NovelToon NovelToon

Dinikahi Kembaran Calon Suami

Si kembar Nick dan Nicho

Florencia Tan, gadis yang kerap di sapa Flo itu kini tengah menempuh pendidikan S2 nya di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Gadis cantik yang memiliki wajah oriental itu terkenal sebagai kembang kampus. Banyak mahasiswa yang mencoba mendekati Flo, namun pilihan gadis cantik itu jatuh kepada Nicho, seorang pemilik bengkel yang cukup besar yang letaknya tak jauh dari kampus Flo.

Flo tak pernah menyangka jika Nicho akan secepat itu mengenalkannya kepada keluarga besar Nicho. Meski hubungan mereka telah terjalin selama dua tahun, namun tak terpikirkan oleh Flo jika Nicho benar-benar serius kepadanya.

Setelah kelasnya selesai, Flo segera keluar dari kampus. Gadis berusia 23 tahun itu tersenyum melihat sang kekasih sudah menunggunya di depan gerbang kampus.

"Are you ready baby?" tanya Nicho seraya menatap kekasihnya.

"Mm, ya, aku siap. Tapi apa kau serius akan mengenalkanku kepada keluargamu?" jawab Flo ragu.

"Why not? Aku rasa dua tahun waktu yang cukup bagi kita untung saling mengenal. Aku ingin hubungan kita serius!" jawab Nicho tanpa ragu.

"Baiklah kalau begitu!"

Nicho tersenyum, pria itu lalu memakaikan helm di kepala gadisnya dan Flo segera menaiki motor sport yang selalu di kendarai oleh kekasihnya.

Setengah jam kemudian, mereka sampai di depan sebuah rumah mewah yang memiliki tiga lantai. Flo cukup terkejut karena selama ini Nicho jarang sekali menceritakan tentang keluarganya.

"Ayo masuk!" ajak Nicho seraya menuntun tangan Flo.

Kedatangan Nicho dan Flo di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Wanita itu lalu memeluk Nicho. "Bagaimana kabarmu sayang?" tanya wanita itu dengan lembut.

Nicho melepaskan pelukan wanita itu. "Seperti yang momy lihat, aku baik-baik saja!" jawab Nicho kemudian. "Oh ya mom, perkenalkan dia Florencia, kekasihku!"

Flo sangat gugup, namun dia berusaha bersikap santai. "Salam kenal tante, saya Flo," ucap Flo memperkenalkan diri.

"Salam kenal Flo, saya momy Zea, ibunya Nicho. Mari duduk Flo!"

Flo merasa lega karena wanita bernama Zea itu menyambutnya dengan ramah. Mereka lalu duduk di ruang tamu, tak lama setelah itu seorang asisten rumah tangga menyuguhkan teh untuk Flo dan Nicho.

"Dimana dady dan yang lainnya mom?" tanya Nicho karena rumah terlihat sepi.

"Dady dan Nick masih di jalan, sebentar lagi mereka pasti sampai. Dan Adelia ada di kamarnya," jawab momy Zea.

"Silahkan di minum tehnya Flo!"

"Iya tante terima kasih!"

Beberapa saat kemudian, dua orang pria masuk ke dalam rumah. Salah satu dari pria itu terlihat begitu mirip dengan Nicho. Flo bahkan sampai tak bisa menemukan perbedaan di antara Nicho dan pria yang baru datang

"Nicho," panggil seorang pria paruh baya yang memiliki bola mata berwarna biru.

"Dad," Nicho beranjak dari duduknya dan segera memeluk pria yang dia panggil sebagai dady.

"Dady pikir kau sudah melupakan kami!"

"Maaf dad, aku sangat sibuk!"

Nicho melepaskan pelukannya, pria itu menatap pria yang begitu mirip dengannya. "Apa kabarmu Nick?" tanya Nicho.

"Baik!" jawabnya singkat. "Aku lelah, aku harus ke kamar!"

"Turunlah saat jam makan malam, aku ingin bicara!" teriak Nicho.

"Hem!"

"Oh ya dad, aku datang bersama Flo. Dia adalah kekasihku!" Nicho kembali memperkenalkan Flo kepada ayahnya.

Flo segera berdiri dan menghampiri ayah Nicho."Salam kenal om, saya Flo!"

"Hay Flo, panggil aku Sam!"

"Baik om!"

"Oh ya, apa yang ingin kau katakan?" tanya Sam pada putranya.

"Aku akan mengatakannya saat kita makan malam dad!"

Nicho kembali duduk di sebelah kekasihnya.

"Siapa dia Nich?" tanya Flo penasaran.

"Dia kembaranku, namanya Nicky!"

Flo hanya mengangguk pelan. Meski wajah Nicho dan Nick sangat mirip namun keduanya memiliki selera fashion yang sangat berbeda. Nicho lebih senang memakai celana jeans dan pakaian serba hitam, sementara Nick terlihat begitu formal dalam balutan jas. Dan yang membedakan mereka lagi, Nicho terlihat lebih ceria dan banyak tersenyum, sementara Nick begitu dingin dan wajahnya terlihat tanpa ekspresi.

Makan malam pun tiba, seluruh keluarga Nicho berkumpul. Mereka terlihat begitu hangat dan membuat Flo merasa nyaman.

"Aku akan menikah Mom, dad!" ucap Nicho sebelum makan malam di mulai.

"Are you serious?" tanya Zea tak percaya.

"Aku serius mom!" jawab Nicho tanpa ragu.

"Jadi kapan dady dan momy harus melamar Flo?" sahut Sam dengan wajah serius.

Nicho melirik kekasihnya sejenak, lalu dia kembali menatap sang ayah. "Lebih cepat lebih baik dad!"

"Akhirnya aku akan memiliki kakak perempuan," sahut seorang gadis yang mungkin usianya setara dengan Flo.

"Dia Adelia, adikku!" ujar Nicho.

"Hay Adel, senang bertemu denganmu," ucap Flo ramah.

Adel membalas senyuman Flo, gadis itu tampak begitu senang. "Jadi dimana kalian saling kenal?" tanya Adel penasaran.

"Mm," Flo tampak sedang berpikir, dia kembali mengingat saat pertama kali bertemu dengan Nicho. "Sekitar dua setengah tahun yang lalu aku tak sengaja bertemu Nicho di pinggir jalan. Waktu itu aku kecopetan dan Nicho yang membantuku!" jawab Flo sambil mengenang masa lalu.

"Uhuk-uhuk," entah apa yang terjadi, Nick terlihat terkejut mendengar cerita Flo sampai-sampai dia tersedak saat sedang minum.

Nicho menatap Nick dengan tatapan aneh, baru kali ini dia melihat kembarannya bersikap begitu.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Adelia lagi.

Flo lalu kembali melanjutkan ceritanya, dia masih sangat ingat bagaimana Nicho menolongnya dan menghajar semua preman yang mencopet tasnya. Sejak saat itu Flo jatuh cinta kepada Nicho dan berharap bisa bertemu lagi dengan penyelamatnya itu. Seolah takdir berpihak kepadanya, Flo kembali bertemu dengan Nicho di sebuah bengkel motor. Awalnya Nicho tak mengenali Flo dan akhirnya Flo menceritakan kejadian kecopetan beberapa hari yang lalu dan akhirnya Nicho mengingat siapa Flo.

"Oh My God, perjalanan cinta kalian sangat romantis!" ucap Adelia.

"Maaf, aku ada pekerjaan!" tiba-tiba Nick beranjak dari kursinya dan meninggalkan meja makan padahal makan malam belum di mulai.

"Jangan di ambil hati Flo, Nick memang selalu seperti itu. Wajahnya selalu datar dan terlihat dingin!" ujar Zea sambil mengusap punggung Flo.

Flo hanya tersenyum, namun dia merasa ada yang aneh dengan Nick. Sejak pertama kali bertemu, Nick menatapnya dengan tajam. Tatapannya sampai membuat Flo merinding. "Dia sangat aneh!"

BERSAMBUNG...

Melamar

Nicho membawa kedua orangtuanya ke rumah keluarga Tan. Kedatangan mereka di sambut baik oleh tuan Tan dan istrinya serta Flo. Hari ini mereka datang untuk melamar Flo serta menentukan tanggal pernikahan Flo dan Nicho.

"Selamat datang di rumah kami tuan Sam," sambut tuan Tan dengan ramah.

"Terima kasih atas sambutan anda tuan Tan!" jawab Sam tak kalah ramah.

"Perkenalkan, ini istri saya Rospita Tan," tuan Tan memperkenalkan wanita cantik yang lebih terlihat seperti anak dari pada istri.

Sam menjabat tangan wanita bernama Rospita. "Senang bertemu dengan anda nyonya Rospita, perkenalkan istri saya, Zea!"

Kedua wanita itu saling berjabat tangan dan melempar senyum. Mereka lalu duduk di ruang keluarga yang cukup besar. Sama seperti Flo yang terkejut saat berkunjung ke rumah keluarga Nicho, pria itu pun tak menyangka jika Flo berasal dari keluarga berada. Melihat penampilan Flo yang begitu sederhana membuat Nicho mengira Flo berasal dari keluarga sederhana.

"Saya tidak ingin berbasa-basi, niat kedatangan saya dan keluarga adalah untuk meminang Florensia Tan untuk putra saya," ujar Sam menyampaikan niat baiknya.

Tuan Tan tersenyum mendengar niat keluarga Sam. Pria paruh baya itu lalu menatap putrinya. "Jawaban saya serahkan kepada putri saya tuan Sam. Sebagai orang tua saya hanya bisa mendukung apapun keputusan putri saya!" jawab tuan Tan.

"Jadi bagaimana Flo, apa kau menerima niat baik kami?" kali ini Sam bertanya kepada Flo.

Flo mengulas senyum, gadis berkulit putih itu menganggukan kepalanya. "Ya, saya menerimanya om," jawab Flo tanpa ragu.

Nicho akhirnya bisa bernafas lega, dia sempat tegang karena takut keluarga Flo tidak menerimanya.

"Jadi kapan tanggal yang tepat untuk pernikahan mereka?" tanya tuan Tan penuh semangat. Selain karena Nicho tampan, latar belakang keluarga Nicho juga membuat tuan Tan yakin untuk melepaskan putrinya.

"Lebih cepat lebih baik tuan. Bagaimana dengan bulan depan?" ujar Sam tak kalah semangat. Pria yang tak lagi muda itu merasa Nicho mulai berubah setelah berpacaran dengan Flo. Awalnya Nicho adalah pemuda berandalan yang sulit di kendalikan. Nicho bahkan beberapa kali masuk penjara karena kasus balapan liar dan tinju ilegal. Setelah lulus kuliah Nicho memilih keluar dari rumah besarnya dan memutuskan untuk membuka bengkel motor.

"Saya setuju tuan. Pernikahan akan di laksanakan bulan depan!"

Dan tanggal pernikahan pun akhirnya di tentukan. Nicho dan Flo merasa sangat bahagia karena akhirnya mereka akan segera menikah.

"Ayah senang kau akhirnya akan menikah Flo," ucap tuan Tan begitu tamunya pergi.

"Flo juga senang yah," jawab Flo dengan senyum merekah.

"Apa calon suamimu nantinya akan ikut serta mengelola rumah sakit keluarga?" tanya Rospita dengan tatapan sinis.

"Dari mana tante tau keluarga Nicho memiliki rumah sakit?" Flo menatap Rospita dengan tajam, sejak awal hubungannya dengan Rospita memang tidak baik. Flo tidak setuju saat ayahnya menikahi Rospita yang umurnya hanya selisih 5 tahun dari Flo.

"Siapa yang tidak mengenal tuan Sam, pemilik rumah sakit terbesar di kota ini Flo. Aku pikir kau gadis yang tidak ambisius, rupanya kau juga mencari pria kaya untuk kau nikahi," cibir Rospita.

"Dengar nyonya Rospita, jangan samakan aku denganmu. Aku bahkan baru tau kalau Nicho berasal dari keluarga kaya. Tidak semua wanita mata duitan seperti dirimu!" sindir Flo tanpa rasa takut.

"Kau," pekik Rospita menahan kesal.

"Sudah cukup!" sela tuan Tan. "Sampai kapan kalian akan terus begini?"

"Sampai ayah sadar kalau wanita itu hanya mengincar uang ayah!" jawab Flo seraya menatap Rospita sinis, Flo lalu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar. Rasanya dia sudah sangat muak tinggal satu atap bersama ibu tirinya.

Karena kesal Flo memutuskan untuk keluar sekedar untuk jalan-jalan. Saat Flo berada di cafe, dia tak sengaja bertemu dengan Nick. Meski wajah Nick dan Nicho sangat mirip, namun Flo langsung bisa membedakan keduanya dari cara mereka berpakaian.

"Nick," sapa Flo dengan ramah. Nick yang sedang sibuk dengan laptopnya pun menoleh. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Flo.

"Bekerja," jawab Nick singkat.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya Flo lagi.

Nick menatap kursi kosong yang berada di hadapannya, pria itu hanya mengangguk karena tidak ada alasan yang tepa untuk menolak Flo.

Flo lalu duduk di hadapan Nick, gadis itu mencoba untuk mengakrabkan diri dengan calon kakak iparnya.

"Sebulan lagi aku dan Nicho akan menikah Nick," ucap Flo memberi tau kabar bahagia, Nick pasti belum tau karena pria itu tidak ikut datang ke rumahnya.

"Selamat!" lagi-lagi Nick menjawab dengan singkat. Pria itu lalu kembali sibuk dengan laptopnya dan mengabaikan Flo.

Di tengah keheningan, ponsel Nick bergetar. Pria itu segera menyambar ponsel dan mengakat panggilan dari momy nya.

"Hay mom," ucap Nick membuka percakapan.

"Nick, apa kau sibuk? Apa bisa malam ini kau pulang cepat dan makan malam bersama?" tanya Zea.

Nick memeriksa jam tangannya sejenak. "Oke mom, Nick akan pulang cepat hari ini!"

Di saat yang sama Flo juga mendapat pesan dari Nicho jika Zea mengundangnya makan malam di rumah mereka.

"Apa kau mau pulang?" tanya Flo saat melihat Nick mengemasi barang-barangnya.

"Ya!"

"Apa aku boleh ikut? Maksudku, tante Zea mengundangku makan malam di rumah kalian!"

"Kau tidak punya mobil?" tanya Nick dan Flo menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Boleh kan Nick?" tanya Flo lagi.

"Hem!"

Flo menganggap gumaman Nick sebagai persetujuan. Gadis itu lalu mengekori Nick keluar dari cafe dan menuju parkiran.

"Kau tidak mabuk kendaraan kan?" tanya Nick saat Flo akan masuk ke dalam mobilnya.

"Tentu saja tidak!"

"Cepat masuk!"

Flo lalu masuk ke dalam mobil, tak lama setelah itu Nick menyusulnya ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya menuju rumah. Selama perjalanan mereka hanya diam dan larut dalam pikiran masing-masing, Flo merasa canggung karena Nick sangat dingin dan cuek. Padahal Flo mencoba untuk akrab dengan calon kakak iparnya, namun Nick sama sekali tak menunjukan keramahannya.

Flo menghela nafas lega saat Nick memarkirkan mobil di halaman rumah. Flo cepat-cepat keluar dari mobil sebelum pingsan karena canggung.

"Hay babe," sambut Nicho di depan rumah.

"Hay!"

"Bagaimana kau bisa datang bersama Nick?" tanya Nicho dengan tatapan tak suka.

"Aku tak sengaja bertemu dengannya di cafe!" jawab Flo apa adanya.

"Ayo masuk, momy sudah menunggu!"

Zea tampam begitu senang melihat menantunya datang. wanita paruh baya itu lalu berbincang dengan Flo di ruang keluarga sambil menunggu makan malam siap.

"Flo, apa tante boleh bertanya sesuatu?"

"Tentu saja boleh," jawab Flo.

"Nyonya Rospita terlihat sangat muda, apa dia bukan ibu kandungmu? Maaf ya, pertanyaan tante tidak sopan!"

"Kalau tau tidak sopan kenapa masih bertanya mom," sahut Sam yang entah dari mana datangnya.

Zea menoleh dan tersenyum kikuk saat melihat suaminya. "Momy hanya pemasaran dad," ucapnya malu karena tertangkap basah kepo dengan keluarga Flo.

"Dia ibu tiri saya tan. Umurnya hanya selisih 5 tahun dari saya!" jawab Flo.

"Benarkah? Berarti nyonya Rospita seumuran dengan Nick dan Nicho?" ujar Zea terkejut.

"Benar tante!"

"Tapi dia baik padamu kan Flo?"

Flo menghela nafas berat. "Kami lebih mirip seperti musuh dari pada ibu dan anak tan. Sejak awal Flo tidak setuju ayah menikahinya. Wanita itu hanya mengincar uang ayah saja tan!"

Zea turut prihatin mendengar cerita calon menantunya. wanita paruh baya itu lalu mengusap punggung tangan Flo dengan lembut. "Jangan sedih Flo, mulai sekarang anggap aku sebagai momy mu karena aku akan menganggapmu seperti putriku sendiri!"

Seketika hati Flo menghangat, dia dapat merasakan ketulusan Zea kepadanya. "Terima kasih tente!"

Makan malam pun siap, mereka semua berkumpul di ruang makan. Setelah makan malam, mereka mulai berbincang sambil menikmati hidangan penutup.

"Pernikahan seperti apa yang kau inginkan Flo?" tanya Zea.

"Yang sederhana namun berkesan tante!" jawab Flo seraya melirik kekasihnya.

"Denga itu Nicho, kalian harus mulai mempersiapkannya dari sekarang!"

"Baik mom!"

"Dan kau Nick, apa kau tidak ingin menikah seperti adikmu?" tanya Zea pada putra pertamanya.

Nick menyeka sudut bibirnya dengan tisu, pria berwajah dingin itu lalu menoleh dan menatap kedua orangtuanya. "Aku terlalu sibuk untuk menikah mom!"

BERSAMBUNG...

Persiapan pernikahan

Persiapan pernikahan sudah hampir rampung, Flo akhirnya bisa bernafas lega setelah sebulan terakhir dia sibuk mempersiapkan pernikahannya mulai dari gaun, gedung, catering sampai undangan.

Siang ini Flo bersama Nicho datang ke hotel tempat pernikahan mereka. Keduanya ingin memastikan jika semuanya telah benar-benar siap.

"Aku mulai gugup Nich," ucap Flo seraya mengusap dadanya yang bergemuruh, tak terasa lusa mereka akan resmi menjadi suami istri.

"Aku juga Flo," sahut Nicho seraya menatap calon istrinya.

Flo terkekeh, gadis itu meraih tangan Nicho dan menggenggamnya. "Jangan sampai kau salah menyebut namaku saat pengucapan sumpah pernikahan Nich!" pesan Flo.

"Mana mungkin aku lupa nama calon istriku ini!" jawab Nicho penuh percaya diri. Di saat mereka sedang berbincang, tak sengaja Flo dan Nicho melihat sosok Nick di antara karyawan wedding organizer yang sedang mendekor ballroom hotel tempat pernikahan mereka.

"Apa itu Nick?" tanya Flo memastikan.

"Ya. N&N Catering adalah milik dady yang kini di kelola oleh Nick," jawab Nicho dengan tatapan yang sukar di jelaskan.

"Bukannya Nick juga ikut mengelola rumah sakit?" tanya Flo lagi.

"Ya, kau benar. Dia juga memiliki bisnis transportasi online. Terkadang dia juga menjadi dosen praktisi di kampusmu. Nick pria yang sangat ambisius. Sejak kecil hobinya membaca buku bisnis. Kami sangat berbeda bukan?" jelas Nicho, lagi-lagi wajahnya menunjukan ketidak sukaan saat membahas prestasi kembarannya.

"Kau lebih hebat, kau berani keluar dari zona nyaman dan memulai usahamu sendiri," puji Flo dengan senyum terbaiknya.

"Terima kasih Flo, aku beruntung memilikimu!"

"Aku juga Nich. Bertemu denganmu adalah anugerah terindah dalam hidupku!" ucap Flo penuh syukur, sementara Nicho hanya tersenyum tipis mendengar ucapan calon istrinya.

"Aku ke kamar mandi sebentar Flo," pamit Nicho, pria itu lalu menghilang di balik pintu ballroom.

Setelah menuntaskan hajatnya, Nicho mencuci tangan sambil bercermin. Terkadang dia kesal memiliki wajah yang begitu mirip dengan Nick.

"Apa kau muak melihat wajahmu?" tanya Nick yang tiba-tiba keluar dari toilet, Nick lalu berdiri di sebelah Nicho dan mencuci tangan.

Nicho kembali membilas tangannya tanpa menoleh sedikitpun. "Saking muaknya aku ingin menghancurkan wajah ini!" sahutnya marah.

"Hancurkan saja kalau begitu," balas Nick dengan wajah datar. "Bukankah menghancurkan sesuatu adalah keahlianmu," cibir Nick lagi. Entah masalah apa yang terjadi di antara keduanya, mereka terlihat seperti musuh dari pasa saudara kembar.

Nicho sangat geram mendengar ucapan Nick, pria itu menoleh dan menatap tajam saudara kembarnya itu.

"Kenapa? Apa kau ingin menghancurkanku lagi?" ujar Nick dengan senyuman sinis. "Apa calon istrimu tau siapa kau yang sebenarnya? Aku rasa dia akan meninggalkanmu setelah tau kebenarannya!" Nick lalu mencondongkan tubuhnya, pria itu lalu membisikkan sesuatu di telinga Nicho dan membuat Nicho terlihat sangat marah.

Nicho lalu kembali ke ballroom, dari kejauhan dia melihat Flo sedang berbicara dengan salah satu staff WO. Nicho lalu kembali mengingat ucapan Nick, dia kembali meragukan kesetiaan Flo.

Flo tersenyum saat melihat Nicho, gadis itu melambaikan tangannya dan berjalan menghampiri calon suaminya. "Kenapa lama sekali? Aku sudah lapar," ucap Flo seraya mengusap perutnya.

"Maaf Flo, toiletnya sedikit antri," jawab Nicho bohong. "Ayo kita cari makanan!"

Setelah makan siang, Nicho mengantarkan Flo pulang ke rumah keluarga Tan. Flo turun dari motor dan melepaskan helmnya lalu memberikannya kepada sang calon suami.

"Masuk dulu ya," bujuk Flo agar Nicho mau mampir.

"Oke!"

Nicho mengikuti Flo masuk ke dalam rumah, karena masih siang rumah terlihat sepi.

"Duduk dulu Nich, aku akan membuatkan orange jus untukmu!"

Nicho mengangguk patuh, pria itu lalu duduk sambil menunggu Flo. Nicho menoleh saat mendengar suara langkah kaki mendekat, pria itu lalu bangun saat melihat Rospita berjalan ke arahnya.

"Selamat siang nyonya," sapa Nicho mencoba ramah.

"Tidak perlu sungkan Nich, panggil saja Rospita," jawab Rospita dengan senyuman penuh arti. "Dimana Flo?" tanyanya kemudian.

"Dia sedang mengambil air!" jawab Nicho

Rospita lalu duduk dan di ikuti oleh Nicho. Sebenarnya Nicho merasa kurang nyaman hanya berdua saja dengan calon ibu mertuanya.

"Apa kau akan ikut mengelola rumah sakit setelah menikah Nich?" tanya Rospita seraya menatap Nicho.

"Tidak! Saya memiliki usaha sendiri," jawab Nicho tegas.

"Maksudmu bengkel kecil itu?"

"Ya," Nicho sedikit berkecil hati saat Rospita menyebut bengkelnya kecil.

"Kasihan sekali putriku. Dia pasti akan hidup susah kalau kau hanya mengandalkan bengkel kecilmu itu. Sejak kecil dia selalu hidup mewah. Mungkin sebenarnya Flo lebih cocok dengan kebaranmu itu. Selain tampan, Nick juga pengusaha muda yang cukup terkenal!"

Kedua tangan Nicho terkepal, sudah cukup penghinaan yang dia terima hari ini. Karena tak tahan lagi, Nicho beranjak dari duduknya dan meninggalkan rumah Flo tanpa pamit.

"Dasar pria bodoh!" gumam Rospita seraya menatap kepergian Nicho.

Tak lama setelah Nicho pergi, Flo keluar dari dapur membawa dua gelas orange jus. Flo tampak bingung saat tak melihat Nicho di ruang tamu. Sialnya dia malah bertemu ibu tirinya.

"Dimana Nicho?" tanya Flo ketus.

"Pergi!"

"Apa yang kau lakukan padanya?" terka Flo dengan tatapan menyelidik.

"Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya bertanya apa dia akan ikut mengelola rumah sakit setelah menikah!"

Flo meletakan nampan di atas meja, dia lalu menatap Rospita dengan tatapan marah. "Dasar lancang!" Flo lalu keluar dari rumah dan berharap Nicho masih ada di halaman rumahnya. Namun sayangnya Nicho benar-benar pergi tanpa pamit.

Flo kembali ke kamarnya dan mencoba menghubungi calon suaminya. Namun berapa kali pun Flo menghubungi Nicho nomor pria itu tetap tidak bisa di hubungi.

"Kau dimana Nich?" tanya Flo pada dirinya sendiri.

Flo lalu memutuskan untuk mengirim pesan pada kekasihnya.

'Hubungi aku saat kau melihat pesan ini Nich!'

Namun sampai larut malam Flo tidak mendapat balasan dari Nicho. Karena terlalu lelah, Flo terlelap sambil menunggu pesan dari Nicho.

Dini hari Flo terbangun karena merasa haus, gadis itu duduk di tepi tempat tidur sambil meminum air putih. Flo lalu meraih ponselnya, gadis itu tersenyum samar saat mendapat notifikasi pesan dari Nicho. Dengan cepat Flo membuka pesan yang Nicho kirimkan, seketika senyuman Flo pudar setelah membaca pesan yang Nicho kirimkan.

'Maafkan aku Flo, sepertinya aku tidak bisa menikah denganmu. Jangan cari aku!'

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!