Puing puing bangunan yang hancur dapat dilihat dimana mana, dengan tubuh yang penuh luka 2 orang saling berhadapan dengan pedang ditangan mereka.
"Raja iblis Barbatos, aku pasti akan membunuhmu dan aku akan mendapatkan kehidupan yang kuinginkan."
"Hahaha, kemarilah dan bunuh aku jika kau bisa pahlawan yang dipilih oleh para dewa, Igris."
Sang pahlawan dan raja iblis saling beradu pedang. Raja iblis terus mengayunkan pedangnya dengan wajah yang tersenyum, sedangkan sang pahlawan mengayunkan pedangnya wajah yang terlihat marah.
Meski wajah mereka memperlihatkan ekspresi yang berbeda, namun mereka memiliki tujuan yang sama yaitu membunuh orang yang sedang dilawannya.
Setelah cukup lama mereka beradu pedang, sang pahlawan akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan. Pedang miliknya menusuk dada raja iblis Barbatos.
Begitu juga dengan sang raja iblis, dia juga berhasil mendapatkan tujuan yang dia inginkan. Pedang miliknya menusuk dada sang pahlawan.
"Sepertinya kita akan mati bersama."
Sang raja iblis berbicara kepada pahlawan dengan darah yang keluar dari mulutnya.
"Sepertinya begitu, meskipun aku agak menyesal karena kali ini juga tidak berhasil mendapatkan apa yang kuinginkan."
Sang pahlawan berbicara kepada raja iblis dengan wajah yang pucat, kesadaran miliknya perlahan mulai menghilang.
"Sepertinya aku tidak dapat mempertahankan kesadaran ku lebih lama lagi. Kuharap selanjutnya kita dilahirkan didunia yang sama."
Kesadaran raja iblis menghilang sepenuhnya, dengan pedang di dadanya dia tertidur dilantai yang hancur.
"Ini adalah yang keenam kalinya, namun berakhir sama seperti yang sebelumnya. *Uhuk."
Sang pahlawan terus memuntahkan darah dari mulutnya, dia bahkan sudah tidak lagi memiliki tenaga untuk berdiri ataupun mencabut pedang yang ada di dadanya.
Kesadaran sang pahlawan hampir hilang sepenuhnya, tubuhnya tidak lagi dapat menerima perintah darinya.
"Kuharap ini adalah yang terakhir kalinya, dan aku juga berharap kalau aku mati untuk selamanya."
Sang pahlawan menutup matanya, dan kesadaran miliknya telah menghilang sepenuhnya.
Pertempuran yang panjang yang membunuh banyak nyawa akhirnya selesai. Dan dalam pertempuran itu Raja iblis Barbatos dan Sang pahlawan Igris kehilangan nyawanya.
********
"Oek, oek, oek....."
Suara bayi tangisan bayi yang baru lahir dapat terdengar.
"Selamat yang mulia, bayi anda lahir dengan keadaan sehat."
Seorang pelayan perempuan berkaitan kepada seorang perempuan yang terbaring dikasur.
Seorang perempuan yang sedang terbaring di kasur itupun langsung tersenyum ketika mendengar hal itu.
"Kalian pergilah keluar dan beritau yang mulia mengenai hal ini."
"Baik."
Salah satu pelayan pergi keluar dan mendatangi seorang pria yang sedang duduk dengan panik.
"Selamat yang mulia, bayi anda lahir dalam keadaan sehat. Dan dia adalah seorang laki laki."
Seorang pelayan perempuan memberikan kabar kepada seorang pria. Pria yang mendengar kabar itupun menjadi sangat senang.
Sudah lama dia ingin memiliki anak laki laki, kali ini akhirnya keinginannya terwujud. Setelah sekian lama menanti dia akhirnya memiliki anak laki laki.
Pria itu segera menuju ketempat Bayi laki laki itu berada, dan tanpa berfikir panjang laki laki itu mengangkat bayi itu.
"Mulai hari ini namamu adalah Igris. Igris Valenheim."
Pria itu memberikan nama kepada bayi itu sambil tersenyum lebar. Namun berbeda dengan pria itu, sang bayi sedang mengutuk seseorang didalam pikirannya.
'Jangan bilang kepadaku kalau aku bereinkarnasi lagi.'
Bayi itu melihat kearah pria yang tersenyum kepadanya.
'Sepertinya memang begitu.'
Sang bayi lalu menutup matanya, dan....
'Benar saja kau dewa Sialan, bukankah aku sudah berdoa agar mati untuk selamanya. Namun kau lihat apa yang aku lakukan ini dewa sialan, kau kembali mereinkarnasikan diriku."
Sesaat bayi itu berhenti mengutuk sang dewa.
'Tapi ya sudahlah, aku tidak punya pilihan lain. Namun kali ini aku pasti tidak akan menjadi seorang pahlawan.'
[15 Tahun Kemudian]
Tak, tak, tak.
Suara pedang kayu saling beradu dapat terdengar. Igris sedang berlatih berpedang dengan ayahnya menggunakan pedang kayu.
Setelah beberapa kali pedang mereka saling beradu, pedang milik Igris akhirnya terlepas dari tangannya.
"Sepertinya kau masih butuh latihan."
"Ayah, aku sudah bosan latihan pedang terus menerus. Bisakah kau membiarkanku tidak berlatih sesekali?"
Igris memohon kepada ayahnya.
"Sepertinya itu tidak mungkin, meski kita adalah seorang bangsawan kita tetap perlu memiliki ilmu berperang."
Tanpa berfikir panjang, ayah Igris menolak permintaannya. Dikehidupan kali ini Igris terlahir sebagai putra dari seorang Duke yang terkenal, yaitu Duke Elvin Valenheim.
" Kalau begitu setidaknya Bisakah kau membiarkanku melawan monster sesekali. Lihatlah aku masih level 10 dan list skillku masih kosong."
Igris menunjukan status miliknya, status itu memuat semua hal tentang Igris. Mulai dari nama lengkap, umur, ras, ataupun kemampuan yang dimiliki.
"Apa yang kau khawatirkan, level itu hanyalah sebuah angka, kau bisa meningkatkannya kapanpun."
"Tapi ayah....."
"Latihan hari ini telah selesai, kau bisa kembali ke kamarmu."
Igris tidak dapat menolak perintah dari ayahnya, dia pun segera pergi dari tempat latihan.
Begitu Igris pergi seorang wanita mendekati Duke Elvin. Wanita adalah istri dari Duke Elvin sekaligus ibu dari Igris, dia adalah Duchess Lazzuli.
"Bukankah kau terlalu keras kepadanya?"
Wanita itu berbicara kepada Duke Elvin.
"Kurasa tidak, sebentar lagi dia harus masuk ke akademi. Jika dia tidak memiliki kemampuan maka dia pasti akan menjadi bahan tertawaan."
Akademi bangsawan dipenuhi oleh orang orang yang arogan, Duke Elvin mengetahui hal ini dengan jelas. Karena itulah Duke Elvin mendidik Igris dengan cukup keras, karena menurutnya jika Igris memiliki sedikit kemampuan berpedang maka dia akan dapat dengan mudah menutup mulut orang orang yang arogan itu.
"Terkadang terlalu keras juga tidak baik."
"Aku tau itu."
Duke Elvin dan Duchess Lazzuli meninggalkan latihan itu.
Sementara itu ditempat lain, Igris berjalan dengan wajah yang terlihat kesal.
'Sial, aku terlalu lama hidup didalam ketenangan yang kuinginkan. Sampai sampai aku lupa dengan sebuah hal penting.'
Igris dilahirkan sebagai putra seorang bangsawan tingkat tinggi, tentu saja dia menikmati kehidupan sehari hari yang tidak dapat dia rasakan dienam kehidupan sebelumnya.
'Meski aku tidak ada niatan untuk menjadi seorang pahlawan, namun aku tetap memerlukan kekuatan untuk berjaga jaga.'
DiDunia ini kekuatan adalah segalanya, sama seperti dunia dunia lainnya DiDunia ini yang kuat akan selalu memakan yang lemah, untuk dapat bertahan di dunia yang keras ini seseorang harus memiliki kekuatan atau kedudukan yang tinggi.
'Terlahir sebagai putra seorang Duke adalah hal yang baik, hanya saja ini semua akan sempurna jika saja di dunia tidak ada raja iblis.'
Dunia ini juga memiliki seorang raja iblis, namun untungnya raja iblis saat ini sedang tersegel jadi Igris dapat hidup dengan tenang untuk beberapa saat. Hanya saja Igris tidak tau kapan raja iblis itu akan terlepas dari segelnya, bisa saja sekarang atau besok atau beberapa tahun lagi ataupun setelah Igris mati.
Jika raja iblis bangkit saat dia masih berumur dibawah 20 tahun, Igris memutuskan kalau dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti 6 kehidupan yang sebelumnya, yaitu mati ditangan raja iblis.
'Sekarang aku perlu menaikan levelku, namun bagaimana caraku agar dapat keluar dari mansion ini.'
Sambil berjalan Igris memikirkan puluhan cara untuk keluar dari mansion dengan mulus tanpa menimbulkan banyak masalah.
"Igris!!"
Selagi Igris berfikir, seorang gadis muda memanggil dirinya. Igris pun segera berbalik dan melihat kearah gadis itu.
"Kakak, apa yang kau lakukan disini?"
Gadis itu adalah Roneli, dia adalah kakak Igris yang 3 tahun lebih tua darinya. Kakak Igris memiliki wajah yang cantik, dengan rambut pirang panjang yang terurai.
"Ada apa? Apa kau tidak senang melihat kakak mu ini?"
Gadis itu dengan anggun berjalan menuju kearah Igris.
"Tidak bukan begitu kak, hanya saja bukankah hari ini kakak seharunya sedang bersama Iris?"
"Memang begitu rencana nya, sekarang aku ingin menemui dirinya dikota."
"Begitu ya, kalau begitu cepatlah pergi temui dirinya."
Igris pergi berjalan meninggalkan kakaknya, namun setelah beberapa langkah dia terhenti.
"Apa yang kau lakukan kak?"
Kakak Igris dengan erat memegang tangannya.
"Menurutmu mengapa aku menemuimu sebelum pergi?"
"Entahlah, aku tidak tau."
"Itu karena aku akan mengajakmu pergi ke kota."
"Kalau begitu maaf kak, aku tidak....."
Untuk sesaat Igris ingin menolak ajakan itu, namun dia memikirkan kembali ajakan itu.
'bukankah ini adalah kesempatan bagiku untuk dapat berburu monster dan menaikan levelku.'
"Baiklah kak, aku akan ikut denganmu. Namun aku perlu ganti baju sebentar."
"Baiklah, kakak akan menunggumu di gerbang."
Igris dengan cepat langsung menuju ke kamarnya. Dia menganti bajunya dan mengambil beberapa peralatan yang dia butuhkan. Setelah dia selesai bersiap, Igris langsung pergi kegerbang mansion tempat kakaknya menunggu.
Disana terdapat sebuah kereta kuda yang terlihat cukup mewah, Igris langsung memasuki kereta kuda itu.
"Kau cukup lama."
"Maaf, ada beberapa hal yang harus kupersiapkan."
"Yah terserahlah, kita berangkat sekarang."
Kereta kuda itu berjalan meninggalkan mansion Duke Valenheim. Setelah beberapa saat berjalan, kereta kuda itu berhenti disebuah toko pakaian.
"Kita sampai, ayo kita turun."
Igris dan kakaknya segera turun dari kereta, mereka memasuki toko itu. Mereka berjalan menuju kearah seorang gadis yang sedang memilik sebuah pakaian.
"Iris!!"
Roneli memanggil gadis itu, dan gadis itupun langsung melihat kearah Roneli dan Igris berada.
"Ah, selamat siang nona Roneli. Dan juga Igris."
Igris menjadi sedikit tidak nyaman dengan tatapan Iris.
"Kakak kurasa aku akan pergi sebentar."
Dengan suara yang pelan Igris berbicara kepada Roneli.
"Jangan pergi terlalu jauh, kau nanti bisa kena marah ayah."
"Baiklah kak."
Igris pergi meninggalkan Roneli dan Iris.
Igris pergi keluar toko meninggalkan Roneli dan Iris. Diluar toko dia dapat melihat banyak prajurit yang berjaga, prajurit itu adalah penjaga Roneli dan Iris, Sekilas Igris melihat semua prajurit itu.
'Rata rata level mereka adalah 70 sampai 80, dan yang paling tinggi adalah 120.'
Berkat kemampuan khusus yang dia miliki, Igris dapat melihat level milik orang lain yang seharusnya tidak dapat dilihat.
Igris pergi berjalan meninggalkan para prajurit itu, namun setelah beberapa langkah dia berhenti berjalan. Didepannya ada seorang prajurit yang menghalanginya.
"Kemana Anda akan pergi tuan?"
Prajurit itu bertanya kepada Igris, Igris melihat level dari prajurit itu dan dia dapat melihat kalau prajurit itu memiliki level 100.
"Aku akan pergi sebentar."
"Maaf tuan, saya tidak bisa membiarkan Anda pergi sendirian."
Prajurit itu dengan keras mencegah Igris untuk pergi sendirian. Alasan mengapa Igris tidak diizinkan pergi keluar mansion sendirian adalah karena keluarga Duke Velenheim memiliki banyak musuh diluar.
Igris adalah pewaris selanjutnya keluarga Valenheim, dia adalah sasaran empuk bagi orang yang ingin membunuh anggota keluarga Valenheim. Karena itulah dia sangat jarang diizinkan untuk pergi keluar.
"Tenang saja aku telah meminta izin pada kakakku."
"Tapi tuan bukan itu masalahnya, saya tidak dapat membiarkan Anda berjalan jalan sendirian didalam kota."
"Bukankah sudah kubilang untuk tenang saja."
Igris menatap prajurit itu dengan tajam, meski dia masih level 10 namun aura membunuh yang dia dapat dari 6 kehidupan sebelumnya masih menempel padanya nya.
"Meski tuan bilang seperti itu, tapi..."
"Yang lebih penting lagi kau harus menjaga kakakku. Jika ada apa apa padanya kau bisa terkena masalah nantinya."
"Baiklah jika tuan bilang begitu."
Prajurit itu berhenti menghalangi Igris.
"Pilihan yang bagus, kalau begitu aku pergi dulu."
Igris pergi meninggalkan prajurit itu. Meski jarang pergi ke kota namun Igris masih dapat mengingat beberapa tempat penting yang ada dikota. Igris pergi berjalan menuju kearah pasar, setelah beberapa saat berjalan dia akhirnya sampai ke pasar.
Matahari masih belum berada diatas kepala jadi pasar masih sedikit ramai. Sambil berjalan Igris melihat kesekitarnya, berbagai macam jenis produk yang dijual.
Igris kemudian berhenti disebuah lapak kecil yang menjual sebuah senjata, berbeda dengan penjual senjata yang biasanya menjual berbagai macam jenis, penjual ini hanya menjual beberapa pedang, tombak dan panah.
Igris melihat sebuah pedang berwarna hitam pekat, dan dia pun tertarik pada pedang itu.
"Boleh saya tau berapa harga pedang ini?"
Tanya Igris sambil menunjuk pedang hitam itu. Sipenjual itu hanya tersenyum begitu Igris menanyakan harga pedang hitam itu.
"Pedang itu tidak dapat dibeli dengan uang."
"Kalau begitu apa yang harus saya bayar untuk dapat memiliki pedang itu?"
"Kau cukup pegang pedang itu, jika dia mengakui mu maka pedang itu akan menjadi milikmu."
"Baiklah saya akan mencobanya."
Igris mengambil pedang itu, lalu dengan kemampuan analisis miliknya Igris mencoba untuk melihat status pedang itu. Namun berbeda dengan yang dia harapkan, sebuah pemberitahuan muncul dihadapan Igris.
[Dimension Sword
Damege: ?????
Durability: ?????
Class: ?????
Sebuah pedang yang ditempa dari bahan pecahan batu Akashic record. Begitu Padang mengakui sang pemilik maka sang pemilik akan langsung mendapatkan skill teknik berpedang Kekosongan.
Selain penempa dan pemilik, orang lain tidak akan dapat melihat status pedang.]
'Ada apa dengan pedang ini, aku sama sekali tidak dapat melihat statusnya.'
Ini adalah pertama kalinya Igris tidak dapat melihat status sebuah senjata. Igris merasa sedikit penasaran dengan orang yang menjual pedang itu, diapun mencoba untuk melihat statusnya.
[Nama: Grim Vanevara
Level: ?????
Ras: manusia
Jenis kelamin: Laki laki
Umur: 25 tahun]
'Ada apa ini, aku bahkan juga tidak dapat melihat level laki laki itu.'
Igris sangat bingung dengan situasi yang dia alami saat ini, selama ini dia sama sekali belum mengalami hal seperti ini. Bahkan Status sang raja yang merupakan orang paling penting dikerajaan ini dapat dengan mudah dilihat olehnya.
"Bagaimana, apakah pedang itu mengakui mu?"
Selagi Igris merasa bingung dengan situasi yang dia alami, Grim bertanya kepada nya.
"Maaf, bagaimana cara untuk dapat mengetahui pedang ini mengakui diriku atau tidak."
"Ah, kau cukup mengalirkan mana milikmu kedalam pedang itu. Jika dia mengakui mu maka akan muncul sebuah pemberitahuan."
"Ah, kalau begitu akan mencobanya."
Igris langsung mengalirkan mana miliknya kedalam pedang itu, hanya beberapa detik saja Igris mengalirkan mana miliknya namun sebuah pemberitahuan telah muncul.
[Ting!!! Dimension Sword mengakui anda sebagai pemilik]
[Ting!!! Skill teknik berpedang Kekosongan didapatkan.]
"Selamat, seperti nya pedang itu telah mengakui mu."
"Eh, apa hanya seperti ini saja."
Igris cukup terkejut, dia tidak menyangka kalau hanya dalam beberapa detik pedang itu langsung mengakui dirinya sebagai pemilik.
"Iya hanya seperti itu. Sekarang dia adalah milikmu dan kau telah dapat melihat status nya."
"Status ya? Kurasa aku akan melihatnya."
Tanpa basa basi Igris langsung mengecek status pedang itu.
[Dimension Sword
Damege: 10.000
Durability: 50.000
Class: Senjata suci tingkat 4]
'apa apaan pedang ini?'
Igris langsung terkejut begitu melihat status dari pedang itu, selama ini dia belum pernah melihat status pedang yang semegerikan ini. Sejauh ini senjata paling kuat yang pernah lihat adalah pedang suci yang katanya hanya seorang pahlawan yang dapat menggunakannya.
Pedang suci itu memiliki damage sebesar 4000 dan durability sebesar 10000. Jika dibandingkan dengan pedang yang dia pedang saat ini, pedang suci itu bukanlah apa apa.
"Tuan, apakah anda yakin kalau saya tidak perlu membayar untuk pedang ini?"
"Iya, lagipula selain dirimu mungkin tidak akan ada yang dapat menggunakannya."
"Terima kasih tuan, jika saya boleh tau siapa nama tuan?"
Meski Igris telah tau nama dari laki laki itu, namun dia tetap menanyakan nya.
"Grim..... Grim Vanevara."
"Kalau begitu tuan Grim, nama saya adalah Igris. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas pedangnya. Kalau begitu saya pergi dulu tuan Grim."
Igris hendak pergi meninggalkan Grim, namun dia berhenti melangkah karena Grim memanggilnya.
"Ah, tunggu sebentar Igris."
"Ada apa tuan Grim?"
"Itu bukanlah sesuatu yang penting, namun ada sesuatu yang ingin kuberitahukan kepadamu."
"Apa itu tuan?"
"Igris, kau mungkin marah akan takdir yang kau miliki. Namun kau tidak dapat menyalahkan para dewa, bagaimanpun mereka bukankah orang yang mengatur takdir hidup seseorang. Hanya itulah yang ingin kukatakan padamu, kau bisa pergi sekarang."
"Ahh, baiklah kalau begitu."
meski dia tidak begitu mengerti apa yang Grim katakan namun Igris tetap menerima saran itu. Igris lalu pergi berjalan meninggalkan Grim dan dia menuju pintu keluar kota.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!