NovelToon NovelToon

Cinta Murni Wanita Malam

Chapter 1

Seorang gadis berusia 19 tahun yang baru saja lulus SMA,bernama Ruby Zamora.

Memiliki seorang kekasih yang bernama Haris, mereka saling menyayangi satu sama lain hingga ingin menikah muda secepat nya.

Tentunya hubungan itu di bantah oleh orang tua Ruby

"Apa kau yakin akan menikah secepat ini Ruby?ayah dan ibu masih sanggup untuk kau lanjut kuliah"ucap Vani ibu Ruby,ia sangat tidak yakin dengan pilihan anak nya.

"Ruby yakin ibu,kata mas haris,dia tidak sabar jika harus menunggu ku lulus kuliah terlebih dahulu"sanggah Ruby.

"Semua pria juga akan mengatakan itu nak,kau masih terlalu muda untuk menanggung beban rumah tangga"

"Ayolah ibu..mas haris juga bekerja bukan? Ruby tidak akan menemukan pria setulus dirinya lagi"ucap nya, Vani menghela napas panjang, berulang kali ia merayu Putri nya itu tetap saja keras kepala.

"Aku akan pergi bersama dengan haris ibu,kami ingin mencari cincin pernikahan"

Ruby pamit pergi,Vani menetap kepergian putrinya dengan wajah yang khawatir,ia bingung harus dengan kata apa agar Ruby bisa mendengar kannya.

Darren ayah Ruby mendengar Vani merayu Putri nya

"Semua akan percuma ibu,Ruby lagi di mabuk cinta,kita berdoa saja yang terbaik untuk Ruby kedepannya"ucap Darren menenangkan sang istri, mendengar kata itu membuat Vani agak sedikit lega.

Sementara itu Ruby sedang menunggu Haris di taman yang ada di kota Jakarta,ia merasa sangat bahagia karena akan menuju ke jenjang yang lebih serius bersama sang kekasih.

Sudah setengah jam lebih Ruby menunggu,tapi Haris belum terlihat sama sekali

"Kemana mas haris? tidak biasanya telat begini"gumam Ruby didalam hati,ia duduk dengan gelisah memikirkan haris,tiba tiba saja sang pujaan hati muncul dengan membawa cilok, makanan yang sangat Ruby sukai.

"Sudah lama menunggu ku sayang?"tanya nya,ia duduk disebelah Ruby.

"Iya,kenapa mas lama sekali?"

"Tadi banyak kerjaan di bengkel,kau tahu kan mas ini cuma bawahan,mana bisa berbuat sesukanya"jelas nya,Ruby mengerti akan itu.

"Ini aku bawakan cilok sebagai permintaan maaf ku"ucap nya,Ruby menerima cilok itu sambil tersenyum manis.

"Terimakasih mas"ucap nya,Haris mengusap rambut Ruby gemas.

"Mas,kita jadikan beli cincin?"tanya Ruby

"Jadi dong,tapi pakai uang kamu dulu ya"

"Loh kok pake uang aku? kemarin aja untuk dekor dan segala hantaran udah pakai uang aku loh mas"sanggah Ruby,ini bukan kali pertama nya Haris seperti ini.

"Jadi kamu udah mulai itung-itungan ni sama mas?"

"Bukan gitu, seharusnya soal biaya apapun dalam pernikahan kita,itu semua tanggung jawab kamu"jelasnya,haris berdecak sebal.

"Alah banyak alasan kamu,nanti kalau aku gajian kan aku ganti"ucap Haris dengan tegas, Ruby merasa tidak enak hati.

"Baiklah mas, kebetulan uang aku hanya tinggal satu juta,kita beli yang sederhana aja ya"

"Biar aku aja yang beli,kamu tinggal terima bersih aja"ucap nya,Ruby tidak setuju,tapi ia juga malas kalau harus berdebat dengan sang kekasih.

Ruby mengambil dompet nya, Haris langsung merampas dompet itu.

"Ga perlu itung-itungan deh, pelit banget jadi orang"ucap nya,Ruby hanya diam meremas cilok ditangannya.

Haris langsung pergi tanpa pamit kepada Ruby

"Aku yakin mas haris bersikap begitu karena dia sibuk dan juga kelelahan bekerja,hmm nanti juga kalau udah nikah dia bisa berubah"ucap Ruby,ia sangat mencintai haris melebihi apapun, sehingga tidak menyadari keburukan sifat Haris.

Saat Ruby ingin bangkit dari duduk nya, Vanya datang menghampiri nya

"Ruby"sapa nya

"Eh Vanya,kamu dari mana?"tanya Ruby,ia meraih tangan Vanya untuk duduk disebelah nya.

"Aku dari daftar kuliah tadi,eh katanya kamu mau nikah ya?"

"Iya,hmm nanti kamu datang ya ke acara pernikahan aku"

"Kamu yakin mau nikah sama Haris? menurut ku,kamu itu terlalu buru-buru Ruby.."saran Vanya,Ruby tersenyum tipis.

"Kamu juga baru 19 tahun, pernikahan itu kata orang bukan hal yang mudah untuk dijalani,harus kuat mental dan fisik"lanjut nya

"Iya aku tahu Vanya,tapi aku dan mas haris sudah membahas nya dengan baik,kau tidak perlu khawatir tentang rumah tangga ku kedepannya"

"Tapi haris itu tidak baik untuk mu,dia itu gak modal sama sekali,tau nya minta minta sama kamu terus.."ucap Vanya,Ruby tertawa.

"Aku ga ngerasa dia minta minta kok,dalam hubungan itu wajar begitu Vanya.."sanggah Ruby,Vanya menghela napas panjang.

"Kamu itu keras kepala tau ga!"ucap nya ketus,Vanya bingung harus bagaimana lagi bicara dengan sahabat nya ini.

"Udah deh,jomblo abadi kaya kamu ga bakalan ngerti"ejek Ruby,seketika Vanya memberikan cubitan pada pinggang Ruby,ia kesal dikatain jomblo abadi.

Mereka saling berbincang satu sama lain, menikmati masa lajang Ruby yang sebentar lagi akan habis tergantikan sebagai ibu rumah tangga.

Hari pernikahan yang ditunggu tunggu pun datang,acara dilaksanakan dengan sederhana. Hanya mengundang keluarga terdekat saja,itu semua atas permintaan Haris,agar menghemat pengeluaran.

Setelah acara selesai,Haris langsung membawa Ruby untuk menuju kediaman nya. Kebetulan Haris yatim piatu,hanya tinggal seorang diri dirumah nya.

Vani dan Darren tentunya tidak setuju,mereka ingin Ruby dan Haris untuk tinggal selama satu pekan dirumah mereka,tapi Haris tetap bersikukuh membawa Ruby pergi secepat nya.

Dengan berat hati, akhirnya orang tua Ruby mengizinkannya.

Disaat Ruby sedang berkemas, Vani menghampiri putrinya

"Ruby"

"Eh ada apa ibu?"tanya Ruby,ia meraih tangan sang ibu untuk duduk di kasur.

"Ini ada sedikit uang untuk mu, gunakan dengan baik"ucap nya, Ruby menolak uang pemberiannya ibunya.

"Tidak ibu,simpan aja uang itu"

"Kalau kau menolak uang ini,ibu akan merasa tidak tenang nak, terimalah"

Vani memaksa anak nya,Ruby pun menerimanya nya dengan berat hati.

"Ruby ingatlah! Ibu akan selalu ada untuk mu,rumah ini selalu menerima mu dalam keadaan apapun"ucap Vani,ia menggenggam tangan Ruby erat.

"Ibu.."lirih Ruby,ia memeluk sang ibu dengan erat, rasanya sangat berat meninggalkan orang tua nya,tapi dirinya sekarang telah menjadi tanggung jawab Haris,mau tak mau harus mengikuti pria itu.

Chapter 2

Sesampai di rumah sederhana milik Haris, Ruby merapikan pakaian miliknya kedalam lemari suami nya itu,hati Ruby sangat berdebar dan bahagia karena telah menjadi istri dari orang yang ia cintai.

Haris masuk kedalam kamar,ia tersenyum sinis kala melihat Ruby yang sedang sibuk menata pakaian

"Tadi kamu dikasih uang kan sama ibu?"tanya nya,Ruby mengangguk ragu.

"Berikan uang itu kepada ku!"ucap Haris dengan tegas

"Tapi ini uang aku mas"tolak Ruby,Haris berdecak sebal

"Jangan bantah sama suami kamu ya!uang kamu adalah uang aku,tapi kalau uang aku,tetap milikku"jelas nya,Ruby tercengang mendengar nya.

"Mas.."lirih Ruby dengan nada pelan,Haris geram karena ketidakpatuhan istrinya itu.

Dengan gerakan kasar,ia menjatuhkan Ruby diatas kasur,sang empu kesakitan

"Aww..sakit mas"rintih nya, Haris menyeringai.

Malam itu adalah malam pengantin mereka,Ruby telah menyerahkan segala nya kepada sang suami yang sangat ia cintai.

Pagi hari, Ruby terbangun dari tidur nya,ia terkejut kala melihat Haris yang sedang memeriksa dompet nya

"Mas.."

"Apa!ini uang pemberian ibu kan?banyak juga ya.."ucap nya,Ruby berusaha bangun walaupun rasanya sangat nyeri.

Ruby mencoba merampas uang nya tapi semua usahanya percuma

"Kamu itu pelit banget si!"

"Bukan pelit mas,itu uang buat kebutuhan kita makan kedepannya,kata nya kamu belum gajian kan?"jelas nya, Haris mendorong Ruby hingga tersungkur di lantai.

"Diam deh kamu!selalu bahas gaji ku terus,aku udah ga kerja lagi"sahut nya,Ruby terkejut mendengar nya,rasa sakit di dorong oleh sang suami menghilang mendengar sang suami sudah tidak bekerja lagi.

"Maksud kamu apa mas?"tanya Ruby,ia mencoba bangkit,ingin mendengar kan lebih jelas dari sang suami.

"Karna aku udah punya kamu, sekarang kamu kerja untuk pengeluaran hidup kita,kalau aku mau santai santai dirumah"jelas nya,Ruby menggeleng tidak setuju.

"Kamu janji kepada ku mas, jika kita menikah nanti kamu yang akan bekerja, sementara aku hanya jadi ibu rumah tangga biasa"

"Protes aja si?!"bentak nya,Ruby tersentak kaget.

"Kalau aku bilang kamu harus kerja,ya kerja aja sana!"

"Tapi mas.."

Baru Ruby ingin protes lagi,Haris sudah berlalu pergi membawa uang itu.

Ruby sangat terkejut dengan apa yang menimpa dirinya hari ini

"Apa aku salah memilih suami?"gumam nya didalam hati,Ruby mencoba menenangkan pikirannya, berusaha untuk berpikir positif untuk saat ini.

Ruby memasak telur dadar, karena hanya makanan itu yang ada di kulkas sang suami.

Untuk membeli sayur saja, Ruby tidak memiliki uang lagi

"Mas..ayo makan"ajak Ruby,Haris yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung bangkit.

"Hanya telur dadar?"tanya nya,Ruby mengangguk pelan.

"Hanya itu sisa makanan di kulkas mas, tidak ada bawang dan lain lain"jelas Ruby, Haris menghela napas panjang lalu duduk dimeja makan.

Haris mengambil seluruh telur dadar itu,tanpa memikirkan Ruby

"Mas,kalau kamu ambil semua lalu aku makan pakai apa?"

"Aku ga bisa makan pakai lauk yang sedikit,jadi kamu makan pake garam aja sana"sahut nya, Ruby tersentak kaget, bagaimana bisa suami nya sekejam ini.

"Tapi mas.."

"Alah banyak sekali tapi tapi mu, muak aku lama lama sama kamu!"ucap Haris ketus,Ruby menunduk mencoba menahan air matanya yang akan jatuh.

"Cepat makan!lalu segera cari kerja sana"perintah nya,Ruby mengangguk pelan lalu makan hanya dengan nasi saja.

Ruby tidak menyangka sifat buruk Haris dibawa sampai jenjang pernikahan

"Aku rasa,aku telah salah menilai mas haris selama ini,aku terlalu mencintai nya sehingga aku tidak menyadari sikap buruk nya"gumam Ruby didalam hati,ia menahan rasa sesak didada,diam diam Ruby menangis tanpa suara tanpa sepengetahuan Haris.

Setelah selesai makan, Haris memaksa Ruby untuk mencari kerja,padahal Ruby sangat lelah semalaman melayani nya

"Aku lelah mas, besok aja ya"ucap nya,Ruby mencoba merayu sang suami dengan lembut.

"Kamu ini pemalas,melayani aku itu kan memang tanggung jawab kamu sebagai istri, sekarang sana cari kerja,jangan banyak protes!"ucap nya dengan tegas, dengan terpaksa Ruby mematuhinya.

Ruby mencari kerja disekitar rumah Haris,ia bertanya kepada salah satu tetangga yang mungkin membutuhkan tenaganya

"Kamu istri Haris ya?"tanya seorang ibu ibu,Ruby mengangguk mantap sambil tersenyum manis.

"Cantik ya,body nya bagus lagi"puji ibu itu,Ruby tersenyum tipis.

"Ibu,saya sedang cari pekerjaan sebagai pembantu.."

"Kamu cari kerja?astaga haris itu benar benar tidak menyayangi istrinya sama sekali"ucap ibu itu, namanya ibu Mimin.

Ruby hanya tersenyum canggung

"Kebetulan saya sedang cari tukang cuci,tapi kalau tubuh nya seindah kamu gini,saya takut ah,nanti suami saya tergoda lagi sama kamu"ucap Mimin.

"Kalau begitu saya akan cari ditempat lain aja deh Bu"

Ruby pamit pergi meninggalkan ibu cerewet itu,ia mencari pekerjaan kesana kemari hingga pada akhirnya Ruby tidak menemukan satu pekerjaan pun.

Ruby duduk di taman,ia melihat seorang ibu muda yang sedang menjual kue dan berbagai gorengan.

Ruby pun memiliki ide untuk menjual makanan saja,tapi ia tidak memiliki modal sama sekali, meminta pada haris itu bukanlah tindakan yang tepat hanya membuat keadaan jadi kacau saja.

Ruby mengutang pada warung dekat rumah Haris,ia akan berjualan kue basah, kebetulan ibu nya juga berjualan kue jadi Ruby sedikit tahu membuat nya.

Dan akhirnya Ruby berjualan kue keliling, dengan keahlian nya kue itu terkenal enak sehingga banyak orang yang menyukai nya, setiap hari kue buatan Ruby selalu ludes terjual.

Ruby sangat senang,ia mendapat kan uang untuk kebutuhan rumah tangga nya.

Sementara haris, Pria itu hanya tidur disiang hari,dan saat malam hari berjudi, pulang sudah mabuk parah.

Ruby telah menasihati sang suami,tapi Haris malah menamparnya atau bahkan memukul dirinya.

Ketika uang Ruby sudah terkumpul banyak,Haris merampas uang itu semuanya tanpa memberikan sisa sedikit pun pada Ruby yang telah lelah bekerja.

Chapter 3

Satu bulan usia pernikahan,Ruby merasakan mual yang sangat parah disetiap pagi, sehingga tidak bisa membuat kue lagi.

Ruby membeli testpack,ia terkejut kala melihat garis dua samar-samar.

"Aku hamil?"lirih nya,Ruby merasa sangat senang,ia akan menjadi seorang ibu.

Ruby menunjukkan testpack itu pada sang suami,Haris terlihat datar tanpa ekspresi

"Kamu ga KB?"tanya nya

"KB?kenapa aku harus KB mas,kita kan suami isteri"sahut Ruby,haris terlihat gusar.

"Kalau kamu hamil bagaimana nanti dengan pekerjaan mu,anak itu hanya merepotkan mu saja nantinya"

"Kamu kok ngomong gitu si mas?anak ini darah daging kamu,kok dianggap sebagai beban gitu si?"tanya Ruby,ia sangat kecewa kala Haris tidak senang sama sekali dengan kehamilan nya.

"Pokoknya aku ga mau tahu,kamu harus tetap bekerja,jangan sampai gara gara anak itu kita ga makan ya"ucap nya,Ruby mengangguk pelan.

"Dan segala kebutuhan anak itu,aku tidak bertanggung jawab,itu urusan kamu"lanjutnya, Ruby ingin protes tapi ia urungkan niat itu,hasil yang akan didapat nya nanti hanya cacian dan pukulan saja.

Selama masa kehamilan, Ruby bekerja sebagai buruh cuci,kadang dibawa kerumah dan terkadang di lakukan di rumah majikannya.

Ruby tidak bisa menjual kue, karena modal nya telah dirampas sang suami, kebetulan tetangga nya ada yang baik hati, memberikan pekerjaan kepada nya.

Ruby melahirkan seorang anak perempuan yang cantik,tanpa didampingi Haris sama sekali. Ruby ditemani dengan ibu nya dan ayah nya.

"Kau akan beri nama dia siapa?"tanya Vani,Ruby tersenyum mendengar nya,ia melihat anak nya yang tertidur pulas.

"Amalia"sahut nya,Vani dan Darren setuju akan nama indah itu.

Bidan memperbolehkan Ruby untuk pulang kerumahnya, Darren menyewa mobil agar anak dan cucu nya nyaman.

Sesampai nya dirumah,Darren dan Vani memapah Ruby kedalam kamar sementara Amalia dalam gendongan Ruby.

Darren dan Vani terkejut kala melihat Haris yang tertidur santai di kasur

"Terimakasih ayah,ibu.."ucap Ruby,ia duduk di atas kasur.

"Loh kamu udah pulang?"tanya Haris,Vani menghela napas panjang.

"Sudah mas, lihat ini anak kita"sahut nya,Haris tidak melihat nya sama sekali.

"Sudah selesai kan?jadi ayah dan ibu ngapain lagi disini?"tanya Haris,Vani dan Darren hanya diam.

"Mas,ayah dan ibu akan menginap dirumah kita satu malam saja"

"Tidak!itu malah jadi beban buat kita nanti,kamu tahu kan gara gara kamu ga kerja, beras kita sudah mau habis"ucap nya tanpa malu dihadapan sang mertua.

"Ruby,kami akan pulang saja"ucap Vani,ia memberikan uang kepada anak nya.

"Pakai uang ini untuk kebutuhan mu,ayah dan ibu akan pulang saja, disana ibu menerima banyak tempahan kue,ibu tidak bisa lama lama disini"jelas Vani, Ruby merasa tidak enak hati, dengan berat hati ia menerima uang pemberian ibunya.

Orang tua Ruby pulang dengan perasaan sedih, mereka khawatir dengan Ruby tapi juga tidak bisa melakukan apapun.

Tidak berapa lama kepulangan Darren dan Vani, Haris merampas uang itu dari Ruby

"Ini milikku!"ucap nya,Ruby tidak ada tenaga untuk memberontak.

"Mas,aku mohon kamu jangan keluar rumah malam ini ya,bantu aku mengurus Amalia"pinta Ruby, Haris tertawa kencang.

"Itu anak kamu,urus sendiri"tolaknya,Ruby menangis dihadapan Haris, rasanya dirinya benar benar tidak sanggup dengan sikap Haris.

Tapi haris tidak peduli,selama masa nifas Ruby,pria itu tidak pernah sama sekali pulang. Ruby sedikit lega, karena uang nya akan cukup untuk kebutuhan nya selama satu bulan lebih.

"Amalia..bahkan kamu tidak pernah disentuh oleh ayah mu sedikit pun,maafkan ibu ya nak,sudah memilih ayah yang tidak baik untuk mu"ucap nya, Ruby menangis sambil menyusui Amalia,ia merasa sangat tertekan dengan Haris yang selalu saja berbuat semaunya tanpa memikirkan perasaan nya.

"Aku harus kuat demi kehidupan ku dan Amalia,aku tidak mau anak ku melihat diriku yang tidak berdaya ini"lirih nya,air mata Ruby menggenang, membahasi pipi nya.

Menangis tanpa suara,sering kali Ruby lakukan setelah menjadi istri Haris.

Setelah masa nifas, Ruby bekerja lagi sebagai buruh cuci,dan menyetrika pakaian.

Sambil menjaga sang anak,dan melayani sang suami.

Kebetulan Amalia tidak rewel, sangat pengertian dengan keadaan nya.

Setiap saat selalu ada rentenir yang datang kerumah untuk menagih hutang, terpaksa Ruby membayar nya, Haris pura-pura tidak tahu sama sekali.

"Mas,kalau kamu terus saja berhutang begitu,lama lama uang hasil kerja ku tidak ada untuk makan kita"ucap Ruby, Haris berdecak sebal.

"Salah kamu dong,kenapa bekerja tidak dapat banyak uang,jadi aku harus berhutang ke rentenir kan"

"Kamu itu selalu ada aja bahasa untuk membenarkan perbuatan keji kamu ya! aku capek mas..aku capek"lirih nya

"Maksud kamu apa ha?!"bentak nya,suara menggelegar Haris membuat Amalia menangis kencang, Ruby menggendong Amalia dan mencoba menenangkan nya.

"Aku tidak tahan begini terus mas,kalau kamu kurang dengan uang aku,kenapa kamu ga kerja juga?"

"DIAM!"bentak nya,Ruby menangis begitu pula dengan Amalia.

Haris meraih tangan Ruby,lalu mengambil paksa cincin pernikahan mereka

"Mas jangan..kamu boleh mengambil semua harta aku,tapi jangan cincin pernikahan kita mas.."

Haris tidak peduli,ia malah pergi membawa cincin itu,Ruby terduduk dilantai sambil menggendong anak nya, hatinya sangat sakit dengan kelakuan haris.

Amalia semakin menangis kencang,Ruby tersadar,ia menarik napas dalam dan mencoba untuk tidak menangis.

"Sayang anak ibu, jangan menangis ya.."ucap nya,Ruby menahan air matanya yang akan jatuh, dengan senyuman Amalia membuat hati Ruby serasa hangat,hanya anak nya ini yang membuat Ruby menjadi kuat.

"Kau adalah permata hati ibu nak.."ucap nya, mengecup kening putrinya dengan penuh kasih,lalu memeluk nya erat-erat,agar anak nya merasa hangat dalam dekapannya.

5 bulan kemudian...

Ruby heran dengan perkembangan tubuh Amalia,semakin lama semakin sering sakit dan mudah menangis. Ruby ingin sekali membawa Amalia kerumah sakit,tapi dirinya tidak memiliki uang yang banyak untuk itu.

Karena Amalia rewel, Ruby tidak bisa bekerja dengan benar, bahkan sering kali ia dimarahi oleh majikan karena cucian tidak selesai tepat waktu. Ruby sangat bingung,ia tidak memiliki uang sama sekali untuk makan,uang nya telah habis untuk membeli obat Amalia,belum lagi haris yang selalu saja merampas uang simpanan nya.

Ruby menghela napas panjang kala melihat Haris yang santai bermain ponsel di sofa. Bahkan pria itu sama sekali tidak memikirkan masalah ekonomi rumah tangga nya sendiri.

"Mas.."panggil nya

"Hmm.."hanya itu sahutan dari bibir Haris,Ruby duduk disebelah Haris

"Mas..aku sudah tidak punya uang lagi, sementara biaya pengobatan Amalia dirumah bidan belum kita bayar mas"ucap Ruby mengeluh pada sang suami.

Mendengar keluhan Ruby,haris membanting ponsel nya di meja,membuat Ruby tersentak kaget

"Amalia itu sakit-sakitan karena nurun kamu,kamu jaga dia enggak becus!"ucap haris dengan intonasi tinggi

"Kok kamu nyalahin aku si mas? Jelas-jelas kamu tau sendiri kan,aku itu kerja untuk makan dan biaya hidup kita"jelas Ruby ,haris berdiri dari duduk nya,ia menatap Ruby tajam dan wajah penuh dengan kekesalan.

"Oh jadi kamu mulai ga ikhlas kasih makan aku iya?!"bentak nya,Ruby menarik napas dalam,menahan emosi dihatinya

"Mas..aku ini ingin cari solusi sama kamu, bukan berdebat"

"Alah banyak alasan kamu!soal Amalia dari awal aku juga tidak setuju dengan kehadiran nya,itu akan membuat kamu jadi malas bekerja dan bikin kita repot aja"ucap Haris,Ruby menahan air matanya yang akan jatuh,ia tidak menyangka sebegitu akut nya sifat buruk suaminya

"Mau Amalia mati atau tidak,itu semua diluar urusan ku"lanjut nya,Haris menendang kaki sofa lalu berlalu pergi,Ruby menatap kepergian sang suami dengan air mata yang berlinang.

"Aku telah salah memilih suami"gumam Ruby didalam hati,air matanya menetes deras,ia sungguh tidak sanggup dengan hal yang ia hadapi sekarang,tapi lagi-lagi keadaan memaksa nya untuk bertahan.

Saat Ruby sedang menangis, tangisan Amalia yang kencang menyadarkan dirinya dari kesedihan. Ruby menyeka air matanya,lalu berusaha bangkit menuju Amalia yang berada dikamar.

Saat sampai dikamar, Ruby berteriak histeris saat melihat Amalia yang kejang-kejang,ini pertama kali nya Ruby melihat Amalia dalam keadaan seperti ini.

"Sayang kamu kenapa?"lirih nya,Ruby memapah Amalia dalam dekapannya,ia berusaha tenang dan tidak panik,semakin lama kejang Amalia semakin cepat m, Ruby bergegas menggendong anak nya dan meminta pertolongan di luar.

Kebetulan teman Ruby Vanya berkunjung,ia langsung lari kearah Ruby karena melihat Ruby berteriak meminta tolong

"Ruby ada apa?"

"Vanya..tolong..anak ku..."Ucap nya bahkan karena kepanikan nya Ruby tidak bisa berkata kata lagi,tanpa banyak bicara Vanya langsung membawa Amalia menuju mobilnya, karena panik yang melanda, Ruby jadi lambat bergerak ia hanya mengikuti Vanya sambil menangis.

"Ruby tenanglah...jangan panik oke?"

"Anak ku Vanya..dia.."

"Stop! tenanglah..Amalia akan baik baik saja"ucap Vanya dengan tegas sambil memegang bahu Ruby.

Ruby mengangguk mantap sambil memangku Amalia, melihat Ruby yang mulai tenang, Vanya langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Untung nya jarak antara rumah Sakit dan rumah Haris tidak terlalu jauh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!