Airin gadis desa yang di paksa menikah dengan seorang laki laki kaya yang tidak dia cintai, Airin yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang saat ini sedang asik bermain di tengah sawah.. tiba tiba saja di panggil oleh mang Asep untuk segera pulang.
"Riiiinnn Airiiiin" teriak mang Asep.
Airin yang mendengar suara mang Asep lalu berteriak "iyaa maaaang, mamang teh kenapa manggil Airiin".
"Ini loh Rin, tadi teh Ibu Airin menyuruh mamang buat manggil Airin untuk pulang".
"Ada apa atuh mang" tanya Airin heran, karna tidak biasanya ibunya memanggilnya untuk pulang.
"Mamang teh juga ga tau, yang jelas Airin buruan pulang atuh".
"Yaudah atuh Airin pulang" Airin pun berpamitan kepada teman temannya untuk pulang.
Kenapa yaah, ambu teh tumben tumbenan manggil Airin pulang, kan ga enak sama temen temennya Airin gerutunya di hati.
Ambu yang melihat Airin dari jendela berlarian ke depan pintu "kamu teh dari mana atuh Rin, Ambu sama Ayah pusing nyariin kamu" sambil memarahi Airin.
"Ambu kenapa tumben tumbenan nyari Airin, biasanya Airin ngga pulang pulang, Ambu teh ngga pernah nyariin".
"Kamu ngga usah jawab kata kata Ambu, yang jelas kamu sekarang mandi" mendorong Airin masuk ke kamar.
"Lepasin Ambu, Airin teh tadi pagi udah mandi, kenapa di suruh mandi lagi" jawab Airin kesal.
"Sudah yang jelas kamu sekarang mandi dan pakai itu baju yang sudah di beliin sama Ayah mu".
"Ini sebenarnya ada apa Ambu, jawab dulu pertanya Airin".
"Nanti teh kamu juga bakalan tau, udah sana mandi" mendorong Airin agar masuk ke kamar mandi.
Mau tidak mau akhirnya Airin pun mandi, setelah kurang lebih 15 menit Airin keluar dari kamar mandi, dan menatap ke arah Ambunya yang sedang merapikan pakaian Airin.
"Ambu kenapa masih disini? sana keluar Airin mau pake baju".
"Yasudah Ambu keluar, kamu pakai baju ini yah" perintah Ambu sembari menunjuk baju yang akan di kenakan Airin.
"Iyah Ambu" sambil menganggukkan kepalanya.
Pukuk 14.15 akhirnya tamu yang di nanti -nantikan pun datang, Ayah dan Ambu pun menyambut tamu itu dengan senang hati, dan mempersilahkan untuk duduk dan membicarakan maksud dan tujuan mereka datang ke rumah Airin, Dan mereka pun setuju bahwa pernikahan Airin dan juga Angga di laksanakan minggu depan.
Ambu pun berjalan ke arah kamar Airin dan memanggil Airin untuk keluar dari kamarnya "Airiinn" sambil mengetok pintu kamar Airin.
"Iya Ambu sebentar" membukak pintu kamarnya.
"Ayo sayang, ada yang mau ketemu saman Airin" menggandeng tangan Airin keluar kamar.
"Ambu... Siapa teh yang mau ketemu Airin" tanya Airin heran.
"Nanti kamu juga bakalan tau, ayo buruan" mempercepat langkahnya menuju ruang tamu.
"Maaf yah Bapak, Ibuk dan nak Angga menunggu lama, ini Airin anak kami, Airiin sana salaman dulu sama Bapak Herman dan Buk Rodiah" perintah Ambu kepada Airin, Airin pun mencium tangan Ibuk dan juga tangan pak Herman.
"Airin yang duduk di hadapan Airin saat ini adalah calon suami Airin nanti loh" Gombal Buk Rodiah kepada Airin.
"Uhuuk.... Uhuuuuk..." Airin pun tersedak mendengar kata kata Bu Rodiah.
"Apa calon suami" teriak Airin kaget.
"Iya sayang calon suami kamu, kan minggu depan kalian akan menikah" jawab Bu Rodiah santai.
Angga yang mendengar ucapan mamanya hanya bisa diam dan pasrah, karna dia tidak Bisa menolak ke inginan orang tuanya, karna dulu dia sempat berjanji kepada kedua orang tuanya, kalau di umur Angga sudah menginjak 25 Tahun belum juga menikah, maka Angga siap di jodohkan oleh pilihan orang tuanya.
Di lihat lihat nih cewek cantik juga, yaah gak apa apa lah kalau guee di jodohin sama dia batin Angga dan tersenyum tipis.
"Ambuuuu.... Airin teh ngga mau di jodohkan" menarik tangan Ambunya dengan memohon.
Maafkan Ambu sayang, Ambu tidak bisa membatalkan pernikahan ini, karna hutang keluarga kita terlalu banyak kepada Pak Herman, sebenarnya Ayah dan Ambu juga sedih melihat kamu seperti ini bathin Ambu yang dari tadi memegang pipi putrinya itu karna kasihan.
"Sayang.... kamu tidak perlu takut, kami ngga jahat kok sayang," ucap Buk Rodiah membelai rambut Airin lembut, Airin pun menganggukkan kepalanya dan seolah percaya dengan kata - kata Bu Rodiah.
"Semua kebutuhan pesta dan nikahnya sudah saya siap kan, kalian tidak perlu memikirkan masalah ini" ucap Pak Herman kepada keluarga Airin. "Kalau begitu kami pamit pulang dulu, dan besok Angga akan menjemput Airin untuk mencoba cincin pernikahan mereka" keluarga Pak Herman pun berpamitan dan meninggalkan rumah Airin.
Malam Pukul 19.30 Ambu memanggil Airin untuk makan malam tapi Airin tidak mau keluar kamar, akhirnya Ambu pun masuk ke dalam kamar Airin dan melihat Airin menangis sambil memeluk gulingnya, dan Ambu pun menghampiri Airin.
"Sayang ayo makan dulu, kalau kamu ngga makan nanti kamu bisa sakit loh" sambil mengelus rambut Airin.
"Airin gak lapar Ambu, Ambu aja makan sama Ayah".
"Kenapa sayang kamu ngga mau makan" memegang dagu Airin supaya melihat ke arah Ambu.
"Airin ngga mau di jodohkan Ambu, Airin kan belum kenal sama dia, dan Airin juga ngga tau apa dia juga mau di jodohkan sama Airin, atau jangan - jangan, nanti setelah Airin nikah sama dia, Airin bakalan disiksa sama dia Ambu" jawab Airin sambil memegang tangan Ambunya.
"Udah sayang kamu teh jangan mikir yang aneh aneh, keluarga Pak Herman itu baik kok, ngga mungkin mereka menyiksa kamu, sekarang ayo kita makan" sambil menarik tangan Airin, dan Airin pun menuruti perkataan Ambunya.
Setelah selesai makan malam Airin pun bergegas masuk kembali ke dalam kamarnya, dia mengingat kejadian tadi siang, Airin tidak menyangka kenapa Ayah dan Ambunya tega menjodohkan dia dengan orang yang sama sekali yang tidak dia kenal, akhirnya air mata Airin pun keluar dari pelupuk matanya yang sedari tadi dia tahan, dan akhirnya Airin pun tertidur.
Minggu Pukul 14.30 Angga pun tiba di rumah Airin, Ayah dan Ambu menyambut ke datangan Angga, "silahkan masuk nak Angga" sembari mengajak Angga masuk ke dalam.
"Terima kasih Om, Angga tunggu di sini aja".
"Yaudah kalau gitu Ambu panggil Airin dulu ya" Ambu berjalan menuju kamar Airin.
"Airin sayaaang ayo keluar nak, nak Angga teh udah di depan" teriak Ambu sambil mengetok pintu.
"Iya Ambu sebentar" teriak Arin sambil jalan keluar.
Airin dan Ambu berjalan ke depan, dari arah luar Angga memperhatikan Airin tanpa berkedip ternyata Airin cantik juga ya kalau lagi dandan gini batin Angga sambil tersenyum tipis.
"Yaudah kalian buruan pergi, nanti teh keburu malam".
"Yaudah Om kami berangkat dulu" jawab Angga sopan sambil mencium tangan Ayah dan Ambu Airin.
Di perjalanan menuju tokoh perhiasan, tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulut Angga maupun Airin, Angga yang fokus menyetir, sedangkan Airin yang hanya melihat kesamping luar, tanpa menoleh ke arah Angga sedikit pun.
***Yaelah gue mau ngomong apaan coba, kalau Airin hanya diam dan sedikit pun dia tidak melihat ke arah gue, diih parah banget tau ngga, apa dia ngga terpengaruh apa dengan ke tampanan gue, coba aja kalau cewek lain yang lihat gue, pasti bakalann ngelirik gue terus, si Airin memang beda dengan cewek pada umumnya, yaudah deh biar gue yang ngomong duluan, mungkin Airin malu kali ya** Batin Angga*.
"Airin" panggil Angga lembut.
Seketikan Airin menoleh ke arah Angga " iya kak ada apa?".
"Sekarang Airin umurnya berapa??" tanya Angga canggung. Diih dasar Angga dodol lu nanya apaan siih, aah bodo amat lah batin Angga mengerutu.
"Bulan depan mau 20 Tahun kak, emangnya kenapa?" tanya Airin singkat.
"Cuma nanya aja kok Rin, berarti kita beda 5 Tahun ya Rin? " menjawab pertanyaan Airin.
"Iya kak" sambil menganggukkan kepala nya dan Airin pun kembali melihat ke arah luar jendela.
Dan mereka pun sampai di sebuah mall, dan kebetulan tokoh perhiasan itu berada di lantai tiga mall tersebut, Angga pun memarkirkan mobilnya setelah itu berjalan ke lantai tiga dimana tokoh perhiasan itu berada.
"Ada yang bisa kami bantu Pak Angga" tanya pelayan tokoh itu kepada Angga.
"Begini mbak, minggu depan saya akan menikah, tolong keluarkan koleksi cincin terbaru yang ada di tokoh ini" jaawab Angga singkat.
"Baiklah Pak Angga kami akan mengambil cincin terbaru yang di keluarkan dari tokoh ini" pelayan pun berjalan ke dalam mengambil koleksi terbaru dari tokoh ini.
Angga tidak memberi tahu Airin bahwa tokoh perhiasan ini milik keluarganya, bahkan cafe dan juga beberapa beautique disini adalah miliknya, pelayan pun datang dengan membawa beberapa koleksi cincin terbaru keluaran tokoh ini.
"Maaf Pak Angga menunggu lama, ini ada lima koleksi terbaru tokoh kita, Pak Angga bisa memilih yang mana Bapak suka" sambil membuka kotak cincin tersebut.
"Rin, kamu bisa memilih cincin mana yang kamu suka" sambil mengangkat salah satu cincin itu, "kalau cincin ini kamu suka ngga? " melihatkan cincin itu kepada Airin.
"Airin kurang suka kak, karna terlalu banyak kilauannya (kilauan itu berlian ya), jadi Airin gak suka kak".
"Yaudah kalau gitu coba Airin yang mencari sendiri, kamu suka yang mana" sambil menatap wajah lugu Airin.
"Itu kak" sambil menunjuk salah satu cincin dengan satu berlian kecil di tengahnya.
Lalu Angga pun memanggil pelayan itu untuk membungkus cuncin yang di inginkan Airin tadi "Mbak" sambil mengangkat satu tangannya ke atas, dan seorang pelayan pun berjalan menuju Angga dan juga Airin yang tengah duduk.
"Iya Pak, Bapak mau pilih yang mana" tanya pelayan itu lembut.
"Mbak calon istri saya menginginkan cincin itu, tolong di bungkus ya" sambil tersenyum kepada pelayan itu.
"Waaah pilihan istri Bapak sangat bagus ya" tersenyum ramah.
"Iya dong Mbak, siapa dulu dong calon istri saya" melihat ke arah Airin dan seketika wajah Airin memerah karna malu.
Setelah selesai membayar, Angga dan Airin pun keluar dari Tokoh itu, dan menuju lantai dua "dek kita makan dulu ya, kakak dari tadi belum makan nih" sambil memegang tangan Airin, seketika Airin gugup dan menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Angga pun terus mamegang tangan Airin hingga masuk ke dalam Cafe tersebut, dan Angga memilih tempat duduk di pojokan biar jauh dari keramaian "Dek kita duduk disana aja yah" sambil terus megang tangan Airin, dan Airin pun menganggukkan kepalanya.
"Mbaaak" dengan mengangkat tangannya ke atas.
Pelayan pun datang, "silahkan Mas mau pesen apa" sambil memberikan menu makanan kepada Angga.
"Mau makan apa Dek" tanya Angga lembut.
"Airin ikut kak Angga aja" menantap wajah Angga malu.
"Mbak saya pesen chicken steak nya dua, dalgona coffe nya dua, dan juga ice cream rasa coklat satu" lalu memberikan menu makanan ke pelayan itu.
"Yaudah tunggu sebentar ya Mas" pergi meninggalkan meja Angga dan juga Airin.
"Dek... Lihat kaka sebentar" karna dari tadi Airin hanya menundukkan kepalanya, karna merasa malu berhadapan duduk dengan Angga.
" iya kak kenapa" mengangkat wajahnya sambil melihat wajah Angga sebentar, lalu menundukkan wajahnya lagi.
"Airin ngga usah malu melihat wajah kakak, adek harus biasain menatap wajah kakak, karna sebentar lagi kan kita bakalan menikah" memegang dagu Airin supaya menatap wajahnya.
"Iya kak" sambil menganggukkan kepalanya.
"Kakak panggil Airin adek gak papa kan? " memegang dagu Airin karna Airin terus saja menundukkan kepalanya.
"Iya kak ngga papa kok, lagian kita kan juga beda lima Tahun" sambil tersenyum ke arah Angga.
"Ya ampun Airin, cantik banget siih senyuman kamu, udah cantik, manis, lugu lagi, beruntung banget aku Airin bisa dapetin kamu" Batin Angga sambil tersenyum.
Sepuluh menit kemudian makanan mereka datang "silahkan di nikmati mas dan mbak" lalu pelayan itu pergi dan meninggalkan meja mereka.
Lalu Angga pun memotong steak yang ada di hadapannya, lalu memberikannya ke Airin "Dek ini ambil punya kakak, udah kaka potongin" meberikannya kepada Airin.
"Makasih ya kak" jawab Airin pelan dan membuat Angga tersenyum tipis.
Setelah menghabiskan semua makanannya Angga dan Airin pun menuju tempat parkir, lalu Angga mengantar Airin pulang, setelah sampai di depan rumah Airin, Airin pun turun dari mobil Angga "kakak ngga mau masuk dulu" sambil bertanya ke pada Angga.
"Ngga usah dek, bsok kakak kesini lagi, kita kan bsok mau fitting baju, titip salam yah buat Ayah dan juga Ambu" memegang pipi Airin lembut.
"Iya kak, kakak hati hati yah" Angga pun melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Airin, karna memang dari tadi Angga udah di telpon oleh temannya Radit.
Airin pun melangkahKan kakinya memasuki rumah dengan senang hati, Ambu yang melihat tingkah anaknya itu tersenyum senang "ciiiiie ada yang lagi bahagia nih, tadi aja mau pergi cemberut, pas udah pulang wajahnya langsung bahagia" ledek Ambu, yang seketika membuat langkah Airin terhenti.
"Ambuuu...... ambuu teh kenapa ngeledekin Airin, Airin kan jadi malu atuh ambu" seketika wajah Airin memerah.
"Yaudah sana mandi habis itu kita makan malam bareng yah" sambil mengusap kepala Airin lembut.
" iya Ambu" sambil melangkahkan kaki nya masuk ke kamar dan langsung menuju kamar mandi, setelah selesai mandi Airin pun keluar dari kamar, karna memang sudah di tunggu sama Ayah dan Ambu di ruang makan, lalu Airin duduk dan mengambil makannanya.
"Ayaaah, ayaah tau tidak, tadi ada orang yang pergibkeluar dengan cemberut, tiba tiba setelah pulang wajahnya langsung berubah bahagia" ejek ambu sambil mencolek lengan Ayah.
"Ambuu udaah, nanti anaknya ngambek loh" melihat ke arah Airin.
"Ambu jangan gitu, bikin Airin malu aja" seketika wajahnya memerah.
Setelah menghabiskan makananya, Airin pun mencuci semua piring bekas makan tadi, dan merapikan ruang makannya, setelah membersihkan semuanya, Airin pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan badannya di atas kasur.
Airin pun tersenyum mengingat kejadian tadi siang, betapa romantisnya Angga kepada dirinya, dan Airin pun menutup matanya untuk tidur, karna dia udah ngga sabar lagi menanti hari esok, buat ketemu dengan Angga calon suaminya, dan perlahan Airin bisa menerima perjodohan ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!