NovelToon NovelToon

We Are BROTHER

We are BROTHER 1

...

"JUSTINE !!!!!" Teriak seseorang mengejutkan seorang anak laki-laki remaja yang sedang menikmati game di ponselnya.

"Apa mommy? Kamu beneran seperti vokalis band rock yang sedang bernyanyi nada tinggi" ucap laki-laki remaja yang dipanggil Justine itu.

"Kamu!!! Berani mengatai mommy mu seperti itu!!" Teriaknya lagi.

"Ada apa sayang, kenapa kamu teriak-teriak?" Tanya laki-laki yang baru saja menuruni anak tangga terakhir.

"Leo, tanyakan saja pada putra kesayangannya mu itu!!!" Teriaknya wanita cantik itu.

"Justine kenapa kamu membuat mommy mu marah?" Tanya pria yang dipanggil Leo itu.

"Daddy, aku heran kenapa Daddy bisa mau menikahi mommy yang cerewet dan menyebalkan sepertinya, dia hanya menang cantik, tiada hari tanpa suara melengkingnya, telingaku sampai sakit." kata Justine sembari memegangi kedua telinganya dengan kedua tangannya.

"Justine....! Tidak boleh mengatakan seperti itu" bentak Leo ada putranya.

"Maaf mommy, aku hanya bercanda, jadi mommy Jessy yang cantik, kenapa mommy teriak-teriak tadi?" Tanya Justine pada mommy nya.

"Apa ini?!!!" Teriak Jessy seraya memperlihatkan selembar kertas ditangannya.

"Itu...." Justine menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Leo mengambil kertas itu dari istrinya dan mulai membacanya.

"Jadi, apa yang kali ini kamu perbuat?" Tanya Leo lembut pada putranya

"Aku hanya mencium bibir anak baru" jawab Justine dengan seenaknya tanpa beban.

"What!!!!! HANYA kamu bilang?" Jessy sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

"Tenang lah" pinta Leo.

"Tenang?! Anakmu mencium paksa bibir seorang gadis yang baru saja pindah ke sekolahnya, dan kamu bilang tenang, ini semua karena dia menuruni sifatmu!!" geram Jessy pada suaminya.

"Lha kok jadi aku dibawa bawa sayang..."

"Iya karena kamu dulu juga gitu,pas kita baru ketemu kamu langsung cium bibir aku tanpa permisi." jelas Jessy mengingat dulu Leo langsung menciumi nya padahal baru pertama bertemu.

"Iya mungkin kamu benar..." Leo tersenyum pada istrinya

"Jadi, sudah jelas jika aku menuruni sifat Daddy" ucap Justine membela diri

"Tidak, Daddy tidak setiap hari dipanggil guru BP dan juga tidak pernah mendapat surat pemanggilan terhadap orang tua sepertimu, jadi jangan samakan Daddy denganmu." Leo tidak ingin anaknya menyamakan dirinya seperti nya, padahal kenyataannya memang dia seperti putranya dulu yang suka bikin masalah.

"Mommy, Justine mohon, mommy datang ya, kalau tidak, Justine akan di skors lagi..." Justine berdiri dan memeluk Jessy, putranya tumbuh dengan cepat, bahkan dia sudah lebih tinggi darinya.

"Menyingkirlah, mommy cuman boleh dipeluk sama Daddy, kamu jangan coba merayunya." Leo menarik anaknya yang tidak mau melepaskan pelukannya pada Jessy.

"Mommy, lihat Daddy, dia bahkan seperti anak perempuan yang menangis, karena tidak dibelikan mainan." sungut Justine.

"Justine dengar, apa kamu sudah tidak sayang sama mommy mu lagi? Kenapa kamu selalu berbuat ulah, dalam seminggu mommy sudah dipanggil sebanyak tiga kali, memalukan!!!" Jessy benar-benar dibuat kesal oleh putra satu-satunya itu.

"Maaf mommy sayang, Justine tidak sengaja melakukan nya, dia yang memaksaku, makanya aku menciumnya." Justine berusaha membela diri.

"Oh sungguh?? Dia anak baru, dia pasti tidak mau berurusan denganmu yang pasti merayunya, namun kamu di abaikannya, akhirnya kamu menciumnya dengan paksa, apa mommy benar?"

Justine hanya bisa menunjukkan barisan gigi-giginya yang rapi.

"Sudah kuduga, kamu adalah versi muda Daddy mu!!" Jessy benar-benar semakin kesal pada putranya yang mewarisi sifat Leo.

"Hei... Jangan bawa-bawa aku sayang, aku tidak tahu apa-apa" protes Leo.

--------

Pembukaan dulu biar ada yang penasaran 😝

Tap jempolnya 😉

We are BROTHER 2

...

"Justine listen to mommy, ini untuk yang terakhir kalinya, jika kamu masih melakukan hal yang sama, mommy akan mengirim mu ke London, biar kamu di didik secara militer oleh grand pa, mengerti?" Ancam Jessy, kedua tangannya berada di pinggangnya.

"Yes mom, I got it" Justine menundukkan kepalanya didepan Jessy.

Leo hanya bisa tersenyum melihat kelakuan putranya yang sama persis dengannya, hanya saja dia tidak mau mengakuinya.

"Daddy, aku butuh mobil baru, aku sudah tidak suka dengan mobil lamaku." pinta Justine yang langsung mendapat semburan lahar panas dari Jessy.

"Tidak ada mobil sebelum kamu merubah sikap mu!!!"

"Oh Tuhan, mommy kau benar-benar seorang diktator seperti grand dad" protes Justine.

Leo tidak bisa menahan tawanya saat putranya mengatai istrinya sebagai seorang diktator.

Jessy melirik tajam kearah suaminya, Leo langsung berhenti tertawa dan menghampiri putranya.

"Kamu harus mendengarkan apa kata mommy, Daddy akan berikan mobil sesuai keinginan mu, jika dalam sebulan kedepan kamu sudah bisa memperbaiki dirimu, bagaimana?" Leo memberikan saran kepada putranya yang terlihat murung.

"Sure... No problem, aku pasti bisa"

"Kita lihat saja, jangan sampai Minggu depan mommy juga harus kembali dipanggil kepala sekolahmu." cibir Jessy.

"Mommy...." Justine mulai merajuk.

"Iya sayang, mommy percaya, baiklah semoga ini kali terakhir kamu membuat ulah, jika masih, mommy akan memberitahu grand dad, biar dia yang akan menghukummu"

"Mommy...." Justine merengek lagi pada Jessy, dia takut jika kakeknya Alex mengetahui nya, dia orang yang sangat tegas, bahkan semua orang menghormatinya, dan tidak ingin menjadi musuhnya.

"Baiklah, mommy capek ngomong sama kamu, mommy penat, Daddy, mommy mau belanja, anterin mommy ya?"

Kebiasaan Jessy jika merasa kesal dengan kelakuan putranya dia akan melampiaskan nya pada 'berbelanja'.

"Tentu tuan Puteri" jawab Leo yang selalu memanjakan istrinya, apapun keinginan dia akan segera memenuhinya.

"Ckk... Daddy sangat takut sama mommy" ejek Justine.

"Ini bukan takut, tapi sayang, iya kan mommy?"

"Iya Daddy sayang, yuk berangkat, jangan dengerin omongan anak kamu yang kurang ajar ini" ucap Jessy menatap tajam kearah Justine yang langsung terdiam.

"Mommy benar-benar putri seorang diktator." teriak Justine saat Jessy sudah berlalu bersama Leo.

"Mereka berdua memang cocok." ucapnya lagi.

Suara mobil berhenti terdengar dari dalam rumah, Justine menghampiri nya, seorang pria dewasa dengan setelan jas lengkap turun dari mobil itu.

"Om Davin!" Teriak Justine.

"Hei Justine, kenapa kamu diluar?" Tanya pria yang bernama Davin itu.

"Kukira mommy sama Daddy kembali"

"Memangnya kemana mereka pergi?"

"Belanja om."

"Kamu buat ulah lagi?"

"Kok om tahu?"

"Kan udah biasa, kalau kamu abis bikin masalah pasti mommymu akan pergi belanja." jelas Davin yang tahu betul sifat kakaknya.

"Ya udah masuk om."

"Enggak perlu, om cuman mau bilang kalau ayah mau kita semua makan malam bareng." ucap Davin.

"Yah om, kan bisa info lewat chat aja."

"Tadinya mau gitu, tapi om pas lewat jalan sini, jadi sekalian mampir." jelas Davin.

"Oh gitu, ya udah terserah om aja."

"Ya udah om mau balik ke kantor lagi ya? kamu jaga rumah, jangan kelayaban!"

Justine mengelus puncak kepala Justine.

"Siap om, om juga hati-hati ya..."

Davin tersenyum dan kembali masuk kedalam mobilnya kemudian melaju ke kantornya

Di dalam mobil tiba-tiba Davin merasa haus, dia mencari air minum yang biasanya ada di sana namun sepertinya habis.

"Ah sial!! Kenapa tadi tidak minum dulu ditempat kakak" umpatnya.

Davin menepi di depan mini market, dia keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam mini market itu, namun seseorang menabraknya.

Dia seorang wanita yang memakai masker untuk menutupi wajahnya, namun matanya yang indah masih terlihat dengan jelas, terlebih dia memiliki tahi lalat kecil di lehernya sebelah kiri

"Sorry" katanya.

"No problem" Davin berjalan masuk ke dalam mini market dan mengambil sebotol air mineral dan beberapa makanan kecil, setelah itu dia ke kasir untuk membayarnya.

Davin merogoh sakunya namun dia tidak menemukan dompetnya, dia mengingat kembali saat tadi ada wanita yang menabraknya didepan mini market.

"Shit!!! Copet kurang ajar!!!" Umpatnya.

"Bagaimana pak, mau pakai cash atau pakai kartu?" Tanya kasir itu.

"Cash saja" Davin memberikan uang seratus ribuan yang hanya ada satu satunya di kantong jas nya

"Ambil saja kembaliannya." ucapnya.

"Terimakasih banyak." ucap kasir itu.

"Sama-sama." jawab Davin.

Davin segera keluar dari mini market dan mengambil handphonenya yang ada di mobil dan segera menelfon asistennya.

"Cepat blokir semua akun bank saya! Saya kecopetan, dompet saya hilang beserta kartu-kartunya, dan segera urus kartu barunya!" perintahnya saat telefonnya sudah tersambung.

Dia mematikan sambungannya dan melaju kencang menuju kantornya.

"Copet sialan!!! Aku pastikan kamu tidak akan bisa kabur kemanapun kita lihat saja nanti!"

---------

masih permulaan ya...😝

tap jempolnya, plus jangan lupa komentarnya 😘

We are BROTHER 3

...

Pagi hari

"Ayo cepat mommy, ini sudah siang!!" teriak Justine ada Jessy

"Kamu ini selalu begitu, mommy sangat malas untuk ke sekolahmu! Mommy malu!" ucap Jessy.

"Ayolah mom, please... Daddy...." Justine meminta bantuan Leo untuk membujuk Jessy.

Leo yang sedang menatap laptopnya harus beraksi untuk membujuk istrinya itu.

"Mommy, berangkatlah bersama Justine, dia kan sudah janji kalau ini yang terakhir, bukan begitu Justine? Leo memberi kode pada putranya.

"Iya mommy, ini yang terakhir okay?"

"Fine... Ini yang terakhir" Jessy mengambil tasnya di kamar dan kemudian kembali untuk mengikuti Justine menuju ke sekolahnya.

"Biar mommy yang bawa mobil, kamu masih 16 tahun"

"Mommy, Justine bukan anak TK mom, Justine malu kalau disupiri sama mommy" protes Justine.

"Whatever!!!" Jessy masuk dan duduk disamping kursi kemudi, Justine tersenyum girang dan segera masuk untuk membawa mobilnya melaju menuju sekolahnya

.

Sesampainya di sekolah, Justine dan Jessy langsung menuju ruang kepala sekolah, disana sudah ada seorang gadis cantik dan seorang wanita paruh baya yang duduk berdampingan.

Tak lama kemudian kepala sekolah dan guru BP masuk ke dalam

"Mohon maaf, kami harus memanggil kalian orang tua dari Justine dan juga Jasmine" kata kepala sekolah wanita itu

"Saya tidak masalah, karena saya memang harus melihat sendiri anak kurang ajar yang melecehkan putri saya" ucap ibu dari gadis bernama Jasmine dengan ketusnya

"Maaf, mungkin anak saya memang salah, tapi anda tidak berhak mengatai anak saya kurang ajar!" Ucap Jessy tidak terima

"Anak situ memang kurang ajar, makanya dididik dong, orang tua nya aja kayak gini gimana anaknya?!!" Sinis ucapan ibu Jasmine

"What the f*ck !!!! Maksudnya apa ini?!!!" Jessy tidak terima dengan ucapan wanita itu

"Tunggu ibu-ibu, kita bisa membicarakannya baik-baik" lerai kepala sekolah, dia sungguh takut jika sampai seorang Jasseline Anderson Smith akan murka di ruangannya, akan jadi seperti apa nanti nasibnya

"Kamu tahu tahu siapa saya!!! Saya istri pemilik Grand Luxury hotel" ucapnya meninggi

"Hanya itu?" Ejek Jessy

"Emang nya situ siapa berani mengatakan 'hanya itu' padaku?kamu orang miskin tidak tahu apa itu Grand luxury hotel" ejek nya pada Jessy

'wah... Nantangin mommy diktator nih orang' batin Justine yang hanya bisa tersenyum melihat sikap ibunya Jasmine

"Kamu tidak mengenal saya?" Tanya Jessy pada wanita itu

"Siapa kamu yang harus aku kenali, kamu ibu rendahan yang tidak bisa mendidik anakmu dengan benar!!!" Ucapannya begitu kasar, Jessy hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Saya mau pulang, males banget ngomong sama orang kayak gini, niat saya kesini mau minta maaf pada anda dan putri anda, tapi malah anda ngomong begitu tidak sopan pada saya, saya tahu anak si salah, dan saya minta maaf untuk apa yang telah anak saya perbuat, dan untuk penghinaan yang sudah anda lontarkan kepada saya"

Jessy berjalan keluar dari ruangan itu dengan kondisi marah besar

"Damn!!! Bisa-bisanya dia menghinaku!! Awas aja!!!" Umpat Jessy

"Mommy tunggu, mom" Justine memanggil Jessy yang berjalan dengan cepat keluar dari sana

Justine menarik tangan Jessy dan menghentikan langkahnya

"Mommy diktator yang cantik, jangan marah-marah, nanti uang untuk beli mobil baru Justine bisa jadi jatah belanja mommy karena kesal dengan hari ini" canda Justine agar mommy tidak marah

Jessy menghela nafasnya dan menatap putranya dengan senyuman manis yang terkesan 'mematikan'

"Dengar, mommy sedang kesal sekali, kembali lah ke kelas mu, mommy akan pulang membawa mobil mu, nanti mommy kirim yang baru kesini sesuai dengan keinginan mu, bagaimana?"

"What??! Mom, are you sure?? Mommy enggak lagi marah?" Tanya Justine bingung

"Justru ini karena mommy lagi marah, makanya mommy mau belanja mobil aja buat kamu" jelas Jessy

"Woooaaaahh, kalau kayak gitu, aku bakalan sering-sering bikin mommy marah" celetuk Justine yang sukses mendapat jitakan dari Jessy

"Sakiiit mom" ringis Justine

"Tau ah, mommy mau pulang, bye honey" Jessy mencium kening putranya dan segera meninggalkan sekolah itu

.

Di ruang kepala sekolah

Ibu Jasmine masih marah-marah dengan sikap Jessy yang meninggal kan pertemuan dengan kepala sekolah seenaknya

"Siapa wanita tadi, wanita tidak tahu diri, berani nya sombong didepan ku, bukankah sekolah ini untuk kalangan elit, kenapa gembel seperti mereka bisa masuk ke sekolah ini!!!" Bentak nya pada kepala sekolah

"Karena dia istri dan anak dari pemilik sekolah ini" jawab guru BP yang sedari tadi geram dengan tingkah ibu Jasmine

"Hah?!"

"Iya, dia adalah nyonya Jessy, Jasseline Anderson Smith, istri dari tuan Leonard Smith dan putri satu-satunya dari Alex Anderson" jelas kepala sekolah

"Bruggghh !!!"

Ibu Jasmine pingsan seketika mendengar penjelasan dari kepala sekolah

---------

nah loe....🤪

mending tap jempol kalian 😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!