NovelToon NovelToon

HIDUP DALAM TUBUH IBU YANG KEJAM

1. awal sebelum kejadian

seorang Aryani mayora yang memiliki hobi pencinta alam ini, dan juga sudah menaklukkan beberapa gunung tertinggi yang ada di Indonesia. kini Ia kembali akan pergi menaklukkan gunung yang paling tinggi, yang terletak di pulau Papua. yaitu gunung Jayawijaya dengan ketinggian 4.884 m dpl. dan juga merupakan salah satu gunung tertinggi di Dunia. kali ini, ia juga akan pergi sendiri ke tempat itu. seperti biasa, Aryani pergi tanpa membawa rombongan.

agar memudahkan dirinya cepat sampai ke daerah tujuan. Aryani pergi menggunakan pesawat untuk menuju kota Jayapura itu. sekitar 24 jam perjalanan menuju kota Jayapura itu, akhirnya Aryani mayora telah sampai di sebuah tempat penginapan yang biasa didatangi oleh para pendaki atau para pencinta alam lainnya. biar nanti setelah di pagi hari ia akan melakukan perjalanan solonya itu.

***

Pagi hari pun menyingsing. Biasanya orang baru bangun dari tidur mereka, beda halnya dengan Aryani yang sudah melakukan perjalanan menuju puncak gunung Jayawijaya setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Tak lupa sebelum melanjutkan perjalanannya Ia juga telah menyematkan sepenggal doa untuk penyerta atau perlindungan di perjalanan. Baik itu sebelum ia pergi maupun setelah ia kembali lagi. Akhirnya dengan tekad yang kuat, Aryani langsung pergi mendaki gunung Jayawijaya itu dengan menggunakan bantuan GPS dan juga kompas agar tidak kehilangan arah.

Singkat cerita, kurang lebih 6 hari Aryani melakukan pendakian itu, akhirnya ia sampai di puncak paling tertinggi. Senyum bahagia pun langsung tercetak jelas di wajah Aryani. Iya cukup puas pencapaiannya hari ini.

Di mana dirinya telah menjelajahi Indonesia untuk sekedar melihat keindahan alam yang terbentang luas dan memiliki sejuta pesona ini. Iya dapat menikmati keindahan alam yang ada melalui pendakian yang ia lakukan. Iya juga dapat merasakan betapa segar dan sejuknya tempat-tempat yang tak pernah dijamah atau dibangun oleh manusia selain tempat peradaban atau pemukiman.

"Oh.. selamat Ariani mayora !! Akhirnya pengorbanan mu selama 6 hari ini tidak sia-sia mendaki gunung Jayawijaya. Sungguh sangat luar biasa..!!" Ujar Aryani menyemangati dirinya sendiri sambil meletakkan beberapa barang bawaannya di tempat yang aman.

Di sana dia tidak menemukan salju yang biasanya akan ditemui oleh para pendaki jika berjodoh. Aryani pun tak lupa mengeluarkan kamera yang sedari berhari-hari tidak pernah Ia gunakan untuk menghemat baterai. Dan kini ia telah berada di puncak kejayaannya.

"Oh Aryani. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan dari tuhanmu. Lihatlah pemandangan yang tersuguh indah di bawah kakimu ini. Benar-benar suatu pemandangan yang tidak akan pernah kamu temukan di daerah-daerah maju." Ujar mayora lagi bermonolog sendiri.

Tak lupa Ariani juga memasang tendanya di tempat di mana orang-orang biasanya membangun tenda jika ingin bermalam di puncak Jayawijaya.

Setelah malam hari menjelang dan setelah menyaksikan sunset di waktu senja, Aryani langsung turun pergi menuju tendanya. Suasana di tempat itu benar-benar sepi tak ada orang lain selain dirinya.

ia sampai di tendanya dan mulai memasak untuk makan malamnya. Saat ia sedang memasak makan malam, entah kenapa Aryani yang jarang merasakan hal-hal mistis mulai merasakannya di tempat itu.

Seolah dari kejauhan ada yang mengawasi dirinya. Aryani pun mulai celinga-celinguk ke sana kemari untuk mencari keberadaan orang-orang tersebut. Namun nyatanya di tempat ini memang tidak ada orang lain selain dirinya.

"Aneh, mungkin hanya perasaanku saja kali ya..." Monolog Aryani kepada dirinya sendiri.

Karena tidak menemukan apapun, ia langsung kembali fokus memasak makanan untuknya. Aryani memang gadis yang tak pernah memiliki ketakutan apapun. Walaupun kadang-kadang sesekali perasaan aneh menghampiri nya.

Setelah Aryani memasak dan menyantap makan malam nya itu. Karena belum merasa ngantuk, Aryani memilih untuk duduk di luar tenda sambil mengamati lingkungan sekitar dan juga melihat suasana malam yang ada di puncak gunung Jayawijaya ini, begitu hening dan mencekam.

Ia mengedarkan pandangannya ke sana ke mari seolah ada yang ia cari. Karena mata yang tak henti-hentinya mengedarkan pandangan, tiba-tiba dari jarak 10 m dari tenda yang dibangun Aryani.

Ada sekelebat kilauan cahaya yang menurutnya seperti orang yang membawa senter untuk mendaki. Tanpa merasa takut terjadi apa-apa, Aryani pun langsung mengambil senternya dan kemudian pergi menghampiri cahaya tersebut.

Yang mana, memang cahaya itu tidak terlalu terang namun masih bisa tertangkap mata. Tak lama Aryani sampai di tempat di mana cahaya itu bersinar. Ternyata cahaya itu berasal dari satu buah cincin yang terbuat dari batu mulia sedang mengeluarkan cahayanya. Arian yang melihat itu merasa takjub apalagi ukiran-ukiran dari cincin tersebut benar-benar indah.

"Wih !! tidak menyangka dapat menemukan cincin yang berasal dari logam mulia ini. Sepertinya cincin orang yang hilang atau bagaimana ya..." Tebak Aryani yang merasa bingung sendiri.

Cincin yang dulunya bercahaya setelah disentuh oleh Aryani kini mulai meredup. Tanpa banyak pikiran dan banyak tanya lagi, Ariani langsung mengambil cincin tersebut membawanya ke tenda dan juga mencuci agar sedikit menampakkan Bagaimana bentuk cincin itu.

"Benar-benar indah sekali." Aryani pun langsung memasukkan jari manisnya dalam cincin tersebut.

Di mana cincin itu awalnya tidak pas di ukuran jari Ariani. namun, seketika langsung pas dan melekat dijarinya. Membuat Aryani mengerutkan keningnya merasa heran.

Namun ia tak merasa takut, karena hal-hal seperti ini sudah berkali-kali ia temukan walaupun tidak sering. Aryani hanya beranggapan barangkali matanya lelah sehingga penglihatannya tidak terlalu jelas. Ia tidak pernah memikirkan hal-hal di luar nalarnya, mungkin karena itulah dirinya tidak pernah memiliki ketakutan selain takut pada Tuhannya.

***

Setelah Aryani merasa puas berkemah di puncak gunung Jayawijaya itu. Kini dirinya mulai berkemas kembali. Karena hari ini ia akan memulai perjalanan pulang kembali ke kota tempat tinggalnya.

Aryani juga bukanlah merupakan orang yang miskin. Dari hasil touring yang ia lakukan serta membuat berbagai video-video yang menarik minat para pengguna sosial media, dari sana Ia bisa mendapatkan penghasilan.

Kedua orang tua Aryani juga bukanlah orang yang miskin. Namun walaupun begitu Ariani tetap rendah hati dan tidak pernah sombong. Ia juga tak menunjukkan kekayaannya kepada teman-temannya atau sekedar membangga-banggakan keluarganya. Ia hanya perlu menjalani itu apa adanya, mengalir seperti air.

Berhari-hari ia berjalan kembali setelah mengucapkan selamat tinggal di puncak gunung Jayawijaya.

namun, diperjalanan ia mendapatkan musibah, ia berjalan dengan kurang hati-hati sehingga menyebabkan kakinya tergelincir dan akhirnya ia jatuh kedalam jurang yang dalam dan hutan yang lebat. dan sudah dapat di pastikan, bahwa Aryani tidak akan selamat dari insiden tersebut.

2. berpindah waktu

Aryani mengerjab-erjabkan matanya ketika samar-samar ia mendengar suara tangis pilu seseorang. Tampaknya, suara ini berada dari seorang bocah.

(kenapa berisik sekali. seperti ada anak yang menangis.) batin Aryani.

Dengan susah payah, karena Aryani yang masih merasa lelah langsung memaksakan membuka kedua matanya. Ia sedikit tertegun karena mendengar suara tangis yang sepertinya berada di dekatnya. Ia juga sekejap menatap langit-langit rumah yang sepertinya sudah bolong-bolong itu. Aryani pun langsung terkejut melihat itu semua.

(Weh !!! ini di mana weh..!! bukannya tadi, aku jatuh ke jurang ya.. kenapa malah kesini..) Batin Aryani. Ia pun langsung melihat ke arah pojokan di mana asal suara tersebut.

disana Ia melihat dua bocah yang sangat kurus tampak sedang meringkuk dan saling memeluk satu sama lain. Satunya menangis pilu, dan yang satunya lagi hanya memeluk dan tanpa berekspresi apapun. melihat kedua anak tersebut, Aryani langsung mengerutkan keningnya.

(siapa anak-anak ini. Kenapa mereka berada di sini dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.) batin Aryani melongos melihat kedua anak tersebut.

sebelum ia beranjak dari tempat duduknya, Ia mengamati kondisi dan keadaan di sekitar nya. dan alangkah terkejut dirinya ketika menyadari sesuatu yang begitu asing.

"hah..!! ini.. ini baju model apa ini..?? kenapa aku tiba-tiba memakai pakaian yang seperti ini..??" monolog Aryani lagi. Ia mengamati bentuk tubuhnya yang terbalut dengan pakaian tersebut. tapi, Aryani tidak menemukan jawaban apapun di sana.

Aryani yang memang belum mengetahui apa-apa itu pun langsung beranjak bangun dari posisi tidur yang sepertinya tidak etis itu. Dirinya tidur di sebuah lantai kotor yang Bahkan tak beralasan sekali.

(tunggu tunggu, bukannya aku tadi jatuh ke dalam jurang ya, tapi kenapa bisa sampai ke sini..??) Aryani mulai berpikir lagi.

(Apa yang terjadi..!! seharusnya aku sudah mati kan, atau diselamatkan warga kali ya. tapi pakaian ini..-) batin Aryani lagi sambil mengamati pakaiannya.

tapi, tiba-tiba, Sekelembat ingatan-ingatan masuk ke dalam kepalanya berputar-putar seperti film. Aryani pun mengerang kesakitan tak tertahan, namun ia berusaha untuk tetap menjaga kesadarannya walaupun sangat sulit.

"Sial !! apa-apaan ini !! Sakit anjing..!!" Erang Aryani kala itu. Ia memegang kepalanya yang berasa seperti dihantam palu dengan kuat sehingga mampu membuat orang meninggal saat itu juga.

Karena tidak tahan, akhirnya Aryani kembali dibuat pingsan setelah insiden itu. Kedua anak-anak yang melihat aksi tersebut tentu saja tak bergerak dan merasa takut. Takut mereka melakukan kesalahan lagi.

Cukup lama Ariani tidak sadarkan diri, dan selama itu pula anak-anak itu tak beranjak dari tempat mereka. Perlahan Aryani mulai meraih kembali kesadarannya. Ia kembali menatapi langit-langit rumah yang sudah bolong-bolong itu. kemudian ia langsung tersadar.

(Gila !! Aku melakukan Time travel ke dunia kuno, tepatnya di kerajaan barang sebrangan. dan saat ini, tubuh ini diusir oleh keluarganya dan berakhir di desa pembuangan. Dan lebih gregetnya lagi, aku menjadi seorang ibu dari dua anak kembar yang selalu disiksa sama ibu kandung mereka.. ini orang punya masalah apa sih..) batin Aryani. Aryani masih memegang kepalanya yang masih berdenyut.

(sial !! padahal aku sama sekali tidak berpengalaman jika berurusan dengan anak-anak. suka sih suka..) batin Aryani lagi.

ia kembali mengumpulkan kesadarannya. Setelah itu, ia bangkit duduk dan melihat kedua anak itu yang sepertinya ketakutan melihatnya. Melihat pemandangan yang seperti itu membuat Ariani meringis.

dalam bayangan yang berputar-putar di kepalanya dan yang berhasil Ia tangkap, bahwa tubuh ini selalu berlaku sangat kejam kepada anak-anaknya. dan hal itulah yang membuat Aryani itu tidak habis pikir.

Bagaimana mungkin, ada seorang ibu kandung yang tega menyiksa anak-anaknya seperti itu. Tapi, ia juga marah kepada takdirnya, Kenapa Ia sampai ke tempat yang benar-benar tak terbayangkan olehnya sama sekali. Melihat anak-anak itu yang sepertinya ketakutan membuat naluri kasih sayang menjalar hangat ke dalam sanubari Aryani.

(apa yang harus aku lakukan kepada anak-anak ini.... aduh kacau sekali hidupku, ketimbang harus mengurus anak-anak lebih baik aku memilih untuk menjelajahi keindahan alam saja. benar-benar sangat merepotkan.) batin Aryani lagi. kali ini Ia memang bingung harus melakukan apa. namun kalau meninggalkan anak-anak sendirian, tentu saja Aryani tidak tega. Ia tidak akan sampai hatimu lakukannya. akhirnya Aryani mencoba untuk berdamai.

"Hm... Anak-anak kemari.." panggil Aryani kepada kedua bocah tersebut dengan suara pelan serta senyum mengembang di bibirnya.

Namun, walau bagaimanapun Aryani bertindak hangat, kedua bocah itu tetap tak bergeming di tempat mereka. Walaupun jiwa dalam raga tersebut diisi oleh jiwanya, Tapi tetap saja, jasad yang ia tempati adalah milik Ibu mereka yang kejam. Mendapati kenyataan yang seperti itu lagi-lagi Aryani hanya mampu meringis dalam hati.

(Bagaimana cara membujuk anak-anak ini.. karena sepertinya mereka cukup trauma mendapati perlakuan yang benar-benar sangat tidak manusiawi dari ibu kandung mereka.) Aryani pun mulai memikirkan Bagaimana cara meluluhkan kedua anak itu. Aryani melihat kedua anak yang sangat kurus kerempeng dan tak terurus itu, lagi-lagi naluri kasih sayang keluar dan menyeruak dalam hatinya.

(apa anak-anak ini tidak makan.. kurang ajar kamu anarawati. tega sekali kamu melakukan hal itu kepada anak-anakmu.) batin anara lagi ikut menjerit. Aryani pun mencoba menarik nafasnya pelan dan perlahan ia keluarkan.

"Anak-anak... Jangan takut pada ibu... Ibu minta maaf atas semua yang ibu lakukan.." Ujar Aryani dengan wajah memelas. kali ini hanya cara itu yang harus ia lakukan terlebih dahulu.

Anak-anak itu tentu saja tercengang melihat sikap sang ibu yang tiba-tiba berubah hanya dalam beberapa saat saja. mereka tidak percaya akan hal itu, Karena mereka telah belajar, dari banyaknya pengalaman yang telah mereka alami dari sang ibu. jadi mereka tak merasa luluh mendengar penuturan Ibu mereka yang tiba-tiba lembut itu.

Mereka tetap Tak bergerak dan tak bergeming dari tempat mereka. Aryani kini pasrah untuk membujuk keduanya. Ia bukanlah sosok jiwa yang tahu bagaimana cara menghibur anak-anak.

suka sih suka kepada anak-anak, tapi kalau sudah untuk menghibur, dirinya lebih memilih untuk angkat tangan. Ia akan memikirkan Bagaimana caranya nanti membujuk anak-anak kayak itu. yang terpenting sekarang, Ia hanya memikirkan Bagaimana cara memberikan kedua anak ini makan. Karena sepertinya kedua anak ini kelaparan, orang lain pun dapat menebak kalau kedua anak ini kelaparan dengan hanya melihat bibir mereka yang pecah-pecah dan juga kering.

Karena Aryani merasa kasihan. Ia langsung mencoba berdiri dari posisinya saat ini yang masih duduk di lesehan di lantai yang kotor. Ternyata badannya cukup kuat walaupun terlihat kusam.

Ia langsung bergegas ke dapur ingin melihat apa yang bisa dimasak untuk mengganjal perut mereka saat ini. sesampainya Aryani di dapur, Ia tak melihat bahan yang bisa dimasak selain segenggam sayur hijau di sana.

bahkan Aryani sudah mencari ke sana kemarin, barangkali masih ada bahan-bahan yang ditempatkan di lain tempat. tapi, satupun tak Aryani temukan keberadaan bahan-bahan untuk memasak. Aryani menghentikan aksinya Dan meletakkan kedua tangannya di atas pinggang.

sekilas tentang Anarawati anak dari Adipati cayapata. Anarawati, sebelum mengalami kejadian seperti ini, ia dulunya adalah seorang gadis yang baik dan penurut, tapi sekaligus bodoh. ia akan dengan mudah dimanfaatkan oleh orang lain. itu ia lakukan agar bisa mendapatkan kasih sayang ibu dan kakaknya yang sedari kecil tak terlalu menghiraukannya. suatu ketika, dirinya dijebak karena kebodohannya sendiri, sampai ia mengandung, dan berakhir di desa pembuangan. anara Begitu Sangat membenci hidupnya, sampai akhirnya ia melahirkan dua anak yang tidak berdosa. saat itu lah, rasa benci dan amarahnya ia lampiaskan kepada anak-anak itu. sampai akhirnya jiwa Aryani mengambil alih tubuh itu.

"Bagaimana bisa kenyang. Tak ada apapun yang bisa dimasak di tempat ini. Hanya ada seikat sayur hijau ini. Mana pemilik tubuh ini benar-benar tak bekerja lagi.!!" Seru Ariani lagi.

3. bersikap baik

Ia tidak merasakan sesuatu melingkar di jari manisnya yang menandakan bahwa cincin yang ia temukan saat melakukan pendakian gunung Jayawijaya ikut bersama dengan dirinya di dunia ini. Cincin itu tidak sengaja terkena darah Ariana saat terjatuh dalam jurang, dan Karena itulah cincin itu ikut bersamanya, karena jiwanya dengan cincin tersebut telah menyatu. tapi, anara tidak menyadari hal itu. Kemudian ia langsung beralih mengambil sayur hijau itu untuk dimasak. Ia membersihkan sayur hijau tersebut dan mengiris-irisnya.

Sementara kedua anak kembar itu, pelan-pelan mengintip kegiatan ibu kejam mereka. Karena sepertinya Ibu mereka akan memasak, si sulung yang sudah bersifat dewasa sebelum waktunya langsung mengambil inisiatif untuk menghidupkan api. walaupun masih merasa takut untuk melihat ibu mereka.

tapi, Karena selama ini, dirinya lah yang selalu disuruh untuk menghidupkan api tersebut. anak pertamanya itu yakin, kalau sang Ibu pasti tidak akan bisa menyalahkan api dengan teknik kuno itu.

Sekembalinya Aryani, ia melihat seorang bocah kecil yang sedang berusaha menghidupkan api di sebuah tungku dengan tangan mungilnya itu.

Aryani yang baru saja kembali dan melihat aksi anak tersebut, tiba-tiba ingatan asing kembali berputar di kepalanya. ia melihat bagaimana tubuh ini memaksa anak kecil untuk menghidupkan api sampai tangannya nyaris terbakar.

namun pemilik tubuh tersebut tak mempedulikan hal itu. Aryani yang lagi-lagi mendapatkan kenyataan pahit, bahwa anak sekecil ini sudah bekerja dengan begitu keras, ia hanya bisa merutuki sang pemilik tubuh yang benar-benar kejam terhadap darah dagingnya sendiri.

Anak itu, yang sadar atas kedatangan ibunya dibuat gelegakapan sendiri. Takut kalau sang Ibu tiba-tiba marah begitu saja. Bukankah sifat ibunya yang memarahi mereka secara tiba-tiba itu sering terjadi ?? Itulah yang ia takutkan. Aryani yang melihat anak itu ketakutan langsung tersenyum dan menghibur.

"Terima kasih nak. Tidak perlu takut seperti itu pada ibu. Ibu minta maaf karena sudah menyakitimu dan adikmu. Sekarang pergilah duduk, sampai Ibu menyelesaikan masakan ibu. Setelah itu kita makan bersama-sama." Ujar Aryani dengan lembut sambil mengelus pipi yang sudah jadi tengkorak itu akibat terlalu kurus kerempeng.

Anak itu pun terkejut lagi dengan sikap ibunya, namun ia langsung menurut. Ia langsung beranjak dari posisi itu dan mengambil tempat duduk dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari ibunya. Ia dari sana mengamati gerak-gerik sang ibu yang menurutnya benar-benar bersikap ajaib hari ini. ia tidak pernah mendapati sikap lemah lembut sang Ibu selama ini.

dulu saja, kalau sang kakak memegang sesuatu tanpa perintah dari sang ibu, mereka pasti akan mendapatkan amukan dari ibu mereka. seolah sang Ibu merasa jijik kepada anak-anaknya. bahkan tanpa mereka melakukan sesuatu yang salah sudah bisa mendapatkan amarah yang sangat besar dari sang ibu.

"Kakak. Apakah ibu tidak apa-apa..?? Kenapa Ibu tiba-tiba menjadi baik..??" Tanya sang Adik yang tiba-tiba datang menyusul dan duduk di samping sang kakak.

Anak sulung yang bernama Nakula itu langsung melihat ke arah sang adik. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. kalau saja mereka tidak takut untuk lari dari rumah tersebut dan meninggalkan Ibu mereka, mereka pasti sudah melakukannya sejak dulu. namun karena kondisi tubuh yang tidak memadai akhirnya mereka tidak melakukan hal tersebut.

"Kakak juga tidak tahu. ingat, Jangan terpesona dan terbuai dulu dengan sifat ibu yang sekarang. Palingan beberapa saat lagi, pasti Ibu sudah kembali dengan sifatnya semula. Tapi kita berdoa saja mudah-mudahan ibu akan memiliki sifat seperti ini, hari ini sampai selama-lamanya." Bisik sang kakak lagi dengan ekspresi dingin. Ia tak ingin berharap terlalu jauh melihat sifat ibunya yang berubah. Takut nanti dirinya akan kecewa.

"Iya Kak, dewa mengerti..." Ujar Sadewa yang ternyata nama kedua anak itu diberi nama Nakula dan Sadewa.

Mereka berdua duduk dan mengamati aktivitas yang dilakukan ibu mereka sampai akhirnya masakan sayur itu selesai dan dihidangkan sebagaimana mestinya.

Tak ada aroma wangi dari makanan itu, karena memang tak ada bumbu-bumbu yang bisa digunakan untuk membuat wangi masakan. Hanya ada garam air dan juga sayur hijau sebagai bahannya.

Setelah menata makanan yang benar-benar tidak layak itu, Aryani langsung memanggil kedua anak yang duduk tidak terlalu jauh darinya untuk segera bergabung.

"Ayo Nakula, Sadewa. Kemari bergabung bersama ibu untuk makan bersama." Panggil Aryani kepada keduanya.

Mereka lagi-lagi saling memandang satu sama lain. Karena tidak biasanya Ibu mereka ini memanggil mereka untuk makan bersama. Biasanya mereka berdua hanya akan memakan sisa makanan ibu mereka yang sudah tidak banyak itu. Dan mereka juga harus membagi nya berdua.

"Kenapa malah saling memandang seperti itu..?? Ayo sayang kemari ... makan bersama ibu.." panggil Ariani lagi kepada kedua anaknya.

dan Dengan perasaan bingung tak menentu keduanya langsung mendekat kearah sang ibu. keduanya langsung mengambil posisi duduk berdempetan dengan saudara lainnya. Namun menjaga jarak dari ibu mereka. Aryani tak lagi mempermasalahkan hal itu. yang penting mereka makan, Ia dengan telaten mengambil sayuran itu dan menyuguhkannya di Depan anak-anaknya.

"Ayo makan sayang. Untuk sekarang, kita makan ini dulu ya. Nanti, ibu akan keluar mencari makanan untuk kita." Ujar Aryani lagi.

Anak-anak itu pun mengangguk dan langsung menyantap makan itu dengan lahab. Bahkan Aryani memilih untuk mendahukan anak-anaknya makan terlebih dahulu.

Kalau ada sisa mereka, baru ia akan makan. Karena dalam bayangan ingatan yang ia dapatkan. Anak-anak itu selalu makan makanan sisa ibu mereka yang sudah tidak banyak.

Hal itu juga yang membuat Aryani begitu geram terhadap ibu mereka itu. Nakula dan Sadewa yang melihat ibu mereka yang lagi-lagi bersikap tidak seperti biasanya, membuat mereka menghentikan aksi makan mereka dan menatap sang ibu.

Mereka menjadi takut sendiri, jangan-jangan mereka terlalu rakus dan akhirnya mendapatkan pukulan lagi. Aryani yang melihat anak-anak itu berhenti makan, langsung bertanya.

"Loh..!! Kok berhenti..?? Apa kalian sudah kenyang. Makanan nya masih banyak nak..!!" Seru Aryani dengan penuh kasih sayang. Kedua anak itu menggeleng kan kepala ketika mendengar penuturan sang ibu.

"Lalu, kenapa berhenti. Ayo lanjutkan makannya. Habiskan saja sayang.." ujar Aryani lagi dengan lembut. Mereka berdua saling pandang. Nakula sebagai anak pertama Langsung memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf Bu. Apakah ibu tidak makan..??" Tanya Nya dengan ragu-ragu. Takut kalau ia salah lagi di Depan sang ibu.

Aryani pun tersenyum mendengar pertanyaan sang anak yang sepertinya memperhatikannya. Ia juga terkekeh lucu kala menyadari seorang bocil yang tiba-tiba menjadi anaknya itu ragu-ragu memberikan pertanyaan kepadanya.

"Kalian makanlah dulu nak. Nanti ibu akan makan Setelah kalian kenyang." Ujar Aryani lagi dengan lembut.

Kedua anak tersebut yang memang masih sangat lapar langsung kembali menyuapkan sayuran bening dan hijau itu ke dalam mulut mereka. Sampai akhirnya Nakula menyadari kalau sayuran itu tinggal sedikit lagi. Ia pun langsung menyenggol sang adik dan memberikan kode untuk berhenti makan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!