"Selangkah lagi kau keluar dari pintu manison ini untuk menemui pria itu, maka kau akan melihat mayat ku terbujur kaku di hadapan mu," ucap tuan Morgan kepada seorang perempuan muda yang saat ini berdiri di hadapan nya dengan gemetar.
Tuan Morgan, memegang sebuah pistol yang kini di arah kan nya di kepala nya.
Alzena yang melihat itu gemetar, kaki nya tidak sanggup untuk melangkah lagi karena jujur saja dia sangat menyayangi sang papa, sejak mama nya meningal dia tidak memiliki siapapun kecuali sang papa.
"Pa, jangan, aku mohon lepas kan pistol nya jangan seperti ini ku mohon," ucap nya dengan gemetar khawatir jika sang papa akan benar-benar bunuh diri.
"Alzena Morgan" seorang gadis muda yang cantik, kini berdiri di hadapan papa nya yang terkenal kejam, gadis itu berniat kabur dari mansion untuk kawin lari bersama sang kekasih,yang sudah tiga tahun menjalin asmara dengan Alzena tampa persetujuan sang papa.
Namun tampa sepengetahuan Alzena, papa nya sudah menjodohkan nya dengan laki-laki lain, ya itu "Elgara Aidenio" laki-laki yang di pilih sang papa untuk menjadi suami nya Alzena.
"Elgara Aidenio" kerap di panggil dengan sebutan Gara, atau tuan muda gara, dia adalah seorang pewaris tunggal perusahaan Aidenio grup, perusahaan terbesar di kota itu, sangking besar nya perusahaan tersebut sampai ada cabang di luar kota.
"Jika kau masih ingin melihat papa hidup dan bahagia, maka lakukan apa yang papa perintah kan," jawab sang papa lagi.
"Pa, mengapa papa menghalangi kebahagiaan ku? Aku mohon tolong biar kan aku menikah dengan David aku mohon pa, turunkan senjata mu itu." Alzena terlihat sangat sedih dengan perilaku papa nya.
"David, David dan David, apa kau tidak memikirkan bagaimana kedepan nya nasip mu jika kau menikah dengan laki-laki miskin yang tidak berguna itu? Apa kau ingin hidup dalam kemiskinan, ingat lah Alzena selama ini kau hidup penuh harta aku tidak yakin kau bisa menjalankan kehidupan sehari-hari dengan David yang kelaurga nya tidak jelas usul asal nya itu," marah sang papa dengan mata memerah menatap Alzena.
"Dia memang tidak kaya pa, tapi dia baik, dan aku mencintai nya, dia juga punya kelaurga dia punya ibu, dia bukan orang yang papa bilang tidak jelas kelaurga nya!" jerit Alzena memarahi papa nya.
"Kau sudah kurang hajar sejak kau kenal dengan kelaurga nya, aku tidak habis firkir," ucap sang papa lagi.
"Pah, papa tidak mengenali nya, bahkan papa menolak dia saat dia ingin bertemu papa, jadi bagaimana bisa papa menilai keluarga nya dengan begitu buruk, pa, ibu nya sangat baik, aku sudah dekat dengan ibu nya, meskipun dia tidak punya ayah" jelas Alzena dengan air mata yang mengalir deras menatap sang papa, berharap papa nya memberikan belas kasihan kepada nya.
"Tidak, tetap tidak, sekarang masuk ke kamar atau aku ..." ucap sang papa yang mulai mengarah kan pistol itu kembali ke kepala nya sendiri.
"Aku benci papa!" Jerit Alzena yang kemudian mau tidak mau berlari kembali ke kamar nya yang ada di lantai atas mansion dengan tangisan yang sangat amat menyayat hati.
Sang papa pun tersenyum miring, melihat bagaimana Alzena memilih dirinya, di bandingkan laki-laki itu.
"Jangan sampai Alzena kabur, perketat penjagaan dan juga, jangan sampai laki-laki sampah itu datang ke mansion ku," ucap tuan Morgan kepada dua bodyguard nya.
"Baik boss," jawab dua orang itu yang kemudian bergegas menjalankan tugas mereka.
Sementara itu, tampa Alzena ketahui, pistol yang di pegang sang papa hanya lah pistol kosong tanpa peluru di dalam nya.
Sementara itu Alzena kini mengurung diri nya di dalam kamar, ia pun menangis sejadi-jadinya mengingat David yangs saat ini pasti sudah menunggu nya di stasiun kereta api.
Dua hari yang lalu
Flashback on
"Alzena, apa kau serius ingin kawin lari dengan ku?" tanya David sambil mengengam erat kedua tangan Alzena.
"Iya, aku serius, sebelum papa ku melakukan tindakan aneh, aku khawatir dia akan menjodohkan aku dengan laki-laki lain, David aku hanya mencintai mu, dan aku sudah berjanji kepada ibu mu untuk selalu bersama dengan mu," jawab Alzena panjang lebar.
"Aku juga mencintai mu, aku bahkan sang mencintai mu, tapi aku khawatir papa mu akan melakukan sesuatu kepada kita nanti," jawab David ragu dan khawatir atas keputusan yang ingin mereka jalankan.
"David" dia adalah laki-laki yang di cintai oleh Alzena dalam tiga tahun lama nya, namun selama hubungan itu berjalan, sang papa ya itu papa Morgan tidak pernah merestui mereka karena tau jika David itu laki-laki miskin yang tidak jelas kelaurga nya, dia tidak mau Alzena menderita jika menikah dengan David.
David adalah seorang anak yang lahir tanpa ayah, ibu nya sudah berkali-kali melarangnya agar menjauhi Alzena, namun saat Alzena datang ke rumah nya, dia sangat terpesona akan kebaikan Alzena yang bisa menerima David dengan setulus hati, ia pun akhirnya jadi Sayang kepada Alzena dan meminta Alzena agar selalu ada untuk David dan menjadi istri nya David.
"Jangan khawatir, aku akan kabur malam, kau tunggu aku di stasiun kereta, tapi sebelum itu apa ibu sudah tau rencana kita?" tanya Moza lagi.
David terdiam setelah mendengar pertanyaan Moza barusan, dia pun mengingat saat ia mengatakan hal ini kepada sang ibu.
"Ibu, aku akan Kawin lari dengan Alzena, setelah kami menikah baru lah kami akan kembali, saat itu mungkin papa nya Alzena tidak lagi bisa membantah cinta kami yang sudah memiliki ikatan," jelas David.
"Astaga, David, kau begitu nekat nak? Apa kau sudah meminta persetujuan Alzena tentang ini?" tanya ibu nya David yang khawatir akan rencana gila sang anak.
"Iya, ibu dia sudah tau dan menyetujui nya," jelas David lagi.
"Ya tuhan, ibu tidak bisa berkata apa-apa, tapi ibu tidak akan pernah melarang apapun yang menyangkut dengan kebahagiaan mu," jawab sang ibu lagi.
Ibu nya cukup tau tentang bagaimana David yang tidak pernah bahagia sebelum menemukan Alzena, dan bagaimana bahagia nya David setelah menjalani hubungan dengan Alzena yang baik.
Melihat David yang diam, Alzena pun menepuk pundak nya dan kembali bertanya
"Apa kata ibu mu?" tanya Alzena kembali mengulang pertanyaan nya.
"Ibu setuju, kau tahu sendiri bagaimana ibu sangat menyayangi mu," jelas David sambil menampilkan senyum kepada Alzena.
"Bagus lah, kalau begitu kita harus segera siap-siap," jawab Alzena terlihat sangat bersemangat.
"Alzena, aku ada satu pertanyaan untuk mu,"
"Apa itu?" tanya Alzena seketika kembali duduk di sebelah David.
Saat ini mereka sedang berada di taman, tempat rahasia mereka bertemu dan menjalin kasih sepanjang hari.
Bersambung ....
"apa kau sudah siap? Hidup dengan laki-laki miskin seperti ku? Apa kau juga sudah siap menerima semua resiko yang akan terjadi nanti?" tanya David memastikan.
"Aku siap," jawab Alzena yang saat itu hati nya sudah mantap dengan pilihan nya.
Mendengar ucapan Alzena, David pun memeluk nya, dia sangat salut dengan sang kekasih yang begitu kekeh memperjuangkan hubungan mereka.
Flashback off
"Hiksss, David maaf kan aku, aku tidak bisa bertemu dengan mu, ponsel ku bahkan sekarang ada di tangan papa, maaf kan aku tidak bisa menepati janji ku," ucap Alzena yang kini berdiri di balkon kamar nya sambil menangis ia juga melihat banyak anak buah sang papa yang sedang berjaga-jaga di gerbang mansion.
Cinta, dia memang sangat mencintai kekasihnya lebih dari apapun, tapi dia juga mencintai sang papa, jika apa yang dia lakukan membuat papa nya kehilangan nyawa, ini sama saja dia menjadi anak durhaka dan mama nya pasti akan membeci nya di alam sana.
Sementara itu di sisi lain, tepat nya di stasiun kereta api.
"Di mana Alzena? Mengapa dia belum juga datang? Ini sudah jam sembilan, dan sebentar lagi kereta api nya akan segera berangkat," ucap David memegang dua tiket dia juga membawa tas dan banyak makanan untuk Alzena selama di perjalanan.
Dia juga sudah mencoba menghubungi Alzena beberapa kali, namun nomer nya sama sekali tidak aktif.
Dua puluh menit pun berlalu, David semakin gelisah karena sepuluh menit lagi, kereta api itu akan segera berangkat.
"Alzena, apa kau sengaja mempermainkan aku? Kau mengingkari janji mu pada ku?" ucap David mulai lemah dengan keadaan saat ini.
"Apa kau menunggu Alzena?" ucap seseorang yang kini tiba-tiba berdiri di hadapan David.
David yang saat itu fokus dengan ponsel nya kini menatap orang yang sudah berdiri di hadapan nya.
"Tu,tuan Morgan," ucap David gemetar dan ketakutan saat melihat tuan Morgan berdiri di hadapan nya.
"Kau yang bernama David bukan? Beraninya kau mengajak putri ku untuk kabur bersama mu, kau benar-benar laki-laki yang tidak punya tata Krama dan tidak punya moral," ucap tuan Morgan.
Ya tuan Morgan yang memiliki banyak anak buah tentu tau segalanya, termasuk David yang sedang menunggu Alzena di stasiun
"Tuan, aku mencintai Alzena, aku mohon tolong restui kami," ucap David berharap.
"Berapa uang yang kau inginkan? Katakan, aku akan memberikan asal kau menjauhi anak ku, dan jangan mencoba meracuni pikiran nya, ingat lah, kasta kita berbeda, aku tidak akan bisa membiarkan dia menikah dengan laki-laki miskin, dia sudah aku jodohkan dengan laki-laki yang tepat, jadi aku mohon jauhilah anak ku," ucap papa Morgan dengan perawakan galak nya yang tidak pernah gagal membuat orang gemetar.
"Aku tidak mau uang, aku hanya mencitai nya, dan aku tau aku penuh kekurangan, tapi terima kasih, sudah mengatakan ini kepada ku," jelas David mulai putus asa.
"Bagus, jangan sampai aku melihat wajah mu lagi menggangu nya, dia akan segera menikah dengan pilihan ku, jika kau masih melakukan nya, maka aku tidak akan segan-segan membuat keluarga mu menderita!" tekan papa Morgan dengan telunjuk yang kini menujuk wajah David.
"Jangan bawa-bawa kelaurga ku tuan, baik lah, kau tidak perlu memberikan aku uang, hinaan mu sudah cukup untuk membuat aku pergi dari hidup kalian, kalau begitu aku permisi," ucap David yang menyimpan sejuta rasa sakit hati dan kecewa atas apa yang di sampaikan oleh papa nya Alzena.
David kecewa karena hinaan yang di terima nya dari papa Morgan, dia tidak menyangka hati nya akan sesakit ini setelah menerima ucapan tersebut.
Ia pun memutuskan untuk kembali ke rumah nya dengan air mata yang membasahi pipi, seorang laki-laki seperti David kini menjatuhkan air matanya dengan hati yang seperti di tusuk beribu panah, dia mengira jika Alzena adalah obat dari luka nya, namun ternyata Alzena adalah luka terbesar yang di berikan kepada nya.
Tidak butuh waktu lama, David pun tiba di rumah nya dengan hati hampa.
Ibu nya yang kaget melihat kepulangan David pun bergegas menghampiri nya.
"David, mengapa kembali? Di mana Alzena? Dia bersama mu kan?" tanya ibu nya David yang sudah sangat berharap atas Alzena yang akan menjadi menantu nya.
Bukan nya menjawab, David malah bersimpuh di depan ibu nya dengan lemah, sang ibu yang melihat itu pun sontak kebingungan dan ikut berlutut di hadapan David.
"Nak, apa yang terjadi? Ayo katakan?" tanya ibu nya David sambil memegang wajah David.
"Ibu, Alzena tidak datang, dan yang datang adalah papa nya, tuan Morgan dia menghina dan mengatakan jika Alzena tidak boleh menikah dengan ku, dan dia juga mengatakan Alzena akan segera menikah dengan laki-laki kaya, pilihan tuan Morgan," ucap David panjang lebar dengan air mata yang menetes membasahi pipi nya.
Ibu nya David sontak kaget, dengan apa yang di ucapkan oleh David barusan, dia yang memang memiliki penyakit jantung pun segera terkena serangan jantung setelah mendengar apa yang di cerita kan oleh sang putra kesayangannya.
"Ah, ah, jantung ku!" ucap ibu nya David segera terbaring di lantai.
"Ibu! Ibu apa yang terjadi? Ibu sadar lah ibu!" ucap David panik yang melihat ibu nya tergeletak terkena serangan jantung dadakan setelah mendengar cerita nya.
"Ibu!"
David beberapa kali memagil dan menguncang tubuh ibu nya, namun setelah dia memeriksa denyut nadi ibu nya, ternyata sang ibu sudah menghembuskan nafas terakhir karena kaget dan terkena serangan jantung dadakan.
"Ibuuuuuu!" Jerit David dengan air mata bercucuran dan mangku kepala sang ibu yang sudah tidak bernafas lagi.
Ya ibu nya David sudah meningal.
Kini kehancuran David tidak hanya sebatas hubungan percintaan, tapi juga di tingal mati oleh satu-satunya orang yang menjadi penguat nya selama ini, jeritan pilu itu mewakili kehancuran hati David saat ini.
"Aku pasti kan kalian akan menyesali ini!" ucap nya dengan mengeratkan gigi menahan amarah.
Seminggu pun berlalu.
Setelah kepergian sang ibu David memutuskan untuk menjual rumah nya dan pergi dari kota itu, entah untuk selamanya atau sementara.
Masalah tentang David pun akan author hilang kan dulu, kini kita akan berfokus pada kisah selanjutnya, ya itu kehidupan baru antara Alzena dan laki-laki pilihan papa nya.
Tok ... tok ... tok ...
"Nona! Nona Alzena!"
Seorang pelayan tengah mengetuk-ngetuk pintu ruang rias pengantin yang kini di tempati oleh Alzena
"Masuk lah," jawab Alzena dengan suara serak nya.
Prias pengantin terlihat kewalahan merias wajah Alzena, karena setiap selesai merias nya, maskara atau bendak akan luntur saat Alzena menangis.
Bersambung ....
"Aduh nona, sudah jangan menagis lagi, ini sudah kesekian kalinya aku merias wajah mu," bujuk sang MUA kepada Alzena.
"Nona, dia benar, dan sekarang sudah waktunya nona untuk turun, para tamu sudah berdatangan dan pendeta juga sudah siap," ucap pelayan pribadi Alzena.
"BI, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku kenal, ku mohon tolong aku," ucap Alzena dengan mata semabab dan sedikit bengkak.
"Maaf nona aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku juga hanya sekedar pelayan, aku tau bagaimana sakit nya nona, tapi ini mungkin yang terbaik untuk nona," ucap pelayan nya Alzena berusaha keras membujuk Alzena.
Selang sepuluh menit kemudian, akhir nya Alzena pun luluh,dia pun di rias kembali dengan sangat cantik oleh MUA dan keluar dari ruangan tersebut.
Ini adalah pesta pernikahan termegah yang pernah ada, tamu nya begitu banyak, bukan hanya orang terpandang, tapi juga orang-orang dari kalangan bawah di undang ke pesta tersebut.
Alzena yang terbalut gaun pengantin berwarna putih, berjalan pelan di gandeng sang papa menuju altar,gaun indah yang gemerlapan membuat dirinya seperti seorang putri kerajaan yang sangat cantik.
Semua mata tertuju ke arahnya dengan kagum mereka seolah tak percaya jika tuan Morgan memiliki seorang anak secantik ini.
Terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap, tinggi perawakan nya begitu gagah terlihat, serta wajah tampan paripurna dengan tubuh di baluti jas hitam, menambah kegagahan yang di miliki nya.
"Mereka sangat cocok, tuan muda Gara dan juga nona muda kelaurga Morgan yang terpandang, betapa kaya nya kelaurga ini," bisik para tamu.
Sementara Alzena hanya menundukkan kepalanya tak ingin di tatapan siapa pun termasuk papa nya sendiri.
Ia juga belum melihat jelas bagaimana wajah orang yang sebenar lagi akan bersetatus suami nya.
Namun berbeda dengan Alzena yang berjalan pelan sambil menunduk, di depan nya, Elgara sedang menatap dalam ke arah Alzena.
Seketika Gara mengingat hal yang terjadi beberapa hari lalu.
Flashback on
"Menikah lah dengan putri ku, karena hanya kau yang bisa aku percaya untuk memiliki nya," ucap papa Morgan kepada Gara yang saat itu datang ke kantor nya papa Morgan atas undangan untuk diskusi tentang sebuah proyek besar.
Dan ternyata ini adalah proyek besar itu.
"Apa? Om, apa saya tidak salah dengar?" tanya Gara kaget sampai-sampai ponsel yang ada di tangan nya terlepas.
"Ya, karena hanya kau kah yang bisa aku percaya untuk mencintai nya dengan tulus, bukan karena dia pewaris tunggal kelaurga kami," ucap papa Morgan dengan wajah serius nya.
Pucuk di cinta ulam pun tiba, sebenarnya, Gara kaget bukan karena dia tidak suka, namun hal ini lah yang sempat terbenak di pikiran nya, melamar Alzena untuk menjadi istri nya karena sudah lama ia terpikat akan wanita cantik pewaris keluarga Morgan itu.
Sejak lama, papa Morgan dan Gara memiliki hubungan baik karena, dulu nya tuan Aidenio, papa nya Gara adalah sahabat dekat nya papa Morgan, namun papa nya Gara sudah lama meningal dan kini Gara hanya menjadi yatim piatu kaya raya karena mama nya juga sudah meningal, namun Gara bukan lah orang semabrangan dia juga adalah seorang pewaris kelaurga Aidenio.
"Gara, kau tau sendiri aku sudah tua, dan mungkin aku tidak lama lagi akan pensiun dalam mengurus perusahaan, jadi aku akan memberikan semua ini kepada mu setelah kau menjadi suami dari Alzena, aku mohon tolong bantu aku karena aku tidak ingin Alzena menikah dengan orang yang hanya akan membuat nya tersiksa nanti," jelas papa Morgan dengan penuh harapan.
"Om, aku tentu tidak akan bisa menolak kesempatan ini, aku juga sudah tertarik dengan nya, saat beberapa kali bertemu dalam perjamuan yang di adakan perusahaan," ucap Gara dengan wajah memerah menahan malu.
Papa Morgan yang mendengar itu sontak hampir tidak percaya, karena ternyata Gara sudah menaruh perasaan kepada Alzena sebelum nya, hal ini akan lebih mudah tentunya.
Setelah itu mereka pun berdiskusi panjang lebar, dan mengatur semua yang perlu di atur dan pernikahan kilat pun akhirnya terjadi.
Flashback off.
Upacara pernikahan pun akhirnya di langsung kan, setelah melewati beberapa proses dengan pendeta di atas altar, Gara dan Alzena pun kini resmi menjadi sepasang suami istri.
Usia Gara yang saat ini menginjak tiga puluh tahun, sementara Alzena baru saja belum lama ulang tahun yang ke dua puluh lima tahun, mereka terpaut lima tahun.
Dengan mata semabab, Alzena di paksa harus memasang kan cincin di jari Gara setelah Gara selesai memasangkan cincin tersebut kepada Alzena.
Sedari tadi Alzena hanya menuduk tidak ingin menatap Elgara bahkan saat dia memasang kan cincin.
"Selanjutnya, bagaimana jika kita meminta sepasang suami istri ini untuk menyatukan cinta mereka dengan sebuah ciuman?" tanya pendeta.
"Tentu," ucap Gara sambil tersenyum.
Sementara itu Alzena rasanya ingin kabur saja dari atas altar tersebut.
Namun mana mungkin karena sang papa sedang melihat nya dari bawah bersama ratusan tamu.
Sorakan pun mulai terdengar agar Gara mencium bibir Alzena untuk pertama kalinya.
Gara pun memegang pelan pinggang Alzena dan kemudian memegang dagu nya, agar Alzena menatap wajah nya.
Mata itu terlihat sangat redup dan tidak bersemangat, tentu Gara tau Alzena melakukan ini karena terpaksa, namun dia tidak mempedulikan nya,yang penting satu hal, dia mencintai Alzena dan akhirnya mendapatkan Alzena tampa harus bersusah-susah lagi.
Mata Alzena seolah tidak ingin bibir Gara menyentuh bibir nya, ini adalah ciuman pertama nya, namun siapa peduli, toh Alzena adalah istri nya.
Gara pun kemudian mencium lembut bibir Alzena di sertai tepuk tangan meriah dari ratusan tamu serta papa nya Alzena.
Mau tidak mau Alzena memejamkan mata nya meskipun mata itu mengeluarkan bulir bening yang cukup bisa di rasakan oleh Gara.
Beberapa jam kemudian, pesta pun selesai dan kini tiba lah di mana Alzena harus segera di boyong ke mansion Gara.
"Papa," lirih Alzena sambil menatap mata papa nya.
"Semuanya sudah selesai?" tanya Gara kepada para pelayan mansion Moza yang membantu memuat barang-barang Moza ke dalam mobil sport putih yang masih di hiasi bungga di depan nya, pertanda itu adalah mobil pengantin baru.
"Alzena, ayo nak pergi lah, Gara sudah menunggu mu," ucap papa Morgan memegang tangan Alzena dan menuntun nya untuk berjalan menghampiri Gara.
"Pa, kenapa aku tidak tinggal di sini saja? Aku takut" ucap Alzena dengan polos sambil menatap Gara yang kini tengah menatap nya dari jauh.
"Astaga, apa yang kau takut kan? Kau sudah menikah mana mungkin tingal beda rumah dengan suami mu, aku bisa datang ke sini kapan pun kau mau sayang ku," ucap papa Morgan membujuk Alzena sambil memegang pipi nya.
Sementara itu Gara yang melihat istri dan papa mertua nya pun menghampiri mereka.
Bersambung ....
Jangan lupa bintang lima nya, like dan komentar nya ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!