NovelToon NovelToon

Gairah Sang Kakak Ipar

Ep 1

"Oh jadi begitu, mereka tidur terpisah." Gumam Mina ke dirinya sendiri. Ia sedang berada dikamar kakak iparnya setelah memeriksa kamar Iren, kakak kandungnya. Rumah itu memiliki tiga kamar.

Mina sudah memeriksa kamar depan tadi, kak Iren tidur di sana sedang kakak iparnya dikamar belakang. Padahal ia baru curiga ada bau-bau aneh dari pernikahan keduanya. Ketika ia memutuskan menyelidiki, ternyata memang benar pernikahan mereka bermasalah.

Mina ini jenis gadis yang sangat kepo. Kalau tidak, dia tidak akan pura-pura bertamu di apartemen mereka dan menyelidiki hubungan kakaknya dengan suami barunya. Bisa sajakan kan kayak di film-film mereka nikah kontrak. Ini nggak bisa dibiarin, ini sih namanya mereka sudah nipu orangtua. Apalagi Mina mulutnya ember, kalau mendapati sesuatu yang salah, ia pasti akan segera melapor ke mamanya.

"Sebaiknya aku lapor ke mama sekarang." kata gadis itu lagi siap-siap keluar dari kamar itu.

"Lapor apa?" suara itu sontak mengagetkannya. Langkahnya terhenti. Kemudian ia berbalik dan mendapati Foster, suami kakaknya sedang berdiri bersandar di pintu toilet sambil bersedekap dada menatapnya dengan tatapan tajam mengintimidasi.

Sejak pertama kali melihat pria itu pun Mina sering sekali merasa terintimidasi dengan tatapannya yang begitu tajam. Seolah ingin membunuhnya. Ya ampun, kenapa kak Iren memilih suami seperti itu sih. Kaya sih kaya, tapi nggak ada lembut-lembutnya sama sekali. Mina juga pernah mendapati kakak iparnya sering menatapnya dengan wajah mesum.

"K ... Kak Foster, kakak nggak ... Ke kantor?" tanya Mina tersendat-sendat. Astaga, ia tertangkap basah. Ia pikir Foster tidak ada di rumah. Soalnya tadi kak Iren bilang suaminya lagi dikantor. Jadi Mina berani saja datang dan masuk ke kamar itu dengan seenaknya. Nggak tahunya ada pria itu ternyata.

Foster tidak menjawab. Sekarang ia melangkah perlahan mendekati Mina. Gadis itu menelan salivanya. Ia merasa seperti seorang penjahat yang baru saja tertangkap basah.

"Aku tanya apa yang mau kau laporkan?" kata pria itu lagi dengan suara rendah. Ia sudah berdiri didepan Mina. Jarak mereka sangat dekat sampai-sampai Mina bisa merasakan hembusan nafas sang kakak ipar.

"A ... Aku ..." gadis itu memutar otaknya mencari alasan.

"Aku mau lapor ke mama kalau minggu depan teman-teman kuliahku mau datang ke rumah." katanya cepat tapi setelah itu ia merutuki dirinya yang begitu bodoh. Alasannya terlalu kedengaran dibuat-buat dan begitu kelihatan bohongnya. Habis sudah, ia pasti telah ketahuan. Foster didepannya mencibir.

"Kau pikir bisa membodohiku, hm? Aku beri kesempatan satu menit untukmu. Jelaskan dengan jujur." ucap pria itu dengan nada rendah yang terdengar begitu maskulin. Mina tertegun.

Kakak iparnya ini begitu tampan dan ... Matanya melotot lebar saat menyadari ternyata lelaki yang sedang berdiri didepannya sekarang tidak pakai baju. Hanya handuk yang terlilit di pinggangnya. Matanya turun ke otot-otot perut Foster yang terlihat sangat sispack.

Ya ampun, godaan apa lagi ini. Biasanya ia hanya melihat badan telanjang oppa-oppa Koreanya di film-film. Namun sekarang dirinya malah melihat secara langsung perut sixpack sang kakak ipar yang wajahnya sebelas dua belas dengan oppa-oppa Korea.

Tiba-tiba Mina merasa dirinya di dorong dan ia terjatuh ke atas ranjang bersamaan dengan Foster yang kini menindihnya. Tangan kakak iparnya itu tidak diam saja. Mina merasa wajahnya geli akibat belaian kak Foster.

"K ... Kak Foster ..." gumamnya lirih. Posisi mereka begitu intens. Mina bahkan bisa merasakan benda keras milik Foster diperutnya. Jantungnya kian berdebar keras. Rasa takutnya bangkit, tapi rasa malunya jauh lebih besar.

"Kau masih tidak mau jujur, hm?" ujar Foster terus membelai pipi Mina. Menatapnya dengan mata indah yang bisa membuat banyak wanita tergila-gila.

Mina mengalihkan wajahnya menatap ke arah lain. Ia sungguh tidak sanggup menatap balik sang kakak ipar. Ia harus beralasan apa coba sekarang. Otaknya kosong,

Tiba-tiba ia merasakan sesuatu menyentuh bagian dadanya, memijitnya pelan. Tentu saja Mina kaget dan menatap Foster. Ia menatap lelaki itu dengan mata lebar, seolah tidak percaya apa yang baru saja dilakukan kakak iparnya. Ini pelecehan namanya.

Mina bergerak gelisah. Berusaha mendorong lelaki yang masih setia berada di atas tubuhnya. Tapi gerakan tangan Foster semakin membuatnya tidak berdaya. Ia tidak bisa menjelaskan seperti apa rasanya. Tapi sentuhan itu sanggup membuat seluruh badannya terasa panas dingin.

"K... Kak Foster," lirih Mina pelan.

Ia memang bukan tipe gadis polos yang tidak tahu apa itu. Dirinya pernah menonton film dewasa dengan teman-temannya, meski begitu ia tidak pernah sekalipun disentuh oleh satu pun pria dibagian itu. Berciuman saja belum pernah. Bisa dibilang pria yang berada di atasnya sekarang inilah yang pertama menyentuhnya sampai seintim ini.

Mina melotot ketika tangan Foster menelusup masuk ke dalam kaosnya, bermain di perutnya sebentar lalu kembali tanpa ijin memijit pay udaranya. Sensasinya berbeda jauh ketika pria itu menyentuhnya dari luar tadi. Mina sampai bergetar karena rasa geli. Ia menggigit bibirnya. Tangannya terangkat memegangi lengan Foster, bermaksud menghentikan pria itu.

"K ... Kak Foster, ini nggak benar." gumamnya pelan. Bagaimana kalau kak Iren tiba-tiba datang dan memergoki mereka?

"Ssst ... Kakakmu itu jarang pulang. Apalagi siang begini. Apa kau pernah disentuh oleh pria lain?" Foster tidak peduli, malah bertanya. Tentu saja Mina menggeleng malu.

"Jadi kau masih perawan?" pertanyaan itu tampak membuat Mina kesal. Tentu saja ia masih perawan. Walau matanya sudah tidak perawan lagi, tubuhnya bisa dipastikan belum dimasuki oleh siapapun.

Foster diatasnya tersenyum senang. Sebenarnya sudah lama ia tertarik dengan tubuh Mina. Ia yakin tubuh gadis itu sembilan puluh sembilan persen adalah tipe ideal semua laki-laki brengsek. Seperti dirinya ini. Foster mengakuinya. Ia bahkan selalu membuat imajinasi-imajinasi liar saat melihat Mina.

Bahkan sebelum dirinya melakukan pernikahan kontrak dengan kakak dari gadis itu. Itu sebabnya Mina yang muncul dengan tiba-tiba dalam kamarnya siang bolong begini seolah memberinya kesempatan emas untuk bermain-main dengan sang adik ipar. Menakutinya sedikit.

Foster memang begitu dingin dan arogan. Wajahnya juga tampan, dan ia punya banyak kekayaan yang bisa menarik banyak wanita mendekat. Dengan kekuasaannya ia bisa memiliki siapapun wanita yang dia inginkan. Seperti adik iparnya yang sexy ini. Status mereka saja yang saudara ipar, tapi Foster bisa menyentuhnya kalau dia mau. Lagipula dia dan Iren tidak pernah berhubungan intim. Ia tidak ada perasaan sama sekali pada Iren. Mereka hanya sahabat.

Iren menyukai lelaki lain, Foster hanya sebagai tameng. Mereka menikah hanya untuk menyatukan perusahaan keduanya supaya sama-sama saling menguntungkan.

Selain itu, Foster ingin menghilangkan pandangan banyak orang yang menganggapnya sebagai gay karena tidak pernah terlihat pacaran. Karena itu ia memutuskan menikahi Iren. Sayangnya, ia terlambat bertemu dengan Mina.

Foster mengenal Mina setelah ia dan Iren melakukan perjanjian kerjasama kontrak itu. Ayah dan ibu Iren juga tahu kalau itu hanyalah pernikahan kontrak. Hanya Mina yang tidak tahu sama sekali. Mereka berpikir tidak begitu penting Mina tahu. Jadi tidak pernah cerita.

Kalau saja Foster mengenal Mina sebelum melakukan perjanjian nikah dengan Iren, pasti perempuan yang ia nikahi adalah Mina, adik Iren sendiri. Ia tahu semua tentang Mina sekarang. Ia juga  tahu Mina tidak punya pacar. Foster akan berusaha membuat gadis itu tergila-gila padanya. Walau dia akan memulainya dengan cara yang brengsek. Menggoda gadis itu dengan sentuhan-sentuhan panas, seperti yang sedang ia lakukan sekarang.

Ep 2

Kini Foster makin berani. Tangannya bergerak turun ke bawah. Menelusup masuk ke dalam jeans Mina. Mata gadis itu membulat besar.

"Kak Foster! Aku mohon jangan seperti ini," ucap Mina penuh permohonan. Tapi Foster tidak mendengar permintaannya dan mulai bermain di sana.

Ya ampun apa yang sudah kakak iparnya ini lakukan benar-benar membuatnya...

Mina tidak mampu berpikir lagi. Ia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang mau keluar dari dalam tubuhnya.

Foster otomatis menghentikan kegiatannya agar Mina bisa menikmati pelepas-annya. Pria itu puas melihat wajah Mina akibat ulahnya. Ia masih ingin menggoda gadis itu lagi, namun dengan gerakan cepat adik iparnya itu mendorongnya dan berlari keluar, meninggalkan Foster yang tersenyum dengan wajah penuh kemenangannya. Biarlah dia dianggap brengsek oleh adik iparnya sendiri, toh memang benar.

Foster sengaja ingin berbuat begitu, bahkan dia kini berpikir untuk membuat gadis itu hamil supaya adik iparnya itu bisa menjadi miliknya seutuhnya.  

                                    ***

Mina duduk ditengah ranjangnya dengan Tampang yang begitu kusut. Setelah berhasil melarikan diri dari rumah Foster dan kak lren, ia terus-terusan memikirkan kejadian itu semalaman. Kejadian dimana suaminya kak Iren berbuat sesuatu yang tidak senonoh padanya. Menyentuhnya dengan cara yang ...

Mina mengerang kesal. Ia marah karena perbuatan bejat kakak iparnya, tapi ia juga tidak bisa melupakan rasanya disentuh seperti kemarin. Itu adalah pengalaman pertama baginya. Dirinya sudah gila saat memikirkan betapa indahnya perut kotak-kotak milik Foster yang ia lihat kemarin.

Mina pun berakhir dengan memikirkan kejadian itu sepanjang malam. Mana Kakak iparnya ganteng banget lagi. Pada akhirnya Mina tidak bisa tidur dengan benar semalam. Ia terbangun dengan kepala pening pada pagi harinya.

"Sial," rutuk Mina sembari menyibak selimutnya.

Ia bergegas turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandinya. Sebenarnya ia masih ingin bermalas-malasan seharian ini karena kepalanya yang masih terasa pening dan masih setengah mengantuk. Tapi dia ingat dirinya masih ada jadwal ke kampus.

Hari ini pengumuman tempat magang mereka keluar. Mina harus datang untuk mendengar dikantor mana dirinya akan ditempatkan.

"Huffft ..." gadis itu menghela nafas panjang, mau tidak mau ia harus tetap bersiap.

Selesai mandi dan berganti baju, ia lalu keluar kamar. Mamanya sudah setia di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka. Sejak kemarin Mina berusaha menghindari mamanya, ia tahu mamanya pasti akan bertanya apa saja yang dia lakukan di apartemen kakaknya kemarin.

Karena Mina nggak tahu mau memberi alasan apa, akhirnya ia berakhir dengan menghindari mamanya. Kan nggak mungkin juga dia memberi tahu mama apa yang dia lakukan kemarin. Dia yang sengaja masuk diam-diam dikamarnya kak Foster dan berakhir dengan kejadian memalukan itu. Mamanya bisa menggantungnya kalau sampai tahu yang sebenarnya. Nggak, nggak! Lebih baik diam saja. Ia juga harus menghindari kakak iparnya itu mulai sekarang.

"Kamu kenapa sayang? Ada yang kamu pikirin?" tanya mamanya tiba-tiba. Mina yang kaget menggeleng kuat.

"Kamu kenapa sih? Aneh banget deh."  mamanya menatap aneh dirinya lalu fokus lagi mengatur makanan di atas meja.

"Anak mama ini lagi sibuk mikirin tempat magangnya kali," timpal papanya. Sontak Mina cepat-cepat mengangguk mengiyakan. Untung ada papanya. Kalau nggak dia akan sibuk sekali memikirkan ide.

"Kemaren kan papa suruh kamu magangnya dikantor papa aja. Kamu sendiri sih yang cari ribet, kepikiran kan sekarang."

Mina menyengir lebar.

"Kan Mina pengen cari pengalaman baru pa, kalo dikantor papa nanti nggak ada yang berani nyuruh-nyuruh Mina karena tahu Mina anaknya bos mereka. Papa gimana sih," tutur Mina.

Papanya lalu mengusap-usap rambutnya penuh sayang. Sang mama ikut tersenyum. Dibanding Imel yang mandiri dan penurut, anak bungsu mereka yang satu ini punya sifat yang lebih manja dan tidak suka di atur-atur. Ia lebih senang melakukan apa yang dia mau. Putri sulung mereka sudah membantu papanya dari masih SMA, sedang Mina, boro-boro bantuin, di SMA saja papa dan mamanya harus bergantian menghadap guru berkali-kali karena Mina yang terus-terusan membuat kasus. Meski begitu, kedua orang tua dan kakaknya selalu memanjakannya.

"Ya udah, terserah kamu aja. Nanti mau berangkat bareng papa nggak?" tanya papanya kemudian.

"Nggak, Mina naik taksi online aja. Malu diliat orang. Kan Mina udah besar, masa masih dianterin sama papa." balas Mina langsung. Papanya tertawa kecil lalu mengiyakan.

Alasan Mina yang sebenarnya adalah, ia tidak mau menjadi perhatian orang-orang kalau mereka mengetahui dirinya berasal dari keluarga berada. Sangat berada malah. Papanya adalah salah satu pemimpin kantor besar, kakaknya desainer terkenal yang bekerja dikantor papa. Sekarang juga sudah menjadi istrinya kak Foster, salah satu pengusaha terkenal yang perusahaannya ada dibeberapa negara. Pokoknya Mina nggak mau di perlakukan khusus oleh teman-temannya, atau dicemooh orang-orang karena memanfaatkan relasi. Ia ingin terlihat biasa-biasa saja.

Habis sarapan, Mina pamit pada kedua orangtuanya. Ia hampir terlambat ikut pembekalan.

Aula tempat pembekalan para mahasiswa-mahasiswi magang itu sudah penuh. Mina sampai harus mencari-cari tempat yang masih kosong karena ia lupa bilang ke temannya buat menyisakan satu kursi untuk.

Akhirnya gadis itu harus rela duduk paling belakang. Biar deh, lagian ia masih bisa dengar suara dosen yang membawakan materi pembekalan magang di depan sana. Kan pake Microphone.

Pembekalan itu berlangsung tidak terlalu lama karena setelah itu ada pembagian lokasi tempat mereka magang. Mina sudah kumpul dengan teman-temannya. Mereka sibuk membaca kertas yang dibagikan tadi.

"Kamu dapat di mana?" tanya Ester pada ketiga gadis didepannya.

"Luz Group." jawab gadis berambut ikal, namanya Shinta. Ester melirik yang lain.

"Mina, bagaimana denganmu?"

Mina tidak menjawab. Ia terus fokus dengan kertas ditangannya. Gadis itu menelan ludah. Kenapa harus ada kebetulan seperti ini sih

"Mina?"

Mina menaikkan wajahnya menatap Ester.

"Dimana kantor magang kamu?"

"NS group," sahut Mina dengan wajah ditekuk. Itu adalah perusahaan milik kakak iparnya. Bagaimana ia bisa senang coba setelah kejadian kemarin.

Berbeda dengan Mina, Ester malah melompat kegirangan.

"Aku juga sama. Yes! Kita berdua magang satu kantor." seru Ester antusias. Ia nggak sadar ekspresi wajah Mina sudah berubah tidak semangat.

Ep 3

Mina terus bolak-balik didepan ruangan dekan seperti cacing kepanasan. Ia menggigit jari-jarinya sambil terus berpikir lalu memberanikan diri masuk ke dalam. Apa dekan akan setuju kalau dia minta pindah kantor? Nanti kalau di tanya alasannya pengen pindah dia harus jawab apa? Aduh, otaknya bleng. Ia tidak bisa memikirkan apa-apa lagi.

Kenapa harus ada kebetulan seperti ini sih? Kenapa pula dia harus dapat tempat magang dikantor kakak iparnya sendiri? Padahal dia sudah berpikir untuk menghindari pria itu sebisa mungkin. Kejadian semalam membuatnya malu bukan main. Dan, kalau sampai kak Iren tahu dia ada apa-apa sama kak Foster, bisa bahaya. Dia bakal jadi pelakor yang ada main sama suami kakaknya sendiri.

Pelakor? Mina menggeleng-geleng kuat. Kan dia yang dilecehkan sama kak Foster, kok dia yang jadi pelakor? Tapi dia juga menikmatinya bukan? Aduh, tuhkan ... Pikirannya jadi kacau lagi.

"Mina? Kenapa disini?"

Mina berbalik. Sosok keren yang sudah lama ia sanjung-sanjung itu berdiri tepat dibelakangnya. Namanya Paul, salah satu pria populer dikampus. Biasanya kebanyakan laki-laki keren, sok dingin didepan banyak perempuan, tapi Paul ini kebalikannya. Meski agak pendiam, ia adalah sosok yang ramah dan lembut pada banyak orang. Tidak susah buat akrab dengannya, menurut teman-temannya Mina sih.

Karena selama ini Mina nggak pernah akrab dengan pria itu. Mungkin karena diam-diam Mina adalah penggemar beratnya Paul. Jadi, dia yang aktif itu selalu jadi pasif didepan laki-laki baik seperti Paul ini. Lihat saja sekarang, ia malah merasa canggung hanya sendiri didepan Paul. Teman-temannya sedang di kantin.

"H ... Hai," sapa Mina tersenyum tipis, menyembunyikan rasa malunya. Saat Paul balas tersenyum padanya,

hatinya meleleh seketika.

Ganteng bangeet! Gadis itu berteriak dalam hati. Wajah Paul ini campuran bule sama China. Denger-denger dari gosip yang beredar sih, papanya orang China dan mamanya Amerika. Karena pekerjaan, kedua orang tua Paul pindah ke Indonesia. Jadi dari bayi Paul sudah hidup di Indonesia. Bisa dibilang pria itu kenal Indonesia dengan sangat baik.

"Aku tanya kenapa kamu berdiri disini?" tanya Paul lagi karena pertanyaannya tadi belum dijawab oleh Mina.

"Oh, mau ketemu dekan. Kalau gitu aku masuk ya kak," sahut Mina dan langsung berbalik masuk tanpa mengetuk. Entah kenapa ia selalu malu didepan Paul. Paul sendiri merasa aneh. Dari semua perempuan, hanya Mina yang tidak pernah mencoba akrab dengannya. Gadis itu malah cenderung menghindari bicara dengannya. Dan itu terjadi berulang kali, padahal Paul cukup tertarik pada gadis itu. Ya sudahlah. Pria itu mengangkat bahunya acuh tak acuh lalu pergi meninggalkan tempat itu.

                                   ***

Mina sudah keluar dari ruangannya. Sekarang ia telah bergabung dengan teman-temannya di kantin. Mukanya ditekuk. Saat bertemu Dekan tadi dan menyampaikan maksudnya untuk mengubah tempat magang, Dekan nggak setuju. Apalagi tadi Dekan bilang semua anak-anak magang sudah siap di turunkan ke kantor-kantor selesai jam makan siang nanti.

Dengan terpaksa Mina harus menyiapkan mentalnya bekerja di kantor kakak iparnya. Ia berpikir keras bagaimana biar nggak terlihat oleh kak Foster. Kan pria itu bos dikantor itu, pasti karyawan biasa saja susah bertemu dengan pimpinan tertinggi perusahaan, apalagi mereka yang hanya berstatus mahasiswa magang.

"Denger-denger di NS group direkturnya sangat ganteng, kayak oppa-oppa Korea ." ujar Shinta. Ia merasa iri karena Mina dan Ester bisa magang di perusahaan besar itu. Mina tertawa paksa. Tampan sih, tapi suka mainin perempuan. Mukanya datar seperti balok, orangnya kaku, dan otaknya sangat mesum.

"Sudah punya pacar belom?" tanya Ester semangat. Ia suka dengan pria-pria kaya dan dingin.

"Sudah nikah malah." sahut Shinta. Ester langsung manyun.

"Tapi beredar cerita pernikahan mereka nggak bahagia, istri sih direktur katanya punya pacar lain. Mereka pernah kepergok ciuman sama suaminya, tapi suaminya malah biasa-biasa aja." Jelas Shinta lagi panjang lebar. Mina mulai tertarik. Yang mereka bicarakan adalah kak Iren dan kakak iparnya, gimana tidak tertarik coba.

"Kamu kok tahu banyak? Emang itu gosip dari mana?" tanya Ester lagi tidak percaya.

"Kakak aku kerja di sana, dia sendiri yang memergoki mereka. Tapi cuma berani cerita ke aku aja karena takut dipecat. Pokoknya cerita ini jangan sampai bocor dikantornya." jawab Shinta sekaligus memberi peringatan kepada dua temannya itu. Ester mengangguk-angguk. Sekarang dia percaya. Mina sendiri menertawakan Shinta diam-diam. Kalau nggak mau cerita itu bocor, ngapain dia harus cerita ke mereka coba. Dia sendiri yang bocorin duluan.

"Ayo Min," pandangan Mina beralih ke Ester yang sudah berdiri di dari bangku.

"Kemana?" tanyanya bingung.

"Ke kantor tempat kita magang." sahut Ester. Oh iya Mina baru ingat. Ya ampun. Gadis itu berdiri dan berjalan mengikuti Ester dari belakang.

Tak butuh waktu lama mereka berdua kini telah berdiri didepan gedung besar itu. Nama NS Group terpampang besar-besar didepan gedung itu.

Mulut Ester terbuka lebar. Ia senang sekali bisa magang di perusahaan yang terlihat sangat elit itu. Itu bukan perusahaan sembarangan, pokoknya ia harus kerja keras. Mungkin saja pas lulus nanti dia di terima kerja di situ.

"Ayo masuk Min." seru Ester menarik tangan Mina masuk ke dalam.

Mina terus menoleh ke kanan kiri dengan dengan sikap was-was. Jangan sampai dia berpapasan dengan pria yang sangat ingin dia hindari itu. Jangan sampai. Gadis itu terus merapalkan doanya dalam hati.

Ada dua mahasiswa lainnya yang sudah sampai lebih dulu dari Mina dan Ester. Satunya laki-laki, satunya lagi perempuan. Meski sekampus, Mina tidak kenal mereka. Ini pertama kalinya gadis itu melihat mereka. Ester yang pada dasarnya lebih ramah dari Mina melambaikan tangan ke mereka. Mungkin Ester mengenal mereka, Mina tidak peduli. Ia lebih peduli masalahnya sendiri.

Tak lama kemudian datang seorang wanita yang lebih dewasa dari mereka, mungkin umurnya ada di akhir dua puluan. Pakaiannya rapi dan wajahnya tampak ramah. Ia berdiri didepan mereka berempat.

"Perkenalkan namaku Laya, asisten manajer di kantor ini. Aku yang akan menjadi mentor kalian selama kalian magang di perusahaan kami." ucap wanita bernama Laya itu memperkenalkan diri dengan ramah.

"Ayo. Aku akan mengajak kalian berkeliling kantor sekalian mengantar kalian ke divisi yang sudah kami tentukan." terang Laya. Mina dan yang lain mengikuti di belakang wanita itu.

Sepertinya Mina pernah melihat wanita bernama Laya ini. Gadis itu mencoba mengingat-ingat, ah iya. Laya ini juga turut hadir di pernikahannya kak Iren dan Foster. Tapi sepertinya dia tidak kenal Mina, itu lebih baik menurut Mina.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!