Pagi ini matahari bersinar cerah, udara yang segar dan kicauan burung-burung membuat setiap orang bersemangat untuk memulai hari ini.
"Sara, bangun nak, nenek sudah siapkan bekal untukmu. Apakah semua sudah kau kemas?" tanya nenek Jane
tiba-tiba...
"Aku sudah siap nenek." ucap Sara berdiri di belakang nenek
"Dasar anak ini, selalu mengagetkan nenek! Ayo.., bersiap untuk sarapan, nanti kau telat!" ucap nenek Jane
"Siap nyonya." ucap Sara menggoda nenek kesayangannya.
Mereka menikmati sarapan dengan sesekali mengobrol mengenai sarapan yang terseji di piring mereka.
"Nek, Sara pamit ya. Jangan lupa nenek makan obat tekanan darahnya dan jangan terlalu capek nek, dan..." ucapan Sara terhenti lalu memeluk nenek Jane dengan erat
"Iya nak, kamu jangan mencemaskan nenek. Jadi tenang saja, nenek harap saat kamu menempuh pendidikanmu di kota, kamu harus kuat dan jangan menyerah nak. Ingat dengan cita-citamu!" ucap nenek Jane
"Iyaa nek, doakan Sara nek. Dan aku akan sering mengabari nenek. Aku berangkat ya nenek." ucap Sara segera menaiki taksi yang sudah menunggu.
Meninggalkan nenek Jane sendirian di desa dan rasa gugup untuk hidup di tempat baru di kota membuat Sara terlihat gelisah. Tetapi Sara harus melangkah karena dengan menempuh pendidikan dan bekerja di kota akan membantu keuangan nenek Jane di desa.
Perjalanan cukup panjang, dan akhirnya Sara tiba di kota dan segera menuju cari penginapan untuk bermalam sebelum besok ke kampus untuk mengurus administrasi.
"Aku sangat lelah!!" ucap Sara lalu merebahkan tubuhnya
Setelah istirahat sejenak, Sara segera menyiapkan pakaian dan dokumen kelengkapan administrasi kampus lalu segera mengabari nenek Jane kalo Sara sudah tiba di kota, setelah itu Sara kembali beristirahat lalu segera tidur.
Keesokannya..
Pagi ini Sara segera bergegas menuju kampus, semua dokumen yang dibutuhkan sudah disiapkan. Sara mencari ruang pendaftaran tetapi yang terjadi Sara tersesat. Saat sedang mengamati setiap ruangan tiba-tiba.. BRUKKK!!
"Awww.." keluh Sara yang terjatuh dan dokumen yang dipegannya berhamburan di lantai.
"Maaf, kamu gak apa-apa?" tanya seseorang
"Dokumenku.." ucap Sara dan tidak merespon pertanyaan orang itu
"Kamu gak apa-apa?" tanya orang itu sekali lagi
"Ng.. Iya aku gak apa-apa." ucap Sara
"Mari ku bantu berdiri." ucap orang itu sambil mengulurkan tangannya
Sara tidak ragu untuk menerima bantuan dari orang itu dan akhirnya Sara menatap orang yang menolongnya dan.. dia adalah seorang pria yang sangat tampan.
"Tanganmu baik-baik saja?" tanya pria itu
Sara masih menatapnya tanpa berkedip
"Halo??" pria itu mencoba menyadarkan Sara
"Ng.. Maaf, maaf karena sudah menabrak kamu dan terima kasih atas bantuannya." ucap Sara lalu segera pamitan untuk mencari ruang pendaftaran.
"Tunggu.." panggil pria itu
"Kamu anak yang menerima beasiswa itu?" tanya pria itu
Sara menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah pria itu
"Iya, betul. Apakah kamu bisa.. Hmm, membantuku sekali lagi untuk menunjukan dimana ruang pendaftaran?" tanya Sara memohon.
Pria itu tersenyum lalu mempersilahkan Sara untuk mengikutinya.
"Itu ruangannya, nanti infokan ke stafnya kalo kamu daftar jalur beasiswa ya." ucap pria itu lalu segera berpamitan tetapi pria itu belum saja pergi Sara menarik jaketnya dan tersenyum..
"Maaf, bisakah.. kamu membantuku satu kali lagi?" tanya Sara memelas
"Hmm.. Baiklah, ayo!" ucap pria
Sesampai di depan meja pendaftaran, para staf yang sibuk bekerja mendadak diam saat Sara tiba dengan pria itu.
"Selamat pagi, saya Sara ingin daftar dari jalur beasiswa. Dan ini dokumennya." ucap Sara
"Baik, mohon tunggu ya." ucap staf itu
"Sepertinya kamu sudah tidak memerlukan bantuanku lagi, jadi aku pamit ya." ucap pria itu
"Oh iya, terima kasih sekali lagi sudah menolongku. Dan maaf kalo boleh tau, aku bisa panggil kamu?" tanya Sara
"Sebastian." jawabnya lalu pergi
"Sebastian ya. Aku.." Sara belum selesai memperkenalkan diri pria yang menolongnya itu sudah pergi
"Syukurlah.. urusan administrasi sudah selesai dan aku hanya menunggu Student Card saja. Tapi tunggu dimana ya? Oh iya.. Aku keliling kampus saja sambil mencari minuman." ucap Sara bersemangat
Sara mulai menelusuri koridor kampus, melihat ruang kelas, ruang musik, dan aula yang megah. Setelah selesai melihat area dalam kampus Sara menelusuri area luar kampus. Sara terlihat menikmati tour kampus ini.
"Wahh.. Tamannya bagus, aku duduk disini saja." ucap Sara sambil mengeluarkan earphone lalu memasangnya di telinganya.
Saat Sara sedang duduk sendiri menikmati taman kampus. Tiba-tiba sekumpulan mahasiswa memperhatikan Sara.
"Itu siapa? Kayanya dia baru disini." tanya Andrew
"Anak baru kali, atau asisten dosen." ucap Alex
"Tian, kenapa diam aja? Kelamaan nunggu responnya, mending kita kesana." ucap Andrew
"Heii.. Jangan mengganggu.." ucap Sebastian untuk melarang teman-temannya
Seseorang mengoyangkan kursi taman dan membuat Sara kaget dan jatuh ke depan.
"Awww.." keluh Sara sambil melihat ada apa dengan kursi taman ini
"Haii.. Kamu gak apa-apa?" tanya Andrew
Sara menatap 3 pria yang berdiri di depannya dengan tatapan cemas dan salah satu pria itu Sara mengenalnya.
"Maaf ya, aku tidak bermaksud untuk mengganggumu tapi sejak tadi aku memanggilmu tapi tidak menjawab, kalo aku menyentuhmu nanti dikira pelecehan jadi terpaksa kita menggoyangkan kursi ini." jelas Andrew
"Oh iya, gak apa-apa." ucap Sara sambil mengambil barangnya yang terjatuh
"Ini bukunya." ucap Sebastian
"Terima kasih." ucap Sara
"Sekali lagi maafkan kami ya? Oh iya aku Andrew." ucap Andrew memperkenalkan diri
"Aku Alex, salam kenal ya." ucap Alex
Sara melihat sudah jam 2, waktunya kembali ke ruang pendaftaran.
"Baiklah, aku permisi dulu." ucap Sara lalu pergi
"Heii, namamu siapa?" panggil Andrew
"Hahaha.. dia lucu sekali." ucap Alex
"Iyaa, dan kalo diperhatikan dia manis dan cantik, ya gak Tian?" tanya Andrew
"Sudahlah, aku duluan." ucap Sebastian lalu pergi meninggalkan teman-temannya di taman.
Di ruang pendaftaran..
"Aduhh, tanganku ternyata luka ya. Hmm.., aku gak punya plester." ucap Sara sambil mencoba mencari kembali di tasnya
Tiba-tiba seseorang duduk di samping Sara
"Sini tangannya, aku bawakan First Aid Kit buat kamu." ucap Tian
"Terima kasih.." ucap Sara lalu segera membersihkan luka tetapi Sara kesulitan untuk memasang plesternya dan dengan cepat Sebastian mengambil plester itu dari tangan Sara.
"Biar aku bantu." ucap Sebastian
Sara hanya menganggukan kepalanya dan menerima bantuan Sebastian
"So.. Namamu siapa?" tanya Sebastian
"Oh iya, aku lupa.. Aku Sara." ucap Sara tersenyum
Sebastian melihat wajah Sara yang ceria dan tersenyum manis membuat Sebastian memalingkan wajahnya.
Nama Sara dipanggil dan segera ke ruang pendaftaran dan mengambil Student Cardnya.
"Sekali lagi terima kasih untuk bantuannya hari ya Sebastian." ucap Sara tersenyum
"Iya, sama-sama." ucap Sebastian
"Aku pamit dulu ya, sampai bertemu di kampus." ucap Sara lalu pergi meninggalkan Sebastian
Tiba-tiba Sara berlari kembali ke arah Sebastian dan kakinya tersandung, disaat hampir terjatuh Sebastian dengan cepat menolong Sara dan menangkapnya.
"Ups.. Maaf." ucap Sara terlihat malu
"Lain kali, kamu harus hati-hati." ucap Sebastian
Sara belum melepas tangannya yang memegang kuat pundaknya Sebastian
"Kalo sudah tenang, kasih tau ya." ucap Sebastian
Sara menyadari kalo masih memegang erat Sebastian, lalu segera melepaskan tangannya dan berdiri sedikit menjauh.
"Kenapa kembali kesini?" tanya Sebastian
"Oh iya, ini.. Aku kembalikan First Aid Kitmu. Dan maaf untuk yang tadi. Terima kasih." ucap Sara lalu segera pergi
"Fiuuuhh.." Sebastian menarik nafas, mukanya memerah karena kejadian tadi
Keesokan harinya..
Sara sudah tiba di kampus untuk mengambil beberapa keperluan kuliahnya dan diminta untuk bertemu dengan petinggi kampus. Sara melihat jam bertemu masih lama dan Sara memutuskan menunggu di taman.
"Hmm.., lapar!! kangen nenek, kangen masakan nenek." ucap Sara sedikit sedih
"Ke kantin sajalah, beli roti." ucap Sara lalu berjalan ke arah kantin.
Belum sampai di kantin, tiba-tiba ada keributan.
"Hahaha.., kalo miskin ya jangan kuliah. dan satu hal lagi, jangan sok kepintaran. Besok semua tugas harus kelar dan kasih gw!" ucap seorang wanita yang dikelilingi teman-temannya
Sara melihat wanita yang sedang jatuh di lantai dan kacamatanya hancur diinjak dan saat wanita yang diperlakukan kasar itu ingin berdiri tiba-tiba wanita yang bertindak kasar itu ingin menamparnya dan dengan cepat Sara menahan tangan wanita itu.
"Tolong jangan kasar!" ucap Sara tegas
"Apa??? Lo siapa?? Berani-beraninya nasehati dan lepasin tangan gw!!!" teriak wanita itu
"Kamu gak apa-apa?" tanya Sara
Wanita yang dibully itu terlihat takut dan hanya diam.
Tiba-tiba Sara di dorong ke arah loker dan... BRUUKKK!!
"Stop jadi pahlawan disini!!!" ucap wanita itu dengan memojokan Sara
Sara melepaskan diri dan memelintir tangan wanita itu dan mendorongnya ke arah loker.
"Tolong jangan kasar dan jangan bersikap seperti penguasa!" ucap Sara lalu mengajak wanita yang dibully itu pergi
Sara membawa ke taman dan memberikan minuman.
"Kamu gak apa-apa?? Ini plester untuk tanganmu." ucap Sara tersenyum
Wanita itu hanya diam dan tiba-tiba menangis
"Maaf dan terima kasih sudah membantuku. Biasanya kalo aku sedang diperlakukan kaya gitu pasti semua orang hanya melihat dan cuek, tapi kalo ini, kamu menolongku. Terima kasih." ucapnya
"Gak apa-apa, kita gak boleh terlihat takut dan lemah dengan orang-orang seperti mereka, jadi siapa namamu?" tanya Sara ramah
"Aku Anne. Dan namamu?" tanya Anne
"Aku Sara, senang berkenalan denganmu dan akhirnya ada juga yang aku ajak bicara." ucap Sara
Anne tersenyum mendengar ucapan Sara.
"Terima kasih sudah membantuku. aku akan membalasnya. Pasti!" ucap Anne
"Ehh, gak dong. Sesama teman harus saling membantu kan." ucap Sara
"Apa? Teman?" tanya Anne
"Iyaa, kita satu kampus jadi kita teman." ucap Sara
Anne langsung memeluk Sara dan menangis.
"Kenapa Anne?" tanya Sara cemas
"Gak apa-apa, terima kasih karena sudah menolongku dan berteman denganku, Sara." ucap Anne lalu melepaskan pelukannya.
"Ngomong-ngomong, kamu anak baru ya? Sudah dapat jadwal untuk kuliah dan kebutuhanmu di kampus?" tanya Anne
"Sudah dong, tapi aku baru mulai kuliah lusa. Oh ya ampun.. Sekarang sudah jam 11 ya, aku harus bertemu dengan pak, pak siapa ya? Oh pak Darwin. Bisa bantu aku dimana ruangannya?" tanya Sara
"Hmm, tentu saja, tapi..., ya sudah ayo ikut aku." ucap Anne
Anne mengantar Sara bertemu dengan pak Darwin lalu menunggunya di luar.
Tok..tok..
"Masuk!!" ucap seseorang
"Selamat pagi, maaf pak. Apakah bapak ingin bertemu dengan saya?" tanya Sara
"Silahkan duduk." ucapnya ramah
Sara duduk di sofa tamu dan pria paruh baya itu duduk tepat di depan Sara
"Jadi kamu Sara murid baru yang masuk lewat jalur beasiswa?" tanya pak Darwin
"Betul pak." jawab Sara
"Baik, saya berharap kamu harus mempertahankan beasiswamu dan kami akan melihat nilaimu jika meningkat kamu akan dipercaya untuk menjadi asisten dosen." ucap pak Darwin
"Sudah dapat tempat tinggal?" tanya pak Darwin
"Belum pak." ucap Sara masih terlihat kaget dengan ucapan pak Darwin tadi
"Itu saja yang mau saya sampaikan, karena tidak semua seberuntung kamu. Nilaimu bagus dan kamu menjadi kandidat asisten dosen karena pengalamanmu. Maka dari itu saya berharap kamu bisa terus meningkat." ucap pak Darwin
Sara mengiyakan semua perkataan pak Darwin lalu pamit meninggalkan ruangan itu. Anne ternyata masih menunggu Sara.
"Sara, ada apa? Kok kaya gak happy gitu?" tanya Anne
"Gak apa-apa kok, oh iya.. Kok masih disini Anne?" tanya Sara
"Iyaa, aku nungguin takut kamu butuh sesuatu." ucap Anne
"Oohh baiknya dirimu. oh iya, laper gak? Makan yuk!!" ucap Sara lalu merangkul Anne
Mereka berjalan ke arah kantin lalu membeli beberapa makan dan kembali ke taman untuk makan disana. Dan ternyata saat sesampai disana, mereka bertemu dengan Sebastian dan teman-temannya.
"Haii.., gimana luka di tanganmu?" tanya Andrew
"Oh, ini.. Baik-baik saja." jawab Sara
"Syukurlah, aku dengar dari Sebastian waktu jatuh dari kursi taman, tanganmu terluka ya. Sekali maaf ya." ucap Andrew tulus
"It's oke, udah gak sakit kok." ucap Sara
"Oh iya, jadi namamu siapa?" tanya Alex
"Aku? Aku Sara dan ini temanku Anne." jawab Sara
"Ooh Anne.. Kamu gak apa-apa tadi? Lain kali kalo ada yang mengganggumu jangan takut untuk melapor ya." ucap Andrew
"Ii..iya.." jawab singkat Anne
"Tapi.. tadi kamu keren banget, berani buat belain temanmu dan melawan Angel dan teman-temannya. Good job!" ucap Alex tersenyum
"Kalian tau dari mana? Seharusnya kalo kalian melihat ada hal yang salah di depan kalian, kenapa gak langsung bantu? memang yang terjadi atas Anne itu seperti tontonan buat kalian??" ucap Sara lalu pergi meninggalkan mereka
Sebastian tersenyum mendengar ucapan Sara yang mengesankan.
"Wahh.., kaya lagi ditampar ya mendengar ucapannya Sara. Jadi penasaran sama dia." ucap Andrew
"Iyaa, cewe menarik." ucap Alex
"Ya udah, balik yuk." ucap Sebastian
Di tempat lain..
"Sara, wahh.. Keren, keren banget lho." ucap Anne
"Kenapa sih Anne? Keren kenapa?" tanya Sara
"Lho, kamu gak tau ya mereka siapa?" tanya Anne
Sara menggelengkan kepalanya
"Ya ampun Sara, mereka itu adalah anak para pejabat kampus atau bisa dibilang star disini. Dan mereka gak sembarangan untuk ajak ngobrol apa lagi kenalan lho. Wahh.. Udah itu mereka tampan-tampan. Serius lho Sara. Itu hal yang keren." ucap Anne semangat
"Ahaha, begitu kok aku biasa aja." ucap Sara santai
"Oh iya, kamu udah dapat tempat tinggal?" tanya Anne
"Belum, aku masih tinggal di penginapan dekat kampus." ucap Sara
"Mau aku temenin cari tempat tinggal yang nyaman buat kamu?" tanya Anne
"Boleh dong. Besok ya?" tanya Sara
"Boleh, setelah aku selesai kelas ya, kita ketemu di taman setelah jam makan siang." ucap Anne
Anne pamit untuk menyelesaikan tugasnya dan Sara memutuskan untuk jalan-jalan mencari makanan disekitar kampus. dan saat Sara sedang menikmati jalan sore ternyata Sebastian berpapasan dengan Sara, karena sangat fokus melihat sekeliling sehingga tidak memperhatikan Sebastian melewatinya.
"Wahh.. Kayanya aku akan cari ke arah sana saja." ucap Sara lalu memutar arah jalannya dan saat itu Sara melihat Sebastian sedang melihat ke arahnya. Sara tetap berjalan ke arah Sebastian dan terlihat salah tingkah. Sara menghentikan langkahnya di depan Sebastian.
"Hmm, apa yang sedang kamu lihat?" tanya Sara
"Ng? Kenapa?" tanya Sebastian
"Yang harusnya bertanyakan aku.., ah sudahlah! Aku harus mencari sesuatu." ucap Sara lalu pergi meninggalkan Sebastian
Anak ini, terlihat sangat berbeda dan membuatku ingin terus melihatnya." ucap Sebastian dalam hatinya
"Sara, ternyata kamu di taman!!" ucap Anne
"Haii Anne, iya.. Aku suka banget disini. Gak rame." ucap Sara sambil memberikan tempat duduk untuk Anne
"Bukannya jadwalmu besok ya?" tanya Anne
"Iyaa, tapi pak Darwin ingin bertemu kembali jam 11 nanti, entah apa yang mau dibahas lagi." ucap Sara sambil menikmati minuman yang ada di tangannya
Saat mereka sedang mengobrol santai tiba-tiba seseorang menghampiri mereka.
"Wahh.., pantes taman ini terlihat sangat tidak nyaman. Ternyata karena disini ada sampah!" ucap Angel ke teman-temannya sambil menunjuk ke arah Sara dan Anne
Sara dan Anne menatap ke arah Angel dan mereka terlihat menertawakan Sara dan Anne dengan tatapan meremehkan. Sara bangkit dari duduknya dan menatap mereka dengan tajam lalu Angel mendekat ke arah Sara
"Kenapa?? Gak suka kalo kalian gw bilang sampah?" tanya Angel terlihat marah
Sara tersenyum..
"Kayanya.., yang sampah itu bukan kita, tapi apa yang keluar dari mulut kalian itu lebih sangat.., silahkan pikirkan sendiri!" ucap Sara
Ternyata saat Angel dan teman-temannya mendatangi Sara dan Anne, Sebastian dan temannya sedang lewat dan melihat tindakan mereka ke Sara dan Anne. Saat Angel ingin menampar wajah Sara tiba-tiba seseorang menahan tangan Angel.
"Jaga sikap!" ucap Sebastian
"Tian, Sebastian.., kamu ngapain?" tanya Angel terlihat kaget
"Jaga sikapmu dan jangan menghina orang lain!" ucap Sebastian
"Apa? Kamu bela mereka yang jelas-jelas mereka itu.." Angel belum menyelesaikan ucapannya Angel berteriak kesakitan.
"Cukup Angel, sikapmu memuakan!" ucap Sebastian lalu Angel dan teman-temannya pergi meninggalkannya.
Sebastian menatap Sara, dan Sara dan Anne terlihat bingung dengan apa yang terjadi tadi.
"Kamu gak apa?" tanya Sebastian
"Ng? Gak apa-apa kok, kan gak jadi dipukul." ucap Sara tersenyum
Sebastian menahan untuk tidak tersenyum mendengar jawaban Sara
"Te..terima kasih Sebastian, karena telah menolong Sara." ucap Anne
"Oh iya, gak apa-apa. Yang penting kalian baik-baik saja." ucap Sebastian lalu pamit dan meninggalkan mereka. Anne memberitahu Sara untuk berterima kasih ke Sebastian.
"Sebastian.." Sara memanggil dan berlari ke arah Sebastian dan tiba-tiba kakinya tersandung dan Sebastian segera menangkap Sara agar tidak jatuh dan sekali lagi Sara memeluk Sebastian.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Sebastian
Sara segera melepaskan pelukannya dan berdiri menjauh dari Sebastian.
"Oh iya, terima kasih sudah menolongku dan yang ini juga." ucap Sara lalu pergi karena malu
Sara mengajak Anne pergi mencari makan..
"Sara, tadi itu apa? Serius, kamu peluk Sebastian??!" tanya Anne menggoda Sara
"Anne, stop ya!! Jangan salah paham, tadi itu aku hampir jatuh dan kebetulan Sebastian di depanku." ucap Sara
"Iya.. Iya, kebetulan kok, kebetulan ya." ucap Anne tersenyum
"Oh iya, kamu mau beli makan lagi? Ini udah hampir jam 11 lho." ucap Anne
"Ya ampun.. Hampir aja lupa. Aku pergi dulu ya. Bye Anne!!" ucap Sara lalu pergi ke ruang pak Darwin
Di ruang pak Darwin..
"Permisi pak.." ucap Sara
"Duduk Sara, sebentar saya selesaikan beberapa hal dulu." ucap pak Darwin
Sambil menunggu pak Darwin menyelesaikan pekerjaannya Sara mencoba membaca majalah yang ada di atas meja itu dan tiba-tiba pintu ruang pak Darwin terbuka dan seseorang masuk ke ruangan itu, tetapi Sara tidak menghiraukan siapa yang masuk ke ruangan pak Darwin.
"Ohh, silahkan masuk tuan muda." ucap pak Darwin lalu menghampiri yang disebut tuan muda itu
Sara segera berbalik dan melihat siapa yang datang dan ternyata itu adalah Sebastian.
"Sara, ini adalah tuan.." pak Darwin belum menyelesaikan ucapannya Sebastian langsung menyela.
"Sebastian.., benarkan pak Darwin?" tanya Sebastian tersenyum memberi kode untuk mengiyakan.
"Ii..iya, ini tuan.. Maksud saya Sebastian."ucap pak Darwin terlihat kikuk
"Hmm.. Iya, aku sudah mengenalnya. Dan tuan? Maksudnya?" tanya Sara penasaran
"Maksud pak Darwin adalah Tian, Tian panggilanku. Benar kan pak Darwin?" tanya Sebastian
"Betul itu, kamu salah dengar. Maksud saya Tian, tuan, ah itu hanya beda huruf kedua saja." ucap pak Darwin tertawa kecil
"Hmm.., tapi sepertinya aku dengar dengan jelas kalau....," Sara belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Sebatian duduk di sampingnya.
"Lagi baca apa?" tanya Sebastian
"Majalah travel." ucap Sara sambil menunjuk ke arah majalah itu
"Ooh gitu ya." ucap Sebastian
Pak Darwin langsung segera duduk berhadapan dengan Sara.
"Jadi.. Saya memanggilmu kembali karena saya mendengar beberapa kali kamu bersinggungan dengan kakak kelasmu ya?" tanya pak Darwin
Sara melirik ke arah Sebastian dan Sebastian terlihat bingung dengan tatapan Sara
"Iya.., saya pikir, seorang senior harusnya bisa jadi contoh. Atau setidaknya mencerminkan dirinya sebagai mahasiswa yang benar. Bukan karena mereka sebagai senior lalu sikapnya seperti itu. Maaf pak Darwin, tapi menurut saya tidak pantas, dan itu akan mencoreng nama baik kampus." ucap Sara terlihat serius
Sebastian yang duduk di sampingnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya setuju dengan ucapan Sara.
"Tapi, Senior yang tahu kalo ada rekannya melakukan hal yang salah juga jangan diam saja apa lagi hanya menontonnya. itu juga kurang tepat." ucap Sara kembali sambil melirik ke arah Sebastian
"Hmm.., Saya setuju dengan ucapanmu. Dan terima kasih atas masukkannya mengenai kampus ini. Saya kagum dengan cara pandangmu." ucap pak Darwin
"Ok Sara, saya harapan kamu bisa berkembang di tengah-tengah beragamnya karakter teman-temanmu disini." ucap pak Darwin
Sara segera berpamitan dan pergi meninggalkan ruangan pak Darwin.
"Maaf tuan muda, kalo tadi saya lancang." ucap pak Darwin
"Tidak apa-apa, lebih baik kalo Sara tidak mengetahui tentang saya dan panggil saya Sebastian/Tian pak Darwin saat situasi seperti tadi." ucap Sebastian lalu pamit dan meninggalkan ruangan pak Darwin
Sara berjalan cukup santai dan membeli minuman di kantin lalu seperti biasa Sara kembali ke taman untuk menikmati pemandangan sore hari sebelum kembali ke penginapan. Dari kejauhan Sebastian sudah memperhatikan Sara.
"Hmm.., sampai kapan harus tinggal di penginapan ya? Kalo terlalu lama bisa habis tabunganku. aku harus segera mencari tempat kost supaya bisa hemat. Tapi.. Kenapa yang dekat kampus full semua!! Tenang..,tenang Sara. Besok setelah balik kampus, aku akan cari kost." ucap Sara menyemangati dirinya
Dan ternyata Sebastian mendengar ucapan Sara dan tersenyum melihat tingkah Sara yang lucu.
"Hai, belum pulang?" tanya Sebastian
"Oh, hai.., belum. Mungkin sebentar lagi." jawab Sara
"Maaf aku tadi sempat mendengarkan kamu sedang menyemangati dirimu. Hmm.., apakah kamu belum dapat tempat tinggal?" tanya Sebastian hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Sara
Sara menganggukan kepalanya, mengiyakan pertanyaan Sebastian. Lalu menarik nafas panjang.
"Aku jadi malu karena didengar olehmu, tapi itu bukan keluhan lho. Aku sedang menyemangati diriku untuk bisa berjuang tinggal disini." ucap Sara tersenyum
Sebastian menatap Sara dengan lembut, senyumannya membuat Sebastian ingin terus menatapnya. tetapi Sebastian segera memalingkan wajahnya ketika Sara melihat ke arah Sebastian.
"Sudah sore, aku pulang duluan ya." ucap Sara segera merapikan barang bawaannya dan mengenakan tasnya.
"Tunggu, kamu.. Kamu sudah makan?" tanya Sebastian
"Belum, kenapa?" tanya Sara
"Hmm, kalo kamu ada waktu, kita makan bersama." ucap Sebastian
"Makan bersama???" tanya Sara dengan menatap tajam Sebastian
"Itu.. Kalo kamu ada waktu." ucap Sebastian
"Oke, tapi kamu yang traktir ya." ucap Sara dengan santai.
"Oke, gak masalah. Kamu mau makan dimana?" tanya Sebastian
"Yang pasti bukan restoran ya. Yuk jalan." ucap Sara
Mereka mengunjungi kedai makanan yang tenang dan cukup ramai.
"Tenang tempat makan ini, enak kok. Aku sering kesini." ucao Sara
"Iyaa, tolong pesankan aku sama seperti yang kamu pesan saja ya.." ucap Sebastian
"Oke, Ibu.., saya pesan mie kuah ini dua ya." ucap Sara
Akhirnya makanan mereka siap dan mereka menikmati makanannya. Tidak disangka ternyata mereka jadi semakin akrab.
"Ahh, kenyang. Enak kan mienya?" tanya Sara
"Iya, makasih udah ajak kesini." ucap Sebastian
"Aku yang makasih, karena ditraktir." ucap Sara tertawa
Setelah makan bersama mereka segera memisahkan diri untuk kembali ke rumah mereka masing-masing, Saat sedang berdiri menunggu bis tiba-tiba seseorang hampir menabrak Sara, beruntung Sebastian segera menarik tangan Sara dan membuat mereka sangat dekat.
"Tolong hati‐hati ya." ucap Sebastian ramah
"Ii..iya, makasih buat hari ini. Aku duluan ya." ucap Sara lalu pergi meninggalkan Sebastian
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!