NovelToon NovelToon

Sang Predator

Part 01

Terdengar lantunan musik yang sangat keras, di iringi dengan lampu kelap-kelip di sebuah club malam. Semua orang berdansa mengikuti irama musik bersama pasangan mereka. Baik itu pasangan kekasih, ataupun pasangan yang hanya satu malam saja. Di kerumunan pengunjung, terlihat seorang pemuda tampan memainkan musik Dj sambil menggerakkan tubuhnya.

Tubuh kekar dan juga wajah tampannya di cucuri keringat, sehingga membuat aura ketampanannya semakin mengoda. Bahkan begitu banyak gadis yang berada di sana terpesona akan ketampanannya, bahkan ada yang memberanikan diri naik keatas pentas dan berjoget menggerakkan seluruh tubuhnya untuk mengoda pria itu.

Namun, semua mata teralihkan ketika melihat pria itu melambaikan tangannya ke arah pintu masuk. Semua gadis langsung paham akan gerakan tangan sang memain Dj itu. Mereka langsung menatap dua pemuda tampan yang memasuki club itu. Bahkan salah satu darinya jauh lebih tampan dari pemain Dj itu, tubuh kekar dan juga sixpack, tidak lupa dengan senyumannya yang sangat mengoda. Membuat semua gadis yang melihatnya langsung terpesona.

"Selamat datang Tuan Aska! Apa anda butuh servisan manja malam ini?" tanya seorang gadis langsung menghampiri Aska dan juga Bimo.

"Terima kasih atas tawarannya, Sayang! Tapi maaf, aku ingin mencari yang baru malam ini," ucap Aska tersenyum sambil mencium lembut wajah gadis itu.

Mendengar penolakan Aska, gadis itu hanya bisa menghentakkan kakinya kesal. Dia langsung pergi meninggalkan pemuda itu untuk mencari pria hidung belang lainnya.

Aska Alfrenda adalah ketua geng motor Alaska, bukan hanya sebagai ketua geng motor. Namun, dia juga di sebut sebagai sang predator, karena kelakuanya yang suka main perempuan. Dia memiliki dua orang sahabat yang memiliki sifat yang sama dengannya. Keluar masuk lobang adalah hal biasa untuk mereka, walaupun mereka masih berstatus sebagai mahasiswa.

Mereka akan menjerat setiap mangsa mereka dengan rayuan manis dan juga ketampanan mereka. Tidak ada ikatan dan tidak ada cinta, yang ada hanyalah hasrat dan kepuasan satu malam saja. Karena bagi mereka, ikatan dan cinta hanya akan menciptakan penderitaan dalam hidup mereka.

"Wah! Ada mangsa baru, aku akan mencobanya," Ucap Aska melihat seorang gadis yang sedang duduk bersedih duduk seorang diri.

Mangsa baru, itu adalah semangat Aska yang nomor satu. Baginya mencoba hal yang baru jauh lebih mengasikkan dari pada mencoba hal yang pernah dia rasakan. Jadi, tidak heran jika Aska langsung mencampakkan gadis yang telah dia tiduri dan mencari mangsa selanjutnya.

"Hai, Cantik! apa yang membuatmu bersedih seperti ini?" tanya Aska mengeluarkan senyuman termanisnya lalu duduk di samping gadis itu.

Melihat ketampanan Aska, tentu saja gadis itu langsung terpesona. Walaupun banyak orang yang telah tau bagaimana sifat pria itu, tetapi ntah mengapa para gadis tetap dengan mudah masuk kedalam perangkapnya.

"Aku telah di putuskan oleh pacarku. Padahal aku sangat mencintainya," jelas gadis itu sambil menangis kesegukan.

"Biarkan saja pria itu pergi, karena dia memang tidak pantas bersama wanita secantik dirimu. Jangan menangis lagi, lebih baik kita bersenang-senang malam ini. Lupakan semua masalahmu, ayo berdansalah denganku," ucap Aska menghapus air mata gadis itu lalu membawanya untuk berdansa bersama yang lainnya.

Aska mengeluarkan seluruh gombalan mautnya agar mangsanya itu tidak terlepas dari gengamannya. Bukan hanya Aska, tetapi Bimo sahabatnya juga telah mendapatkan pasangannya. Jadi mereka akan melepaskan semua gairah dan juga hasrat mereka malam ini. Mereka berdansa bersama para mengunjung lainnya, sambil memegang minuman beralkohol di tangan mereka.

Mereka berdansa sambil menikmati alkohol yang ada di gengaman mereka. Bahkan tangan mereka terus melingkar di pinggang gadis yang telah menjadi teman kencang mereka masing-masing. Melihat kedua sahabatnya itu telah mendapatkan mangsa mereka, Rico memilih untuk menghentikan aksinya. Dia menyuruh pemain Dj lainnya untuk menggantikan posisinya dan bersiap untuk mencari mangsanya juga.

Tidak menunggu lama, akhirnya Rico juga mendapatkan mangsanya untuk malam ini. Dia ikut berdansa dengan para sahabat sambil meminum alkohol, hingga akhirnya mereka mulai terpengaruh dengan alkohol itu dan mulai berbicara gelantur.

"Aku sudah mulai pusing, Sayang! apa bisa kita lakukan acara utama kita malam ini?" bisik Aska di telinga gadisnya.

Dia menyingkirkan lembut rambut panjang gadis itu dan mulai mencium lembut leher jenjangnya. Mendapat sentuhan lembut dari Aska, gadis itu langsung terangsang dan membawa Aska kedalam kamar. Di susul oleh kedua sahabatnya yang juga ingin melakukan acara utama mereka malam ini.

Sesampainya di kamar, Aska langsung menjajah tubuh gadis itu dengan ganasnya. Dia tidak perduli jika gadis itu masih suci atau tidak, karena dia hanya perlu tempat untuk melampiaskan hasratnya saja. Bahkan setelah ini mungkin dia tidak mengingat wajah gadis itu lagi.

Dengan sangat rakus Aska menjajah setiap inci tubuh gadis itu. Dia melepaskan satu persatu pakaian mereka dan menatap tubuh gadis itu dengan tatapan penuh hasrat. Tidak mau menunggu lama, Aska langsung melakukan aksinya. Dia menggerakkan pinggulnya dengan sangat liar, sehingga membuat suara indah terus keluar dari mulut gadis itu. Bahkan mereka tidak sadar berapa lama mereka melakukan pergelumulan panas itu.

"Kau sangat nikmat, baby. Aku sangat menyukainya," bisik Aska di akhir pelepasannya.

"Kau juga sangat nikmat! Apa boleh kita melakukannya lain waktu?" tanya gadis itu menatap Aska dengan tatapan penuh kepuasan.

Kejantanan pria itu memang sangat luar biasa, sehingga membuat gadis itu merasa sangat puas. Bahkan dia ingin melakukannya lagi bersama Aska.

"Kita lihat saja nanti!" ucap Aska melayangkan kecupannya ke bibir gadis itu, sambil melepaskan pusaka miliknya dari dalam sarangnya.

"Aku akan setia menunggunya, Sayang," bisik gadis itu tepat di telinga Aska.

Mendengar ucapan gadis itu, Aska hanya tersenyum kecil lalu turun dari atas ranjang. Dia langsung pergi kekamar mandi dan menguyur tubuhnya mengunakan air dingin. Banyangan permainan panas tadi terus terbayang di pikirannya, sehingga membuat senyuman tipis terungkir di wajah tampannya.

"Aku terlahir dari rahim seorang wanita. Tapi wanita juga yang telah menghancurkan hidupku. Karena wanita aku kehilangan cinta pertama dan juga cahaya hidupku. Aku benci dengan wanita, apa lagi dengan ikatan. Ikatan dan cinta hanya akan membuat hidupku menderita," batin Aska mengepalkan tangannya geram.

Bersambung.....

Part 02

Setelah selesai membersihkan dirinya, Aska langsung keluar dari kamar mandi. Dia melihat gadis yang telah di kencanginya tertidur pulas di atas ranjang. Mungkin dia kelelahan karena tenanganya telah di kuras habis oleh Aska. Tidak perduli dengan keadaan gadis itu, dia memilih untuk mengenakan pakaiannya lalu keluar dari kamar dan melanjutkan kebahagiaannya.

Aska memang tidak pernah tidur sampai pagi dengan wanita yang tidur dengannya. Setelah selesai berhubungan badan, dia langsung pergi dan meningalkan pasangannya begitu saja. Itulah kenapa dia disebut sebagai predator, setelah puas dengan mangsanya lalu pergi begitu saja. Belum puas untuk melepaskan semua beban pikirannya, Aska memilih untuk kembali minum di club itu. Dia duduk seorang diri dengan beberapa botol alkohol yang berada di depannya.

"Bangsat! Apa mereka akan mengebor sampai pagi?" gumam Aska mentap kedua sahabatnya belum juga keluar dari kamar.

Dia menuangkan minuman beralkohol itu kedalam gelas, lalu meminumnya sampai habis. Walaupun kepalanya sudah terasa berat, tetapi dia terus meminum minuman itu. Ntah apa yang ada di dalam pikiran pemuda itu. Namun yang pasti, pikirannya saat ini sangatlah kacau. Sehingga membuatnya ingin membuang semua pikirannya dengan minuman beralkohol yang sudah seperti air putih untuknya.

Namun, tiba-tiba segerombolan pria datang menghampirinya. Ntah ada tujuan apa, tetapi yang pasti itu bukanlah kabar baik. Apalagi melihat Aska yang hanya seorang diri dan dalam keadaan mabuk. Segerombolan pria itu menatap tajam Aska yang telah sempoyongan dan berbicara gelantur seorang diri.

"Ada apa? Kenapa lo melihat gue seperti itu? Apa lo mau minum? Kalau mau minum ambil sendiri sana," ucap Aska tersenyum kecil melihat tatapan pria itu.

"Jangan banyak bacod, Lo!" ucap pria itu merebut gelas yang ada di tangan Aska dan menyiram wajah pemuda itu.

Tentu saja Aska tidak terima dengan hal itu, dia menatap tajam pria yang berani menyiram wajahnya itu. Walaupun dia hanya sendiri, tidak ada rasa takut sedikitpun yang terlintas dalam pikirannya. Baginya, setiap orang yang mencari masalah dengannya harus di bersihkan sampai tuntas.

Bugh....

Tanpa basa-basi Aska langsung melayangkan tinjunya ke wajah pria itu. Melihat itu, para anak buah pria itu langsung menyerang Aska secara membabi buta. Sehingga pertarungan tidak seimbang itu terjadi. Walaupun terus bertahan, tetapi Aska mulai kewalahan menghadapi setiap serangan yang datang menghampirinya. Bukan hanya kalah jumlah, tetapi dia juga sedang berada dalam pengaruh alkohol, sehingga dia tidak bisa berkonsentrasi untuk menghadapi setiap serangan yang datang menghampirinya.

"Sial! Kenapa waktu tidak berpihak kepada gue, sih? Mereka datang di waktu yang tidak tepat," batin Aska menatap kesal para musuhnya itu.

Di saat Aska lengah, salah satu dari gerombolan pria itu mengambil botol minum dan menghantamkannya ke tubuh Aska. Namun, serangannya dapat di baca oleh Aska, sehingga pemuda itu dapat menghindar dengan cepat.

Bughh...

Argh...

Di saat Aska menghindari hantaman botol yang tertuju ke arahnya. Salah satu dari pria itu melayangkan pukulannya ke wajah Aska, sehingga pemuda itu jatuh tersungkur ke lantai dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.

"Alaska sang predator! Apakah hanya segini kekuatan lo?" tanya pria itu tersenyum sinis menatap Aska yang tergeletak di lantai.

"Banyak bacot lo!" teriak Aska berusaha bangkit dan kembali menyerang para pria itu.

Bugh.....

Salah satu dari pria itu mengambil kursi dan melemparkannya ke tubuh Aska. Namun, Aska berhasi mengelak sehingga kursi itu mengenai punggung seorang gadis yang sedang duduk di sudut ruangan itu. Karena hantaman kursi yang mengenai punggungnya, ponsel yang ada di tangan gadis itu terjatuh ke lantai.

Sehingga membuat emosi gadis itu yang sejak tadi dia tahan langsung meledak dengan seketika. Gadis itu langsung bangkit dari duduknya dan menatap satu persatu pria yang membuat onar itu. Bukannya takut, para pria itu malah terpesona dengan kecantikan gadis itu.

"Maaf, Baby! Kami tidak sengaja. Silahkan lanjutkan minummu. Kalau malah ponsel aku akan mengantinya nanti," ucap pria yang merupakan ketua dari gerombolan pria itu.

Bugh.....

Tanpa basa-basi, gadis itu langsung melayangkan pukulannya. Bukan hanya sekali pukulan, tetapi dia langsung melayangkan pukulan yang bertubi-tubi, sehingga pria itu langsung terjatuh tidak berdaya. Melihat ketua mereka yang di hajar secara habis-habisan oleh seorang gadis. Para gerombolan pria itu langsung menyerang secara membabi buta. Bahkan mereka tidak perduli jika yang sedang mereka hadapi adalah seorang wanita.

Namun, bagaikan singa betina yang sedang mengamuk, gadis itu menghajar semua pria itu dengan membabi buta. Bahkan tidak ada sedikitpun rasa takut yang terpancar di matanya. Tatapannya begitu tajam dan juga liar, sehingga dia dapat membaca setiap serangan yang datang menghampirinya dengan cepat. Sehingga dalam hitungan menit, dia berhasil melumpuhkan gerombolan pri itu dengan mudah.

"Sekali lagi lo mengusik ketenangan gue. Maka lo akan habis," ucap gadis itu menatap tajam gerombolan pria yang telah terkapar kesakitan karena ulahnya.

Melihat keberanian gadis itu, Aska langsung terpesona. Dia menatap gadis itu dengan tatapan penuh rasa tidak percaya. Bukan hanya cantik, tetapi gadis itu juga ahli dalam ilmu bela diri. Bahkan wajah datar dan juga tatapan tajamnya membuat jantung Aska langsung berdetak dengan kencang. Apalagi melihat cara gadis itu menghabisi semua musuhnya, membuat pemuda itu langsung merasa kagum. Gadis itu sangatlah berbeda dari gadis yang lainnya.

Setelah menghabisi para pria yang telah mengusik ketenangannya, gadis itu langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai dan juga tasnya lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan penuh kekesalan. Tidak mau membuang kesempatan, Aska langsung mengejar gadis itu untuk mengucapkan terima kasih. Lagi pula gadis itu telah menyelamatkan diri ya dari gerombolan pria yang tidak di kenal itu. Jadi sudah sepantasnya dia berterima kasih kepada gadis itu.

"Hai! tunggu," teriak Aska menghampiri gadis itu dengan sedikit sempoyongan.

Mendengar teriakan Aska, gadis itu langsung menghentikan langkahnya tanpa menatap pemuda itu. Dia membuang napasnya kesal, sambil berusaha mengontrol emosinya.

"Ada apa?" tanya gadis itu ketus.

"Lo galak amat sih," ucap Aska terkekeh kecil, sehingga membuat kekesalan gadis itu semakin meningkat.

"Jika tidak ada yang penting jangan ganggu gue. Jika tidak!" ucap gadis itu menatap tajam Aska sambil mengeraskan rahangnya. Sehingga membuat nyali Aska langsung menciut seketika.

"Maaf! jadi cewek jangan galak amat napa," ucap Aska tersenyum kecil.

Mendengar ucapan Aska yang tidak berbobot, gadis itu hanya memutar bola matanya memelas lalu kembali melangkahkan kakinya. Melihat itu, Aska langsung bergerak cepat. Dia melangkahkan kakinya menghalangi jalan gadis itu.

"Lo bisa minggir gak?" tanya gadis itu berusaha mengontrol emosinya.

"Gue hanya mau ngucapin terima kasih. Terima kasih karena lo sudah membantu gue," ucap Aska melayangkan senyuman termanisnya.

"Jangan ge-er lo! Gue melakukan itu karena mereka mengusik ketenangan gue. Jadi lo juga minggir, atau nasib lo akan sama seperti mereka," ucap gadis itu menatap tajam Aska.

Melihat emosi gadis itu yang semakin memuncak, Aska langsung mengambil langkah aman. Dia langsung memberikan jalan untuk gadis itu, sambil menatap punggung gadis itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Mangsa baru yang lebih menantang. Gue rasa menarik juga," batin Aska tersenyum kecil.

Bersambung.....

Part 03

Prak....

Suara pecahan kaca terdengar di salah satu ruang dosen. Mendengar suara itu, para mahasiswa dan juga dosen langsung berhamburan keluar untuk melihat sumber suara itu. Melihat keadaan di sana, semua orang langsung bisa menebak siapa penyebab pecahnya kaca jendela ruangan dosen itu.

"Aska Alfrenda! datang ke ruangan saja sekarang," ucap Pak Bento, Dekan di kampus itu.

"Tepat sasaran! di skors berapa minggu ya?" tanya Aska kepada kedua sahabatnya tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun.

"Mungkin seminggu adat dua minggu," ucap Bimo tersenyum puas.

"Itu terlalu sedikit, mungkin kita harus memecahkan sesuatu lagi agar bisa bisa bebas selama sebulan," ucap Rico tersenyum sinis.

"Kalian tunggu apa lagi?" tanya Bu Erna menatap kesal ketiga pemuda yang masih betah pada tempatnya itu.

"He... he... Ia, Bu!" ucap ketiganya terkekeh kecil lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Pak Bento.

Sesampainya di ruangan, mereka bertiga langsung duduk di sofa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Mendapatkan hukuman, sudah seperti makan obat untuk ketiga brandal kampus itu. Bahkan mereka merasa kekurangan sesuatu, jika tidak membuat ulah sebentar saja.

"Kira-kira berapa minggu kami di skors, Pak? satu minggu, dua minggu, kalau bisa yang lama ya," ucap Aska tanpa beban.

Melihat kelakuan mahasiswanya itu, Pak Bento dan Bu Erna hanya bisa membuang napasnya kasar. Menskors ketiga mahasiswanya itu tidak akan ada gunanya, mereka harus memikirkan hukuman lain agar ketiga mahasiswanya itu ada efek jera.

"Tidak ada yang di skors!" ucap Pak Bento tegas.

"Jadi kami harus ganti rugi? Katakan berapa yang harus kami ganti?" tanya Rico.

"Tidak ada yang akan ganti rugi," sambung Bu Erna.

"Jadi kami harus mengerjakan tugas tambahan?" tanya Bimo.

"Tidak!" ucap Bu Erna dan Pak Bento serentak, sehingga membuat ketiga pemuda itu saling bertatapan.

"Jadi kami tidak mendapatkan hukuman?" tanya ketiganya serentak.

"Ikut ibu sekarang," ucap Bu Erna tidak mau basa-basi lagi.

Tanpa banyak bertanya, Aska dan kedua sahabatnya langsung mengikuti Bu Erna tanpa banyak pertanyaan. Hingga akhirnya mereka sampai di lapangan kampus, di sana sudah tersedia alat untuk membersihkan lapangan. Melihat itu, Aska dan kedua sahabatnya langsung saling menatap kebingungan.

"Petugas kebersihan sedang cuti untuk hari ini. Jadi ibu minta kalian yang mengantikannya," ucap Bu Erna tidak tau harus memberikan hukuman apalagi kepada ketiga mahasiswanya yang super nakal itu.

"Apa! Tidak. Aku tidak mau." Tolak Aska dengan tegas.

"Baiklah! Jika kalian tidak mau. Maka, ibu akan memanggil orang tua kalian," ucap Bu Erna.

"Anda tidak perlu memanggil tua bangka itu. Aku bisa memberikan seluruh kampus ini," ucap Aska penuh kekesalan.

"Bagus kalau begitu. Kalian tidak boleh pulang jika belum menyelesaikan semuanya," ucap Bu Erna melangkahkan kakinya meninggalkan para mahasiswanya itu.

"Lo gila! masak kita harus membersihkan seluruh kampus ini. Lagipula kita sudah kuliah, bukan anak SMA lagi," ucap Bimo penuh kekesalan.

"Padahal gue sudah mengunakan parfum andalan gue," ucap Rico penuh kekesalan.

"Sudah! Lakukan saja. Dari pada Bu Erna menghubungi tua bangka itu, lebih baik gue membersihkan seluruh kampus ini," ucap Aska mengambil plastik untuk tempat sampah, dan mulai mengutip sampah itu satu persatu.

"Wau! Ada bidadari kesasar. Cocok untuk menjadi mangsa malam ini," ucap Rico merapikan pakaiannya setelah melihat seorang gadis berjalan mendekati mereka.

"Pria mata keranjang seperti lo, melihat kucing betina saja pasti lo bilang cantik," ucap Bimo terkekeh kecil.

"Gila, Lo! Walaupun mata keranjang, tapi penglihatan gue masih normal. Coba lo lihat saja," ucap Rico kesal kesal.

"Co! Gue lagi mimpi apa? Kenapa tiba-tiba ada bidadari di depan gua?" tanya Bimo ikut terpesona dengan kecantikan gadis itu.

Sedangkan Rico sudah duluan menghampiri gadis yang berhasil membuatnya terpesona seketika. Tentu saja dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan gadis itu. Melihat Rico yang sudah bergerak duluan, Bimo juga tidak mau kalah. Dia berlari kecil mengejar sahabatnya itu dan bersiap untuk mengoda gadis itu.

"Hai, cantik! Mau kemana?" tanya Rico menghampiri gadis itu.

"Ternyata di sini ada bidadari. Bidadarinya mau ke mana?" tanya Bimo ikut-ikutan.

Mendengar pertanyaan kedua pria itu, gadis itu hanya diam tidak memperdulikannya. Dia terus melangkahkan kakinya tanpa mengiraukan pertanyaan para pemuda yang terlihat menyebalkan di matanya.

"Hai, biar aku antar. Di sini tidak boleh gadis cantik berkeliaran seorang diri," ucap Bimo memegang tangan gadis itu.

Bugh....

Tanpa banyak bicara, satu bugeman mentah langsung mendarat di wajah Bimo. Melihat sahabatnya terlah terjatuh dengan wajah yang membiru, Rico mencoba untuk membantunya.

Bugh...

Namun, sangat di sayangkan, dia juga mendapatkan tanda perkenalan dari gadis itu. Sehingga, kedua pemuda tampan itu sama-sama jatuh di tanah dengan luka lembam di wajah mereka.

Melihat itu, gadis itu hanya tersenyum tipis lalu kembali melangkahkan kakinya. Melihat kedua sahabatnya di hajar oleh gadis itu, Aska hanya bisa diam terpaku. Dia tidak tau harus melakukan apa, selain diam melogo seperti patung.

"Gila tu cewek! Makan apaan sih?" tanya Bimo memegang wajahnya yang terasa perih.

"Hei!" ucap Aska memberanikan diri.

Mendengar teriakan Aska, gadis itu langsung menghentikan langkahnya dan melemparkan tatapan tajamnya.

"Tidak jadi!" ucap Aska menunduk lalu menghampiri kedua sahabatnya.

Bersambung......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!