Sheryl Ivanka adalah gadis berusia 25 tahun. Dia masih berstatus sebagai seorang mahasiswa di sebuah Universitas swasta, salah satu yang terbaik yang ada di kota ini. Sheryl gadis cantik, manis dan sederhana serta ceria. Mengisi harinya dengan berkuliah. Dan tinggal dua semester lagi untuknya menyelesaikan kuliahnya itu.
Sheryl adalah anak kedua. Dia memiliki seorang kakak yang sudah menikah dan tinggal di luar kota. Sehingga Sheryl saat inj hanga tinggal bersama dengan kedua orang tua nya saja. Sheryl memiliki bernama Tisha yang selalu bersama nya. Mereka bersahabat sejak di bangku Sekolah menengah atas. Dan juga mengambil jurusan yang sama di kampus yang sama sehingga persahabatan mereka semakin dekat layaknya adik dan kakak.
Sheryl menjalani harinya dengan kuliah, dan terkadang dia membantu Mama nya mengurus usaha keluarga mereka. Mama Sheryl memiliki usaha toko mainan anak-anak Leboh tepatnya suplier mainan anak-anak . Sheryl terkadang datang untuk berjaga dengan karyawan yang lainnya. Sedangkan Papa nya memiliki usaha di bidang perikanan. Tepatnya memiliki pabrik pengolahan aneka hasil laut yang di olabenjadi berbagai produk. Memang berbeda, tetapi itulah adalah usaha awal yang sudah di miliki oleh kakek nenek Sheryl sehingga kedua orang tua nya melanjutkan untuk mengurusnya. Sedangkan Sheryl memilih untuk berkuliah di manajemen supaya dia juga bisa belajar mengenai manajemen, entah nanti meneruskan usaha Mama nya atau Papa nya. Keluarga Sheryl termasuk keluarga yang berkecukupan dan kaya. Tetapi Sheryl tumbuh menjadi pribadi yang sederhana, bersahaja dan apa adanya. Sejak kecil dia di didik untuk mandiri. Sheryl juga anak yang cerdas sejak dulu hingga sekarang.
Sheryl sebelumnya adalah pribadi yang menyenangkan, banyak tersenyum dan sangat menikmati kehidupannya dengan apa adanya. Dan Sheryl memiliki kekasih bernama Alex dan sudah berencana menikah, akan tetapi rencana itu hancur lebur ketika takdir harus memisahkan mereka. Dan semuanya berakhir dengan kehancuran yang mendalam.
Sheryl tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. Sampai dengan saat ini, yang terbentang di depannya adalah kebahagiaan, kebahagiaannya bersama dengan Alex, kekasihnya yang sudah dia pacari sejak bertahun-tahun. Akan tetapi ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Alex telah direnggut dari sisinya tepat sehari sebelum pernikahan mereka. Alex meninggal karena kecelakaan, ketika mencari rangkaian buket bunga untuk pengantinnya di saat-saat terakhirnya.
Alex terkapar menggenggam bunga itu ketika ditemukan, bunga mawar putih dengan kelopaknya yang hancur berguguran terkena benturan, bunga itu tidak putih lagi, berubah merah, terpercik darah Alex. Dan jantung Alex sudah berhenti berdetak. Sudah tidak berdetak untuk Sheryl lagi, terkubur diam di sana, dalam tanah yang dingin, yang tidak terjangkau.
Apakah yang dipikirkan Alex pada saat-saat terakhirnya??? Sheryl mengernyit, tak mempedulikan hujan deras yang membasahi pakaian dan rambutnya sampai kuyup, dia berdiri dengan tegar, di depan makam itu, menatap nisannya dengan Sheryl. Apakah Alex memikirkan dirinya???? Pernikahan mereka??? Air mata mulai menetes lagi di mata Sheryl, mata yang sudah kelelahan meneteskan kesedihannya. Bagaimana mungkin Alex meninggalkannya seperti ini??? Bagaimana mungkin Alex tega?? Sheryl berhak marah bukan?? Tetapi apa gunanya dia marah?? Alex nya sudah tidak ada, dan kesedihan sudah menelannya sampai remuk redam.
Pelaminan itu kosong sekarang, tak akan pernah ditempati. Persiapan pesta berubah menjadi duka yang kelabu dan tumpahan air mata. Hati Sheryl hancur, hancur sejak Alex pergi meninggalkannya, selamanya. Dan sudah setengah tahun Alex meninggalkan dunia ini.
Alex adalah laki-laki berusia 27 tahun ketika meninggal dunia. Terpaut dengan Sheryl dua tahun ketika itu. Alex bekerja di sebuah perusahaan elektronik sebagai seorang kepala Manajer saat itu. Karir nya cukup bagus karena Alex sendiri sangat tekun dan pribadi yang cerdas. Kesederhanaan Alex yang membuat Sheryl jatuh cinta kepada lelaki itu. Alex yang baik, apa adanya, dan penampilannya juga sederhana. selain itu Alex juga sangat tampan sekali dan berkacamata.
Alex sangat mencintai Sheryl dan mereka sudah merangkai mimpi untuk menikah. Menjalani masa depan yang sudah mereka inginkan sejak lama.
Bahkan kisah cinta mereka terjalin ketika Sheryl masih di bangku sekolah. Selama bertahun-tahun bersama, Alex memutuskan meamar Sheryl dan bertunangan. Beberapa bulan kemudian rencana pernikahan mereka akan di gelar. Semua persiapan sudah di rencanakan oleh Sheryl dan Alex. Undangan juga sudah di sebar. Tetapi semua berubah seketika saat Tuhan merenggut Alex dari Sheryl. Kehidupan Sheryl hancur seketika. Alex nya pergi untuk selama-lama nya.
Selama setengah tahun terakhir, Sheryl mencoba untuk bangkit dari kesedihannya, memunguti sisa hatinya yang sudah hancur berkeping-keping. Di bantu orang tua dan keluarga nya serta Tisha, akhirnya Sheryl mampu bangkit untuk kembali tegar dan menjalani hidup tanpa Alex di sampingnya. Berat tetapi Sheryl berusaha sekuat tenaga untuk bisa berdiri seperti saat ini lagi.
Meski begitu, sampai saat ini Sheryl masih belum bisa melupakan segala kenangannya bersama dengan Alex. Dia masih rutin mengunjungi makam Alex setiap hari jumat. Meletakkan bunga di makam nya serta mengirimkan doa untuk kekasihnya itu. Selain itu Sheryl juga menceritakan hari-hari nya di depan makam Alex. Itu di lakukannya untuk mengurangi kesakitan nya atas kepergian Alex. Meski terdengar konyol tetapi itulah yang di lakukan Sheryl.
Janji-janji Alex kepadanya juga selalu dia i ingat, semua nya. Alex yang sangat di cintainya dan akan selalu hidup di hatinya selama nya. Sheryl tidak akan pernah melupakan Alex dan cinta lelaki itu kepadanya. Sheryl menutup hatinya untuk laki-laki manapun karena dia hanya mencintai Alex sampai kapan pun.
Sheryl tidak tertarik sama sekali menjalin hubungan dengan laki-laki lain untuk saat ini karena hatinya masih milik Alex. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Alex.
Sheryl menghentikan motornya tepat di depan sebuah toko bunga. Dia membeli bunga mawar putih untuk dia letakkan di makam Alex. Dia baru kembali dari kampus dan akan mampir ke makam Alex seperti biasanya untuk berziarah dan mendoakan Alex.
Mawar putih adalah bunga yang selalu Sheryl beli, untuk di bawa ke makam Alex. Itu adalah bunga terakhir yang di pegang oleh Alex untuknya. Sheryl inginengenang itu sehingga dia selalu meletakkan Bungan mawar putih di makam Alex. Dan Sheryl tentu akan membeli bunga tabur juga nanti serta air mawar untuk dia siramkan di atas makam kekasihnya itu.
"Eh kak Sheryl. Mawar putih seperti biasanya ya???" Tanya penjaga toko itu yang sudah hafal dan mengenal Sheryl. Karena setiap minggu Sheryl selalu datang ke toko nya untuk membeli mawar putih.
Sheryl tersenyum. "Iya, seperti biasa. Eh tambahkan bunga sedap malam juga ya???"
"Baik kak, tunggu sebentar ya???"
"Ya.." Sheryl duduk di sebuah kursi dan menunggu bucket bunga nya selesai di rangkai.
***
***SHERYL IVANKA***
Niall Adrian Sahasya, atau dia biasa di panggil Niall {Bacanya Nayel ya guys hehe}
Niall adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dia memiliki adik laki-laki yang masih bersekolah, sedangkan Papa nya seorang wakil direktur dari perusahaan besar di Jakarta. Dan Papa nya adalah adik dari pemilik perusahaan itu. Sehingga dalam hal ini, keluarga nya adalah orang yang di segani, dan punya nama yang baik. Niall memiliki hobi membaca, bermain musik, olah raga dan sangat pintar bermain golf.
Niall dulu juga sempat tinggal dan bersekolah di Swiss ketika Papa nya di kirim untuk bertugas di perusahaan cabang yang ada disana selama beberapa tahun. Dan setelah selesai Niall kembali lagi ke Indonesia.
Meski Niall dari keluarga yang kaya dan berpengaruh tetapi dia tumbuh dan sejak kecil di ajarkan untuk menjadi pribadi yang bersahaja dan tidak sembunyi di balik nama besar orang tua nya. Niall di ajarkan bertanggng jawab untuk semua hal yang terjadi pada dirinya dan tidak memanfaatkan nama dan kekayaan keluarga nya. Sehingga Niall juga akhirnya menjadi pribadi yang apa ada nya, baik dan juga selalu menghargai orang lain.
Niall memiliki wajah tampan, mata biru, memiliki dagu belah dua yang semakin membuat wajahnya terlihat tampan sekali. Rambutnya berwarna cokelat, baru saja dia ubah penampilannya itu, sebelumnya dia mengenakan cat rambut berwarna pirang. Bibir tipis nya yang menggoda dan senyumnya yang manis akan membaut orang yang melihatnya bisa menoleh dua kali.
Ketampanan Niall di warisi oleh Papa nya. Adrian Sahasya atau yang kerap di panggil Adri. Papa Niall adalah wakil direktur perusahaan besar di Jakarta. Papanya mengurus perusahaan itu bersama dengan Kakaknya yaitu Om nya Niall, bernama Aditya Sahasya.
Memiliki keluarga yang terpandang dan dmterkenal di kalangan pebisnis sukses. Sedikit membuat Niall merasa di mudahkan untuk beberapa hal. Akan tetapi Niall tidak mau memanfaatkan previlage yang di miliki keluarga nya. Sejak kecil Niall di ajarkan untuk bisa bertanggung jawab dan menjaga sikapnya agar tidak menjadi anak yang manja dan memanfaatkan kekayaan orang tua nya. Niall tidak bisa melakukan itu. Didikan kedua orang tua nya begitu keras hingga membiatnya bisa menjadi pribadi yang mandiri sampai saat ini.
Niall memiliki riwaat penyakit jantung. Beberapa bulan yang lalu dia baru selesai melakukan operasi pencakokkan jantung. Niall menerima donor jantung dari seseorang, yang akhirnya membuat Niall bisa sehat seperti ini. Niall sangat bersyukur sekali, hidupnya bisa terselamatkan. Jika tidak menerima jantung itu, mungkin Niall sudah meninggaI dunia. Tetapi Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup. Niall dan keluarga nya sangat bersyukur dengan hal itu.
Niall juga memiliki kekasih bernama Pamella. Yang adalah sahabat masa kecilnya dan mereka saling jatuh cinta, menjalin hubungan lalu bertunangan.
Pamella adalah seorang gadis cantik, ceria dan dia sudah mengenal Niall sejak kecil. Dulu orang tua nya tinggal di Swiss dan rekanan bisnis dari Papa Niall. Dulu dia tinggal di Swiss begitu juga dengan Niall. Karena orang tua mereka sering bertemu sehingga dia dan Niall juga bersahabat sejak kecil. Lalu kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta ketika remaja. Niall kembali ke Indonesia bersama orang tua nya dan Pamella juga kembali lagi ke Indonesia. Sehingga mereka melanjutkan hubungannya tanpa masalah apapun dan juga kemudian berpacaran. Orang tua saling setuju dan mereka bertunangan. Tetapi semua hancur ketika Niall meninggalkannya dengan cara seperti ini. Pamella hancur sekali. Niall sangat jahat padanya. Tega sekali melakukan ini.
Ketika itu di rumah sakit, Niall terbaring lemah dan Pamella dengan setia menjaga Niall setiap hari karena cinta nya begitu besar kepada lelaki itu.
"Mamamu bilang mereka sudah mendapatkan donor jantung untukmu." Pamella memeluk Niall dengan bahagia. "Akhirnya sayang, penantian kita berujung baik." Gumam Pamella.
Niall tersenyum menatap tunangannya. Pamella-nya yang cantik. Gadis itu adalah teman masa kecilnya yang kemudian menjadi tunangannya. Pamella selalu setia menunggunya, meskipun masa depan mereka tak pasti, meskipun Niall bolak balik harus masuk rumah sakit karena kondisinya. Niall bahkan di diagnosa oleh dokter bahwa dia tidak akan bisa hidup lama kalau dia tidak segera mendapatkan donor jantung.
"Syukurlah sayang, aku.. aku benar-benar senang sekali, setidaknya kalau operasi ini berhasil, aku bisa menjadi lelaki yang sempurna untukmu." Ujar Niall dengan suara lemah, wajahnya memucat.
"Operasi ini pasti berhasil." Pamella menatap Niall dengan mantap. "Dan bicara apa kau tentang lelaki sempurna??? Entah kau berjantung sehat atau tidak, kau adalah kekasih sempurna untukku."
"Tetapi aku takut. Aku takut ketika operasi berjalan, ternyata jantung itu tak cocok untukku."
"Jantung itu cocok untukmu, mereka sudah memeriksa nya."
"Bagaimana kalau terjadi komplikasi dan pada akhirnya aku tetap akan mati di meja operasi????" Tanya Niall.
"Niall sayang????." Pamella menyela, mengingatkan. "Hidup dan mati itu Allah yang menentukan, yang penting kau semangat, dan berjuang. Allah pasti melihat betapa inginnya kau hidup. Betapa inginnya aku agar kau hidup." Dengan lembut Pamella mengecup dahi Niall. "Operasi itu pasti akan berhasil, percaya padaku. Dan kah akan sehat lalu kita bisa menjalani hubungan kita lebih bahagia dan merencanakan pernikahan seperti yanv kau inginkan."
Niall tersenyum dan menggenggam jemari Pamella dengan lembut. "Thanks sayang, kau tahu, aku selalu mencintaimu."
"Dan akupun demikian adanya, sayang."
Mereka saling menguatkan satu sama lain. Pamella sangat berharap operasi Niall berjalan dengan baik dan berhasil.
***
Beberapa hari kemudian......
Operasi itu berhasil. Jantung baru itu cocok dengan sempurna di rongga dadanya. Niall bisa merasakan detaknya yang kuat, penuh vitalitas, memompa darahnya ke seluruh tubuhnya, membuatnya merasa kuat.
Siang itu Niall terbangun lagi, karena mimpi itu, mimpi yang selalu mengganggunya sejak dia dioperasi, mimpi tentang seorang gadis, dengan cincin dan gaun pengantin, yang sedang menangis. Menangis sejadi-jadinya.
"Sayang." Pamella menggenggam jemarinya, mencoba menenangkan napas Niall yang memburu, "Kau mimpi buruk lagi????"
Niall mencoba memfokuskan matanya, dan menemukan wajah Pamella yang cantik, sedang menatapnya dengan cemas. Dia lalu mengernyit. Pamella masih tetap sama, masih tetap cantik, masih tetap setia, masih tetap mencintainya sepenuh hati. Tetapi kenapa dia tidak bisa merasakan hal yang sama??? Jantungnya sudah tidak berdebar penuh cinta ketika melihat Pamella, debaran itu tidak terasa lagi, hampir terasa hambar, hampir seperti Niall sudah tidak mencintai Pamella lagi. Tetapi bagaimana bisa???? Niall seharusnya tidak berubah secepat ini, tidak ada yang berubah darinya, kecuali..... Jantungnya.
Ya. Meskipun tidak bisa dijelaskan secara logika. Jantung baru itu tidak berdebar untuk Pamella. Jantung itu hanya berdebar untuk seorang perempuan. Perempuan yang selalu ada di mimpinya.
"Apakah kau memimpikan perempuan itu lagi???" suara Pamella gemetar dan air mata menetes ketika Niall memalingkan muka tidak bisa menjawab. "Apakah aku... apakah aku akan kehilanganmu, Niall???"
Hening.
Bahkan Niall sendiri tidak mampu berkata. Hanya detak jantungnya yang berdegup di keheningan ruang perawatan itu, seakan-akan memanggil kekasihnya.
***
```
★★★NIALL ADRIAN SAHASYA★★★
```
★★★PAMELLA AUDREY★★★
Beberapa hari setelahnya.
Niall saat ini sedang bertemu dengan Pamella di sebuah cafe. Niall ingin membicarakan hal yang penting pada Pamella. Dia harus segera mengakhiri hubungannya dengan perempuan itu. Niall tidak bisa lagi bersama dengan Pamella. Perasaan cintanya sudah mati untuk Pamella. Niall tidak bisa mencintai Pamella lagi. Sudah tidak bisa sama sekali.
"Aku harus pergi, Im so sorry Pamella." Niall menatap sedih ke arah Pamella, yang ada di depannya.
Jemari Pamella berhenti sejenak, kemudian meletakkan gelas berisi minuman, kali ini jemari itu bergetar.
"Pergi untuk menncari perempuan itu???" Tanya Pamella yang sebenarnya sudah tahu jawaban dari Niall.
Niall menghela napas panjang, "I'm so sorry Pamella."
"No...." Suara Pamella pecah oleh tangis. "Bagaimana mungkin aku memaafkanmu??? Kau meninggalkan aku untuk mengejar perempuan lain, seorang perempuan yang bahkan belum pernah kau temui hanya karena mimpi-mimpi konyol mu itu??? No Niall, please don't hurt me???"
"Mimpi-mimpi itu nyata Pamella, dan perempuan itu juga, begitu juga jantung yang sekarang berdetak di dadaku saat ini. And I'm so sorry."
Pamella mengusap air matanya dan menatap Niall dengan pilu. "Don't you love me anymore Niall???? Tidakkah kau mengenang masa kita bersama dulu??? Aku selalu mencintaimu, bahkan sejak kita kecil. Aku selalu mendampingimu, di saat-saat sulit sekalipun, percaya bahwa masih ada masa depan untuk kita.... Lalu sekarang apakah kau tega membuang itu semua???" suara Pamella terisak-isak tak kuasa menahan perasaannya.
Hal itu membuat Niall mengernyitkan dahi, mencoba menekan rasa bersalahnya. Perempuan ini tidak terbantahkan adalah pasangan yang sempurna, sangat tulus mencintainya dan selalu bersamanya di saat dia sakit. Tentu saja Niall merasakan rasa bersalah yang luar biasa karena mencampakkannya seperti ini, dia bukannya tidak punya perasaan, masalahnya, jantung ini, jantung ini tidak menginginkan Pamella lagi dan selalu memanggil-manggil perempuan lain, perempuan itu, yang selalu muncul di dalam mimpinya akhir-akhir ini.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa." Niall meremas rambutnya frustrasi. "Aku tidak bisaengatakan apapun selain sorry. Aku berharap kau mau mengerti hal itu Pamella."
"Katakan kalau kau mencintaiku Niall...???" tatapan Pamella penuh permohonan, penuh air mata. "Please???" Pamella tampak memohon.
Niall tahu setidaknya kalimat itu akan membuat Pamella tenang. Tetapi dia tidak bisa mengatakannya. Dia tidak bisa mengatakannya.
Pamella tahu itu, matanya terpejam berusaha menahankan rasa sakit yang memenuhi dada nya. Tidak pernah di sangkanya, dia dan Niall akan berujung seperti ini.
"Setiap malam, ketika menggenggam tanganmu di rumah sakit, aku selalu berdoa semoga Allab memberikan jantung baru untukmu, supaya kau bisa sehat, supaya kita punya masa depan bersama, supaya kita bisa menua bersama, menatap anak-anak kita nanti dengan bahagia." Rasa sakit di suara Pamella terdengar nyata. "Aku sangat bahagia ketika kau mendapatkan donor jantung itu. I'm so happy but I was wrong. Aku sangat salah."
Pamella meraih tas nya dan beranjak dari kursi kemudia melangkah mundur, menatap Niall yang hanya bisa diam membatu.
"Kalau saja aku tahu bahwa jantung itu akan merenggutmu dariku, lebih baik kau tidak pernah mendapatkan donor jantung. Lebih baik kau mati saja di hadapanku saat cinamunitu masih untukku." Dan dengan kata-katanya yang penuh dengan kesakitan, Pamella berbalik badan dan melangkah pergi, berurai air mata meninggalkan cafe itu.
***
Ketika malam mulai temaram dan senja beranjak menjadi gelap. Niall duduk menghadap mamanya dan menceritakan semuanya. "Mama, Papa, aku sudah tidak bisa mencintai Pamella, aku memutuskan untuk meninggalakannya, ini memang terdengar jahat dan tidak berperasaan tetapi sungguh Ma, Pa, aku tidak bisa lagi bersamanya." Ucap Niall dengan sedih di depan Mama nya.
Chika hanya menatapnya dengan sedih putranya itu "Jadi begitu saja??? Kau tinggalkan Pamella begitu saja???"
Niall mendesah sedih. "Aku tahu semua orang akan menyalahkanku karena perlakuan jahatku kepada Pamella... tapi kuharap mama bisa mengerti aku. Aku... jantung ini.. jantung ini menginginkan perempuan lain."
"Bagaimana mungkin Niall??? Apa yang kau rasakan itu tidak bisa dijelaskan dengan logika, Mama bingung dengan sikapmu. Mama sedih melihat Pamella, Niall. Dia sangat kecewa, dia hancur, dan bukan hanya itu, persahabatan Mama dan Papa dengan kedua orangtua Pamella menjadi rusak karena masalah ini, mereka tidak mengerti." Chika menghela napas sedih. "Tetapi Mama percaya kepadamu nak. Mama sudah melalui saat-saat dimana Mama hampir kehilanganmu, berkali-kali." Perempuan itu menyusut air matanya. "Jantung itu membuat Mama tidak akan cemas kehilanganmu lagi, dan......kalau kau bilang jantung itu mencintai perempuan lain, Mama akan berusaha mendukungmu, karena kalau yang kau bilang itu benar, Mama berhutang budi kepada perempuan itu. Perempuan yang jantung kekasihnya didonorkan untukmu."
Niall langsung memeluk mamanya. Erat. Menahan resapan air mata yang sedari tadi berusaha menyeruak keluar. Semua orang boleh membencinya, tetapi asalkan Papa dan Mama nya mendukung, Niall bisa melangkah maju.
"Terimakasih Mama." Suara Niall serak oleh emosi, dipeluknya mamanya, wanita tua bertubuh kecil yang begitu tegar berjuang untuk anak tunggalnya yang sakit. Niall sangat menyayangi Mama dan Papa nya.
"Jadi, kemana kau akan mencari perempuan itu???" Tanya Adri.
"Surabaya, aku sudah mendaftar untuk mengambil magisterku di sana."
"Surabaya???" Seru Adri.
"Iya Pa, Surabaya."
"Kenapa tidak bilang pada Papa sebelumnya???'
Niall tersenyum. "Aku sudah mendaftar dan akan mengikuti beberapa test, jika di terima aku akan langsung mencari tempat tinggal disana. Ya sekaligus bekerja juga untuk mengisi waktu kosongku."
"Kau bekerja saja di kantor kita yang disana, Papa akan memberitahu kak Aditya supaya dia bisa menyuruh orang disana untuk menyiapkan meja untuku."
"Iya Pa."
***
Sementara itu, Pamella duduk di atas tempat tidurnya dan menangis terisak dengan pilu memeluk bantalnya. Niall sangat keterlaluan sekali memperlakukannya seperti ini. Niall jelas tahu bahwa dia sangat mencintai lelaki itu, tetapi hanya karena mimpi konyol itu Niall dengan tega meninggalkannya begitu saja.
Pamella adalah seorang gadis cantik yang selama ini selalu memberikan cintanya untuk Niall seorang. Sahabat sekaligus kekasihnya. Tetapi hati Pamella di hancurkan seketika oleh Niall. Setelah lelaki itu menjalani operasi pencakokkan jantung, Niall menjadi pribadi yang berbeda bahkan sudah tidak lagi Pamella melihat cinta di mata Niall untuknya. setiap hari yang di bahas Niall adalah perempuan iti, perempuan yang katanya muncul di mimpi mya yanv tidak di ketahui siapa sevenarnya perempuan itu. Meski belum pernah bertemu tetapi Pamella sudah sangat membenci nya. Benar-benar membenci nya. Perempuan itu secara tidak langsung merenggut kebahagiaan nya yaitu Niall.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!