NovelToon NovelToon

Legenda Bayangan Malam

Chap 01. Calon Pembunuh Bayaran.

"Dimana ini?"

Ketika membuka mata, Sun Xiang menemukan dirinya berada di tempat gelap dan minim cahaya. Meski begitu, Sun Xiang masih bisa melihat situasi disekitarnya.

Selain Sun Xiang, di tempat misterius yang sangat luas itu juga ada puluhan anak-anak lain. Sama halnya dengan Sun Xiang, mereka semua juga terlihat kebingungan.

"Oh, jadi kalian semua sudah sadar!"

Semua anak di ruangan itu tersentak kaget dan langsung menoleh kearah sumber suara. Di sana terlihat seorang pria yang menutup wajahnya dengan topeng berwarna merah darah.

"Si-siapa kau? Apa yang akan kau lakukan pada kami?!" salah seorang anak memberanikan diri untuk angkat bicara.

"Siapa aku tidak penting untuk kalian ketahui, yang jelas dalam lima tahun ke depan kalian akan dilatih olehku!" jawab pria bertopeng.

"Apa maksudmu?!"

"Hei, bocah! Jika kau ingin hidup sebaiknya jangan banyak bicara dan turuti saja perkataan-ku!"

Woshh!

Tanpa menghiraukan lawan bicaranya, pria bertopeng itu langsung melepaskan hawa membunuh, sehingga membuat semua anak di tempat itu diselimuti oleh rasa takut dan kengerian.

Suasana di tempat itu langsung menjadi hening, tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengeluarkan suara sedikitpun karena takut dibunuh oleh pria bertopeng tersebut.

"Baiklah, karena kalian masih baru disini, jadi aku akan menjelaskan beberapa hal pada kalian terlebih dahulu."

Pria itu kemudian menjelaskan bahwa saat ini mereka semua sedang berada di ruang bawah tanah, namun ia tidak menjelaskan dimana pastinya ruang bawah tanah itu berada.

Selain itu, pria bertopeng juga menjelaskan bahwa selama lima tahun ke depan mereka semua akan menjalani latihan yang sangat keras untuk menjadi pembunuh bayaran.

Penjelasan pria misterius sontak membuat mereka semua kaget sekaligus ketakutan, pasalnya tidak ada seorangpun dari mereka yang mau menjadi pembunuh.

Akan tetapi, keberatan itu hanya bisa di tahan dalam hatinya masing-masing, karena jika mereka berani mengeluarkan suara, maka bayarannya adalah nyawa mereka sendiri.

"Kenapa? Apa kalian tidak mau?" tanya pria bertopeng.

"Tentu saja kami tidak mau! Memangnya siapa yang mau menjadi pembunuh!" ujar salah seorang anak.

"Bagus! Aku suka dengan nyalimu, bocah!" sahut pria bertopeng sembari mendekati anak yang menjawab pertanyaannya.

Slash!

Semua anak yang ada di ruangan itu tercengang menyaksikan kejadian itu, tubuh mereka semua gemetar, ada yang menangis dan ada pula yang muntah karena tidak tahan.

"Dia benar-benar kejam!" ujar Sun Xiang dalam hatinya.

Tidak hanya Sun Xiang, semua anak yang ada di sana memikirkan hal yang sama dengannya. Pria bertopeng di depan mereka itu benar-benar sangat kejam dan berhati iblis.

Mereka semua tentu menyadari bahwa dunia kultivasi adalah dunia yang sangat kejam, namun mereka tidak menyangka bahwa pria itu sangat tega membunuh anak kecil yang tak bersalah.

"Ini adalah peringatan untuk kalian yang berani membantah perkataan-ku!" ujar pria bertopeng.

"Baiklah, untuk saat ini aku akan membiarkan kalian beristirahat, kita akan mulai latihannya besok!"

Tidak lama setelah pria bertopeng itu meninggalkan mereka, suasana langsung berubah drastis, anak-anak yang semula hanya diam langsung berteriak histeris meminta pertolongan.

Beberapa anak yang masih bisa berpikir dengan jernih lebih memilih untuk menemukan jalan keluar dari sana, diantara mereka juga ada yang mengikuti arah pria bertopeng sebelum.

Namun sayangnya, di depan mereka hanya ada jalan buntu dan tidak ada celah sedikitpun. Selain itu dinding ruang bawah tanah itu juga sangat keras dan mustahil untuk dilubangi.

Disisi lain.

Dibandingkan anak-anak yang lain, Sun Xiang justru terlihat tenang sembari mengamati situasi, meski ia juga merasa panik dan takut, namun ia masih bisa mengendalikan diri.

"Sepertinya memang mustahil untuk melarikan diri dari sini" gumamnya pelan, lalu beranjak pergi menuju sisi lain ruangan yang tidak terlalu ramai.

"Ternyata di sana."

Setelah cukup lama mengamati ruangan bahwa tanah tersebut, Sun Xiang akhirnya berhasil menemukan tempat persembunyian pria bertopeng sebelumnya.

Walaupun terlihat seperti meninggalkan ruangan bawah tanah, tapi sebenarnya pria bertopeng itu masih ada di ruangan sembari mengawasi mereka dari tempat yang lebih tinggi.

Awalnya, Sun Xiang berpikir bahwa pria itu benar-benar keluar dari sana, tapi setelah mengamati dengan seksama, iapun mengetahui bahwa pria itu masih di ruang bawah tanah.

"Untuk saat ini, aku hanya perlu mengikuti perintah mereka" gumam Sun Xiang.

Sementara itu.

"Ketua, apa anda yakin mereka bisa diandalkan dalam misi kali ini?" tanya pria bertopeng sebelumnya.

Pria lain yang juga memakai topeng mengangguk pelan. "Saat ini mereka memang tidak bisa melakukan apapun, tapi lima tahun lagi mereka akan menjadi mesin pembunuh."

"Lalu, apakah diantara mereka ada yang membuat anda tertarik?"

Pria yang memakai topeng berwarna hitam kemudian mengarahkan telunjuknya ke satu arah, tepatnya kearah Sun Xiang yang sedang duduk disudut ruangan.

"Anak itu?"

"Entah kau menyadarinya atau tidak, tapi dia telah menemukan persembunyian kita."

"Apa?!"

"Siapa yang membawa anak itu ke sini?" tanya topeng hitam.

"Menurut laporan, dia dibawa oleh tetua kelima."

"Temui dia dan tanya latar belakang anak itu padanya."

"Baik, ketua!" ujar topeng merah, kemudian meninggalkan tempat itu.

Tidak lama berselang, pria bertopeng merah itu kembali ke tempat tersebut bersama pria lainnya yang juga memakai topeng berwarna merah darah untuk menutupi wajahnya.

Walaupun topeng keduanya sangat mirip dan sulit dibedakan, namun ada sesuatu untuk membedakannya, sesuatu itu adalah angka yang terukir di bagian dahi topeng mereka.

Pria sebelumnya memiliki topeng dengan ukiran angka tiga di bagian dahi topengnya, sementara pria yang baru saja datang memiliki ukiran angka lima di dahi topengnya.

Angka yang diukir di bagian dahi topeng mereka tidak hanya digunakan sebagai pembeda, tapi juga digunakan sebagai tanda tinggi rendahnya status mereka dalam asosiasi Bulan Darah.

Asosiasi Bulan Darah adalah kelompok pembunuh bayaran paling berbahaya dan paling ditakuti di kekaisaran Bei, mereka sangat kejam dan telah menghantui kekaisaran sejak lama.

Sang kaisar sendiri sudah pernah mencoba untuk membasmi asosiasi Bulan Darah, tapi sayangnya usaha mereka tidak membuahkan hasil sedikitpun.

Setiap kali ada peristiwa pembunuhan kaisar selalu mengerahkan pasukannya, tapi mereka selalu gagal dan tidak pernah berhasil menemukan jejak anggota Bulan Darah.

Semua anggota asosiasi adalah pembunuh yang sudah sangat terlatih, tidak hanya mahir dalam melakukan pembunuhan, tapi juga mahir dalam melenyapkan jejak.

Karena itu-lah, sampai saat ini pasukan kekaisaran Bei selalu gagal melacak mereka dan tidak pernah berhasil menemukan tempat persembunyian asosiasi Bulan Darah.

"Ketua, ada apa?" tanya tetua kelima.

"Apa latar belakang anak itu?" tanya ketua Bulan Darah sembari mengarahkan telunjuknya pada Sun Xiang.

Tetua kelima mengikuti arah telunjuk ketua asosiasi Bulan Darah, di sudut ruangan ia melihat seorang anak yang sedang duduk termenung dan tidak melakukan apapun.

"Bukankah dia anak yang kubawa sebelumnya?"

"Apa latar belakangnya?" tanya ketua asosiasi Bulan Darah.

"Dia hanya anak biasa, ketua" jawab tetua kelima, lalu menjelaskan tentang Sun Xiang.

Sun Xiang, dia hanyalah anak yatim-piatu yang bahkan tidak pernah bertemu apalagi mengenal kedua orang tuanya, dan sejak lahir Sun Xiang dirawat oleh kakeknya.

Setahun yang lalu, tepatnya ketika Sun Xiang berusia sembilan tahun, kakek yang merawatnya sejak kecil meninggal dunia dan sejak saat itu, Sun Xiang hanya hidup sendirian.

"Maaf ketua, apakah ada yang salah dengan anak itu?" tanya tetua kelima.

"Tidak ada yang salah, aku hanya sedikit tertarik dengannya" jawab ketua asosiasi Bulan Darah.

Chap 02. Alat Sekali Pakai.

Lima tahun kemudian.

"Jadi hanya mereka yang tersisa?" tanya ketua asosiasi Bulan Darah.

Tetua ketiga mengangguk pelan. "Hanya mereka yang berhasil bertahan dalam pertarungan sebelumnya."

"Jumlah mereka sangat sedikit, tapi aku senang karena mereka adalah yang terbaik" sahut ketua asosiasi.

Selama lima tahun, anak-anak itu dilatih dengan sangat keras oleh tetua ketiga, bahkan pada tahun pertama, ada lebih dari tiga puluh anak yang meregang nyawa karenanya.

Pada tahun-tahun berikutnya pun, jumlah kematian masih terbilang cukup banyak, akibatnya jumlah mereka terus menurun hingga mencapai kurang setengahnya.

Beberapa minggu yang lalu, tetua ketiga memberikan ujian pada mereka semua, dalam ujian itu mereka harus bertahan hidup dengan cara saling membunuh satu sama lain.

Hingga akhirnya, setelah melakukan pelatihan selama lima tahun serta melewati ujian dari tetua ketiga, hanya ada sepuluh orang yang tersisa dan salah satunya adalah Sun Xiang.

"Ketua, bukankah sudah saatnya bagi kita untuk menjalankan misi?"

"Kau benar! Untuk itu-lah aku datang ke tempat ini" jawab ketua asosiasi, lalu menemui ke-sepuluh pemuda itu bersama tetua ketiga.

"Hormat pada ketua!" ujar mereka serentak.

"Bangunlah, hari ini aku akan memberikan kebebasan untuk kalian" sahut ketua asosiasi.

Mereka semua hanya diam dan tidak ada seorangpun yang merespon perkataan ketua asosiasi, karena selama berada di sana mereka telah melupakan yang namanya kebebasan.

Meskipun begitu, mereka semua tetap merasa senang dan bahagia, karena pada akhirnya mereka bisa terbebas dari latihan yang telah menyiksa jiwa dan raga mereka selama ini.

"Karena sekarang kalian sudah bisa keluar dari sini, maka aku akan memberikan satu misi untuk kalian semua."

"Sudah kuduga, kebebasan yang dia bicarakan hanyalah omong kosong belaka" ucap Sun Xiang dalam hatinya.

"Misi yang akan kuberikan ialah, membunuh pangeran kedua kekaisaran Bei dan pastikan kalian menyelesaikan misi ini dalam satu bulan."

"Baik, ketua!" ujar mereka serentak.

"Bagus! Sekarang kalian boleh beristirahat" sahut ketua asosiasi. Kemudian pergi meninggalkan mereka bersama tetua ketiga.

***

"Sun Xiang, kau mau kemana?" tanya salah seorang pemuda.

"Bukan urusanmu!" ujar Sun Xiang, lalu meninggalkan mereka.

"Cihh... Andai saja tetua ketiga tidak menghentikan ujian sebelumnya, aku pasti sudah membunuhnya!"

"Apa kau yakin bisa membunuhnya sendirian?"

"Apa kau meremehkan ku?!"

"Bukan meremehkan, tapi bukankah kita semua sudah tahu bagaimana kehebatan Sun Xiang? Dia adalah yang terbaik dalam segala aspek."

Selama lima tahun terakhir, Sun Xiang selalu berusaha memberikan yang terbaik, bahkan kemampuannya sudah diakui oleh ketua asosiasi Bulan Darah secara langsung.

Tidak hanya itu saja, Sun Xiang juga dikenal tidak memiliki belas kasihan. Dan pada ujian sebelumnya, Sun Xiang tidak segan-segan apalagi merasa ragu dalam membunuh rekannya.

"Aku akui dia memang hebat, tapi setelah misi ini selesai, aku pasti akan mencari cara untuk membunuhnya!"

Sementara itu.

"Perintahkan mereka untuk bergerak dua hari lagi. Dan jangan lupa untuk melenyapkan mereka semua setelah misi ini selesai!"

"Baik, ketua!" sahut tetua ketiga.

"Keparat! Jadi selama ini kami hanya dianggap sebagai alat sekali pakai!" gumam Sun Xiang yang sedang mengawasi mereka.

Setelah meninggalkan rekan-rekannya, Sun Xiang mengikuti ketua asosiasi dan tetua ketiga secara diam-diam, ia berniat untuk mengorek lebih banyak informasi dari mereka berdua.

Benar saja! Keputusannya untuk mengikuti mereka memang membuahkan hasil. Sun Xiang berhasil menemukan fakta menyakitkan yang selama ini disimpan oleh ketua asosiasi.

Sejak awal, tujuan mereka semua dilatih bukankah untuk menjadi bagian dari asosiasi Bulan Darah, melainkan hanya untuk dijadikan sebagai alat sekali pakai oleh asosiasi tersebut.

Berhasil atau tidaknya misi yang akan mereka jalani, pada akhirnya hanya kematian yang akan menunggu mereka, entah itu di tangan kekaisaran atau ditangan asosiasi.

"Satu lagi, setelah mereka bergerak, perintahkan dia mengawasi mereka."

"Ketua, tidak bisakah anggota kita saja yang mengawasi mereka?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku hanya tidak bisa mempercayai orang itu, karena bagaimanapun juga dia berasal dari aliran putih."

"Aku tahu itu, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa karena dialah yang memberikan misi ini pada kita" sahut ketua asosiasi.

"Aliran putih? Apa maksudnya ini?!" Sun Xiang tersentak, ia benar-benar tidak menyangka jika aliran putih ikut terlibat dalam masalah ini.

Dibandingkan sebelumnya, fakta yang ia dapatkan kali ini justru jauh lebih mencengangkan, karena setahunya aliran putih dan hitam selalu bermusuhan.

"Ternyata yang dulu kakek katakan memang benar adanya" gumam Sun Xiang teringat dengan nasehat mendiang kakeknya.

Sebelum meninggal, kakeknya selalu menasehati Sun Xiang agar tidak terlalu mempercayai orang lain, karena di dunia yang kejam ini hanya diri sendirilah yang paling bisa dipercaya.

Kala itu, Sun Xiang tidak terlalu memahami perkataan kakeknya, tapi sekarang ia akhir-nya mengerti dan memahami maksud dari nasehat kakeknya itu.

"Aliran putih ataupun hitam, keduanya tidak ada yang bisa dipercaya" gumam Sun Xiang, lalu kembali ke tempat rekan-rekannya berada.

***

"Darimana saja kau?!" tanya pemuda sebelumnya.

Sun Xiang tidak menghiraukan pemuda itu dan langsung menuju ke sudut ruangan yang lebih gelap, kemudian duduk bermeditasi untuk menenangkan diri dan pikirannya.

Dalam waktu lima tahun, Sun Xiang yang awalnya hanya anak biasa kini telah berubah menjadi seorang kultivator, bahkan kekuatannya telah mencapai ranah Spirit Master.

Dalam dunia kultivasi, kekuatan para kultivator terbagi menjadi beberapa tingkatan yaitu.

Kondensasi.

Penguatan Tualang.

Penempaan Tubuh.

Pengumpulan Spirit.

Spirit Master.

Spirit Bumi.

Spirit Langit.

Spirit Surga.

Emperor.

Martial Emperor.

Super Emperor.

Setiap ranah dalam kultivasi terbagi menjadi sembilan level, dan untuk saat ini, kultivasi Sun Xiang hanya berada di ranah Spirit Master level lima.

"Hahh... Sepertinya hanya itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan" gumam Sun Xiang.

Dengan kekuatannya saat ini, Sun Xiang memang tidak mungkin bisa menang melawan anggota asosiasi, tapi bukan berarti ia tidak bisa membebaskan diri dari asosiasi Bulan Darah.

Selama ini Sun Xiang selalu merencanakan pelarian, namun ia tidak pernah memiliki peluang untuk melakukannya, tapi sekarang peluang itu justru datang dengan sendirinya.

Menurut informasi yang ia dapatkan, mereka akan diperintahkan untuk bergerak dalam dua hari, dan hanya itu satu-satunya peluang bagi Sun Xiang untuk melarikan diri.

Jika rencananya itu berhasil dilakukan, maka Sun Xiang akan mendapatkan kebebasan yang sebenarnya. Tapi jika gagal, maka itu akan menjadi akhir dari perjalanan hidupnya.

"Apapun yang terjadi, aku harus keluar dari asosiasi sialan ini!"

"Hei! Berhentilah berpura-pura, aku tahu kau sedang tidak bermeditasi." ucap pemuda sebelumnya.

Sun Xiang membuka mata, kemudian menatap pemuda itu dengan tatapan tajam, "Lei Huo, kenapa kau selalu saja mengusikku?!"

"Tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin membalas perbuatanmu yang waktu itu" jawab pemuda bernama Lei Huo.

"Sudah kukatakan, itu bukan perbuatanku!"

"Keparat! Apa kau pikir aku akan percaya padamu?!" Lei Huo mencengkeram kerah baju Sun Xiang, sorot matanya yang tajam melukiskan kemarahan yang begitu besar.

"Percaya atau tidak itu bukan urusanku! Tapi jika kau mengusikku lebih dari ini, maka jangan salahkan aku jika harus membunuhmu!"

Lei Huo mendengus kesal, namun tidak ada yang bisa dilakukannya selain melepaskan genggaman tangannya pada kerah baju Sun Xiang, lalu pergi tanpa mengatakan apapun.

Walaupun Lei Huo sangat ingin membunuh Sun Xiang dengan tangannya sendiri, namun dia bukanlah pemuda bodoh yang tidak bisa membaca dan memahami situasi.

Selain itu, sebagai seorang pembunuh ia memiliki insting yang lebih tajam dari manusia biasa, dan baru saja instingnya merasakan bahaya ketika bertatapan dengan Sun Xiang.

"Sial! Apa aku benar-benar tidak bisa mengalahkannya?!"

Chap 03. Rencana Sun Xiang.

Dua hari kemudian, tetua ketiga akhirnya datang menemui mereka untuk menyampaikan beberapa informasi mengenai misi yang akan segera mereka jalani.

Tidak hanya itu saja, tetua ketiga juga memberikan sebilah pedang, sejumlah pisau lempar, pakaian baru, serta sebuah topeng untuk menyembunyikan wajah mereka.

"Aku akan menunggu kalian di sana" ucap tetua ketiga, lalu meninggalkan mereka.

Setelah mengganti pakaian dan memakai topeng, mereka semua kemudian menghampiri tetua ketiga yang telah menunggu mereka di sisi lain ruang bawah tanah tersebut.

"Sun Xiang!"

"Iya tetua!" sahut Sun Xiang.

"Mulai hari ini, kau akan menjadi pemimpin mereka. Selesaikan misi ini dengan baik agar kalian bisa bebas" ucap tetua ketiga.

Sun Xiang mengepalkan tinjunya, andaikan wajahnya tidak ditutupi oleh topeng, maka tetua ketiga bisa melihat kemarahan dan kebencian yang tergambar di sana.

"Baik, tetua!"

"Bagus! Sekarang kalian boleh pergi" sahut tetua ketiga.

Tidak lama berselang, langit-langit ruang bawah tanah itu tiba-tiba saja bergetar, kemudian langit-langit terbelah dan terbuka layaknya pintu yang tidak terlalu besar.

Pada saat yang bersamaan, cahaya terang matahari masuk ke ruang bawah tanah dan memaksa mereka semua menutup mata karena tidak tahan dengan cahaya menyilaukan itu.

"Pantas saja aku tidak pernah bisa menemukannya, ternyata ada di atas sana" ucap Sun Xiang dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian, Sun Xiang memberanikan diri untuk membuka mata. "Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa melihat matahari lagi" gumamnya pelan.

"Dengan kemampuan kalian sekarang, aku yakin kalian bisa keluar dari sini tanpa bantuan."

"Pergilah, selesaikan misi ini untuk mendapatkan kebebasan!"

"Baik, tetua!" ujar mereka serentak, lalu meninggalkan ruang bawah tanah.

***

Setelah meninggalkan ruang bawah tanah yang telah mereka tempat selama lima tahun, Sun Xiang langsung memimpin tim-nya untuk berangkat menuju ibukota kekaisaran.

"Sun Xiang, sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap mu sebagai ketua" ucap Lei Huo.

"Terserah, itu bukan urusanku!" ujar Sun Xiang.

Walaupun sudah ditunjuk sebagai ketua tim, namun Sun Xiang tidak berniat untuk benar-benar menjadi ketua tim, bahkan tidak peduli dengan misi yang sedang mereka jalani.

"Ketua, apa kau memiliki rencana?" tanya salah seorang anggota tim.

"Untuk saat ini, yang perlu kita lakukan adalah segera sampai ke ibukota kekaisaran" jawab Sun Xiang.

"Jadi kau belum menyusun rencana?!" ujar Lei Huo.

"Sial! Jika aku yang menjadi ketua, aku pasti sudah menyusun rencana sejak awal" lanjutnya.

"Kalau begitu, apa kau memiliki rencana sekarang?" tanya Sun Xiang.

"Tentu saja tidak, karena itu adalah tugas seorang ketua!"

"Kalau begitu, kenapa bukan kau saja yang menjadi ketua tim ini?"

Sejak awal, Sun Xiang memang tidak menginginkan posisi sebagai ketua tim, karena hal itu hanya akan menghambat tujuannya untuk melarikan diri dari asosiasi Bulan Darah.

Ketika tetua ketiga menunjuk-nya sebagai ketua tim, Sun Xiang tidak memiliki alasan untuk menolak, tapi sekarang ia sudah mendapatkan alasan yang sangat tepat.

"Aku tidak ingin membantah keputusan tetua" jawab Lei Huo.

"Tenang saja, tetua tidak akan mengetahuinya jika tidak ada yang buka mulut" sahut Sun Xiang meyakinkan Lei Huo agar mau menggantikan posisinya.

Pada awalnya, Lei Huo tetap menolak karena tidak ingin membantah perintah tetua ketiga, tapi setelah Sun Xiang meyakinkannya, Lei Huo pun setuju untuk menjadi ketua tim.

Selain meyakinkan Lei Huo, Sun Xiang juga meminta yang lainnya untuk tutup mulut, bahkan ia mengancam akan membunuh mereka jika ada yang berani melapor pada tetua ketiga.

"Satu masalah berhasil diselesaikan, sekarang aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk meninggalkan mereka."

***

Waktu kian berlalu, setelah menempuh perjalanan panjang yang memakan banyak waktu, Sun Xiang dan rekan-rekannya akhirnya tiba di ibukota kekaisaran Bei.

Tetapi, mereka tidak langsung masuk ke ibukota dan memilih untuk bersembunyi di hutan, setidaknya sampai mereka mendapatkan informasi mengenai keberadaan pangeran kedua.

"Sun Xiang, malam ini kau harus menyusup ke istana, pastikan kau kembali dengan membawa informasi berharga!"

"Baik, ketua!" ujar Sun Xiang tanpa membantah, lalu meninggalkan mereka semua.

Setelah meninggalkan rekan-rekannya, Sun Xiang langsung masuk ke ibukota kekaisaran, namun tujuannya bukan untuk mencari informasi tapi untuk menjalankan rencananya.

Rencana yang akan dijalankan oleh Sun Xiang adalah memalsukan kematiannya, ia akan membuat dirinya seolah-olah terbunuh saat berusaha melarikan diri dari istana.

Meski tanpa rencana sekalipun, sebenarnya Sun Xiang sudah bisa melarikan diri, tapi jika dia melakukan hal itu, asosiasi Bulan Darah pasti akan memburunya.

Selain itu, Sun Xiang juga yakin bahwa rencananya ini tidak bisa mengelabui asosiasi Bulan Darah, tapi setidaknya rencana ini bisa mengulur waktu sampai ia menjauh dari asosiasi.

Malam harinya.

Sun Xiang nampak sedang berdiri di atap sebuah bangunan sembari mengamati keadaan disekitarnya, setelah cukup lama ia-pun mulai bergerak mendekati istana kekaisaran.

"Penjagaannya sangat ketat, tapi inilah yang kuinginkan" gumamnya, lalu mengeluarkan sebilah belati.

Sun Xiang mengaliri belati ditangannya dengan energi spiritual, kemudian melempar belati itu kearah salah seorang prajurit yang sedang berjaga di depan gerbang istana.

Belati kecil itu melesat dengan kecepatan tinggi dan langsung menancap di dahi prajurit tersebut, pada saat yang hampir bersamaan, Sun Xiang dengan sengaja mengekspos keberadaannya.

"Ada penyusup!" ujar prajurit lainnya.

Sun Xiang mengeluarkan belati lainnya, kemudian melempar belati itu kearah prajurit yang berteriak, setelah itu Sun Xiang meninggalkan tempat itu dengan kecepatan penuh.

"Itu dia! Jangan biarkan dia lolos!"

Puluhan prajurit mulai bergerak mengejar Sun Xiang, namun hanya dalam hitungan detik, keberadaan Sun Xiang sudah lenyap dari pandangan mereka semua.

Disisi lain.

"Ketua, ada kabar buruk!"

"Kabar buruk apa?!" tanya Lei Huo.

"Sepertinya Sun Xiang gagal menjalankan misi."

"Apa?! Lalu bagaimana situasinya sekarang?"

"Para prajurit sudah menyebar ke seluruh penjuru kota, sepertinya sangat mustahil bagi Sun Xiang untuk bisa keluar dari sana."

"Sial! Kalau begitu kita harus menjauh dari sini terlebih dahulu."

"Tapi bagaimana dengan Sun Xiang? Apa kita akan meninggalkannya begitu saja?"

"Apa kau bodoh? Jika kau ingin mati masuklah ke sana sendirian!" ujar Lei Huo, lalu meninggalkan tempat tersebut.

Meski kesal karena Sun Xiang gagal menjalankan misi, tapi di dalam hatinya Lei Huo merasa sangat senang, bahkan ia berharap agar Sun Xiang tertangkap oleh para prajurit.

"Meski bukan aku yang membunuhmu secara langsung, asalkan kau mati maka aku tetap merasa senang" ucap Lei Huo dalam hatinya.

"Ketua, tunggu kami."

"Ada apa? Apa kalian tidak mau menyelamatkan Sun Xiang?"

"Yang terpenting saat ini adalah bertahan hidup untuk menyelesaikan misi."

Lei Huo mengangguk pelan, lalu memimpin mereka semua menuju ke bagian terdalam hutan, agar keberadaan mereka tidak diketahui oleh para prajurit kekaisaran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!