NovelToon NovelToon

Direktur Iblis Itu Jodohku

PROLOG

"Shera, ayo pulang ke Indonesia!! Apa kamu gak kasihan sama mama?" Tanya Nico dengan tampang memelas.

"Duh kakak,Shera masih mau disini! Jika mama kangen ya mama saja datang kesini. Pokoknya Shera gak mau pulang!" Ucap Shera kesal sambil berjalan kembali menuju kamarnya.

"Oke,Oke kakak tidak akan memaksa kamu pulang. malam ini kakak boleh tidur disini semalam? besok kakak pulang." Ucap Nico menyerah.

Keesokkan paginya Nico menyiapkan sarapan untuk Shera. Shera membuka pintu kamarnya dan melihat menu sarapan sehat di hadapannya. Shera melihat sekeliling makanan di meja tidak menyadari keberadaan Nico yang muncul dari dapur.

"Kenapa melamun? Cepat kita sarapan bersama,setelah ini kakak akan pulang ke Indonesia." Ucap Nico sembari meletakkan segelas susu hangat di meja. Shera berjalan mendekati meja makan menatap masakan lezat di hadapannya,ia menatap Nico dengan penuh kecurigaan.

"Haisshh,kakak tidak menaruh apapun. Lihatlah kakak juga memakannya!" Nico menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Shera menepis semua kecurigaannya kepada kakaknya itu dan menyantap nasi goreng di wadah miliknya dengan lahap. Saat suapan kelima tiba tiba Shera merasakan matanya berlinang kunang dan langsung jatuh pingsan. Tak lama kemudian muncul beberapa orang berseragam hitam masuk kedalam dan langsung membopong Shera yang sudah tidak sadarkan diri.

Setelah menempuh penerbangan yang cukup melelahkan. Nico pun berhasil membawa Shera pulang ke indonesia dalam kondisi tidak sadar.

"Kamu apakan adik kamu Nic?" Tanya mama khawatir.

"emm,,, kasih obat tidur biar tenang." Ucap Nico sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Hebat kamu terpikir cara itu setelah sekian tahun tidak berhasil membawa putri mama pulang." Ucap mama sembari menepuk nepuk bahu Nico.

"Terpaksa ma,sebenarnya kasihan sama anak ini sudah hampir lima tahun masih saja gagal move on." Ucap Nico dengan wajah sedih.

"Ya gapapa,kan kita juga udah carikan obat move on nya." Ucap mama sembari tersenyum penuh arti.

.

#Shera POV

Namaku sheranita Atmadja. Putri tunggal keluarga Atmadja. Yang tadi itu adalah kilas balik bagaimana aku bisa kembali ke Indonesia,aku putri terakhir dan memiliki dua orang kakak laki laki yang tampan dan baik hati bernama Nico dan Daniel.

Kakak pertamaku menikah saat usia 25 tahun begitu pula dengan kakak keduaku menikah di usia yang sama. Saat ini usiaku sudah memasuki usia 25 tahun dan belum memperkenalkan satupun calon suami kepada keluargaku. Hal tersebut membuat kedua orangtuaku gelisah karena satu satunya anak gadis mereka bahkan sudah lebih dari lima tahun selalu sendiri sampai mereka berpikir bahwa anak gadis mereka akan jadi perawan ting ting.

'tok,,,tokk' (suara pintu di ketuk)

"Aahhhhhh,iya iya limha menhit lagi mah!" Ucapku sembari meregangkan tubuh di atas ranjang.

"Kamu mau berangkat kerja jam berapa?? Tidak liat sekarang sudah hampir jam 7!" Ucap mama dan seketika langsung membuat mataku cerah dan aku langsung berlari ke kamar mandi dengan kalang kabut karena hari ini hari pertama aku kerja di kantor baru.

Setelah selesai berdandan aku langsung berjalan menuju ruang makan.

"pagi mah!pagi pah!" Ucap ku sambil mengambil roti panggang dan menengguk susu terburu buru. "aku langsung berangkat ya.. bye bye!" Teriakku sambil berlari menuju garasi mobil.

"heii ganteng hari ini kita harus semangat!" Ucapku sambil mengusap mobil kesayangannya.

Aku pun langsung melajukan mobilku membelah ramainya jalanan ibukota di pagi hari. Music dalam radio mengalun membangkitkan semangat pagi ini.

'Seminggu lalu saat interview,aku mendengar beberapa karyawan menyebut CEO-nya dengan sebutan iblis karena rumornya CEO WID Corp Indonesia adalah seorang lelaki dengan perilaku iblis. Dia tidak akan memaafkan kesalahan karyawannya.' pikirku saat teringat ucapan beberapa karyawan wanita di bagian receptions.

"Seberapa iblis pun dia,aku yakin pasti suatu saat akan jadi malaikat." Gumam ku sembari memarkirkan mobil di basement.

Aku melangkahkan kaki memasuki lobby utama WID Corp. Suasana sangat ramai dan beberapa karyawan saling berbincang. Aku mengalihkan pandanganku ke pergelangan tangan dan melihat jam tangan yang melingkar indah disana.

"Ya tuhan,aku keasikan melihat suasana disini." Aku segera berlari menuju lift.

>Skip< #Author POV

'hosh,,,hosh,,hosh' 'tap,,tapp,tapp'

Suara derap langkah dan nafas yang tersengal karena mengejar waktu masuk jam kerja.

"Sial! tinggal 5 menit lagi." Maki Shera dalam hati

'ting' suara lift tertutup

"Sial! Sial! harus nunggu lift dulu." Runtuk Shera.

5 menit kemudian shera sudah sampai di lantai 12 tempatnya bekerja,Shera duduk di kursinya sembari menstabilkan deru nafasnya yang sempat memburu. Saat sedang menikmati waktunya dengan tenang,tiba tiba seorang wanita berusia 40-an menghampiri Shera. Dia adalah Miss Wenny manager yang terkenal dengan kesangarannya.

"Kamu karyawan baru? kenapa tidak langsung melapor ke ruang direktur?" Wanita tua itu berkacak pinggang di hadapan Shera membuat Shera gugup dan ketakutan.

"Emm. anu miss wenny maafkan saya!" Ucap Shera dengan memasang wajah memohon.

'ya tuhan! kantor direktur? Bagaimana bisa aku masuk dan keluar dengan selamat?' bathin Shera terus mengoceh.

"Laporan apa ya miss?" Tanya shera bingung.

"Ya lapor kalo kamu itu karyawati baru." Ucap miss Wenny.

"Emang perlu ya miss?? bukannya yang penting bagian HRD sudah tahu?" Ucap Shera sembari menundukkan kepalanya.

"Jadi kamu ragu sama perintah direktur? ini langsung perintah dari direktur!" Ucap miss Wenny kesal karena Shera meragukan ucapannya.

"Tapi,,," Ucap Shera terpotong.

"Gak ada tapi tapian,sekarang juga kamu harus lapor ke kantor direktur!" bentak miss Wenny membuat shera terkejut.

"Baik miss Wenny." Jawab Shera lesu lalu berdiri dari kursinya dan merapikan pakaiannya.

Shera berjalan pelan meninggalkan meja kerjanya dimana Miss Wenny masih menatap tajam ke arah punggung Shera.

"Manager garong,Direktur Iblis. Kalian itu bikin kantor apa hunian makhluk astral?" Runtuk Shera sembari berjalan menuju ruang direktur.

Langkah kaki Shera terasa sangat berat saat sudah berada di depan sebuah ruangan dengan tulisan 'CEO Office'.

"Masuk! jangan! masuk! jangan!" Gumam Shera sembari menghitung jari jarinya.

"Jangan,,hore!" Gumam Shera senang saat mendapat hasil hitungan yang memuaskan.

" tapi tetap saja aku harus masuk! Sebelum nanti dua makhluk astral menyerang keimanan aku." Ucap Shera sembari menghembuskan nafas panjang.

"Kamu pasti bisa Shera!" Ucap Shera menyemangati diri sendiri.

Dengan perlahan shera melangkahkan kakinya,saat lengannya ingin bergerak mengetuk pintu di hadapannya rasa ragu kembali mendera pikirannya.

"Ya tuhan,tolong Shera dong" Ucap Shera sembari menengadahkan wajahnya menatap langit langit koridor.

"Sedang apa kamu disana? bukannya cepat masuk malah ngoceh terus di depan kantor direktur!" Ucap salah seorang karyawati membuat Shera menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"KAMU ITU BODOH! BAGAIMANA BISA KAMU SALAH MENULIS LAPORAN KEUANGAN? SAYA MEMBAYAR KAMU BUKAN HANYA UNTUK BERGOSIP! JIKA SEPERTI INI TERUS MAKA PERUSAHAAN AKAN MENGALAMI KERUGIAN DAN KAMU PASTI AKAN DI PECAT!" Terdengar suara teriakan dari dalam ruang direktur membuat nyali Shera menciut seketika.

Tak lama kemudian tampak seorang wanita keluar sembari menundukkan kepala mendekap erat berkas yang sudah berantakan di dadanya dan mengusap air mata. Melihat kejadian itu membuat Shera semakin bertanya tanya sekaligus membuat nyalinya semakin menciut.

PART 1

Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar terlihat seorang lelaki tampan dengan bentuk tubuh profosional sedang duduk sambil mengusap dahinya yang terasa sakit,ia menyandarkan tubuhnya lalu menutup mata mencoba menstabilkan nafasnya setelah kemarahan tadi.

'tok,,tok' terdengar suara pintu ruangannya di ketuk seseorang.

"Masuk!" Terdengar suara bariton dari dalam ruangan. Tak lama masuklah seorang wanita dengan tubuh mungil dan wajah pucat.

"Permisi Pak. saya karyawati baru yang di pindahkan dari kantor pusat singapore. Nama saya Sheranita Atmadja saya akan menempati posisi audit." Ucap Shera dengan wajah pucat dan seluruh tubuhnya gemetar.

"Angkat wajah kamu!" Suara dingin itu kembali terdengar.

'sial! sial!' runtuk Shera sambil mengangkat wajahnya.

'Siapa wanita ini? Mengapa seperti familiar? Apa aku pernah bertemu dengan dia?" Pikir Leon sembari menatap wajah Shera sementara Shera yang di tatap merasa gugup.

"Eehmmm,Sheranita Atmadja. Apa posisi yang kamu tempati di WID Corp Singapore?" Tanya lelaki itu sembari tersenyum dan dalam penglihatan Shera itu adalah seringai jahat serigala yang akan menerkam sekelompok domba kecil.

"Saya menjadi bagian Audit selama lima tahun di WID Corp Singapore." Ucap Shera menstabilkan suaranya.

"Sekarang kamu boleh kembali ke tempat kamu dan semoga kamu nyaman bekerja disini!" Ucap lelaki bernama Leon Surya Widjaja.

"Baik pak." Ucap Shera sambil hormat lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

'Sheranita Atmadja.' Ucap Leon dalam hati dengan seringai mengerikan.

Leon Surya Widjaja pemimpin perusahaan WID Corp Indonesia, pemuda tampan berusia 35 tahun dengan perawakan tinggi dan berkulit sawo matang itu sudah membawa banyak perubahaan sejak menempati posisi CEO di WID Corp Indonesia. Leon juga merupakan Pria idaman wanita seindonesia karena ketampanannya yang mampu menjadi magnet setiap wanita.

"Huuuhh.. Syukur selamat! Siapa juga yang bakal betah kerja di kelilingi oleh mahkluk astral seperti kalian semua?" Oceh Shera sambil menghembuskan nafas lega.

'Kalo bukan karena kalian kakak sialan yang tega membius adiknya hanya untuk pulang ke rumah,aku lebih baik tetap tinggal di singapore' batin Shera sembari duduk di meja kerjanya.

"Dipindahkan apanya? Udah jelas aku keluar tanpa pemberitahuan dan hebatnya kak Nico bisa langsung mendapatkan pekerjaan baru buat aku." Gumam Shera sembari mulai mengerjakan beberapa berkas yang tadi di berikan oleh Miss Wenny.

Hanya dalam waktu tiga puluh menit Shera selesai mengerjakan semua berkas yang di berikan oleh Miss Wenny.

'Audit apanya? Aku sengaja tidak memberitahu pekerjaanku kepada keluargaku agar mereka tidak khawatir soal keselamatanku.' Bathin Shera sembari menyusun berkas yang ia kerjakan.

Nico Atmadja,pria berusia 40 tahun itu tetap terlihat tampan meski usianya sudah berkepala empat. Ia merupakan CEO perusahaan Madja Entertaiment sebuah perusahaan yang sempat hampir mengalami kebangkrutan kini menjadi perusahaan yang masuk kedalam sepuluh besar perusahaan terbaik di Asia. Lelaki yang sudah memiliki dua orang anak itu tetap terlihat muda dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Nico memiliki seorang istri berkebangsaan Italia bernama Donita.

Pagi hari mentari menapakkan sinarnya diwajah tampan dan indah milik leon membuat mimpi indahnya terusik,ia membuka matanya menyipit dan menutupi sinar matahari dengan telapak tangannya.

Setelah selesai bersiap diri leon menuruni satu persatu anak tangga dengan wajah dingin dan gerakan yang tegas sementara di bawah tangga berderet para pelayan.

"Selamat pagi tuan muda!" ucap kepala pelayan bersamaan dengan menunduknya kepala seluruh pelayan.

"Pagi! Hari ini saya akan pergi meeting sampai malam." Ucap Leon sambil meninggalkan ruangan begitu saja.

Sesampainya di kantor Leon memeriksa beberapa berkas sembari menunggu sekretarisnya menyiapkan kopi kesukaannya.

Sementara itu di koridor seorang lelaki berjalan dengan terburu buru dengan nafas tersengal sengal lalu berhenti di depan ruang kerja leon.

'Tok,,tok' Pintu di ketuk.

"Masuk!" Ucap Leon dari dalam ruang kerja.

"Selamat pagi pak!" Ucap karyawan lelaki yang terlihat dari nametag nya bernama Rian dengan wajah gelisah.

"Pagi! Ada hal apa yang membuat kamu begitu tergesa gesa?" Tanya Leon dengan tatapan mengintimidasi membuat Rian menatap ngeri.

"Anu pak,Sella sekretaris pribadi anda malam tadi kecelakaan dan tidak bisa masuk kantor. Harus melakukan perawatan selama tiga bulan" Ucap Rian gugup dengan keringat mengalir deras di dahinya.

"Pecat dan kirim uang pesangonnya!" Ucap Leon langsung fokus kembali ke tumpukan berkas yang ada di mejanya.

"masalahnya saat ini kita tidak memiliki sekretaris lain pak. Karena anda selalu memecat mereka tidak sampai satu hari dua puluh empat jam,Dan bulan ini banyak proyek yang harus kita kerjakan." Ucap Rian khawatir.

"Jadi kamu menyalahkan saya karena saya memecat mereka? itu salah mereka sendiri yang selalu berusaha menggoda saya." Ucap Leon kesal.

"Saya tidak berani menyalahkan anda tetapi memang anda salah." Ucap Rian yang notabennya adalah asisten sekaligus sepupu Leon.

"Angkat Shera untuk sementara menjadi sekretaris pribadi saya!" Leon memberi perintah sembari pandangannya fokus kepada tumpukan berkas yang berserakan diatas meja kerjanya.

"Tapi pak,Shera masih karyawan magang. Bagaimana dengan yang lain saja?" Tanya Rian ragu.

"Kamu meragukan pendapat saya? Sekarang juga suruh Shera menghadap ke ruangan saya!" Ucap Leon dengan suara tinggi.

"Baik pak." Jawab Rian sambil keluar dari ruang kerja Leon.

Rian pun berjalan menghampiri meja kerja Shera,disana Shera tampak sedang fokus mengaudit data data perusahaan.

"Permisi!" Ucap Rian dengan suara rendah karena masih ada keraguan dalam hatinya.

"Iya." Jawab Shera sembari mengalihkan pandangannya menatap lelaki muda di hadapannya. " Ada yang bisa saya bantu?" Lanjut Shera sembari tersenyum ramah membuat perasaan Rian menghangat.

"Anda di panggil ke ruang kerja direktur" Ucap Rian seketika membuat tubuh Shera menegang.

"Baiklah,terimakasih!" Ucap Shera sembari tersenyum.

'Lihat tuh, baru sehari kerja saja sudah di panggil lagi ke ruang direktur. Pasti dia masuk kerja disini karena godain pak Leon.' Ucap beberapa orang karyawan saat melihat Shera menuju ruang kerja Leon.

'Tok ..tok' Shera langsung masuk kedalam ruang kerja leon setelah mendengar jawaban dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk.

"Permisi pak, apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap Shera cuek dan tetap dengan nada formal.

"Mulai besok kamu jadi sekretaris pribadi saya!" Ucap Leon tanpa mengalihkan pandangannya berkas berkas di atas meja.

"Hah?? apa pak?" Tanya Shera ragu dengan pendengarannya. Leon meletakkan alat kerjanya dan menatap wajah Shera.

"Mulai besok kamu menjadi sekretaris pribadi saya." Ucap Leon menatap penampilan Shera dari atas sampai ke bawah.

"Tidak bisa seperti itu dong pak, saya melamar pekerjaan posisi audit. Mengapa sekarang menjadi sekretaris? maaf pak saya tidak bisa. Sebaiknya anda mencari sekretaris yang memiliki kemampuan!" Shera menolak tawaran Leon dengan tegas.

"Jadi kamu menolak perintah saya?" Ucap Leon dengan tatapan mengintimidasi Shera.

"Bukan seperti itu pak,tetapi saya tidak bisa menjadi sekretaris anda. Lagipula posisi saya masih karyawan magang." Shera melirik langit langit kantor Leon untuk mengurangi ketakutannya.

"Saya lihat di CV kamu,kamu pernah menjadi sekretaris pribadi di perusahaan Madja Entertainment." Ucap Leon dan membuat Shera melongo.

'sial,,apalagi yang dilakuin abang abang sialan ini sama CV aku' Batin shera meruntuki kakak bodohnya yang menjerumuskan adiknya.

"Jadi mulai besok kamu harus menjadi sekretaris saya!" Ucap Leon tanpa menerima bantahan.

"Baik pak." Ucap Shera lesu.

"Kembali ke tempat kerjamu!" Lanjut Leon dengan gerakan tangan mengusir shera.

Sementara itu disebuah Rumah sakit besar di jakarta.

Hatchii

Suara bersin keluar dari seorang lelaki tampan yang sedang berdiri di depan meja receptionis.

"Anda baik baik saja dokter?" Tanya seorang wanita cantik.

"Sepertinya adik sialan itu sedang meruntuki aku." Ucap Daniel kepada wanita itu yang tak lain adalah istrinya.

"Kamu tidak boleh bicara seperti itu! Dia adalah adikmu." Ucap wanita bernama Ambar tersebut.

"Iya sayangku. Jadi kapan kamu mau resign?" Tanya Daniel sembari menatap perut istrinya yang semakin membuncit.

"Akhir bulan ini." Jawab Ambar sembari mengusap perutnya.

"Ya baguslah. Lebih cepat lebih baik." Ucap Daniel sembari tersenyum.

Daniel Atmadja adalah kakak kedua shera yang merupakan Seorang dokter kandungan. Dokter tampan itu selalu memiliki antrian panjang pemeriksaan kandungan karena para ibu hamil berdoa agar anaknya tampan seperti dokter yang memeriksanya. Pria berusia 35 tahun itu menikah dengan seorang karyawati yang juga bekerja di rumah sakit yang sama dan saat ini istrinya sedang mengandung buah cinta mereka membuat Daniel semakin bahagia.

PART 2

Shera berjalan menuju ruang direktur dan mendapat tatapan tajam penuh rasa iri dan dengki dari para karyawati disana.

'Baru dua hari kerja sudah naik jabatan jadi sekretaris pribadi nanti sebulan kerja bisa jadi istrinya. pasti dia berharap seperti itu' Ucap beberapa orang karyawati saat Shera berjalan melewati mereka tetapi Shera tidak mengacuhkan itu semua.

Shera memasuki ruang kantor direktur setelah mengetuk pintu dan mendapat persetujuan dari sosok didalam ruangan tersebut. Terlihat sesosok lelaki tampan bagai malaikat dengan wajah yang bersinar terpapar sinar matahari pagi.

"Hari ini kita sibuk! jangan buang buang waktu dengan melamun." Suara kejam terdengar membuyarkan semua pesona malaikatnya.

'Iblis berwajah malaikat.' Pikir shera.

"Baik pak." Ucap Shera sambil membungkuk hormat.

"pukul 1 siang kita akan ada meeting dengan JG group. sebelumnya jam 11 kita ada pertemuan dengan investor baru dari perusahaan Elite Corp.." Ucap Shera terus menyebutkan agenda hari ini.

"Baiklah kamu keluar dan siapkan semua berkas! kita akan pergi 15 menit lagi." Ucap Leon tegas.

"Baik pak." Sherapun langsung berjalan menuju mejanya dan merapikan semua berkas yang akan di pakai.

Shera berjalan menuju meja kerjanya,merapikan berkas yang harus ia bawa saat meeting nanti. Tiba tiba telepon berdering,segera Shera menjawab telpon tersebut.

"Hall,,,"

"Shera segera bawakan saya secangkir kopi dan camilan dari toko Evelyn." Belum Shera menjawab dan telepon sudah terputus.

"Toko Evelyn? Yang benar saja,setidaknya aku harus mengendarai mobil 15 menit belum lagi harus mengantri karena itu toko kue terkenal. Sedangkan 15 menit lagi kami akan pergi meeting. Ya tuhan! Ini benar benar membuatku kesal." Keluh Shera berjalan meninggalkan gedung WID Corp.

Dan benar saja,saat Shera sampa di toko tersebut antriannya mencapai sepuluh orang dan hal itu membuat Shera tidak tenang. Ponsel Shera berdering dan tidak usah di tanya siapa yang menghubunginya? Tentu saja sang iblis tampan.

"Hall,,,"

"Kamu dimana? Kita akan pergi meeting sekarang!" Suara kesal di ujung telepon membuat Shera semakin kesal.

"Anda meminta saya membelikan camilan di toko Evelyn,anda pergi meeting sendiri saja! Benar benar mengesalkan." Maki Shera sembari menyerahkan beberapa lembar uang kepada pelayan toko.

"Kamu mau saya pecat!" Ancam Leon membuat Shera menghembuskan nafas panjang dan mengakhiri panggilan telepon tanpa mempedulikan ancaman Leon.

"Pecat,pecatlah. Benar benar bos mengesalkan." Shera melempar sekotak kue ke kursi di sisi kemudi.

Shera kembali ke kantor,menyimpan kopi dan camilan yang tadi dia beli di meja kerja Leon,lalu pergi mengambil tas kerjanya dan meninggalkan gedung WID Corp.

Shera membuka pintu rumah dengan kesal membuat kedua orangtuanya terkejut.

"Ada apa?" Tanya mama nya sembari menghampiri Shera.

"Kak Daniel dan kak Nico benar benar payah dalam mencarikan pekerjaan. Masa seorang bos prilakunya seperti itu." Shera menghempaskan tubuhnya di sofa sembari memasukkan sepotong buah apel yang di pegang mamanya.

"Kamu ini kenapa?" Tanya ayahnya sembari mengusap lembut kepala Shera.

"Aku kesal dengan direktur WID Corp Indonesia,benar benar kekanak kanakan." Shera memajukan bibirnya karena kesel.

Ponsel Shera berdering,Shera meraih ponsel di dalam tas nya dengan malas dan semakin malas saat melihat siapa yang meneleponnya.

"Pecat pecat saja! Anda berhak memecat saya." Belum sempat Leon bicara,Shera sudah menyemprotnya.

"Eum,anu Shera saya mohon maaf atas hal tadi. Memang saya yang salah karena meminta sesuatu tanpa melihat waktu yang tersisa." Leon berucap lemah dan itu membuat Shera bergidik ngeri.

"Saya akan mengajukan surat pengunduran diri." Shera langsung mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Sementara itu seorang lelaki muda menatap tajam kepada Leon sembari berkacak pinggang.

"Kamu ini benar benar pengusir karyawan!" Kesal Rian kepada Leon.

"Aku tidak salah!" Bantah Leon tegas.

"Haisshhh kamu benar benar bodoh!" Rian mengusap kasar wajahnya menahan kesal.

"Lagipula cuma karyawan rendahan. Besok juga akan datang lagi yang melamar pekerjaan." Leon kembali fokus pada berkas berkas di mejanya.

"Shera tidak sesimple itu." Rian berbicara dengan nada rendah.

"Apa maksud mu?" Tanya Leon mengalihkan perhatiannya pada Rian.

"Berdoa saja semoga besok Shera tidak mengundurkan diri." Rian melangkah pergi keluar dari ruang kantor Leon.

"Shera mau mengundurkan diri." Ucap Shera sembari melempar ponselnya ke sofa.

"TIDAK BOLEH!" Kompak kedua orangtua Shera membuat Shera terkejut.

"Kalian berdua ini sedang menyembunyikan sesuatu dari Shera?" Tuduh Shera membuat kedua orangtuanya gugup.

"Ti,,tidak ada yang di sembunyikan." Gugup ayah Shera.

"Yasudah Shera akan mengundurkan diri besok." Ucap Shera untuk memancing kejujuran orangtuanya.

"Eum sebenarnya,ayah ada meminjam dana kepada WID Corp untuk proyek film baru." Ucap ayah Shera.

"Astaga! Apa ayah jatuh miskin sampai harus meminjam uang?" Kesal Shera membuat ayahnya merasa bersalah.

"Bukan seperti itu,hanya saja waktu itu kalian sedang tidak disini dan ayah mengalami sedikit kesulitan." Ayah Shera menjawab dengan wajah lesu.

"Shera ada tabungan sedikit,ayah pakai uang Shera saja untuk membayar hutang ayah." Shera menyerahkan tabungannya.

"Bukan ayah tidak mau menerima,hanya saja ayah meminjam uangnya terlalu banyak." Ayah Shera semakin lesu membuat Shera menyerah pada keputusannya.

"Baiklah,Shera akan terus bekerja dan mengumpulkan uang untuk membayar hutang ayah." Ucap Shera lemah,sekilas tampak senyuman terukir di wajah kedua orangtuanya hanya saja Shera tidak menyadari hal itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!