Author Pov
Kring... Kring...
"Ah sial !!! Jam berapa sekarang?"
Gerutu seorang gadis yang terlihat sangat frustasi. Dia meraih jam yang masih berbunyi, matanya langsung terbelalak. Dia bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi.
"Sial ! Aku terlambat lagi." Gerutunya sambil mencuci muka.
Dia adalah Alivia Damayanti yang kerap dipanggil Via. Via adalah gadis yang murah senyum tetapi dia juga sangat pemarah. Via adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya bernama Aji Pangestu, ibunya bRahma Wulandari, dan kakaknya Vian Damayanti.
Selesai mencuci muka Via langsung memakai seragamnya. Via sering terlambat karena dimalam hari sering begadang untuk bermain game online sampai pagi.
Via berjalan ke depan cermin sambil membawa botol parfum.
"Aku tidak mandipun tetapi cantik😎" monolognya sambil menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.
Via langsung memakai sepatu dan mengambil tasnya. Tak lupa untuk mengunci kamar kostnya. Via berlari, dan hanya butuh waktu 5 menit dia sudah sampai di sekolah. Ya cukup dekat tetapi Via sering terlambat.
"Mati aku.." Ucap Via dengan suara yang sedikit lesu. Guru BP yang terkenal sangat galak sudah berdiri didepan gerbang sambil membawa tongkat favoritnya.
"Via kamu telat lagi !" Kata Pak Solikin sambil melotot kearahku.
"Hehehe maaf pak.." Balasku sambil cengengesan.
"Sekarang ikuti teman-temanmu yang sudah berlari dihalaman. Dan kamu lari 50 putaran!" Kata pak Solikin.
"Apa!? 50 putaran? 25 putaran saja ya pak." Via memohon dengan wajah yang memelas.
"Pakai nawar lagi. Cepat lari atau bapak akan tambah menjadi 100 putaran?"
Sambil menggerutu Via berjalan menuju halaman sekolah. Via melempar tas ke bangku halaman dan langsung menjalankan hukumannya.
Saat berlari Via melihat mungkin itu siswa baru, karena Via baru melihatnya hari ini.
"Dia ganteng sekali hihihi." Batin Via.
Brak...
Karena terlalu fokus melihat siswa itu Via tidak sengaja menabrak tiang bendera didepannya.
"Oh kepalaku." Via terjatuh dan tidak ingat apapun setelah itu.
...***************...
Kevin sedang dalam perjalanan ke sekolah barunya. Kevin pindah dari Jakarta ke Jawa Timur. Ya dia adalah Kevin Jasa Kusuma putra tunggal dari pasangan Wijaya Kusuma dan Lilian Kusuma.
Siapa yang tidak kenal dengan pendiri skincare WJK yang sangat terkenal di seluruh penjuru negeri itu. Kevin sangat dimanja oleh kedua orangtuanya karena dia anak tunggal.
Kevin pindah karena mengikuti kedua orangtuanya. Orangtuanya sedang mengurus cabang bisnisnya di Jawa Timur. Mungkin Kevin di Jawa Tinur sampai lulus SMA dan dia akan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Mobil mercedes benz itu berhenti di depan pagar bangunan bertuliskan SMA Harapan.
Kevin Pov
Aku keluar dari mobil bersama ayah. Ini hari pertamaku jadi ayah mengantarkan ku dan juga ingin berbincang dengan kepala sekolah. Kami pergi ke pos satpam terlebih dahulu untuk melapor, ternyata kepala sekolah sudah menunggu disana.
Aku bersalaman dan mencium tangan pak Darman kepala sekolah SMA Harapan.
"Mari ke ruangan saya dahulu pak Wijaya dan nak Kevin." Ajak pak Darman.
"Mari pak." Balasku dan ayah.
Kambi berjalan bertiga sambil pak Darman menjelaskan tempat-tempat di sekolah.
Ini adalah sekolah baruku, yah cukup bagus juga. Aku melihat ada beberapa anak berlari dihalaman, mungkin mereka sedang dihukum. Aku hanya menghardik kan bahuku
Kami masuk kedalam ruangan kepala sekolah.
"Silahkan duduk pak Wijaya dan nak Kevin." Ucap pak Darman.
"Terimakasih banyak." Balasku dan ayah.
Pak Darman memberikan formulir kepadaku, aku segera mengisi formulir tersebut.
"Pak, saya titip Kevin tolong bimbing dan awasi dia. Kevin sedikit bandel." Kata ayah kepada pak Darman sambil tertawa meledek. Aku hanya memutar bola mataku sambil menatapnya.
"Hahaha tenang saja pak Wijaya, saya akan menjaga Kevin. Kevin kamu akan berada di kelas 11 A, sebentar lagi wali kelasmu akan menjemput mu." Ucap pak Darman.
"Baik pak, terimakasih." Balasku sambil tersenyum ramah.
Sambil menunggu wali kelasku datang aku melihat-lihat seisi ruangan pak kepsek. Sekolah ini cukup berprestasi juga karena banyak piala yang berjejer di almari.
Aku sebenarnya bukan siswa yang pintar, tetapi aku masuk ranking 10 besar. Aku mendengar suara pintu di ketuk.
"Masuk." Teriak pak Darman. Pintu dibuka dari luar, aku yakin dia adalah wali kelasku.
Kevin Pov End
Author Pov
"Kevin, ini pak Rahmat wali kelasmu dan pak Rahmat ini Kevin siswa baru disini." Ucap pak Darman. Kevin-pun bersalaman sopan dengan pak Rahmat.
"Kevin, silahkan ikut pak Rahmat untuk pembelajaran hari pertamamu." Kata pak Darman.
"Baik pak." Balas Kevin, Kevin-pun berpamitan dengan ayah dan pak Darman.
"Mari nak Kevin." Ajak Pak Rahmat.
"Iya mari pak." Balas Kevin sambil berjalan mengikuti pak Rahmat.
Setelah Kevin dan pak Rahmat keluar hanya tinggal pak Wijaya dan pak Darman.
"Pak Darman, meskipun saya donatur terbesar di sekolah ini. Saya meminta kepada bapak untuk tidak mengistimewakan Kevin. Jika dia salah hukum sebagaimana mestinya." Kata ayah.
"Baik pak, saya tidak akan membeda-bedakan Kevin dengan murid yang lainnya." Balas pak Darman.
"Baik, kalau begitu saya pamit karena masih ada pekerjaan." Pamit ayah sambil menjabat tangan.
"Terimakasih telah datang ke sekolah ini pak." Kata pak Darman.
"Hahaha sama-sama pak." Balas ayah. Ayahpun keluar ruangan, sesampainya di depan ayah langsung masuk ke mobil dan pergi ke perusahaan.
Author Pov end
Kevin Pov
"Kevin, ini adalah kelasmu dan perkenalkan dirimu kepada teman-teman barumu!" Kata pak Rahmat.
"Baik pak, Selamat pagi teman-teman semua. Perkenalkan nama saya Kevin Jaya Kusuma, semoga kita bisa menjadi teman yang baik. Mohon bantuannya." Kataku memperkenalkan diri.
Sepertinya teman-teman disini cukup ramah.
"Kevin, silahkan duduk disamping Reza." Kata pak Rahmat sambil menunjuk meja paling pojok belakang sebelah kiri.
Akupun berjalan ke meja tersebut.
"Hai, salam kenal aku Kevin." Kataku.
"Hai, aku Reza." Balas Reza sambil tersenyum terhadapku.
"Baik anak-anak semua karena ini hampir istirahat, silahkan menunggu dan tolong jangan berisik!" Pak Darman mengingatkan.
"Baik pak." Kata seluruh siswa siswi. Pak Darmanpun keluar ruangan.
"Vin, istirahat ke kantin dengan teman-teman yuk." Ajak Reza kepadaku.
"Teman-teman?" Balasku bingung karena aku baru berkenalan dengannya saja.
"Hahaha oh iya perkenalkan teman-teman yang aku maksud adalah didepanmu itu namanya Mamat, disampingnya adalah Rendi." Kata Reza memperkenalkan.
"Hai, Kevin aku Mamat." Kata Mamat.
"Aku Rendi." Sahut Rendi.
"Hai, aku Kevin. Senang berkenalan dengan kalian." Kataku sambil tersenyum.
"Oh iya Vin, kenapa kamu pindah ke Surabaya?" Tanya Reza kepadaku.
"Karena aku ikut ayah dan bunda. Mereka sedang mengurus bisnis yang berada disini. Mereka tidak mengijinkan ku tinggal di Jakarta sendirian, jadinya aku harus ikut kesini." Balasku.
Kevin Pov End
Author Pov
Disisi lain seorang gadis sedang mengerjam-ngerjapkan matanya, siapa lagi kalau bukan Alivia. Kepalanya masih terasa sedikit pusing. Via menatap ke sekeliling ruangan dan ternyata ada tiga temannya disana, yaitu Rina, Amelia dan Nagita.
"Kamu kenapa bisa nabrak tiang sih? Orang tiang segedhe gaban juga." Sewot Amel.
"Karena liat orang ganteng hehehe." Jawab Via malu malu.
"Liit iring ginting." Balas Amel lagi.
"Sudah-sudah kayak enggak tahu Via aja." Kini Rina yang membalas. Dan Nagita dia ya dia hanya memperhatikan, mungkin dia sudah lapar.
"5 menit lagi istirahat, mau dibeliin makanan atau ke kantin aja?" Tanya Rina.
"Ke kantin aja, aku udah enggak kenapa-kenapa cuma masih sedikit pusing aja." Balas Via.
5 menit kemudian.
Teettt.... Teettt.... Teettt....
"Let's go..." Kata mereka berempat serempak.
Author Pov End
Alivia Pov
"Kalian cari tempat duduk, aku sama Nagita yang pesen makanan. Mau makan apa?" Tanya Amel.
"Seperti biasa aja mie ayam minumnya es teh jumbo hahaha." Jawabku sambil mengedipkan mata.
"Jumbo jumbo hey hey jumbo jumbo hey hey." Balas mereka bertiga sambil tertawa terbahak- bahak.
Seluruh kantin menatap kami karena sangat heboh.
"Dasar grub gila." Ucap seorang siswa.
"Disir grib gili nyenyenye." Balasku sambil menjulurkan lidah.
Setelah mencari tempat duduk aku mengedarkan pandangan ke seluruh kantin.
Aku melihat siswa ganteng itu lagi🙈
"Vi ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Rina kepadaku.
"Gila itu siswa ganteng banget." Jawabku.
"Oh itu, namanya Kevin. Dia satu kelas dengan kita." Kata Rina.
"Omg omg omg dia satu kelas dengan kita? Aku harus jadi pacarnya." Kataku bersemangat.
"Dasar Alivia gila!!!" Teriak ketiga temanku bersamaan. Ternyata Nagita dan Amel sudah menyusul.
"Hahaha jadi mula aku."
"Jadi malu bego.!" Sewot Amel
Kalian tahu? Mereka jika sedang mengobrol denganku menjadi emosian. Sebenarnya apa salahku? Huh.
Author Pov
Sudah 1 bulan Kevin pindah sekolah, dia sangat cepat untuk beradaptasi. Sekarang dia sedang menuju ke kelasnya.
"Kevinnnn!" Teriak ketiga temannya. Kevinpun berhenti.
"Kamu udah ngerjain tugas matematika?" Tanya Rendi.
"Sudah, kenapa mau nyontek?" Tanya Kevin sambil mengangkat satu alis.
"Hehehe kamu tahu aja." Balas ketiganya kompak.
Ya meskipun Kevin adalah anak tunggal kaya raya, dia adalah anak yang rajin. Kevin memang tidak terlalu pintar dalam akademik. Tetapi dia selalu memegang prinsip Jika tidak pintar maka jangan sampai membuat masalah.
Author Pov End
Kevin Pov
Ya begitulah teman-temanku setiap pagi. Jika ada pr mereka akan datang pagi-pagi untuk bisa menyontek hahaha, entah apa yang mereka lakukan selama ini.
Sesampainya di kelas mereka langsung menghadap ke mejaku. Aku mengeluarkan buku tugasku dan aku serahkan kepada mereka.
"Makasih Kevin, kamu ganteng deh."
Ucap seorang perempuan yang langsung mengambil buku tugasku. Siapa lagi kalau bukan Alivia.
"Via, kita yang mau menyontek duluan enak aja kamu." Kata Rendi
"Bareng-bareng aja nyonteknya." Balas Amel sambil memutar bola matanya malas.
Aku hanya menghela nafas melihat tingkah mereka. Aku melihat keluar jendela, terbesit dibenakku untuk mengajak mereka berenang.
"Eh nanti sepulang sekolah ke rumahku yuk." Ajakku.
"Emang boleh?" Tanya Rina.
"Ya bolehlah, kenapa enggak boleh, ada-ada aja kamu ini." balasku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Vin, apa bedanya krayon sama kamu?" Tanya Via tiba-tiba. Aku diam sambil memikirkan.
"Enggak tahu, emangnya apa bedanya?" Tanyaku kepadanya.
"Kalau krayon diciptakan untuk mewarnai buku, kalau kamu diciptakan untuk mewarnai hari hariku eaakk" Jawabnya
"Cie Via kiw kiw kiw." Sorak satu kelas.
Sungguh jika kalian melihat wajahku sekarang pasti sangat merah karena menahan malu🙈
"Haha, bisa aja kamu." Kataku kepada Via.
"Apa sih yang gak bisa buat, Kevin." Balas Via lagi.
"Maju teros Vi! Terobos wae" Ucap Mamat sambil tertawa terbahak-bahak.
"Aku akan mencintaimu secara ugal ugalan, Kevin." Kata Via sangat lantang.
Oh sungguh rasanya aku ingin pulang sekarang😭😭😭
Kevin Pov End
Author Pov
Waktu istirahatpun tiba.
Via, Rina, Amel dan Nagita langsung keluar kelas menuju kantin. Sedangkan Kevin, Mamat, Reza dan Rendi mereka pergi ke toilet terlebih dahulu.
Sekarang giliran Via dan Rina yang memesan makanan, Amel dan Nagita mencari tempat duduk.
"Mel, kalau dilihat-lihat sepertinya Via memang beneran suka deh sama Kevin." Ucap Nagita.
"Kayaknya sih iya, asalkan Via bahagia kita sebagai sahabatnya harus selalu mendukung apapun keputusan nya." Balas Amel.
"Semoga nanti jika mereka memang ditakdirkan bersama-sama, Kevin bisa membuat Via bahagia." Kata Amel sambil melihat Via dan Rina yang menuju ke meja sambil membawa nampan.
...*********...
Ke empat orang pria celingak-celinguk karena semua tempat duduk penuh, siapa lagi mereka kalau bukan Kevin, Reza, Mamat dan Rendi.
"Aha ikut aku." Kata Rendi. Lalu ketiganya mengikuti Rendi. Mereka berhenti di Meja yang Via dan kawan-kawan nya tempati.
"Boleh gabung gak? Soalnya gak ada tempat duduk lagi." Tanya Rendi.
"Boleh, boleh, boleh." Jawab ke empat wanita itu berbarengan.
Mamat dan Reza lalu pergi memesan makanan.
"Oh iya nantikan sepulang sekolah ke rumahku. Karena kita ber delapan satu mobil pasti enggak cukup, jadi kita pesen grabcar aja ya. Yang 4 ikut mobilku dan yang 4nya lagi naik grabcar, gimana?" tanya Kevin kepada mereka.
"Boleh, tapi kita yang ikut mobilmu ya. Biar yang cowok-cowok naik grabcar nya." Balas Rina.
"Boleh, aku setuju-setuju aja." Kata Kevin sambil menerima semangkuk mie ayam dari Mamat.
...*********...
Bel pulangpun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar termasuk 8 orang manusia. Mereka mengikuti Kevin di belangkang.
"Loh loh siapa yang udah pesen grabnya kok udah disitu aja?" Tanya Rendi ke teman-temannya.
"Oh itu tadi aku kirim pesan ke pak Kadir, minta tolong supaya dipesenin grabcar sekalian." Balas Kevin menanggapi pertanyaan Rendi.
"Cok, adw numpak grab ben sing wedok-wedok numpak mobile Kevin." Ucap Reza.
"Oke siap." Balas kompak Mamat dan Rendi.
Didalam perjalanan di mobil Kevin sangat hening, tidak ada yang mengeluarkan suara. Sedangkan di mobil satunya sangat rame, padahal hanya 3 orang saja.
"Eh, kalau dilihat-lihat sepertinya Kevin anak yang sopan yah. 1 bulan mengenalnya tidak ada yang aneh darinya, meskipun dia terlahir anak tunggal kaya raya." Ucap Reza dengan menopang dagunya.
"Iya juga ya, aku kira dia bakalan arogan karena anak orang kaya." Rendi menjawab sambil memakan kuaci yang sudah dia kupas.
"Aku lebih penasaran seperti apa rumahnya." Jawab Mamat sambil membayangkan.
Mobil grab mengikuti merzedes didepannya yang masuk ke gerbang sebuah rumah.
Author Pov End
Alivia Pov
"Gendheng, gendheng. Ini rumah atau istana." Ucapku sambil mengedarkan pandangan melalui jendela mobil.
Mobil berhenti didepan pintu, kamipun keluar. Pintu dibuka dari dalam, sepertinya pembantu disini.
"Tuan Muda sudah pulang." Kata wanita paruh paya itu.
"Sudah,Bi. Apakah bunda sama ayah di rumah?" Tanya Kevin kepadanya, sungguh Kevin orang yang sopan.
"Tidak, Tuan Muda. Tuan dan nyonya pergi keluar, katanya nyonya ingin membeli tas baru." Balas wanita itu sambil tertawa sopan.
"Hahaha kebiasaan. Oh iya, Bi. Mereka adalah teman-temanku. Aku mengajak mereka untuk berenang, karena cuaca sangat mendukung. Teman-teman ini namanya bi Ijah, dia yang merawatku sedari aku masih bayi." Kata Kevin menjelaskan.
Kami bersalaman sopan secara bergantian kepada bi Ijah.
"Wah jika rumahku seperti ini, aku akan sangat betah di rumah." Kataku pelan.
"Dan aku akan bermain kerumahmu setiap hari hahaha." Amel menyahut, ternyata dia mendengar ucapanku.
Kevin mempersilahkan kami masuk kedalam. Aku semakin takjub dengan rumahnya, sungguh dia memang orang kaya.
"Orang kaya memang beda ya hahaha." Ucapku kepada ketiga temanku.
"Iya di rumah saja fasilitas nya selengkap ini, kalau ada tugas enggak perlu ke warnet kayak kita wkwkwk." balas Nagita.
Kami berempat pun tertawa terbahak-bahak.
"Kalian ngomongin apa sih, heboh banget?" Tanya Reza.
"Kepo deh." Balas Amel judes.
"Kipi dih nyenyenye."
Aku yakin pasti Reza sangat jengkel kepada Amel hahaha.
"Bi, kami mau langsung ke kolam renang tolong buatkan makanan dan minuman. Juga minta tolong dianter ke sana ya, bi." Pinta Kevin ke bi Ijah.
"Baik, tuan muda akan bibi siapkan sekarang." Balas bi Ijah ramah.
"Terimakasih bi, ayo kalian ikuti aku." Ajak Kevin.
Aku masih mengedarkan pandangan sungguh aku sangat takjub dengan rumahnya. Aku dan teman-teman sudah sampai di kolam renang, sangat luas. Aku jadi berpikir Kevin apa tidak kesepian dia tidak punya saudara dan rumahnya sangatlah besar.
Ah tetapi inikan bukan rumah satu-satunya, bisa jadi di Jakarta lebih besar daripada ini.
"Jika aku jadi pacar Kevin, apa orangtuanya akan setuju." Batinku, aku langsung menggelengkan kepala. Kenapa tiba tiba aku berpikir sampai kesitu, pendekatan saja belum wkwkwk
Alivia Pov End
...Maafkan saya jika ceritanya masih bertele-tele, karena saya masih tahap belajar. Mohon dukungan dan masukkannya...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!