“ah sakit..” rintih rena dalam mimpi “dasar sampah makan ini” kata yuli lalu menyumpali mulut rena dengan telur rebus busuk “hahaha” mereka tertawa melihat rena menderita sungguh rena tidak berdaya karena rena tidak memiliki kekuatan untuk melawan kejahatan mereka “rena bangun lah” kata ibunya lalu tangannya menggoyang goyang kan tubuh rena sehingga rena terbangun dari mimpinya.
“ibu..” ya rena langsung memeluk tubuhnya dan menangis di pelukannya sehingga ibunya keheranan namun juga panic “sayang ada apa kenapa kau sampai seperti ini?” Tanya ibunya namun rena tidak kunjung menjawabnya sebaliknya tangis rena pecah sehingga ibunya mengusap rambut rena dengan lembut “hiks hiks” lagi lagi rena menangis di hadapan ibunya, tangisan yang tidak biasa karena tangisan itu berasal dari hati rena yang sengsara.
“apa yang terjadi sayang?” Tanya ibunya pelan saat rena sudah mulai tenang “ibu maafkan aku, tapi apa boleh aku tidak sekolah hari ini?” pinta rena sehingga ibu menatap wajah rena yang tampak teduh itu lalu bibirnya tersenyum “baik lah, kau istirahat lah nanti kalo udah baikan kedapur lalu sarapan sekarang ibu pergi kerja dulu ya?” kata ibunya sehingga tersungging senyuman manis di bibir rena lalu kepala rena mengangguk.
“apa kau baik baik saja? Di sekolah apa terjadi sesuatu?” Tanya ibunya tiba tiba yang membuat rena kelabakan karena rena takut untuk berterus terang pasalnya rena baru masuk sekolah 3 hari yang lalu.
“ibu di SMA ternyata pelajarannya susah dan lagi banyak buku yang harus di beli jadi aku bingung karena itu ak..” ibunya tersenyum sehingga rena berhenti bicara karena wajah ibunya menunjukan ekspresi bahagia “ah tentang biaya sekolah kau tenang saja ibu yang urus dan kalo susah pelajarannya kau bisa belajar lebih giat lagi” kata ibunya sehingga rena tersenyum lalu menganggukkan kepala.
“ya sudah sekarang tenangkan dirimu ya, ibu pergi dulu..” selesai mengatakan itu ibunya langsung mencium kening rena sehingga kehangatan cintanya menusuk sanubari rena yang membuat rena merasa di penuhi cinta yang membuat hatinya tentram “ibu cepat pulang ya” guma rena saat melihat ibunya keluar dari kamar.
“ibu andai engkau tahu aku bukan kesulitan belajar tapi teman temanku menganggap diriku sebagai sampah sehingga mereka memperlakukan aku dengan kejam” ya itu lah kalimat yang ingin rena ucapkan namun rena takut hal itu membuat ibunya semakin sedih sehingga rena terpaksa berbohong untuk ketenangan hati sang ibu.
Kini rena sudah membersihkan rumah yang reot dan kecil ini lalu rena melepas bajunya yang basah karena keringat sehingga terlihat di paha dan lengannya luka memar yang membiru dan rasanya nyeri saat tersentuh “apa mereka akan berhenti ya kalo melihatku terluka separah ini” kata hati rena saat menatap luka itu lalu rena menatap buku yang tadi sudah dirinya keluarkan dari tas.
“kalo ibu tahu buku yang di belikan kemarin sudah sobek dan hancur gini pasti ibu sedih banget” kata hati rena saat menatap buku tulisnya yang rusak karena ulah teman teman sekelasnya sungguh rena pun tidak tahu apa sebenarnya salahnya kenapa rena di perlakukan lebih parah dari se ekor anjing yang hina padahal rena juga manusia tapi mereka tidak punya hati untuk menganggapnya ada.
“kruk kruk” tiba tiba perut rena berbunyi “ah ternyata aku lapar juga” kata rena sehingga dirinya langsung mengemasi buku dan memasukan kembali ketas lalu rena segera mengenakan baju dan segera kedapur namun saat rena membuka tudung nasi rena hanya menemukan sepotong roti tawar tanpa selai.
“ternyata sudah jamuran” kata rena saat menatap roti tawar itu namun rena langsung memakannya “lebih baik aku bantu ibu saja” rena pun langsung keluar dari rumah lalu segera pergi ke tempat pembuangan sampah karena di sana ibu berkerja menjadi pemulung “wuss” ini aneh padahal siang bolong namun rena merasakan angin berhembus kencang menyapa tubuhnya hingga membuat bulu kuduknya berdiri.
Sehingga rena menatap rumah tua yang megah namun tidak berpenghuni “ah ini Cuma perasaan ku saja” ya rena berkata seperti itu supaya dirinya tidak menjadi semakin takut dan rena segera melangkah kan kakinya menjauhi gerbang rumah itu.
“hihihi” suara tawa itu terdengar dari rumah itu saat melihat ekspresi wajah rena yang ketakutan tadi “huh huh huh” suara napas rena berat entah mengapa tubuhnya berlari begitu cepat karena merasa ada seseorang yang mengawasinya tadi saat rena melihat rumah tua itu padahal di rumah itu tidak berpenghuni selama puluhan tahun.
“rena kenapa kau kemari?” Tanya ibunya sehingga rena tersentak kaget karena tadi sedang melamun “ah ibu aku bosan di rumah, jadi biarkan aku membantu ya?” jawab rena lalu menunjukan puppy eyes nya sehingga ibunya merasa gemas dan langsung menganggukkan kepalanya “ya sudah tapi hati hati ya” kata ibunya sehingga rena tersenyum lalu mulai mencari sampah yang bisa di jual kembali bersama ibunya dan para pemulung lainnya.
“ibu ayo pulang udah mau magrib ini?” kata rena sehingga ibunya menganggukkan kepalanya “iya, ayo pulang sayang” sahut ibunya sehingga mereka pun berjalan bersama para pemulung yang lainnya “ibu emang gak takut kalo lewat jalan ini?” Tanya rena karena mereka hampir sampai di rumah tua itu “hmm kenapa harus takut?” Tanya balik ibunya sehingga rena tersenyum canggung dan tangannya langsung meraih lengan ibunya.
“rena kenapa kut sekali pegang tangan ibu?”
“hehehe gak apa apa bu, aku Cuma merasa gak enak saat lewat di rumah tua tadi” jawab rena jujur lalu rena melepas lengan ibunya karena sudah melewati rumah tua itu bersama yang lainnya “ah jangan takut rumah itu memang agak menyeramkan karena gak berpenghuni tapi gak ada apa apa kok di sana” kata ibunya sehingga rena menganggukkan kepalanya “tapi kau jangan coba coba masuk kesana ya?” pinta ibunya sehingga rena menatap wajahnya dengan heran.
“ibu di suruh pun aku gak akan mau kesana Cuma lewat di depan gerbangnya aja aku udah merinding”
“hehehe dasar ternyata anak ibu penakut ya?”
“ibu aku bukan penakut, aku Cuma parno kalo ketemu hantu” protes rena yang tidak hanya membuat ibunya tertawa namun para pemulung yang lainnya pun ikut tertawa sehingga rena cemberut “ibu mah malah ngakak berdosa banget” guma rena sehingga ibunya berhenti tertawa “iya sayang ibu Cuma bercanda” sahut ibunya santai dan mereka pun sudah sampai di rumah.
“byur byur” suara air yang di siramkan tangan rena ke tubuhnya lalu rena menggosok tubuhnya dengan sabun setelah selesai membersihkan rambutnya dengan sampo “wus” mata rena langsung membelalak saat merasakan angin kembali menyapa tubuhnya “ah gak ada apa apa” kata rena saat memperhatikan sekitarnya hanya ada dirinya seorang.
“byur Burr” rena segera membilas tubuhnya karena merasa jantungnya ingin lepas karena mulai ketakutan “wa..” selesai membalut tubuhnya dengan handuk rena langsung keluar dari kamar mandi dan langsung berlari menuju rumahnya karena kamar mandi berada di belakang rumahnya “brakk” ibunya tersentak kaget saat mendengar suara pintu di tutup dengan keras.
“rena kau kenapa?” Tanya ibunya panic saat menatap wajah rena yang tampak pucat “hehehe ibu ternyata mandi di waktu magrib menakutkan ya” jawab rena sehingga ibunya tertawa kecil “hmm padahal sudah berumur 16 tahun tapi kenapa kau masih takut, jangan takut kalo kau takut nanti malah di ganggu hantu loh” kata ibunya bercanda namun hal itu membuat rena terperanjat bukan main.
“ah ibu jangan membuatku tambah takut” sahut rena menunjukan rasa tidak sukanya “hehehe iya sayang, ya sudah sana gantilah baju nanti kau masuk angin” pinta ibunya sehingga rena pergi ke kamarnya dan langsung berpakaian baju tidur yang sudah lusuh “ha ah hari ini bentar lagi berakhir, besok aku sudah sekolah lagi” kata hati rena merasa takut namun juga tidak berdaya “rena..” mata rena membelalak mendengar suara memanggil namanya.
“ibu apa kau memanggilku?” Tanya rena saat keluar dari kamarnya dan mendapati ibunya sedang menyajikan makanan di meja “eh ibu baru mau memanggil mu?” kata ibunya yang membuat jantung rena kembali berdebar dan raut wajah rena memucat “sayang kau kenapa?” Tanya ibunya merasa keanehan pada rena sejak pulang dari tempat pembuangan sampah tadi.
“ibu aku dengar tadi ada yang memanggil namaku” jawab rena sehingga ibunya terkejut lalu mendekati rena yang masih berdiri itu “mungkin kau lelah jadi berhalusinasi, sekarang mari kita makan dulu” pinta ibunya sehingga rena menganggukkan kepalanya akhirnya mereka pun makan bersama dengan ber lauk kan tempe goring dan nasi.
Selesai makan rena kembali ke kamarnya untuk belajar “aku harus focus” kata rena lalu segera mengerjakan pr nya tiba tiba lampu plentong penerang kamarnya semakin kehilangan cahaya “ini apa karena udah tua jadi cahayanya makin redup ya, hmm kalo gini besok bisa bisa mati beneran” kata rena tidak bisa melihat sekelilingnya dengan jelas karena kurangnya pencahayaan di kamarnya tiba tiba rena langsung keluar dan berlari menuju kamar ibunya.
“ibu aku boleh gak tidur dengan ibu?” Tanya rena berharap lebih sehingga ibunya tersenyum “baik lah kau tidur lah sama ibu ya” jawab ibunya sehingga hati rena bergembira dan mereka pun akhirnya tidur bersama “hihihi” tiba tiba terdengar suara tawa yang menggelitik saat rena kembali menangis dalam tidurnya sedang ibunya tampak seperti orang mati tidak merasa terganggu dengan suara rintihan rena.
“rena bangunlah sayang” suara ibu terdengar samar namun berhasil membuat rena membuka matanya secara perlahan “ah sudah pagi ya bu?” kata rena lirih tiba tiba ibunya mengusap pipinya “sayang kau habis nangis?” tentu pertanyaan ibu berhasil membuat rena terkejut namun kepalanya langsung menggeleng “ibu tenang saja aku bermimpi buruk jadi mungkin aku menangis saat tidur” sahut rena berusaha menenangkan hati ibu.
“sayang kalo kau bermimpi buruk jangan lupa berdoa sebelum kau tidur” pinta ibunya sehingga rena tersenyum lalu mendudukkan diri “ya sudah sana mandi lalu bersiap siap berangkat sekolah” kata ibu sehingga rena melaksanakan perintahnya dan kini rena sudah berangkat ke sekolahnya dengan berjalan kaki.
“tadi malam aku mengingat semua tapi kenapa kalo aku nangis ibu tidak bangun apa ibu terlalu lelah ya?” rena masih kepikiran lalu matanya membelalak saat bermimpi semalam tepatnya saat rena di siksa oleh teman temannya telinganya mendengar suara tawa yang mengerikan namun anehnya rena tidak tahu siapa pemilik suara itu.
“ah sampai tidak sadar kalo udah sampai” kata rena saat keasikan melamun kini dirinya sudah masuk kedalam gerbang sekolah “dia datang tuh?” kata seorang siswa yang ikut menggerombol sehingga temannya yang paling manis tersenyum sadis menatap rena yang sudah masuk kekelas “biarkan dia bernapas dulu, baru kalo udah istirahat seret di kehadapanku aku tunggu di gedung rooftop” kata siswa yang tadi tersenyum sadis pada teman temannya.
“rena kenapa buku mu rusak gini?” kata guru saat melihat buku sampulnya tidak ada dan tertulis nama rena asmiranda “maaf bu buku saya rusak karena adik saya tidak sengaja memainkannya saat saya sedang membantu ibu masak” sahut rena membuat alasan diatas kebohongan sehingga guru pun menggelengkan kepalanya “jawaban mu benar semua tapi saya karena bukumu rusak jadi kau di kurangi nilainya” rena hanya mengangguk samar untuk merespon perkataan sang guru.
“sebenarnya mereka yang merusaknya” kata hati rena sungguh jika ingat bagaimana kejamnya teman sekelasnya yang bersengkongkol dengan yuli ketua osis di sekolah ini maka mat arena menjadi berkaca kaca karena ingin menangis.
“kring kring” bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba sehingga para siswa bergembira kecuali rena yang memilih tinggal di kelas karena merasa takut jika bertemu dengan geng tukang buli terlebih tak ada uang jajan sehingga lengkap sudah alasan rena untuk tetap duduk di bangkunya ini.
“brak” rena tersentak kaget saat sedang membaca buku tiba tiba pintu kelasnya di buka paksa “deg” dan jantung rena kembali berdebar saat segerombol kakak kelas menghampirinya “ayo ikut..” pinta lili siswa paling sadis kedua setelah yuli pasalnya mereka ada siswa paling berkuasa di sekolah ini “saya masih belajar” sahut rena lirih sehingga lili memutar bola matanya lalu tangannya dengan cepat menyambar buku yang di pegang tangan rena lalu melemparkan ke sembarang arah.
“ayo ikut” pinta lili sekali lagi sehingga rena segera menganggukan kepalanya dan langsung berdiri ikut para kakak kelasnya itu pergi “deg deg deg” jantung rena rasanya ingin meledak saat para siswa menatapnya sinis belum lagi rena juga di giring ke rooftop padahal rena phobia ketinggian.
“yul ini bocah cupunya udah datang” kata lili pada temannya sehingga yuli tersenyum lalu tangannya menyuruh mereka semua meninggalkan mereka berdua sehingga rena hanya berdoa dalam hatinya semoga tuhan menyelamatkan nya dari yuli ketos yang terkenal ramah namun di belakang yuli seperti iblis yang kejam.
“kenapa kau kemarin gak sekolah?” Tanya yuli masih duduk di pembatas gedung dengan santai “saya membantu ibu saya cari uang” jawab rena lirih sehingga yuli menatap wajahnya yang sudah pucat itu lalu tersenyum sadis “mana uangnya?” pinta yuli yang membuat rena terperanjat karena rena tidak memiliki uang sekarang.
“sudah habis untuk beli sarapan bersama ibu” kata rena serak bahkan bibirnya sampai bergetar karena yuli mulai beranjak dari tempat duduknya dan kini melangkah mendekati rena yang sudah ketakutan setengah mati “hmm kenapa wajahmu itu lucu banget sih, aku jadi bersemangat untuk merusaknya” kata yuli yang membuat jantung rena serasa ingin lepas dari tubuhnya sedang yuli langsung tersenyum manis karena begitu bahagia melihat ekspresi wajah rena yang sudah berputus asa.
“makanya jangan miskin dan jangan lemah jadi aku menjadikan mu target kan?” kata yuli yang berhasil membuat rena mengangkat kepalanya sehingga wajah mereka berhadapan sesat karena rena kembali menundukkan kepalanya tidak kuat matanya melihat ekspresi wajah yuli yang menggila itu.
“aku ada hadiah untukmu” kata yuli lalu mengambil pisau kater dari jaketnya sehingga rena terkejut dan reflek kakinya melangkah mundur karena takut benda tajam itu melukainya “ah kenapa kau menjauh padahal aku sudah mendekatimu, dasar ngeselin” kata yuli lagi yang membuat rena akhirnya menangis karena saat rena terus melangkah mundur yuli melangkah maju sehingga tubuh rena kini membentur tembok pembatas dan pergerakannya terkunci karena yuli yang bertubuh tinggi itu sudah berdiri di depannya dengan jarak yang dekat.
“coba kau gambar bintang di lengan mu pake kater ini katanya kau jago menggambar?” pinta yuli yang membuat rena semakin terisak dan langsung menggelengkan kepalanya “hiks hiks” mulut rena tidak sanggup bicara karena terlalu takutnya dirinya belum lagi isakan tangisnya yang pecah berhasil membuat dirinya kehilangan kendali untuk menenangkan diri.
“ah baik lah kalo kau gak mau biar aku yang menggambarnya” tiba tiba tangan yuli menarik paksa tangan rena “srees” mata menyipit sebelah saat rasa nyeri dan perih mendominasi tubuhnya “ah sakit kak” keluh rena dengan suara lirih namun yuli semakin asik memainkan kater tajam itu di kulit rena sehingga rena mulai sempoyongan karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini.
“brukk” tubuh rena terduduk di lantai dan tangan kirinya kini berlumuran darah karena luka itu cukup dalam tiba tiba yuli jongkok kan tubuhnya dan menatap wajah rena yang sudah pucat itu dengan tatapan mata sadis “jangan mati, ini belum seberapa” ya itulah kalimat yang di ucapkan oleh yuli sebelum rena kehilangan kesadaran setelah memastikan rena benar benar pingsan yuli pun segera melangkah kan kakinya turun dari rooftop.
“wuss” yuli langsung tersentak kaget saat merasakan hembusan angin menyapa tubuhnya “gila kenapa aku merasa takut ya padahal ini siang bolong?” kata yuli merasa aora di tangga ini begitu mencekam karena begitu sepi dan cahaya redup tidak seperti saat biasanya namun yuli tidak ingin terus berpikir karena yuli ingin segera memberitahu teman temannya supaya mereka menolong rena yang pingsan.
Rena perlahan membuka matanya “ah ini dimana?” Tanya rena dalam hatinya saat melihat ruangan yang tampak seperti ruang rawat “kau sudah sadar?” rena terkejut saat melihat seorang dokter menghampirinya “dok saya kenapa?” dokter tidak langsung menjawab pertanyaan rena karena bibirnya sedang tersenyum yang membuat rena semakin keheranan.
“kau di uks kakak kelasmu menemukan mu hendak bunuh diri?” rena tentu terkejut dengan perkataan dokter dan berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya kehilangan kesadaran “saya gak mengingatnya tapi saya gak mungkin bunuh diri dok?” protes rena sungguh sungguh sehingga dokter itu menganggukkan kepalanya “baik lah kalo kau berpikir begitu, tapi kau harus hati hati ya jangan lagi main benda tajam lagi” kata dokter sehingga rena menganggukkan kepalanya.
“sekarang istirahat lah dulu”
“baik dok..” kata rena sehingga dokter itu meninggalkannya “aku harusnya bisa mengingatnya tapi kenapa aku benar benar lupa?” ya harusnya rena tahu apa yang terjadi sehingga rena bisa menjelaskan kepada semuanya namun na as ingatan itu terhapus begitu saja di otaknya seolah luka ini ada dengan sendirinya.
“wuss” mata rena kembali membelalak saat merasakan angin yang berhembus lembut menyapa tubuhnya “kenapa sekarang aku sering merasa di sentuh orang padahal aku sedang sendirian?” rena merasamerinding sungguh sejak rena kembali pulang dari tempat pembuangan sampah rena selalu merasa ada yang mengawasi dirinya terlebih hembusan angin yang tidak biasa ini telah membuat semuanya semakin aneh.
“kalo aku pulang nanti aku harus bicara apa sama ibu?” Tanya hati rena kembali memikirkan luka di tangan kirinya “sreekk” tiba tiba ada yang membuka korden penutup tempat tidur sehingga kepala rena menoleh “deg” jantung rena seolah ingin lepas dari tubuhnya saat melihat sosok siswa yang paling di takutinya menghampirinya.
“kau benar tidak mengingat nya?” Tanya yuli dengan wajah serius “maksud kakak?” Tanya balik rena dengan wajah yang tegang sehingga yuli tersenyum manis namun tatapan matanya begitu tajam seolah ingin membunuh rena di tempat “ah ini aneh tapi aku senang kalo kau gak ingat semuanya” kata yuli sehingga rena berani menatap wajah yuli yang cantiknya itu.
“aku tidak mengerti maksud kakak?” kata rena lirih dan kembali menundukan kepalanya karena merasa ketakutan sehingga yuli tersenyum sadis beruntung rena tidak melihatnya “sekarang aku cukup puas, hmm besok lagi mari kita main lagi ya rena?” sahut yuli ramah namun hal itu berhasil membuat rena tersentak.
“kakak tolong biarkan aku belajar dengan tenang di sekolah ini?” pinta rena lirih sehingga yuli tidak bisa mendengarnya “kau bicara apa?” Tanya yuli mendekatkan wajahnya ke wajah rena yang tertunduk itu bahkan poni rambutnya sampai menutupi matanya yang sudah berkaca kaca itu “ti.. tidak kak, aku Cuma mau bilang aku masih merasa sakit” jawab rena dan mulai menjauhkan wajahnya itu sehingga yuli tiba tiba menarik lehernya sehingga kening rena membentur kening yuli cukup keras.
“aw..” rena sedikit tersentak juga merasakan sakit berbeda dengan yuli yang tampak biasa saja “jangan sakit, karena aku suka melihatmu sakit apa lagi sampai kau menangis” kata yuli sehingga membuat rena terkejut dan reflek sehingga kedua tangannya mendorong pundak yuli dengan keras “aku bilang berhenti?” teriak rena dengan suara parau karena rena sudah menangis sekarang sedang yuli tampak melongo melihat ekspresi wajah rena yang kacau itu.
“buhahaha” tiba tiba yuli langsung tertawa lepas yang membuat rena terkejut “deg” mata rena langsung membelalak saat dan jantungnya langsung berdebar kencang saat melihat ekspresi wajah yuli yang menggila itu bahkan tubuh rena langsung gemetar karena sangat ketakutannya dirinya “kau itu benar benar lucu ya, ah sampai aku benar benar gila sekarang rasanya tanganku ini ingin mencabik cabik tubuhmu hingga hancur” kata yuli menunjukan jati dirinya yang sebenarnya sehingga rena tampak tidak berdaya karena rena sudah menjadi target keganasan yang psikopat cilik ini.
“hmm tapi kau tenang lah, aku gak akan membunuhmu dengan cepat karena aku ingin menghancurkan mentalmu dulu baru merusak tubuhnya hingga tidak tersisa lagi?” kata yuli lalu tersenyum sadis sehingga rena semakin terisak “Pyaar” tentu rena dan yuli langsung terkejut saat mendengar suara fas bunga terjatuh padahal tidak ada angin kencang atau hewan yang lewat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!