NovelToon NovelToon

Aku, System Dan Para Wanita Hebatku

BAB 1

[Rabu, 20 Juni 20xx]

[Negara Y kota T]

Di tuduh mencuri dompet, ia di hakimi oleh warga membuat ia mati di tempat. Akan tetapi tiba-tiba saja sesuatu masuk ke dalam tubuhnya.

[Ding Ding]

[Menemukan Tuan pemilik system]

Sebuah system hologram masuk ke dalam tubuhnya lalu bersatu menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, system berjanji akan membantunya merubah hidupnya menjadi orang tertampan, kaya dan di kelilingi wanita cantik dan hebat. System and Harem.

...★★★★★★★★★★★★★...

"Ayo bakar perusahaan cepat!" teriak salah satu pemimpinnya. Pria itu adalah musuh bisnis dari keluarga Gazro.

Para bawahan pria itu menyiram dengan minyak di seluruh gedung perusahaan itu lalu menghidupkan api dan membakarnya, pada akhirnya gedung yang besar itu pun secepat kilat di lahap si jago merah.

"Hahaha, Rasakan itu Kim Gazro! Kau berani bersaing dengan perusahaan ku, maka inilah akibatnya," ucap pria itu tertawa senang.

"Ayo, kita ke rumahnya dan bakar rumahnya juga!" ucap pria itu masuk ke dalam mobil. Para bawahannya juga mengikuti untuk menuju rumah kebesaran Gazro.

Sesampainya di sana mereka lagi-lagi menuangkan minyak di rumah mereka dan membakarnya lagi.

"Mati saja kau Kim Gazro!"

"Uhuk! Uhuk!" Mama Algazro batuk-batuk karena asap yang mengepul memenuhi ruangan.

"Papa, rumah kita kenapa banyak asap?" tanya mama Algazro membangunkan sang suami, Kim Gazro.

"Ini pasti kebakaran, ayo cepat keluar!" ucap Kim Gazro buru-buru ingin menyelamatkan diri.

"Papa, di mana Algazro?" tanya mamanya.

Kim Gazro pun berjalan menuju kamar Algazro lalu mengetuknya.

"Algazro! Algazro! Bangun! Rumah kita kebakaran!" teriak Kim Gazro.

Namun tidak ada sahutan dari kamarnya, pintu juga terkunci dari dalam.

"Kamu cepat selamatkan diri!" ucap Kim Gazro kepada istrinya.

"Tapi Pa ...."

"Cepat keluar!" teriak Kim Gazro.

Saat sang istri ingin keluar, tiba-tiba saja tembok dari atas jatuh kebawah dan menimpa sang istri.

"Ling!" teriak Kim Gazro menghampiri sang istri. Akan tetapi karena tembok yang jatuh tetap di kepalanya membuat ia terluka parah.

Di dalam kobaran api itu, Algazro pun bangun dan keluar dari kamarnya dan semuanya sudah menjadi lautan api.

"Apa yang terjadi!" teriak Algazro terperanjat.

Di halangi oleh api, ia melihat papa berusaha mendorong tembok itu.

"Papa!" teriak Algazro melalui kobaran api tersebut. Rasanya panas yang luar biasa karena ia menembus api yang berkobar.

"Kamu cepat lari! Selamatkan dirimu!" teriak Kim Gazro.

"Tidak! Aku akan membantu Papa untuk menolong Mama," ucap Algazro mendorong tembok itu.

Kim Gazro melihat rumahnya sudah di lahap api, rasanya mereka tak mungkin akan selamat, ia melihat ke arah putra tunggalnya dan menaruh harapan penuh pada sanga putra.

"Cepat sana kamu lari! Selamatkan diri!" teriak Kim Gazro mengingatkan lagi.

"Tidak! Aku akan menyelamatkan Mama!" jawabnya dengan keras kepala.

"Tak sempat lagi," ucap Kim Gazro karena ada ledakan dari berang elektronik mereka.

Duaaaarrrrrrrrr!

Kim Gazro menarik sang putra lalu melemparnya keluar.

Dan terjadi lagi sebuah ledakan kedua yang meluluh lantakkan rumah tersebut.

"Selamat tinggal anakku," ucapnya melambaikan tangan dan pada akhirnya ia pun tertimpa reruntuhan beton rumahnya.

"Papa! Tidakkkkkkkk!" teriak Algazro dengan beruraian air mata. Ia mencoba masuk ke dalam untuk membawa mama dan papanya keluar, akan tetapi ada ledakan dari barang elektronik lainnya membuat ia terpental keluar lagi.

Duuaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrr!

"Aaaaaaaaaaaaa!" teriaknya kesakitan dan ia terpental-pental di tanah.

Akibat dari ledakan itu sebagian wajahnya terbakar, begitu juga kaki dan tangannya. Bajunya robek-robek dan darahnya juga keluar dari luka-luka yang ia dapatkan.

"Papa! Mama! Jangan tinggalkan aku!" teriak Algazro dengan isak tangis yang pilu.

Rumah itu hangus terbakar dan tidak menyisakan sedikit harta benda. Rumah itu ambruk rata dengan tanah.

Para warga berdatangan menyaksikan kejadian itu, para pria yang membakar rumah tersebut setelah memastikan jika Kim Gazro sudah meninggal mereka pun meninggalkan lokasi kejadian.

"Hahaha, akhirnya tidak ada lagi saingan bisnis ku, sekarang aku bisa mencapai puncak kejayaan yang aku inginkan," ucap pria itu tertawa senang karena merasa puas apa yang ia lakukan.

Saingan beratnya di dunia bisnis kini sudah tiada, ia bisa melancarkan aksinya untuk merekrut perusahan lain untuk menjadikan perusahan nomor satu.

Pemadam kebakaran pun datang di saat hanya tinggal puing-puing bangunan yang tersisa. Tidak ada yang bisa di lakukan oleh warga di sana karena memang tidak ada yang bisa di selamatkan.

Algazro duduk terdiam menatap rumahnya yang hancur yang tak bersisa itu, air matanya jatuh di pipi luka bakar itu, membuat itu semakin perih. Tapi itu tidak ia rasakan jika di banding kehilangan kedua orangtuanya sekaligus di depan matanya.

Para pemadam kebakaran mendorong beton itu untuk mencari jasad kedua orang tua Algazro dan mereka menemukan di bawah bebatuan. Tubuh mereka hangus terbakar hingga tidak bisa mengenalinya lagi.

Kedua orang tua Algazro di masukkan ke dalam bungkus mayat dan di bawa masuk ke dalam ambulan.

"Papa! Mama! Kenapa kalian tidak membiarkan aku ikut bersama kalian," rintihnya dengan suara parau.

"Nak, ayo ikut masuk ambulan untuk mengobati luka mu, luka bakar yang kamu alami cukup parah. Orang tua mu juga akan di bawa ke rumah sakit," ucap petugas pemadam kebakaran itu.

Mendengar kata orang tua, akhirnya Algazro pun setuju naik ambulan. Mereka pun di boyong ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Sesampainya di rumah sakit, Algazro pun segera di obati, sayangnya luka di wajahnya cukup parah membuat ia menjadi si buruk rupa.

***

Berapa hari kemudian, ia di perbolehkan pulang. biaya perawatan di bantu oleh pemerintah. Tapi ia tidak tahu kemana ia akan pulang, rumah dan perusahaannya sudah habis hangus terbakar. Berita juga sudah menyebar di penjuru dunia.

Dengan menghela nafas, ia pun meninggalkan rumah sakit meskipun dalam keadaan wajahnya masih di perban dan tangannya juga yang perbannya menggantung di lehernya.

"Aku pergi lihat perusahaan papa, siapa tahu masih ada yang masih tertinggal," ucap Algazro berjalan menuju perusahaan tersebut. Saat ini ia masih berumur 14 tahun.

Sesampainya di sana, Algazro pun menghela nafas, ia pun berjalan di antara beton yang hancur. Padahal hidupnya dulu sangat damai, kini hancur berkeping-keping dalam semalam.

Tiba-tiba saja, tempat tersebut di datangi oleh banyak orang.

"Hey! Kau adalah Algazro anak dari Kim Gazro kan?" tanya salah seorang pria yang memakai jas hitam menepuk bahunya.

"Iya. Eh Om Rendi," ucapnya saat membalikan badan.

"Oh jadi beneran kamu ya," ucap Rendi melihat keadaan Algazro sekarang.

"Iya Om." angguk Algazro.

"Haishhhh, sebenarnya Om ingin mengucapkan bela sungkawa atas kepergian kedua orang tua mu dan penderitaan yang kamu alami saat ini. Akan tetapi sudah ratusan juta kerugian yang Om alami, karena kau adalah ahli waris perusahaan PT GZ ini maka kau yang harus membayar kerugian para pemegang saham alami. Om juga nggak mau mengalami kerugian yang sangat besar ini," ucap Rendi dengan nada sedikit meninggi.

"Bagaimana aku bisa membayarnya Om, saat ini tempat tinggalkan saja tidak punya, sekarang untuk bayar hutang aku harus bagaimana mana?" tanya Algazro dengan suara melemah.

"Jika di pikirkan dengan kerugian yang kami alami ini lebih parah lagi! Itu sampai puluhan milyar! Lihatlah mereka semua adalah pemegang saham yang mengalami kerugian besar! Ini tidak main-main!" ucap Rendi sedikit marah dan kecewa.

Algazro menundukkan kepalanya. Jangankan tempat tinggal dan bayar hutang, lukanya saja belum sembuh dan itu masih terasa perih.

"Om, tolong beri keringatan untuk ku, aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa saat ini," ucap Algazro menundukkan kepalanya.

"Kamu ini bagaimana sih! Kamu itu ahli waris jadi hutang orang tua kamu juga harus di bayar oleh ahli waris, aku dan para pemegang saham lainnya tidak mau tahu ya! Kami minta uang kami kembali! Kamu pikir cari uang ratusan juta sama kayak mencari sampah di jalanan! Itu sangat sulit tau!" Rendi mulai emosi.

Algazro memegang dadanya yang sesak.

"Om! Om masih bersyukur hanya uang yang hilang, aku bukan hanya uang, tapi tempat tinggal dan keluarga ku! Om hanya memikirkan diri sendiri, bagaimana jika keluarga Om juga yang hilang bagaimana perasaan Om!" Algazro rasanya tak tahan karena ia di desak oleh Rendi.

"Eh kamu! Malah balik menghardik ku! Kamu pikir kamu siapa! Kamu itu sekarang hanya orang miskin! Aku tidak mau tahu kamu harus membayarnya sekarang juga!" seru Rendi.

"Oh ya Rendi, uang papanya di Bank kan ada, uang itu saja sebagai pembayarannya," saran Dodi pemegang saham terbesar kedua dari perusahaan GZ.

"Ah, benar juga, sekalian tanah perusahaan dan tanah rumah mereka kita ambil semua, sekiranya cukup untuk menutupi kekurangan kita," ucap Rendi tersenyum sinis melihat ke arah Algazro.

"Ayo ke Bank, kita akan ambil semua uang di sana lalu menjual tanah ini pada Bank," ucap Rendi.

"Hey kamu! Ayo ikut kami ke bank untuk mencarikan uang itu!" ajak Rendi.

Dengan terpaksa, ia pun ikut ke sana. Saat sampai di sana, Rendi pun meminta di serahkan uang tersebut kepada ahli waris PT GZ dan Algazro di paksa untuk menandatanganinya.

Setelah mendapatkannya, mereka mengambil semua uang itu tanpa menyisakan untuk Algazro.

"Om, bisakah sisakan sedikit uang untuk aku makan hari ini?" tanya Algazro meminta belas kasihan.

"Apa! Uang segini saja tidak cukup menutupi kekurangan uang saham kamu yang terbakar! Kau malah ingin memintanya! Kau pikir aku tempat pembagian amal! Nih untuk mu!" ucap Rendi melemparkannya uang 5000 ke muka Algazro.

Algazro memungutnya dengan hati yang hancur.

"Hahaha, akhirnya uang kita kembali, ayo kita pulang dan bagikan yang ini," ucap Rendi dan mereka tertawa senang karena mereka mendapat lebih dari apa yang mereka investasikan.

BAB 2

10 tahun berlalu begitu saja. Ia tumbuh menjadi pria buruk rupa, hidup Algazro bertambah melarat, tidak ada yang ingin mempekerjakannya karena ia sudah menjadi pria buruk rupa yang dulu padahal ia sangat tampan.

Ia melakukan apa saja asal bisa makan, termasuk meminta-minta. Semua orang memandangnya rendah dan tidak ada yang menolongnya.

"Pak Amir, maukah Bapak mempekerjakan aku? Aku sangat butuh pekerjaan untuk menyambung hidup," ucap Algazro.

"Idih! Siapa juga yang ingin mempekerjakannya pria buruk rupa seperti mu, yang ada warung saya ini tidak akan kedatangan orang gara-gara lihat muka kamu! Sana-sana! Jangan datang ke sini lagi!" usir pak Amir.

"Saya mohon Pak, tolong kali ini saja," pinta Algazro memelas. Pak Amir adalah salah satu orang yang pernah di tolongin oleh papanya. Dulu ia tidak punya apa-apa, tapi dengan tangan lebar papanya datang membantu dan akhirnya ia pun bisa membuka warung.

"Tidak! Tidak! Tidak! Kamu nggak dengar ya! Telinga mu tuli! Aku tidak akan mempekerjakan pria buruk rupa seperti mu! Sana pergi!" pak Amir mendorong Algazro dari warungnya.

Dengan berat hati ia pun pergi dari warung tersebut dan mencari tempat lain.

"Hey! Bukannya papa dia dulu yang membantu kamu?" tanya temannya yang sedang ngopi di teras warungnya.

"Iya, aku tau, tapi dia itu kan sekarang hidupnya sudah melarat, kalau aku bantu sekali dia pasti akan datang terus minta bantuan. Bisa-bisanya nanti usaha ku bangkrut karena dia itu tidak berguna!" denggus pak Amir kesal.

"Jangan begitu donk, kamu tetap harus bantu dia mengingat kebaikan papanya," saran temannya.

"Dih! Papa dia juga pernah membantu mu kan? Kenapa tidak kamu saja membantunya menjadi karyawan di konter mu," ucap pak Amir.

"Ogah! Bisa-bisanya pelanggan ku kabur melihat wajahnya yang seram itu," tolak temannya.

"Tu, kamu saja berpikiran sama dengan ku," ucap Amir duduk sambil menyeruput kopinya.

"Di mana lagi aku akan mendapatkan pekerjaan untuk mengisi perut yang lapar ini, dari pagi aku belum makan lagi," keluh Algazro.

Orang-orang memandanginya dengan rasa jijik, mereka menjauhinya sambil mencercanya.

"Astaga! Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang buruk rupa sepetinya," ucap mereka menjauhinya.

Algazro mencari sesuatu di dalam tong sampah, ia mencari sesuatu yang bisa ia makan.

Saat itu ia melihat seorang pria yang lewat di sampingnya ada sesuatu jatuh di dekatnya. Algazro segera mengambilnya dan itu sebuah dompet.

"Dompet, ini pasti milik bapak itu tadi, aku harus memulangkannya," ucapnya.

Saat itu pria itu belum begitu jauh, Algazro segera mengejarnya.

"Pak!" panggil Algazro berlari mendekati bapak tersebut. Bapak itu berhenti dan membalik badannya, ia melihat dompetnya di tangan Algazro.

Belum sempat Algazro menyampaikan maksud dan tujuannya, bapak itu langsung merampas dompetnya.

"Kamu pencuri ya!" teriaknya dengan mata terbelalak.

"Eh bukan, aku menemukan dan ingin mengembalikan kepada Bapak," jawab Algazro membela diri.

"Jangan bohong kamu! Kamu pasti mencurinya dan berpura-pura ingin memulangkannya!" bapak itu segera memeriksa isi dompetnya yang ternyata masih utuh.

"Benarkan Pak, saya tidak mencurinya," ucap Algazro.

"Kamu jangan bohong! Hanya saja kamu tidak sempat mengambilnya! Maling! Maling!" teriak bapak itu dengan suara keras. Para warga pun berdatangan mendengar teriakan bapak tersebut dan mereka pun berkumpul.

Mau tak mau Algazro pun harus lari dari pada ia di amuk warga sekali pun ia tidak merasa melakukan kesalahan.

Namun, para warga sangat marah, mereka pun mengejar Algazro lalu main hakim sendiri. Mereka pun memukul Algazro hingga babak belur.

"Tolong ampuni aku, aku bukan pencuri, aku hanya ingin membantu." Algazro mencoba untuk menjelaskannya meskipun ia sedang menjadi bulan-bulanan oleh massa.

"Bohong! Dia bohong! Dia sudah berani mencuri dompet saya, jangan kasih ampun pada pencuri!" teriak bapak itu membuat para warga semakin antusias.

Akan tetapi tidak ada yang mendengarkannya dan mereka terus memukulinya, bukan hanya dengan tinju, mereka juga memukulnya dengan balok kayu di kepala Algazro kepala Algazro mengeluarkan darah segar.

Akhirnya Algazro pun tidak sadarkan diri. Setelah melihat Algazro tidak sadarkan diri, para warga pun meninggalkan begitu saja tanpa rasa bersalah.

Algazro tergeletak di pusat bumi. Rintik-rintik hujan turun dan semakin lama semakin lebat. Hujan itu membasahi tubuhnya dan darah pun mengikuti arah air mengalir.

***

Di saat itu, jiwa Algazro melayang-layang di tengah gelapnya suatu tempat yang tanpa batas. Yang ia lihat hanya hamparan gelap yang luas.

"Di mana aku?" tanya Algazro bingung.

Tiba-tiba saja sebuah cahaya datang menghampirinya, cahaya itu seperti database yang mengelilinginya.

Database itu terus berputar dan masuk ke dalam kepalanya.

"Akhhhhhhhhh! Apa ini!" teriak Algazro merasakan sakit di bagian kepalanya.

[Ding Ding]

Menemukan Tuan pemilik system…

Loading…

Memindai…

Selesai.

Pengenalan status Tuan…

Memindai…

Loading…

Selesai.

Nama: Algazro Faro.

Umur: 20 tahun.

Pekerjaan: Pengangguran.

Jenis kelamin: Pria.

Status dalam keluarga: Anak yatim piatu.

Menyadarkan Tuan...

Memproses...

Loading…

Selesai.

"Apa ini di kepala ku?" tanya Algazro kebingungan. Ia melihat sebuah layar monitor teknologi hologram ada di hadapannya.

WELCOME

[Selamat datang di System super canggih, System Harem. Selamat, Anda adalah Tuan dari system super canggih ini. Dengan bantuan system Anda bisa mewujudkan impian Anda untuk menjadi orang kaya dan terkenal di dunia dan di kelilingi wanita hebat. Anda akan di beri misi-misi yang sudah di programkan oleh system. Anda bukan hanya mendapatkan wanita cantik, Anda juga mendapat kekuatan, keberanian, Anda juga akan menjadi orang paling tampan. Baiklah System akan mengembalikan Anda ke dunia nyata. Selamat mencoba]

BAB 3

***

Perlahan-lahan ia membuka matanya, ia melihat sekeliling ruangan itu yang cat berwarna putih dan ada gorden menutupi jendela.

Ia melihat tangannya di infus dan kepalanya di perban. Bukan hanya kepala, tapi wajah dan beberapa bagian tubuh yang lain juga di perban.

"Aku di UGD?" tanya Algazro merasa bingung. Ia berusaha untuk duduk.

"Tadi aku hanya mimpikan? Tapi kenapa terasa seperti nyata?" tanya Algazro menekuk alisnya.

[Benar Tuan ini adalah nyata. System' ini akan muncul terus di kepala Anda]

"Aaaaaaaaaaaaa! Apa! Apa semua ini?" tanya Algazro kaget.

[Ini adalah system' canggih dari kecerdasan buatan, mengikuti perkembangan zaman modern yang terus meningkat, Anda adalah orang yang sangat beruntung karena terpilih oleh system]

"Ini pasti mimpi! Ini pasti mimpi!" ucap Algazro memejamkan matanya dengan kuat tapi saat matanya terbuka system hologram itu tidak hilang.

"Eh, kok tidak hilang? Tapi kenapa aku yang di pilih?" tanya Algazro menekuk alisnya yang penuh penasaran itu.

[Karena selama ini Anda sudah menjalani hidup yang sulit dan sudah berbuat kebaikan, sekali lagi selamat datang di System Harem yang akan merubah takdir Anda menjadi lebih baik, seperti yang di katakan di dalam mimpi Anda tadi, Anda akan di kelilingi wanita cantik dan Hebat]

"Ha? Benarkah? Aku bisa merubah hidup ku yang miskin ini menjadi lebih baik? Dan di kelilingi wanita cantik?" tanya Alfazro lagi.

[Benar Tuan]

"Benarkah? Lalu bagaimana aku menggunakannya?"

[Anda cukup menyentuh layar hologramnya dan system' ini bisa Anda gunakan]

Hadiah pengenalan:

[Saldo \=1.000.000]

[Penampilan \=1]

[Pesona\=1]

[Kecepatan \=1]

[Kelincahan \=1]

[Kekuatan \=1]

[Kecerdasan \=1]

[Level \=1]

[Poin \=1]

[Reward \=0]

[Ingat! Anda hanya di kelilingi wanita cantik dan hebat saja, dengan begini Anda baru bisa mencapai tujuan hidup Anda]

"Wah, jika seperti ini membuat aku semangat aja," ucap Algazro tersenyum.

Cklek!

Sebuah pintu terbuka terlihat dan terlihatlah seorang dokter cantik masuk.

"Oh sudah bangun ya," ucap dokter cantik itu sambil tersenyum.

Seketika Algazro terpesona dengan senyum manisnya.

[Identitas]

[Nama: Algia]

[Umur: 25 tahun]

[Jenis kelamin: Wanita]

[Status: Single]

[Pekerjaan: Dokter Spesialis Traumatologi sekaligus direktur utama rumah sakit]

[Kecantikan: 89%]

"Buk dokter, kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Algazro heran.

"Oh, tadi aku menemukan mu di jalanan yang sudah terluka parah, maka dari itu aku membawa mu ke sini," jawab buk dokter cantik itu.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Mengoda buk dokter dengan gombalan]

[Status misi sedang berlangsung]

'Eh, ini kah misinya?' batin Algazro kebingungan.

[Benar Tuan, ini adalah misi pertama Anda]

"Baiklah, saya periksa ya," ucap dokter Algia.

'Waduh, gimana ya aku bisa mengoda wanita, aku mana pernah goda wanita, apa lagi ini seorang dokter,' batin Algazro.

Ia pun mengecek detak jantung dan tensi Algazro. Lalu ia juga mengecek luka yang di alami Algazro.

Algazro ingat waktu itu ia sedang lewat dan melihat anak SD yang sedang mengoda pacarnya. Saat itu Algazro mendengarnya ingin muntah, tapi ternyata berguna juga saat ini.

"Buk dokter, sepertinya yang sakit bukan luka saya deh," ucap Algazro.

"Lalu apa Anda punya keluhan lain?" tanya Alvina menaikkan alisnya. Terlihat alis yang tersusun rapi di atas matanya yang indah bak rembulan di tengah malam.

"Sepertinya yang sakit itu jantungku Buk," jawab Algazro.

"Hm … masa sih? Tadi saya cek nggak ada tanda-tanda jika Anda tidak ada gejala sakit jantung.

"Iya Buk, tadi nggak ada, tapi setelah ibu datang tiba-tiba saja saya seperti lemah jantung, coba Buk dokter cek lagi," ucap Algazro.

Algia menekuk alisnya tapi ia menuruti ucapan Algazro. Ia pun meletakkan stetoskop di dada Algazro. Alvina pun mendengarkan detak jantung Algazro.

"Tu kan Buk, detak jantung saya berdetak saat di sentuh Buk dokter," ucap Algazro.

Buk Algia tersenyum. "Kamu bisa aja."

Buk Alvina pun memeriksa luka di tangan dan di kepala Algazro memastikan lukanya tidak terkontaminasi dengan kuman.

"Lukanya sudah sedikit membaik, asalkan jangan kena air dan minum obat yang rutin pasti akan cepat sembuh," ucap buk Algia.

"Tapi akan cepat sembuh jika Buk dokter yang mengobatinya, tapi boleh Buk dokter mundur sedikit?" pinta Algazro.

"Kenapa?" tanya buk Algia.

"Cantiknya kelewatan," jawab Algazro membuat wajah Algia memerah.

[Ding Ding]

[Misi selesai]

[Selamat Anda mendapatkan penambahan saldo 100.000]

[Selamat Anda mendapatkan 9 poin]

[Selamat Anda wajah Anda membaik 10%]

[Selamat, Anda mendapatkan sebuah ponsel]

[Saldo \=1.100.000]

[Penampilan \=2]

[Pesona\=2]

[Kecepatan \=2]

[Kelincahan \=2]

[Kekuatan \=2]

[Kecerdasan\=2]

[Level \=2]

[Poin \=10]

[Reward \= ponsel]

'Aku mendapatkan ponsel? Bagaimana aku mengambilnya?" tanya Algazro.

[Anda cukup mengklik gambar ponsel di system', maka itu akan menjadi nyata. Tapi ingat, Anda jangan mengunakan system di depan orang lain agar tidak ketahuan meskipun system ini hanya bisa di lihat oleh Abda sendiri]

'Begitu ya, baiklah," jawab Algazro mengangguk mengerti.

Algazro membuka perban di kepalanya karena ia merasa tidak ada sakit lagi di wajahnya.

"Hey jangan di buka!" teriak Algia, tapi sudah terlanjur terbuka membuat Algia kaget.

'Entah mengapa aku melihat dia tidak begitu buruk,' batin Algia terlihat seulas senyum di bibirnya.

Algia mendekati Algazro dan melihat wajah Algazro.

"Bukanya kemaren saat di antar kesini wajahmu hancur? Tapi ini kenapa sudah ada perubahan secepat ini?" tanya Algia heran.

"Hm … Mungkin karena di obati Buk dokter dengan kasih sayang kali ya," ucap Algazro tersenyum.

"Dasar tukang gombal. Ini sangat aneh, kalau begitu bagaimana jika kamu jadi bahan penelitian ku saja," saran Algia.

"Ayolah Buk dokter, aku bukan tikus percobaan, aku manusia," jawab Algazro ngasal.

Algia memegang wajah Algazro untuk memeriksanya.

Akan tetapi tiba-tiba saja terdengar suara hiruk pikuk di luar dan Algia langsung keluar.

"Buk dokter tolong! Nona saya terluka!" teriak seorang pria yang sedang mengendong seorang wanita yang cantik yang terlihat lemas.

"Ayo, letakkan di brankar," ucap Algia. Pria itu meletakkan wanita cantik itu di brankar samping Algazro.

Ruangan itu di penuhi oleh pengawal, mereka berjaga di dalam kamar dan di luar kamar sepertinya wanita itu sangat penting dan di lindungi.

"Ada apa ini?" tanya Algia kaget.

"Maaf Buk dokter, identitas Nona kami sangat tidak boleh di ketahui oleh orang, jadi tolong segera obati Nona kami," ucap pengawalnya itu.

Algia terdiam, ia pun mendekati wanita yang terbaring tak sadarkan diri itu dan memeriksanya.

Algazro juga penasaran dan ia pun melihat wanita itu secara saksama.

[Identitas]

[Nama: Emile]

[Umur: 26 tahun]

[Jenis kelamin: Perempuan]

[Status: Single]

[Pekerjaan: CEO perusahaan internasional]

[Kecantikan: 91%]

'Wajar saja jika identitasnya di sembunyikan, dia adalah orang besar,' batin Algazro.

Algia mendapatkan jika Emile ia tidak sadarkan diri karena minumannya di campur oleh obatan yang membuat ia tidak sadarkan diri.

"Kalian tidak perlu khawatir, setelah di bangun nanti, saya akan memberinya obat untuk untuk menguras lambungnya nanti, tapi kalian harus bersabar untuk menunggunya sadar, saya akan menginfus tangannya agar ia tidak kekurangan cairan," ucap Algia.

Algia pun memasang infus di tangan Emile. "Tolong untuk kalian tunggu di luar saja agar tidak menganggu waktu istirahat Nona kalian," perintah Algia.

Para pengawal itu pun terpaksa keluar dan mereka berdiri di depan pintu, Algia pun juga pergi untuk menyiapkan obat untuk Emile.

Emile sendiri adalah CEO internasional yang memegang 20 perusahaan terbesar yang tersebar di belahan dunia.

Hari ini ia salah langkah dan pada akhirnya terperangkap oleh seseorang pria yang menyukainya yang merupakan kliennya sendiri. pria itu memasukan obat ke dalam minuman Emile karena ia ingin menghabiskan waktunya bersama Emile, tapi pengawal Emile sangat gercep dan pria itu saat ini menjadi tahanan.

Beberapa saat kemudian, Emile bangun dan memegang kepalanya yang pusing.

"Hai Nona Emile," sapa Algazro tersenyum sambil menyipitkan sebelah matanya sambil melambaikan tangan.

"Kau … Bagaimana tau nama ku?" tanya Emile menekuk alisnya heran.

"Tentu saja aku tahu, Nona Emile CEO internasional siapa yang tidak mengenalnya," ucap Algazro.

"Jangan berbicara dengan ku jika itu tidak penting," ucap Emile menatap sekilas Algazro dengan tatapan tidak suka.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Menaklukkan hati Emile]

[Status misi sedang berlangsung]

'Eh cepat sekali muncul misi lagi?' tanya Algazro dalam hati sambil menekuk alisnya.

[Benar, ada wanita cantik di depan mata jangan di lepaskan]

"Oh begitu ya, aku mengerti sekarang," ucap Algazro tersenyum mengembang sambil menatap Emile.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!