NovelToon NovelToon

Ketabahan Emi Untuk Bertahan

Suami Yang Acuh 1

Emi Milasari seorang gadis lugu, polos, baik dan pintar. Emi yang lahir dikeluarga yang baik dan cukup kaya karena ayahnya menjalankan satu perusahaan. Ayah dari Emi yang bernama Azam yang menikah dengan ibu Emi yang bernama Ayan. Emi yang memiliki adik yang bernama Bili disaltu runag yang sederhana dan bahagia. Mereka selalu menjalani kehidupan mereka dengan tabah dan selalu taat agama. Waktu yang mereka lalu selalu membantu orang lain. Pagi itu Emi yang sudah selesai dari studi Sastranya diminta oleh Ibunya Ayan untuk menjemput Bili yang ada disekolah.

Ayan yang tidak bisa menjemput karena ada pengajian hanya bisa meminta tolong kepada Emi yang ada dirumah. Emi yang dengan senang hati mengiyakan. Segera dia menjemput Bili yang ada disekolahan. Tepat dijalan menuju sekolahan Emi yang berhenti ditengah jalan karena ada kecelakaan lalu lintas membuat lalu lintas macet.”Kurasa akan terlambat hari ini, kenapa mereka tidak berhati-hati saat berkendara ya,”ucap Emi yang menuggu.

Setelah kondisi sudah lancar kembali Emi segera melaju mobilnya menuju sekolah Bili.  Di depa sekolah Bili yang sudah menuggu segera masuk saat Emi tepat disampingnya.”Kakak yang jemput kenapa lama, dimana mama,”kata Bili yang segera memasangkan sabuk pengaman.

“Mama sedang ada pengajian jadi kakak yang jemput, tadi ditengah jalan ada kecelakaan jadi lalu lintas berhnti. Maaf sudah menuggu lama ya Billi, sebagai gantinya kita makan di luar bagaimana?,”ucap Emi yang mengajak Bili makan di luar. Bili dengan wajah bahagianya hanya menganggu saja. Emi yang sudah mendapatkan respons yang baik segera melaju mobilnya pergi ke cafe yang tidak jauh dari lokasi komplek rumah mereka.

Bili yang turun dulu dari mobil segera masuk ke cafe dimana Bili mulai memesan. Emi yang sudah selesai memarkirkan mobilnya segera mendatangi tempat duduk Bili.”Apa kamu sudah pesan?,”ucap Emi. Bili hanya tersenyum saja sampai Emi memesan untuk dirinya, sambil menuggu pesenan datang mereka saling mengobrol satu sama lain. Pesenan datang dimana mereka segera menikmati makanan yang mereka pesan. Selesai mereka kembali ke rumah dimana Bili yang segera masuk kamar dan Emi yang pergi kedapur untuk mengambil air minum untuk dia bawa ke kamar.

Di dalam kamar Emi yang mengambil laptopnya segera mulai mencoba menulis untuk pertama kalinya. Apa lagi saat itu ada ide yang membuat dia ingin mencoba menulis satu novel yang berjudul Lari dari dia. Emi yang sudah menulis kerangka dan tokoh pria dan wanita mulai menggerakan jarinya. Setalah beberapa jam berlalu Emi mencari situs dimana dia bisa mengupload novel yang dia buat itu.

Beberapa menit mencari Emi sudah menemukan situs yang dimana dia akan mengupload novel pertamanya. Emi mengirim 20 bab dan memilik covel dan ringkasan cerita agar para pembaca mau membaca novelnya. Setelah dia mengupload yang mengisi semua yang diperlukan Emi mendapatkan pesan dari Mira.

Emi segera membaca pesan itu dimana pesan itu memberitahukan kalau besok ada pertemuan kelulusan. Emi yang baru ingat itu membalas pesannya kalau dia akan hadir dalam pertemuan yang diadakan oleh rekan temannya. Malam datang dimana Emi yang masih sibuk menulis novel keduanya tanpa dia sadar Bili sudah ada di belakang dirinya. Bili yang masuk setelah dia mengetuk pintu tapi tidak ada respons segera masuk ke dalam kamar Emi.

Bili menepuk bahu Emi yang membuat kakaknya terkejut.”Siapa?,”ucap Emi yang segera menoleh.

“Bili kamu mengejutkan aku saja, kenapa kamu tidak mengetuk pintu saat hendak masuk,”kata Emi yang sedikit marah.

“Aku sudah mengetuk pintu beberapa kali, tapi kakak tidak ada jawaban. Apa yang kakak lalukan sampai fokus seperti itu. Makan malam sudah siapa, ayah dan ibu menyuruhku untuk memanggi kakak untuk makan,”kata Bili. Emi yang sudah mendapatkan penjelasan dari Bili segera meminta maaf dan dia meminta Bili untuk membaca novel yang dia buat itu yang dia upload disalah satu situs novel online.

Bili yang mencari situs itu segera mencari judul yang dimaksud oleh Emi. Tepat di ruang makan mereka menikmati makanan ibunya. “Bili kamu jangan fokus saja melihat ponsel, makan dulu,”ucap Bili yang sedang asik membaca novel yang dibuat oleh kakaknya.

“Ibu baca ini novel yang dibuat kakak Emi bagus, sampai aku tidak sadar sudah sampai bab 20,”kata Bili.

“Emi kamu membuat novel,”ucap Azam.

“Iya ayah hanya mencoba saja, tidak tahu ada yang suka atau tidak,”kata Emi yang sedang awal membuat.

“Kakak jangan putus asa, lihat ini jumlah pembaca karya kakak ini. Baru beberapa jam kakak sudah ranting 10 yang jumlah pembacannya,”kata Bili yang memperlihatkan hasil ranting pembacanya. Emi yang melihat juga sangat terkejut membuat dia sangat senang.

“Apa kamu ingin menjadi penulis, jika itu yang kamu mau. Ayah dan ibu setuju saja dengan keputusan kamu,”kata Ayan. Setelah makan malam itu semua kembali ke kamar mereka tepat dipagi hari Bili yang melihat tulisan kakaknya sudah ranting kedua yang jumlah pembaca dan hadiahnya. Bili yang segera ingin memberitahukan kakaknya yang masih ada dikamar.

Waktu Bili ingin mencarinya Emi hendak membuka pintu dan melihat adiknya ada didepan matanya.”Bili kenapa kamu ada didepan pintu kamarku, ada apa dengan kamu?,”ucap Emi.

“Kakak sudah melihat novel yang kakak upload belum, lihat ini karya kakak ada di peringkat kedua dna ini masih akan naik lagi,”ucap Bili. Emi yang belum melihat situs novel yang baru ini dia buka. Segera dia membuka situsnya dimana ada banyak notif komentar yang dimana mereka meminta lanjut untuk babnya. Di salah komentar juga ada pesan masuk yang Emi juga tidak kenal yang ingin menawarkan kontrak film dari karya yang dibuat oleh Emi.

Awalnya Emi tidak percaya setelah dia membuka emailnya. Kalau memang ada tiga penerbit yang ingin menawarkan kontrak dengan Emi. Salah satu kontrak itu ingin membuat Film dna duanya lagi ingin membuat versi cetaknya. Emi yang tidak terlalu mengerti hanya bisa memberitahukan kepada orang tuanya. Tapi respons dari orang tuanya mendukung Emi jika dia ingin membuat versi cetak atau kamu membuat Film dari karyanya.

Setelah Emi membaca kontraknya satu kontra yang satu bekerja sama dengan kontrak yang membuat Film sehingga Emi menujuan dua dari kontrak yang diajukan. Dimana novel Emi akan dibuat versi cetak dan dibuat Film. Pertemuan yang akan diadakan besok di dekat perusahaan ayahnya untuk kontrak lebih lanjutnya.

Setelah pagi yang membuat bahagia Emi malamnya dimana dia harus menghadiri pesta perpisahan. Dimana yang di undang dalam acara itu adalah mahasiswa yang sudah lulus pada angkatan yang sama. Emi dan Mira yang satu angkatan tapi beda jurusan mereka bisa lulus di waktu yang sama. Apa lagi keduanya teman dari SD, SMP dan SMA hingga unversita yang sama. Tapi di saat pesta selesai apa yang akan ditemukan oleh Emi dan Mira. Apa yang akan terjadi dengan kontrak kerja sama itu akan berjalan lancar?.

SYA 2

Malam tiba dimana Emi yang hendak pergi ke pertemuan itu mengalami masalah sehingga Emi terlambat. Tapi saat dia sampai di tempat pertemuan Emi menghubungi Mira yang dimana dia juga menayakan Emi ada dimana. Mira yang bersama dengan kawan yang lain yang sudah berkumpul tidak melihat Emi.”Hai Mira dimana Emi kenapa dia belum datang juga?,”ucap kawannya.

Tapi saat kawannya menayakan keberadaan Emi. Telepon masuk dari Emi kalau dia baru saja sampai di lokasi dan dia menayakan posisi mereka ada dimana. Mira yang memberitahukan Emi kalau mereka berkumpul di bagian belakang rumah makan. Dimana tempat itu sangat luas dan bisa berkumpul dengan banyak orang. Emi segera ke tempat dimana Mira beritahu, di dalam Emi mencari Mira.

“Itu dia Emi,”ucap salah satu kawannya yang melambaikan tangan. Mira yang menoleh segera melambaikan tangannya. Emi meminta maaf kepada kawan mereka karena sudah terlambat. Setelah meminta maaf Emi duduk didekat Mira. Mereka saling berbincang satu sama lain hingga malam tiba mereka harus kembali.

Tepat mereka berdua hendak keluar Mira melihat sosok pemuda yang tidak lain adalahh Jonet.”Hai Mira kenapa kamu ada disini?,”ucap Jonet yang juga melihat ke arah Mira.

“Jonet lama tidak bertemu, bagaimana kabar kamu,”kata Mira. Emi yang tidak tahu siapa mereka hanya menarik baju Mira yang ada disampingnya.”Maaf Emi dia adalah Jonet teman aku satu jurusan tapi dia junior aku,”ucap Mira yang memperkenalkan Emi kepada Jonet.

“Halo Emi aku Jonet dan dia temanku juga namanya Bram,”kata Jonet yang juga memperkenalkan temannya. Emi agak malu hanya tersenyum kepada mereka berdua. Tapi tatapan Bram yang melihat ke arah Emi membuat dia malu dan tidak bisa melihat ke arahnya. Sementara itu Mira yang asing berbincang dengan Jonet.

Bram yang melihat sikap Emi yang malu-malu membuat dia ada rasa suka yang tidak biasa. Tapi Bram yang tidak ingin tergesa-gesa untuk mengambil keputusan hatinya hanya bisa sedikit berbincang kepada Emi. Emi yang menjawab seadanya saja sampai Mira merangkulnya.”Hai Bram kamu jangan macam-macam kenapa temanku ya. Dia ini teman dan sahabat yang aku. Aku tidak mau kamu melukai dia,”kata Mira yang menjaga Emi.

“Tenang saja aku tidak akan melakukan hal yang jahat kok, hanya ingin bicara santai saja. Mungkin saja kita bisa kenal satu sama lain,”kata Bram yang sedikit melirik ke arah Emi. Setelah pembicaraan selesai Mira dan Emi segera kembali karena malam sudah mulai larut.

Di tengah perjalanan Mira yang melihat Emi yang sedang mengemudi membahas tentang Bram.”Hai Emi tadi kamu lihatkan kalau Bram terlihat suka dengan kamu,”ucap Mira.

“Siapa yang suka denganKU Mira, kamu jangan ambil keputusan seperti itu. Itu tidak mungkinlah dia suka dengan diriku yang tidak cantik ini,”ucap Emi yang membatasi hatinya untuk suka dengan Bram.

“Ayolah Emi kamu jangan seperti itu, sedikitlah kamu membuka hati kamu. Masak kamu akan menjombol seumur hiduo kamu,”kata Mira.

“Siapa juga yang mau menjomblo terus, hanya saja jodohku belum kelihatan saja. Kita juga tidak tahu bagaimana kepribadian Bram itu Mira,”kata Emi.

“Bagaimana jika aku mencari tahu tentang Bram, jika dia sesuai dengan keinginan kamu. Kamu bisakan bersama dengan dia, bisa saja dia adalah jodoh kamu yang selalu kamu nantikan Emi,”ucap Mira yang sedikit membujuk. Tapi pembicaraan mereka terhenti karena sudah sampai didepan rumah Mira. Emi yang melambaikan tangan ke arah Mira yang sudah masuk meninggalkan Mira. Emi yang segera melaju mobilnya untuk segera kembali. Tepat di rumah Emi masuk melihat ibunya sudah menuggu dia diruang tamu.”Mama belum tidur, apa ayah belum kembali,”kata Emi.

“Putriku sudah kembali, sana istirahat.Mama masih menuggu ayah kamu dia pulang terlambat karena ada rapat,”kata Ayan. Emi yang meninggalkan ibunya masuk ke kamar. Emi yang menyempatkan untuk membuka laptopnya untuk melihat perkembangan novel yang dia upload dan melihat juga apa ada email dari editornya yang ingin mengajukan kontrak kerja sama itu.

Emi melihat kalau dia sudah peringkat pertama dimana novel pertama dia disukai oleh banyak orang membuat dia senang. Kembali membuka email ada pemberitahuan kalau novel akan segera dicetak dan pertemuan dengan sutradara pembuat film akan diadakan besok siang. Emi yang mengiyakan memberikan lokasi pertemuannya untuk besok. Setalah semua urusan selesai Emi hendak mandi untuk melepaskan lelahnya.

Di dalam kamar mandi Emi terbanyang wajah Bram yang membuat dia sedikit teringat pertemuan hari itu. Emi yang merasa dirinya selalu mengingat wajah Bram membuat dia tidak nyaman.”Apa aku suka dengan Bram. Tapi itu tidak mungkin, dia memang tampan. Tapi aku tidak mau aku salah melangkah untuk memilih dia,”guman Emi yang masih pada pendiriannya. Selesai mandi Emi mendapatkan panggilan dari Mira yang menayakan apa besok ada acara karena Mira ingin mengajak dia jalan-jalan. Tapi Emi yang tidak bisa untuk besok menawatkan hari lain dan Mira menyetujuinya. Tapi Emi yang tidak tahu kenapa Mira mengajak dia jalan-jalan membuat dia berpikir jauh.

Tapi karena dia tidak ingin curiga dengan Mira sahabatnya dia mulai mengirim novel yang belum dia upload agar bisa dicetak. Tapi editornya itu menawarkan Emi untuk mengupload di situs yang dia kelola lebih dulu. Untuk memastian apa kelanjutan dari novel yang dia buat itu diminati oleh pembaca apa tidak.

Emi hanya mengiyakan saja mengupload sisa dari bab yang dia belum upload. Setalah dia selesai mengupload novelnya Emi membuat novel lain untuk bersediaan karyanya. Emi segera beristirahat untuk melepaskan lelahnya karena otak Emi yang bekerja keras. Waktu terus berjalan hingga waktu subuh tiba Emi yang bangun segera mengambil air wudhu. Ayah dan ibunya yang sudah bangun sudah ada di tempat sholah yang ada diruang tengah rumah mereka. Bili yang baru bangun melihat Emi yang sedang mengenakan mukena. Setelah semua berkumpul mereka mulai berjamaah bersama dimana ayah Emi yang memimpin jalannya sholat.

Selesai sholat mereka segera menyiapkan keperluan untuk hari itu karena mereka harus bekerja. Emi yang membantu ibutnya di dapur. Setelah semua makanan selesai mereka makan bersama dimana Emi berbicara tentang kontrak film akan bertemu dengan Emi nanti sore. Emi yang mengajak ayahnya pertemuan dengan sutradara dan editornya. Apa lagi tempatnya tidak jauh dari tempat ayahnya bekerja.

Setelah semua pergi Emi kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan novel yang belum dia selesaikan. Tapi belum Emi membuak laptopnya dia mendapatkan pesan dari editornya kalau bukunya sudah selesai di cetak. Editornya yang hendak memberikan versi cetaknya kepada Emi nanti saat pertemuan. Tapi di saat yang sama juga Emi mendapatkan pesan dari Mira kalau jalan-jalannya diadakan besok. Emi yang setuju karena tidak ada agenda untuk besok. Emi sempat bertanya kepada Mira tentang lokasi jalan-jalannya. Tapi Mira tidak menjawab membuat Emi penasaran, tapi jawaban dari Mira kalau itu rahasia. Bagaimana pertemuan dengan editornya lalu bagaimana dengan novel yang baru saja di upload oleh Emi. Kejutan apa untuk Emi disaat dia bersama dengan Mira nanti?.

SYA 3

Emi yang bersama dengan Mira pergi ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Jonet. Di perjalanan menuju lokasi Emi tidak bertanya kepada  Mira kemana mereka pergi hanya melihat lalu lalang mobil dan pohon yang sudah mereka lewati. Mira yang melihat Emi yang terdiam saja hanya bisa membuka mulutnya untuk mengisi waktu perjalanannya.

“Apa yang membuat kamu terdiam Emi,”kata Mira.

“Tidak ada Mira haya saja kemana kita akan pergi kemana kita belum sampai di tempat tujuan,”kata Emi.

“Nanti kaMu juga akan tahu, tapi Emi bagaimana dengan kamu Emi setelah ini apa yang ingin kamu lakukan,”kata Mira yang mengganti topik.

“Kamu tidak usah khawatir dengan diriku, mungkin saja aku akan menjadi penulis saja Mira. Jika kamu sempat kamu bisa datang ke situs yang aku kirimkan itu,”kata Emi yang tersenyum.

“Jadi kamu akan menjadi penulis terkenal ini ya Emi. Tapi jangan lupa untuk traktir ya nanti jika kamu sukses besar,”kata Mira.

“Tentu saja Mira, kamukan adalah sahabatku yang baik dan selalu ada untuk aku,”kata Emi. Tidak lama kemudian Mira memarkirkan mobilnya dimana mereka sudah sampai di tempat tujuan.

“Apa kita sudah sampai Mira,”kata Emi yang melihat sekelilingnya

“Iya tapi Emi ada hal yang harus aku bicarakan dengan kamu sebelum kamu turun,”kata Mira.

“Apa itu kenapa kamu serius itu. Apa ada hal yang mendesak sampai kamu berwajah seperti itu,”kata Emi. Mira yang terdiam untuk sesaat sampai dia melihat ke arah Emi yang menuggu dirinya untuk memberitahukan apa yang sedang terjadi.”Sebenarnya kita datang ke sini tidak berdua saja aku mengajak temanku untuk ikut datang ke sini,”kata Mira yang berhati-hati dalam bicara.

“Lalu apa masalahnya sampai kamu ketakutan itu.Apa kamu kira aku akan takut dan marah kepada kamu Mira,”ucap Emi.

“Itu dia yang aku takutkan Emi. Karena aku mengajaka Jonet dan temannya Bram untuk makan malam bersama kita. Itu juga kalau kamu tidak keberatan,”kata Mira.

“Apa,”kata Emi yang sedikit terkejut saat mendengar nama Bram. Mira yang melihat wajah gelisah Emi sedkit menyesal.”Emi maafkan aku tidak memberitahukan kamu lebih awal ya. Tapi kamu tidak masalah bukan. Tapi aku lihat kamu gelisah karena Bram ya,”kata Mira yang sedikit menggoda Emi.

“Siapa sih yang gelisah, tidak ya. kMau salah paham Mira,”kata Emi yang memalingkan wajahnya.

“Kamu jangan bohong  Emi sudah terlihat jelas kali,”kata Mira.

Setelah didalam mobil membicarakan tentang apa yang disembunyikan oleh Mira mereka keluar. Dimana mereka bertemu dengan Jonet dan Bram yang sudah menuggu mereka.”Maaf yang Jonet kami lama,”kata Mira yang dimana mereka berdua duduk saling berhadapan. Emi yang berhadapan dengan Bram dan Jonet berhadapan dengan Mira didepannya.

Jonet yang berbincang dengan Mira. Tapi diposisi lain Emi yang tidak tahu apa yang ingin dibicarakan hanya mendengarkan saja. Sementara itu Bram yang mencuri pandangan dari Emi yang ada didepannya.”Hai Bram apa yang kamu lihat sampai tidak bergedip,”kata Emi.

“Ohhh mungkin saja dia melihar wajah bidadari yang turun dari langit mungkin,”kata Jonet. Bram yang mendengar itu dari Jonet langsung mencubitnya sampai terdengar suara sakit dari Jonet.”Kenapa kamu mencubitku apa salahku,”kata Jonet.

“Diamlah kamu,”kata Bram.

Emi yang melihat sedikit tersenyum. Tapi Bram yang masih mencuri pandang melirik ke arah  Emi yang tersneyum yang membuat hati Bram luluh. “Emi..ada .. yang ... ingin aku tanyakan...apa ...boleh,”kata Bram yang terbata-bata.

Tapi temannya Jonet malah langsung berkata.”Hai Emi apa kamu sudah punya pasangan belum. Jika belum Bram mau daftar jadi pasangan kamu. Jika kamu mau,”kata Jonet yang langsung membuka intinya. Mira yang mendengarnya malah membantu Jonet dengan membantu Emi menjawab.

“Dia belum memiliki pasangan,”kata Mira. Emi yang mendengar perkataan dari Mira sedkit tertunduk. Sementara Bram yang sedikit lega mendengar itu tersenyum dalam hatinya.”Apa itu benar Emi kami belum memiliki pasangan,”kata Bram yang menyambung pembicaraan Jonet yang membantunya.

“Itu benar. Tapi kenapa kalian malah membahas pasangan. Apa yang sebenarnya kalian ingin bicarakan. Aku tidak mengerti,”kata Emi yang sedkit malu tapi mau.

Mira yang melihat tingkah laku Emi hanya bisa membantu sedikit saja untuk mengubah suasana yang ada.”Kita pesan dulu saja baru kita lanjutkan bagaimana?,”kata MiRA.

“Itu juga boleh,”kata Jonet yang mendukung Mira. Tapi di posisi lain Bram yang masih menatap Emi dengan penuh kasih sayang membuat Emi salah tingkah dan merasa tidak nyaman. Setelah Emi memesan makanan dia meminta izin untuk pergi ke toilet untuk menenangkan dirinya. Mira yang melihat itu mengikui Emi yang pergi ke toilet.

“Emi,”kata Mira dari belakang.

“Mira kenapa kamu ada disini,”kata Emi yang menoleh ke belakang.

“Aku khawatir dengan kamu. Kenapa kamu pergi apa kamu merasa tidak nyaman,”kata Mira.

“Bukan kamu sudah tahu kenapa aku ke sini bukan. Aku ingin menenangkan diriku saja. Tapi Mira apa benar dia suka denganku dia terus melihatku aku merasa tidak nyaman walaupun aku juga suka dengan dia. Tapi ada yang membuat aku resah,”kata Emi.

“Jadi kamu itu suka dengan dia atau tidak. Hati kamu yang bisa menjawab bukan Emi,”kata Mira yang sedikit memberikan nasehat cinta kecil.

Emi yang masih terdiam mencuci mukanya dengan air untuk menyegarkan pikirkannya.”Emi tapi jika kamu tidak suka dengan sikapnya itu kamu bisa mengatakannya. Tapi aku lihat sih Bram benar suka dengan kamu karena dari tadi dia melihat kamu terus,”kata Mira.

“Aku tahu tapi aku tidak tahu dirinya itu seperti apa dan kamu juga tahu kalau aku tidak bisa pacaran bukan,”kata Emi.

“jIka begitu aku bisa bantu kamu untuk mengenal dia dari Jonet bagaimana agar kamu bisa kenal dia dengan baik. untung-untung ta’aruf begitu,”kata Mira.

“Baiklah. Tapi perlahan saja ya Mira,”kata Emi.

“Ok aku akan bantu kamu sampai kalian berdua cocok dan menikah,”kata Mira yang mendukung mereka berdua. Karena dari tatapan mereka yang saling suka tapi tidak bisa mereka katakan satu sama lain, hanya bisa membantu dengan bantuan orang lain.

Selesai mereka kembali ke meja dimana Bram dan Jonet yang menuggu mereka.”Kalian lama makanan sudah datang dari tadi,”kata Jonet.

“Maaf ya kalian menuggu lama. Ayo kita makan dulu,”ucap Emi. Dimana mereka menikmati makan malam mereka saling berbincang dengan topik yang berbeda. Sampai mereka selesai mereka keluar dari restoran dimana makanan mereka sudah dibayar oleh Bram. Sebelum mereka berpisah Bram meminta nomer ponsel  Emi. Tapi Emi dengan sopan menolak karena dia tidak bisa. Tapi jika ada apa-apa dia bisa menghubungi melalui Mira sahabatnya.

Bram yang tahu kalau sikap polos Emi membuat Bram tambah suka dan menerima perkataan Emi dengan santai. Tanpa dia berkata hal yang tidak baik. “Lain kali kita makan bersama lagi bagaimana?,”ucap Bram. Mereka yang ada didepan Bram setuju menganggu sampai  Emi dan Mira sudah naik mobil dan meninggalkan mereka berdua. Tapi bagaimana kelanjutan kisa mereka berdua?.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!