NovelToon NovelToon

Mengasuh Anak Genius Pak Duda

Pindah Tugas

"Namanya Roro Fitria, perawat magang dan sepertinya cocok dengan kriteria yang Anda cari," ucap seorang lelaki yang bekerja sebagai asisten dokter.

Dokter yang melihat profil gadis yang bernama Roro itu menganggukkan kepalanya.

"Beri dia pekerjaan itu," balas sang dokter kemudian.

Sementara Roro sendiri tengah berlarian dan berusaha bersembunyi dari kejaran gerombolan laki-laki yang mencarinya.

Roro tidak boleh tertangkap atau mereka akan melakukan hal yang tidak dia inginkan.

"Kapan mereka akan berhenti mengejarku?" gumam gadis itu seraya bersembunyi di tempat yang notabene sering dibuat untuk pembuangan sampah.

"Ish, di sini sangat bau!"

Namun, Roro harus tetap bersembunyi tanpa ketahuan dari para bandit yang mengejarnya.

Para bandit itu adalah penagih hutang, sebenarnya semua hutang itu berasal dari ayahnya yang suka bermain judi.

Sudah sering kali Roro membayar hutang ayahnya dari hasil dia bekerja serabutan selama sekolah tapi tidak pernah cukup dan parahnya ayah Roro terus mengulangi kesalahan yang sama.

Karena lelah, Roro memutuskan pindah ke kota lain dan melamar pekerjaan setelah dia lulus dari sekolah keperawatan.

Beruntung gadis itu diterima di rumah sakit Brisek, rumah sakit taraf internasional dengan gaji yang bisa memenuhi kebutuhan Roro.

Namun, entah dari mana rentenir bisa mengetahui informasi mengenai Roro sampai mengejarnya di kota itu.

"Aku baru saja magang jadi tolong jangan menggangguku," pinta Roro dalam hatinya. Kali ini dia ingin mempunyai pekerjaan sesuai dengan bidang yang dia kuasai.

Dan sepertinya malaikat keberuntungan memihak gadis itu karena para bandit yang mengejarnya sudah pergi.

Roro segera pulang ke tempat kosnya dan mandi.

"Hari ini mungkin aku bisa menghindar tapi bagaimana dengan besok?" gumam Roro yang meratapi nasib buruknya. "Andai saja ada tempat bersembunyi yang aman!"

Tanpa gadis itu duga, keesokan harinya saat Roro kembali bekerja, dia dipanggil ke ruangan dewan rumah sakit.

"Apa aku melakukan kesalahan?" Roro jadi takut sendiri. Dia tidak ingin dipecat.

Selama masih magang, dia bekerja sebaik mungkin dan tidak peduli dengan badannya sendiri yang kadang kelelahan.

"Apa rentenir itu menagih hutang ayah melalui pihak rumah sakit?" Roro terus bermolog dengan dirinya sendiri.

Pikiran-pikiran negatif itu hilang ketika Roro diberi sebuah dokumen perjanjian kerja.

"Kalau setuju, kau bisa menandatangani surat ini," ucap asisten dokter yang diperintah sebelumnya.

Roro membaca dengan seksama dokumen perjanjian itu, disebutkan bahwa Roro dipindah tugaskan untuk merawat seorang nona muda dan tinggal di tempat nona muda itu sampai sembuh.

Dikatakan juga Roro akan menerima gaji dua kali lipat ditambah uang lembur.

Tanpa pikir panjang lagi, Roro langsung setuju. Ini yang dia inginkan bisa sembunyi dari pengejar hutang tapi tetap bisa menghasilkan uang.

"Saya setuju," ucap Roro seraya menandatangani surat perjanjian itu.

"Kalau begitu, besok kau sudah bisa bekerja," balas sang asisten dokter.

Roro berjabat tangan lalu kembali bekerja, dia berpamitan dengan teman-temannya terlebih dahulu sebelum pulang.

Pokoknya apapun pekerjaannya nanti, dia sudah siap daripada harus terus sembunyi dari kejaran bandit rentenir.

"Siapa nona muda yang akan aku asuh nanti? Kira-kira dia sakit apa?" gumam Roro sambil berkemas.

"Itu tidak penting, yang penting adalah melunasi hutang," lanjutnya.

Sebelum tidur, Roro membaca ulang dokumen perjanjian yang telah ditanda tanganinya. Ternyata ada nama nona muda yang akan dia rawat nantinya di lembar terakhir.

"Chila Casandra Brisek," ucap Roro menyebutkan nama nona muda itu. "Umurnya masih 5 tahun tapi tunggu..."

"Kenapa dia menggunakan nama belakang Brisek? Apa nona muda ini anak pemilik rumah sakit?"

Nona Muda Chila

Pertanyaan di kepala Roro terjawab ketika gadis itu dijemput oleh orang suruhan dari keluarga Brisek.

"Perkenalkan nama saya Vincent, saya adalah kepala pelayan di kediaman keluarga Brisek," ucap lelaki yang menjemput Roro pagi itu.

Roro dijemput di tempat kosnya menggunakan mobil mewah yang membuat gadis itu merasa canggung.

"Ini adalah salah satu fasilitas yang Anda dapatkan, diantar jemput kemana pun Anda akan pergi," lanjut Vincent.

"Terima kasih," balas Roro. Dia masuk ke dalam mobil dan sesuai dugaannya mobil itu sangat nyaman.

"Apa Anda sudah membaca semua isi dokumennya, Suster Roro?" tanya Vincent ketika masuk.

"Anda tahu nama saya?" Roro justru bertanya balik.

"Sebelum memasukkan orang baru dalam keluarga Brisek, harus melalui seleksi dari saya," jawab Vincent.

"Seleksi?" gumam Roro. Dia merasa tidak mendaftarkan diri untuk pekerjaan ini.

Karena melihat Roro yang bingung akhirnya Vincent menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Ternyata memang benar kalau Chila adalah anak dari direktur sekaligus pemilik rumah sakit Brisek. Tapi, menurut kabar kalau direktur rumah sakit yang bernama Armondite Brisek itu masih single.

Lantas kapan punya anaknya?

Roro masih bertanya-tanya dan Vincent tidak menjelaskan sampai sedetail itu. Intinya Chila mempunyai penyakit serius yaitu kanker darah tapi anak itu trauma pada rumah sakit.

Segala cara dilakukan untuk membawa Chila ke rumah sakit tapi tidak ada yang berhasil justru membuat kondisi gadis kecil memburuk.

Akhirnya diputuskan Chila dirawat jalan di rumah dengan fasilitas yang lengkap tapi anak itu membutuhkan donor sumsum tulang belakang yang tindakannya hanya bisa dilakukan di rumah sakit.

Sudah puluhan perawat menyerah menangani Chila karena anak itu benar-benar membuat perawat yang merawatnya tidak betah walaupun digaji besar.

Armon tidak bisa menunda lagi pendonoran sumsum tulang belakang untuk Chila maka dari itu, dia membutuhkan perawat baru untuk membujuk putrinya.

Lelaki itu mengumpulkan data-data semua perawat di rumah sakit dan Roro yang memenuhi kriteria karena gadis itu paling muda diantara lainnya. Pasti Roro masih mempunyai tenaga yang kuat apalagi gadis itu juga ketahuan tengah dikejar rentenir. Pasti Roro tidak akan mengundurkan diri seperti perawat sebelumnya.

"Apa Anda mengerti?" tanya Vincent setelah selesai bercerita.

"I... iya," jawab Roro gelagapan. Ternyata direktur rumah sakit tahu semua latar belakangnya, betapa malunya.

"Anda juga pasti mengerti kalau Anda harus merahasiakan identitas nona Chila," tambah Vincent.

"Saya mengerti dan pasti bisa membujuk nona Chila," ucap Roro yakin.

Namun, ternyata tidak semudah yang dia bayangkan karena saat pertama kali bertemu dengan Chila, anak itu tidak memberikan sambutan yang ramah.

Roro justru basah karena tembakan air dari anak itu.

"Hahaha..." Chila tertawa karena melihat Roro yang basah karena ulahnya. "Selamat datang, Suster!"

Sebenarnya Roro merasa kaget tapi dia harus tetap tersenyum dan bersabar.

"Wah, nona muda sangat tahu kalau saya belum mandi," ucap Roro berusaha baik-baik saja.

"Apa nona muda mempunyai tembakan sabun juga?"

Pupil mata Chila membesar karena melihat reaksi dari Roro, perawat yang satu ini berbeda dari sebelumnya. Dia harus menyusun strategi untuk mengusir Roro.

"Ternyata suster sangat jorok!" komentar Chila.

Anak itu berlari ke dalam dan pemandangan itu dilihat oleh Armon dari lantai atas.

"Panggil perawat baru itu ke ruanganku!" perintah Armon.

Mengasuh Anak Pak Duda

Roro merasa gugup untuk mengetuk ruangan di mana majikannya berada, saat bekerja di rumah sakit Roro sempat melihat Armon beberapa kali.

Sebagai dokter bedah, Armon begitu sibuk untuk menangani pasien jadi Roro hanya bisa melihat lelaki itu dari kejauhan karena dia masih menjadi perawat magang.

Namun, siapa sangka sekarang Roro akan berhadapan dengan Armon secara langsung.

"Aku harus rileks," batin Roro. Dia menguatkan niatnya lalu mengetuk pintu.

Dari dalam ruangan terdengar suara lelaki yang meminta Roro untuk masuk.

Ketika gadis itu membuka pintu, di sebuah kursi kerja sudah nampak seorang lelaki yang tak lain adalah direktur rumah sakit tempat Roro bekerja sekaligus ayah kandung Chila.

"Silahkan duduk, Suster Roro," ucap Armon mempersilahkan gadis itu duduk di kursi yang berada di depan mejanya.

"Iya, pak direktur," balas Roro. "Eh, maksud saya Tuan!"

Roro jadi merasa gugup sekarang, untuk pertama kalinya dia berhadapan dengan Armon.

"Kau sudah tahu siapa aku, bukan?" tanya Armon memastikan.

"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro tanpa sadar.

Armon terkesiap dengan jawaban Roro jadi dari semua penjelasan Vincent, hanya status duda yang gadis itu tangkap di kepalanya.

"Bukan, maksud saya Tuan Armondite Brisek adalah pak direktur di rumah sakit dan ayahnya nona Chila," Roro buru-buru meralat ucapannya sambil memukul kepalanya sendiri karena jawaban sebelumnya.

Beruntung Armon tidak mempermasalahkan hal itu.

"Pertama-tama, aku minta maaf atas sikap putriku, dia memang sengaja melakukan hal itu supaya suster yang merawatnya tidak betah," ucap Armon kemudian.

"Sebenarnya dia anak yang cerdas, walaupun Chila selama ini hanya home schooling tapi IQ nya di atas rata-rata. Sayangnya, Chila harus melawan kanker darah yang dideritanya, dia sudah melakukan beberapa kemoterapi yang membuatnya trauma parah. Aku harap kau bisa membujuknya karena Chila harus menerima donor sumsum tulang belakang," lanjutnya.

"Saya akan berusaha, Tuan," balas Roro dengan percaya diri.

"Bagaimanapun nona Chila memperlakukan saya nanti, saya tidak akan menyerah!"

Armon menganggukkan kepalanya. "Aku suka dengan tekad seperti itu, kalau kau bisa membujuk Chila sampai dia bisa sembuh aku akan melunasi semua hutang-hutangmu!"

"Benarkah?" Roro merasa tidak percaya. "Tapi, gaji saya tidak dipotong kan, Tuan?"

"Tentu saja tidak, itu adalah bonus," jawab Armon meyakinkan.

"Tapi, kau harus bisa merahasiakan siapa Chila sebenarnya," tambahnya.

"Serahkan semua pada saya, Tuan," balas Roro. Dia jadi bersemangat bekerja di keluarga Brisek. Gadis itu yakin bisa menjinakkan Chila.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, aku harus bisa bertahan supaya tuan Armon melunasi hutang pada rentenir dan siapa sangka kalau majikanku adalah duda. Setidaknya aku bisa tersenyum setiap hari melihat wajahnya yang tampan untuk penghibur diri," batin Roro.

Memang selama ini banyak yang mengagumi sosok Armon di rumah sakit, mereka pasti tidak menyangka kalau lelaki itu adalah seorang duda.

Lantas kenapa Armon menyembunyikan pernikahannya dan anaknya?

Di mana mantan istri Armon dan kenapa bisa mereka berpisah?

Itu adalah misteri yang harus Roro pecahkan sendiri, untuk bisa mendekati Chila, gadis itu harus tahu semua tentang keluarga Brisek.

Sebenarnya Chila pasti merindukan sosok ibu sama seperti dirinya. Bedanya ayah Roro adalah lelaki yang suka main judi yang membuatnya kesulitan.

"Setidaknya nona Chila mendapat ayah yang baik," gumam Roro.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!