NovelToon NovelToon

Love Story Of Lian!

LSOL_00 Prolog.

Senyum Lian mengembang saat mendengar bel istirahat berbunyi, dengan cepat ia keluar kelas dan menuju kantin sekolah.

Lian berlari disepanjang koridor menuju kantin, perutnya sudah sangat lapar sekali, ia tidak sempat makan pagi ini karna kesiangan.

Bugh!

Ingin sekali Lian berteriak saat ini, dirinya sudah kelaparan namun ia malah terjatuh saat seseorang tiba-tiba keluar dari dalam kelas dan menabrak nya. Lian menatap orang menabrak nya lalu mendengus kasar, ia berdiri lalu berlalu pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun. Lian sangat malas berurusan dengan Preman sekolah ini.

"Lucu"

Lian mendengus kasar saat melihat meja kantin yang sudah penuh, ia melihat sekeliling kantin siapa tau ada satu tempat kosong dan gotcha! Dia menemukan nya.

"gue duduk disini ya?" tanya Lian pada seorang Siswa yang duduk sendiri.

Siswa itu mengangguk lalu melanjutkan lagi makannya yang tertunda, Lian memakan makanan nya dengan tenang, namun ditengah enak-enak nya menyantap makanan nya. Lian merasakan tengkuk nya dingin ia mengusap nya pelan, perasaannya hari ini cuaca sangat panas lalu kenapa dia merasakan dingin diarea tengkuk nya.

Sedangkan disisi lain meja kantin, terdapat beberapa orang yang duduk sedang menikmati makanan nya, salah satu dari mereka menatap tajam salah satu meja yang diisi oleh dua orang berbeda jenis.

"Kemana Jay?" tanya salah satu teman nya saat melihat sang ketua berdiri dari duduknya.

"Rokok" mereka mengangguk mengerti saat mendengar ucapan singkat dari sang ketua.

Pemuda yang dipanggil Jay itu berjalan keluar kantin, namun saat melewati salah satu meja ia menatap tajam kedua orang yang sibuk dengan makanan mereka.

"aaww" sontak pemuda yang sedang duduk itu mendekap mulutnya sendiri.

Lian menatap kearah Siswa yang duduk didepannya itu sedang menutup mulut nya, lalu menggeleng cepat pertanda tidak apa-apa saat mendapat tatapan tanya dari Lian, ia mengangguk dan kembali memakan makanan nya.

Siswa yang kaki nya tiba-tiba ditendang tiba-tiba itu menatap takut pada orang yang saat ini menatap nya tajam, wajah siswa itu pucat pasi saat melihat Jay menunjuk nya.

Lian menatap aneh siswa didepannya, apakah pemuda ini sakit kenapa wajah nya sangat pucat, belum sempat bertanya Siswa itu langsung berdiri dari duduk nya dan keluar dari kantin.

Lian mengendikan bahu nya acuh, lalu ikut berdiri dan keluar dari kantin, seperti biasa setelah dari kantin Lian akan langsung kembali kedalam kelas.

________

"An, ingat ya jangan lupa bawa tugas nya besok" ujar Nabila.

"Iya, Bil lo tenang aja besok gue bawa, jika enggak palingan dihukum doang" ujar Lian bercanda.

Namun candaan nya itu justru dipercaya oleh teman nya ini, lihatlah bahkan wajah Nabila sudah pucat saat mendengar ucapan Lian.

"Jangan gitulah An. Gue gak mau dihukum sama bu Sisi, lo taukan hukuman bu sisi itu ga main-main " ujar Nabila takut.

Lian terkekeh pelan,lalu mengangguk cepat, ia begitu suka mengerjai teman sebangku nya ini, apalagi Nabila ini orang nya penakut dan mudah percaya dengan apa yang ia katakan.

"Gue bercanda kok Bil, besok gue bawa tugas nya" ujar Lian terkekeh pelan melihat raut lega dari teman nya.

_________

Lian saat ini sudah berada diparkiran, ia sedang duduk di motor milik Nabila, saat ini Lian sedang menunggu Nabila yang masih berada diruang osis sejak jam pelajaran ke lima.

"eh ada neng geulis, kenapa sendirian atuh neng? Mau aak temenin ga?" ujar seorang Siswa yang baru datang bersama beberapa orang siswa lain nya.

Lian tidak memperdulikan siswa tadi dan hanya fokus ke ponsel nya sambil menunggu Nabila keluar dari ruang osis nya.

Beberapa dari siswa dan siswi sekolah itu mendengus tak suka pada Lian yang hanya bersikap acuh pada para Siswa yang terkenal disekolah.

"Sok cantik banget tu sih buntel"

"tau sok jual mahal banget"

"Si buntel lagi pengen digoda itu"

" kulkas dua pintu belagu aja belagu"

"Ayang Devan godain gue aja! Gue iklhas lahir batin!"

"Aduh kak Jay makin ganteng aja, pengen deh jadi pacar nya"

"mimpi lo ketinggian, sadar diri lo hanya debu di baju nya"

"dih sirik aja lo! Gue mah masih mending dari pada si buntel yang sok jual mahal itu"

"Tau, cantik gak, jelek iya mana buntel lagi hahhahhh "

Lian mengibas rambut kuncir nya kebelakang,lalu menatap siswi yang sejak tadi tidak berhenti mengoceh itu.

"Iri? BILANG BOS!" ujar Lian menatap mengejek pada para siswi yang menatap nya tidak suka.

Enak aja mereka mau membully nya, belum tau mereka Lian itu orang nya seperti apa, berani bully berani bonyok.

Lian menaruh hp nya dalam saku lalu menghidupkan motor Nabila, dan melajukan nya keluar gerbang sekolah karna ia melihat Nabila yang sudah berdiri disana.

"pantesan lo bisa bunlol sama tu cewek" ujar seorang pemuda berkacamata itu menepuk pundak Jay.

__________

LSOL_01 Amarah.

Lian berjalan lesu memasuki rumah nya, ia menaruh tas nya dan langsung berbaring ditempat tidur, dirinya sangat capek setelah pulang kerja, jam menunjukkan pukul 20.30 malam dan berarti sebentar lagi Mama nya akan pulang.

Lian bangun dan berjalan keluar kamar nya, ia membuka pintu kamar yang berada disamping kamar nya, Lian menghembuskan nafas lega saat kedua adik nya sudah tertidur, ia menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju kamar yang berada didepan kamar nya, ia membuka pintu kamar dan mengecek apakah abang nya sudah tertidur.

Lian kembali kekamar nya setelah mengecek keadaan ketiga saudara nya. Lian anak kedua dari keempat bersaudara, meski memiliki abang namum Lian tidak bisa berharap lebih dari abang nya.

Abang nya mengidap sindrom Peter Pan atau biasa dikenal dengan sikap anak-anak, usia abang nya yang sudah menginjak 21 tahun namun masih bersikap seperti anak kecil,berteman dengan anak kecil dan bermain dengan anak kecil, dan sindrom nya juga di dukung dengan step dimana saat ia merasa sakit atau demam maka tubuh nya akan mengalami kejang untuk beberapa saat.

Dan untuk kedua adik Lian masih sangat kecil, adik nya baru berusia 8 dan 7 tahun, Lian hanya mempunyai Mama nya yang bekerja sebagai karyawan Laundry dimana gajinya yang tidak seberapa namum mampu menghidupi keempat anak nya.

Dan Lian satu-satunya nya orang yang bisa diharapkan oleh keluarga, hanya dia yang bisa membantu sang Mama mencari nafkah untuk keluarga.

"Capek" hanya itu yang bisa ia ucapkan.

Dirinya terlalu lelah untuk bermain dan berkumpul bersama teman-temannya.

Ting!

Lian mengambil hp nya lalu membuka pesan yang baru saja masuk.

...083853xxxxxxxx...

...Online...

"Simpan nomor gue"

^^^"Siapa?"^^^

"Suami lo!"

^^^"gila!"^^^

^^^Read^^^

Lian mematikan hp nya lalu menatap platform kamar nya, mata nya perlahan tertutup dan baru beberapa detik ia tertidur suara deringan hp nya kembali berbunyi.

...083853xxxxxx...

...Calling...

"Keluar, gue didepan rumah lo!"

*****Tuttt*****

Lian melotot kan matanya saat mendengar suara itu, ia melompat dari tempat tidur nya dan segera keluar dari kamar nya.

Lian mendengus tak suka saat melihat seorang pemuda yang sedang duduk diatas motor nya sembari memainkan ponsel nya.

"Ngapain malam-malam kakak kerumah gue?!" tanya Lian langsung.

Pemuda itu mengalihkan pandangan nya dari hp menatap Lian, pemuda itu memberikan helm pada Lian dan menghidupkan motornya.

"Naik, gue mau ajak lo jalan" ujar nya langsung.

Lian menaruh helm itu di jok belakang pemuda itu lalu berbalik pergi.

"gue gak bisa, gue masih banyak pr" ujar Lian hendak pergi.

"gue ga terima penolakan!" tekan pemuda itu.

"Kak Jay kalo mau jalan ajak yang lain aja, jangan gue" ujar Lian kesal.

"Gue mau nya sama lo! Ga mau sama yang lain" ujar Jay.

Lian mendengus kasar, ada apa dengan kakak kelas nya ini, tiba-tiba datang dan langsung mengajak dirinya jalan, mereka aja baru kenal dan baru berbicara saat ini untuk pertama kalinya karna Lian selalu menjauh dari Jay,ia tidak ingin terlibat dengan orang didepan nya ini.

"gue gak bisa Kak! Kakak kalo mau jalan ajak yang lain aja, lagian kita juga baru kenal" ujar Lian menolak.

"Gue udah bilang sama lo! Gue ga terima penolakan!" ujar Jay dengan marah.

"Pergi aja Lian, tapi jangan pulang kemalaman"

Lian dan Jay menoleh kearah suara, disana terlihat wanita paru baya yang berdiri sembari menatap mereka.

"Lian ga bisa Ma, Lian banyak pr" ujar Lian menolak.

"Saya mau jalan sama anak tante!" ijin Jay lebih tepatnya memaksa..

"Pergi aja An, jangan mekap didalam kamar terus sesekali jalan" ujar Mama Gunar.

Lian mendengus lalu mengambil helm yang tadi ia letakkan dan memakai nya, Lian mencium pipi Mama nya lalu naik keatas motor.

Motor melaju meninggalkan rumah Lian, Mama gunar menatap lamat Pemuda yang membawa motor.

_______

Lian saat ini sedang duduk menatap lamat padat nya jalanan yang penuh dengan orang-orang dan kendaraan, saat ini dia sedang duduk di angkringan pinggir jalan.

"Gue didepan lo, kenapa malah mandang kesana!" ujar Jay marah.

Lian mengalihkan tatapan pada Jay, ia menelisik Jay dari atas sampai bawa, pemuda didepan nya memang tampan wajar jika jadi idaman para cewek, tapi Lian juga ngeri melihat tatto ditubuh pemuda itu.

"Kenapa lo ngajak gue jalan? ini pertama kalinya kita bicara karna selama sekolah kita gak pernah berinteraksi" tanya Lian penasaran.

"Bukan kita, tapi lo aja" dengus Jay kesal.

"Selama ini gue selalu mau berinteraksi dengan lo, tapi lo selalu menghindar dari gue" ujar nya kesal.

"gue cuma ga mau berurusan sama lo!" ujar Lian langsung.

Jay menatap tajam Lian, ia mengepalkan tangannya marah, kenapa Lian tidak mau berurusan sama dia? Emang dia pernah berbuat salah? Selama ini Jay gak pernah menganggu nya dan ini pertama kali nya dia berbicara dan mengajak nya jalan.

"Kenapa?" tanya emosi

"Gue cuma mau sekolah dengan tenang itu aja" ujar Lian lagi.

****Brak****!

Semua orang terkejut saat Jay menggebrak meja termasuk Lian, wajah Jay memerah menandakan bahwa pemuda itu sedang marah, Jay menendang kursi plastik itu lalu pergi dari sana meninggalkan Lian seorang diri.

Lian merasa bersalah? tentu saja tidak, memang ini yang ia inginkan setidaknya ia tidak akan berurusan dengan Jay lagi dan bisa bersekolah dengan tenang.

Untung saja rumah nya tidak jauh dari sini jalan kaki 30 menit sampailah, Lian meletakan uang 50 ribu diatas piring, meski ia tau Jay sudah membayar nya, Lian hanya tidak mau makan dengan uang orang lain, apa lagi orang yang tidak ia kenal.

Brak!

"Ayam copot!"

"Demi ****** Doraemon gue kaget setengah idup!" lata Devan.

"Setengah mati goblok!" ujar Agus menggeplak kepala Devan.

"Nah itu maksud gue" ujar Devan mengusap kepalanya yang sakit karna abis di geplak oleh Agus.

"Kenapa?" tanya Gezzy tanpa mengalihkan matanya dari buku tebal yang ia baca.

"Dia gak mau deket sama gue!" ujar Jay marah.

Agus dan Devan sedang membenarkan pintu yang rusak akibat ulah teman mereka yang datang datang langsung nendang pintu hingga rusak.

Gezzy tersenyum tipis sembari membalik lembaran baru dari kertas yang sudah ia baca.

"Dia bilang gue pengganggu dan sekolah nya ga bakal teng jika dia deket sama gue!" ujar Jay marah, saat ini ia sangat ingin memukul seseorang emosi nya begitu menguasai nya.

"terus apa yang lo lakuin?" tanya Gezzy, meski ia sudah tau jawabannya.

"gue tinggalin dia disana terus kemari gu_"

"ANJING!"

Brak!

Agus dan Devan mengelus dada sabar saat melihat pintu yang barusan mereka benerin kini rusak lagi, sedangkan Gezzy tersenyum tipis saat melihat tingkah Jay.

Gezzy yakin bahwa sahabat nya itu pasti sedang panik saat ini, sikap tempramental nya tidak akan pernah hilang jika ia sedang marah

Disisi Jay, saat ini dia begitu panik saat tidak menemukan Lian di angkringan tempat ia meninggalkan nya tadi, dengan cepat ia melakukan motornya kerumah Lian.

****Brakk brakk brakk****

Jay mengetuk, tidak lebih tepatnya menggebrak pintu rumah Lian dengan keras, hingga pintu rumah itu terbuka dan menampakan Mama Gunar yang sedang menatap nya kaget.

"Ada apa nak?" tanya Mama gunar saat melihat ekspresi panik pemuda didepan nya ini.

"Tante Lian sudah pulang?" tanya cepat.

Mama gunar mengerutkan dahinya bingung, bukan kah tadi putrinya pergi bersama pemuda ini, lalu kenapa sekarang kemari dan bertanya.

"bukan nya Lian pergi sama kamu?" tanya mama Gunar.

"Tadi saya pergi sebentar tante, pas saya balik Lian nya udah gak ada" ujar nya sedikit berbohong, memang dia hanya meninggalkan Lian sebentar lalu balik lagi.

Mama Gunar mengambil hp nya yang bergetar lalu melihat pesan yang baru saja masuk.

"sudah tidak apa-apa,kamu pulang saja Lian baik-baik saja" ujar Mama Gunar.

"bagaikan tante tau?" tanya Jay.

"Lian baru saja chat dia sedang berada dirumah Paman nya" ujar Mama Gunar.

Jay terdiam,lalu pergi tanpa kata-kata lagi, tidak sopan memang tapi saat ini dia lagi emosi dan dia takut malah kelepasan.

_________

"Bos ayo masuk bentar lagi bel masuk bunyi, lo lagi nunggu siapa?" tanya Devan saat Jay tidak terus melihat kearah gerbang, bahkan penampilan nya begitu berantakan dari biasa nya, meski memang berantakan setiap hari.

Tangan Jay mengepal kuat saat orang yang sejak tadi ia tunggu akhirnya nya datang,bukan itu yang membuat nya marah melainkan Lian yang turun dari motor seorang cowok dan apalagi cowok itu mengusap kepala Lian sebelum pergi.

Lian berjalan santai melewati Jay dan teman-teman nya tanpa memperdulikan seseorang yang hampir gila mencari nya semalaman.

"Apasih kak lepas!"ujar Lian kesal saat tiba-tiba tangan yang nya di cengkram kuat oleh Jay.

Jay menarik tangan Lian menuju taman belakang sekolah, Lian terus memberontak namun genggam itu semakin kuat hingga tangan nya memerah.

Jay mengunci pintu gudang lalu berjalan mendekat kearah Lian yang terus berjalan mundur.

"Mau apa lo? Kak jangan macam-macam ya" ujar Lian panik.

Hey siapa yang tidak panik saat kalian berduaan didalam gudang bersama lawan jenis, Lian terus berjalan mundur hingga kini punggung nya menabrak dinding dan Jay yang semakin dekat. Lian menutup matanya saat wajah mereka berdua semakin dekat.

"Ternyata lo genit juga ya" Lian membuka mata nya menatap tajam Jay.

Deg!

Wajah mereka berdua sangat dekat hingga hembusan nafas kedua nya saling menerpa wajah mereka, Lian mendorong kuat bahu Jay tapi pemuda itu tidak bergerak sedikitpun.

"Urusannya sama lo apa?" Lian menatap tajam Jay yang saat ini juga menatap nya tajam.

"dibayar berapa lo semalam sama tu cowok"

Plak!

Lian merasakan kebas pada tangan nya saat menampar Jay hingga wajah pemuda itu tertoleh.

"Mau gue dibayar berapapun, itu bukan urusan lo! Stop gangguin gue!" ujar Lian marah.

Apakah dirinya serendah itu dimata pemuda didepan nya ini, perempuan mana yang tidak marah jika dikatakan seperti itu tepat didepan mereka.

Bugh!

Lian menutup matanya saat Jay melayangkan pukulan pada tembok disampingnya, saat ini dia benar benar takut jika Jay melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh nya.

Namun pemikiran Lian salah, Jay mundur lalu pergi dari gudang itu meninggalkan Lian seorang diri.

_____________

LSOL_02 Pemaksaan.

Sudah seminggu sejak kejadian di gudang, dan sejak saat itu pula Jay hilang tanpa kabar bahkan teman-teman nya tidak ada yang tau dia kemana. Lian? dia tidak peduli kemana pemuda itu pergi yang jelas Jay tidak menganggu nya.

saat ini Lian sedang berjalan menuju Uks untuk mengambil obat, saat baru membuka pintu Lian sudah disambut dengan pemandangan yang kotor.

Tatapan mereka bertemu, Lian mengendikan bahu acuh lalu berjalan masuk, saat melewati salah satu tempat tidur Lian menarik tirai hingga menutupi kedua sejoli yang masih asik berciuman itu.

Lian mengambil obat sakit kepala dan meminum nya, setelahnya ia berbalik hendak keluar namun terhenti saat melihat Jay yang menatap nya dan entah sejak kapan tirai itu terbuka.

"Jay, kenapa berhenti? Ayo kita lanjut lagi" ujar Siswi yang pernah mengejek nya dulu.

Siswi itu menatap Lian dengan sinis, sedangkan Lian hanya menatap dingin siswi itu, Lian berjalan keluar meninggalkan kedua sejoli itu.

"Lian!"

Lian berbalik dan melihat orang yang meneriaki nama nya, Gali sang ketua kelas berlari kearahnya dan langsung merangkul pundak Lian. Lian menatap malas pada tetangganya nya ini, Lian meninju perut Gali sedikit kuat dan berhasil membuat Gali kesakitan.

"Ada apa?" Lian tau tetangga nya ini sedang butuh bantuan nya, karna Galih akan bersikap baik dan ramah pada nya jika membutuhkan sesuatu dan akan jail jika sedang tidak ingin apa-apa.

"Ntar pulang sama gue, bunda kangen sama lo lagian lo juga semenjak pindah ga pernah main kerumah lagi" ujar Gali sembari mengedipkan mata pada adik kelas nya.

"Iya"

Mereka berjalan beriringan dengan Gali yang merangkul pundak Lian, setelah sampai dikelas mereka duduk dibangku masing-masing.

_________

"Baik anak-anak kita lanjutkan dipertemuan berikutnya"

Guru keluar dari kelas setelah bel istirahat berbunyi, namun para siswa belum ada satupun yang beranjak dari kursi mereka saat melihat orang yang paling ditakuti sedang berdiri diambang pintu.

Jay berjalan masuk dengan santai menuju meja Lian yang saat ini sedang fokus mengemasi bukunya, pekikan tertahan berasal dari siswi-siswi didalam kelas, oh bagaimana tidak penampilan Jay begitu keren dipadukan dengan wajah tampan nya siapa yang tidak terpesona dengan itu.

"Yang! ayo ke kantin"

Prangg!

Jay menatap tajam seorang siswi yang tak sengaja menjatuhkan bekal mya hingga berserakan dilantai, semua orang menutup mulut syok.

Lian sendiri juga sama syok nya mendengar ucapan Jay, dengan cepat Lian berdiri dari duduk nya dan menarik tangan Jay keluar dari kelas nya meninggalkan siswa-siswi yang melongo tak percaya ditempat mereka.

"Kakak apa-apaan sih! " ujar Lian marah.

"Memang nya gue kenapa?" tanya Jay bingung.

"ngapain kakak ngomong gitu dikelas gue?!" tanya Lian marah.

"memang nya salah ya gue ngajak cewek gue ke kantin bareng?" tanya Jay polos.

Rasanya ingin sekali Lian menggeplak kepala pemuda didepan nya nya, bisa-bisanya dia bertanya dengan wajah polos nya itu.

"Gue bukan cewek lo kak! Dan berhenti manggil gue gitu!" tekan Lian marah.

"segitu ga mau nya lo deket sama gue, emang gue salah apa sama lo sampai lo benci banget sama gue?" tanya Jay mulai emosi.

"Lo ga ada salah sama gue dan gue juga gak benci sama lo, gue cuma ga mau berurusan sama lo" ujar Lian menatap marah Jay.

"awss" Jay mencengkram kuat tangan Lian hingga sang empuh merintih kesakitan.

"Mulai sekarang lo jadi cewek gue dan gue ga terima penolakan!" tekan Jay emosi.

"Gue ga mau! Dan lo ga bisa maksa gue!" tolak Lian dengan kasar.

Cup!

Lian melotot kan matanya saat dengan tiba-tiba Jay mencium bibirnya, dengan sekuat tenaga Lian mendorong tubuh besar Jay hingga mundur beberapa langkah.

Plak!

Lian menatap benci pada Jay, matanya memerah menahan tangis, kenapa dia harus menghadapi situasi ini selama ini dia tidak pernah mengganggu Jay ataupun teman-teman nya.

Jay tersenyum miring lalu menunjukan hp nya dimana disana terdapat video singkat saat Jay mencium nya.

"Gue ga terima penolakan, dan mulai sekarang lo cewek gue! Kalo lo berani nolak gue, gue bakal kirim video ini sama Nyokap lo" ujar Jay santai.

Lian pergi dari sana tanpa mengucapkan apapun, namun air matanya mengalir dengan deras dikedua pipi tembem nya. Jay mengepal tangan nya erat saat melihat air mata yang keluar dari kedua mata Lian, Jay meninju dinding sekolah itu dengan kuat hingga membuat tangan nya terluka.

"ANJING!" teriak Jay frustasi.

Semua murid kini berhamburan keluar dari kelas nya menuju gerbang sekolah, setelah lelah belajar mereka akhirnya bisa beristirahat dan pulang kerumah mereka.

"Pulang bareng gue" Lian menghentikan langkah saat Jay menahan tangan nya.

Jay menarik tangan Lian menuju motornya berada disana juga ada teman-teman nya yang menatap cengo Jay.

"Cewek gue" ujar Jay singkat.

Agus dan Devan melongo ditempat mereka saat Jay memperkenalkan cewek nya, Wow diluar dari ekspektasi mereka ternyata sahabat mereka menyukai cewek seperti Lian ini.

"Eh Neng lian, masih ingat aak ga neng?" tanya Devan sembari mengulurkan tangan nya namun ia tarik lagi saat melihat tatapan tajam Jay.

Lian hanya diam hanya tak menanggapi ucapan Devan, Jay menaiki motornya lalu menghidupkan nya. Lian menaiki motor Jay dan menepuk pundak Jay 2 kali.

Jay mendengus kasar lalu menjalankan motornya keluar dari gerbang sekolah, Agus dan Devan menatap Gezzy dan bertanya dengan heboh.

"Zy plis bilang sama gue kalo ini cuma mimpi, plis Zy bilang kalo ini cuma mimpi!" ujar Devan heboh.

"Zy, itu seriusan cewek nya Jay? gendut banget anjing! Selera Jay kok menurun?!" tanya agus tak kalah heboh nya.

"Memang nya kenapa kalo dia gendut?" tanya Gezzy menatap tajam Agus.

Agus menggaruk tengkuknya yang tak gatal, didalam hati mya ia merutuki mulut nya yang tidak bisa direm.

"Ya gapapa sih cuma aneh aja gitu, Jay yang biasa cewek nya seksi semua kok malah berganti jadi Lian " ujar Agus.

"Bodoh!"

Gezzy pergi setelah mengatakan itu pada Agus, kenapa dia bisa punya sahabat seperti mereka, apa mereka tidak bisa membedakan atau mereka yang buta.

___________

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!