NovelToon NovelToon

Dipaksa Mencintai

BAB 1

Seorang gadis cantik berambut panjang tergerai nampak setengah berlari kearah seorang gadis berhijab yang nampak baru keluar dari ruang guru.

Gadis cantik berhijab itu bernama Malayka Khumaira Rasyid atau biasa di panggil Alika.

Dia duduk di bangku kelas 12 SMA dan usianya hampir 18 tahun satu bulan kedepan tepatnya beberapa minggu setelah kelulusan mereka nanti.

Alika gadis yang sangat cantik, Matanya bulat hidungnya mancung, bulu matanya lentik. Bibirnya tipis dan mungil serta berwarna kemerahan. Kulitnya putih dan bersih tanpa sentuhan kosmetik, sungguh Alika adalah definisi gadis cantik yang sesungguhnya meski ia memiliki tinggi tubuh tak terlalu tinggi, boleh di kata ia hanya memiliki tinggi rata rata anak perempuan dewasa saja.

Dia murid yang sangat cerdas itulah sebabnya kenapa ia menjadi kesayangan para dewan guru meski ia bukanlah berasal dari strata sosial yang tinggi. Dirinya memilik tutur bahasa yang lembut juga kesopanan yang patut di acungi jempol.

Sayang kehidupannya tak sebaik parasnya. Ia besar di panti asuhan karena sejak lahir ia memang telah berada di sana dan baru tiga tahun belakangan ia memutuskan hidup mandiri keluar dari panti asuhan.

Ia mencoba peruntungan sebagai pelayan rumah makan sebagai biaya hidupnya selama ia hidup mandiri.

Keputusan itu terpaksa ia ambil demi menggapai cita citanya. Otaknya yang memang brilian membuatnya memperoleh beasiswa dari sebuah yayasan sekolah berstandar Internasional milik salah satu pengusaha tersohor yang letaknya jauh dari panti asuhan tempat ia tinggal. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk kos..

ia tak menghiraukan kehadirannya yang sama sekali tak di terima dengan baik di sekolah itu karena memang status sosial yang ia tak punya. Ia sadar...hidup memanglah butuh perjuangan dan pengorbanan karenanya, meski disetiap langkahnya ia seakan melangkah di atas duri dan bara api karena perlakuan mayoritas teman teman seangkatannya yang selalu mengucilkan dirinya juga membullynya ia terus melangkah.

Meski terkadang langkahnya terasa terseok seok dan teramat sulit, Alika tetap tak mau putus asa, terbukti dengan dirinya yang masih mampu bertahan hingga satu bulan kedepan ia akan menghadapi ujian akhirnya juga sebagai tanda kelulusannya serta keberhasilannya dalam menggapai impiannya.

Impian Alika tidaklah muluk muluk, ia hanya ingin bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk sedikit merubah kehidupannya juga adik adiknya di panti asuhan.

Ya...Alika menganggap semua yang ada di panti asuhan tempat ia tinggal dulu adalah saudaranya dan ibu panti juga ibu kepala panti yang ada disana adalah orang tuanya.

Hanya sesimpel itu impian gadis cantik bermata bulat itu.

Hanya segelintir yang bersedia menganggap keberadaannya. Amrita Saraswati yang sangat baik padanya adalah satu satunya teman wanitanya selama ini yang memang ikhlas berteman dengannya sejak kelas satu.

Salah satunya ada Ohan Omar Yusuf. Satu satunya pria yang mampu membuat sifat cerianya kembali terlihat. Alika sebenarnya memanglah gadis yang ceria. Namun keadaan seakan memaksa keceriaan terhapus di wajahnya.

Perhatian Ohan juga menjadi salah satu sebab ia tak di sukai di sekolahnya selain strata sosial juga perhatian para dewan guru kepadanya.

" jadi kamu sudah datang dari tadi ?! " tanya Amreta setelah ia berada dekat dengan Alika.

" iya..tadi bu Amina bilang aku suruh langsung menghadap kepala sekolah " jawab Alika pelan

" oh ya...ada apa emangnya, kamu ada masalah ?! Ngomong sama aku Al...." Amreta terdengar khawatir, ia sangat tahu sahabatnya itu sering sekali menjadi bahan bullyan anak anak lain yang memang berasal dari keluarga yang termasuk konglomerat.

Sebenarnya Amreta juga berasal dari keluarga yang cukup kaya karen ayahnya yang juga seorang pengusaha. Tapi ia lebih memilih bersahabat dengan Alika sang gadis penerima beasiswa prestasi.

Dan keluarganya tak mempermasalahkan itu.

Baginya bersahabat dengan Alika memberinya banyak pelajaran hidup dan mengajarkannya akan rasa syukur.

" tidak...kau tahu ? " Alika menjeda kalimatnya dan Amretapun menggeleng

" aku berhasil mendapatkan beasiswa masuk universitas ta...mereka bilang terserah padaku, mau memilih universitas yayasan yang akan langsung memberiku pekerjaan selepasku lulus kuliah atau universitas negri. Mereka berjanji akan membantuku Amreta "

terang Alika dengan wajah berseri seri sembari menggenggam kedua tangan sahabatnya itu tak lupa senyum lepas tersungging di bibir mungilnya.

" oh ya...benarkah, woahhh senangnya aku mendengarnya Alika. Katakan padaku dimana kau akan kuliah, aku akan mendaftar di tempat yang sama denganmu " sambut Amreta dengan sangat antusias juga.

" tentu saja universitas yayasan pemberi beasiswa padaku ta...kau tahu kan aku sangat ingin sekali segera bekerja dan mereka menjanjikan itu. Selain itu itu juga sebagai balas budiku karena telah memberiku beasiswa dan kesempatan belajar di sekolah elit ini " jawab Alika percaya diri

" baikalah...aku ikut kemanapun kau mendaftar " ucap Amreta sembari memeluk sahabatnya itu.

" oh ya Al....hampir saja aku lupa, tadi Ohan mencarimu " tambah Amreta, Alika mengerutkan keningnya.

" Ohan...?! " Tanya Alika

bab 2

" Ohan...?? " Malayka nampak mengernyitkan keningnya, Ohan adalah pria tampan berdarah Turki dan Indonesia. Ayahnya seorang pengusaha yang berasal dari Turki namun telah berdomisili di Indonesia dan memusatkan pusat bisnisnya di Indonesia juga. Namanya Althan Omar Yusuf.

Ayah Ohan menikah dengan seorang wanita cantik yang merupakan putri kedua seorang pengusaha batik dan kelapa sawit asal propinsi yang biasa disebut sebagai Serambi Mekah atau Aceh. Namanya Namira Razack al Fatih. Ohan adalah putra kedua setelah sang kakak Zarina Omar Yusuf yang kini tengah menimba ilmu di Mesir.

Hidup bersama keluarga besar sang ayah yang asli Turki namun berdomisili di Mesir.

Beberapa detik kemudian Alika nampak menepuk jidatnya sendiri beberapa kali

" ya Tuhan Reta.....kok aku bisa lupa, pasti ohan mencariku karena mau meminta kembali bukunya yang ada di aku. Keterlaluan banget sih aku...kok bisa lupa sich aku.." omel Alika pada dirinya sendiri.

" buku ?! " Amreeta bertanya karena tak paham dengan maksud Alika.

" iya..buku...kapan hari itu aku ketemu Ohan di perpustakaan kota, aku lagi nyari buku sastra tapi nggak nemu. Terus besoknya dia bawain bukunya ke aku katanya baru nemu diperpus " kata Alika menjelaskan sembari merogoh tasnya dan ia terlihat bernafas lega karena ia ternyata tak ketinggalan yang ia cari.

" ini bukunya ?! " tanya Amreeta yang di angguki oleh Alika melihat buku di tangan Alika.

" hmmm...." jawab Alika

" Al Al...ini nih bukan nemu diperpus, tapi ini nemu di toko buku kali...." kata Amreeta ketika ia telah melihat buku yang masih terlihat bersih dan rapi. Dan yang terpenting lagi itu buku terlihat sekali kalau masih baru.

" ya aku juga mikirnya gitu...masak ada buku diperpus licin banget gitu " jawab Alika

" ya jelaslah....modus tuh anak, yakin aku..." kata Amreeta membuat Alika memicingkan matanya padanya

" modus apaan sich Ret...?! " omel Alika polos

" yo modusin kamulah....kamu sih jadi anak gak peka banget, si Ohan itu suka kali sama kamu. Masak gitu aja gak paham sih. " omel Amreeta

" ih...apaan sih " Alika berusaha menyangkal, jujur sebenarnya ia mampu merasakan perasaan dan perhatian berlebih seorang Ohan Omar Yusuf padanya melebihi selayaknya seorang teman.

Namun Alika mati matian menampik semua itu karena sebenarnya iapun memiliki perasaan lebih terhadap pria tampan berkulit putih itu.

Ia berusaha membunuh pelan pelan tapi pasti perasaan dihatinya untuk pria tampan itu.

Ia sadar siapa dirinya di banding seorang Ohan, dirinya tak ubahnya adalah upik abu yang merindukan bulan.

" udah...jadian aja kali Al, aku dukung banget deh. Soalnya kalian cocok banget. kamunya cuantik pakek banget si Ohan gantengnya pakek top. Yakin dah kalian bakal jadi the rael best couple selanjutnya yang bisa membuat siapa saja yang melihat kalian iri di buatnya " oceh Amreeta membuat Alika jengah.

" mulai lagi deh..udah udah anterin aku buat balikin ni buku dong. Gak enak aku buku ini sudah seminggu di aku soalnya " Alika mengalihkan pembicaraan

" yakin deh aku..tu anak nyari kamu bukan karena ni buku, tapi karena kangen sama kamu...secara kemaren kan kita libur dua hari Al dan itu artinya dia gak ketemu kamu juga udah dua hari "

" shut.....udah deh Ret, jangan mulai lagi. Kamu mau aku jadi bahan bullyan lagi gara gara mereka denger omongan kamu barusan ke aku " Alika celingak celinguk takut takut ada yang mendengar ucapan Amreeta barusan

" ih bodo...makanya buruan jadian sama si Ohan, di jamin mereka takut gangguin kamu lagi "

" ih...ngaco, anterin aja kenapa ?! "

" kenapa nggak kesana sendiri sih... atau janjian di mana gitu. Cafe mungkin biar kayak ngedate sekalian "

" ngawur..." omel Alika sambil menepuk mulut sahabatnya itu kemudian menyeret tangannya melangkah meninggalkan tempat itu. Amreeta terkikik melihat ekspresi frustasi Alika

" emang kenapa sih gak mau nemuin Ohan sendirian ?! " tanya Amreeta yang merasa aneh kenapa Alika tak pernah mau menemui Ohan sendirian padahal Ohan baik banget sama Alika

" males aku sama temen temen sekelasnya, tahu sendiri kamu mereka kayak gimana nganggep aku "

jawab Alika pelan.

Amreeta manggut manggut mengerti, ia paham sebagian besar teman teman sekelas Ohan memang selalu menatap Alika tak suka tak jarang tatapan mereka cenderung terlihat jijik padanya nggak cewek nggak cowok sama aja.

Mereka kini memang sedang dalam masa tenang paskah ujian semester minggu lalu dan kini mereka tengah persiapan menjelang ujian akhir dua bulan lagi.

Kini kedua gadis cantik berbeda penampilan itu telah berdiri di depan sebuah kelas.

Amreeta nampak melambaikan tangannya menarik perhatian segerombolan anak cowok yang lagi ngumpul di kelas itu, sedang Alika...seperti biasa gadis cantik bermata bulat itu akan menyembunyikan wajahnya di balik tubuh sahabatnya itu sambil menundukkan wajah.

Seolah olah ia tak ingin ada orang lain yang melihat wajahnya disana sehingga ia harus menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.

" Ohan..cewek lo tuh " tepuk Ricko di bahu Ohan, Ohan menoleh dan segera senyum lebar tersungging di bibirnya yang tebal seksi melihat siapa yang melambaikan tangan kearahnya di pintu sana.

Ohan tahu jika ada Amreeta bisa dia pastikan pasti ada Malayka di sana juga. Tanpa ia sadari ada tatapan iri di mata Ricko padanya.

baba 3

Ohan yang terlihat sumringah segera berdiri dan melangkah menemui Amreeta dan juga Alika di pintu kelas sana meninggalkan teman temannya tanpa sepatah kata.

" yakin aku.. tu cewek matre abis, dia tau mana yang pohon korma dan mana yang pohon beringin " ucap Ricko dengan nada dongkol menarik perhatian pria tampan yang duduk di hadapannya sembari mengutak atik hand phonenya dari tadi.

Tidak ada yang tahu bahwa Ricko punya dendam pribadi pada Malayka karena cintanya yang pernah di tolak mentah mentah oleh gadis itu ketika mereka masih kelas 11.

Dan akhirnya, pemuda itu sering menyebarkan berita fitnah tentang Alika di seantero sekolah membuat semua orang semakin membencinya.

Kata kata Ricko kali ini mampu menarik perhatian seorang Zaidan Almeer Al kahfi atau biasa di panggil Zain, putra tunggal pengusaha perhiasan ternama yang juga pemilik beberapa yayasan pendidikan besar bertaraf Internasional dan beberapa hotel terkenal di luar negri. Osmand Almeer Al kahfi.

Ibunya adalak kakak kandung dari ibu Ohan, Almayra Razack Al fatih. Zain memiliki garis wajah yang tegas dan berwibawa. Alisnya tebal, rahangnya terlihat tegas, hidungnya mancung khas orang timur tengah, kulitnya putih kemerahan bibirnya tebal dan rambutnya hitam sedikit ikal. Namun pria tampan beralis tebal itu terkenal sangat dingin.

Ia telah berusia 20 tahun, ya usia Zain dua tahun lebih tua di banding usia anak seumuran di kelasnya.

Itu di karenakan ia yang kerap kali keluar masuk sekolah karena kegemarannya berkelahi dan balapan liar yang akhirnya membuatnya berakhir dengan di do dari sekolah.

Zain memang tidak pernah memakai latar belakang keluarganya untuk urusan apapun. Jadi tidak heran jika tidak ada pengistimewaan bagi dirinya di instansi instansi sekolahnya sebelumnya.

Dan di sekolah milik dadynya ini adalah yang terakhir baginya, karena jika tidak dadynya akan memulangkan ia ke Mesir dan menyerahkan pengawasan putra mahkotanya itu pada sang abah yang cara didiknya seperti militer.

Dan ancaman itu ternyaa cukup ampuh untuk seorang Zaidan Almeer Al kahfi. Terbukti pria itu yang terlihat anteng dan tak pernah tersandung masalah sejak setahun yang lalu menjadi murid di sekolah itu.

Ricko terus berkata kata buruk tentang Alika sepeninggal Ohan,

" murahan.." terdengar Sandi menimpali ucapan Ricko.

Zain mengerutkan keningnya, ia sedikit memiringkan kepalanya guna mengetahui siapa wanita yang di maksud teman temannya itu sebagai pacar sepupunya juga yang telah menjadi bahan perbincangan mereka kini.

Tapi sayang ia tak mampu melihatnya karena tertutup badan Ohan juga teman perempuan Ohan satunya yang tadi melambaikan tangan pada Ohan.

" tu cewek gak malu apa sama pakaiannya..." tambah Ipung

" mana ada malu, tu pakaian cuman kedok buat dia narik perhatian cowok cowok " saut Ricko lagi

" segitunya lo sama tuh cewek...emang lo pernah dekat sama dia ? Padahal selama tiga tahun kita sekelas yang gue tahu Alika cuman dekat sama si Ohan...atau jangan jangan lo cemburu karena Alika lebih milih Ohan di banding elo " kata kata Ali tiba tiba membuat Ricko tertohok.

" kampret lo...mana ada gue suka sama cewek modelan tu cewek, gak level gue.." sombong Ricko

Ali mencebikkan bibirnya

" mana ada lo gak level sama dia, yang ada dia yang gak level sama lo. Tu tadi kayak yang lo bilang...si Ohan pohon kurmanya lha elo pohon beringinnya. Dia masih waras kali Ko....makanya lebih milih Ohan di banding milih elo " timpal Ali semakin membuat Ricko merah padam.

Ali memang sering kali berseberangan pendapat dengan Ricko dan tak segan segan membantah ucapan pemuda tengil itu meski mereka telah bersahabat lama, sejak smp.

Hampir saja baku hantam tak terlakkan jika saja suara Cecilia sang most wanted sekolah itu gak masuk kelas dan bergegas masuk mencari Zain.

" sayang....aku cariin dari tadi ternyata kamu disini " celoteh Cecilia. Zaidan tak bergeming ia tetap terfokus pada benda pipih di tangannya.

" Zain....!! " panggil Cecilia lagi

" apaan sih....berisik " Zain mulai terganggu

" cacing kremi " omel Ali dan mendapat pelototan dari Cecilia, kemudian ia beranjak pergi dan tampak ikut nimbrung dengan Ohan. Dan hal itu tak lepas dari mata Zain. Entah kenapa tiba tiba ia merasa kepo dengan cewek yang terdengar di bela Ali tadi.

" kantin yuk..laper " ajak Cecilia lagi, Zain pun segera berdiri.

" hmmm....ayo " jawab Zain, Cecil sedikit agak terbelalak karena ia tak butuh memaksa seperti biasa untuk mengajak Zain. Tapi ia langsung mengggeret tangan Zain.

Sampai di pintu Cecil berhenti sejenak, ia menatap jutek gadis berhijab yang kini nampak sangat menunduk di hadapan Ohan.

Melihat hal itu Ohan sedikit maju dan menyilangkan tangannya membuat pelindung untuk gadis yang tak dapat terlihat jelas wajahnya itu karena sangking menunduknya ia.

" dasar posesif..." cibir Cecilia sembari melanjutkan langkahnya menggeret Zain.

Zain melirik sejenak gadis itu, namun ia tetap tak mampu melihat dengan jelas wajah gadis itu.

Sementara Zain dan Cecilia ke kantin, Ohan terus berbincang dengan wajah ceria

" maaf ya Han...aku telat balikin buku kamu " kata Alika sambil menyerahkan buku ditangannya pada Ohan.

" ada apa dengan buku ini ?! " tanya Ohan bingung

" kata Reta kamu mencariku tadi, kukira kamu mu ambil buku kamu ini..." jelas Alika membuat Ohan tersenyum bodoh.

" sudah ku doger....tu buku cuman modus Ohan doang " Amreeta mencebik sambil menyenggol bahu Alika pelan.

" buat kamu aja, aku udah punya yang baru kok " jawab Ohan akhirnya

" weiiii...pada ngapain sih berdiri terus dari tadi, kantin yuk cari apa gitu " tiba tiba Ali mendekat

" ok ayo..." sambut Amreeta juga Ohan, namun berbeda dengan Alika. Gadis itu nampak memasukkan bukunya kedalam tas.

" mau kemana Al ?! " tanya Ohan

" aku ke perpus dulu..." jawab Alika hendak segera berlalu namun segera di tarik oleh Amreeta.

" gak ada...gak ada acara perpus perpusan, sekarang waktunya kita santai dulu....ayo "Amreeta langsung menarik tangan Alika untuk mengikutinya menuju kantin.

Tanpa ia tahu perasaan Alika yang tiba tiba merasa tidak tenang. Alika memang sedikit merasakan tantrum jika berdekatan dengan teman laki lakinya sejak masuk sekolah tiga tahu lalu.

Hal itu karena diskriminasi juga intimidasi mereka terhadap dirinya. Ia sangat terluka mendengar mereka mengatainya murahan karena dekat dengan Ohan, ia dikatai tak tahu karena dia yang bukan siapa siapa berani sekolah di sekolah elit ini. Juga tatapan tatapan menghina dan meremahkan mereka terhadapnya.

Bagi Alika...hanya Amreeta dan Ohan orang yang baik padanya sejak mereka bertemu dan berteman tiga tahun lalu. Dan beruntungnya Alika selama tiga tahun dirinya dapat satu kelas dengan Amreeta yang selalu menjadi garda terdepan yang membelanya selain Ohan.

Sedang Ohan, mereka beda jurusandan tentunya tidak satu kelas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!