NovelToon NovelToon

Pacar Culunku Adalah Vampire

Part 1

Langit cerah di tengah sinar matahari terik adalah salah satu yang tidak di sukai Luna, sambil bersenandung di barengi dengan pemakaian sunblook anti UV jam sudah menunjukkan pukul 06.35 saat ini.

"Oke saat nya pergi bekerja Fighting Luna".

Luna bekerja di sebuah perusahaan international terkemuka di Italia, dia sudah bekerja kurang lebih 5 tahun dengan posisi sebagai HRD personalia. Sahabat Luna hanya Riska satu-satu nya sahabat Manusia.

"Hey tumben pagi sekali, kesambet setan apa lu Lun?" Tanya Riska sambil menepuk pundak Luna yang lagi berkutat di meja kerja nya.

"Gak ada, mood aja datang pagian. emang setan apa yang berani sama gue coba??

Riska terkekek mendengar pernyataan Luna, tentu saja Riska tau di kantor ini aja Luna udah terkenal galak, judes, jutek, gak kenal jangan sok akrab. Riska pun begitu pada awal pertemuan mereka. Riska sebetulnya senior Luna kalau di bandingkan sama lama kerja nya.

Flashback....

Riska awal nya penasaran dengan Luna karena hanya Luna seorang yang kulit nya sangat putih mendekati pucat, seperti mayat hidup, rambut blonde nya juga. basa-basi pendekatan dirinya di mulai ketika mau makan ke kantin. "Halo kenalin saya Riska, mau ke Kantin bareng, hari ini menu nya enak"

"Hallo saya Lunaria, panggil aja Luna, okey boleh aja."

"Luna sorry ya to the point, are you okay? soal nya muka nya pucat amat."

"Hehe it's okay memang bawaan dari lahir sudah gini, but im okay, thanks ya sudah perhatian di hari pertama gue kerja. jarang banget soal nya yang mau tanyain gue"

"Yaudah yukk cuss ke kantin bentar lagi bisa abis ini menu andalan Chef kantin "Mister Terry"

Bagi semua orang awal perkenalan seperti ini mungkin hanya basa-basi, tapi bagi Luna yang tidak pernah bergaul dengan manusia tentu tersentuh. Luna bekerja di perusahaan yang isi nya tentu manusia mau tidak mau harus juga bersosialiasi.

Di samping karena sudah usia dewasa, juga karena Luna sudah hidup sebatang kara sekarang. tahun lalu ayah nya baru saja meninggal karena usia nya untuk setingkat Vampire sudah saat nya ajal menjemput.

Ibu nya adalah manusia yang tentu nya sudah lama sekali meninggal nya bahkan sebelum Luna bisa mengingat wajah ibu nya. Hanya dari Lukisan bagi Luna untuk tau seperti apa rupa ibu nya.

Dan karena darah campuran diri nya tidak bisa hidup lama yang bisa sampai dengan 1000 tahun lama nya, tapi sama dengan manusia pada umum nya, tapi darah Vampire ayah nya tetap ada. ada kekuatan bisa merasakan kehadiran orang dari jauh, bisa menghilangkan aura kehadiran nya seperti sembunyi tanpa ketahuan.

Back Now...

"Luna kenapa kamu gak ganti style? sayang sekali loh untuk proporsi badan kayak kamu gini di sia-siain"

Riska sangat suka memberi masukan untuk membangun karakter Luna agar lebih mengikuti perkembangan Tren Fashion terkini. majalah fashion setiap ada yang terbaru selalu di letak nya di meja Luna, sambil di suruh nya Luna untuk mencoba seperti model di majalah itu.

"Gini aja, ribet deh ntar banyak yang terpesona gimana hayoo, mau loe tanggung jawab" Luna mendelik melihat Riska yang sudah duduk di depan meja kerja nya berhadapan dengan diri nya sekarang. Luna Acuh sambil mata terpaku ke

"aduhh coba itu kacamata cupu di copot dulu, gak minus kan itu mata, terus itu rambut jangan di kepang juga kali, jaman udah modern gini ke salon kek, apa di gerai gitu."

Tampilan Luna untuk pergi ke kantor sangat culun sampai mungkin cowok-cowok di kantor tidak ada yang mau melirik. Baju kemeja dengan cardigan rajut, rok sampai di bawah lutut, sepatu pentopel hitam polos, kacamata dengan bingkai hitam tebal super culun, rambut di kepang atau kadang di cepol asal.

"Ada kok cowok yang lirik, itu Pak Morgan tiap hari liatin gue terus kok"

"Haisss itu mah beda lah... dia itu kan atasan kita klo gak lirik kita gimana dia mau kasih instruksi ke kita, ishh capek betul ngasih tau ini anak. mau punya pacar gak sih?" Riska mulai gemas dengan sahabat nya ini.

"Pacar ya...........? ahh nanti jodoh datang sendiri kok"

Stay Tune ya

Author baru pertama kali buat novel ini

Bersambung.........😉😉

Part 2

"Gimana pacar mau datang sendiri kalau loe nya aja gak mau berubah penampilan"

"kan gak semua cowok lihat fisik kan?" Luna sambil melambaikan tangan agar Riska pergi dari meja nya dan kembali bekerja, karena sudah waktu nya bekerja.

Riska akhir nya kalah lagi untuk hari ini membujuk Luna berubah penampilan entah sudah berapa kali di coba, hasil nya selalu gagal total.

Telepon di samping meja Luna berdering... "Dengan Luna, Ada yang bisa Saya bantu"

Terdengan suara berat khas orang sudah berumur tentu saja atasan luna pak Morgan. "Halo Luna, ke ruangan saya sekarang ya"

"Baik Pak" Luna sambil berjalan ke lantai 5 ruangan pak Morgan

"Untung ada Lift di ini kantor, kalau gak bisa mati naik turun tiap hari dari lantai 3 ke lantai 5" Luna mengerutu di dalam lift yang kebetulan tidak ada orang saat ini.

Setiba nya di ruangan pak Morgan, Luna sedikit menyergit setelah di jelaskan oleh pak Morgan kalau pria di samping nya itu adalah anak didik nya dulu di kantor cabang di indonesia. dan minta Luna mengantarkan nya keliling kantor sambil di antarkan ke bagian nya Wakil CEO.

kebetulan Pak Morgan CEO di sini, tapi tidak ada yang tau siapa asli pemilik dari perusahaan ini. Pak Morgan masih di gaji d sini, tapi berkuasa karena dia ada saham plus masih saudara jauh dari pemilik perusahaan.

Jalur orang dalam selalu masih mendarah daging sampai saat ini, Luna yang tamatan universitas bergengsi saja, susah payah di terima di perusahaan ini. ini langsung di terima dengan posisi lumayan lagi. pikir Luna dalam hati

"Baik pak, mari saya antar kan. Maaf sebelum nya dengan siapa ya??"

"Panggil saja Rendy" sambil berjalan terlebih dahulu melewati Luna

"Tidak Sopan". itu lah satu kalimat yang terucap pertama kali di kepala Luna melihat Rendy.

setelah mengantarkan Rendy berkeliling, Luna kembali ke ruangan nya di lantai 3, tidak terasa sudah mau jam istirahat saja sehabis mengantar orang dalam. Riska sudah menangkirng di meja Luna dengan Lunch Box nya.

"Ehh ehh ada anak baru ya? cakep gak? siapa nama nya? sifat nya gimana? watak nya gimana, ayoo ibu HRD cerita dong.... penasaran nih gue"

"Tampang ya Oke, Rendy, sifat nya? gak Sopan titik." Luna duduk dengan frustasi karena capek.

Riska hanya ber-Oh dengan mulut terbuka saja tanpa bersuara. karena kalau sudah tau tidak sopan berarti tidak masuk dalam daftar pertemanan Riska.

Tiba-tiba telepon berdering lagi di meja Luna, padahal ini jam makan siang. siapa yang menganggu ketenangan sesaat dua orang yang sedang makan ini.

"Halo Luna, bisa tolong kemari, saya mau tanya struktur organisasi kantor kita ini" Rendy berucap di seberang sana.

"Baik Pak, tapi apakah bisa nanti setelah saya makan sebentar?" Luna memutar bola mata nya malas meladeni.

"Okey 15 minutes" telepon langsung di tutup oleh Rendy

"Ishhh kalau gue yang masukin udh ku suruh pulang ini orang, gak tau jam istirahat apa ya. malesin banget deh" Luna sedikit menutup telepon dengan tenaga, sampai Riska terkejut.

"Sabar Bestie... kenapa? anak baru ye? bagian nya apa sih sampai bisa nyuruh loe gitu"

"Wakil CEO" Luna berucap.

"Wahh gak bisa berkata-kata deh gue kalau begitu.. masih butuh gaji dari sini huhuhu...." Riska bercanda agar Luna tidak terlalu jengkel.

.

.

.

Rendy Pov

"Apaan sih ini PT, kok ada karyawan culun gini, gak mood banget lihat nya". Rendy kecewa

Jauh banget dari ekspektasi Rendy sebelum berangkat dari Indonesia kemari. Rendy sebenarnya masih tidak mau kemari, tetapi karena paksaan orang tua nya agar bisa dapat warisan.

Mau tidak mau dia harus mencoba bekerja di sini, dengan status karyawan bukan langsung di kenalkan sebagai anak dari pemilik perusahaan kakek nya ini.

Rendy terkenal dengan bad boy nya gonta ganti pacar setiap 1 minggu, bahkan ada yang hanya beberapa jam saja. karena dia bossy orang nya. dia hanya suka menghambur-hamburkan uang di Bar, bermain wanita, mabuk-mabukan.

"Mending ini cewek culun gue kerjain aja biar gak betah di sini, biar gak merusak pemandangan di sini deh".

tidak lama dia menelepon Luna agar ke ruangan nya untuk menjelaskan struktur organisasi yang jelas-jelas tidak ada faedah nya bagi dia.

"Masuk aja, nah tolong jelaskan struktur organisasi kita d sini apa-apa saja, sama divisi yang terkait, siapa yang menjadi kepala di tiap divisi ya"

Luna dengan sigap menjelaskan dengan penuh antusias, tapi Rendy malah tidak terlalu fokus karena sambil bermain laptop di depan wajah nya.

"Ohhh begitu ya.. okey, terus bisa gak kamu besok penampilan di ubah ya. sakit mata saya lihat nya" Rendy masih bermain laptop tanpa menatap Luna sama sekali dari awal penjelasan.

"Maaf pak, maksud bapak bagaimana ya? Luna menghentikan langsung penjelasan nya yang di potong di pertengahan penjelasan nya.

"Paham kan apa yang ku ucapkan? ganti penampilan, style, fashion, gitu aja masa gak bisa ngerti sih." Rendy langsung menutup laptop nya dengan malas. karena Luna tampak seperti tidak setuju dengan ucapan nya.

.

.

.

Luna Pov

Coba gue punya kekuatan mengutuk orang ya, udah ku kutuk orang di depan gue satu ini. Luna jengkel bukan kepalang karena lawan bicara nya saat ini tidak fokus dengan apa yang di terangkan nya.

Kalau tidak mau di terangkan harus nya bisa menyuruh nya untuk kembali ke ruangan Luna. Luna dengan sabar sambil menahan amarah masih berusaha menjelaskan.

Tetapi tiba-tiba ada celetukan dari orang ini untuk merubah style nya. memang apa masalah nya dengan fashion nya saat ini. selama dia bekerja 5 tahun di sini tidak ada yang pernah komplain dengan penampilan nya kecuali Riska sohib nya.

"Maaf pak untuk style saya, seperti nya tidak ada yang pernah mempermasalahkan nya sampai dengan saat ini. bahkan Pak Morgan tidak ada masalah"

"Itu masalah bagiku, karena aku jadi gak mood bekerja dan konsentrasi." Rendy bertopang dagu.

"kalau tidak bisa, bagaimana kalau aku saja yang bawakan baju lengkap dengan dalaman nya besok, asal kamu ikut aku sepulang kerja nanti"

Luna tanpa menjawab langsung pergi dari ruangan yang sudah serasa mau menampar cowok itu. di lirik nya cowok itu untuk terakhir kali nya dengan tatapan penuh benci juga menghina.

"Riska gue mau ngajuin resign aja deh" Luna langsung ke tempat Riska yang masih selantai dengan dirinya, hanya beda ruangan saja.

"Loh.. what happen bestie ku sayang? cerita sini dengan kakak imut ini. sini duduk sini...." Riska menepuk kursi di sambar nya asal di dekat nya.

"loe tau gak itu cowok anak baru itu, bukan cuma gak sopan tapi bajingan juga. masa minta gue ganti style, terus kalau gak bisa dia mau bantuin asal hari ini gue ngikutin dia abis pulang kerja. emang nya gue cewek apaan coba" Luna mengipas2 muka nya yang sedikit menjadi panas karena emosi.

Part 3

"Ihhh gila ya itu orang... perlu gue labrak gak nih sekarang, minimal tampol satu kali deh mendarat di itu mulut nya". Riska ikut menimpali.

"Jangan deh, ntar loe di pecat. udah gue ajuin resign aja deh". Luna berbicara lagi.

"Yakin loe mau resign? udah dapat batu loncat nya belum? Riska seakan tau bestie nya ini masih ragu antara mau ajukan resign atau tidak.

"Terus gimana dong kalau gak resign, tiap hari jumpa dia dong..." Luna melepas kacamata nya karena lelah.

"coba ganti style aja kalau gitu gue juga pengen lihat loe berubah dari itik menjadi swan yang bersinar". Riska bijak karena tidak mau nanti nya bestie nya ini menyesel setelah ajukan Resign.

"huftttt yaudah deh coba dulu deh besok gue ganti style rambut aja deh ah". Luna akhir nya mencoba berkompromi lagi.

Waktu pun berlalu menjadi malam di tambah karena gangguan makhluk lain itu jadi nya sedikit lembur, saat nya pulang kerja Luna tidak sengaja 1 lift dengan cowok itu lagi. Luna acuh saja langsung memencet tombol lift ke parkiran mobil nya.

"Jadi ya pulang bareng nya kita? mau gitu terima tawaran ku? ikut aku malam ini ya? Cowok di belakang nya tanpa rasa bersalah berkata tidak tahu malu.

Luna diam saja tidak menggubris sama sekali, tau karena kalau di ladeni semakin menjadi-jadi makhluk lain ini. Untung lift sudah sampai di parkiran, Luna bergegas keluar melangkah lebar segera pergi.

.

.

.

Rendy Pov

Setelah Luna keluar Rendy hanya termenung, apakah kulture di luar negeri tidak ada yang nama nya pergaulan bebas ya, karena yang dia tau di luar negeri itu santai saja bergurau seperti itu.

"Ah bodo amat lah, kalau bisa cepat resign aja deh itu orang culun" Rendy melongos di kursi nya lalu teringat untuk video call dengan mommy nya di indonesia.

"Hai Mommy, Rendy sudah sampai ya ini lagi duduk di ruangan Rendy sekarang. Ohh iya mom ada orang super culun di sini". Rendy Tertawa sambil melihat layar laptop nya yang sudah tersambung dengan ibu nya.

"Oh ya? memang seculun apa? cewek ya? bisa jadi dia anak baik-baik dari keluarga baik-baik juga loh". Ibu nya menasehati bijak.

"Ahh gak mungkin lah mom, ini kan Italy loh masa iya jaman gini masih ada yang seculun itu kerja di perusahaan sekelas kita gini bikin ilfeel aja loh asli deh.

"Terus gimana dong? gak kamu kerjain kan? mommy tau kamu paling gak suka lihat orang gitu, tapi ini kan dunia kerja jadi tidak boleh tidak sopan ya". Ibu nya memperingati lagi

Rendy terdiam sesaat lalu hanya mengangguk kepala, tanpa ada jawaban pasti.

Tidak lama sambungan video call berakhir, aktifitas hari pertama kerja nya akhir nya selesai. saat nya pulang kerja. entah takdir apa yang mempertemukan dia dengan cewek culun ini lagi.

Rendy masih ingin mencoba menggoda cewek satu ini, bisa jadi saja cewek ini sok jaim tapi asli nya cewek nakal pikir nya.

setelah berucap kata-kata godaan seperti tadi di ruangan nya, tidak ada respon sama sekali dari cewek culun ini. Rendy sedikit tidak puas dengan hasil nya ini, baru saja dia mau berbicara lagi, pintu lift sudah terlebih dahulu terbuka.

Cewek culun itu langsung berjalan dengan langkah lebar, di lihat saja sudah tau kalau cewek itu sudah marah dengan diri nya. diri nya hanya mengangkat bahu sambil menggelengkan kepala nya dengan senyum tipis.

.

.

.

Luna Pov

ganti.. enggak... ganti.. enggak..  Luna Masih uring-uringan dengan isi pikiran nya sekarang sudah pagi tapi belum juga ada tanda-tanda diri nya sudah bersiap pergi kerja.

"Ahhh Luna loe kok jadi bego sihh... ganti ya ganti, gak yaudah sihh" Luna mengutuk diri nya sendiri di depan cermin kali ini.

Dan akhir nya ego nya menang hari ini, penampilan nya hari ini masih sama saja dengan hari-hari sebelum nya. saat sudah sampai di kantor rupa nya ada sebuah pengumuman di depan papan informasi.

"Kepada Saudari Lunaria Anastasya bagian HRD Personalia di SP-1 karena berkelakuan tidak sopan dan tidak mematuhi tata terbit perusahaan. dengan ini memutuskan pengurangan bonus bulan ini, tertanda Rendy X."

"Bestie loe ada masalah apa lagi emang sama itu wakil CEO perasaan kemarin tidak ada sampai ada acara pengumuman beginian deh." Riska tiba-tiba sudah ada saja di samping nya dengan mata juga tertuju ke papan di depan mereka.

"Seriusan selama ini baru kali ini kena surat pengumaman depan publik gini, What the Hell."

" Gue samperin dulu deh itu cowok bajingan, mau minta penjelasan apa maksud nya tidak sopan dan tidak memenuhi tata terbit perusahaan."

Luna langsung menuju lift dan memencet tombol lantai 4 tempat ruangan Rendy berada, dengan langkah pasti dan mengetuk pintu meminta persetujuan untuk masuk. Luna langsung duduk berhadapan dengan Rendy sekarang.

"Pak Bisa tolong jelaskan apa maksud dari SP-1 yang bapak letak di papan pengumuman di bawah itu??"

"Menurut kamu apa tidak ada kesalahan yg kamu perbuat semalam, terutama di Lift" Rendy masih dengan polos nya berkata tanpa melihat mata Luna, malah asyik dengan handphone nya scroll Tiktok.

"Maksud bapak itu yang ajakan kurang ajar bapak semalam di lift itu? dan tidak ada tanggapan dari saya ya??"

"He-emm.. nahh itu kamu tau kan sudah letak salah nya di mana"

Bersambung....

Author mohon dukungan nya ya 😙😙

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!