak laki-laki tersebut sembari membungkukkan badannya.

"Hm. Oh ya, ini aku ada uang untukmu. Terima ya untuk membeli minum atau makanan di jalan! Aku yakin, kau pasti lelah setelah mengantarkan koran ini." Ucap Lilia sembari memberikan uang sebesar 100 rb pada anak laki-laki tersebut.

"Eh nyonya?! U.. uang ini terlalu banyak! Tidak perlu nyonya. Lagipula ini memang sudah tugasku!" Ucap anak laki-laki tersebut.

"Sudah terima saja ya. Jangan menolak." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Baiklah. Terima kasih banyak ya nyonya." Ucap anak laki-laki tersebut sembari membungkukkan badannya.

"Iya." Ucap Lilia sembari tersenyum.

Lalu anak laki-laki itu pun pergi ~

"Wah nyonya Jamieson memang sangat baik." Ucap anak laki-laki tersebut sembari tersenyum.

Lilia Jamieson pun masuk ke dalam rumahnya

Semuanya tampak rapi dan mewah!

"IBU!" Sapa Layla.

"Iya sayang. Ayo cepat ke meja makan. Oh ya, dimana kakakmu?" Tanya Lilia.

"Oh kakak? Dia tadi ada di kamarnya. Entah sedang apa. Aku tidak peduli." Jawab Layla.

"Heh Layla, kau tidak boleh seperti itu! Sesama saudara itu harus saling peduli! Jika ada sesuatu yang terjadi padamu, maka kau akan minta tolong pada siapa nanti? Ibu dan ayah tidak selalu bersamamu nak. Jadi lain kali jangan seperti itu. Oke?" Ucap Lilia sembari memegang wajah Layla.

"Iya bu, maafkan aku. Aku tidak akan begitu lagi." Ucap Layla sembari menundukkan kepalanya.

"Iya. Sekarang sana ke meja makan." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Iya bu." Ucap Layla.

Layla pun langsung pergi ke meja makan

Sedangkan Lilia langsung pergi menuju ke kamar putranya, yaitu “Robert”!

(Skip) Sesampainya disana, Lilia pun langsung mengetuk pintu kamar Robert!

"Robert." Panggil Lilia.

Cklekkkk!!

Pintu kamar Robert pun terbuka

"Eh iya bu?" Tanya Robert.

"Kenapa kau masih ada di dalam? Ayo cepat ke meja makan!" Jawab Lilia.

"Hm iya bu." Ucap Robert.

"Hm.. apa yang barusan kau lakukan Robert?" Tanya Lilia dengan tatapan serius.

"Eh tidak bu. Tidak ada yang kulakukan!" Jawab Robert gugup.

"Benarkah? Biarkan ibu masuk!" Ucap Lilia.

"J.. jangan bu! Benar-benar tidak ada apa-apa kok!" Ucap Robert gelagapan.

"Lalu kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau.." Ucap Lilia curiga.

"Tentu saja tidak bu!" Ucap Robert yang langsung menyela perkataan ibunya.

"Hm.. ingat! Kau sudah pernah berjanji kepada ibu dan kau bilang kau tidak akan mengulanginya lagi!" Ucap Lilia.

"Iya bu." Ucap Robert sembari menundukkan kepalanya.

"Hm.. sekarang cepatlah pergi ke meja makan!" Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Iya." Ucap Robert.

"Yasudah, ibu pergi ke kamar ayahmu dulu ya." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Iya bu." Ucap Robert.

Lilia tersenyum. Lalu ia pun langsung pergi menuju ke kamarnya --

"Fyuh~ untunglah ibu tidak masuk. Hahaha!" Ucap Robert.

(Skip) ke Lilia

Lilia pun langsung masuk ke dalam kamarnya

"Suamiku.." Panggil Lilia.

"Iya, tunggu sebentar!" Jawab James dari dalam kamar mandi.

"Baiklah." Ucap Lilia.

Tak lama setelah itu, James pun keluar ~

"Ya?" Tanya James.

"Sudah waktunya kita sarapan. Ayo." Jawab Lilia.

"Oke." Ucap James.

(Melihat dada James) "Eh tunggu.." Ucap Lilia.

"Ada apa?" Tanya James bingung.

"I.. itu.. apa yang terjadi? Kenapa ada luka goresan di dadamu?" Tanya Lilia khawatir.

"Oh ini? Ya kau tau lah. Dia.." Jawab James. Perkataannya terhenti.

"Hm.. baiklah, aku paham. Sepertinya kita memang harus lebih keras!" Ucap Lilia dengan wajah serius.

"Hei jangan bicara seperti itu. Sudah biasa seperti ini kan? Hahaha." Ucap James sembari tersenyum.

"Tapi aku khawatir.." Ucap Lilia sembari mengerutkan alisnya.

"Aku suka dirimu yang seperti ini. Penuh cinta untukku." Ucap James sembari tersenyum.

James pun langsung memeluk istrinya

"Haah.. kamu ini! Ck lain kali, aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi!" Ucap Lilia.

"Tentu." Ucap James menyeringai.

"Hm ayo kita makan. Anak-anak sudah menunggu!" Ucap Lilia.

"Oke." Ucap James.

James pun langsung memakai jasnya dan mereka berdua pun turun ke bawah!

"Halo anak-anak." Sapa James sembari tersenyum hangat.

"Halo ayah. Sedang apa sih? Lama sekali. Aku sudah lapar!" Ucap Layla.

"Ayah dan ibu sedang membicarakan sesuatu." Ucap James.

"Oh maafkan aku." Ucap Layla sembari menundukkan kepalanya.

(Langsung memegang wajahnya) "Hm.. putriku sayang, jangan menundukkan kepalamu. Tidak masalah. Ayo kita makan bersama." Ucap James sembari memeluk putrinya.

"Iya sayang. Ayo kita makan. Hari ini makanan yang spesial, sebab hari ini sangat spesial. Sebuah kemenangan besar!" Ucap Lilia.

"Wah benarkah? Kita akan makan daging lagi?!" Tanya Layla senang.

"Ya tentu!" Jawab Lilia sembari tersenyum.

"YESSSS!!!" Teriak Layla dan Robert.

"Baiklah, ayo kita makan." Ucap James sembari tersenyum.

"AYOOO!!" Teriak Layla dan Robert.

Mereka semua pun makan bersama ~

"Sungguh daging yang sangat lezat! Aku tidak sabar untuk memakan ini lagi!" Ucap Layla.

"Begitu juga denganku! Aku juga tidak sabar!" Ucap Robert.

"Sstt.. teruslah melihat sekitar! Jika sudah menemukan yang tepat, hap! Kita akan langsung memakannya! Hahaha." Ucap James sembari tertawa.

"Kau ini ya.. hahaha." Ucap Lilia.

"YEAYYY! BERSIAPLAH!!!" TERIAK LAYLA DAN ROBERT.

James dan Lilia tersenyum

(Skip) Setelah selesai makan, Layla dan Robert pun berangkat ke sekolah!

Sesampainya di sekolah ~

"Terima kasih pak." Ucap Robert dan Layla.

"Sama-sama nona dan tuan muda." Ucap supir mereka.

"Hari ini sungguh enak sekali ya dagingnya. Aku tidak sabar ingin memakannya lagi! Sungguh daging yang berbeda!" Ucap Layla.

"Ya. Tapi diamlah. Jangan keras-keras!" Ucap Robert.

Layla mengangguk

"HEI KALIAN BERDUA! KALIAN SEDANG MEMBICARAKAN APA?!" TERIAK WILLIAM (SAHABAT ROBERT).

(DEG) Layla dan Robert terkejut

(Langsung berbalik) "Hahaha kau ini mengejutkanku dan saudariku saja!" Ucap Robert.

"Iya kau ini!" Ucap Layla kesal.

"Hehehe maafkan aku. Tapi ayo jawab pertanyaanku tadi! Kalian sedang membicarakan apa barusan?" Tanya William sembari tersenyum.

"Kami sedang membicarakan soal sarapan kami tadi." Jawab Robert.

"Aku sangat suka daging!" Ucap Layla.

Robert tersenyum

"Eh? Hei! Kau ini seram sekali ya Layla! Hahaha." Ucap William.

"Kau juga suka daging kan? Siapa coba yang tidak suka daging?" Tanya Layla.

"Eh? Mm.. kau benar. Tapi dari ekspresi kalian, sepertinya dagingnya berbeda dari daging yang di makan orang deh." Ucap William.

"Ya!" Ucap Robert.

"Hah? Jadi benar? Daging apa itu?" Tanya William.

"Daging ma...."

Mata William terbelalak

"Masakan ibu yang sangat spesial!" Jawab Robert yang langsung saja tersenyum lebar.

(DEG) "Hah ya ampun.. aku sudah berfikir yang tidak-tidak tadi! Hahaha." Ucap William berkeringat dingin.

"Hahaha." Layla dan Robert hanya tertawa.

"Baiklah-baiklah, lupakan saja soal daging. Ayo Robert, kita ke kelas!" Ucap William.

"Baiklah sampai jumpa." Ucap Layla sembari melambaikan tangannya.

"Iya. Dah." Ucap William dan Robert sembari melambaikan tangannya.

"Haha daging.." Ucap Layla sembari tersenyum tipis.

Layla pun langsung pergi menuju ke kelasnya ~

(Skip) Sesampainya di kelas ~

"Eh? Hai Layla si anak jenius!" Sapa temannya yang bernama Vina.

"Haha hai Vina. Kau datang pagi-pagi sekali ya!" Ucap Layla.

"Iya, karena aku tidak mau kalah darimu! Aku juga ingin menjadi anak teladan!" Ucap Vina.

"Haha, kau ambil saja gelar murid teladan dariku. Aku tidak masalah." Ucap Layla.

"Wah kalau itu mah susah. Coba saja kau berbuat ulah." Ucap Vina.

"Kalau itu, aku tidak bisa." Ucap Layla sembari tersenyum.

"Waduh! Lalu bagaimana aku bisa merebutnya darimu?" Tanya Vina sambil merengut.

"Kalau kau bisa menghilangkanku, maka kau bisa mengambil gelar itu dariku!" Jawab Layla sembari tersenyum.

"Hah menghilangkanmu? Aku tidak bisa sihir." Ucap Vina.

"Bukan dengan cara itu." Ucap Layla.

"Hah?" Tanya Vina kebingungan.

Layla hanya tersenyum

"Ah kau ini!! Aku tidak pernah bisa mengerti maksudmu! Anak jenius itu susah sekali untuk dimengerti ya." Ucap Vina sembari tersenyum.

"Haha padahal mudah sekali lho untuk dimengerti!" Ucap Layla sembari tertawa.

"Hmph sudahlah! Aku sulit untuk mengerti perkataan anak jenius sepertimu!!!" Ucap Vina.

"Haha baiklah baiklah. Ayo kerjakan tugasmu. Aku akan membantumu!" Ucap Layla.

"Aaaa terima kasih!!! Kau memang sahabat terbaikku! Kau selalu mengerti aku!!!" Ucap Vina senang.

"Ya tentu saja." Ucap Layla menyeringai.

Dan ya.. itulah keluarga Jamieson! Keluarga Jamieson memang punya pesonanya tersendiri! Mereka selalu disanjung oleh semua orang! Namun apakah.. pesona itu akan terus ada sampai akhir?! Hmm..

To be continued...

CHAPTER 2 “GEDUNG TUA”

"Hai Robert, hai William." Sapa John saat ia melihat kedatangan Robert dan William.

"Hai juga John." Ucap Robert dan William.

"Ayo duduk dan dengarkan sebuah berita yang menghebohkan!!" Ucap John.

"Haha seperti anak perempuan saja yang suka bergosip." Ucap William sembari tertawa.

"Eh hei, aku tidak berbicara soal gosip! Hanya sebuah berita!" Ucap John.

"Ya ya begitulah hahaha." Ucap William.

"Hm ya sudah, kau tidak usah mendengarkan! Cukup Robert saja yang mendengar berita menghebohkan ini!" Ucap John kesal.

"Hei hei, aku hanya bercanda kawan. Aku ingin ikut juga!" Ucap William sembari tersenyum.

"Ya ya baiklah. Cepat kemari." Ucap John.

William dan Robert pun langsung mendatangi John

"Berita tentang apa?" Tanya Robert.

"Wah wah wah apa kau sudah penasaran Robert?" Tanya John sambil sedikit tersenyum.

"Lumayan sih hahaha." Jawab Robert sembari tertawa.

"Ya baguslah kalau begitu. Bagaimana denganmu William?" Tanya John.

"Aku sama seperti Robert. Lumayan penasaran. John, kuharap ini benar-benar menghebohkan!" Jawab William.

"Kau tenang saja. Ini sangat heboh! Jika tidak, aku tidak akan mungkin bersemangat seperti sekarang ini." Ucap John.

"Baiklah, ayo cepat katakan John." Ucap Robert.

"Apa kalian tau gedung tua yang ada di sekitar sini?" Tanya John.

"Apa maksudmu gedung tua yang ada di.. daerah 'itu'?" Tanya William.

"YA!" Jawab John.

"Memangnya ada apa dengan gedung tua itu?" Tanya William penasaran.

"Kudengar disana itu sangatlah.."

John tiba-tiba berhenti berbicara

"Sangatlah apa? Ayo lanjutkan! Jangan membuat orang lain penasaran!!!" Ucap William kesal.

"Hei hei kenapa kau jadi kesal begitu? Katanya kau tidak terlalu penasaran." Ucap John menyeringai.

"Hahaha sepertinya William mulai penasaran nih." Ucap Robert sembari tertawa.

John pun ikut tertawa

"Aduh tentu saja, karena yang John bicarakan adalah gedung tua dekat sini. Ayo lanjutkan. Dan ngomong-ngomong.. kau ini serius atau hanya mengajak bercanda saja sih?" Tanya William yang menjadi semakin kesal.

"Aku serius! Baiklah maaf maaf. Akan aku lanjutkan." Jawab John.

"Hm." William bergumam sembari memutar kedua bola matanya. William tampak kesal!

"Jadi begini, gedung tua yang ada disana itu sangatlah menakutkan dan juga angker!" Ucap John.

"Benarkah?" Tanya Robert.

"Apa yang dikatakan oleh John itu sungguhan! Sudah banyak rumor yang beredar. Katanya gedung tua itu sangat menakutkan dan juga angker!" Jawab William.

"Iya. Aku banyak mendengar tentang rumor gedung tua itu. Katanya di sana angker karena pernah terjadi.."

John terdiam sejenak

GLEK - William pun mulai berkeringat dingin

Sedangkan Robert terlihat serius, namun sangat tenang --

"Pernah terjadi pembunuhan!" Ucap John melanjutkan.

(DEG) William terkejut dan mulai ketakutan

"Hah a.. apa?" Tanya William terbata-bata dan ketakutan.

"Iya, disana memang pernah terjadi hal seperti itu. Korbannya adalah seorang pria turis. Sampai sekarang, jasadnya masih belum ditemukan. Tapi semua orang menduga bahwa mungkin jasadnya telah dibakar karena beberapa warga pernah mencium bau asap. Tapi saat polisi mendatangi tempat asal asap itu, disana tidak ada apa-apa. Seakan-akan semua jejak telah lenyap dari bumi. Sampai sekarang, belum ada kelanjutan dari kasus ini." Ucap John bercerita.

William merinding dan ketakutan

"Robert, kenapa kau terlihat sangat tenang? Tidak seperti William dan aku yang ketakutan dan merinding." Ucap John.

"Eh?! Aku.." Ucap Robert yang agak terkejut.

William dan John pun mulai menatap Robert dengan tatapan serius

"Aku tidak terkejut karena itu hanya rumor! Apa sudah benar-benar terbukti kalau rumor itu beneran terjadi? Bagaimana jika itu hanya sebuah kebohongan? John, kenapa pria itu bisa menghilang?" Tanya Robert.

"Eh?! Ka.. katanya sih.. pria turis itu menumpang di mobil seseorang. Pria turis itu mau pergi ke hotel. Tapi saat itu sudah tengah malam. Jadi tidak ada taksi yang lewat. Jadi akhirnya dia menumpang di mobil seseorang dan akhirnya terjadi hal seperti itu!" Jawab John.

"Apakah polisi sudah dapat menemukan plat mobil orang yang telah menculik pria turis itu?" Tanya Robert.

"Polisi masih belum bisa menemukannya. Karena daerah tersebut terpencil dan tidak ada saksi maupun CCTV." Jawab John.

"Apakah kasus ini masih dibuka?" Tanya Robert.

"Aku juga kurang tau karena belum ada kelanjutan dari kasus ini." Jawab John.

"Kenapa orang-orang tampak biasa saja saat lewat daerah gedung tua itu?" Tanya Robert.

"Mungkin karena.. mm.. ini hanya rumor?" Jawab John dengan ragu-ragu.

"Nah itu dia John! Karena ini hanya rumor yang belum tentu kebenarannya! Bagaimana jika orang-orang yang membicarakannya hanya ingin menakut-nakuti kita agar kita jangan ikut ke mobil orang yang tidak kita kenal? Itu adalah hal yang baik. Rumor ini belum tentu ada dan apa yang mereka sampaikan sebenarnya adalah peringatan dan nasehat. Mereka berusaha memberi nasehat kepada kita berupa ‘jangan pernah pergi malam-malam, jangan ikut ke mobil orang yang tidak kita kenal, jangan mudah percaya pada orang lain dan selalu lah berhati-hati!’Itulah yang coba mereka sampaikan kepada kita! Mereka memang menakut-nakuti kita dengan alasan yang baik." Ucap Robert menjelaskan.

"Hmm kau benar juga Robert. Kau sangat pintar! Aku setuju denganmu! Semoga saja itu hanya rumor dan tidak nyata." Ucap William yang mulai merasa tenang.

"Hmm iya Robert, aku juga setuju denganmu. Mungkin ini hanya rumor dan peringatan saja." Ucap John.

"Ya. Kalian juga jangan mudah percaya pada orang lain ya, termasuk aku!" Ucap Robert sembari tersenyum.

"Hah? Hahaha kau ini Robert! Jangan mencoba-coba menakut-nakuti kami! Lagipula kita kan sudah lama berteman. Mana mungkin diantara kita ini ada seorang penjahat atau penipu!" Ucap William sembari tertawa.

"Hahaha iya. Jangan bercanda seperti itu Robert. Kita kan sudah lama berteman!" Ucap John sembari tertawa.

Robert hanya tersenyum

"Fyuhh ~ tadinya aku ingin mengajak kalian untuk mengunjungi gedung tua itu." Ucap John.

"Hah?! Apa kau sudah gila?! Untuk apa kita kesana? Jangan sok berani! Aku tidak mau datang kesana! Lagipula walaupun kau memaksa atau memberiku hadiah mahal, aku tetap tidak mau pergi kesana!" Ucap William dengan tegas.

"Hahaha baiklah baiklah William. Kalau kau Robert?" Tanya John sambil sedikit tertawa.

"Aku? Mm.. aku juga tidak mau datang kesana." Jawab Robert.

"Tuh, Robert saja tidak mau! Lebih baik, kau saja sana yang datang sendiri!" Ucap William kesal.

"Hei hei, aku juga tidak mau pergi kesana kalau kalian tidak mau. Sudahlah lupakan saja!" Ucap John.

Robert hanya tersenyum tipis

'Dasar teman-temanku yang polos..' - dalam hati Robert.

(Skip) Beberapa jam kemudian, bel pulang pun berbunyi dan semua murid pun pulang ~

"Hei Robert, apa aku boleh datang ke rumahmu?" Tanya John.

"Aku juga mau!! Apa boleh?" Tanya William.

"Wah maaf teman-teman, hari ini aku tidak di rumah. Setiap hari Senin, aku dan keluargaku ada acara yang tidak bisa ditunda!" Jawab Robert.

"Yah.. apa kau benar-benar harus ikut? Apa tidak bisa kau di rumah saja dan keluargamu yang pergi?" Tanya John dengan wajah cemberut.

"Iya Robert, apa kau tidak bisa melewatkan sehari saja tanpa mengikuti acara itu? Aku saja bisa tidak mengikuti acara keluargaku. Hanya sekali saja.." Ucap William dengan nada memohon.

"Iya Robert, ayo kita bermain bersama!!" Ucap John.

"Maaf teman-teman, ini bukan acara biasa. Aku harus ikut setiap hari Senin dan tidak boleh melewatkannya walaupun hanya sekali. Ini acara penting. Jadi aku mohon pengertian kalian. Kita kan bisa bermain kapan saja di hari yang lain!" Ucap Robert sembari tersenyum.

"Memangnya acara apa sih Robert, sampai sepenting itu? Bahkan sekali saja, kau tidak bisa melewatkannya!" Ucap John.

"Iya, acara apa sih Robert? Kau tidak pernah memberitahukannya pada kami!" Ucap William.

Wajah John dan William tampak agak kesal

"Hei, kenapa wajah kalian seperti itu? Aku kan sudah bilang bahwa ini acara keluarga. Aku ingin menghabiskan waktuku bersama keluargaku. Ini hanya terjadi setiap hari Senin. Sedangkan aku saja bisa bermain dan bertemu kalian kapan saja dan dimanapun. Hari lain kan masih banyak. Apa kalian tidak bisa mengerti?" Tanya Robert dengan wajah yang cemberut.

"Eh?! Ma.. maaf.. aku egois. Maaf ya.. aku terbawa suasana karena ingin bermain." Jawab John sembari menundukkan kepalanya.

"A.. aku juga minta maaf. Ya ampun entah apa yang terjadi padaku. Maaf Robert." Ucap William yang juga menundukkan kepalanya.

"Hm.. tidak masalah. Kita akan habiskan waktu lain kali ya. Bagaimana kalau besok? Aku akan berikan kejutan pada kalian!" Ucap Robert sembari tersenyum.

"Wah baiklah! Tentu saja!!" Ucap John dan William senang.

"Hm baiklah, aku pulang dulu ya teman-teman. Sampai jumpa besok!" Ucap Robert.

"Ya! Dah Robert!!" Ucap John dan William bersamaan.

Robert pun pergi

"Aku akan berikan hadiah yang sangat luar biasa pada kalian sampai-sampai membuat kalian terdiam! Kalian berani sekali menyuruhku untuk tidak ikut acara keluarga. Lihat saja nanti!" Ucap Robert pelan dengan tatapan dan senyum sinisnya.

To be continued...

CHAPTER 3 “LUPA”

"Halo tuan muda dan nona." Sapa supir.

"Halo juga pak." Ucap Robert dan Layla.

"Bagaimana hari ini tuan dan nona? Apakah menyenangkan?" Tanya supir sembari tersenyum.

"Selalu menyenangkan!" Jawab Robert dan Layla sembari tersenyum.

"Wah baguslah kalau begitu. Sekarang mari kita pulang, tuan dan nona!" Ucap supir sembari tersenyum.

"Iya. Hari ini kau pulang cepat ya." Ucap Robert.

"Lho kenapa tuan?" Tanya supir kaget.

"Pak supir lupa ya? Hari ini kan hari Senin dan setiap hari Senin, kami ada acara keluarga!" Jawab Layla.

"Oh iya ya. Maafkan saya nona. Saya lupa! Mungkin karena saya sudah tua. Tolong maafkan saya." Ucap supir sembari sedikit membungkukkan badannya.

"Iya, tidak masalah pak. Kita pulang saja sekarang." Ucap Robert sembari tersenyum.

"Baik tuan muda." Ucap supir.

Robert dan Layla pun langsung menaiki mobil dan mereka pun pergi ~

(Skip) Suasana di dalam mobil

Layla kelihatan sangat kesal dan Robert pun melihatnya

'Hm.. Layla..' - dalam hati Robert.

Robert pun langsung memberikan kode pada Layla berupa tepukan pundak 3 kali

"Hm." Ucap Layla sembari memutar kedua bola matanya dan membuang muka.

Robert pun langsung menepuk-nepuk pundak Layla berulang-kali!

Lama-kelamaan, Layla pun menjadi tenang

"Ada apa tuan dan nona? Apa kalian perlu sesuatu?" Tanya supir.

Layla pun kembali kesal

"Haha tidak pak." Jawab Robert sembari tersenyum.

Robert menatap Layla

Layla menghela nafas dan kembali tenang

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah ~

"Sudah sampai tuan dan nona." Ucap supir.

"Terima kasih." Ucap Robert sembari tersenyum.

Layla hanya diam

Robert memegang pundak Layla

"Terima kasih pak." Ucap Layla sembari tersenyum palsu.

"Iya." Ucap supir sembari tersenyum.

Lalu Robert, Layla dan supir tersebut pun masuk ke dalam rumah!

(Skip) Tak lama kemudian, James dan Lilia pun datang ~

"Hei, kalian sudah pulang!" Ucap Lilia senang.

"Iya. Putra dan putriku sudah pulang!" Ucap James senang.

"Iya. Hai ayah, hai ibu!" Sapa Robert dan Layla sembari tersenyum.

"Mm.. saya permisi tuan." Ucap supir sembari membungkuk.

Supir tersebut pun hendak pergi

"Hei pak, tidak perlu seperti itu." Ucap James sembari tersenyum.

"Eh?! I.. iya tuan! Apa sekarang saya sudah boleh pulang?" Tanya supir.

"Oh tentu saja. Hari ini kan hari Senin. Pulanglah." Ucap James sembari tersenyum.

"Iya, pulanglah pak. Kau pasti lelah." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"Eh tidak nyonya. Baiklah saya permisi tuan dan nyonya. Selamat bersenang-senang." Ucap supir tersebut sembari tersenyum.

"Itu sudah pasti!" Ucap James sembari tersenyum.

"Baiklah. Permisi tuan dan nyonya." Ucap supir tersebut sembari sedikit membungkukkan badannya.

"Eh tunggu dulu sebentar!" Ucap Lilia.

"Ya nyonya?" Tanya supir.

"Ini uang untukmu." Jawab Lilia sembari memberikan uang.

"Eh?! Ti.. tidak perlu nyonya!" Ucap supir.

"Sudah ambil saja." Ucap Lilia sembari tersenyum.

"B.. baiklah nyonya. Terima kasih." Ucap supir tersebut sembari membungkukkan badannya.

"Iya, pulanglah." Ucap Lilia.

Supir tersebut pun mengangguk dan pergi

"Ibu! Ayah!" Panggil Layla.

"Kenapa Layla?" Tanya James.

"Ya, kenapa? Apa putriku baik-baik saja?" Tanya Lilia.

"Iya, aku baik-baik saja. Tapi aku kesal dengan supir itu!" Jawab Layla kesal.

"Hah kesal kenapa? Apa dia menyakitimu?" Tanya Lilia kaget.

"Ayo katakan yang sejujurnya!" Ucap James dengan nada serius.

"Hm.. tidak sih. Tapi aku kesal karena dia lupa bahwa hari ini hari penting kita!" Ucap Layla.

"Ah.. begitu rupanya." Ucap Lilia dan James.

"Ya, tapi kurasa itu bukan masalah besar karena supir itu kan memang sudah tua!" Ucap Robert.

"Ya sih. Tapi kan, jika ada yang membuat kita kesal, maka orang itu harus mati! Apalagi ini berkaitan dengan hari penting kita! Tidak ada satu orangpun yang boleh melupakannya, termasuk supir tua bangka itu!" Ucap Layla dengan tatapan tajam.

(Menyeringai) "Lalu sekarang apa yang kau inginkan putriku?" Tanya James sembari memegang wajah Layla.

"Tentu saja hilangkan dia dari bumi ini!" Jawab Layla dengan tatapan yang masih tajam, setajam pisau!

"Hm oke. Bagaimana menurutmu Robert?" Tanya James.

"Eh aku?" Ucap Robert kaget.

"Ya, karena kami juga butuh pendapatmu." Jawab James.

"Pendapatmu juga penting nak." Ucap Lilia.

"Hahaha tentu saja jawabanku akan sama seperti kalian! Bunuh saja dia! Toh aku juga sangat kesal padanya! Aku sangat membencinya sebelum kejadian ini!! Selama ini, aku sudah sangat ingin sekali membunuhnya sejak lama. Tapi masih kutahan. Sekarang cepatlah habisi dia Layla! Sebelum kita berburu!" Ucap Robert dengan senyuman menakutkan.

"Hahaha oke. Aku akan mengejarnya sekarang!" Ucap Layla.

"Bagus! Jangan sampai dia lolos!" Ucap Robert.

"Oke kak!" Ucap Layla.

Layla pun hendak pergi, namun langsung ditahan oleh Lilia

"Ini ambilah." Ucap Lilia sembari memberikan sebilah pisau.

"Pisau tumpul yang bagus ma!" Ucap Layla menyeringai.

"Hm pergilah!" Ucap Lilia menyeringai.

"Hm." Layla mengangguk.

Lalu Layla pun langsung mengejar supir tersebut

(Skip) Sesampainya di depan pintu rumah, Layla pun langsung menyembunyikan pisaunya dibelakang badannya!

"Hei pak! Pak! Tunggu!" Ucap Layla.

(Langsung berhenti) "Eh iya non. Ada apa? Apa ada sesuatu yang non butuhkan?" Tanya supir.

"Ah iya. Bisa kembali ke rumah sebentar?" Ucap Layla.

"Bisa nona." Jawab supir.

Layla tersenyum

Lalu pak supir itu pun langsung mendatangi Layla yang berada didalam rumah --

"Aku ada hadiah untukmu pak." Ucap Layla.

"Eh hadiah? Hadiah apa nona?" Tanya supir tersebut. Ia terkejut.

"Hadiah tiket ke neraka!" Jawab Layla dengan mata melotot.

JLEB

Layla pun langsung menusukkan pisaunya ke perut supir tersebut --

(DEG) "A.. apa ini nona?" Ucap supir tersebut yang sangat terkejut setengah mati.

"Tentu saja tiket menuju ke neraka pak. Pertama-tama kan harus mati dulu, baru bisa ambil tiketnya! Hahahaha." Ucap Layla sembari tertawa.

Tawa Layla terdengar di seluruh rumah

JLEB

Layla terus menusukkannya ke dalam perut supir tersebut --

"AKHHHH LE.. LEPASKAN NONA!" TERIAK SUPIR TERSEBUT.

Supir tersebut langsung memegang tangan Layla dan berusaha untuk melepaskan pisaunya --

"Hahaha aku sengaja memakai pisau tumpul ini, agar aku bisa melihat kematianmu secara perlahan! Aku ingin kau menderita terlebih dahulu, sebelum menuju ke neraka! Hahahaha." Ucap Layla yang terus saja tertawa.

"NONA!" TERIAK SUPIR.

Supir tersebut pun langsung mendorong Layla sampai Layla terjatuh ke lantai!

BRUK

"AKH BERANI-BERANINYA KAMU!" UCAP LAYLA MARAH.

"Eh eh ada apa ini?!" Ucap James yang tiba-tiba saja datang.

"Tu.. tuan besar, to.. tolong saya. No.. nona berusaha membunuh saya!!!" Ucap supir.

(DEG) "A.. apa?! Dengan pisau itu?!!" Ucap James kaget.

"Iya tuan, to.. tolong. Saya ingin menarik pisau ini keluar. Tolong bantu saya." Ucap supir kesakitan.

"Hah?!" Ucap James kaget.

"Akh sa.. sakit tuan!" Ucap supir.

"Hahaha rasakan itu!" Ucap Layla dengan penuh kepuasan.

"LAYLA!" BENTAK JAMES.

... - Layla pun menjadi terdiam

James pun langsung mendekati supir tersebut

"Kamu salah Layla! Harusnya kamu langsung begini!" Ucap James.

SRATSSS

James pun langsung menyayat leher supir tersebut dengan cutter

"AKHHHHH!!!" TERIAK SUPIR.

Supir itu pun langsung jatuh tersungkur ke lantai

"Harusnya kamu lakukan itu dulu agar dia tidak bisa bicara! Suaranya benar-benar membuatku kesal!" Ucap James kesal.

"Maaf papa." Ucap Layla sembari menundukkan kepalanya.

"Hahaha tidak tidak! Layla tidak salah kok! Sudahlah lupakan saja! Mau dengan cara apapun, tetap sama saja kok! Sekarang bangunlah!" Ucap James sembari mengulurkan tangannya.

"Baik papa." Ucap Layla menerima uluran tangan James.

"Wah wah wah akhirnya dia tersiksa juga!" Ucap Lilia yang tiba-tiba datang bersama Robert.

"Ini masih kurang sayang." Ucap James sembari merangkul pundak istrinya.

"Iya, itu masih kurang! Cepat siksa dia lagi Layla!" Ucap Robert.

"Ya, tapi aku tidak mau melakukannya di sini. Nanti darahnya berceceran kemana-mana!" Ucap Layla.

"Hm tenang saja sayang. Kan ada.."

To be continued...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!