NovelToon NovelToon

Suami Lumpuh Pilihan Papa

BAB 1

Namaku Callista, aku biasa di panggil Lista. Aku kuliah dan mengambil jurusan Desainer

Haidar Dhitama, dialah papaku, papa yang selalu menyayangi putrinya

Ratna Dhitama, dialah mamaku. Mama yang hanya mementingkan satu putrinya dan tak pernah menganggap aku ada

Citra Dhitama, wanita yang lebih tua dua tahun dariku. Kakak yang kasar dan juga suka menghinaku. Kakak yang selalu ingin menang dari siapapun bahkan dengan cara yang licik sekalipun

.

.

Hari ini adalah hari pernikahan kakaku. Pernikahan yang sangat tidak ingin aku hadiri

Aku sengaja berdiam diri didalam kamar dan mengunci diriku

"Lista, apa kamu didalam?" Tanya seorang wanita yang sangat familiar bagi Lista

Lista membuka pintu kamarnya. Terlihat jelas, Lista habis menangis

"Lis, apa kamu masih menangisi pria bajingan itu, apa pantas Lis?" Tanyanya sedikit geram

"Vi aku tidak menyangka, ternyata dia selingkuh dengan kakakku" Ucapnya

"Apa kamu bodoh, untuk apa kau memikirkan dia. Lupakan dia" Ucap Viona sahabat Lista

"Aku tidak memikirkan dia" jawab Lista tenang

"Lista lihat aku, kamu harus buktikan kalau kamu tidak layak untuk pria seperti dia. Lista, aku yakin dia akan menyesal telah mencampakkanmu" Timpal Cantika yang juga sahabat Lista

"Lis, aku rasa yang dikatakan Viona dan Cantika benar. Kamu harus lupakan dia" Saran Risa

"Kalau kamu seperti ini, Citra dan Evan akan menertawakan kamu. Sekarang cepat bersihkan tubuhmu, ganti baju dan kami akan membantumu" Ucap Viona mendorong Lista ke dalam kamar mandi

"Aku tidak pernah menangisi pria bajingan itu. Hanya saja, kenapa aku begitu bodoh bisa mencintai laki-laki seperti dia" ucap Lista meraih gaun dari Viona

"Lalu kenapa kau menangis semalaman?" tanya Cantika

"Aku hanya tidak menyangka, papa akan membela kak Citra. Padahal papa tau aku sudah dua tahun menjalin hubungan dengan Evan" ucap Lista yang tak kuasa menahan air matanya lagi

Ketiga sahabat Lista tidak tau harus bicara apa. Karna memang papa Lista terlalu pilih kasih pada Lista

.

.

.

Sementara di lantai bawah...

"Pa, dimana Lista?

Apa pantas saat pernikahan kakaknya dia tidak disini" Ucap Ratna ketus

"Sebentar lagi dia akan turun ma" Jawab Haidar masih dengan suara lembut

"Ma, dia tidak akan turun. Bagaimana mungkin da turun saat aku dan pria yang dia cintai menikah" Ucap Citra dengan sombongnya

"Cukup Citra jangan membuat ulah" ucap Haidar tegas

Tak berapa lama, semua tamu undangan terpesona dengan seorang gadis yang baru saja turun

Gaun merah yang sangat indah di tubuhnya, riasan natural membuat gadis itu semakin cantik dan menawan

"Wah, siapa gadis itu tuan Haidar?" Tanya salah satu rekan Haidar

"Dia putri kedua saya tuan" Ucapnya dengan lembut menatap arah putrinya

"Kebetulan sekali, saya juga punya putra seusia putri anda. Bagaimana kalau kita jodohkan mereka" ucapnya

"Maafkan saya tuan, putri saya sudah memiliki calon suami" jawab Haidar menolak halus

"Sungguh sangat disayangkan" ucapnya dengan wajah sedikit kecewa

.

Lista berjalan kearah pasangan pengantin itu dengan langkah pelan tapi pasti degan senyum tulus di wajahnya

Entah mengapa Evan merasa bersalah telah mengkhianati Lista

"Selamat untukmu kak dan kakak Ipar. Semoga kalian bahagia dan tidak akan pernah terpisahkan" Ucap Lista menekan kata terpisahkan

Mendengar Lista mengatakan kakak ipar membuat Evan merasakan sakit di hatinya

"Tentu saja. Evan tidak akan pernah meninggalkanku" Ucap Citra sombong

"Aku harap begitu" Jawab Lista sambil menatap Evan dan segera pergi dari hadapan kedua orang menyebalkan itu

Lalu Lista keluar dari acara pesta dan menuju taman dan juga ketiga temannya

Citra sangat geram, karna Lista menjadi pusat perhatian di acara pernikahanya

"Sial, dia sudah mencuri pusat perhatianku. Seharusnya aku yang menjadi tokoh utama disini" ucap Citra geram

.

Saat Lista duduk di bangku taman bersama ketiga sahabatnya, tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri mereka

"Lis, kita kedalam dulu ya" pamit Risa yang mendapatkan anggukan dari Lista

"Ekhem" pria paruh baya itu duduk di samping Lista

"Kenapa papa kemari, seharusnya papa didalam" Ucap Lista tanpa memandang papanya

Ya pria paruh baya itu adalah papa Lista

"Lista maafkan papa" Ucapnya menunduk

"Untuk apa minta maaf. Lista tau papa memeberikan yang terbaik untuk kak Citra" Ucap Lista tanpa terasa buliran bening menetes di pipinya

"Lista, papa harap kamu mengerti. Evan bukan pria yang baik untukmu" Ucap Haidar menatap putrinya

"Iya aku tau. Dia baik untuk kak Citra bukan aku" Jawab Lista

"Lista, besok ada acara makan malam, dan kamu harus ada disana" Ucap Haidar mengalihkan topik. Karna dia tidak tahu harus bicara apa lagi pada Lista

"Untuk apa, bukannya kak Citra yang selalu datang ke acara pesta makan malam" Ucap Lista ketus

"Kamu harus disana. Karna papa sudah menjodohkan kamu dengan putra teman papa" Ucap Haidar mencoba mendekat pada putrinya

Lista tersenyum getir dan meninggalkan papanya di taman sendiri

"Lista maafkan papa" Ucapnya sambil menatap kepergian putrinya

.

.

.

Waktu cepat berlalu, keesokan harinya, Lista telah siap dengan gaun yang dia rancang sendiri

Gaun putih panjang tanpa lengan itu membuat Lista semakin terlihat mempesona

"Bi, tolong panggilkan Lista" Ucap Haidar pada bi Sumi

Saat bi sum akan memanggil nona mudanya, terdengar suara langkah kaki yang menuruni tangga

Semua terdiam saat melihat arah tangga, seakan terhipnotis dengan keanggunan yang di miliki Lista. Bahkan Evan pun tak bisa berkedip menatap cantiknya mantan kekasihnya itu

"Lista, kemarilah duduk disini" Ucap Haidar dengan menepuk sofa sebelahnya

Tanpa menjawab Lista langsung duduk di samping Haidar

"Lista perkenalkan ini Ramon Prasetya, teman papa" Ucap Haidar

Lista menatap Ramon sambil mengembangkan senyumnya

"Dan ini nyonya Elin Prasetya juga putranya Arvin Prasetya" Ucap Haidar lagi

"Selamat malam tuan, nyonya dan tuan muda" Sapa Lista sopan

"Kenapa begitu sungkan, panggil kami mami dan papi" Ucap Elin lembut

"Mami, papi?" Tanya Lista bingung

"Lista sayang, apa kamu tidak tau, tuan muda Arvin ini adalah calon suami kamu" Ucap Citra merangkul lengan Evan manja

"Oh" Hanya itu yang keluar dari mulut Lista

"Sayang, apa kamu mau menikah dengan putra mami?" Tanya Elin lembut

Lista diam, dia tak menjawab pertanyaan Elin.

"Lista, papa berharap kamu tidak menolak perjodohan ini" Ucap Haidar menggenggam tangan putrinya lembut

"Bagaimana dengan tuan muda Arvin?" Tanya Lista

"Tidak masalah, asalkan kamu bisa menerima saya yang cacat ini" Ucap Arvin tanpa menatap Lista

"Biarpun cacat asal bisa menghargai pasangan, sempurna tapi tidak bisa menghargai pasangan untuk apa" Balas Lista

Mendengar itu, Evan semakin merasa bersalah pada Lista

"Saya menerima perjodohan ini" Sambung Lista dengan menatap Elin lembut

"Terimakasih sayang" Ucap Elin berdiri dan memeluk Lista dengan sayang

"Baguslah, kita persiapkan tanggal pernikahannya" Ucap Ramon

"Pi, minggu depan saja. Tepat di hari ulang tahun Arvin" Ucap Elin antusias

"Saya setuju" Ucap Haidar

Setelah membicarakan acara dan tempat pernikahan, keluarga Prasetya meninggalkan kediaman Dhitama

"Baguslah kamu segera menikah. Jadi kamu tidak akan merebut Evan dariku" ucap Citra

"Kamu takut aku yang merebut Evan. Seharusnya kamu lebih tau, siapa yang merebut siapa" balas Lista membuat Citra geram

"Lista, maafkan Citra dia tidak bermaksud seperti itu" ucap Evan

"Aku tidak tau apa yang dia maksudkan. Jadi kedepannya tolong kakak ipar jaga istri kakak ipar" ucap Lista ketus

"Setelah kamu menikah, kamu harus tinggalkan rumah ini. Aku tidak mau tinggal serumah dengan pria cacat seprti dia" ucap Citra

"Tentu saja. Aku juga tidak mau tinggal dengan manusia yang memiliki hati cacat seperti kalian" ucap Lista dan segera kembali kedalam kamar

**Bersambung**

BAB 2

Selang beberapa hari, Lista dijemput oleh keluarga Prasetya untuk fiting gaun pengantin

"Sayang kamu suka gaun yang seperti apa?" tanya Elin lembut

"Saya ikut apa kata nyo eh mami" ucap Lista canggung

"Ya sudah, biar nanti mami yang akan pilihkan ya" ucap Elin mengelus rambut Lista

"Sayang, apa kamu sudah makan siang?" tanya Elin

"Sudah mi, tadi di kantin kampus" jawab Lista

"Mang, tadi Arvin bilang dia akan langsung kesana kan?" tanya Elin pada mang Deni

"Iya nyonya" jawab mang Deni

"Ma...Mami bagaimana bisa tau kampus Lista?" tanya Lista ragu

Elin tersenyum mendengar perkataan Lista yang masih kaku memanggilnya mami

"Apa sih yang mami gak tau tentang kamu" ucap Mami menggenggam tangan Lista

Lista hanya tersenyum simpul

.

Sekitar 25 menit, akhirnya mereka sampai di butik sahabat Elin

"Wah...wah sepertinya ada tamu besar nih" ucap Sinta menyambut kedatangan Elin

"Kamu itu ya, kebiasaan" ucap Elin kesal dengan sahabatnya itu

"Oh iya, apa Arvin sudah datang?" tanya Elin

"Iya, dia sudah berada di ruang tunggu" jawab Sinta

"Oh iya aku sampai lupa. Perkenalkan ini Lista calon menantuku" ucap Elin mengenalkan Lista pada sahabatnya itu

"Selamat siang tante" salam Lista sopan

"Wah, cantik sekali menantumu jeng" ucap Sinta

"Siapa dulu mertuanya" ucap Elin membuat Sinta memutar bola matanya malas

"Terimakasih tante" ucap Lista sedikit tersipu

"Ya sudah, ayo kita cepat lakukan fiting bajunya" ucap Elin menuntun menantunya keruang tunggu

"Arvin kamu sudah sampai nak?" tanya Elin lembut

"Kenapa mami lama, aku masih harus meeting 30menit lagi" ucap Arvin datar

Melihat aura Arvin yang seperti ini, membuat Lista sedikit ada rasa takut pada Arvin

"Jeng, kita langsung saja" ucap Elin

"Wati, tolong bantu nona Lista mengganti pakaiannya" ucap Sinta

"Baik bu" jawab Wati dan langsung mempersilahkan Lista menuju ruang ganti

"Aku tidak perlu mencobanya. Tante Sinta pasti tau kan yang pas untukku" ucap Arvin datar sambil menatap Sinta

"E...i... iya, tante sudah tau" ucap Sinta, sedikit takut dengan tatapan Arvin

Tak berapa lama, tirai terbuka dan keluarlah Lista dengan gaun kebaya putih yang penuh dengan mutiara

"Sayang, kamu sangat cantik" ucap Elin

"Terimakasih mi" jawab Lista

"Bagaimana Vin?" tanya Elin, namun Arvin menatap Lista tanpa berkedip

"Ekhem, biasa saja" jawabnya dengan nada datarnya

"Dasar" umpat Lista dalam hati tentunya

Setelah beberapa kali mencoba gaun pengantin, Lista akhirnya bisa kembali kerumah

.

Saat dirumah...

"Wah ada yang akan jadi istri pria cacat nih" ucap Citra, namun Lista tak menghiraukannya

"Lista, apa kamu sudah makan?" tanya Ratna, namun Lista terus berjalan menuju kamarnya

"Lista, apa kau tuli? mama sedang bicara denganmu" ucap Citra berdiri

"Aku pikir mama tidak bicara denganku. Karena selama ini mana pernah mama menanyakan aku sudah makan atau belum. Bahkan jika aku matipun mama tidak akan tau kan" ucap Lista yang langsung melanjutkan langkahnya

"Dasar anak tidak tau diri" ucap Ratna sinis

"Terimakasih atas pujian mama" jawab Lista tersenyum manis

"Dasar bodoh" ucap Citra

"Kenapa, apa kau juga ingin bodoh seperti ku?" tanya Lista menatap Citra

"Kau" ucap geram Citra

Lista kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya

Saat Lista sampai kamarnya dia merasakan sakit di dadanya

"Kenapa papa tidak pernah melihat keberadaanku, apa aku bukan anak papa" ucap Lista menatap langit langit kamarnya

Ya, karna saat perdebatan itu, Haidar duduk di sofa sambil memainkan ponselnya tanpa menatap atau melerai sedikitpun

Setelah itu Lista langsung membersihkan badannya, karena dia sangat lelah. Lista ingin berendam untuk melepas lelahnya

.

.

Sedangkan di lantai bawah...

"Citra papa harap kamu jangan keterlaluan pada adikmu" ucap Haidar menegur Citra

"Keterlaluan bagaiaman pa? apa salah aku memperingatkan dia?" tanya Citra

"Tidak, tapi bisakah kau lebih perhatian pada Lista" ucap Haidar

"Kenapa sih pa, lagipun Lista memang anak yang tidak tau terimakasih" ucap Ratna tak terima

"Kau selalu saja memanjakan putrimu. Lista juga putrimu, tapi aku tidak pernah melihat kau memanjakan Lista" ucap Haidar geram dan meninggalkan kedua wanita itu

.

.

.

Waktu begitu cepat berlalu. Hari ini adalah hari pernikahan Lista dan Arvin. Para tamu undangan sudah berdatangan juga mempelai pria sudah berada di hadapan penghulu

"Dimana Lista?" tanya Haidar

"Dia akan segera turun" jawab Ratna

Tak berapa lama, Lista turun di iringi ketiga sahabatnya. Cantika menuntun Lista duduk di samping Arvin

"Bagaiamana apa bisa kita mulai?"tanya penghulu

"Sudah pak, silahkan dimulai" jawab Ramon

.

.

Sedang di luar, Citra merasa tidak suka dengan pernikahan Lista dan Arvin

"Citra, kenapa kamu disini?" tanya Evan menghampiri Citra

"Kenapa pesta pernikahan Lista bisa mewah sepeti ini, sedang aku tidak semewah ini" ucap Citra

"Kenapa kau iri dengan pernikahan Lista dan pria cacat itu. Aku berjanji, saat anniversary kita, aku akan membuatkanmu pesta mewah dan menjadikanmu ratu" ucap Evan memeluk Citra

"Benarkah, sayang aku sangat mencintaimu" ucap Citra memeluk Evan

"Benar-benar pasangan yang menjijikkan" ucap Viona yang merasa jijik melihat kedua orang tersebut

"Apa kau bilang?" tanya Citra geram

"Kenapa, apa aku salah bicara? bukankah memang ini kenyataannya ya" ucap Viona sambil melipat kedua tangannya di dada

"Lalu apa urusannya denganmu. Seharusnya kau kasihan pada sahabatmu yang menikah dengan orang cacat" ucap Evan tersenyum miring

"Sayangnya aku lebih kasihan jika sahabatku menikah dengan pria brengsek seperti dirimu" balas Viona

"Kau" ucap Evan geram

"Sudahlah aku tidak akan mengganggu kemesraan kalian lagi" ucap Viona dan langsung pergi dari hadapan Citra dan Evan

.

Tidak terasa acara akad nikah Lista dan Arvin berjalan dengan lancar. Kini tiba giliran tamu yang mengucapkan selamat kepada kedua mempelai

"Lista, maafkan papa. Semoga kamu menjadi keluarga yang bahagia" ucap Haidar memeluk putrinya dengan erat

"Terimakasih pa" ucap Listap

"Selamat ya" hanya itu yang keluar dari mulut Ratna. Namun Lista tak menghiraukannya

"Selamat sayang, akhirnya kamu resmi masuk keluarga Prasetya" ucap Elin memeluk dan mencium menantunya itu

Tanpa di duga air mata Lista menetes

"Sayang kenapa menangis?" tanya Elin menghapus air mata Lista

"Tidak apa mi, Lista hanya sangat bahagia" ucap Lista menatap mata mami Elin sendu

"Kemarilah nak" ucap Ramon merentangkan tangannya

Lista menatap Elin, Elin mengaggukkan kepalanya

Lista perlahan menuju arah Ramon dan juga memeluk Ramon

"Hari ini kau bukan menantuku. Mulai sekarang kau adalah putri kami" ucap Ramon lembut

"Terimakasih mami dan papi menerima Lista dengan hangat" ucap Lista yang tak kuasa menahan air matanya lagi

"Nanti kalau Arvin menyakiti kamu, kamu bilang sama mami, mami akan menghukum Arvin

"Lista, selamat ya" ucap ketiga sahabatnya

"Terimakasih" ucap Lista memeluk ketiga sahabatnya itu

.

.

.

Malam harinya...

Resepsi acara pernikahan di laksanakan di hotel mewah milik keluarga Prasetya

Lista merasa lelah karna seharian dia tidak istirahat

"Nona muda, tuan muda meminta saya membawa anda ke kamar" ucap salah satu pelayan hotel tersebut

"Terimakasih, tapi saya akan menunggu tuan muda" ucap Lista menolak halus

Tak berapa lama, Arvin datang dengan asisten pribadinya

"Nyonya muda, perkenalkan saya Daniel. Saya asisten tuan muda" ucapnya membungkuk hormat

"Emmh, bisakah jangan panggil saya nyonya?" tanya Lista

"Seorang wanita yang sudah menikah memang harus di panggil nyonya" ucap Arvin dingin

"Kalau begitu, tuan muda saya serahkan pada anda nyonya" ucap Daniel

"Baiklah, terimakasih" ucap Lista mengangguk

"Arvin, selamat" ucap seorang pria dan disusul kedua temannya

"Hai selamat ya, aku Reyhan sahabat Arvin" ucap Reyhan

"Lista" jawabnya sopan

"Hai saya Juan dan dia Darren" ucap Juan

"Hai" ucap Darren

"Lista" jawabnya dengan senyum

.

Sekitar pukul sepuluh malam, Lista dan Arvin sudah berada di kamar pengantin mereka

"M... Mas, apa kamu mau mandi dulu?" tanya Lista

"Tidak" jawabnya dengan satu kata

"Kalau begitu aku mandi dulu" ucap Lista masuk kedalam kamar mandi

Entah mengapa, berdua bersama Arvin membuat perasaan Lista campur aduk

**Bersambung**

BAB 3

Saat Lista keluar kamar mandi, dia melihat Arvin sudah berbaring di tempat tidur dan menutup dirinya dengan selimut

Lista merasa ragu untuk tidur di samping Arvin

"Kenapa kau berdiri di sana, apa kau ingin menjadi penjaga tidurku?" tanya Arvin dengan mata terpejam

"Ka... kamu belum tidur mas?" tanya Lista ragu

"Cepatlah tidur" ucap Arvin

"Apa kita tidur satu ranjang?" tanya Lista

"Jika kau keberatan kau bisa tidur di sofa" ucap Arvin dengan datar

"Dasar muka datar" ucap Lista dalam hati tentunya

"Kenapa kau tidur seperti itu. Tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu" ucap Arvin dan langsung memiringkan tubuhnya membelakangi Lista

Lista hanya menghela nafasnya

.

Di kediaman Dhitama...

"Pa, kenapa pesta pernikahan Lista lebih mewah dari pada aku?"tanya Citra kesal

"Lalu kenapa jika pernikahan Lista mewah" jawab enteng Haidar

"Pa, kenapa papa lebih pilih kasih" ucap Citra

"Citra, pernikahan Lista papa tidak mengeluarkan uang sedikitpun. Semuanya di fasilitasi oleh keluarga Prasetya" jawab Haidar

"Apa si cacat itu lebih kaya dari Evan" batin Citra melirik Evan yang dari tadi hanya diam

"Pa Citra mau keluar negri, Citra mau bulan madu di luar negri" ucapnya dengan nada sedikit manja

"Iya sayang, pa cepat berikan uang pada Citra" ucap Ratna

Haidar mengeluarkan ponselnya dan mentransfer sejumlah uang pada Citra

"Sudah papa transfer" ucap Haidar dan segera pergi ke kamarnya

"Ma, kenapa papa sekarang sedikit berbeda?" tanya Citra

"Biarkanlah. Sekarang kita bisa sepuasnya menikmati harta papa. Karna si Lista itu sudah tidak ada lagi dirumah ini" ucap Ratna tertawa dan juga Citra

Evan hanya diam menatap kedua wanita beda usia itu

"Menurutku memang pantas Lista sama si pria cacat itu" ucap Citra sinis

.

.

Keesokan paginya....

Setelah Lista mandi, Arvin meminta Lista keluar dan memanggil Daniel

Tak berapa lama Daniel masuk ke kamar Arvin dan Lista duduk di sofa menunggu Arvin

Arvin dan Daniel keluar dengan pakaian Arvin yang sudah rapi

"Daniel kembalilah ke perusahaan,nanti biar Bian yang menjemputku" ucap Arvin

"Baik tuan muda" jawab Daniel sedikit membungkukkan badannya

"Dorong aku, dan pergi ke cafe hotel untuk sarapan" ucap Arvin, Lista hanya mengikuti apa yang di katakan Arvin padanya

Saat sampai di cafe semua menatap Arvin dan Lista, bahkan ada yang berbisik tentang Arvin dan Lista

"Pria cacat apa bagusnya dia" ucap salah satu pengunjung di cafe itu

Lista berhenti di hadapan kedua wanita itu

"Jalan, jangan hiraukan mereka" ucap Arvin datardatar. Lista menurut, dia kembali mendorong kursi roda Arvin

"Lihat saja kalian nanti" ucap Lista dalam hati

"Selamat pagi mi, pi" sapa Lista dan memeluk kedua mertuanya itu

"Pagi sayang" jawab Ramon dan Elin

"Kenapa kalian sudah turun, apa kalian tidak lelah?" tanya Elin tersenyum pada Lista

"Lelah kenapa mi?" tanya balik Lista bingung

"Ya mungkin semalam kalian habis olahraga" ucap Ramon juga tersenyum aneh

"Tidak, kemarin kami langsung tidur" jawab Lista enteng

Sedangkan Arvin langsung menyantap makanannya tanpa memperdulikan ketiga orang itu

"Mi, Lista ke kamar kecil dulu" ucap Lista

"Iya sayang" jawab Elin

Tak berapa lama Lista kembali dengan membawa segelas teh hangat

Saat Lista melewati kedua wanita tersebut, Lista sengaja pura-pura jatuh, hingga teh hangat tumpah pada paha salah satu wanita itu

"Aaah panas, apa yang kau lakukan?" tanyanya

"Aduh maaf, maaf saya tidak sengaja" ucap Lista membantu membersihkan tumpahan teh itu

"Apa kau tau ini sangat panas" ucapnya membentak Lista

"Kalau begitu panas, segera bawa ke dokter. Siapa tau setelah keluar rumah sakit kau akan menjadi wanita cacat" ucap Lista dan meninggalkan wanita itu

"Kau" ucapnya terhenti, karna tiba-tiba Lista berbalik

"Oh satu lagi, aku paling tidak suka wanita sepertimu menghina suamiku. Jika ada yang berani, aku akan membuatnya lebih dari ini" ucap Lista menatap kedua wanita itu

Kedua wanita itu pun diam, karna mendapatkan tatapan dari Lista

Elin dan Ramon yang melihat kejadian itu merasa bingung, dan menatap Arvin

"Sayang kamu gak papa?" tanya Elin khawatir

"Gak papa mi" ucap Lista tersenyum

Sedangkan Arvin sedikit mengangkat sudut bibirnya melihat Lista membalas kedua wanita itu

.

Setelah makan siang, Lista dan Arvin kembali di kediaman Arvin

"Mas, apa nanti kita akan satu kamar lagi?" tanya Lista ragu-ragu

"Tidak" jawab Arvin membuat Lista lega

Tak lama setelah itu, mereka sampai di kediaman Arvin

Saat pintu gerbang di buka, terlihat beberapa pria mengenakan jas hitam berdiri menyambut kedatangan Arvin

Lalu salah satu pria membukakan pintu mobil Lista dan Arvin dan dengan sigap menyiapkan keperluan Arvin

"Selamat datang tuan muda, nyonya muda" sapanya membungkukkan badannya

"Terimakasih" ucap Lista dengan senyum manisnya, sedangkan Arvin masih dengan muka datarnya

"Bi Ani, tolong antar nyonya di kamarnya" ucap Arvin

"Baik tuan muda. Mari silahkan nyonya" ucap bi Ani sopan

Bi Ani membawa koper milik Lista, dan menuju kamar yang memang sudah disiapkan untuk Lista

"Silahkan nyonya. Dan sebelah ini adalah kamar tuan muda" ucap Bi Ani menunjuk kamar utama

"Terimakasih bi Ani" ucap Lista

"Sama-sama, jika perlu sesuatu anda bisa panggil saya atau bi Ina" ucap bi Ani

"Baik bi terimakasih" ucap Lista

Lista langsung menuju lemari dan menata pakaiannya

Saat membuka lemari itu, ternyata di sana sudah banyak pakaian baru

"Kenapa banyak baju disini?" ucap Lista bertanya pada dirinya sendiri

"Apa selama ini dia banyak menyimpan banyak wanita" ucap Lista sambil membayangkan adegan Arvin dan seorang wanita

"Tidak... tidak... tidak. Tidak mungkin, bagaimana bisa dia punya banyak wanita?" ucap Lista lagi

"Lebih baik aku bertanya pada bi Ani dulu" ucap Lista keluar dari kamarnya dan menemui bi Ani

Saat Lista turun, dia merasa bingung karena dia tidak bisa menemukan bi Ani di rumah yang luas ini

"Ekhem, apa ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya seorang pria pada Lista

"Ehh, aku mencari bi Ani" jawab Lista

"Bi Ani sedang berada di dapur" ucapnya

"Walau di dapur, aku tidak tau dimana dapurnya" gerutu Lista pelan

Pria itu terkekeh melihat wajah bingung Lista

"Saya akan menunjukkannya pada anda" ucapnya

"Kamu sudah lama bekerja disini?" tanya Lista

"Iya. Saya Bian saya kepala pengawal disini" ucapnya

"Bian" ucap Lista, Bian mengangguk

"Silahkan, bi Ani ada di sana" ucap Bian menunjuk arah dapur

"Terimakasih" jawab Lista

"Bi Ani" panggil Lista

"Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya bi Ani menghampiri Lista

"Emmh itu, apa bi Ani tidak salah kamar? Karena di sana banyak pakaian wanita baru" ucap Lista ragu

"Tidak nyonya, baju-baju itu memang sengaja disiapkan tuan muda untuk anda" ucap bi Ani sambil tersenyum

"Hah, tuan muda?" tanya Lista tak percaya

"Emmh, baiklah kalau begitu Lista ke atas dulu ya bi" ucap Lista dan segera menuju kamarnya

Selang beberapa lama, saat Lista sedang menata bajunya, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Lista

"Tok... tok... tok"

"Bi Ani, ada apa?" tanya Lista yang sudah membukakan pintu kamarnya

"Tuan muda memanggil anda untuk makan siang.Biarkan saya yang menata baju anda" ucap bi Ani

"Lista sudah menatanya bi" ucap Lista, bi Ani sedikit terkejut, Karna Lista termasuk nona muda yang tidak manja

"Maafkan saya, tadi saya masih menyiapkan makan siang" ucap bi Ani merasa bersalah

"Tidak apa bi" ucap Lista tersenyum

Lista dan bi Ani langsung turun menuju meja makan

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Arvin dingin

"Ma...maaf" jawab Lista sambil mengambil piring Arvin

"Bi ganti piringnya" ucap Arvin pada bi Ani

Lista menghentikan aktifitasnya dan menatap Arvin juga bi Ani

"Maaf nyonya, tuan muda tidak suka barangnya di sentuh orang lain" jawab bi Ani

"Seharusnya kau bilang, jadi aku tidak perlu repot repot melayanimu" ucap Lista

"Baca ini dan kau tandatangani" ucap Arvin memberikan selembar kertas pada Lista

"Apa ini" ucap Lista membaca kertas itu

"Apa pernikahan kita ini hanya pernikahan kontrak?" tanya Lista menatap Arvin

"Iya, aku tidak mencintaimu. Sudah ada wanita lain yang aku cintai" ucap Arvin

\*\***Perjanjian kontrak nikah\*\***

Pihak A. Arvin Prasetya

Pihak B. Calista Dhitama

1. Tidak boleh melakukan kontak fisik

2. Tidak boleh menyentuh barang-barang pihak A

3. Tidak boleh mencampuri urusan pribadi pihak A

4.Setelah satu tahun menikah, kita akan bercerai

itulah isi perjanjian itu

"Jadi, selama satu tahun kita bercerai?" tanya Lista pelan

"Iya" jawabnya

"Bagaimana jika orang tua kita bertanya?" tanya Lista

"Kau bisa mencari alasan sendiri" ucap Arvin datar

"Baiklah, aku sudah menandatanganinya" ucap Lista dan meninggalkan meja makan

"Nyonya, anda belum makan siang" ucap bi Ani

"Aku tidak lapar" ucap Lista tetap melanjutkan langkahnya

"Biarkan saja, nanti dia akan turun jika lapar" ucap Arvin

**Bersambung**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!