"Mas,," panggil Shela pada suaminya
"Hmmmmm,,!"
Shela membuang nafasnya sedikit kasar,
ia menatap suaminya yang sedang fokus pada ponselnya. Ia sedikit kesal melihat tingkah suami nya yang setiap hari terkesan cuek pada nya.
"Gak terasa besok Anniversary pernikahan kita yang ke lima Mas." Shela berkata dengan senyum kecil
"Terus kenapa emangnya? Bukan kah pernikahan kita ini biasa saja,! Apa lagi kamu tidak bisa memberikan aku anak !." Kata Bara dengan nada ketus.
Tidak di sangka Shela, jika suaminya yang tidak pernah membahas soal anak selama ini ternyata mengungkit nya.
Di raupnya udara banyak-banyak. Dada Shela terasa sesak untuk menghirup di ruangan itu.
Air mata yang di tahan kini lolos begitu saja dari pelupuk matanya.
Ia mengusap kasar air mata yang membasahi wajahnya.
"Kenapa kamu berkata seperti itu Mas ? Bukannya selama ini kamu tidak pernah mempermasalahkan hal itu, " Shela berkata lagi dengan mulut bergetar.
"Yaaa ... !! Dulu memang aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu Shel. Entah kamu bisa memberiku anak atau tidak. Tapi sekarang aku sadar, hidup tanpa ada nya anak akan terasa sepih. Lihat rumah tangga kita semakin hambar, tidak ada suara tangis bayi, tidak ada tawa anak kecil di rumah ini. " Ucap Bara penuh penekanan
Shela terdiam mendengar penuturan sang suami.
Padahal dirinya ingin sekali memiliki seorang anak.
"Aku tau Mas, dalam pernikahan yang di cari adalah anak. Aku juga sudah berusaha untuk mengandung. Tapi kamu tau sendiri Mas kandunganku lemah. Aku juga ingin seperti wanita yang lain nya Mas. " Ucap Shela di selah isak tangisnya.
Sejak Shela keguguran yang ke dua kalinya, perubahan sikap Bara sangat terlihat jelas berbalik seratus delapan puluh persen.
Shela menyadari perubahan sikap Bara, mungkin Bara masih merasa terpukul karena dua kali anaknya gugur dalam kandungan pikir nya itu.
"Terserah kamu dengan Anniversary pernikahan kita besok, aku tidak mengharapkan itu karna percuma kamu tidak bisa mengandung anak dariku. " Kata Bara dengan datar.
Bara pun pergi entah kemana.
Shela diam mematung setelah mendengar perkataan Bara tadi.
'Kamu memang berubah Mas,!.' Lirih nya dalam hati.
*****
Malam harinya, Bara tidak pulang ke rumah. Shela tidak pernah heran dengan Bara yang terkadang jarang pulang kerumah.
Ia lebih senang pergi ketempat teman-teman nya.
Ibu mertua Shela pun tak pernah mempermasalahkan Bara mau pulang atau tidak. Asal tiap bulan Bara memberi jatah padanya. Terkesan sedikit matre, tapi itu lah nyata nya.
Terdengar suara bell berbunyi, Shela segera berlari kecil keluar untuk membuka kan pintu, ia berpikir jika itu suaminya. Karena waktu memang sudah jam setengah satu dini hari.
Klek,,!
Pintu pun terbuka.
"Duuhh lama amat sih bukain pintunya. Gak tau apa orang lagi kesusahan ini. Mana berat banget." Gerutu seseorang yang membopong tubuh Bara.
"Kenapa dengan suami saya?". Tanya Shela heran. Tak ada jawaban yang ia dapat. Ia hanya mengetahui jika suami nya pulang dalam keadaan mabuk. Kemudian ia membantu membawa Bara ke dalam Kamar. Namun Bara menolak untuk di ajak Shela.
"Jangan sentuh saya, kamu tidak bisa memberikan saya anak. Biarkan Ratu yang membawa ku." Racau nya dengan keadaan mabuk.
'Oh, perempuan ini Ratu nama nya.'
Sakit memang, namun Shela tidak memperdulikan perkataan Bara,
ia tetap membawa Bara. Namun belum sempat di bawa, Bara mendorong Shela hingga tersungkur ke lantai.
"Aauuuu,," Ringis nya
"Ck .. Sudah di kasi tau masih ngeyel. Bara itu sudah tidak cinta lagi sama kamu."
Deg.. !!
Shela meringis kesakitan karena tubuhnya itu mengenai sedikit ujung meja di ruang tamu. Rasa sakit itu menjadi double setelah mendengar ucapan Ratu barusan.
Usai membawa Bara ke dalam kamar nya, Ratu pamit pulang.
"Siapkan mental mu besok agar kamu tidak setress." Ucap Ratu sebelum benar-benar pergi.
Di dalam kamar yang berbeda, Shela kepikiran dengan ucapan Ratu.
'Apa yang sedang di lakukan Mas Bara di luar sana,? Sehingga Ratu menyuruh ku untuk mempersiapkan mentalku besok.!'
Pagi hari nya, Shela bangun subuh untuk menjalankan kewajiban umat muslim.
Usai menunaikan solat subuh, Shela ke dapur untuk membuatkan sarapan.
Wangi nya aroma bumbu masakan di dapur, ternyata tidak membangunkan penghuni di rumah tersebut.
Tidak butuh waktu lama membuat nya, karena hanya nasi goreng sosis sedit di campur sayuran dan telor ceplok yang di buat nya.
Meski kerap kali Shela mendapatkan perlakuan kurang baik dari suami dan juga mertuanya, tapi Shela tak sedikit pun mengeluh. Bahkan ia tetap menjalani tugas nya sebagai istri dan seorang menantu.
"Naaahhh gitu kek, sekali-kali sarapan nya nasi. Jangan cuman roti doang tiap pagi. " cletuk Siska ibu mertua Shela
"Mumpung masih banyak nasi di magic com tersisa, jadi di buat nasi goreng aja. Kan sayang kalo di buang, Mubazir jadi nya. "
Siska tak perduli, ia terus menyantap makanan yang ada di meja makan dengan lahap. Bangun tidur bukan nya cuci muka dulu, ini malah langsung ke meja makan.
Nampak terlihat jelas sekali masih ada tanda putih-putih di pinggir mulut nya.
Shela yang niat untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor, namun ia menjadi tak berselera makan melihat tingkah mertuanya itu.
Shela hanya bergeleng-geleng, ia pun pergi kembali ke kamar Bara untuk membangunkan nya.
" Mas.. bangun !! "
Shela menyibakkan gorden hingga terbuka sempurna, kemudian ia membuka pintu jendela.
matahari yang mulai meninggi berhasil membangunkan Bara.
"Hmmmm..." Bara merentangkan kedua tangan nya, melihat sang istri hendak membuka jendela satu nya buat Bara tak suka.
"Ngapain di buka sih ? Silau tau ... Aku ini masih ngantuk tau.. Jadi istri gak pengertian banget." Kata Bara tak yang suka. Kemudian ia menarik lagi selimut yang menutupi ujung kaki nya sehingga dapat menutupi seluruh tubuh nya hingga atas kepalanya.
****
Tiba di kantor nya, Shela bertemu sahabat nya Ira yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Shela.
" Istirahat nanti kamu mau makan bareng aku gak Shel ?? " ajak Ira
" Hmmm ... gimana yaa ?!! " Ia berpikir sambil memain-mainkan pulpen yang di pegangnya
" Daahh ayoo lah ikut aja, jangan kelamaan mikir nya. Kan sesekali makan di luar gak jadi masalah, jangan terlalu ngirit duit. Perut juga butuh makanan enak " .
Mau tak mau Shela pun mengiya kan ajakan Ira, hingga tiba waktu nya istirahat.
Ira pun mengajak Shela makan di sebuah cafe yang tak jauh dari tempatnya bekerja.
Sebelum memasuki cafe itu, Shela melihat kendaraan roda empat milik suaminya itu.
Ia berpikir jika suaminya sedang meeting bersama klien nya di cafe itu.
Shella pun berniat untuk bergabung dengan suaminya setelah urusan suaminya selesai.
Ira yang orang nya suka ceplas ceplos pun langsung mengajak Shela melihat pemandangan yang buat sesak.
Shela tidak mengerti dengan arah pembicaraan Ira, karna ia terlalu mengharap kan keinginan itu, itung-itung kesempatan nya untuk merayakan Anniversary mereka.
"Maksud kamu apaan sih Raa ? Aku gak ngerti." Ucap Shela jujur
"Itu bukan nya Bara suami kamu kan ?" Tunjuk Ira langsung to the point karna ia tidak suka basa basi.
Shela mengikuti arah yang di tunjuk oleh Ira,
"Iya benar, itu Mas Bara. " Shela mencoba biasa saja, meskipun rasa sesak di dada nya melihat wanita semalam yang mengantar suami nya itu bermesraan dengan Bara di tempat umum.
" Ayo kita samperin. " ajak Ira pada Shela
Shela tau Ira pasti penasaran dengan perempuan yang mencoba menggoda Bara.
Dengan jiwa kepo nya yang tinggi, Ira tak sabaran langsung menarik tangan Shela tanpa basa basi keduanya langsung menuju meja Bara...
" Hai Bara " sapa Ira
Seketika tubuh Bara menegang ketika melihat Ira datang bersama istrinya.
"Jangan sok akrab kamu dengan Bara. " Cecar Ratu tak suka
" Siapa juga yang sok akrab, saya hanya menyapa suami sahabat ini. " Sahut Ira dengan senyum mengejek.
" Kamu di sini Mas ? Aku boleh gabung kan, sekalian kita merayakan Anniversary kii... "
Shela tidak melanjutkan kalimatnya setelah mendapatkan tatapan tajam dari suaminya.
" Waah selamat yaa Shel, semoga kalian langgeng sampe kakek nenek tanpa adanya pelakor dalam rumah tangga kalian. " Celetuk Ira namun matanya menatap tajam pada sosok perempuan di sebelah Bara
Shela menarik ujung bibirnya sedikit,
" Waahh sepertinya ada yang mengajak perang deh di sini." Ratu berkata dengan sindiran
Shela menyadari, bahwa Ira pasti tidak tinggal diam jika ada yang menantang seperti itu. Ia harus segera cepat-cepat mengajak Ira pergi dari tempat itu.
Belum berkata pun, Shela mengurungkan ucapan nya karena mendengar perkataan Ratu.
" Mas sebaik nya kamu jelasin deh semuanya, mumpung istri kamu ada di sini, " Ujar Ratu pada Bara yang hanya diam sejak kedatangan istrinya dengan sahabatnya.
" Mas kalo kamu tidak mau jelasin biar aku yang jelasin. " Ancam nya
" Wah seru juga yak kalo seandainya pelakor ngebet pen di kawini sama laki orang." sindir Ira dengan satu bibir terangkat sedikit.
Terlihat Bara bingung harus bertindak gimana.
" Mau jelasin apa mbak ? " tanya Shela dengan wajah polosnya
"Hmmmm bukan apa-apa kok. Nanti biar di rumah saja aku jelasin sama kamu. Sekarang aku pamit mau ke kantor lagi sama Ratu." Ucap Bara yang tidak ingin memperkeruh keadaan.
Bara pun lekas beranjak dari tempat duduk nya pergi keluar dan di susul oleh Ratu.
Kini Bara pulang lebih awal dari biasanya.
Entah apa yang akan di katakan padanya oleh Shela.
"Tumben kamu jam segini sudah di rumah Bar,? " Tanya Siska ibu nya
" Emmm kayak nya udah saat nya aku jujur sekarang mah sama Shela ". Ujar Bara
" Apa kamu yakin Bar? " Tanya Siska lagi
" Iya Mah. Lagi pula dia mandul. Bara ingin punya anak Mah " lirih nya
Melihat Bara sedih, ada rasa bersalah Siska pada anak nya itu.
" Ya sudah kalo gitu kamu cepat kasi tau semua nya lalu kamu ceraikan saja dia dan menikah dengan Ratu. " Ucap Siska dengan gembira
Tanpa di sadari oleh ke dua nya, entah sejak kapan Shela mendengar nya di luar.
" Ternyata benar dugaan ku Mas, kalo kamu memiliki hubungan dengan Ratu di belakang ku ." Bathin Shela
Kini Shela sedang menguatkan hati nya, jika memang benar suaminya telah memiliki hubungan dengan Ratu, ia harus ikhlas menerima keputusan yang terjadi.
Shela mengusap air mata di pipih nya yang mengalir.
Terdengar suara ketawa dari Siska mertua nya.
Entah kelucuan apa yang di tertawakan nya.
Dengan berat hati Shela melangkah kan kaki nya masuk,
" Assalamualaikum.. "
Tiba-tiba suasana yang tadi sedikit rame hening seketika.
Tubuh Siska kemudian menegang.
" Duh Shela dengar apa gak yak tadi " gumam Siska dalam hati
" Eehhh kamu udah pulang, barusan datang yaa.. " ucap Siska pada Shela
" Iya Buk. Baru aja Shela sampai " Shela mencium punggung tangan Siska seperti biasa nya saat pergi dari rumah dan pulang dari luar.
" oooo " Siska hanya ber-Oh ria saja.
Shela pun masuk ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Setelah selesai mandi, ia keluar kamar untuk bergabung dengan Bara dan Siska . Ia duduk di kursi sebrang Bara yang kosong .
" Oh ya Mas, kamu bilang tadi siang ada yang mau di bicarakan, emang mau bicara apa ? " Tanya Shela pura-pura tidak tau
Bara sedikit membenarkan posisi duduk nya dan membuang nafas nya sedikit kasar.
" ehmm.. Emm sebenar nya gini, ak—"
Bara menghentikan ucapan nya ketika bell berbunyi,
Siska langsung membuka pintu.
Ia menggandeng lengan Ratu dengan baik.
Kedua nya pun langsung duduk di mana yang sudah ada Bara dan Shela.
Shela tidak kaget melihat Ratu datang kerumah, karena ia sudah bertemu sebelum nya.
" Shela tolong buatkan Ratu minuman sekalian Mamah dan Bara juga di buatkan. " Suruh Siska pada Shela
Shela pun kebelang membuat kan minuman untuk ketiga orang itu sekalian juga untuk diri nya. Setelah selesai membuat ia mengantar kan lalu kembali duduk di tempat awal yang ia tempati tadi.
" Ini perkenalkan Ratu, calon mantu baru mamah. " Ucap Siska pada Shela santai
Shela tak menunjukan ekspresi apa pun , ia hanya menarik sedikit kedua ujung bibir nya,.
Padahal Siska sudah tak sabar ingin melihat reaksi Shela.
" Kok diam aja sih, sudah lama aku menahan-nahan nya. " batin Siska
Ratu memperlihatkan senyuman manis nya
" Ahh tante ini ada-ada aja. Gak enak sama Shela nya "
" Mamah benar, kamu akan menjadi mantu baru nya. " Sanggah Bara
" Jadi ini yang ingin kamu kata kan tadi Mas ? "
Tak sedikit pun Shela meneteskan air mata nya, bahkan ia terlihat biasa dan tegar
" Maaf Shel, aku sudah tidak cinta lagi sama kamu. Karna kamu tidak bisa memberikan aku anak. " Ucap bara dengan menunduk kan wajah nya
" Apa kamu benar-benar ingin kita bercerai ? " Tanya Shela lagi
Belum sempat Bara melanjutkan omongan nya , Siska langsung angkat bicara
" Kamu harus nya sadar diri Shel, kamu itu mandul gak bisa punya anak. Jadi jangan salahkan jika Bara menikah lagi. Kalo kamu tidak mau di ceraikan Bara, kamu harus siap terima Ratu sebagai adik madu kamu. " Tukas Siska. Padahal ia lah dalang nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!