Hallo, gengs selamat datang di kisah Gueen Kalindra. Jangan lupa terus komen, like, sama Vote ya 🥰🥰.
~Ada rahasia di balik kelahiran seorang Gueen~
Gueen terus berdiri di depan pintu apartemen. Rasanya, dia begitu ragu untuk masuk karena sudah dipastikan begitu dia masuk ke dalam, dia akan mendapat amukan dan juga makian dari kakak tirinya. Tapi, Gueen tidak bisa menghindar dia juga tidak bisa kabur karena dia tidak punya siapapun di negeri ini selain Kalindra, Kaka tirinya.
Hari ini adalah hari yang sangat berat untuk Gueen, di mana dia mendapatkan nilai yang sangat buruk dan itulah alasan dia takut untuk masuk, sebab pasti Kakak tirinya akan mengamuk padanya.
Setelah beberapa saat kemudian, Gueen memberanikan diri untuk menekan kode apartemen, kemudian dia masuk ke dalam. Jantung gadis itu berpacu dengan sangat cepat ketika dia menginjakkan kakinya. Jiwanya seolah direnggut paksa dari raganya, ketika dia melihat kalindra sudah duduk di sofa dan dia yakin Kalindra sedang menunggunya.
‘Tuhan kuatkan aku.’ Batin Gueen, dengan pelan Dia berjalan ke arah kalindra.
“Ka-kakak!” panggil Gueen dengan suara yang pelan. Kalindra dengan wajah memerah langsung menatap ke arah adik tirinya, kemudian dia melemparkan beberapa kertas yang merupakan hasil nilai Gueen.
“Berapa kali Kakak harus katakan padamu!” teriak Kalindra, dia bangkit dari duduknya, kemudian berkacak pinggang lalu menatap Gueen dengan amarah yang membara. Ini bukan pertama kalinya Gueen gagal mencetak nilai memuaskan di mata kuliahnya, dan itu membuat Kalindra malu, apalagi dia menjadi dosen di sana, dan semua tau Gueen adalah adiknya. Itu sebabnya, Kalindra merasa malu jika nilai Gueen jelek.
“Ma-Maafkan aku, Kak.” Gueen masih menunduk, dia tidak berani menatap Kalindra.
“Maaf kau bilang? Setelah kau mempermalukan kakak, kau masih bisa meminta maaf.” Kalindra kembali berteriak. Gueen mundur satu langkah, karena dia takut Kalindra akan mencekiknya lagi sama seperti waktu itu.
“Sebagai hukuman, uang jajanmu Kakak potong. kartu kreditmu Kakak sita. Perbaiki nilaimu, maka Kakak akan kembalikan semuanya dan ingat jika kau mendapatkan nilai buruk lagi, kakak akan melemparkan kembali ke Rusia,” kata kalindra. Setelah mengatakan itu, Kalindra pun langsung pergi berjalan ke arah kamarnya, lalu membanting pintu membuat Gueen langsung terperanjat.
Seharusnya Gueen tidak merasakan sakit lagi karena dia sudah biasa mendapatkan hal seperti ini dari kakak tirinya. Apapun yang dilakukan Gueen, kesalahan sekecil apapun pasti reaksi Kalindra akan seperti ini.
Setelah cukup lama berdiri, Gueen pun langsung berbalik kemudian dia berjalan ke kamarnya rasanya Gueen sudah tidak ada tenaga lagi untuk sekedar membuka matanya.
Saat berada di kamar, Gueen langsung menutup pintu kemudian tubuh Gueen ambruk merosot ke bawah, wanita malang itu memeluk lututnya menyadarkan kepalanya ke belakang. Tangis Gueen sudah berlinang. Namun dia menangis tanpa suara.
“ Tuhan, haruskah hidupku terus seperti ini.” Gueen membatin dengan hati yang remuk.
Kalindra bersikap seperti itu pada Gueen tentu karena ada alasannya. Dan alasanmjSemua di mulai pada masa lalu.
Gueen dan Kalindra adalah saudara tiri, satu ayah berbeda Ibu. kalindra mempunyai adik kandung yaitu Alona yang berbeda 8 tahun dengannya. Saat usia Kalindra dua belas tahun, ayahnya berselingkuh dengan Davika yang tak lain ibu Gueen.
Tentu saja Kalindra dan Alona hancur ketika ayahnya menghianati ibunya, walaupun saat itu dia masih remaja tapi dia mengerti betul apa yang sedang terjadi di rumah tangga kedua orang tuanya.
Singkat cerita, ibunya dan ayahnya berpisah ayahnya menikah dengan Ibu Gueen, entah ada angin apa tiba-tiba 5 tahun yang lalu ketika Gueen berusia 13 tahun, Gueen datang pada keluarganya lalu meminta izin untuk tinggal bersama karena tiba-tiba ayahnya yang juga ayah Kalindra dan Alona pergi ke luar negeri, meninggalkan dia seorang diri tanpa ada alasan. Bahkan sang ibu juga ikut menghilang.
Saat itu Gueen yang berusia 13 tahun benar-benar bingung dengan apa yang terjadi, kedua orang tuanya pergi meninggalkannya, tidak meninggalkan apa pun untuknya, ia tidak mempunyai siapapun hingga pada akhirnya dia memberanikan diri untuk datang pada keluarga Kalindra.
Sebelum Kevin dan Davika yang tak lain orang tua Gueen menghilang, Gueen memang tahu bahwa dia mempunyai dua kakak tiri, beberapa kali dia juga diajak bertemu oleh ayahnya dengan kedua kakaknya, tapi respon Kalindra selalu menatapnya dengan benci berbeda dengan Alona yang masih bisa tersenyum padanya.
Dan satu tahun lalu Kalindra pindah ke Belanda karena membangun perusahaan di negara ini dan juga menjadi dosen di sebuah fakultas ternama dan Queen pun minta pada Salsa yang tak lain ibu kalindra agar diizinkan untuk yah ke luar negeri ikut dengan Kalindra.
Walaupun kalindra menatapnya dengan tatapan benci. Tapi Gueen masih bersyukur, Salsa Ibu kalindra masih mau menerimanya menganggapnya sebagai anak, walaupun dulu ibunya merebut kebahagiaan keluarga Kalindra.
Awalnya kalindra tidak ingin membawa Gueen ke Belanda, karena dia tidak ingin hidup dengan adik tirinya, apalagi sebelum pergi ke Belanda, dia juga tidak pernah ingin melihat Gueen. Bahkan, ketika Gueen pindah ke rumahnya Kalindra memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal di apartemen
Tapi pada akhirnya mau tak mau Kalindra mengizinkan Guen ikut dengannya. Tentu saja itu karena desakan orang tuanya dan selama setahun ini, Gueen terus bertahan bersama kakaknya karena dia tidak mempunyai siapapun lagi.
Setiap hari Gueen harus melaluinya dengan penuh rasa sakit, selain di tuntut untuk mempunyai nilai akademis yang bagus, Gueen juga dituntut untuk melakukan kegiatan secara bersamaan. Sebelum kuliah, dia harus membersihkan apartemen kalindra yang sangat luas, karena Kalindra tidak memakai pembantu, dia juga harus memasak dan juga mengerjakan tugas lainnya.
Walaupun Gueen diberikan kartu kredit, tapi Gueen tidak pernah memakainya untuk membeli sesutu yang mahal. Sebab, Kalindra selalu memarahinya jika dia memakai kartu kredit secara berlebih dan uang jajan yang diberikan Kalindra juga tidak terlalu besar dan sekarang uang jajan itu malah harus dipotong. Lalu bagaimana sekarang Gueen akan menghadapi hari-harinya ketika dia tidak mempunyai uang lebih, sedangkan biaya hidup di Belanda juga sangat besar.
Keluarga Kalindra juga sangat kaya, apalagi Kalindra adalah turunan penguasa di Rusia. Tapi dia tidak pernah mau memanjakan adik tirinya. Dengan artinya kata, sekarang kalindra sedang membalas dendam pada Davika, karena dulu Davika yang tak lain ibu Gueen merebut ayahnya dan dia membalaskannya lewat Gueen.
Tapi sepertinya, hati Gueen benar-benar sangat lembut, apapun yang dilakukan Kalindra tidak membuat Gueen membenci lelaki itu, karena dia sadar hanya Kalindra tempatnya bergantung dan juga entah sejak kapan Gueen merasakan perasaan semacam ini.
Nyatanya, Gueen merasakan perasaan yang berbeda pada Kalindra, bukan merasakan perasaan sayang terhadap kakaknya, melainkan dia merasakan perasaan semacam wanita yang sedang jatuh cinta dengan lelaki. Dan Gueen tidak tau kenapa dia merasakan perasaan semacam itu, dan Gueen juga tidak mengerti kenapa dia tidak bisa membenci Kalindra dan malah jatuh cinta pada kakaknya sendiri.
Malam berganti pagi Gueen keluar dari kamarnya, wanita cantik itu merasakan tidak enak badan. Rasanya, dia ingin mengambil absen dan libur kuliah. Tapi, hari ini jadwal Kalindra yang mengajar dan mau tak mau dia harus hadir. Sebab, jika dia membolos tentu saja dia akan mendapatkan kembali makian dari kakaknya.
“Kenapa kau tidak membuatkan Kaka sarapan?” tanya Kalindra ketika dia keluar dari kamar dan berpapasan dengan adik tirinya.
Gueen membulatkan matanya kala mengingat bahwa dia belum membuatkan sarapan untuk Kalindra, karena semalaman dia tidur dengan waktu yang cukup larut apalagi dia mengalami demam hingga Gueen bangun sedikit telat dari biasanya.
“Maaf, Kak. Aku akan siapkan sekarang,” ucap Gueen.
“Cepat siapkan waktuku hanya tinggal 10 menit,” ucap Kalindra lagi. Sepertinya Amarah kalindra masih belum mereda, lelaki itu masih kesal pada Gueen. Walaupun mungkin tidak ada masalah pun sikap Kalindra pasti akan seperti ini.
Lima menit kemudian
Sarapan Kalindra sudah siap, Gueen hanya membuatkan roti gandum dan juga oatmeal untuk kakaknya, karena memang ketika sarapan Kalinda tidak bisa memakan berat.
“Kak!” panggil Gueen yang memberanikan diri berbicara.
“Apa!” tanya Kalindra.
“Bisakah kaka memotong uang jajanku bulan depan saja, aku sedang banyak yang harus dibeli.” Setelah mengatakan itu, Gueen menunduk tidak berani menatap Kalindra.
Kalindra menjatuhkan sendok yang dia pegang dengan keras, membuat Gueen langsung terkejut. “Memangnya Kakak peduli?” tanya Kalindra. membuat Gueen menggigit bibirnya.
“Tapi ini untuk kegiatan kuliahku, Kak,” jawab Gueen, uang yang diberikan Kalindra sangat kecil dan sekarang Kalindra malah memotongnya. Tentu saja itu tidak akan cukup. “A-ku takut aku tidak bisa mengikuti kegiatan jika tidak membeli kebutuhan kuliah.” Gueen kembali erucap dengan pelan. Jari-jarinya saling mengepal karena ketakutan melihat reaksi kakaknya.
“Pakai saja kartu kredit,.tapi jangan pernah memakai lebih dan jangan pernah gunakan untuk hal yang tidak penting karena kakak memantaunya Jika kamu menggunakan kartu kredit untuk membeli hal lain di luar tugas atau kamu membeli makanan dengan kartu itu, maka Kaka benar-benar akan menyita semuanya.” Kalindra berucap dengan sadis.
Gueen menelan ludah ketika mendengar itu, tapi tak urung dia mengangguk. Setidaknya ini lebih baik daripada dia tidak mengikuti kegiatan di kampus.
“Kalau begitu aku duluan kak."Dengan cepat, Gue berbalik, karena takut Kalindra akan mengomelinya lagi.
Guen mendudukkan dirinya di halte bis, tubuh wanita itu terasa lemas, dia ingin menangis karena dia ingin istirahat. Tapi, tentu saja tidak bisa. Bisa habis dia oleh Kalindra jika dia membolos.
Beberapa saat berlalu, Gueen pun langsung bangkit dari duduknya karena bis yang akan membawanya ke kampus tiba dan ketika berada di bis pun, Gueen kembali melamun, hingga pada akhirnya bis itu sampai di kampus dan ternyata ketika dia sampai mobil Kalindra sudah terlebih dahulu terparkir di parkiran karena memang jalur menggunakan bis lebih panjang daripada menggunakan mobil pribadi.
Saat dia akan berjalan ke lorong, tiba-tiba Gueen menghentikan langkahnya kala melihat Kalindra berjalan bersama Jesica yang tak lain kekasih Kalindra, yang merupakan mahasiswa tingkat akhir.
“Aku tidak pernah berharap dianggap seperti adikmu, aku juga tidak pernah berharap kau terlalu bersikap baik. Tapi, bisakah kau memperlakukanku seperti manusia atau memanusiakan aku.” Gueen membatin. Setiap melihat Kalindra bersikap baik pada orang lain, tentu saja Gueen merasa sesak. Namun, Gueen merasakan perasaan berbeda ketika melihat Kalindra dengan Jessica, dia seolah merasakan cemburu.
Cukup lama terdiam, Gueen pun langsung melanjutkan langkahnya kemudian dia masuk ke dalam kelas. Materi demi materi diberikan oleh kalindra dan di tengah rasa lemas yang mendera Gueen, masih berusaha untuk mencerna materi yang diberikan oleh Kakak tirinya. Sebab, jika dia melewatkan satu hal saja dia pasti akan dibabat habis dan dia juga tidak bisa bertanya, sebab jika dia bertanya pada Kalindra tentang tugas dia malah akan dimaki oleh kakaknya.
Akhirnya, Kalindra pun selesai dengan acara mengajarnya. Dia menutup laptop kemudian melihat ke arah mahasiswa dan mahasiswanya. “Kumpulkan pada saya materi itu satu minggu lagi,” ucap kalindra ketika dia selesai mengajar hingga para mahasiswa dan mahasiswi mengangguk mengiyakan perintah Kalindra.
Setelah itu, Kalindra langsung keluar dari kelas.
“Gueen, Are you okay?” tanya Jenna teman sekelas Gueen, dan dia adalah satu-satunya teman orang yang mau berteman dengan Gueen, terlebih lagi Gueen cukup introvert. Mungkin, karena Gueen tidak mempunyai kepercayaan diri yang lebih untuk bergabung bersama teman lainnya.
“Gueen, kau pasti belum sarapan?” tanya Jena hingga Gueen menoleh, kemudian dia malah menyimpan kepalanya di meja.
“Hmm, Aku belum sarapan." Gueen menjawab dengan lemas.
“Kita ke kantin,” ajak Jena, Gueen tampak terdiam seharusnya dia tadi membawa bekal agar tidak membeli di luar dan bisa mengirit.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu," ucap Jena yang mengerti dengan permasalahan Gueen.
"Tidak usah, Jena, aku masih punya uang," tolak Gueen.
"Halah, sudah jangan bohong, ayo." Jena pun langsung bangkit dari duduknya di susul Guee, kemudian wanita cantik itu langsung pergi dan langsung keluar dari kelas.
"Apa aku tidak apa-apa memesan ini?" tanyanya, dia merasa tidak enak ditraktir oleh Jena, padahal Gueen hanya memesan sandwich yang sangat murah karena dia tidak mau membebani temannya.
"kau ini sudah aku tawarkan yang lebih enak malah memilih itu, tunggu sebentar." Jena langsung bangkit dari duduknya kemudian dia langsung berjalan ke arah etalase untuk mengambilkan makanan lain, dan ketika melihat itu mata Gueen berkaca-kaca.
"Tuhan terima kasih, jika tidak ada Jena aku tidak tahu harus bagaimana.” Gueen membatin.
Setahun kuliah, Jena benar-benar selalu membantunya, bahkan terkadang Jena selalu memberikan uang jajan padanya walaupun Gueen selalu menolak, tapi Jena selalu diam-diam menyelipkan uang itu dan hanya Jena-lah yang tahu apa yang terjadi dengannya, hingga beberapa saat kemudian Jena pun kembali ke meja yang ditempati oleh Gueen.
Jena melihat Gueen melamun lalu bertanya, "Apa ada masalah?" Tanya Jena yang menyimpan makanan di dekat Gueen.
"Apa uang jajanmu dipotong lagi?" tanya Jena.
Gueen menggigit bibirnya kemudian mengangguk. "Nilai kemarin aku jelek dan kakakku murka," jawab Gueen, dia berusaha tersenyum.
"Kau tidak mau menerima bantuanku, lalu kenapa kau tidak mau meminta tolong kedua orang tua tua kakakmu?" tanya Jena.
Gueen tampak terdiam. Ya, dia bisa saja meminta tolong pada Salsa maupun Nino yang tak lain orang tua Kalindra dan Alona. tapi dia cukup sadar diri karena malu, apalagi ibunya sudah merebut kebahagiaan keluarga Kalindra. Setiap Kalindra memakinya, Kalindra akan mengingatkan kesalahan ibunya.
Walaupun ibunya mungkin bukan ibu yang baik untuk Gueen, tapi setiap Kalindra memaki dan menghina ibunya, Gueen selalu merasa sesak. Ya, dia tidak pernah berani meminta lebih, apalagi selama lima tahun ke belakang, dia sudah ditampung oleh keluarga Salsa karena sudah lima tahun ini ayah dan ibunya benar-benar menghilang dan dia tidak tahu bagaimana keadaan orang tuanya.
***
"Kau yakin ingin pulang naik bus? Tidak mau memakai mobilku saja? Aku akan mengantarkanmu ke apartemen," ucap Jena.
"Tidak, aku akan memakai bus, aku masih mempunyai voucher untuk memakai bus," kata Gueen karena dia tidak mau merepotkan Jena.
"Uh, kau ini menyebalkan sekali," ucap Jena.
Setelah itu, mereka pun keluar dari kampus. Jena berjalan ke arah mobilnya, sedangkan Gueen pergi ke jalan lain untuk ke halte bus. Saat dia berjalan, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu kemudian tersenyum getir
Terlalu banyak rasa sakit, hingga dia melupakan sesuatu, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Terlalu banyak hal pelik yang dirasakan Gueen selama setahun ini, sampai dia sendiri tidak mengingat hari lahirnya dan pada akhirnya, Gueen memutuskan untuk pergi ke gereja terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen dan sekarang, di sinilah Gueen berada, di gereja.
Karena Gueen datang saat sore hari, gereja masih sepi, bahkan tidak ada siapa pun di sana hingga Gueen langsung masuk. Gueen mendudukkan dirinya kemudian dia menyatukan kedua tangannya lalu memejamkan matanya dan berdoa. Ketika dia memejamkan mata, wajah kedua orang tua Gueen langsung terlintas hingga bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata wanita itu.
"Mom, Dad, sebenarnya apa alasan kalian meninggalkanku? Ini sudah lima tahun berlalu, kenapa kalian sama sekali tidak mencariku diriku?" tanya Gueen. “Apa salahku sampai kalian mengabaikanku seperti ini?”
gengs minta komen yang banyak ya 🥰
Setelah cukup lama memejamkan matanya, Gueen langsung kembali membuka mata, dia menyimpan tangannya di bawah kemudian menatap ke arah depan.
“Tuhan, aku tidak punya siapapun lagi di dunia ini. Aku terlalu malu untuk meminta tolong pada Bibi Bibi Salsa dan Paman Nino. Aku hanya berharap lembutkan sedikit saja hati Kakak, jangan terlalu jahat padaku, mentalku tidak sekuat itu." Gueen berbicara dengan berlinang air mata, teringat setahun ini kehidupannya begitu berat. Tapi dia tidak punya pilihan, dia hanya ingin lulus secepatnya mempunyai pekerjaan dan memulai hidup yang baru Walaupun dia tidak tahu apakah dia mampu bertahan lagi atau tidak karena mentalnya benar-benar dihajar habis-habisan oleh makian Kakak tirinya.
Setelah cukup lama terdiam, Gueen pun langsung bangkit dari duduknya kemudian wanita cantik itu memutuskan untuk pulang. Gueen melihat jam di pergelangan tangannya, ternyata waktu masih pukul 04.00 sore. Dia memutuskan untuk berjalan ke apartemennya dan tidak menaiki bis.
Saat berada di depan toko kue, Gueen menghentikan langkahnya, dia melihat cake kecil. Gueen membuka tasnya, kemudian wanita cantik itu melihat ke dompetnya, memastikan yang yang dia punya.
Gueen merasa bimbang, di satu sisi lain dia harus menghemat uang yang ada. Tapi dia juga ingin membeli kue untuk merayakan ulang tahunnya sendiri.
“Tidak apa-apa, membeli kue ulang tahun hanya setahun sekali,” ucap Gueen yang pada akhirnya memutuskan untuk langsung masuk, kemudian dia langsung mengambil kueh kecil yang tadi dia lihat, setelah itu membayarnya ke kasir.
Senyum Gueen begitu mengembang ketika menenteng paper bag kecil yang merupakan kue ulang tahunnya. Wanita itu bisa bahagia dengan hal yang sangat sederhana. Setelah melewati perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya Gueen pun sampai di apartemen kakaknya, wanita itu pun langsung masuk ke dalam dan ternyata Kalindra sudah sampai.
Mata Gueen membulat ketika melihat apa yang sedang Kalindra dan Jessica lakukan, hingga tak lama dia langsung berbalik. Sedangkan Kalindra yang sedang berciuman dengan Jessica dengan cepat menjauhkan tubuhnya dari Jessica ketika mendengar suara dari arah Gueen.
“Buatkan kami minuman!” titah Kalindra. Dengan cepat, Gueen pun berjalan ke arah dapur, ketika melihat apa yang dilakukan oleh Kalindra dan Jessica, Gueen merasa kesal, dia seperti cemburu. Namun, dengan cepat dia segera menyadarkan dirinya bahwa dia tidak boleh mengalami perasaan hal semacam ini.
Setelah berada di dapur, Gueen langsung menyimpan paperbag yang berisi kue yang tadi dia beli, kemudian dia menyiapkan minuman untuk Kalindra dan juga Jessica.
“Ini, Kak," ucap Gueen dia berusaha untuk tidak menatap Kalindra, sebab tentu saja dia merasa cemburu.
“Ayo sayang, minum," ucap Kalidra pada Jessica. “Dua jam lagi buatkan makan malam untuk kami!” titah Kalindra,.hingga Gueen mengangguk. Lalu setelah itu, dia pun langsung bebalik pergi ke kamarnya dia berencana untuk membersihkan dirinya dulu dan sayangnya Gueen melupakan kue yang baru saja dia beli dan menyimpannya di dapur.
Satu jam kemudian
Gueen keluar dari kamar, dia berencana mengambil kuenya. Dia baru saja membereskan tugas dan dia baru mengingat tadi dia membeli kue ulang tahun. Namun saat berada di dapur, Gueen di landa kepanikan ketika kueh itu sudah tidak ada, dia pun langsung mencari ke sekitar area dapur tapi tetap tidak ada.
Hingga tak lama, tatapan Gueen terhenti di tempat sampah. Mata membulat ketika melihat paperbag yang berisi cake dia beli sudah berada di sana, dengan cepat, Gueen pun langsung megambil paperbag itu.
Tiba-tiba seluruh tubuh Gueen terasa melemah ketika mengangkat paper bag itu dan ternyata mika yang barusan membungkus kueh yang dia beli sudah kosong. Rupanya, tadi Jessica pergi ke dapur dan dia tidak sengaja menukan paper bag tersebut hingga dia pun langsung memakannya, Karena dia pikir itu milik Kalindra.
Dan sekarang, ketika melihat kuenya sudah habis Guen, merasa benar-benar melemas, dia yang benar-benar sudah kecewa langsung berjalan ke arah ruang tamu.
“Kakak, apa Kakak memakan kue milikku?” tanya Gueen, untuk pertama kalinya dia mungkin berani berbicara seperti ini pada Kalindra, sebab dia benar benar sudah kecewa. Mungkin bagi orang lain, sepotong kue hanya hal biasa tapi tidak bagi Gueen, dia hanya ingin meniup lilin merayakan ulang tahunnya sendiri. Tapi, ternyata sebelum melakukan itu kuehnya sudah di makan oleh Jessica.
“Apa maksudmu?" Tanya Kalindra.
“Oh tadi aku yang memakannya," ucap Jessica.
“ Kenapa Kakak memakannya, itu kan milikku!" Protes Gueen
“Apa-apaan kau!” Kalindra langsung berbicara hingga Gueen langsung menundu.
“Kau mempermasalahkan satu potong kue, apa kauk lupa siapa yang membiayaimu selama 6 tahun ini?” nada suara Kalindra mulai meninggi hingga jantung Gueen langsung berdetak dua kali lebih cepat, dia tidak berdaya ketika Kalindra mengungkit hal ini. Padahal maksud Gueen bukan seperti itu
“Biar aku yang minta maaf. Baiklah maaf, aku akan menggantinya, aku akan memesan ....”
“Tidak usah sayang, biarkan saja dia harus tahu diri.” Kalindra memotong ucapan Jesica. Dan untuk ke sekian kalinya, ucapan Kalindra menusuk di jantung Gueen, hingga Gueen hanya menggigit bibirnya. Mungkin, satu kali kedipan saja sudah dipastikan air mata Gueen akan menganak sungai.
“Ma-maaf,aku tidak bermaksud." Pada akhirnya Gueen yang meminta maaf pada Jessica, dari pada dia mendapatkan masalah.
“Minta maaf pada Jesicca!” titah kalindra Gueen menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, berusaha menenangkan diri dan mengendalikan dirinya.
“Kak Jessica, aku minta maaf,” ucap Gueen dengan suara yang pelan, bahkan dia hampir menangis.
“Tidak apa-apa, aku yang minta maaf, balas Jessica, hingga dengan cepat Gueen pun langsung berbalik, kemudian kembali ke kamarnya. Ketika pergi ke kamarnya Gueen langsung berjalan ke arah ranjang, kemudian dia membaringkan tubuhnya, menjadikan tangannya sebagai bantalan, wanita malang itu meringkuk menatap ke depan dengan tangis yang berlinang.
Gueen menggigit selimut kemudian dia menangis sejadi-jadinya, dia benar-benar merasakan sakit hati atas apa yang terjadi atas ucapan kalindra tapi seperti biasa Queen tidak berdaya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!