Brak,
Sebuah bola basket mendarat tepar di kening seorang gadis berkacamata tebal yang sedang berjalan dengan membawa setumpuk buku di tangan kanan nya, dan sebuah tas besar di tangan kiri nya.
Gadis itu meringis kesakitan tatkala bola itu tepat mengenai keningnya. Ngilu itu yang di rasakan gadis itu sekarang.
"Hei...apa yang kamu lakukan hah...lihat buku dan tas ku jadi kotor kan," teriak seorang gadis cantik yang berdiri dengan berkacak pinggang di depan nya.
"Ma af Melisa aku tidak sengaja," tutur Syifa.
Ya tepar sekali, gadis berkacamata tebal yang terkena bola basket tadi adalah Asyifa Aulia atau yang akrab di panggil Syifa. Dan gadis yang sedang mengomeli nya adalah Me lisa Hartawan adik sepupu nya anak dari paman dan bibi nya.
Kedua nya mempunya usia yang sama namun berbeda takdir. Melisa selalu mendapatkan apa yang dia inginkan sedangkan Syifa dia selalu mendapatkan sisa dari apa yang Melisa miliki. Paman dan bibi nya memang tidak pernah berbuat kasar pada Syifa namun kedua nya tidak menyayangi Syifa seperti mereka menyayangi Melisa anak nya.
Paman dan bibi nya selalu menyuruh Syifa untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sekalipun di rumah besar itu ada pembantu. Selain itu mereka juga menyuruh Syifa untuk melayani seluruh kebutuhan Melisa anak semata wayang nya yang sudah menjadi model sejak Melisa duduk di bangku SMP. Mereka sengaja menyuruh Syifa melakukan itu dengan dalih Syifa harus balas budi karena dia telah di besarkan oleh mereka berdua.
Tidak ada penolakan apa pun dari Syifa, karena dia sadar apa yang dikatakan oleh paman dan bibi nya itu benar ada nya, kalau tidak ada mereka berdua entah dia seperti apa saat ini.
"Maka nya kalau jalan itu hati - hati, awas saja kalau sampai pakaian untuk pemotretan ku nanti sampai rusak atau kotor karena kecerobohan mu itu!"
Syifa yang mendapat omelan dari saudara sepupu nya itu hanya diam saja. Bagi nya sudah biasa jika Melisa mengomeli nya, karena hampir setiap hari, setiap jam, setiap menit dan detik Melisa selalu mengomeli gadis berkacamata itu.
Saat ini Syifa sedang berjongkok untuk mengambil buku - buku yang berserakan di tanah karena jatuh tertimpa bola basket itu. Sambil menahan ngilu di kening kanan nya dia dengan begitu telaten mengambil satu per satu buku itu sampai sebuah pasang sepatu olahraga terlihat jelas di depan mata.
"Auws...." lirih Syifa.
"Ray...." sapa Melisa dengan antusias pada sosok pemuda tampan yang menggunakan setelan kaos olahraga khusus basket.
Rayhan Pratama, atau biasa akrab di panggil dengan Ray itu adalah seorang pemuda tampan idola para kaum hawa di sekolah tersebut. Selain tampan dan pintar Ray juga jago di bidang olahraga terutama basket. Dia juga menjadi model majalah remaja sama dengan Melisa. Tidak khayal banyak kaum hawa baik dari sekolah nya maupun sekolah lain yang tergila - gila pada laki - laki tampan itu, tidak terkecuali Melisa.
Kini pemuda tampan itu sedang berdiri tepat di hadapan Melisa dan Syifa. Laki - laki dingin dan irit bicara itu adalah incaran Melisa sejak dia duduk di bangku SMP dulu, Melisa memutuskan untuk menjadi model itu pun karena dia ingin dekat dan mendapatkan perhatian dari laki - laki tampan itu. Dan usaha nya itu pun berhasil kini mereka menjadi sepasang kekasih dan mempunyai julukan Hot Couple di sekolah nya. Karena sama - sama populer di sekolah itu, Melisa popular di sekolah itu karena dia cantik dan seorang model yang terkenal, sedangkan Rayhan selain tampan, pintar dan juga model terkenal seperti Melisa dia juga anak dari pengusaha terkaya di kota itu.
"Hai cupu ! Mana bola basket ku," alih - alih menjawab sapaan dari Melisa pria kaku itu justru menanyakan bola basket yang tadi menimpa Syifa.
"A ku tidak tahu..." jawab Syifa terbata sambil menahan sesuatu.
"Bagaimana bisa kamu tidak tahu hah! Bukan kah bola tadi mengenai kepala mu itu," sarkas Rayhan.
"Tapi aku benar - benar tidak tahu dimana bila itu sekarang."
Syifa memang tidak tahu kemana lari nya bola itu setelah menimpa kening nya. Ya kali Syifa harus memperhatikan bola itu dia sendiri harus segera membereskan tumpukan buku yang jatuh akibat bola itu.
"CK....dasar tidak guna !"
"Sudah lah Ray...kamu kan tahu sendiri Syifa seperti apa," ucap Melisa sambil bergelayut di lengan Rayhan.
"Kamu mencari ini Ray..." ucap seorang laki - laki yang tak kalah tampan dan popular dari Rayhan.
Danis Dewantara adalah pemuda tampan yang sebelas dua belas seperti Rayhan. Beda nya walaupun Danis terlihat dingin namun dia selalu berkata lembut tidak seperti Rayhan yang selalu berkata kasar dan pedas terutama pada Syifa. Entah ada alasan apa yang membuat Rayhan bersikap seperti itu pada Syifa.
Rayhan langsung merebut bola basket nya dari tangan Danis. Dia dan Danis memang tidak begitu akrab, bahkan mereka terlihat seperti rival dalam hal apa pun.
"Hei..kamu tidak apa - apa," sapa Danis pada Syifa yang sedari tadi hanya berjongkok sambil menahan rasa sakit.
"Astaga...tangan kamu!" ucap Danis yang tiba-tiba merasa kasihan melihat tangan Syifa yang ternyata sejak tadi terinjak oleh Rayhan. Entah itu terinjak karena sengaja atau tidak sengaja hanya Rayhan yang tahu.
Rayhan yang mendengar perkataan Danis langsung menggeser kaki nya. Dia bersikap biasa saja seolah-olah tidak terjadi sesuatu. Danis yang paham dengan sikap Rayhan hanya berdecak saja.
Syifa yang merasa Rayhan melepaskan kali nya dari atas tangan nya langsung mengibas - ngibaskan tangan nya guna mengurangi rasa sakit yang dia tahan sejak tadi.
Telapak tangan Syifa nampak merah karena injakan dari sepatu basket milik Rayhan. Dengan sigap Danis langsung meraih tangan Syifa.
"Tangan kamu harus segera diobati Fa, kalau tidak nanti bisa infeksi."
Syifa yang merasa risih tangan nya di sentuh oleh laki-laki langsung menarik tangan nya kembali. Dia memang selama ini selalu menjaga jarak dengan laki - laki.
"Tidak apa - apa kak Danis, biarkan saja nanti juga bakal sembuh sendiri."
Danis tidak memperdulikan perkataan Syifa, laki - laki itu langsung mengambil sesuatu dari tas nya.
"Sini tangan mu Fa!"
Syifa hanya diam saja tidak menanggapi apa yang Danis ucapkan, justru dia menyibukkan diri dengan mengambil buku - buku yang berserakan di tanah. Dia tidak mau jika Melisa mengomeli nya lagi, sudah cukup banyak omelan yang dia terima dari Melisa hari ini.
Merasa tidak ada respon dari Syifa, dengan cepat Danis meraih tangan Syifa sampai yang mempunyai tangan itu kaget. Tanpa banyak bicara Danis dengan begitu cekatan dan telaten membalurkan salep yang dia ambil dari tas nya itu di tangan Syifa yang terinjak Rayhan tadi.
"Ck....dasar tukang cari perhatian!"
Dengan telaten Danis mengolesi telapak tangan Syifa yang merah akibat terinjak kaki Rayhan. Sesekali pemuda tampan itu meniup telapak tangan Syifa guna mengurangi rasa perih.
Syifa menatap lekat pemuda yang selalu menolong nya dalam kondisi apa pun semenjak dia sekolah di sana. Danis dan Rayhan merupakan kakak kelas Syifa dan Melisa.
Gadis lugu itu tersenyum tipis melihat Danis yang begitu telaten nya mengobati luka di telapak tangan nya.
Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang menatap tajam ke arah Syifa, orang itu mengepalkan tangan nya dengan kuat.
"Selesai...."
"Terimakasih kak Danis, lagi - lagi kakak membantu Syifa."
"Sama - sama lain kali kamu harus hati - hati ya kalau sedang berjalan, apa lagi kamu membawa barang sebanyak ini, " ucap Danis sambil menyerahkan beberapa buku Syifa yang dia pungut tadi.
"Iya kak..."
Melisa merasa jengah melihat perlakuan manis Danis pada sepupu nya itu. Dia merasa iri kenapa Syifa mendapatkan perhatian yang ekstra dari siswa populer di sekolahnya itu.
"Buruan Fa, aku ada jadwal pemotretan jam 2 nanti. Aku tidak mau cuma gara - gara kamu aku terlambat nanti," ketus Melisa.
"Iya Mel..."
"Sayang....kamu juga ada jadwal pemotretan di tempat yang sama dengan ku kan?" tanya Melisa dengan nada yang di buat - buat.
"Sudah aku bilang, aku tidak suka kamu memanggil ku dengan kata sayang seperti itu, apa kamu tidak mengerti hah...aku rasa pendengaran mu masih sempurna."
"Kenapa sech Ray...aku tidak boleh memanggil kamu dengan panggilan sayang, bukan kah panggilan itu wajar untuk sepasang kekasih seperti kita."
"Kalau aku ngga suka ya ngga suka, paham!"
Syifa menutup telinga nya rapat - rapat, dia merasa bosan dan jengah dengan perdebatan yang selalu mereka tampilkan.
"Hubungan macam apa itu, setiap bertemu bukan nya mesra ini malah berantem terus. Mereka beneran pacaran atau.... argh...ngapain juga aku kepo ma urusan mereka," batin Syifa.
Karena merasa jengkel ma sikap Rayhan yang selalu ketus dengan nya, akhir nya Melisa pergi meninggalkan Rayhan, Syifa dan Danis. Wanita itu langsung menuju ke mobil nya dan melajukan mobil nya itu tanpa menghiraukan Syifa.
"Mel....." teriak Syifa yang tahu sepupu nya sudah pergi meninggalkan diri nya dengan barang bawaan Melisa yang seabrek.
"Bagaimana aku bisa ke sana jika Melisa pergi duluan meninggalkan ku sedangkan aku tidak tahu lokasi pemotretan Melisa sekarang dimana, mana aku juga tidak ada ongkos lagi uang nya sudah habis aku pakai untuk membayar iuran uang kas kelas tadi," gumam Syifa yang masih terdengar oleh Danis dan Rayhan.
Danis yang mendekat ke arah Rayhan dan berbisik," aku tahu kamu tadi sengaja melempar bola basket itu ke arah Syifa, dan aku merekam semua kejadian itu, entah ada masalah apa kamu dengan Syifa aku tidak mau ikut campur. Cuma yang aku ingin kan sekarang kamu antar Syifa ke tempat pemotretan kekasih mu itu, lagi pula kamu juga akan menuju ke tempat itu kan?" ucap Danis dengan sedikit nada penuh ancaman.
"Jika aku tidak mau mengantarkan anak cupu itu gimana?"
"Aku pastikan video ini akan tersebar luas di dunia Maya dalam hitungan detik, dan aku pastikan reputasi kamu sebagai model dan cowok terpopuler di sekolah ini akan pudar," ancam Danis dengan senyum smirk nya.
"S***l....." umpat Rayhan pelan.
Danis tersenyum penuh kemenangan setelah melihat rival nya itu mati kutu dengan ancaman nya.
Dia hanya merasa kasihan dengan Syifa, setelah mendengar perkataan nya tadi. Dia juga tidak habis pikir dengan Melisa kata nya mereka saudara sepupu tapi kenapa perlakuan Melisa pada Syifa seperti majikan dan pembantu.
"Fa...kamu bisa pergi ke tempat pemotretan Melisa dengan Rayhan sekarang."
"Hah...ta Pi...."
"Buruan aku hitung sampai lima jika kamu belum sampai di depan mobil ku aku akan meninggalkan mu," kata Rayhan sambil berlalu meninggalkan Syifa dan Danis.
Syifa bingung dia menengok ke arah Danis untuk memastikan apakah apa yang dia dengar tidak salah, melihat Danis mengangguk dengan langkah gontai Syifa akhir nya menuju ke arah mobil Rayhan di parkir.
Di sana Rayhan sudah menunggu di belakang kemudi. Syifa membuka pintu belakang mobil dan langsung mendapat ucapan pedas dari sang pemilik mobil itu.
"Woy....aku bukan sopir mu, pindah ke depan!" teriak Rayhan dari arah kemudi.
"Yang bilang situ supir ya siapa, aku cuma mau menaruh barang - barang milik kekasihmu ini, jika aku bawa ke depan nanti akan sempit," jawab Syifa santai.
Dan jawaban Syifa barusan mampu membuat Rayhan melongo, dia tidak percaya dengan apa yang di lihat nya tadi. Dia kira Syifa ini wanita yang lemah dan hanya akan menangis jika mendapat perlakuan yang tidak baik. Ternyata anggapan nya selama ini salah, tiba - tiba sudut bibir nya terangkat membentuk senyuman yang sangat tipis.
Setelah meletakkan semua barang - barang kebutuhan Melisa saat pemotretan nanti, Syifa langsung masuk ke dalam mobil Rayhan. Dia duduk di sebelah Rayhan, tidak ada rasa apa pun bagi Syifa. Gadis berkacamata tebal itu tetap santai dan tidak berkomentar apa pun.
Rayhan langsung melajukan mobil nya ke tempat di mana dia dan Melisa akan melakukan sesi pemotretan nanti.
Selama dalam perjalanan tidak ada obrolan sama sekali, Rayhan fokus dengan kemudi nya walaupun sesekali dia menoleh ke arah Syifa untuk sekedar melihat aktifitas yang dilakukan gadis berkacamata tebal itu.
"Pantas saja dari tadi dia diam saja, ternyata dia tidur," gerutu Rayhan.
Entah terlalu nyaman berada di mobil Rayhan atau memang Syifa yang merasa terlalu lelah sehingga dia bisa - bisa nya tertidur dengan sangat pulas sampai membuat pemilik mobil mewah itu menggerutu sepanjang perjalanan.
Krucuk....krucuk...
"Bunyi apa itu?" lirih Rayhan yang seperti mendengar suara aneh di samping nya.
Rayhan melirik ke arah Syifa terlihat gadis itu sedang memegang perut nya namun masih dalam keadaan tertidur pulas.
"Ini anak tidur apa mati, sampai perut bunyi seperti itu tidak bangun juga dasar cewe aneh.."
Rayhan melirik ke arah jam tangan nya," pantas saja ini sudah waktu nya jam makan siang ternyata."
Laki - laki tampan itu kemudian menepikan mobil nya di sebuah restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari keberadaan nya sekarang ini. Rayhan turun dan membeli makanan untuk dia makan sendiri pasti nya.
Sesampai nya di mobil dia melihat Syifa sudah terbangun. Tanpa banyak kata dengan santai nya Rayhan memakan burger yang dia beli tadi.
Syifa yang melihat Rayhan makan dengan begitu nikmat nya langsung meneguk air liur nya dengan susah payah sambil memegang perut nya yang terasa sangat lapar. Sejak pagi dia belum memakan apa pun untuk mengganjal perut nya itu.
Gadis itu tidak sempat memakan sarapan nya karena harus menyiapkan segala keperluan untuk pemotretan Melisa. Seperti itu lah kehidupan Syifa jika Melisa ada jadwal pemotretan atau syuting iklan setelah pulang sekolah pasti dia tidak sempat sarapan.
"Astaga ada ya orang seperti itu, makan sendiri tanpa basa basi menawarkan pada orang di sebelah nya, di kira aku ini makhluk astral kali ya sehingga tidak terlihat," gerutu Syifa yang masih bisa terdengar oleh Rayhan.
"Kok bisa - bisa nya Melisa jatuh cinta pada laki - laki seperti ini."
"Kamu mau?"
"Eh...."
"Kalau ngga niat buat nawarin orang makanan tidak usah sampai membuang - buang makanan yang tidak berdosa, apa dia tidak tahu di luaran sana masih banyak orang yang kekurangan makanan, seperti aku ini," gumam Syifa yang masih terdengar oleh Rayhan.
Bagaimana Syifa tidak kesal, dia kira Rayhan tulis menawarkan makanan untuk nya, tidak tahu nya dia hanya pura - pura saja, dan yang membuat Syifa menjadi tambah kesal Rayhan dengan santai nya menjatuhkan makanan itu tepat sesaat Syifa ingin meraih makanan itu dari tangan Rayhan.
Sambil memegang perut nya yang semakin terasa lapar, dia memilih untuk melihat pemandangan di luar jendela mobil dari pada dia harus melihat tampang Rayhan menyebalkan.
Di tempat lain, Melisa menunggu kedatangan Syifa dengan kesal.
"Huh....kenapa coba aku tadi meninggalkan dia di sana, jadi aku kan yang kerepotan sendiri. Mana semua barang ku ada ma dia lagi."
Saat Melisa sedang menggerutu sendiri, tiba kah mobil mewah Rayhan di parkiran yang tidak jauh dari tempat Melisa berdiri saat ini.
"Itu seperti nya Ray sudah datang," ucap Melisa sambil menampilkan senyuman manis nya.
Gadis cantik itu berjalan ke arah mobil Rayhan, walupun tadi dia sempat kesal dengan cowo itu namun dia tidak bisa jika tidak berlaku manis dengan cowo itu, entah itu perasaan cinta atau hanya obsesi semata.
Namun langkah nya tiba - tiba terhenti setelah melihat Syifa keluar dari mobil mewah Rayhan.
"What...apa aku tidak salah lihat bagaimana bisa Syifa satu mobil dengan Rayhan. Aku saja yang sudah menjadi kekasih nya selama satu tahun belum pernah berada di satu mobil bersama nya," geram Melisa karena melihat Syifa yang turun dari pintu depan mobil Rayhan.
Aneh bukan hubungan Melisa dan Rayhan, mereka mengaku jika mereka adalah pasangan kekasih namun pada kenyataannya hubungan mereka sangat aneh. Rayhan sendiri anti Pati di panggil dengan sebutan sayang oleh Melisa padahal itu hal yang lumrah untuk sepasang kekasih bukan. Dan ya..selama menjalin hubungan dengan Rayhan tidak pernah satu pun Melisa menghabiskan waktu berdua saja atau istilah nya quality time sebagai pasangan kekasih bersama Rayhan.
Dan tadi Melisa menyebutkan jika dia belum pernah menaiki mobil Rayhan, dan itu memang benar ada nya. Jadi entah hubungan mereka dilandasi karena apa. Yang jelas jika di depan umum mereka nampak mesra bak pasangan kekasih yang lain nya.
Saat setelah mengambil seluruh barang Melisa di kursi belakang, Syifa melihat saudara sepupu nya itu yang menatap tajam ke arah nya.
"Astaga.... masalah baru di mulai," gumam Syifa dengan lesu.
Jangan tanya Rayhan sekarang masih berada di mobil atau tidak. Setelah memarkirkan mobil nya laki - laki itu langsung keluar dan masuk ke dalam studio di mana akan diadakan pemotretan untuk nya dan Melisa nanti.
Bahkan laki - laki itu terlihat cuek dan biasa saja saat melintasi Melisa. Hal itu sudah biasa dia lakukan, jadi membuat Melisa terlihat baik - baik saja. Namun yang membuat kesal kenapa Syifa bisa berada satu mobil dengan kekasihnya itu.
"Sebelum kamu marah - marah tidak jelas, aku jelaskan terlebih dahulu," ucap Syifa saat berada di depan Melisa.
"Aku terpaksa ikut bersama Rayhan, karena kamu meninggalkan ku begitu saja tadi sedangkan aku tidak tahu lokasi ini dan kamu tahu sendiri jika aku tidak punya ongkos untuk menaiki kendaraan umum. Jadi Kak Danis memaksa Rayhan supaya mengizinkan aku untuk ikut dengan nya ke sini. Sekarang yang terpenting semua barang - barang mu bisa sampai sini tepat waktu bukan," jelas Syifa dengan penuh hati - hati supaya saudara sepupu nya itu tidak marah.
"Ya sudah ayo buruan bawa semua barang - barang ku ke ruangan ganti, sebentar lagi pemotretan akan di mulai."
Syifa bernafas lega setidaknya dia tidak mendapat omelan dari Melisa yang bisa membuat perutnya semakin lapar. Dengan susah payah dia membawa semua barang sepupu nya itu masuk ke dalam studio.
Saat berada di dalam studio dia melihat Rayhan sudah berganti kostum dan sedang berdiri di depan kamera. Seperti nya dia akan melakukan sesi pemotretan terlebih dahulu.
"Dia memang tampan, pantas saja Melisa dan seluruh siswi di sekolah tergila - gila dengan nya. Tapi sayang sifat nya tidak setampan wajah nya," gumam Syifa sambil duduk di bangku tinggu tidak jauh dari tempat pemotretan itu.
Jika dia mengingat kejadian di mobil itu rasanya nya dia ingin memotong tangan Rayhan yang dengan seenaknya sendiri membuang makanan di saat ada orang di sebelah nya yang sedang kelaparan.
"Kenapa perut ku semakin terasa perih ya, kapan pemotretan Melisa akan selesai, perut ku sudah lapar sekali."
Syifa nampak gelisah, sesekali gadis itu memegang perutnya yang terasa perih karena belum terisi makanan apa pun. Hanya air putih saja yang selalu dia minum sejak tadi, berharap dengan air putih itu bisa membuat perut nya menjadi kenyang namun yang ada perut nya malah menjadi kembung dan terasa tambah perih.
Pergerakan Syifa itu tidak luput dari pandangan seseorang yang sejak tadi memperhatikan nya.
Sekarang giliran Melisa yang melakukan pemotretan dan Syifa harus standby jika sewaktu - waktu Melisa membutuhkan bantuan nya seperti mengelap keringat nya, membenarkan pakaian atau make up nya.
"Mereka memang pasangan serasi, yang satu cantik yang satu tampan. Dan yang penting mereka berasal dari keluarga yang sama - sama kaya. Pantas saja mereka menjadi pasangan kekasih," batin Syifa menatap ke arah Rayhan dan Syifa yang sedang melakukan sesi pemotretan bersama.
Kedua nya nampak profesional dan terlihat jelas kemistri diantara kedua nya benar - benar natural.
Hal seperti ini lah yang paling di sukai Melisa, karena dengan ini dia bisa mengekspresikan rasa cinta nya pada Rayhan dengan sentuhan - sentuhan lembut di tubuh Rayhan yang asli nya adalah tuntutan pose dalam pemotretan itu.
Merasa bosan dengan apa yang dia lihat, Syifa memilih untuk memejamkan mata nya dia berharap dengan memejamkan mata nya bisa mengurangi rasa lapar nya.
"Siapa tahu setelah aku terbangun nanti ada makanan gratis di pangkuan ku yang bisa aku makan," konyol Syifa sambil terkekeh sendiri.
Dan tidak lama kemudian dia terlelap dalam tidur nya dengan posisi menyandar ke tembok sedangkan tangan nya memegang perut.
Mendengar suara bisik - bisik dari beberapa kru Syifa perlahan membuka mata nya. Dan benar saja acara pemotretan sudah selesai ternyata.
Sontak dia mengedarkan pandangan nya mencari keberadaan Melisa," ah..syukurlah dia tidak meninggalkan ku lagi," ucap Syifa saat melihat Melisa sedang berbincang dengan sang fotografer. Tapi keberadaan Rayhan sudah tidak tampak di ruangan itu dan itu membuat Syifa bernafas lega setidak nya dia tidak akan bertemu dengan laki - laki menyebalkan itu.
Dia meregangkan badan nya karena meras pegal tidur dalam keadaan duduk. Tiba - tiba netra mata nya menangkap sebuah kotak makanan bertuliskan Halal untuk di makan di pangkuan nya.
"Hah....ini!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!