Aku sadari bahwa diriku ini memang anak yang tidak berguna, tapi walaupun begitu aku tak pernah sedikit pun memiliki pikiran untuk menyusahkan dan bahkan menyakiti keluargaku.
Pastinya setiap anak akan berlomba-lomba untuk membahagiakan keluarganya.
Namun berbeda dengan diriku, yang mana setiap aku sedang berjuang untuk membuat keluargaku bahagia mereka malah berlomba-lomba untuk menjatuhkanku dan juga menghancurkan semua niatan baikku.
Terlihat jelas bagiku bahwa mereka begitu tidak menghargai semua usahaku selama ini.
...****************...
Pada saat aku sedang bekerja keluargaku terlihat begitu menyayangiku, bahkan disetiap cinta dan perhatian yang mereka berikan aku jadi merasa sangat dicintai oleh kedua orang tuaku.
Mendapat perlakuan hangat dari keluargaku itu membuatku sangat bahagia sekali. Karna setelah sekian lamanya mereka mengacuhkanku, kini mereka pun bisa menerimaku dan mencintaiku.
Kupikir kasih sayang yang mereka berikan itu akan bertahan untuk selamanya, tapi nyatanya semua itu hanyalah kepalsuan saja.
Kedua orang tuaku tidak benar-benar mencintaiku tapi mereka hanyalah mencintai uangku saja.
Aku mengetahui itu karna pada saat aku menerima gajiku aku pun memberikan separuh gajihku kepada kedua orang tuaku, karna merasa tak cukup mamah pun memarahiku.
"Hanya segini yang kau kasih, mana cukup uang segini buat kasih kau makan pun kurang ." Ucap mamah dengan membentakku
"Kau ini gimana sih tiara ga bisa di andalkan sekali, masa iya kau kasih uang segitu ke kami memang kau pikir semua yang kami kasih ke kamu itu gratis apa." Kata papah sambil berjalan duduk di kursi ruang tamu.
Mendengar itu seketika aku mendongak tak percaya dengan apa yang barusan papahku bilang.
"Maksud papah gratis apa pah." Tanyaku penasaran.
Mendengar pertanyaanku seketika papah bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiriku.
"Ya semua yang kami berikan selama ini kepadamu tidaklah gratis seperti makanmu,tempat tidurmu, dan bahkan semua kasih sayang yang kami berikan selama ini pun tidaklah gratis." Tegas papah.
Setelah itu mamah pun menghampiriku dan mencengkram bagian tanganku dengan kuat.
"Jadi kau harus membayar semuanya sampai lunas." Ucap mamah sambil mendorongku .
Mendengar semua itu hatiku rasanya sakit sekali karna selama 24 tahun usiaku kedua orang tuaku tidak pernah mau menyayangiku.
Setelah kejadian itu Papah mengingatkanku agar setiap aku gajian aku harus memberikan semua uang gajiku kepada mamah dan bahkan kedua orang tuaku melarangku untuk mengambil sepeser pun uangku itu.
Padahal aku sudah bekerja dengan keras untuk mendapatkan uang tersebut, karna aku pun sangat membutuhkan uang jadi dengan terpaksa aku selalu membohongi kedua orang tuaku mengenai nominal gaji yang kudapatkan.
Hampir setiap saat kedua orang tuaku pergi berpoya-poya dengan semua uangku itu, mereka selalu menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak penting.
Jujur sedih rasanya melihat semua ketidak adilan yang keluargaku berikan padaku selama ini. Tapi aku tak bisa berbuat apa pun selain menerima semuanya dengan ikhlas dan lapang dada.
Karna aku yakin suatu saat nanti kedua orang tua ku pasti akan menerimaku dan mencintaiku dengan tulus. Kini aku hanya butuh waktu saja.
...****************...
Setelah 1 tahun lama nya aku bekerja kini kontrak kerjaku sudah habis dan tidak bisa di perpanjang lagi. Jadi dengan berat hati aku harus berhenti dari pekerjaanku.
Kedua orang tuaku yang mengetahuiku sudah berhenti bekerja, kini mereka pun mulai memarahiku dan bahkan mencaci makiku dengan semua kata-kata yang begitu menyakitkan dan melukai hatiku.
"Kau ini memang anak yang tidak berguna, rasanya menyesal sekali kami memiliki anak seperti mu." Ucap papah dengan marahnya kepadaku.
"Jika kau tidak kerja lalu darimana kita akan mendapatkan uang, kau tau kan adikmu Jonathan sedang membutuhkan banyak uang untuk biaya kuliahnya."
"Iya mah tiara tau, tapikan mau gimana lagi." Ucapku sedih
"Udah cukup kami ga mau mendengar alasan apapun lagi dari mulutmu karna kau memang anak yang tidak berguna dan juga pembawa sial bagi keluarga ini." Ucap papah sambil berjalan pergi meninggalkan ku.
Mendengar semua itu kini aku hanya bisa diam saja sambil menahan air mataku.
Setelah mereka puas memarahiku, aku pun dengan cepat pergi kedalam kamarku.
Karena merasa sakit hati dengan semua perkataan kedua orang tuaku tadi. Perlahan-lahan air mataku mulai berjatuhan tanpa bisa ku hentikan lagi.
Di dalam kamar aku menangis sejadi-jadi nya dengan menutup mulutku agar tidak ada yang mendengar suara tangisanku.
2 jam lamanya aku menangis kini aku mulai merasa sedikit tenang, karena merasa lelah aku pun perlahan-lahan menutup mataku dan tertidur.
...****************...
Setelah 1 bulan lamanya aku menganggur. Aku lebih banyak diam dirumah sambil membantu mamahku untuk melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Saat itu mamahku menyuruhku untuk menyiapkan makanan yang enak, karna hari ini paman dan bibiku akan datang.
Maka dari itu sedari tadi pagi aku mulai bergelud di dapur untuk mulai memasak.
Tak selang beberapa menit setelah semua makanannya sudah siap dan tertata rapih di atas meja makan. Kini paman dan bibiku sudah sampai di rumah. Lalu kami pun duduk berbincang sebentar dan setelah itu kami pun mulai makan.
Selesai makan kami kembali lagi keruang tamu untuk melanjutkan perbincangan tadi yang sempat terpotong.
Aku yang baru selesai membersihkan piring kini ikut bergabung dengan mereka.
Paman yang baru melihatku datang langsung menghujamku dengan banyak pertanyaan. Yang mana setiap pertanyaan yang dia ajukan padaku pasti akan selalu membuatku merasa sakit hati nantinya.
"Apakah kau masih menganggur Tiara." Ucap paman sambil menatapku tajam.
"Mmm... Iya paman." Sahutku sambil menganggukkan kepala.
Bukannya menyemangatiku paman malah dengan tega nya mengejekku, dan bukan hanya sekedar mengejek saja, malahan paman dengan teganya membanding-bandingkanku dengan anaknya yang saat ini sudah bekerja menjadi seorang manager di perusahan besar.
Jujur untuk hal itu aku akui diriku pasti akan kalah, karna seperti yang ku tau anak mereka itu adalah lulusan S1 luar negeri dan sedangkan aku hanya lulusan SMA saja. Jadi akan sulit bagiku untuk menandinginya.
"Coba aja kalau dulu kamu mau kuliah seperti anak paman, pasti kamu ga akan sesusah ini buat mencari pekerjaan. Dan coba deh kamu lihat abang sepupumu ini yang mana sekarang dia itu sudah menjadi seorang manager di kantornya, tapi kau belum menjadi apa-apa sampai sekarang malahan yang ada kau hanya menambah beban kedua orang tua mu saja. Coba deh kamu pikir kamu tuh dah dewasa harusnya kamu itu buka pikiranmu itu memang mau sampai kapan kau akan menjadi beban di keluarga ini, memang kamu ga malu apa." Ucap paman sambil menatapku hina.
Mendengar semua hinaan itu aku hanya bisa diam sambil menahan amarah dan air mataku.
Sebenarnya hinaan seperti itu bukanlah kali pertamanya ku dengar tapi hampir sering kudapatkan jika aku bertemu dengan paman. Mendengar semua hinaan yang pamanku ucapkan, Ingin rasanya ku melawan semua ucapan pamanku itu, Tapi karna dia adalah kakak dari papahku itu membuatku merasa tidak enak untuk melawannya karna takut nantinya membuat papahku merasa sakit hati karena tindakanku.
Saat paman menghinaku ku coba untuk melihat ke arah kedua orang tuaku, untuk mengharapkan pembelaannya namun yang kulihat kedua orang tuaku terlihat begitu acuh terhadap ku, seakan tak peduli.
Rasanya ingin sekali ku menangis saat itu juga tapi karna tak ingin terlihat lemah, aku terus mencoba menguatkan diriku untuk mendengar semua hinaan itu.
"Hey pak tiara apakah kau tidak merasa capek apa mengurus si tiara ini, kalau aku sih cape yah soalnya dia itu tak menguntungkan sama sekali. Bukannya apa-apa abang ngomong kayak gini ke kamu karna abang merasa kasian aja sama mu." Ucap paman sambil memegang pundak papah.
"Iya bang kau memang benar, rasa nya aku cape sekali jika harus terus-terusan menghidupinya. Malahan kalau dipikir-pikir dari pada aku cape menghabiskan uangku untuk merawatnya lebih baik aku merawat anak ayam saja yang mana jika ayamnya sudah besar bisa aku jual nantinya". Jawab papah sambil sedikit tertawa dengan leluconnya itu.
Mendengar perkataan papahku tadi membuat semua orang yang ada di rumahku ikut tertawa juga tanpa mempedulikan perasaanku sama sekali. Mendengar gelak tawa mereka membuat hatiku menjadi begitu sakit sekali.
" Semogalah anakmu si nathan tidak seperti kakaknya ya ." Ucap bibi ke mamahku
"Iyalah jangan sampe, karna aku hanya mau anakku nathan bisa jadi orang yang sukses, apalagi kan si nathan bentar lagi akan lulus kuliah." Sahut mamah dengan antusiasnya.
"Eh apakah kalian tau, karena kasihan melihat istriku yang selalu kelelahan dalam mengurus pekerjaan rumah tangga aku menyuruhnya untuk berhenti dan istirahat lalu kuserahkan semua tugas rumah tangga ke si tiara. Karna kan mumpung dia masih menganggur sampai sekarang makanya dengan senang hati ku jadikan dia pembantu di rumah ini." Ucap papah dengan santai nya.
Setelah mendengar perkataan papahku tadi seketika aku membulatkan mataku seakan tak percaya dengan apa yang barusan papahku katakan.
"Karna kan seperti yang kita tau menyewa pembantu itu lumayan mahal loh bayarannya." Ucap papah dengan menatapku hina.
"Ya kau benar sekali, dari pada kita mengeluarkan uang untuk membayar pembantu mending kalian pakai saja jasa si tiara itu untuk melakukannya secara gratis tanpa perlu di bayar sama sekali." Sahut paman sambil tertawa melihatku.
Mereka yang mendengar candaan pamanku tadi langsung ikut tertawa, bahkan kedua orang tuaku pun ikut menertawakanku.
Mendengar semua hinaan itu membuat air mataku berjatuhan tanpa bisa ku tahan lagi dan mendengar suara tawa mereka itu membuatku begitu sangat marah, sampai-sampai aku tak bisa lagi mengontrol diriku.
"HENTIKAN..." Ucapku sambil menggebrak meja.
Mendengar itu seketika membuat mereka berhenti tertawa, karena saking terkejutnya.
"Apa kalian sudah merasa puas sekarang." Ucapku sambil menatap mereka satu persatu.
Kini semua keluargaku hanya duduk diam sambil menatapku heran.
"Karna sedari tadi kalian sudah begitu banyak bicara, sekarang biarkan giliranku untuk bicara dan kalian dengarkan ini baik-baik." Ucapku dengan suara yang bergetar karena menahan tangisanku.
"Jujur, aku pribadi merasa sangat-sangat kecewa sekali dengan semua perlakuan kalian terhadapku selama ini.Dan perlu kalian tau aku diam selama ini bukan karna aku lemah tapi aku diam karna aku menghormati kalian semua, tapi kalian pernah tidak memikirkan perasaanku selama ini sudah pasti tidak kan, karna yang kalian tau itu adalah bagaimana caranya menghinaku dan membuatku selalu sakit hati. Aku ini manusia juga sama seperti kalian, tapi kenapa kalian setega ini kepadaku." Isakku dengan marahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!