...POV ARSENIO...
Perkenalkan nama gue Arsenio Buana, putra dari kelurga yang broken home tapi kaya raya yang usaha keluarga nya sudah mendunia.
Umur delapan belas tahun kelas dua
belas di SMA 12. Hidup banyak harta tidak
membuat gue bahagia, karena apa?
Karena orang tua gue udah punya
kelurga masing-masing.
Cih, mereka seakan lupa kalau masih mempunyai anak yaitu gue. Untuk apa punya banyak harta? Rumah mewah dan banyak pelayan serta bodyguard? Tidak ada
gunanya bagi gue, yang gue butuh hanya kasih sayang orang tua gue.
Setiap hari gue bikin masalah di sekolah, bolos, tawuran, balapan liar sampai guru pernah gue pukul karena mulut tu guru pedes banget.
Gue cuma berharap kalau kelakuan nakal gue bisa membuat orang tua gue sedikit saja, hanya sedikit perhatiin gue. Tapi nyatanya
apa? Semua perbuatan gue selesai ketika mereka menutupinya dengan uang.
Dulu sebelum orang tua gue cerai waktu masih SD karena keegoisan masing-masing, setiap ujian sekolah gue selalu rangking satu dan menyabet piala kejuaraan karate dan
Taekwondo di kelas enam SD walaupun itu hanya se-Jawa barat sih, tapi gue bangga.
Sudahlah tidak usah terlalu panjang cerita tentang hidup gue, takutnya loe-loe semua nangis kejer denger cerita gue yang sangat
mengharukan itu ckckck.
...POV ARSENIO end....
Pagi itu seorang cowok tampan dengan kulit putih bersih, hidung mancung bak prosotan di alun-alun kota, mata tajam dan wajah yang
rupawan telah menggeliat di balik selimutnya karena terganggu oleh ketukkan pintu dari luar.
Tok tok tok
"den Arsen sudah siang den, Aden tidak sekolah." Pekik seorang pelayan paruh baya yang berusah membangunkan putra sang majikan yang sedari tadi masih awet di alam mimpi.
" CK, iya Bi Arsen udah bangun." Pekik Arsenio buana setelah beberapa saat mengumpulkan nyawanya.
"Baik den, Bibi tunggu di bawah ya sarapannya sudah siap." Pekik pelayan itu lagi. Arsenio buana malas menjawabdan berlalu ke kamar mandi untukbersiap-siap.
Tiga puluh menit kemudian Arsen sudah selesai dengan sarapannya dan bersiap ke sekolah dengan si merah motor kesayangannya.
Saat akan menaiki motor kesayangannya tiba-tiba hp Arsen berdering. Di lihatnya siapa yang menelpon ternyata si Joshua sahabatnya yang sama sengkleknya dengan dirinya.
"Apa?" Tanya Arsenio buana
dengan hp di selipkan di sela helmnya
dan beriap untuk mengendarai
motornya.
"Lu gak usah sekolah, datang
saja ke jalan xxxx kita tunggu Lo di
sana." Kata Josua.
"Ngapain njing, ini masih pagi." Kata Arsenio buana dengan nada bingung. Tidak biasanya temennya ini mengajak ke area xxxx yang biasanya dibuat balapan liar olehnya dan geng nya yaitu geng Darkness Blow yang di
ketuai langsung oleh dirinya sendiri.
"Dari kemarin malam si Rayhan di sandera oleh geng dragon, dan pagi ini si putra ketua dragon ngirimin gue video Rayhan yang sudah mereka pukuli dan keadaannya cukup mengenaskan." Kata Juan di sebarang sana dengangeraman penuh amarah.
"****, oke gue otw kesana."Jawab Arsenio buana.
.
.
.
Di sisi lain seorang pemuda yang tak kalah tampannya dengan Arsenio Buana tapi ditutupi dengan penampilannya yang cupu telah berjalan di koridor sekolah dengan
wajah yang menunduk.
Karena daritadi berjalan sambil menunduk tidak sengaja menabrak Seorang gadis cantik yang bernama Angel Rachmi Guntoro seorang primadona di sekolahnya
yaitu SMA Garuda, sampai gadis
tersebut hampir jatuh andai saja pria
cupu tersebut tidak segera manahan
pinggang mungil dari Angel.
"Ma_maaf." Lirih cowok cupu
tersebut yang tak lain bernama Arsenio Abian William.
Angel sempat terkejut karena hampir jatuh tapi bukan itu yang bikin Angel terkejut, tapi tanpa sengaja matanya dan mata Arsenio bersitatap.
Angel baru menyadari kalau cowok yang terkenal cupu di sekolahnya ini ternyata sangat tampan andai ia bisa merawat wajah dan tubuhnya dengan benar.
'ternyata Arsen sangat tampan njir, lebih tampan malah dari pada David.' gumam Angel dengan mata yang berkedip lucu. David adalah salah satu most wanted di sekolah.
"Ma-maaf Angel a-aku tidak
sengaja, kamu tidak apa-apa kan?"
Tanya Arsenio Abian William dengan gugup dan takut. Karena gadis yang ada di pelukannya saat ini adalah pacar dari bos geng di sekolah nya yang namanya the Eternal(abadi). Yang anggota utamanya empat orang yaitu yang di ketuai David Adam Richard, Arkana Mahesa, Ansel Adelio, dan Satya fajar Mereka semua cowok populer dan kaya raya.
Meskipun Arsenio sendiri adalah cowok kaya, tapi karena satu hal membuat Arsen menyembunyikan kekayaanya sampai saat ini.
"Tidak ap_" ucapan Angel terpotong saat tangannya ditarik oleh seorang cowok yang tak lain adalah David.
Tanpa kata David langsung menonjok wajah Arsen sehingga hidungnya berdarah dan membuat cowok malang itu terjatuh.
David langsung berjalan mendekati Arsenio Abian William dan menarik kerah seragamnya hingga wajah mereka berdekatan, lalu berbisik lirih.
"Cih, hanya begitu saja langsung
jatuh. Dasar lemah,loe barani-beraninya memegang badan suci cewek gue loe. Ingat ini masih belum berakhir." Ucap David
seraya berlalu pergi dengan menggandeng tangan gadisnya dan di ikuti oleh ketiga temannya. Arka, Ansel dan Satya.
"Cih, lemah." Ucap Arka dengan
menendang pelan kaki Arsenio.
Sedangkan Ansel dan Arka
melirik Arsenio Abian William sinis.
Semua para siswa dan siswi hanya melihat itu semua dengan datar. Tidak ada satupun yang berniat untuk menolong Arsenio si cowok cupu, sehingga dengan tertatih Arsenio berjalan menuju UKS dengan wajah datarnya yang menahan sakit.
pulang sekolah Arsenio William di rudung oleh geng David dan di hajar habis-habisan oleh David dkk.
"Ini akbatnya kalau elo dengan
berani menyentuh cewek gue." Kata
David dan memukul perut Arsenio
dengan kencang untuk yang terakhir
kalinya.
Arsenio abian William meringis kesakitan,dengan susah payah ia bangun danberjalan pulang menuju rumahnyatanpa ada yang menjemput, karena saat sekolah tadi Arsenio Abian William sudah mengatakan pada sopirnya agar tidak usah menjemputnya. Arsenio Abian William sudah menduga kalau semua ini terjadi, dan Arsenio tidak ingin kalau keluarganya cemas tentang semua ini.
.
.
.
Di lain tempat Arsenio buana dengan lihai menghajar ketua geng dragon dengan membabi buta, cukup lama mereka bertarung sehingga hari sudah menjelang siang sekitar jam sebelas siang dan pertarungan merekaterhenti saat ada suara sirine polisiyang datang mendekat.
Pasti di antara gengnya atau geng lawan yang menelepon polisi, karena tempat mereka bertarung cukup jauh dari ibu kota tepatnya tempat yang sedikit terpencil dan sedikit masuk kedalam hutan.
"Woy bangsat siapa yang telfon
polisi njir." Pekik Joshua
"Kabur woy, kabur." Pekik yang
lain dengan panik.
"Awas loe kita belum selesai."Kata ketua geng dragon. Yang di balas senyum remeh oleh Arsenio buana.
Arsenio buana dengan santai menaiki kuda besinya dan berbalik arah memutar jalan alternatif ketika ada polisi yang datang. Dengan kecepatan maksimal Arsen
menunggangi kuda besinya seakan-akan menantang kematian agar segera menjemputnya.
Ketika sedang berbelok arah karena tikungan cukup tajam Arsenio Buana di kagetkan oleh mobil yang tiba-tiba muncul di depannya.
Dengan lihai Arsenio buana membelokkan kuda besinya tapi sayang di saat yang sama ada cowok dengan seragam SMA sedang
menyeberang dengan jalan tertatih.
Tin.....tin....tin..
".woy minggir woy," pekik Arsenio buana.
Cowok tadi cukup terkejut karena menurutnya tadi jalanan udah cukup sepi kenapa tiba-tiba ada sebuah motor yang datang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Cowok tersebut saking kagetnya malah berdiri mematung di tengah jalan dan tidak bisa menggerakkan kakinya. Karena tidak bisa menghindar lagi akhirnya Arsenio buana menyenggol cowok tersebut hingga membuatnya terpental jauh sedangkan Arsenio buana membanting setir ke kiri karena motornya sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
"Jemput gue Tuhan, pasti Mama
dan Papa bahagia kalau gue tiada.
Tidak akan ada lagi anak yang nakal
dan ngerepotin lagi seperti gue. " Gumam Arsenio dengan menutup mata dan tersenyum tipis.
Dan
Brug..
Brakk...
Kecelakaan pun terjadi, motor Arsenio buana menabrak pohon dengan keras sehingga Arsenio terlempar beberapa meter sampai
helm Arsenio terlepas sehingga dengan bebas membuat kepalanya menyentuh trotoar dan pecah. Arsenio meninggal seketika di tempat kejadian.
"Eeuuggh" terdengar suara lenguhan dari seorang pemuda dan dengan perlahan mata sang pemuda mengerjap pelan dan perlahan
membuka matanya.
"Sayang kamu sudah sadar nak, Asheyra cepat panggil dokter adikmu sudah sadar." Pekik wanita paruh baya itu kepada sang putri.
"Baik Ma," kata gadis yang usianya hanya satu tahun diatas pemuda tadi.
"ternyata aku masih hidup, kenapa tidak mati saja sih Tuhan. Tapi siapa Ibu ini, kenapa dia menangis di sampingku." gumam sang pemuda yang tak lain adalah Arsenio, telinga Arsenio masih berdenging dari saat sadar tadi, sehingga Arsenio tidak terlalu mendengar suara wanita paruh
baya yang menangisinya tadi.
Beberapa saat seorang dokter dan
beberapa perawat datang dan
memeriksa keadaan Arsenio.
"Apa kamu ingat siapa namamu
nak?" Tanya sang Dokter paruh baya.
"Arsenio" jawab Arsenio singkat.
"Apakah kamu tahu siapa
mereka?" Tanya sang Dokter.
"Mereka siapa?" Tanya Arsenio
penasaran.
"Apa kamu tidak mengenal
mereka?" lanjut sang dokter. Arsenio masih menggelengkan kepalanya.
Sedangkan dua wanita beda usia
tadi langsung menangis mendengar
bahwa putra dan adik kesayangan
mereka sama sekali tidak
mengingatnya.
"Kenapa dengan putra saya
Dokter?" Tanya sang Ibu sendu, saat
ini sang Ibu sedang berada di ruang
kerja dokter putranya.
"Kemungkinan putra Ibu
mengidap amnesia retrogade, yaitu
sejenis amnesia yang mempengaruhi
ingatan masa kini, masa lalu seperti
ingatan masa kecil juga ikut
terdampak. Orang pengidap amnesia
ini dapat kehilangan seluruh
ingatannya atau hanya sebagian.
Tergantung dengan kerusakan otak."
Jawab sang dokter.
"Apa ingatan putra saya bisa
kembali dok?" Tanya sang Ibu dengan
cemas.
"Tergantung dengan kerusakan
otak putra anda nyonya, kami harus
memeriksanya lebih lanjut untuk
dapat mengetahuinya." Jawab sang
Dokter.
"Terimakasih dokter." Sang Ibu
akhirnya keluar dari ruangan dokter
dan kembali di mana ruangan
putranya dirawat.
Sedangkan di kamar rawat Arsenio
melihat gadis di depannya dengan
penasaran.
Asheyra masih diam tidak
mengeluarkan suaranya, tangannya
meraih sebuah bubur yang barusan
diantar oleh suster dan menyuapi
sang adik.
Sedangkan Arsenio tidak kuasa
untuk menolak, jujur saja perutnya
memang merasa sangat lapar. Ada
perasaan hangat yang mengalir pada
diri Arsenio saat ini, kerana sudah lama
sekali tidak ada yang memperhatikannya apalagi saat sakit. Setelah bubur nya habis akhirnya Asheyra buka suara.
"Kamu tidak mengenali kakak
Ar?" tanya Asheyra.
"Anda siapa?" tanya balik Arsenio.
'cewek ini cantik juga, pasti di
sekolahnya menjadi primadona.'
gumam Arsen dalam hati.
"Kenapa bicara mu formal sih Ar,
aku ini Kak asheyra Kakak kamu." Kata
Asheyra.
"Tapi saya tidak mempunyai
Kakak. Dan saya tidak mengenal anda."
Jawab Arsenio lagi dengan bingung.
Asheyra kemudian mengeluarkan
hp nya dan memperlihatkan foto selfi
mereka berdua.Axelio melihat foto itu bingung,
"ini anda kan? Lalu dia siapa? Dan
kenapa anda perlihatkan kepada saya?"
Tanya Arsenio lagi lebih bingung.
'ini cewek siapa sih? Gak jelas.'
kesal Arsenio.
"Ini foto kita Ar, apa jangan-jangan kamu lupa wajah kamu sendiri?" Tanya Asheyra lagi.
"Ha?"
Kemudian Asheyra memperlihatkan
kamera depan dan di serahkan kepada
Arsenio.
Arsenio pun menerimanya dan
menatap hp itu dengan kening
mengkerut.
"Apa ini benar-benar saya? Tapi
ini bukan wajah saya, apakah kalian
menculik saya dan mengoperasi wajah
saya menjadi keluarga kalian
benarkan?" Tanya Arsenio curiga.
"Astaga selain amnesia kamu
juga bodoh ya dek, mana ada keluarga
William melakukan hal konyol seperti itu." Lanjut Asheyra dengangemas pada sang adik.
"Ha? Keluarga William?
Keluarga terkaya nomer satu se Asia
itu kan?" Tanya Arsenio lagi.
"Kamu tahu kalau kelurga kita
kelurga terkaya nomer satu se Asia
tapi kenapa kamu malah tidak ingat
dengan keluarga mu sendiri Arsen."
Geram Asheyra dengan gemas.
Axelio pun terdiam
' apa gue masuk ke tubuh nih bocah ya? Berarti gue bener-bener mati dong dan nyawa gue nyasar kesini. Sial, salah tubuh
bocah ini tidak mengasih satupun
ingatannya ke gue lagi. He Arsen beri
gue ingatan lu.' gumam Arsenio dalam
hati.
"Namaku siapa Kak?" TanyaAxelio lagi.
"Arsenio Abian William." Kata
Asheyra.
Arsenio diam, dia tidak
mengatakan kalau dia adalah Arsenio
Buana. Mungkin kalau jujur
bisa di masukkan rumah sakit jiwa
dirinya hiii,' gumam Arsenio bergidik
ngeri.
"Lalu keluarga kita ada siapa saja
kak? Umur aku berapa tahun?"
"Umur kamu baru tujuh belas
tahun Arsen, kamu kelas sebelas
sekolah di SMA Garuda. Dan keluarga
kita ada empat orang.
Mama kita bernama Yasmine
Abraham, Ayah kita bernama Samuel
Abian Abraham dan nama Kakak
Asheyra Putri William." Jelas Asheyra.
Axelio tersenyum dan mengangguk.
setidaknya saat ini gue hidup
dalam keluarga yang lengkap
meskipun bukan keluarga kandung
gue.' gumam Arsenio dalam hati.
"Lalu kenapa aku bisa ada di
rumah sakit kak?" Tanya Arsenio.
"Kamu kecelakaan dek, kamu di
tabrak oleh Arsenio buana
dan sayang nya cowok malang itu
meninggal di tempat." Kata Asheyra.
Deg
'jadi cowok yang gue tabrak
waktu itu anak ini, gue jadi merasa
bersalah. Karena akibat kecerobohan
gue nyawa anak ini melayang. Baiklah
untuk menebus kesalaahan gue maka
gue akan menjadi anak baik di
keluarga ini dan akan gue pastikan
keluarga kita bahagia. Thanks ya Arsen
telah memberikan tubuh lu pada gue
dan gue akan menjaganya dengan baik.
Dan semoga lu tenang di sisi-Nya'
gumam Arsenio dalam hati.
"Kamu koma sudah satu Minggu
Dek, jantung kamu sempat berhenti
dua hari yang lalu tapi syukurlah
kamu bisa di selamat kan." Lanjut
Asheyra lagi.
Tidak lama pintu terbuka, dan
muncullah dua sosok paruh baya yang
terlihat masih sangat cantik dan
tampan yang tak lain adalah kebdua
orang tua tubuh yang di tempati oleh
Arsenio.
Melihat orang tuanya datang
Anggi menyingkir dari samping
ranjang pasien Arsenio dan beralih ke
sofa ruang VVIP tersebut.
Mama Yasmine dan papa Samuel
mendekati ranjang Arsenio.
"Ini Mama sayang, mamanya
Arsen dan ini papa Arsen." Kata mama
Yasmine dengan lembut dan tersenyum
tipis meskipun mata mama Yasmine tidak
bisa menghilangkan tatapan kesedihan nya.
"Tadi kak As sudah memberi
tahu Arsen Ma, maaf Arsen tidak bisa
mengingat kalian." Kata Arsenio pelan.
Papa sam tersenyum dengan lembut dan mengusap kepala sang putra sayang.
"Tidak apa-apa boy, yang penting
sekarang kamu sudah sadar itu sudah
cukup buat kami." Lanjut papa sam.
"Terimakasih," lirih Arsenio.
"Bolehkah Arsen tidur, Arsen
ngantuk." Kata Arsenio pelan, entah
kenapa matanya sangat berat saat ini.
"Tidurlah nak kami akan
menjagamu." Timpal Mama Yasmine
dengan tangan yang masih mengusap
lembut kepala Arsenio.
.
.
.
Dua Minggu pun berlalu saat ini
Arsenio sudah bisa pulang dari rumah sakit. Dokter cukup bersyukur,
meskipun Arsenio lupa ingatan tapi
tidak semuanya hanya ingatan tentang dirinya dan keluarga nya hilang tapi tidak dengan hal lain. Dan itu cukup membuat dokter dan keluarga William bersyukur, setidaknya Arsenio sudah melupakan peristiwa lima tahun yang lalu dan memulai hidupnya yang baru tanpa masa-masa kelam waktu itu.
Saat ini Arsenio sudah sampai di
mansion keluarga William, mansion
ini sedikit lebih besar dari mansion ke
dua keluarga kandung Arsenio sebelum meninggal dulu.
"Nah asheyra, antarkan adikmu ke
kamarnya." Perintah sang Mama.
"Baiklah Ma, ayo dek." Ajak Asheyra.
Arsenio pun mengikuti sang kakak
dari belakang.
"Dan ini kamar kamu dek." Kata
sang kakak.
"Ini kamarku kak? Kenapa
seperti ini? Semuanya serba pink aku
tidak mau." Arsenio menggelengkan
kepalanya brutal ketika melihat
kondisi kamarnya.
"Tapi yang mendesain kamar ini
kamu sendiri dek." Kata Asheyra
bingung.
"Pokoknya Arsen tidak mau, masak cowok keren dan cool kayak Arsen tapi kamar dan barang-barang serba pink sih. Pokoknya Arsen mau kamar dan barang yang baru, Arsen akan bilang sama papa dan mama
pokoknya mau kamar baru yang
maskulin." Kata Arsen meninggalkan
sang Kakak yang masih mencerna
semua ucapan sang adik.
"Ternyata sifat adikku berubah
setelah amnesia, tapi aku suka dengan
sifatnya yang sekarang. Dia tengil dan
cukup narsis ternyata hehehe." Kekeh
Asheyra.
Arsenio kembali ke bawah menemui orang tuanya yang saat ini tengah duduk di ruang tengah. Arsen cukup tertegun, bukan hanya
kamarnya yang serba pink bukan hanya kamar tapi baju juga serba pink.
'astaga bagaimana bisa Arsen yang asli bisa memakai barang serba pink seperti ini.' gumam Arsenio tidak habis fikir.
"Ma, Pa Arsen mau ganti kamar. Masak Arsen cowok tapi kamar Arsen serba pink sih. Pokonya Arsen mau ganti yang maskulin. Arsen gak mau tidur di kamar itu sebelum kamarnya di renovasi." Kata Arsenio dengan
menggebu-gebu.
"Dan satu lagi buang semua baju dan barang Arsen yang serba pink, atau di kasihkan orang kek gimana terserah. Pokoknya hilangkan semua warna pink dari mata Arsen. Mata Arsen sakit melihat itu semua." Lanjut
Arsenio masih dengan nada yang sama.
Mama Yasmine dan papa Samuel menatap sang putra dengan bingung, tapi di satu sisi mereka bahagia apabila sang putra benar-benar berubah dan menjadi lebih baik lagi.
"Tentu boy, pasti kamar kamu akan segera di renovasi papa pastikan besok selesai." Kata papa Samuel.
"Thanks pa, kalau begitu untuk sementara arsen tidur di mana?" Tanya Arsenio.
"Kamu tidur di kamar tamu dulu gak papa kan sayang?" Tanya mama Yasmin.
"It's oke ma no problem." Jawab Arsenio.
"Ayo biar kak asheyra yang mengantarmu." Kata Asheyra
"Iya kak." Arsenio pun mengekori Asheyra dari belakang.
Asheyra membuka kamar tamu dan Arsen melihatnya, ini lebih baik dari pada kamar serba pink seperti tadi.
"Istirahat gih," kata Asheyra.
Arsenio mengangguk dan memasuki kamarnya. Dengan cepat Arsenio
melemparkan badannya pada kasur
empuk king size di depan matanya
yang sangat menggoda itu.
Tidak lama mata Arsenio terpejam
setelah beberapa saat melamun apa
yang harus ia lakukan mulai saat ini.
Arsen berjanji akan merubah sifat
Arsenio yang selama ini agak banci
menjadi cowok sejati.
Badannya yang lemah ini akan di
latih terlebih dahulu, dan untungnya
ke ahliannya tidak berkurang
sedikitpun hanya badannya cepat
merasa lelah saja, kalau sudah siap
Arsen akan menemui geng nya dulu
yaitu black Eagle dan kembali ke
gengnya.
Malam pun telah tiba, saat ini
keluarga William telah berada di meja makan bersiap untuk menyantap makanan.
Sesungguhnya Arsenio cukup terharu karena setelah sekian lama ia Bisa merasakan makan dengan keluarga lengkap seperti ini.Setelah selesai makan malam
Arsenio meminta sesuatu pada Sang
papa.
"Pa, Arsen boleh minta sesuatu
tidak?" Tanya Arsenio.
"Tentu boy, katakan." Tanya
papa Samuel.
"Arsem mau motor baru merk
kawsakxxxxxxx." Kata Arsen serius.
"Dan satu lagi besok Arsen mau
beli baju yang normal bukan baju kek
cewek kayak dulu."
Papa sam tersenyum dengan
bahagia. "Memang Arsen bisa
mengendarai motornya Hem? Kalau
soal baju besok Arsen akan di antar kak
Asheyra atau mama untuk belanja ya."
Kata papa Samuel dengan lembut. Siapa
orang tua yang tidak bahagia, apabila
anaknya yang selama ini menutup diri
dan berkelakuan seperti perempuan
kalau di rumah mau berubah. Apalagi
berubah menjadi yang lebih baik.
"Arsen Pengan berubah pa, nanti
kan bisa Arsen minta bantuan pengawal
untuk mengajari Arsen bolehkah pa?"
Tanya Arsenio dengan penuh harap.
"Tentu boleh boy, papa pastikan
motor yang kamu mau besok sudah
ada di garasi rumah kita." Kata papa
Samuel.
"Pa." mama Yasmine agak keberatan
meskipun tidak di pungkiri kalau
beliau juga bahagia melihat
perubahan putranya ini.
"Kita harus mendukung putra
kita ma, apalagi mau berubah yang
lebih baik." Kata papa Samuel yang
mengetahui kecemasan sang istri.
"Yes, thanks pa ma." Kata Arsenio
dengan girang.
Semua keluarga yang melihat
Arsenio tersenyum senang juga ikut
bahagia.
"Oh iya satu lagi lusa kamu
sudah bisa sekolah, dan kakak kamu
akan satu sekolah dengan mu boy.
Biar ada yang menjaga kamu di sana."
Kata papa Samuel
"Loh kok gitu pa? Arsen bisa kok
jaga diri dan lagi masa Arsen cowok
harus di jaga sama kak as yang
notabene nya cewek sih." Gerutu
Arsenio
"Kamu yang mau pindah ke
sekolah kak Asheyra, apa kak As
yang pindah ke sekolah kamu.
Silahkan di pilih boy." Tegas papa Samuel.
"Oke fine Arsen kalah, terserah
papa." Final Arsenio
"Good boy." Kata papa Samuel
tersenyum puas.
.
.
.
Keesokan harinya seperti janji
kedua orang tua Arsenio. Hari ini Arsenio pergi ke mall bersama sang kakak.
Tiba di mall xxx mal terbesar di
ibu kota. Arsenio berjalan dengan sang
kakak langsung menuju toko baju
khusus untuk pria.
Arsenio langsung memilih berbagai
t-shirt dan hem berwarna gelap ( coklat, abu-abu, hitam )dan netral,
lima Hoodie berwarna gelap. Berbagai
sepatu baik sekolah atau untuk
bepergian. Dan berbagai celana Levis
baik yang sobek-sobek atu tidak
dengan warna gelap. Sedangkan Asheyra hanya mengikuti sang adik dari belakang.
Asheyra cukup puas dengan pakaian
yang dipilih oleh adiknya itu.
"Berapa totalnya kak?" Tanya
Asheyra setelah sampai di kasir.
"Sekian nona muda." Jawab sang kasir
"Nanti tolong di packing kirim ke
mansion William yang berada di
jalan xxxxx ya kak." Kata Asheyra
dengan menyerahkan kartu black card
miliknya.
"Baik nona muda." Kata pelayan
kasir itu.
Setelah selesai berurusan dengan
kasir, Asheyra mendekati adiknya yang
sedang melihat baju-baju yang lain.
"Sudah selesai?" Tanya Arsenio.
"Sudah mau kemana lagi?" Tanya
Asheyra.
"Ayo kak ke baber shop, Arsen
mau potong rambut." Kata Arsenio
dengan semangat.
"Hem," kata Asheyra yang hanya
mengekor, mengikuti sang adik
kemanapun mau pergi.
Setalah dari baber shop Arsenio
puas dengan potongan rambutnya.
Sama seperti model rambutnya dulu.
Sebenarnya wajah Arsenio ini sangat
tampan andai dia bisa merawatnya.
"Widih, ternyata Adek kakak
ganteng juga ya kalau potong rambut."
Kata Asheyra yang terpesona dengan
penampilan baru adiknya.
"Iya dong." Jawab Arsen.
"Begitu kek dari dulu, di potong
rambutnya terus dandan sedikit biar
kayak cowok maskulin seperti ini."
Kata Asheyra.
"Memangnya dulu penampilan
aku gimana kak?" Tanya Arsenio
penasaran, karena jujur saja ingatan
Arsenio belum sepenuhnya Kembali di
otaknya.
"Kamu dulu kalau sekolah selalu
berpenampilan culun dek, terus tidak
pernah mau diantar pakek mobil,
terus selalu mengoleksi baju serba
pink dan kadang berkelakuan banci
walaupun kamu melakukannya hanya
di rumah saja. Kakak juga heran
kenapa kamu tiba-tiba berubah saat
kamu kelas satu SMP." Kata Asheyra
panjang lebar.
'mulai berubah semenjak SMP
kelas satu? Berarti sebelum nya ni
anak normal dong. Pasti ada sesuatu
yang di tutupi anak ini pada
keluarganya.' gumam Arsenio dalam
hati.
"Kemana lagi?" Tanya Asheyra.
"Makan kak lapar." Kata Arsenio.
"Oke." Kata Asheyra setelah
menarik tangan sang adik ke Restoran
yang berada di lantai atas mall.
.
.
Tiba di rumah Arsen bertambah
senang saat motor yang di janjikan
sang papa sudah berada di garasi
rumahnya.
Arsenio melihat body motornya
hampir mirip dengan punyanya dulu
tinggal sedikit di modifikasi saja.
"Ayo dek masuk, istirahat." Kata
Asheyra saat melihat sang adik yang
asyik memutari motor barunya.
"Kakak saja yang istirahat Arsen
mau coba motor baru." Kata Arsenio.
"Memang kamu bisa?" Tanya
asheyra.
"Bisalah, kan nanti bisa minta
tolong sama pengwal rumah kita
untuk di ajari." Kata Arsenio.
'Ya sudah hati-hati kalau begitu."
Kata asheyra.
Arsenio menjawab dengan anggukan semangat. Arsenio meminta salah satu
pengawal untuk mengajari nya.
Sebenarnya bisa saja Arsenio langsung
mengendarai motor itu, tapi apa kata
semua orang bila Arsenio tiba-tiba bisa
mengendarai sepeda motor.
Setelah pura-pura belajar dengan
pengawal selama seharian, Arsen
kembali ke kamarnya setelah
berterimakasih kepada orang tuanya.
Keesokan hari Arsenio sudah siap
dengan seragamnya, begitu pula
Asheyra yang juga memakai seragam
yang sama dengan yang Arsenio
gunakan.
Dan saat ini mereka sudah duduk
di meja makan dan sudah memulai
sarapan paginya.
"Ma, Pa Arsen berangkat sekolah
menggunakan motor ya." Tanya Arsenio
dengan semangat.
"Memang sudah benar-benar
bisa?" Tanya mama Yasmine ragu.
"Bisa dong, boleh ya?" Tanya
Arsenio dengan senyum mengembang.
"Boleh, asal hati-hati dan jangan
ugal-ugalan faham." Jawab papa Samuel.
"Yes, thanks pa. Arsen pasti akan
hati-hati." Kata Arsenio dengan
semangat, setelah itu menyalami
kedua orang tuanya dan segera berlari
menuju garasi tempat motor nya
berada.
"gue akan membuat semua orang
tercengang dengan penampilan baru
lu Ar." Gumam Arsenio dalam hati.
Arsenio mulai menyalakan mesin
motornya dan jangan lupa helm full
face nya yang menutup dan melindungi kepala nya. Arsen pergi ke sekolah SMA
Garuda menggunakan motornya,
sedangkan Asheyra mengendarai
mobilnya sendiri mereka berjalan
dengan beriringan.
Tiga puluh menit perjalanan
akhirnya mereka sampai di pintu
gerbang sekolah. Mobil milik Asheyra dan motor Arsenio berjalan beriringan dan
berhenti juga bersebelahan.
'widih siapa itu yang datang?'
'pasti murid baru.'
'cewek apa cowok ya?'
'gue pengennya sih cowok.'
'tapi gue pengennya cewek.'
'terserahlah cewek apa cowok
'yang pasti mereka berdua orang kaya.'
'benar lihatlah mobil nya itu harganya mencapai ratusan juta hampir 1 M.'
'motor itu juga, merk kawsakxxxxxxx dengan harga 800 Jeti woy.'
Bagaikan gerak slow motion ketika Arsenio melepas helmnya dan menyugar rambutnya ke belakang. Hanya dengan melakukan hal sepele seperti itu saja membuat para gadis
terpekik kegirangan.
'gila tampan banget.'
'ini sih ketampanannya hampir
mirip geng David yang menjadi most
wanted selama 2 tahun di sekolah.'
'benar itu gue setuju.'
'tapi kalian merasa enggak sih
wajah tu cowok lek familiar gitu.'
'eh iya, kalau dilihat-lihat memang familiar sih.'
'eh bukannya itu si Arsenio ya?
Cowok culun yang biasanya menjadi
bahan buly geng David dkk.'
'iya benar, yang tidak masuk
sekolah beberapa Minggu kan karena
kecelakaan? Yang kabarnya tuh anak
mengalami amnesia?'
'wah iya.... Apakah amnesia bisa
membuat orang berubah seperti itu?'
'hmmm mungkin.'
'Terpesona kan kalian sama gue.'
gumam Arsenio dengan sombong.
Melihat sang kakak yang tidak
kunjung turun akhirnya Arsenio
mengetuk kaca mobil kakak nya.
"Woy kak turun, ngapain tidak
turun? Tidur ya?" Tanya Arsenio
dengan menggedor kaca mobil sang
kakak agak kencang.
"Astaga ni anak ganggu saja. Gak
tau apa gue lagi nervous karena semua
orang lihat ke sini." Geram asheyra.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!