NovelToon NovelToon

Jadi Penganti

Berusaha Menolak

"Tidak mau pak. Aku sudah punya pacar. dan juga tidak mungkin aku menikah dengan putra bapak". Tolak Khaira pada bosnya.

Ya.

Khaira yang saat ini bersama rekan-rekan kerjanya menjadi seksi sibuk di rumah bosnya itu.

Rumah bos yang akan mengadakan pesta. pesta pernikahan putra sulungnya.

Semua karyawan yang wanita di beri seragam untuk menyambut tamu.

Karena tamu yang diundang pasti kebanyakan adalah para pelanggan toko, dimana para karyawanlah yang banyak dikenal oleh pelanggan.

"Kemana calon menantu bapak?. Kenapa malah minta aku mengantikannya?!". Tanya Khaira.

Khaira melihat semua yang di ruangan itu hanya terdiam. Tanpa suara.

Ada pak Adrian sang bos. Ada bu Eva istri bos. Juga bang Nofri sang penganten pria.

Mereka duduk diam sambil memijit kepala mereka.

Pak Adrian yang tadi berbicara, meminta Khaira untuk menjadi menantunya , mengantikan calon mempelai wanita dan menjadi istri dari bang Nofri.

Padahal bang Nofri akan menikahi kak yulia. wanita yang mereka jodohkan dengan putra sulung mereka.

Tapi kenapa saat acara akad yang akan didakan sebentar lagi, malah minta Khaira untuk mengantikan sang pengantin wanita.

"Keadaan berubah Key. bapak tidak tahu akan begini jadinya". Jawab pak Adrian memijit kepalanya.

"Tapi bukan berarti aku yang harus menikah dengan bang Nofri pak.

Selain aku sudah punya pacar, aku juga tidak mau...".

"Orang tuamu sedang menuju kesini. Kamu harus menikah dengan Nofri.

Apapun yang akan terjadi. Kamu akan menjadi menantuku". potong lak Adrian.

"Tapi..".

Ucapanku dan bang Nofri bersamaan. Hingga kami saling berhenti berbicara.

Bang Nofri mempersilahkan aku bicara duluan.

"Aku tidak bisa pak. Untuk apa bapak menjemput orang tuaku. Mereka pun tidak bisa memaksaku menikah". Tolak Khaira.

Dia tidak akan mau menikah dengan bang Nofri. Mereka sering sering berselisih paham jika sedang bekerja di toko.

"Kamu harus mau key. bapak tidak tahu lagi siapa yang bisa bapak jadikan menantu.

Hanya kamu yang bisa bapak percaya untuk menjadi istri Nofri". Jawab pak Adrian.

"Memangnya kemana kak Yulia pak. Kan perjodohan ini sudah di sepakati oleh mereka berdua". Ujar Khaira.

Dia tahu proses perjodohan anak bosnya itu. Mulai dari awalnya penolakan dari kedua belah pihak. Hingga mereka setuju untuk menikah.

Dan saat ini mereka akan menikah di depan penghulu.

Hfff

Terdengar tarikan nafas dari mereka bertiga. Pak Adrian, bu Eva, juga bang Nofri.

"Yulia ternyata tidak sebaik yang kami kira. Waktu itu kami menerima perjodohan itu karena masih ada kekerabatan dari saudara ibu Nofri.

Tapi...". Pak Adrian terdiam sebentar.

hhff

"Yulia hamil. tadi pagi dia pingsan mendadak. Dan saat di periksa dokter, ternyata dia hamil.

Kami mengira itu ulah Nofri yang mendahului mencicipi calon istrinya. Nofri bilang belu pernah menyentuh Yulia.

Makanya kami yang membatalkan pernikahan ini. Agar kami tidak terikat dengan mereka, juga kami tidak mau menerima anak yang bukan bagian dari kami". Jelas pak Adrian.

Khaira melirik Nofri yang sedang termenung. Tidak tahu apa yang di fikirkannya.

"Kenapa tidak menikahkan dengan pacar bang Nofri saja pak?. kan bang Nofri punya pacar". Ujar Khaira.

"Aku tidak suka pacarnya itu". Potong bu eva.

"Iya. Pacar Nofri juga bukan wanita baik-baik.

Dia....

Ah sudahlah. Pokoknya kamu harus mau menikah dengan Nofri.

Orang tua kamu pasti sudah sampai". Ujar pak Adrian.

"Bu. Suruh mua mendandani key. Biar akadnya tepat waktu". Ujar pak Adrian pada istrinya.

Lalu mereka berdua keluar dari kamar itu. Kamar yang Khaira tahu itu adalah kamar tamu yang ada di rumah bosnya itu.

Khaira yang baru dua tahun bekerja di toko milik pak adrian memang sudah beberapa kali memasuki rumah pribadi milim bosnya itu.

Rumah yang berada di lantai dua ruko tempat Khaira bekerja.

Walaupun khaira dan rekan lain bekerja di lantai bawah. Tapi untum jerumah tempat tinggal bosnya sangat jarang.

Hanya saat lebaran atau dipanggil saja mereka bisa memasuki lantai dua ini.

Semua keperluan karyawan dan alat toko semua berada di lantai bawah. Dapur, musholla dan tempat istirahat karyawan berada di lantai bawah semua.

Hingga halaman belakang ruko yang luas menjadi tempat barang material.

"Kanapa abang diam saja. Tidak ikut menolaknya?". Tanya Khaira pada anak sulung bosnya itu.

Saat bos dan istrinya keluar kamar tamu itu.

"Aku sudah menolaknya sebelum kamu datang.

Tapi mereka tidak mendengarkan aku". Jawab Nofri.

Terlihat wajah kesal dan frustasinya.

"Aku tidak mau menikah dengan abang. Aku..".

"Aku juga tidak mau. Bocah cerewet sepertimu tidak cocok untukku". Potong Nofri.

"Iya. Aku masih bocah. Bukan seperti pria tua yang ada di dekatku sekarang". Jawab Khaira kesal.

Karena menikah bukanlah hal untuk di permainkan. Untuk seumur hidup.

"Aku tidak mau menikah dengan abang. Aku sudah punya...".

"Ini yang akan di rias mbak. pakaiannya akan sampai sebentar lagi". Ujar bu eva. Istri bos Adrian.

Mereka tiba-tiba masuk dengan dua orang yang Khaira yakini mua.

"Buk. Aku..".

"Jangan terlalu lama ya mbak. Kita acara akadnya pukul sepuluh masih ada waktu satu jam lagi". Ujar Bu eva tidak mendengarkan ucapan Khaira.

"Bisa panggilkan orang tuaku sebentar bu". Ujar Khaira.

"Orang tua kamu sebentar lagi kesini. Selesaikan dulu riasannya". Perintah bu eva.

Bu eva yang biasa tegas dan judes memperlihatkan ketegasannya pada Khaira.

"Tapi...".

"Tidak ada tapi-tapian. Kamu di rias dan menikah.

Pukul sepuluh garus sudah selesai meriasnya". Ujarnya tanpa di bantah.

Lalu dia kelyar dari kamar itu.

Hfff

Khaira tidak bisa berkata-kata.

Dia malah melotot pada Nofri, yang juga hanya bisa terdiam. Tidak bisa menolak usulan kedua orang tuanya tadi.

Bahkan dia sampai diancam oleh orang tuanya itu jika tidak mau menikahi Khaira.

"Ayo mbak, kita mulai merrias". Ujar mua itu.

"Bantu aku kabur bang. Aku tidak mau menikah dengan abang". Ujar khaira tanpa memperdulikan ucapan mua.

"Aku tidak mau di cincang oleh orang tuaku". jawab Nofri.

"Lemah". ujar Khaira kecewa.

Tidak ada yang bisa membantu.

Bahkan kedua mua itu memaksa Khaira untuk duduk di kursi rias.

"Aku mau tidur, jika sudah selesai bangunkan saja". Ujarnya.

Membuka jas dan kemejanya, lalu menganti dengan baju kaos. Dia tidak keluar dari janar ramu tempat Khaira dirias.

Mungkin dia takut oleh ancanan orang tuanya.

"Sebaiknya tiduran saja memakai make upnya". Ujar salah satu mua.

"Aku mau bertemu orang tuaku dulu mbak". ujar khaira.

Berusaha memperlambat waktu.

"Nanti saja mbak. Orang tua mbak sebentar lagi juga kesini". Ujar salah satu mua itu.

"Tapi...".

"Berisik". Ujar Nofri yang membelakangi Khaira dan kedua mua.

Dengan sedikit mendorong Khaira ke arah tempat tidur.

Lalu mereka menyuruh khaira untuk tiduran di kasur, di samping Nofri. dengan kepala ke sisi bagian bawah tempat tidur.

Sementara Nofri kepalanya kearah kepala tempat tidur.

Seorang mua duduk di sisi kiri Khaira. Dan satu kagi bagian kepala Khaira.

Mereka mulai mengoleskan apa yang perlu di pakaikan untuk merias wajah.

.

.

Karya baru ottor ya teman. Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membacanya.

Like dan coment 🙏

Masih Nego

"Bisa panggilkan orang tua saya mbak. Saya harus bicara dengan mereka". Ujar Khaira.

Khaira masih berusaha untuk bertemu orang tuanya.

Dia tidak mungkin menikah tanpa izin dan restu dari orang tuanya. Apalagi pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi.

Pernikahan untuk mengantikan calon menantu bosnya yang ternyata sudah hamil.

"Nanti ya mbak. Kita selesailan dulu riasannya. Waktu kita tidak banyak". Jawab salah satu mua.

Dia berusaha dengan cepat merias calon pengantin, karena terburu waktu.

"Mbak...".

"Tenang dulu ya mbak, kita keburu waktu. Kalau bisa mbak tidur saja biar bekerja dengan tenang". Potong mua itu.

"Tapi aku..".

"Tidur saja mbak. Biar cepat selesai pekerjaan kami". Ujar mua itu.

Hhfff

Khaira menarik nafasnya kasar. Lalu menghembuskannya.

Tadi dia lupa mengambil ponsel miliknya yang dia letakan di dalam lemari yang terletak di ruang tamu. Dengan tas temannya juga.

Dia tidak bisa keluar, karena di tahan oleh kedua mua yang dapat amanah dari bosnya untuk segera menghias dirinya.

Padahal dia berharap bang Nofri membantunya untuk kabur. Eh malah dia tidur.

Membuat Khaira kesal.

Saking kesalnya, dia mengomel dalam hati. Hingga beberapa kali bergerak kasar.

"Tidur mbak. Jangan gerak terus. Nanti semakin lama meriasnya". Ujar Mua.

"Biar saja lama selesai. kan tidak jadi menikah". Jawab Khaira.

"Jangan begitu mbak. Kami bisa di marahi bapak dan ibuk. Kalau kami dimarahi, dan silaporkan pada atasan kami. Bisa saja kami di pecat mbak.

Bagaimana anak kami makan jika kami di pecat". Ujar salah satu mua.

"Tapi aku mau bertemu orang tuaku mbak". Jawab Khaira.

"Sabar mbak. Sebentar lagi juga mereka kesini.

 Mereka juga sedang berbicara dengan bapak". Jawanya.

"Orang tua saya sudah sampai mbak?". tanya Khaira.

"Sepertinya sudah mbak. Tadi saat kami baru sampai, dan disuruh masuk kesini ada bapak dan ibu sedang berbincang dengan lak Adrian.

Mungkin itu atang tua mbak". Jawabnya.

"Jadi mbak tenang saja. Tiduran. Biar riasannya cepat selesai dan cantik". Tambah mua yang satu lagi.

Khaira tidak bisa berbuat apa. Karena di pegang oleh kedua mua.

Entah kenapa, Khaira tertidur saat mua merias wajahnya. Entah berapa lama dia tertidur.

Hingga dia dibangunkan secara halus oleh mua itu.

"Mbak, bungun. segera ganti bajunya lagi.

Acara akan segera dilaksanakan". Panggil mua itu.

Mereka menguncang badan Khaira.

Khaira yang kaget hampir saja dia mengucek matanya.

"Eh. Eh... Jangan. Nanti rusak riasannya". Ujar mua itu memegang tangan Khaira.

Khaira yang semula bingung, akhirnya paham setelah di paksa berdiri di depan meja rias.

Wajahnya sudah di poles bak pengantin.

"Minum dulu mbak. Biar tenang".

Ujar salah satu mua memberikan air mineral gelas. Dan di sedot Khaira hingga habis.

"Mbak. Orang tua saya tidak kesini?". Tanya Khaira.

"Tadi ada mbak. Tapi mbaknya tidur. Mereka tidak tega untuk membangunkan mbak". Ujar mua.

"Ayo berdiri!". Perintah yang lain.

"Eh jangan. Nanti dia lihat" ujar Khaira menunjuk Nofri.

Tanpa bertanya, mereka berdua gaun yang melekat di tubuh Khaira.

"sedang tidur mbak. Lagian juga calon suami lirik sedikit boleh lah". Canda salah satu mua.

"Tapi..".

"Santai saja"

Ujarnya tanpa bisa di cegah. Hingga gaun Khaira melorot ke lantai.

Untung khaira memakai leging dan singlet berlengan. Hingga tidak terlihat kulit paha dan badan Khaira.

Dengan gesit mereka memasangkan kain songket putih gading sebagai bawahan. Tidak lupa kebaya borkat senada dengan songketnya.

Sementara yabg satu membenarkan kain songket dan kebaya yang Khaira pakai. Salah satu mua berdiri Sambil membenarkan ciput jilbab di kepala khaira.

Mereka bekerja sama memasangkan semua pernak pernik pada tubuh khaira.

Setelah kebaya khaira selesai, salah satu mua membangunkan Nofri.

"Pak. Bangun!". Ujarnya.

Dia menarik-narik ujung lengan baju Nofri.

"Ada apa?". Tanya Nofri.

"Sudah selesai calon istrinya di rias pak. Sekarang bapak yang akan ganti baju". Ujarnya.

Nofri hanya melihat Khaira sekilas.

"Aku...".

"Aku mau cuci muka dulu". Potong Nofri memasuki kamar mandi yang ada di kamar ini.

Hingga Khaira tidak jadi bicara. Apalagi melihat wajah dingin Nofri.

Daat Nofri keluar kamar mandi, kedua mua keluar dari kamar. Hingga Nofri memasang sendiri pakaiannya.

"Bang. Aku belum siap menikah. Tolong abang batalkan lernikahan ini". Pinta Khaira.

Nofri sedang memasang jas yang senada dengan kebaya Khaira.

Padahal tadi saat khaira memasuki ruangan ini, Nofri memakai jas warna putih.

"Bang. Tolong..".

"Diam. kalau aku bisa menolak sudah dari tadi aku lakukan". Ujar Nofri dingin.

Membuat Khaira terdiam.

"Sekarang ikuti saja alurnya dulu. Nanti kita fikirkan. Aku tidak mau keluargaku malu karena batal menikah.

Apalagi keluarga dan kerabat sudah banyak yang datang". Ujar Nofri menyisir rambutnya.

"Tapi ini juga memalukan buatku dan keluargaku bang. Masa tidak ada angin tiba-tiba aku menikah". Ujar Khaira.

"Makanya ikuti saja. Menikah. Dan nanti kita fikirkan lagi". Ujar Nofri.

Saat mereka berdebat, masuklah kedua orang tua khaira.

Dengan menganggukan kepala Nofri keluar dari kamar. Karena mua tadi mengatakan Nofri harus lebih dahulu menuju mesjid yang ada di seberang jalan depan ruko.

Dan beberapa menit kemudian di susul oleh rombongan Khaira.

"Yah. Aku belum mau....".

"Ikhlas dengan takdir Ra. Semua pasti ada hikmahnya". Potong ayah khaira.

"Iya. Lagi pula kalau kamu menikah, kamu tidak perlu lagi minta uang pada ayah kamu.

Tanggung jawab ayah kamu masih banyak. Adik kamu nasih sekolah". Ujar ibu khaira.

Lebih tepat ibu sambungnya.

Ya. Ayah khaira menikahi janda beranak tiga. Sekitar lima tahun yang lalu, saat khaira masih kelas satu sma.

Sementara khaira yang hanya berdua bersaudara sudah besar. Abangnya sudah bekerja sebagai montir dan tinggal bersama nenek di kampung.

Mereka hanya lulus sma, karena ayahnya tidak sanggub untuk membiayai dia kuliah. Padahal khaira termasuk siswi yang cerdas.

"Tapi kan semenjak aku bekerja tidak pernah merepotkan ayah. Bahkan tidak minta jajan lagi pada ayah". Jawab Khaira.

Karena dia sering berselisih paham dengan ibu sambungnya itu.

"Iya. Tapi dengan masih tinggal bersama itu kamu masih membebani ayah kamu". Sewot ibu sambung khaira.

"Bu. Aku ikut bantu ayah buat bayar sewa kontraksn lo bu.

Aku selalu...".

"Sudah.. Sudah..

Sekarang kamu akan menikah. Kamu akan ayah hantarkan pada imam yang akan membimbingmu.

Ayah sangat ikhlas jika kamu menikah dengan anak bos mu".

"Ya iya lah. kan calon anakmu itu kaya". Potong Ibu sambung khaira.

"Bu. Bisa menunggu di luar. Aku mau bicara dulu dengan khaira". Usir ayah khaira pada istri barunya itu.

"Aku tidak mau mengeluarkan uang untuk pernikahan ini. apalagi untuk menganti uang katering saat pesta.

Kalau bisa jangan adakan acara di pihak kita. Bikin rugi saja". Ujarnya.

"Iya. Kamu keluar dulu. Tunggu di luar". Ujar ayah khaira.

Mendorong istrinya keluar kamar. Lalu menutup pintu.

"Yah...".

"Ra..". Potong ayah khaira.

"Bukan ayah tidak mau menolak pernikahan ini. Mungkin dengan pernikahan ini kamu bisa berbahagia.

Ayah tahu. Kamu, ibu dan adik sambungmu sering berelisih paham. tapi ayah tidak bisa membela kamu di depan mereka.

Kamu tahu sendirikan dengan sifat ibu kamu itu?". Ujar ayah Khaira.

Khaira mengangguk. Dia tahu, ayahnya selama ini tidak bisa melawan ucapan istrinya itu.

karena istrinya itu adalah wanita pilihan orang tuanya. Masih kerabat ayahnya. Kakek khaira di pihak ayah.

Setelah istrinya meninggal. Kakek khaira meminta anaknya untuk menikahi keponakannya yang janda.

Padahal ibu khaira belum satu tahun meninggal. Tapi kakek memaksa.

walau dengan berat hati. Ayah Khaira menerimanya.

"Ayah hanya berdo'a. Semoga kamu bahagia dengan pernikahan ini". Ujar ayah khaira.

"Tapi yah. Aku takut.

Kan pernikahan ini sebagai penganti. Takutnya nanti...".

"Bismilah saja Ra. Semoga apa yang kamu fikirkan tidak akan terjadi.

Pasti tuhan sudah memberikan jalan yang terbaik untuk kalian". Ujar ayah khaira.

.

.

Jangan lupa Like dan komentnya teman.

Sah

'Saya terima nikah dan kawinnya khaira kharunisha binti....

...".

"Bagaimana saksi?

Sah

Sah

Sah

Semua yang hadi di mesjid besar itu mengucapkan alhamdillah, sambil mengamini dia dari pak penghulu.

Setelah itu Khaira dan Nofri menandatangani berkas yang ada.

"Untuk surat nikahnya harap menunggu dua minggu ya pak. Karena berkasnya baru hari ini di masukan". Ujar pak penghulu pada pak Adrian.

"Baik pak. Kami akan datang ke kantor bapak untuk menanda tangani berkas, juga akan mengambil buku nikan anak saya". Jawab pak Adrian.

Bos Khaira pak Adrian, sekarang sudah menjadi mertua, duduk di sebelah anaknya.

Sementara ayah khaira duduk di samping khaira.

Mata Khaira sudah berkaca-kaca dari tadi. Dia berusaha untuk menahannya.

Begitu juga dengan ayah Khaira. Dia menahan air matanya untuk tidak turun.

Selesai menanda tangani berkas. Semua melakukan foto dengan beberapa keluarga yang datang.

Di pihak Khaira hanya ayah.juga ada adik ibu, yaitu paman Khaira bersama istrinya. Juga ada dua anak laki-laki pamannya. sepupu khaira.

Karena di kota ini hanya ada paman itu keluarga ibunya khaira.

Sementara keluarga ayahnya yang asli kota ini tidak satupun yang datang.

Mungkin ayahnya tidak memberi tahu. Khawatir jika akan membuat masalah.

Karena keluarga ayah kurang baik sikapnya pada khaira semenjak ayah khaira menikah lagi.

Saat berfotopun hanya ayah dan paman beserta istrinya. Ibu sambung khaira tidak kelihatan.

Entah kemana bersama ketiga anaknya.

Selesai foto-toto tadi, khaira yang sudah menjadi istri Nofri. Diarak oleh keluarga menuju rumah pak Adrian.

Mau bagaimana lagi. Keluarga Khaira kan tidak punya persiapan menyambut menantu.

Karena memang Khaira diminta menikah dengan putra bosnya, ubtu mengantikan calon menantu yang ternyata sudah hamil.

Semua keluarga dan kerabat yang datang menyaksikan akad pernikahan sedang menikmati menu yang di hidangkan.

Tadi sebagian dari mereka mempertanyakan kenapa penganten wanitanya berganti.

Kerabat yang sudah tahu memberi tahu yang bekum tahu.

Banyak yang mendukung pergantian calon menantu pak Adrian. Juga ada beberapa kebetatan.

Tapi, mereka tidak bisa berbuat apa. Mereka juga tidak mau nama baik keluarga mereka tercoreng.

Kerabat pak Adrian yang menerima Khaira rata-rata yang sudah kenal dengan Khaira. Khaira yang baik dan ramah sangat di sukai oleh orang yang sering bertemu dengannya.

"Selamat ya Ra. tidak menyangka kalau kamu menikah mendadak begini". Ujar sepupu Khaira.

Mereka menyalami khaira, yang sedang duduk sendiri di pelaminan. Karena Nofri suaminya sedang berbasa basi dengan kerabat yang lain.

Setelah sempat tadi menerima ucapan selamat dari kerabat, juga berfoto.

Saat mereka sampai di rumah, mereka langsung makan bersama. Baik keluarga dekat maupun teman dan kerabat, semua menikmati hidangan yang tersedia.

Acara pesta untuk tamu undangan akan dilaksanakan setetelah sholat Zuhur.

"Iya. Aku saja sampai bolos kuliah mendengar telefon ayah kamu.

Tidak percaya kalau kamu menikah.

Tapi mendengar cerita ayah tadi, aku paham. Dan semoga kamu bahagia dan juga langeng ya". Ujar sepupu Khaira yang lain.

Sepupu khaira anak pamannya itu memang sedang kuliah keduanya.

"Terima kasih bang atas do'anya". Jawab khaira.

Khaira sangat dekat dengan sepupunya itu. Karena mereka saudara dekat.

Tidak berapa lama Nofri menaiki pelaminan. Dimana Khaira duduk ditemani oleh kedua sepupunya.

"Hai bang. Kenalkan jami sepupunya Khaira". Ujar salah satu sepupu khaira.

"Ibra..

"Sandi..

Mereka berdua menyalami Nofri. Berkenalan.

"Nofri". Ujar Nofri menyambut salam sepupu istrinya dengan tersenyum.

Setelah berbasa basi dan berfoto. Sepupu Khaira pun turun dari pelaminan. masih ada kerabat yangbingi berfoto dan memberi ucappan selamat pada mereka.

Khaira yang tidak percaya kalau dia sudah menjadi istri, masih cangung untuk bersikap di atas pelaminan.

Dia hanya tersenyum saat menerima ucapan selamat. Juga saat berfoto.

Dengan srnyuman kaku, dan sedikit di paksakan.

"Hey bocah. Kalau senyum itu yang ikhlas. Nanti foto kamu jelek di posting orang". Ujar Nofri sedikit berbisik.

Khaira hanya memandang suami nya itu sekilas.

"Jangan bikin malu. Kelihatan sangat terpaksa menikah. senyumnya kaku". Ujar Nofri.

Dari tadi Khaira hanya senyum lepas saat ada kerabat yang dia kenal. Sedangkan yang kurang dia kenal dia agak canggung.

"Baik, aku akan senyum. Tapi jangan panggil aku bocah. Umur ku sudah lebih dua puluh tahun.

Dan juga, nanti kalau aku senyum jangan bilang aku bahagia karena menikah dengan kamu". Ujar Khaira.

Lalu dia tersenyum manis pada Nofri. Bahkan saat ada yang mengajaknya berfoto, Khaira menangapinya dengan senyum ramah.

Hingga Nofri yang tadi kesal karena wajah Khaira yang kakuvsedikit senyum.

Sekarang malah dia kesal karena selalu tersenyum pada tamu. Tapi saat melohat Nofri, khaira hanya memandang sekilas saja.

Saat berfoto berduapun khaira yang tadi kesal di bilang kaku. Berfito dengan enerjik dan ceria.

Hingga Nofri lah yang diminta juru foto untuk bersiap dan tersenyum..

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!