NovelToon NovelToon

CEO PLAYBOY JATUH CINTA

BAB 1

Sepulang kuliah.

Tania berjalan mencari sahabat nya Wulan yang entah kemana menghilang sejak pelajaran di dalam kelas tadi. Wulan meminta izin ke toilet namun sampai mata pelajaran kuliah selesai ia tak kunjung kembali.

"Hiks . . hiks . . hiks . ." Suara tangisan terdengar dari belakang kampus.

Tania berjalan menelusuri asal dari ke arah belakang kampus.

"Hiks . . hiks . . hiks . ."

Suara itu terdengar lagi sehingga membuat Tania semakin penasaran di buat nya.

"Wulan.!!" Ucap Tania saat mendapati Wulan yang tengah terduduk dengan memangku kedua kaki nya sembari menitikan air mata yang mengalir membasahi wajah nya. Tania sedikit terkejut saat mendapati sahabat nya yang sedang menangis sesenggukan disana.

"Ada apa dengan mu? siapa yang melakukan ini? katakan padaku." Ucap Tania seraya memeluk sahabat nya dan setelah itu ia membantu nya untuk berdiri.

Wulan masih menangis. air mata nya terus mengalir membasahi wajah cantik nya. sehingga membuat Tania yang melihat nya merasa tak tega serta kebingungan atas apa yang terjadi kepada nya.

Tania pun kemudian membawa Wulan untuk duduk di samping kampus seraya menenangkan dirinya dan setelah itu ia mulai menanyakan kepada Wulan apa yang sebenar nya terjadi hingga membuatnya menangis seperti ini.

Suara tangisan Wulan pun pecah sesaat setelah menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. ia mendapati pacar nya Ibram sedang berciuman dengan Lisa teman sekelas mereka di dalam toilet cewe yang ada di dalam kampus. mereka sempat bertengkar dan setelah itu Wulan memilih pergi dari sana berlari ke belakang kampus untuk meluapkan segala emosi yang ada di jiwanya.

"Berengsek tu si Ibram. berani - berani nya dia nyakitin kamu." Ucap Tania kesal saat mendengar cerita dari Wulan.

Tania kemudian bangkit dari duduk nya ia berniat untuk menemui Ibram serta menampar nya dengan tangan nya. itu semua karena Tania tak senang Ibram menyakiti hati sahabat nya.

"Kamu mau kemana Nia?" Ucap Wulan sembari mendongakkan kepala nya menatap ke arah Tania.

"Aku mau mencari Ibram dan menghajar nya dengan tangan ku sendiri. berani - berani nya dia memiliki wanita lain di belakang mu." Ucap Tania dengan suara tegas.

"Nggak usah, aku udah mutusin dia tadi. kamu nggak usah kesana ya" Ucap Wulan mencegah kepergian Tania.

"Kenapa kamu melarangku? aku belum puas jika belum menghajar nya." Sahut Tania yang kini mulai mengepalkan tangan nya.

"Sudahlah, Nggak usah di perpanjang lagi pula aku dan dia sudah tidak memiliki hubungan lagi." Ucap Wulan meyakinkan.

"Sekarang lebih baik kamu temani aku ok." Ujar Wulan lagi sembari menggandeng tangan Tania.

***

Taksi berhenti di depan sebuah bar. Tania dan Wulan pun turun tanpa lupa membayar ongkos nya terlebih dahulu dan kini mereka saling tatap satu sama lain.

"Kamu yakin mau kesini Lan?" Ucap Tania sembari mengerutkan dahi nya.

"Ya, aku mau melupakan cowok berengsek itu disini." Jawab Wulan.

"Hah, maksud mu.." Ucap Tania yang mulai bingung.

"Aku mau minum alkohol disini. kata orang dengan mabuk kita bisa melupakan beban masalah yang ada di kehidupan kita dan sekarang aku akan mencobanya." Ucap Wulan.

"Kamu yakin?" Tanya tania.

"Ya, aku yakin. mari kita masuk." Ucap Wulan yang mengajak Tania ikut masuk kedalam nya.

"Lan, aku rasa ini tidak baik." Ujar tania ragu.

"Sudahlah Nia, aku yakin dan aku ingin mencoba nya, aku tidak mau sakit hati ini terlalu lama ada di hati ku, aku ingin melupakan semua tentang ibram dan juga kejadian hari ini." Ujar Wulan dengan wajah memohon.

Tania menatap lama wajah sahabat nya. ia mulai membayangkan jika saja itu terjadi kepada dirinya mungkin ia akan seperti Wulan yang kehilangan akal sehat nya.

"Tapi Lan" Ucap Tania.

"Nggak ada tapi - tapian. pokok nya hari ini kamu temani aku disini ya." Ucap Wulan sembarimenarik tangan Tania untuk ikut masuk kedalam bar.

Mereka pun akhirnya melangkah bersama memasuki bar tersebut dan kemudian memilih duduk di pojokan meja yang tak jauh arah pintu masuk.

Wulan mulai memanggil sang pelayan dan kemudian ia pun memesan minuman yang di inginkan nya. setelah itu pelayan pun pergi dan tak lama berselang ia kembali dengan membawakan minuman yang di pesan Wulan.

"Lan . . kamu janji ya. kali ini aja dan setelah hari ini kita nggak akan kembali lagi kesini." Ucap Tania sembari menata ke arah sahabat nya.

"Ya . . aku janji." Sahut Wulan sembari menuangkan minuman kedalam gelas nya.

"Nia, kamu tidak ingin minum dengan ku?" Tanya Wulan saat melihat Tania yang hanya duduk tanpa memesan sesuatu.

"Tidak, kamu saja. aku tidak bisa meminum minuman seperti itu." Tolak Tania.

"Ayolah Nia . . sedikit saja. setelah hari ini kita tidak akan kembali lagi ke tempat ini aku janji." Ujar Wulan seraya menghabiskan gelas kedua yang ada di tangan nya.

"Baiklah, tapi aku minta yang kadar alkohol nya rendah ya. karena aku tidak bisa meminum minuman semacam ini." Ucap Tania.

Sebenar nya Tania ingin menolak namun ia tak enak hati dengan Wulan karena sudah berjanji akan menemani nya hari ini untuk melupakan segala masa lalu nya.

Tak lama berselang pesanan yang di inginkan Tania pun sampai. Wulan menuangkan nya ke dalam gelas milik Tania dan akhirnya mereka mulai bersulang untuk melupakan masa lalu.

Di luar hari semakin gelap. kepala Tania mulai pusing. ia kemudian mengajak Wulan untuk segera pulang kerumah.

"Lan, Ayo kita pulang karena hari semakin gelap." Ucap Tania sembari memegang tangan Wulan.

"Baiklah." Ucap Wulan menuruti keinginan sahabat nya. ia pun kemudian bangkit dari duduk nya dan kini mereka melangkah pergi meninggalkan bar tersebut.

Di perjalan tak jauh dari lokasi bar berada. Wulan secara tiba - tiba memegangi perut nya dan mengaduh kesakitan.

"Auw.!!" Ringis Wulan.

"Kamu kenapa?" Tanya tania yang mulai khawatir saat melihat Wulan meringis sembari memegangi perut nya.

"Perutku sakit, seperti nya aku ingin ke toilet. kamu tunggu disini sebentar nggak apa - apa ya." Ucap Wulan.

"Ya sudah. tapi jangan lama - lama ya." Ucap Tania.

Wulan pun kemudian pergi menuju kesebuah toilet yang tak jauh darisitu. sedangkan Tania ia memilih duduk di kursi yang ada di pojokan jalan sembari menunggu sahabat nya keluar dari toilet.

"Joe, please. jangan putusin aku okey." Ucap seorang gadis memelas di pinggir gedung yang tak jauh dari posisi Tania duduk saat ini. Sehingga suara mereka terdengar jelas di tempat Tania duduk sekarang.

"Aku sudah bosan denganmu. jadi pergilah." Ucap seorang Pria dengan lantang nya.

"Joe, aku mencintaimu." Ucap gadis tersebut sembari menitikkan air mata.

"Tapi aku nggak.!!" Tutur pria tersebut dengan angkuh.

"Sudah sana pergi. jangan kebanyakan drama. dari awal kau sudah tau aku seperti apa dan aku juga tau niatmu untuk dekat denganku hanya untuk uang. kau sudah mendapatkan nya dan mulai sekarang pergilah dari hadapan ku." Ucap pria tersebut sembari mendorong wanita itu agar menjauh darinya. ia kemudian pergi meninggalkan kekasih nya dan berniat masuk kedalam mobil nya.

Tak jauh dari sana. Tania ternyata memperhatikan pertengkaran mereka. ia tak tega saat melihat wanita itu menangis di pinggir jalan saat di tinggal oleh kekasih nya begitu saja. sampai akhir nya ia pun beranjak dari kursi nya dan mengejar pria itu.

"Hei brengsek!! berhenti." Teriak Tania ke arah pria tersebut sehingga membuat nya menoleh.

"Kau fikir uang mu bisa menyelesaikan semua masalah." Ucap nya lagi sembari melangkah mendekat ke arah pria tersebut.

"Hei gadis kecil. apa urusanmu." Jawab pria itu sembari menatap tajam kearah Tania.

"Aku tidak suka kau memperlakukan wanita yang berada disana dengan seenaknya. kalau kau memang sudah tidak menginginkan nya setidak nya kau bicarakan baik - baik dengan nya." Ucap Tania tegas sembari menunjuk kearah gadis yang masih berdiri di ujung jalan.

"Kau siapa? berani sekali ikut campur dalam urusanku." Ucap pria tersebut.

" menarik!! siapa sebenar nya gadis ini. berani sekali dia berurusan denganku.

gumam Joe sembari menatap sinis ke arah Tania.

Bersambung

BAB 2

"Atau jangan - jangan kau mengejar ku karena ingin dekat dengan ku juga? aku sudah terbiasa dengan gadis seperti mu." Ucap pria itu.

Tania tak terima mendengar kata - kata itu yang seolah - olah ia dengan sengaja menghampiri pria tersebut hanya untuk mendekati nya.

Ia pun kemudian berjalan menghampiri pria tersebut dan kini ia sudah pas berada persis di depan nya.

"Hei kau!!" menunjuk dengan telunjuk nya.

"Apa yang kau bilang tadi? aku sengaja mengejar mu karena aku ingin mendekati mu?" Ucap Tania merasa tak senang dengan apa yang di ucap kan pria itu.

"Kau pikir kau siapa hah!! " Dengan suara keras lantang dan kini berkacak pinggang menantang.

"Wajah mu memang lumayan tampan. tapi kau bukan selera ku." Ucap Tania sombong.

"Kau laki - laki yang tidak tau malu bahkan aku meragukan kelelakian mu karena bila kau memang benar - benar seorang lelaki, kau tidak akan membiarkan wanita yang disana menangis di pinggir jalan karena mu." Ucap Tania yang masih berkacak pinggang.

"Apa kau bilang? kau meragukan kelelakian ku." Ucap Pria tersebut sembari menatap ke arah Tania dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh gadis itu karena perkataan nya yang membuat nya naik darah.

"Jika kau memang lelaki sejati. maka wanita yang berada disana takkan menangis karena mu." Ucap Tania sembari menunjuk ke arah Luna yang masih berdiri disana.

"Baiklah jika kau berkata begitu maka aku akan menunjukkan siapa diriku." Ujar Pria tersebut sembari berjalan mendekat ke arah Tania dan secepat kilat kini tangan nya mulai meraih dagu Tania dan mengecup lembut bibir nya.

" cup "

Pria itu berhasil mendaratkan ciuman nya yang kini membuat wajah Tania memerah akibat menahan amarah nya.

Tania berontak ia mendorong keras tubuh pria itu kebelakang dan setelah itu ia mendaratkan telapak tangan nya ke wajah pria tersebut.

" plaakk "

Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi pria tersebut hingga membuat wajah nya yang putih bersih kini memerah akibat tamparan kecil tangan Tania.

" Kau berani - berani nya.!!" Ucap pria tersebut sembari mendorong keras tubuh Tania kebelakang sehingga kepala nya terbentur ke arah mobil milik nya.

"Gedebuk.!!"

Tania jatuh pingsan akibat benturan di kepala nya serta alkohol yang di minum nya sehingga membuat nya tak sadarkan diri dan jatuh di samping mobil pria tersebut.

"Dasar wanita!! bisanya cuma bikin repot." Ucap pria tersebut kesal. namun ia tak tega melihat Tania yang terkulai lemah disana sehingga kini ia menggendong nya dan memasukkan nya kedalam mobil nya.

FLASHBACK OFF

Oya Author lupa menggambarkan sosok pria tersebut dan juga Tania.

JONATHAN ALEXANDER

pria bertubuh tinggi berkulit putih, dengan hidung yang mancung juga tatanan rambut yang rapi membuat Jonathan tampak sempurna di mata para wanita. Ia adalah putra tunggal dari pengusaha ternama ALEXANDRE dan kini ia telah mewarisi perusahaan ayah nya yang bernama ALEXANDRE GROUP itu setelah ayah nya meninggal.

TANIA WIJAYA

kulit nya putih bersih, rambut nya panjang, hidung mancung, bibir nya juga tipis dan berwarna merah muda membuat Tania sungguh cantik meski tanpa riasan make up.

Gadis bertubuh mungil itu terlahir dari kalangan rakyat biasa.

Ayah tania meninggal sejak ia duduk di bangku SMP. sedangkan sang ibu juga telah meninggal hampir dua tahun yang lalu.

Kini ia telah menjadi yatim piatu dan demi melangsungkan hidup nya serta pendidikan nya kini Tania harus banting tulang sendiri dengan bekerja di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus nya.

FLASHBACK ONN

Jonathan kemudian membawa Tania ke apartemen nya karena saat itu malam semakin larut dan dia juga tidak tahu harus membawa Tania kemana lagi hingga kemudian ia memutuskan untuk membawa Tania pulang ke apartemen nya.

Sesampai nya di apartemen. Joe kemudian menggendong tubuh Tania dan membawa nya masuk kedalam.

" Fiuuh . . berat juga gadis kecil ini." Keluh Joe sembari menghembus kan nafas panjang akibat kelelahan menggendong tubuh gadis itu.

" Hmm, jika di lihat - lihat dia cantik juga." Ucap joe sembari tersenyum lembut menatap ke arah Tania.

"Kau pria brengsek!!" Tania mulai mengigau dalam mimpinya. sedangkan joe yang kini menatap wajah Tania mulai terlihat kesal saat mendengar gadis yang ada di depan nya kini masih memaki dirinya meski lewat mimpi.

"Berani nya kau memakiku di tempatku." Ucap Joe sembari mengepalkan tangan nya.

"Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menjaga sikap ku kepadamu." Ucap nya lagi sembari tersenyum sinis.

Melihat Tania yang kini terkulai lemah di hadapan nya membuat Joe tak bisa menahan diri nya untuk tak menyentuh gadis itu. Tatapan matanya mulai ganas layak nya seekor harimau yang ingin menerkam mangsa nya.

gadis kecil, kau terlihat sangat cantik jika sedang diam seperti ini.

gumam Joe.

Ia pun kini mulai duduk di samping Tania yang sedang terlelap. Di perhatikan nya gadis itu sembari tangan nya mulai meraba tubuh Tania yang kini tak sadarkan diri.

Joe mulai melancarkan aksi nya. perlahan ia mulai mengecup setiap inci bibir Tania.

Namun belum sempat ia memulai seketika serangan nya terhenti saat mendapati tangan nya ternoda oleh sesuatu.

"Sial.!" Umpat Joe.

"Huuh!!" Desah nya kesal.

Ya. . dia sangat kesal karna niat nya untuk memberi hukuman terhadap Tania harus terhenti saat mendapati gadis tersebut kedatangan tamu bulanan nya.

Joe kemudian bangkit dari ranjang nya dan pergi melangkah mendekati sebuah sofa yang tak jauh dari kasur nya dan setelah sampai disana ia kemudian menghempaskan tubuh nya di atas sofa tersebut.

Kalian tau sendiri kan jika Joe tetap tidur di ranjang yang sama maka dia takut tidak dapat menahan nafsu nya saat melihat Tania yang berada di dekat nya.

***

Pagi ini matahari bersinar dengan cerah di luar sana. sehingga pantulan cahaya nya bebas memasuki ruangan tersebut.

Jonathan bangun dari tidur nya dan kemudian menatap ke arah ranjang.

" Ternyata ia masih tidur.

Gumam nya sembari melangkah menuju ke arah kamar mandi dan kemudian masuk kedalam nya.

Sementara itu Tania yang tadi nya masih tertidur lelap kemudian mulai terbangun.

"Hooamm." Tania menguap sembari membuka kedua mata nya yang kemudian mulai melirik kesekitar ruangan yang tampak asing bagi nya. Tania mulai kaget saat ia tersadar bahwa sekarang ia bukan sedang berada di dalam kamar nya.

Ia segera bangun dari tidur nya dan berdiri dengan bertelanjang dada hingga sesaat kemudian ia pun mulai menyadari bahwa sebagian tubuhnya kini tak dilengkapi pakaian.

"Aaaa!!" Jerit Tania yang seketika kembali menutup mulut nya berharap tak ada orang lain yang mendengar nya sehingga ia bisa segera kabur darisana.

" Apa yang terjadi padaku.

Gumam Tania sembari memeriksa dirinya.

A**ku tidak merasakan apa - apa, jika memang terjadi sesuatu tadi malam seharus nya sekarang ************ ku pasti sudah sakit.

Gumam Tania lagi.

Saat sedang mengamati sekitar nya. dari arah kamar mandi Tania mulai mendengar sayup - sayup suara air yang berjatuhan dan seperti nya seseorang sedang melakukan aktivitas mandi disana.

Tania memberanikan diri untuk mengintip. Hingga ia mendapati seorang laki - laki sedang membasahi tubuh nya dengan air yang jatuh dari shower tempat nya berdiri.

"Siapa dia? Apakah dia pria itu." Ucap tania pelan seraya mengingat kejadian semalam.

"A**ku harus segera pergi dari tempat ini sebelum ia selesai mandi.

Gumam Tania.

Ia pun kemudian bergegas memakai pakaian nya dan setelah itu ia pun segera melangkah kan kaki nya meninggalkan apartemen itu sembari berlari kecil.

Bersambung

BAB 3

"Sial.!! kenapa juga aku bisa ada disana. Apa yang terjadi semalam." Ucap Tania sembari berjalan keluar dari apartemen dan mengumpat kesal saat mengingat - ingat kejadian tadi malam.

apa yang terjadi dengan ku? Apa aku telah ternodai oleh nya? Oh tuhan . . jika itu memang benar betapa brengsek nya dia yang mengambil kesempatan dalam kesempitan di saat aku tak berdaya.. hiks.

Gumam Tania yang mulai menangis dalam hati.

"Tapi . . aku tidak merasakan apa - apa, bahkan ************ ku juga tidak merasakan sakit, hanya saja pinggang ku serasa melilit. jangan - jangan aku sedang datang bulan. Hmm, Terima kasih ya tuhan Engkau memberikan nya di saat yang tepat.

Gumam Tania lagi sembari bersyukur kepada Sang Pencipta.

***

Sesampai nya di depan kampus. Tania berjalan sedikit karena rumah nya tak seberapa jauh dari kampus nya. Ia tinggal bersama Wulan disana karena mereka membayar sewa nya secara patungan berdua.

"Tania.!!" Panggil seseorang dari belakang yang tak lain adalah Wulan sahabat nya.

"Kemana saja kamu semalam?" Ucap Wulan sembari jalan mendekat.

"Aku ada kok." Ucap Tania berusaha berkelit dari pertanyaan sahabat nya itu. Namun sikap gugup nya tak bisa menipu kalau saat ini ia sedang ada masalah.

Aku nggak mungkin bilang kan kalau tadi malam aku hampir saja di perkosa oleh pria hidung belang. dan untung saja Tuhan menyelamatkan ku dengan tamu bulanan ku.

Gumam Tania dalam jati.

"Kemarin malam waktu aku selesai dari toilet aku lihat kamu sudah nggak ada. Terus aku pulang sendiri deh, tapi pas aku nyampe rumah kamu juga nggak ada, emang nya kamu kemana sih.?" Ucap Wulan.

Tania mulai kebingungan saat mendengar pertanyaan Wulan. Ia mulai bingung harus menjawab apa dengan setumpuk pertanyaan tersebut.

Aku tidak mungkin kan mengatakan nya kepada Wulan.

Gumam Tania yang kini mulai terdiam.

"Hallo . . Tania kamu kenapa sih?" Ucap Wulan sembari menatap curiga.

"Hmm, Aku nggak kenapa-napa kok." Jawab Tania sembari tersenyum kecut.

"Aneh . . Tania kenapa ya? kok dia seperti kebingungan gitu, itu lagi di leher nya kenapa banyak sekali tanda merah. apa jangan - jangan dia, Ah. Aku lagi mikirin apa sih jangan kan melakukan itu pacar saja dia tidak punya.

Gumam Wulan.

"Lan kita masuk dulu yuk. Aku lagi PMS ni kamu ada nyimpan pembalut nggak?" Ucap Tania sembari menarik tangan Wulan untuk masuk kedalam rumah.

"Tuh kan nggak mungkin. sekarang aja dia lagi Pms.

Gumam Wulan.

Setelah sampai di dalam rumah Tania pun kemudian mengambil handuk nya dan berlalu pergi ke arah kamar mandi setelah sebelum nya mengambil pembalut yang di berikan Wulan kepadanya.

Ia lalu mulai membersihkan tubuh nya dan setelah selesai ia pun keluar dan masuk kedalam kamar nya.

"Ada apa dengan leherku. apa aku sakit.

Gumam Tania sembari memperhatikan leher nya yang kini di penuhi tanda merah.

***

Di kampus.

Hari ini steel pakaian Tania terlihat berbeda. Ia mengenakan syal di leher nya berusaha menutupi bekas merah yang ada disana.

Ia kemudian duduk di kursi biasa nya saat bel kampus sudah berbunyi. Setelah para siswa semua nya sudah pada masuk dan duduk di kursi mereka masing - masing. Tak lama kemudian Dosen pun memasuki ruangan kelas mereka.

"Selamat pagi semua." Sapa sang dosen yang bernama Pak Gusti.

"Pagi juga pak." Sahut para Siswa.

Setelah memberi sapaan pagi kepada para murid. Pak Gusti kemudian mulai memberi materi pelajaran kepada para Siswa yang ada disana.

Suasana hening pun tercipta saat para siswa mulai serius dengan pelajaran nya. Tania juga mulai mengerjakan soal yang diberikan Dosen nya. Ia mengerjakan nya dengan sangat serius hingga tanpa terasa setelah Tania selesai dengan Soal yang di berikan Dosen nya. bel pun berbunyi menandakan kelas sudah bubar.

Para siswa mulai mengumpulkan Soal yang sudah di kerjakan kepada Dosen.

Setelah semua nya selesai kelas pun bubar.

Para siswa mulai berhamburan meninggalkan ruangan tak terkecuali Tania dan juga Wulan. merekapun pergi meninggalkan ruang kelas dan beralih menuju ke kantin yang ada di dalam Kampus nya.

Sesampai nya di dalam kantin. Tania dan wulan memesan minuman yang sama yaitu Green Tea dan juga seporsi Nasi Goreng untuk mengganjal perut mereka masing - masing karena sejak pagi tadi keduanya belum memakan apapun.

Tak lama setelah duduk pesanan pun datang. pelayan kantin menyajikan nya di atas meja mereka dan setelah itu langsung pergi melayani para siswa yang lain nya.

"Nia . . aku itu masih penasaran deh. kamu tadi malam itu kemana sih?" Ucap Wulan yang bertanya kepada Tania.

"Aku ada kok." Jawab Tania yang kembali gugup saat mendengar pertanyaan dari Wulan.

"Ada gimana. Jelas - jelas tadi malam aku bolak balik masuk ke kamar mu untuk melihat mu tapi kamu nya nggak ada dan tadi pagi kan juga kamu baru pulang." Ucap Wulan seolah sedang menginterogasi sahabat nya.

Tania terdiam ia bingung harus mengatakan apa.

Bagaimana ini. Apa aku cerita aja ya sama Wulan. lagi pula dia kan sahabat ku.

Gumam Tania sembari mengerutkan kening nya yang saat ini mulai berpikir keras.

"Iya . . Ntar aku jelasin tapi nggak disini. Tunggu kita sampai di rumah baru aku jelasin ok." Ucap Tania sembari tersenyum kecut.

"Hmm, baiklah." Jawab Wulan sembari meminum Green Tea nya.

"Oya kamu kerja nggak hari ini?" Ucap Tania mengalihkan topik pembicaraan.

"Kerja." Jawab Wulan seraya menyantap makanan nya.

"Kamu masuk juga kan?" Ucap Wulan lagi seraya menatap ke arah Tania.

"Ya kerja lah . . Habis ini juga langsung berangkat." Ujar Tania seraya menghabiskan makanan nya.

"Aku sih satu jam lagi. Masih bisa nyantai hehe." Ujar Wulan sembari terkekeh kecil.

"Hmm, Enak ya yang masih bisa nyantai." Ujar Tania sembari mengambil tas yang ada disamping nya.

"Loh kamu mau kemana?" Tanya Wulan saat melihat Tania yang sudah berdiri seraya menyandang tas di bahu nya.

"Aku mau masuk kerja. karena hari ini kak roy nyuruh aku masuk lebih awal." Jawab Tania.

"Oh gitu." Ujar Wulan.

"Ya sudah lah. aku duluan ya." Tania pun akhir nya pergi dari sana dan meninggalkan Wulan sendirian menikmati sisa makanan nya di kantin.

Sedikit pemberitahuan.

Tania bekerja di salah satu cafe sebagai koki paruh waktu. itu ia lakukan agar ia bisa tetap hidup dan mencukupi kebutuhan nya. Sedangkan untuk kuliah dia sudah mendapatkan beasiswa dari kampus sampai kuliah nya selesai.

Wulan juga bekerja di tempat yang sama dengan nya. Namun disana Wulan berperan sebagai pelayan yang melayani para pengunjung Cafe dan mereka sudah bekerja hampir satu setengah tahun di sana.

***

Di luar kampus.

Tania berjalan dengan agak tergesa-gesa.

Ia berlari saat menyeberangi jalan untuk segera tiba di cafe nya. Namun saat ia sudah berada di tepi jalan tak di sangka-sangka sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke arah nya.

"Tin . . tin . . tin.!!"

Bunyi klakson mobil dari kejauhan namun seketika mobil tersebut kini telah berhenti di hadapan nya dan hampir menabrak nya.

"Sial.!!" Umpat Tania.

Ia lalu berdiri di pinggir jalan dengan menatap kesal ke arah mobil tersebut.

Pintu mobil terbuka dan sang pemilik keluar dari sana dan ternyata itu adalah Joe. Joe menatap ke arah Tania dengan tatapan tajam. Sedangkan Tania mulai merasa sangat familiar dengan wajah tersebut. Tania berusaha mengingat-ingat dimana sebelum nya ia pernah bertemu dengan Joe sebelum nya.

Tak berapa lama kemudian.

Kening nya mulai mengerut saat ia berusaha keras untuk mengingat sosok pria itu.

Wajah nya kemudian tampak terperanjat saat mangetahui pria tersebut adalah pria yang sama yang membawa nya ke apartemen malam tadi. Wajah nya semakin memerah saat kala ia telah mengingat bahwa pria yang berdiri disana adalah pria yang sama yang ia maki waktu itu. Pria yang tega meninggalkan kekasih nya di tepi jalan dan pria yang hampir saja merenggut kesucian nya.

"Hmm, bagimana aku bisa lupa denganmu. Kau adalah pria yang sama dan hampir saja merenggut kesucian ku. Untung saja nasib baik masih berpihak padaku sehingga kau tidak bisa melakukan nya.

Gumam Tania sembari menatap sinis kearah Joe.

"Kamu si tukang cabul!!" Maki Tania sembari menunjuk kearah Joe yang sedang berdiri di samping mobilnya.

"Hah, nggak nyangka kita ketemu lagi ya," Ucap Joe sembari tersenyum sinis

"Aku tau. Kau pasti sengaja kan ingin menabrak ku tadi." Ucap Tania ketus.

"Apa kau bilang? Aku sengaja menabrakmu. Haha, yang ada mobil ku yang lecet jika menyentuh tubuh hinamu itu." Ucap Joe sombong.

Tania semakin kesal saat mendegar ucapan yang keluar dari mulut Joe. Namun ia tahan karena ia tak mau terlihat konyol di jalan raya. Ia pun memilih berlalu tanpa menghiraukan setiap perkataan Joe kepada nya.

Sedangkan Joe yang melihat Tania pergi dengan sigap mengejar nya dan kemudian menarik tangan nya.

"Kau tidak apa apa kan, tidak ada yang terlukakan.?" Ucap Joe seraya memeriksa tubuh Tania.

"Jauhkan tangan kotor mu dari tubuhku berengsek!!" Maki Tania.

Joe pun melepaskan tangan nya.

"Kau mau kemana?" Tanya Joe.

"Bukan urusan mu!!" Ketus Tania.

Ia pun berlalu meninggalkan Joe di pinggir jalan. Lalu segera masuk kedalam Cafe tempat nya bekerja.

"Hmm, menarik. Kau adalah gadis pertama yang berani menolak ku.

Gumam Joe seraya tersenyum sinis.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!