Seorang gadis cantik membuka pintu rumah dan sontak mengerutkan hidung. Aroma amis darah menyeruak menyerbu penciumannya. Lalat-lalat berdengung-dengung di atas lantai yang penuh dengan darah yang sudah mulai mengental. Suasana rumah nampak hening. Ia berjalan perlahan masuk melihat begitu banyak darah tercecer di lantai.
Dengan tatapan terkejut matanya terbelalak seolah kakinya tak bisa lagi berjalan. Lehernya seakan di ikat dengan ribuan tangan nafasnya terasa sangat berat dan sesak .Matanya mulai berkaca kaca dengan bibir gemetar seketika menatap banyak darah bersimbahan di lantai putih yang kini tak terlihat putih lagi. berubah menjadi merah darah membuat bulu kuduknya mulai merinding. Jemari lentiknya seakan memucat seketika. Tubuhnya mulai bergetar hebat ia mulai teringat dengan ke dua orang tuanya.
gadis itu berjalan menyeret kakinya Menghilangkan rasa ketakutan dan ragunya bergegas masuk kedalam ruang tv, terlihat tv masih menyala. Namun tatapannya tertuju pada ke dua orang tuanya yang sudah terbaring tak berdaya di lantai dengan beberapa luka tembakan di perutnya. Darah terus mengalir di bagian tubuh ayah dan ibunya. Bagai di sambar petir sore hari, hatinya seakan di cambuk cambuk ranting berduri berkali kali. Membuat ia tak bisa bernafas lega menatap ke dua orang tuanya meninggal mengenaskan di depan matanya.
Keceriaan gadis remaja itu berubah seketika menjadi ketakutan. Ia harus melihat kejadian yang tak di sangka bagi remaja seumurannya.
" ayah!!! Ibu!!! " teriakan histeris Manda menggelegar terngiang di ruangan rumahnya yang nampak sepi tanpa canda tawa mereka. air matanya mengalir derasnya hingga terbawa angin jatuh menetes ke lantai yang sudah penuh darah.
" ayah.. ibu.. jangan tinggalkankan aku, manda tinggal dengan siapa nanti? Ayah!! Ibu bangun aku mohon bangunlah"
Gadis itu duduk tersungkur menangis tersedu sedu,mendekap ke dua orang tuanya. memeluk erat ayah dan ibunya Tak perduli darah menodai baju putih abu abu yang membungkus tubuh mungilnya. Jemari lentik Tangan mulusnya sudah penuh dengan darah hingga pipi yang mulus cantik tanpa make up harus terbalut darah.
Manda mencoba menyeka air mata dengan punggung tangannya. Kini helaan nafas berat terdengar begitu keras. Hatinya terasa teriris iris jatungnya seperti terlilit membuatnya teramat sangat sesak ia tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Kemarahan itu muncul seketika dalam hatinya.tatapan tajam seakan mau menerkam mangsanya di depan pandangnya.
"Kenapa kalian jahat sekali tega membunuh ke dua orang tuaku" bentak manda dengan air mata yang terus menetes di pipinya. Suara seraknya seakan berat untuk berkata lebih.
Dengan senyum sinis para pengawal itu seolah tanpa rasa bersalah sama sekali telah membunuh ke dua orang tuanya dengan mudah.
" orang tua kalian tidak sanggup bayar hutang kakak kamu jadi apa gunanya untuk hidup" para pengawal itu pergi masuk ke dalam mobil mewah yang terparkir di depan rumah. dengan tatapan sinisnya tanpa perdulikan manda yang tak henti hentinya terus menangis menjerit memeluk tubuh ibu dan ayahnya.
" aku akan membalas semua perbuatan kalian, bilang pada tuan kalian aku akan membalasnya jika takdir mempertemukanku padanya kelak" teriak manda. Tangisannya semakin menjadi jadi. Ia tak sanggup melihat darah bersimbahan di lantai semakin banyak. Dan hingga sekujur tubuhnya sudah penuh warna merah darah.tubuhnya mulai bergetar ketakutan, Tak kuasa ia terus memeluk tubuh ayah dan ibunya yang sudah tak bernyawa lagi." Ayah ibu aku akan membalas semua apa yang mereka lakukan pada kalian"
Kini kesedihan di selimuti amarah yang mulai membakar hatinya ia harus jadi yatim piatu gara gara kerakusan kesadisan tuan kaya itu. Rahangnya mulai gemetar semua otot-ototnya mulai menegang. Ia menggertakkan giginya menahan amarah yang semakin membara bagai api yang bekobar kobar di dalam hatinya. Matanya penuh dengan tatapan kebencian dan hatinya di penuhi rasa dendam yang akan terus membara mendarah daging di tubuhnya.
ia terus mengingat kejadian itu yang membuat ia kehilangan semuanya, keceriaan, kebahagiaan, dan kasih sayang dari orang tuanya. semua seakan hilang dalam waktu satu hari. ia harus menanggung trauma selama 3 bulan mengurung diri di kamar.
Bersambung
-Mampir ke novel author satunya kak..
"Menjadi Istri Bayaran"
"Menikah Muda Dengan Ceo"
"My Hot Wife"
Selamat membaca 🤗🤗
☆☆☆☆
"Ayah ibu jangan pergi.."
"Aku akan membunuhmu tuan.!!! Aku akan membunuhmu" teriak manda, ia sontak terbangun dari tidurnya.
"Mimpi itu?"
Dengan nafas terenga enga keringat dingin bercucuran. Ia mengusap wajahnya berkali kali mengehela nafas panjangnya mencoba menenangkan hatinya sejenak. "Kenapa mimpi itu muncul lagi" Gumam Manda menarik nafas lalu mengeluarkan perlahan untuk menenangkan hatinya sejenak. "Kejadian itu selalu mengingatkanku akan tujuanku ke kota ini"
Gumam Manda lirih menutup ke dua matanya dengan telapak tangan halusnya.
Perlahan ia menatap jam diding bulat yang terpapang di diding yang luas berwarna merah di sampingnya. jarum jam sudah menunjukan pukul 06.30.
Hari ini hari pertama Manda Amelia, umur 17 tahun pergi ke sekolah barunya. Sejak ke dua orang tuannya meninggal 3 bulan lalu. Ia harus hidup bersama kakaknya di pusat kota. Ia hanya gadis desa yang tak pernah tahu kehidupan di kota sebelumnya. Yang ia tahu hanyalah pepohonan hutan dan ladang milik ayahnya. Kini ladang milik orang tuanya harus ia jual setengahnya untuk biaya hidup dan sekolah di kota. Dan sebagian juga untuk kakaknya. Meski ia tahu jika kakaknya jahat dan tak perduli dnegan keluarganya tapi setidaknya dialah keluarga Manda satu-satunya.
Gadis cantik dengan wajah oval rambut pirang terurai panjang hingga menutupi punggungnya. Bulu mata lentik menghiasi Mata bulat dengan bola mata coklat tajam seperti mata elang. Hidung mungil dan bibir seksi nampak merah muda alami dengan wajah putih berbinar merah tubuhnya terlihat sangat mungil seperti gadis berusia 15 tahun.
Demi melaksanakan balas dendamnya pada seseorang yang telah membunuh ke dua orang tuanya. Ia terpaksa harus ikut tinggal bersama kakaknya untuk mencari tahu pada siapa kakaknya rela hutang dan pada akhirnya orang tuanya harus jadi korban kekejaman pengawal seorang tuan muda itu. Ia ingin tahu siapa nama dan wajah tuan muda yang menyuruh membunuh ke dua orang tuanya .
Sejak kejadian kematian ke dua orang tuanya ia hanya berdiam diri di kamar kakanya mengurung dia di kamar hingga 3 bulan lamanya tak pernah pergi ke sekolah lagi. Ia harus menderita penyaki kepribadian ganda hingga saat ini belum bisa di hilangkan. Namun kini semangat dendamnya mulai tumbuh membara di hatinya. Demi melaksanakan dendam ia tubuh kembali jadi gadis yang lebih kuat dari sebelumnya.
Manda kini terlihat lebih tegar dan jadi gadis ceria, periang meski ia memendam rasa dendam yang membara dalam hatinya. ia tak bisa dengan mudah melupakan semua kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya.
Ya Manda gadis kecil yang semula sangat lugu dan manja pada ke dua orang tuanya. Namun semua kehidupannya mulai berubah 90° kini ia harus jadi gadis remaja yang tegar, mandiri dan pantang menyerah demi melaksanakan amarah yang sudah membara dan mendarah daging dalam tubuhnya.
☆☆☆
"Sial aku sudah telat sekarang" Manda bergegas lari turun dari tangga menuju ke ruang tamu mencari kakaknya.
Gadis mungil itu tidak pernah makan pagi karena ia tidak ahli dalam memasak. Ia hanya mebawa roti untuk bekal di sekolahannya. Di rumah kakaknya tidak ada pelayan sama sekali. Di sana hanya ada kakak ku dan kakak ipar yang di bilang sangat malas mereka berdua tidak pernah bangun pagi sedikitpun.
kakak ipar dan kakak manda selalu bangun lebih dari jam 9. mereka berdua pengangguran tetap. hidupnya hanya di buat bersenang senang dan berjudi, menghamburkan uang orang tua Manda sebelum meninggal.
Rumah kecil itu nampak bewarna putih cerah terlihat sangat sepi, sunyi seperti tak ada tanda kehidupan di sana. "Pasti mereka belum bangun, lebih baik aku pergi saja" Manda berlari keluar dari rumah dengan langkah terburu buru.
Kini ia harus berlari maraton untuk menuju ke sekolahnnya . Tanpa menatap kanan dan kiri ia menyeberang jalan tak tahu ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju tepat di hadapan Manda.
"Tit....tit.....tit...."
" Tit....Tit....Tit..."
Bunyi klakson itu sangat keras membuat badan manda mulai bergetar ketakutan kakinya seolah berat untuk melangkah.kakinya mematung seketika terhenti tak bisa berjalan.
" AAaaaaaaaaa..." ia hanya bisa berteriak sekeras kerasnya tak berani menatap kenyataan ia harus meninggal di usia muda. Langkah manda terhenti seketika di tengah jalan menutup wajahnya dengan ke dua punggung tangan kecilnya.
"Apa aku harus berakhir disini. Ibu ayah maafkan aku tak bisa membalas dendammu"
"Sshhiiiittt... "
suara keras injakan rem membuat telinga manda semakin mengernyit mobil itu membanting setir ke pohon besar di samping kanan. membuat ia mengerutkan ke dua matanya. terus berdoa agar bisa selamat dari kejadian itu.
"Brookkk" mobil sport hitam itu menabrak sebuah pohon besar. Meski terlihat tak terlalu parah keruasakannya.
"Shiitt.. sial!!!" teriak lelaki itu dalam mobil sport berwarna hitam yang terlihat penyok .
"Apa aku masih hidup, apa aku sudah di surga" Manda terus menutupi wajahnya. Ia masih sangat ketakutan tak berani menatap kenyataan pada dirinya.
"Apa kamu sudah gila" teriak seorang lelaki tampan di balik mobil itu.
Manda sontak menurunkan perlahan ke dua tangan dari wajahnya menatap mobil yang terlihat menabrak sebuah pohon besar di depannya. Tubuhnya gemetar seketika melihatnya dengan rasa takut gugup, keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajah cantiknya tanpa balutan make up tebal.
"Aahhh.. ?? ada orang menabrak pohon gara-gara aku ??apa yang harus aku lakukan sekarang?? apa aku harus pergi atau selamatkan dia. tapi sepertinya om itu tidak kenapa-napa hanya mobilnya lecet. tapi dia terlihat sangat marah padaku. kalau dia menyuruhku ganti rugi nantinya. aku bisa dapatkan uang dari mana? Lebih baik aku kabur saja. lagian sekarang hari pertama ku di sekolah kalau saja aku telat pasti kepala sekolah akan marah besar padaku dan mencabut bea siswaku nantinya" cerocos Manda tak henti hentinya.
"Hai gedis sialan cepat kemari??" teriak lelaki itu dari dalam mobil yang suda mulai geram.
Manda tanpa perdulikan teriakan lelaki itu ia bergegas kabur menghindari para kerumunan orang yang sudah mulai datang menolong.
lelaki itu menatap manda pergi berlari tanpa perdulikannya.
"Dasar gadis kecil sialan, awas saja jika aku bertemu denganmu nanti. aku tidak akan mengampunimu" ucap lelaki itu memukul setir mobil bulatnya sangat keras memandang manda yang sudah berlai menjauh.
Manda melanjutkan lari maraton menuju ke sekolahan yang nampak tak jauh dari tempat kecelakaan mobil tadi. Hanya 3 km dari tempat kejadian.
lima belas menit setelahnya. matanya mulai berbinar melihat gerbang sekolahnya masih terbuka meskipun hanya sedikit tetapi sangat pas di tubuh mungilnya.
Dengan nafas masih terenga enga ia menatap pintu gerbang yang masih terbuka melihat ada satpam dari sela sela pintu gerbang yang masih berdiri di belakang.
Ia bergegas berlari masuk ke dalam sekolahan. Menepuk pundak pak satpam di depannya secara tiba tiba.
"Ehh.. curut" pak satpam itu nampak latah terkejut dengan tepukan pundak manda.
"Maaf pak satpam aku terlambat" Manda melempar senyum manis pada satpam di depan . Tanpa berhenti ia berlari menuju ke ruang kepala sekolah. Semua sudah sangat sepi tak nampak siswa dan siswi di sekolahan tersebut bermain di luar kelas.
"Dasar anak sekarang tidak tahu sopan satun pada orang tua untung aja aku tidak punya riwayat penyakit jantung" gumam pak satpam
Hanya Manda seorang berjalan perlahan menelusuri setiap lorong sekolah menuju ke ruang kepala sekolah. ia berjalan perlahan memutar matanya ke kanan dan ke kiri mencari ruang kepala sekolah.
"Ini dia yang aku cari" gumam Manda berjalan masuk tanpa mengetuk pintu.
"Permisi pak" Manda menundukkan kepalanya dengan perasaan gugup ia mencengkram erat rok pendek selutut miliknya menghilangkan rasa gugup dan takut yang mulai menyatu.
"Braakkk..." suara keras gebrakan meja membuat mandang mengernyitkan dahinya , menyipitkan ke dua mata bulat tak berani menatap amarah kepala sekolahnya yang sudah mulai mengobarkan api di bola matanya.
"Dari mana saja kamu, kenapa kamu jam segini baru datang lihat sekarang sudah jam 7 lebih 30 menit kamu anak baru dan dapat bea siswa tapi malah memberi contoh yang buruk pada anak di sini" bentak kepala sekolah membuat manda berdiam tanpa kata. Nyalinya seolah mengerut seketika mendengar bentakan kepala sekolah yang terngiang ngiang keras di telinganya.
"Sudah pak bicaranya, aku kesini hanya ingin surat rekomendasi bukan ceramah pak" ucap Manda dengan polosnya.
kepala sekolah mengeluarkan tatapan tajamnya, dengusan nafas marah terdengar jelas di hidung lebar milik kepala sekolah itu.
"Jangan marah pak nanti cepat tua" Manda semakin bikin suasana jadi tambah mencengkam. Atsmofer ruangan itu berubah menakutkan.
Bersambung
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN BERI LIKE DAN COMENT YA ❤❤ DAN DUKUNG TERUS AUTOR😍😍
JIKA ADA KRITIKAN ATAU MASUKAN DARI KALIAN MOHON TULIS DI KOLOM KEMENTAR.
TERIMA KASIH🙏🙏
Dengan rasa marahnya kepala sekolah terpaksa menyerahkan surat rekomendasi manda untuk masuk ke kelas XI- B . Manda menarik nafas lega ia memegang dadanya mengusap lembut, bergegas pergi tanpa terima kasih atupun bersalaman pada kepala sekolah yang dengan cuma-cuma memberikan surat rekomendasi untuknya.
Perasaan lega yang menyelimuti hatinya membuat ia lupa segalanya. Ia terus berlari dengan rasa gembira meluap -luap menuju ke kelas yang sudah di tentukan.
"Dasar anak sekarang" kepala sekolah menggelengkan kepala nya tak percaya dengan perlakuan tak sopan Manda.
Sepertinya Gadis itu mempunyai kepribadian ganda jika aku marah dengannya dia pasti akan berbuwat macam macam di sekolahan ini. Ini sangat berbahanya aku harus mengawasinya secara langsung.
Raut Wajah Manda nampak berbinar sangat ceria. Entah sejak kapan wajah remajanya mulai kembali lagi secantik dan seanggun dia dulu. Namun semua keceriaan itu hilang ketika ia mulai membuka pintu kelas barunya. Tiba-tiba suara itu terngiang terus di telinga. Seolah kejadian 3 bulan lalu muncul lagi di depan matanya. membuat ia memejamkan mata seketika menutup ke dua telingannya rapat dengan ke dua tangannya.
"Tolong jangan muncul di saat seperti ini" Gumam Manda mencoba mengontrol dirinya sendiri.
"Aku akan membunuhmu tuan muda.."
"Aku akan membunuhmu"
"Ayah, ibu. Jangan pergi tinggalkan aku sendiri"
Suara itu terus terngiang bayangan kejadian 3 bulan lalu masih nampak jelas terbayang-bayang di otaknya. Hingga ia tak sadar terus berjalan mundur tepat di dekapan seorang lelaki di belakangnya. Tubuhnya bersandar di dada bidang milik lelaki itu. Wanita itu terus memejamkan matanya mencoba menahan dirinya agar kepribadian gandanya tak muncul di saat yang kurang tepat.
Semua mata di dalam kelas tertuju padanya dengan tatapan bingung. Dengan apa yang terjadi pada manda. Guru yang semula menerangkan pun ikut terdiam mematung mebelalakan matanya menatap manda yang berdiri di depan pintu dengan tingkah anehnya.
"Kamu tidak apa apa?" Lelaki itu memegang ke dua bahu manda yang masih gemetar ketakutan.
Manda terdiam ia masih memejamkan matanya.namun kehangatan pelukan lelaki di belakangnya membuat ia merasa nyaman berada di dekatnya. Ketakutannya kini perlahan mulai mereda. Lelaki itu membalikkan badan manda perlahan menatapnya ia menurunkan ke dua tangan yang menutupi telinga dan matanya.
"Bukalah matamu" Ucap lembut lelaki di depannya.
Manda perlahan membuka mata bulatnya menatap lelaki tampan dengan mata bulat,tatapan tajamnya dan bibir seksi mengoda setiap senyum yang membuat hati para gadis meleleh seketika.
"Dia sangat tampan" Gumam Manda lirih
Namun tubuhnya masih bergetar hebat. Jemari lentiknya terlahat memucat.
"Ka-kamu siapa?" Manda masih terlihat sangat ugup menatap lelaki tampan di depannya.
"Kamu ngapain di depan halangi jalanku. Minggir aku au masuk" sifat lelaki itu berubah drastis menjadi lelaki songong. mendorong lengan manda yang menghalangi jalannya untuk masuk dalam kelas.
Manda yang semula mengaguminya. Ia menarik kata-katanya tadi.
"Dasar songong" Umpat manda lirih.
"Apa yang kamu katakan? Coba ucapkan lagi tepat di depanku" Lelaki itu sontak menoleh ke belakang dengan tatapan tajamnya.
Tak hanya tampan lelaki itu punya pendengaran yang sangat tajam. Ia mendengar ucapan manda meskipun sangat pelan sekalipun.
Manda hanya terdiam ia menarik nafas mengeluarkannya perlahan untuk menenangkan hatinya sejenak. Agar tidak terbawa emosi lelaki songong di depannya. Ia melemparkan wajah berlawanan arah tanpa perdulikan lelaki songong itu. Seraya tak terjadi apa-apa padanya, ia bergegas masuk melempar senyum manis merekahnya menyapa semua teman sekelasnya meskipun semua tidak ada yang menggubris sapaan manda.
Tak lupa dengan guru di sampingnya, ia juga menyapanya sopan.
"Pagi bu.." sapa Manda membungkkukkan badannya.
"Pagi juga, bukannya kamu murid baru kenapa kamu telat hari ini?"
Manda meringis menatap bu guru di depan dengan tangan menggaruk belakang kepalanya yang meman sebenarnya tak gatal.
"Tadi mengalami kecelakaan kecil bu" Ucapnya polos dengan senyum semringai.
"Oo baiklah sekarang kamu perkenalkan diri di depan teman-teman barumu"
"Baik.." Manda membukkan badannya sedikit.
"Hai teman teman. Namaku Manda Amelia bisa panggil aku Manda" Ia menundukkan badannya melebarkan bibirnya tersenyum menatap para teman barunya.
Tapi semua terlihat hanya terdiam tanpa perdulikan manda di depan. Ada yang bicara sediri, ada yang bercanda gurau dengan temannya. Ada juga yang fokus dengan bukunya dan tak lupa lelaki yang ia lihat tadi itu hanya menatapnya tajam seolah akan menerkamnya.
Terdengar suara tiba tiba yang membuat manda terkejut dari tempat duduk paling belakang.
" iya manda gadis aneh" saut salah satu teman kelasnya itu.
Kelas yang semula sangat ricuh tak perdulikan manda. Semua menatap manda dengan tatapan jijik.
"Gadis aneh...gadis aneh.." sorak teman teman sekelasnya membuat ia terdiam menundukkan kepalanya malu. Membuat seasana kelas jadi gaduh.
" Brakkkk.." gebrakan meja sangat keras membuat semua kegaduhan di kelas mereka terdiam seketika.
"Sudah diam semua..dan kamu Vino siapa suruh kamu duduk. Cepat berdiri di depan sudah telat nyelonong aja gak punya sopan santun mentang-mentang kakak kamu pemilik sekolah ini kamu semena mena datang dan pulang sesukamu" bentak bu guru di samping manda pada Vino.
Vino Bastian seorang lelaki tampan dengan rambut bak model profesional. Mata agak sipit dengan tatapan dingin dan tajam, matanya biru keabuan seperti mata kucing. Lirikkannya dan senyum manis di bibir seksi nya bakal membuat jantung wanita berdegup meleleh seketika. dia terlihat seperti pengeran dalam negeri dongeng yang sangat tampan.
Vino anak seorang kolongmerat paling kaya di kota Canada namun orang tuanya sudah meninggal dan ia kini hidup bersama kakaknya Yang terkenal Sangat sadis dan selalu haus darah membunuh orang-orang yang tak bersalah. Entah apa alasan nya hanya kakaknya dan Tuhan yang tahu itu.
Kakaknya pemilik sekolahan STAR tempat manda bersekolah sekarang . Ke kuasaan kakaknya membuat Vino tidak pernah memakai seragam saat sekolah kata dia itu semua mengganggu dan tak seharusnya semua siswa wajib menggunakan seragam lagian juga tidak ada aturan di sekolah yang harus mewajibkan berseragam. Dia sangat berani menentang semua guru di sana jika semua guru melawannya kakaknya tak segan membunuh maupun memecat guru tersebut.
Sudah hampir puluhan guru harus mati mengenaskan di tangan kakaknya karena ulah Vino. Dan polisi tidak bisa bertindak apa-apa karena kakak Vino adalah pembantu perekonomian terbesar di kotanya. Seolah semua hukum tunduk padanya. Uang adalah segalanya bagi keluarga mereka hanya dengan uang ke dua kakak beradik bisa berbuwat semaunya. Sekaligus bisa membeli hukum di negaranya.
☆☆☆☆
Vino mulai beranjak dari duduknya mendorong kasar kursinya ke belakang. Ia berdiri di depan samping pintu masuk. dengan tataoan terus nengarah pada Manda yang masih berdiri di depan.
"Syukurin! makanya jadi laki-laki jangan songong"manda menjulurkan lidahnya dan bergegas duduk di depan bangku kosong. Matanya tertuju pada gadis dengan rambut berombak sebahu di balut kacamata bulat yang duduk terdiam di sampingnya.
Dari segi penampilanya manda sudah bisa menebak jika dia seorang gadis kutu buku dan pendiam. Dan sepertinya dia tidak perdulikan manda yang sudah duduk di sampingnya. Pandangannya mengarah kembali pada guru di depannya.
Gadis yang semula ia anggap sebagai kutu buku dan pendiam. Tiba tiba mengulurkan tangannya melempar senyum manis pada manda. " aku Sisil " sapanya.
Manda menjabat tangannya " aku Manda, aku kira kamu juga sama dengan teman lainnya tak perdulikan aku"
"Gak lah aku bukan seperti mereka, aku saja juga di kucilkan di kelas ini karena penampilanku yang cupu dan jelek. Dan kini gimana kalau kita berteman. Jangan perdulikan lagi apa kata mereka. Lagian mereka hanya tahu luar kita dan hanya bisa mengkritik tanpa tahu kenyataan sebenarnya" cerocos sisil
"Ternyata kamu ceriwis juga banyak omong pertama bertemu saja langsung akrab, aku kira kamu itu pendiam dan gadis kutu buku?"
Sisil terkekeh. "Kutu buku?? Hmm... dengar kata buku saja rasanya sudah memutar mata malas. Aku gak suka baca buku kalau tidak di paksa orang tuaku"
Manda tertawa kecil dan saat akan membalas ucapan sisil guru killer di depannya pelototan tajam ke arah mereka menghentikan aksi manda.
"Bisa diam ....!!!" suara guru itu yang cetar membahana seisi ruangan, membuat semua murid di kelas tutup telinga rapat rapat.
"Gak guru gak murid baru sama saja semuanya gila" ucap Vino yang masih berdiri di tempatnya sangat lirih .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!