Hai the Read Rider. Novel Holic and all of the gang maniac novel. Jumpa lagi. Aku Miu Nurhuda, seorang yang ingin menjadi PENULIS!! beneran. Aku ingin bisa menulis novel yang berkesan bagi semua orang.
Happy reading lagi ya buat FANS Puzzle Teen Love. Pengen banget bisa dijadiin light novel atau manga gitu, tapi aku gak bisa menggambarnya.
Kita flashback dulu, sambil meneguk secangkir coklat hangat di sore hari yang dingin dan berselimut tebal di single sofa kesayangan.
Puzzle Teen Love adalah istilah umum untuk kepingan-kepingan kehidupan cinta anak remaja sekolah. Rumit sih tapi disitulah pesonanya. Semakin rumit semakin menantang. Pahamilah! Bahwa dirimu itu sangat mempesona, Teens!!
Tapi, sebuah cerita novel itu memang harus ada fokusnya. Di novel ini fokus cerita pada seorang gadis remaja kelas 12 SMK yang sudah sweet seventeen nih. Asik banget deh bisa dirayain sama sahabat dan pacar. Ihirr~
Ingat dia ya. Dia adalah Inara Nuha. Nama Inara memang terdengar cantik tapi nama Nuha terdengar kekanak-kanakan. Betul? Haha.
Nuha itu gadis yang imut sekaligus cantik lho. Tidak memahami tentang apa itu kedewasaan, ck. Agak-agak Introvert gitu tapi gak membenci pertemanan. Kepolosan sifatnya menjadikan dia gadis yang baik dan apa adanya. Tidak memiliki aura apapun bagi orang lain, sangat biasa saja. Tapi, dia menjadi sangat istimewa untuk seseorang yang mencintainya. Gimana bisa? Bisalah!
Yosh! Kita ingat dulu memori-memori sebelumnya. Bahwa, Nuha memiliki jiwa imajinasi bernama Hawa. Hawa yang merupakan sosok yang tidak nyata bagi orang lain, tapi dia sangat nyata bagi Nuha. Hawa selalu membersamai Nuha kapan pun dan dimana pun. Teman curhat dan teman debat paling ampuh bagi Nuha.
Kehidupan sekolah Nuha tampak normal-normal saja bersama ketiga sahabatnya juga. Yaitu, Nana Isfani, Asa Tantri dan Sifa Zifara. Lalu, tidak ada angin dan tidak ada hujan, seorang cowok playboy bintang sekolah bernama Dilan Nabihan masuk di kehidupan Nuha. Iyalah, bukan Nuha yang memulai tapi si cowok playboy itu yang memulai. Mengganggu zona nyaman Nuha saja.
Tapi, setelah beberapa hari digangguin sama itu cowok playboy, akhirnya kehidupan Nuha menemukan titik terang. Maksudnya? Iya, maksudnya kalau Nuha mau one day kencan gitu dengan Dilan maka selesai sudah hubungan mereka. Namanya juga playboy. Dilan tidak berniat memacari Nuha, melainkan hanya apa ya namanya? Iya itu, playboy kan suka ganti-ganti pasangan dan tidak serius dengan sebuah hubungan. Gitu. Dilan kan baik orangnya. Huek.
Lalu, inilah yang cukup manis dan serius. Nuha jatuh cinta kepada seorang cowok yang tidak sengaja menolongnya saat dia hampir saja jatuh dari tangga karena Nuha sendiri sedang sakit. Dia adalah Rui Naru. Jantung Nuha terus berdebar-debar saat bertemu dengan Naru. Tapi, melihat cowok penolong itu ternyata cowok cuek dan tidak peduli, akhirnya Nuha menyesal. Deh, duuh.. Deh.. Kasihan.
Eits, tidak selesai begitu saja. Saat Nuha sudah diujung penyesalan, cowok itu malah menunjukkan kebaikan dan perhatian yang mempesona. Hanya dipanggil nama olehnya saja, Nuha langsung terpana kembali. Pipinya benar-benar merona.
Ingin sekali Nuha mengatakan suka, tapi tetap saja dia tahan perasaannya supaya tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Sungguh perasaan yang mengganggu. Sesak dan bikin ingin nangis ajah.
Namun, siapa sangka. Ternyata, Naru adalah seorang spy boy. Dia sudah menaruh perhatian kepada Nuha sejak awal kelas 10. Pandangannya selalu tertuju kepada Nuha. Dia sudah menyukai Nuha, lebih dulu dari siapapun. Dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. secret admirer gitu, oh..
Suatu hari, Naru menyatakan perasaannya kepada Nuha bahwa dia menyukainya. Pernyataan Naru membuat Nuha sangat senang namun sekaligus bingung. Kenapa? Karena, setelah dua insan saling menyukai apa yang harus dilakukan? Nuha tidak tahu apa itu pacaran, apa itu sepasang kekasih dan apa itu cinta diantara dua insan.
Meski begitu, Naru juga tidak menuntut apapun dari Nuha. Asalkan perasaannya telah tersampaikan dan Nuha telah menerimanya, dia sudah sangat bersyukur. Menjalin kebersamaan bersama sudah merupakan anugrah terindah bagi dirinya.
Mengetahui Nuha pacaran dengan Naru. Kakak Nuha, Naraya Muha tidak senang mendengarnya. Dia menolak dan tidak mengizinkan Nuha untuk pacaran. Pertengkaran antara Nuha dan kakaknya pun terjadi. Kak Muha berusaha bijaksana tapi Nuha tetap saja tidak mengerti.
Akhirnya Nuha mengalami kecelakaan. Nuha masuk rumah sakit dan membuat Hawa terlepas dari tubuh Nuha. Selama di rumah sakit, Hawa sudah tidak bisa terhubung dengan Nuha. Akhirnya, Hawa mengucapkan selamat tinggal di dalam mimpi Nuha. Sedih banget pasti si Nuha? Iya. Banget, banget!!!
Naru pun mengadakan perdamaian dengan kak Muha. Suasana sudah cukup tenang, sebuah pertemuan baru pun terjadi. Nuha bertemu dengan dua cowok kembar bernama Prasetya Raffy dan Prasetya Rafly. Raffy cowok reog nan kasar sedangkan Rafly cowok ramah nan dingin.
Keramahan Rafly menyembunyikan sesuatu yang menakutkan. Hal ini membuat Naru serius dalam menghadapi Rafly. Naru benar-benar khawatir bahwa Rafly menaruh hati kepada Nuha.
Belum sampai disitu, seorang gadis jepang muncul dan tinggal di rumah Naru. Sora Naomi, putri dari teman ibunda Naru sendiri. Naomi pun jatuh hati kepada Naru. Mengetahui hal itu, Nuha mengalami kecemburuan dan ketidakberdayaan.
Semester dua pun tiba. Weh? Ini waktunya untuk sekolah lagi. Di bulan Januari ini, sekolah Nuha bakalan disibukkan dengan acara-acara. Pasalnya, di bulan tersebut adalah adanya hari peringatan berdirinya SMK Merdeka Surakarta.
Di tahun baru ini juga, akan ada seorang guru wanita hadir di sekolah Nuha dan seorang siswi baru yang hadir di kelas. Duh, kelas siapa ya? Dan siapa mereka?
Sudah rindu kah kalian dengan teman-teman? Pasti!. Lalu, siapa yang pertama kali orang yang ingin kamu temui di hari pertama masuk sekolah? Pacar or sahabat? Atau tidak ada sama sekali. Yup, berarti kamu termasuk siswa yang biasa ajah. Haha. Seperti di film-film jepang gitu, yang biasanya Main Chara nya itu suka menyendiri dan tidak tertarik dengan dunia. Gitu. Gitu, kan?
Aku sih, pilih sahabat aja. Eh, Ups. Yang bener?
Okei. Sekarang, kita hitung dari..
3
2
1
Hajimaru Yo! Kita mulai lagi ceritanya!
HAPPY NEW YEAR 2011 MASEHI!! WAFFOO!! Siap-siap menyambut Januari yaa (Hujan sehari-hari)
Berangkat ke sekolah dengan bersenandung riang memang sangat menyenangkan, bukan?. Iya donk! Mari kita bersenandung riang dahulu. Tapi, brrr dingin.
Pagi ini, di perjalanan ke sekolah, seorang siswi berseragam putih abu-abu sedang menikmati perjalanan dengan mengayuh sepedanya, lagi. Dia menikmati dinginnya suasana sambil melantunkan lagu yang perlahan tergerak dari bibirnya. Fiction by BEAST versi jepang. Suka? Enggak! Terserah lah. Oke.
Nuha menyanyikan..
“Su-be-te- ga uso no you ni”
“Wasure rarenu kioku”
“Kimi to hanareta koto wo”
“imamo”
“Oh~”, Angin pun berhembus merdu, menggerakkan helaian rambutnya yang tergerai bebas sebahu. Poni yang dia kuncir di atas kepala pun bergoyang-goyang seperti setangkai bunga.
Kemudian, jembatan tanggul terlihat di depan mata. Dia membuat ancang-ancang dan segera mengayuh sepedanya secepat mungkin. Ekspresinya berubah menjadi serius. AYO KITA MULAI LAGIIII !!
Perjalanan Nuha pun sampai di area parkiran yang berada di belakang gedung sekolah. Sewaktu dia mengayuh sepedanya masuk ke dalam, sekilas, iya, hanya sekilas mata tiba-tiba sebuah bayangan muncul dari dekat parkiran sepeda motor.
"Apa itu?" tanyanya menyelidik.
Sebuah sosok seperti manusia. Setelah Nuha menstandartkan sepedanya, dia kembali mencari tahu atas rasa penasarannya itu.
"Aku seperti melihat sesuatu, di sana"
Bayangan itu terlihat lagi, "Hawa?" ucapnya.
"Tidak mungkin itu Hawa. Mana mungkin dia berada di sana. Hawa kan ada pada diriku"
Nuha berjalan mendekat, mendekati ke area parkiran sepeda motor. Langkahnya langsung terhenti karena melihat Raffy dan Rafly di sana.
"Gawat!"
"Si- si kembar. Aku, tidak- mereka tidak boleh melihatku di sini. Aku sudah bertekad untuk mengakhiri semua keterlibatan hidupku dengan mereka," ucap Nuha dari balik tembok.
Akhirnya Nuha menyudahi rasa penasarannya itu. Lalu, dia berjalan kembali untuk keluar dari area parkiran.
Tidak disangka, saat dia berjalan menuju gerbang sekolah, Raffy dan Rafly sudah berada di depannya dengan jarak 10 meter.
"Apa yang sedang aku pikirkan tadi? Kenapa mereka tiba-tiba sudah berada di sana? Aneh," gumamnya.
Kemudian, sosok itu terlihat lagi. Nuha langsung tersentak kaget. Matanya terbelalak dan jantungnya jadi serasa berdentang kuat.
"Deg!"
"Be-benar. Itu Hawa. Tapi, tapi kenapa dia ada di sana? Kenapa dia bisa bersama mereka?"
Nuha mulai melangkah lagi untuk segera berlari mengejarnya tapi sejenak langkahnya terhenti karena mendengar suara mobil berhenti dari arah depannya.
Seorang cowok memakai syal pun keluar dari mobil hitam tersebut. "Naru?," Ucap Nuha dengan senyum mulai mengembang senang.
Lalu, diikuti seorang cewek juga keluar dari mobil.
"Na-Naomi?!"
Naru yang melihat Nuha langsung ikut tersenyum memberikan sapaan untuk si DOI. Senyuman Nuha pun akhirnya melengkung terbalik. Mata cerahnya menjadi redup. Si DOI malah membalasnya dengan senyuman kecut. Bibirnya manyun memberikan kekesalan.
"Hih! Hemph!!," Nuha langsung mengacuhkan pandangannya dan kembali berlari.
Melihat itu, Naru langsung khawatir. Benar, Nuha langsung tersandung saat baru berlari tiga langkah.
"Gedebug! Bruk!!"
"Tuh, jatuh kan.."
Seseorang dengan tenang datang menolong. Mengulurkan tangan dengan senyuman yang menghangatkan suasana pagi.
"Kamu, gakpapa?", ucapnya.
"Si-siapa?"
Saat Nuha mengangkat kepalanya, biasan sinar matahari pagi memancarkan pesona keindahan. Seorang wanita dewasa dengan rambut panjang dan kacamata menjadi sang penyelamat baru bagi Nuha.
"Cantik sekali.."
"Nuha, kamu gkpapa?" tanya Naru langsung datang menolong tapi terlambat.
"Hmph!", Nuha memalingkan muka lagi. Kemudian menerima uluran tangan dari wanita tersebut.
"Terima kasih," ucapnya.
"Sama-sama. Mau aku antar sampai masuk ke dalam?," tanya wanita tersebut.
"I-iya"
Nuha berjalan masuk ke gedung sekolah bersama wanita penolongnya. Naru, benar-benar dia abaikan karena sifat cemburunya yang secepat kilat.
"Tega sekali gadis itu," sinis Naru.
Naomi pun datang menghampirinya. Naru dan Naomi berjalan bersama memasuki gedung sekolah.
"Kamu, kelas berapa?" tanya wanita tersebut kepada Nuha dengan masih memapahnya berjalan.
"Aku, kelas 12 dari Jurusan Multimedia"
"Oh, sudah kelas 12. Kirain masih kelas 10"
"Hehe," Nuha terkekeh dengan perasaan tertusuk.
"Kamu sudah gakpapa?"
"Iya, kak. Terima kasih sudah menolongku. Aku sudah bisa jalan sendiri kok"
"Ya sudah kalo gitu. Bisa bantu aku dimana ya ruang guru?" tanya wanita itu.
"Ruang guru? Itu ada di sana," ucap Nuha menunjuk pada sebuah gedung tersendiri.
"Baiklah. Terima kasih. Kamu kembali aja ke kelasmu. Aku bisa kesana sendiri. Semoga, kita bisa ketemu lagi ya"
"I-iya. Sama-sama"
Kedatangan wanita itu di ruang guru bersamaan dengan Naru dan Naomi. "Eh, cowok yang tadi?," ucap wanita tersebut langsung akrab dan ramah.
"Ingin menemui siapa? Mungkin bisa saya bantu" kata Naru menawarkan bantuan.
"Umm.." wanita itu melihat sejenak ke dalam ruang guru namun bingung karena harus bertemu dengan siapa karena semua tidak dia kenali.
Lalu Yuki datang. Keakraban pun langsung terjadi di antara Yuki dan wanita tersebut.
"Rani, kamu sudah datang?"
"Yuki. Syukurlah. Aku hampir saja kebingungan di sini. Untung saja ada cowok yang mengajakku ngobrol sebentar," balas Rani.
Maharani Febriana. Dia adalah seorang wanita cantik yang lulus kuliah bersama Yuki dan juga Muha. Yuki mengenalnya dari jurusan Sains, seorang wanita lulusan kimia.
Di sekolah SMK Merdeka Surakarta, wanita yang dipanggil Rani tersebut akan menjadi guru kimia bagi murid-murid di sana.
Yuki pun membantu menyelesaikan urusan Rani untuk bertemu dengan kepala sekolah dan menyapa seluruh guru yang berada di ruang guru. Sedangkan, Naru bertemu dengan wali kelasnya untuk memperkenalkan Naomi.
Hari pertama masuk, para siswa mulai menyesuaikan diri lagi untuk kembali berinteraksi dengan teman-temannya.
Nuha kembali menyapa ketiga sahabatnya. The bestFANS forever. Nana Isfani, Asa Tantri dan Sifa Zifara. Kerinduan mereka tak terelakan dengan terus saling berpelukan bersama-sama.
"Kangen, kangeeen banget rasanya. Dan seneeeng banget bisa ketemu sahabat lagi"
"Aku, sangat merindukan kalian"
Guru pun memasuki kelas. Wali kelas mulai menyapa dan memberikan pidatonya. Pak Suwito yang selalu dirindukan bagi murid-muridnya. Beliau pun terharu.
Sedangkan, di kelas Naru. 12D MIPA, Naru sudah duduk bersama teman-temannya. Wali kelas pun memasuki ruang kelas kemudian diikuti seorang gadis di belakang beliau.
Semua pandangan pun tertuju kepadanya. Sorak sorai menggema di dalam kelas.
"Waaah.. Murid baruuu"
"Seorang gadis, man. Cantik banget"
"Astaga, dia datang dari negeri mana?"
Naomi terus saja melihat ke arah Naru. Sedangkan, Naru mengalihkan pandangan dan lebih memilih memandang langit sambil menyangga dahu.
"Selamat pagi, anak-anak", sapa wali kelas.
"Selamat pagi, Bu..", jawab seluruh siswa.
"Selamat datang lagi di sekolah ya. Semoga semangat belajar kalian kembali pulih dan siap menjalankan ujian yang akan datang"
"Iya, Bu.."
"Baik. Kelas kita sedang kedatangan murid baru. Seorang gadis yang berasal dari negeri jepang. Semoga kalian bisa berteman baik dengannya, ya."
"Dari jepang?"
"Wah! Pasti Bu!!!," sorak seluruh siswa dengan semangat. Semua siswa bisa menerima kehadiran Naomi di dalam kelas mereka. Kecuali, Dilan dan kedua sahabatnya. Mereka saling bertanya-tanya dan sejenak menyelidik.
"Naru, bukan kah itu pacar loe yang waktu lalu?" bisik seorang teman yang pernah memergokinya sedang bersama Naomi di mobil.
"Bukan," jawab Naru jelas.
"Uuhh.. Malu ya ketahuan.."
"Baiklah Naomi, silahkan duduk. Tempat dudukmu di samping cowok itu ya," ucap wali kelas sambil menunjuk tempat duduk sebelah kanan Naru.
"Saingan baru telah tiba," sindir Dilan menyeringai.
Nuha dan ketiga sahabatnya saling mengobrol setelah jam pelajaran dari wali kelasnya selesai. Fokus Nuha kembali terbagi. Dia sedang dilanda kebingungan.
"Sosok itu tadi siapa ya? Tidak mungkin kalau Hawa. Masa arwah? Astaga! Masa aku bisa lihat arwah penasaran," ucap Nuha dalam hati.
"Huff.. Kepalaku pusing"
"Apalagi tadi ada Naomi. Apakah?!"
Nuha langsung mendobrak mejanya kencang dan berdiri dengan sangat tegak.
"Apakah? Apakah? Apakaah?!!!"
Keesokan harinya, Nuha kembali mengintip parkiran sepeda motor. Dia ingin melanjutkan rasa penasarannya kemarin tentang sosok yang tiba-tiba terlihat olehnya.
Di parkiran sepeda motor terlihat Raffy dan Rafly selesai memarkirkan sepeda motornya dan akan segera berjalan menuju gedung sekolah. Namun, sosok itu ternyata tidak ada di sana.
"Nuha", sapa Naru yang tiba-tiba datang dari belakangnya sambil menepuk pundak Nuha. Seketika Nuha tersentak kaget.
"Uwa!"
"Kamu sedang ngapain disini?"
"Na- Na- Naru?! Kamu ngapain disini?! Eh, Sstttt!!", perintah Nuha setelah gagap tingkahnya.
Dia sedikit mendorong Naru untuk lebih bersembunyi di balik tembok. Raffy dan Rafly pun menoleh kearahnya. Beruntung, Nuha tidak terlihat oleh mereka.
"Kamu sedang sembunyi dari siapa? Ngintipin siapa?!," tanya Naru memperjelas.
"Ssstt, bentar Naru," balas Nuha tidak fokus.
"Ngapain kamu ngintipin si kembar? Ada penasaran apa kamu sama mereka?"
"Hi ih, Naru! Kamu itu bilang ngintipin mulu. Bentar napa sih?!"
"Nuha! Lihat ke sini!" perintah Naru sambil menarik kedua pundak Nuha untuk melihat ke arahnya.
Nuha pun menatapnya. Beberapa detik pun berjalan. Mereka berdua sejenak bertatapan mata. "Manis"
"Lepasin!"
"Nuha, kamu ini kenapa?"
"Kamu yang kenapa? Ngapain kamu di sini?! Pagi-pagi di parkiran sepeda, gak biasanya!"
"Aku sekarang berangkat sekolah pakai sepeda, Nuha" balas Naru santai dan senyum ramah.
"Heh? Whatss?!!"
Raffy dan Rafly sudah tidak ada di parkiran sepeda motor. Nuha dan Naru pun berjalan bersama menuju gedung sekolah.
"Kenapa kamu sekolah naik sepeda, Naru? Kamu kan biasa diantar pakai mobil"
"Aku udah gak mau berangkat sekolah naik mobil"
Seketika pipi Nuha merona diikuti senyum-senyum kecil nan malu-malu kucing. Akhirnya, dia tidak perlu kesal lagi melihat Naru semobil dengan Naomi.
"Haha", sejenak Naru menertawai tingkah Nuha. Lalu, dia kembali mempertanyakan perilaku Nuha saat di parkiran tadi.
"Kasih tau aku, kamu tadi ngapain ngintip-ngintip begitu?"
"Aku.. Gak bisa bilang, Naru"
"Nuha? Kok gitu?"
"Maaf ya Naru. Aku.. Aku duluan aja," pungkas Nuha seraya mempercepat langkahnya untuk meninggalkan Naru.
"Apa yang harus aku katakan kepada Naru? Apa yang sedang aku lakukan saja belum pasti," ucap Nuha dalam hati.
"Nuha.. Ada apa denganmu dengan si kembar itu?" gumam Naru cemas dan curiga.
Di kelas 12F Multimedia, guru baru tiba-tiba masuk ke dalam kelas. Kehadirannya langsung menarik perhatian semua siswa.
Pak Suwito yang datang di belakangnya langsung menenangkan seisi kelas dan meminta keadaan untuk tenang.
Lalu, beliau pun memperkenalkan guru baru tersebut. Seorang wanita cantik berdiri dengan bentuk tubuh yang sangat proporsional. Berpenampilan sopan dan terpancar aura keramahan.
Dia adalah Maharani Febriana. Wanita yang akan menjadi guru mata pelajaran Kimia. Sebelum dia mengatakan sepatah dua kata, dia malah berjalan menuju tempat duduk Nuha berada. Membuat semua siswa terheran-heran.
Nuha yang sedang memalingkan mukanya sambil melamun tidak mengetahui kedatangan guru baru tersebut. Bu Rani pun menyapanya, "Nuha"
Nuha menoleh dan kaget, "Ka- Kakak?!"
Tawa ramah Bu Rani pun terdengar merdu, "Hahaha.. Kamu terbiasa memanggil saya kakak, ya?"
"E- emangnya ada apa ini?", Nuha kebingungan.
Ketiga sahabatnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala karena heran.
"Nuha, dia itu guru baru. Guru Kimia, tauk!," bisik Sifa.
"Heh? Apa?!"
"Nuha, kendalikan dirimu," bisik Fani.
"Ma- Maaf.."
"Salam kenal ya, Nuha. Kamu bisa kok memanggil saya kakak kalo sedang tidak mengajar di kelas," balas Bu Rani dengan senyum ramah.
Wanita yang sangat anggun. Usianya 22 tahun dan benar-benar masih muda untuk menjadi guru di SMK.
Suasana kelas menjadi tenang dan Bu Rani mulai memperkenalkan diri kepada semua siswa di kelas 12F Multimedia.
Istirahat pun tiba. Nuha dan ketiga sahabatnya sedang di kantin.
"Nuha, aku lihat dua hari ini kamu enggak fokus sekolah. Kenapa?" tanya Fani.
"Mungkin dia masih ingin libur," balas Asa gampang.
"Hum, bener. Bisa jadi," balas Sifa.
"Duuh, sebenarnya kepalaku di mana sih? Bener juga, aku sedang tidak fokus karena ada yang menganggu pikiranku," balas Nuha sambil memijit-mijit kepalanya.
"Bagus, donk. Ayo, sini curhat sama kita," pinta Sifa.
Di samping itu, di kantin sebelah sana terdengar suara riuh yang cukup mengganggu suasana makan keempat the BestFANS. Terlihat Naomi sedang di kerubungi banyak siswa pada satu meja.
"Apaan sih itu? Heboh banget," sindir Asa.
"Nuha, bukankah itu Naomi? Itu tuh gadis yang tinggal bersama Naru," ucap Fani dengan mata yang jeli.
Seketika Nuha terperanjat kaget. Dia langsung berdiri sehingga kursinya pun jatuh ke belakang.
"Brak!"
Sikap kaget dan bingung tersirat dari tubuhnya. Dia pun bingung hendak berucap apa dan harus bersikap apa. Hanya saja, dia benar-benar kaget dengan kejadian tersebut.
Naomi mendatangi Nuha dan berkata, "Hai Nuha, apa kabar? Aku senang bisa melihatmu lagi" dengan bahasa jepang.
"Na- Naomi.. Aku..," Nuha benar-benar kebingungan karena nyalinya terasa menciut.
"Naomi, kamu mengenalnya?" tanya gadis yang sudah akrab berteman dengan Naomi.
"Haik.. Dia, Naru no paca.. Etto, koibito", jawab Naomi dengan mudah.
"Apa itu?" tanya temannya bingung.
"Hehe, maaf ya gays. Kita sedang sibuk. Mohon undur diri dulu," pinta Sifa seraya mengajak Asa dan Fani untuk menarik Nuha pergi menghindari mereka semua.
The bestFANS akhirnya kembali ke kelas.
"Fiuh," ucap Asa menghela nafas.
"Rempong sekali ya tadi. Kenapa Naomi bisa langsung jadi bintang sekolah," sindir Sifa heran.
Nuha masih saja terdiam dan termenung.
"Nuha, kamu gakpapa?" tanya Fani.
Nuha hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
"Gimana ini gays? Kenapa kenyataan jadi semakin jelas gini? Kasihan Nuha, dia sedang dituntut untuk berjuang", ucap Asa.
"Hus!", sanggah Sifa langsung menampar pundak Asa.
"Aku ingin sekali mengetahui sosok yang kemarin bersama Raffy dan Rafly," batin Nuha.
Nuha ternyata masih memikirkan hal itu. Dia masih mengesampingkan urusan tentang hadirnya Naomi di sekolahnya.
"Nuha, katakan sesuatu?! Kami akan selalu ada untukmu. Jadi, katakan sesuatu supaya kami bisa membantumu," ucap Fani.
Tapi, tetap saja Nuha mengabaikannya. Dia tidak bisa mengatakan apapun kepada ketiga sahabatnya. Membuat ketiga sahabatnya harus benar-benar bersabar.
Nuha pun beranjak dari tempat duduknya dan kembali keluar kelas. Dia berjalan entah mau kemana.
Ingin ke belakang sekolah pun juga sudah tidak bisa. Karena, kedua kucingnya, Mayo telah mati dan Soya dia bawa pulang.
"Haruskah aku ke kelas 12A Bahasa?", tanyanya dalam hati. "Benarkah Hawa bersama mereka?", lanjutnya.
Nuha berjalan menuju kelas 12A Bahasa. Saat dia berjalan melewati kelas 12D MIPA, Naru melihatnya.
Nuha terus berjalan untuk memastikan kembali keberadaan sosok itu di kelas 12A Bahasa.
Langkahnya pun sampai di depan kelas 12A Bahasa dan benar. Sosok itu terlihat bersama Rafly. Tapi, itu hanya sekilas. Sekilas saja. Karena, Naru memanggilnya.
"Nuha!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!