NovelToon NovelToon

AYUNAN BAYI

Paket

Seorang wanita cantik tengah memperlihatkan perutnya yang besar di pantulan cermin, menunggu beberapa hari lagi akan melahirkan.

"Nona,permisi.Ada paket besar di ruang tamu".Ucap alah satu artnya di ambang pintu kamar.

"Baik,bi. Aku akan ke ruang tamu, pasti paket untuk anakku". Wanita itu, tersenyum sambil mengelus perutnya. Melody,keluar dari kamar menuju ke ruang tamu yang di ikuti artnya.

Namanya Melody, seorang wanita karir dan istri pengusaha sukses. Berumur 25 tahun, dari keluarga berada. Pernikahannya berjalan 3 tahun,dia tengah hamil tua sekarang. Memang benar sekali, beberapa hari ini banyak paket untuk anaknya nanti. Kebanyakan dari temannya Melody, bahkan teman suaminya.

Pernikahan mereka di adakan sangat mewah,saling mencintai tanpa lewat perjodohan. Kehidupan rumah tangga Melody dan suaminya, berjalan sangat baik. Apa lagi,kedua mertuanya sangat menyayangi Melody dan tidak sabar menimang cucu pertama mereka.

"Nona, silahkan duduk dan biar kami membukakan paketnya". Bi Darna, sangat menjaga majikannya yang tengah hamil tua ini.

"Terimakasih,bi Darna. Dina,tolong bukakan paketnya. Aku tidak sabar lagi,apa isinya. Hmmmm...Dina,coba kamu lihat dong. Dari siapa yah, pasti ada nama pengirimnya?" pinta Melody, tersenyum manis.

Dina, keheranan karena tidak menemukan nama pengirimnya. "Maaf,nona Melody nama pengirimannya tidak ada. Tetapi, di sini tertulis untuk nona Melody dan pak Vino. Alamatnya juga tertera di sini, tidak mungkin salah alamat. Bagaimana nona, apakah kita buka?". Tanya Dina, hatinya ragu membuka paket yang tak jelas di tangannya.

"Buka saja Dina, alamatnya memang benar dan nama penerima.Kemungkinan lupa ngasih siapa pengirimnya,hal biasa kok itu". Kekehnya Melody, tersenyum kecil.

"Baiklah nona Melody,akan aku membuka paketnya". Dina, berhati-hati membuka paket misterius tersebut.

Bi Darna, tersenyum melihat wajah majikan dan memijit kaki Melody. Sebenarnya Melody,tak enak di pijit-pijit dengan beliau yang jauh lebih tua. Terkadang bi Darna, memaksakan diri katanya baik untuk ibu hamil.

Bi Darna, sudah lama bekerja di rumah ini. Selalu melayani suami Melody, sebelum menikah. Begitu juga dengan Dina, lumayan lama dari keponakan bi Darna semata wayang. Orangtuanya meninggal dunia di kampung,tanpa memiliki siapapun. Beruntung sekali, Dina di boyong bi Darna ke kota untuk bekerja menjadi art di rumah majikannya.

"Wahhh...Nona Melody,isi paketnya sebuah ayunan bayi". Dina, tersenyum sumringah dan memperlihatkan ayunan bayi listrik berwarna biru muda.

Melody, merasakan hawa dingin menjalar di tubuhnya. Ada sesuatu yang tidak beres,ketika paket itu terbuka dan memperlihatkan isinya.

"Kebetulan sekali yah,nona kemarin lupa membeli ayunan listrik ini. Waktu belanja perlengkapan bayi,jadi gak repot-repot beli lagi. Lihatlah nona, sangat bagus dan masih baru". Bi Darna, memperlihatkan ayunan bayi lebih dekat dengan Melody.

Whusssssstttt....

Braaaakkk...

Degggg...

Tiba-tiba saja,angin kencang masuk kedalam rumah dan alam menjadi gelap. Ketika Melody,memegang ayunan bayi tersebut, pintu rumah tertutup dan berusaha sangat keras.

"Dina, sepertinya hujan mau turun. Tutup pintu rumah sekarang, mengerikan sekali". Perintah bi Darna, langsung bergegas menutup seluruh pintu dirumah.

Melody, memandang ayunan bayi di hadapannya. Ada sesuatu yang aneh,dia memikirkan sesuatu. "Tadi,aku melihat ayunan bayi ini bergerak. Apa karena angin,yah?". Menggaruk kepalanya yang tidak gatal,duduk kembali di sofa.

"Astagfirullah, cuacanya berubah jadi gelap. Padahal tadi sangat cerah, seakan-akan ada yang tidak beres". Gumam bi Darna, kebingungan.

Beberapa menit kemudian,bi Darna dan Dina kembali ke ruang tamu. Rupanya ayunan bayi tadi, sudah di masukkan ke dalam kardus kembali.

"Dina,kamu bawa kardus ini ke kamar. Jangan di buka yah,nanti aja kalau bayinya dah lahir". Kata Melody, langsung di angguki Dina.

"Misi non Melody,ke kamar untuk meletakkan kardus in". Pamit Dina, mengangkat kardus di hadapannya.

Dina, masuk kedalam kamar majikannya dan meletakkan kardus di pojokan yang berisi ayunan bayi. Matanya tertuju pada bingkai foto besar di dinding,dimana foto pernikahan Melody dan suaminya.

"Mas Vino, ganteng banget yah. Sudah baik, ganteng, tubuhnya sixpack,kaya raya, pengusaha sukses lagi. Beruntung banget yah,non Melody mendapatkan suami seperti mas Vino. Kapan yah,aku mendapatkan suami seperti itu. pengen banget dah,gak capek-capek kerja cuman santai dan me menghabiskan uang suami". Gumam Dina,duduk di tepi ranjang. Tangannya mengelus-elus kasur sangat empuk sekali, mewah dan besar. Dia mulai membayangkan bahwa, dirinya menjadi istri seorang kaya raya.

Di ambang pintu, Melody menatap ke arah Dina sikapnya terkadang aneh sekali. Selalu curiga dengan keponakan bi Darna, awalnya dulu kecurigaan terhadap Dina ditepisnya. Namun lama-kelamaan,dia semakin yakin jika Dina tak waras.

Awalnya Melody, ingin masuk kedalam kamar. Tiba-tiba menghentikan langkahnya, mengurungkan niat untuk masuk kedalam. melihat pemandangan Dina,yang cengengesan tak jelas.

"Waduh! Aku lupa, ngapain lakuin itu". Dina, menepuk keningnya dan berlari pergi dari kamar majikannya itu.

Sebenarnya Melody, keberatan jika seseorang masuk kedalam kamarnya selain sang suami.Namun apa daya,dia tengah hamil besar dan memerlukan bantuan seseorang.

Deggg...

Dina, melonjak terkejut melihat majikan berada di dapur tengah mencicipi kue di dalam kulkas.

Apakah nona Melody, melihat sikapku tadi? Astaga,bisa gawat kalau ngadu sama mas Vino. Semoga saja,nona Melody tidak melihat apapun tadi.Batin Dina, tersenyum dan mengangguk kepala.

"Sudah kamu letakan kardus tadi, Dina?". Tanya Melody, tersenyum kecil.

"Hmmm... Sudah non,di pojokan sebelah kiri". Jawab Dina, sudah gugup sedari tadi.

"Makasih, banyak yah. Makan yang banyak,Din. Kamu kok, kurusan aku lihat-lihat". Melody, sengaja basa-basi melihat pucat pias di wajah Dina. kemungkinan dia takut di marahi,karena sikapnya yang aneh.

*********************

[Sayang,aku lembur hari ini. Jam 11 malam baru sampai rumah,kamu duluan makan malam dan tidur. Jangan bergadang sayang,demi anak kita]

Melody,menghela nafas panjang membaca pesan dari sang suami. Berlahan-lahan merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya. Dia sangat merindukan sosok sang suami, ingin memeluk tubuhnya. Entah kenapa, kamarnya berubah mencekam tidak seperti biasanya.

[Cepat pulang mas, aku takut sekali. Kenapa kamar kita, berubah menyeramkan seperti ini]

Akhirnya Melody, berniat membalas pesan suaminya. Matanya tertuju pada centang dua,belum di baca sang suami. Segitu sibuknya kah, sampai tak bisa membalas pesan darinya.

Jam dinding terus berjalan, Melody sudah larut dalam mimpinya.

Krekkkkk... Krekkkkk....

Grusuukkk... Grusuukkk....

Degggg....

Melody, mengerjapkan bola matanya dan jantungnya berdegup. Susah payah meneguk salivanya, menoleh ke arah kiri. Suara mengerikan tadi,mulai terdengar dari arah kardus.

Deggg...

"Massss...Aku takut!". Lirih pelan Melody, tangannya menyentuh perut. "Ha...Ha...Ha..Mas,aku membutuhkan mu". Keringat membasahi keningnya Melody, berlahan-lahan menoleh ke arah kardus di pojokan.

Deggg....

Kreeekkk.... Grusuukkk... Krekkkkk...

Sesosok Menyeramkan

Mata Melody, melotot sempurna melihat ke arah kardus dan keluar sedikit rambut panjang. Berlahan-lahan sesosok menyeramkan merangkak keluar, tangannya menjijikkan berlumuran darah.

Krekkkkk.... Kreekkkk....

"Ha....Ha...Ha....Aaaaaaaaa...!". Teriak Melody, sekencang mungkin dan bangkit dari tidurnya. "Huuu...Huuu...Huuu...!". Mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Rupanya dia bermimpi buruk, mengusap keningnya berkeringat.

Glekkkk....

"Hanya mimpi Melody, syukurlah cuman mimpi". Gumam pelan, menoleh ke arah pojokan dimana letak kardus tadi. Masih tertutup rapat, tidak terbuka sedikitpun.

Melody, merasa haus sekali dan mau mengambil air di meja. Namun sayang, gelasnya kosong tidak ada air. Dia terpaksa harus keluar dari kamar, tenggorokan terasa kering sekali. Beberapa langkah berjalan, mendengar suara aneh dari pojokan.

Grusuukkk.... Grusuukkk...

Bruuukk..

Kardus di pojokan kamar, terjatuh ke lantai dan terbuka sedikit. Susah payah Melody, menelan ludahnya dan tangannya gemeteran sudah."Haa...Apa itu? Mas,aku takut sekali". Lirihnya pelan, berlahan-lahan membalikkan badannya.

Krekkkkk...kretekk... Kretek...

Sesosok menyeramkan itu, berlahan-lahan keluar dari kardus.Dada Melody,naik turun mengontrol dirinya. Seketika kakinya lemas tak mampu menopang tubuhnya lagi,terduduk di lantai berlahan-lahan mengundurkan tubuhnya.

Sesosok menyeramkan itu, merangkak keluar dari kardus menuju ke arah Melody. Mulutnya kelu tidak bisa berkata apa-apa, seakan-akan tercekat begitu saja. Cuman gelengan kepala yang bisa di lakukan, menjerit-jerit di dalam hatinya.

Enggrrrhhhhh.....

"Ha....Ha...Ha.....Aaaaaaaaaaaa..... Pergi!Pergi! Pergi!". Teriak Melody, tangannya meronta-ronta kemana-mana.

"Melody!Melody! Sadar Melody,ini mas! Melody,sadar sayang!". Sang suami, menggoncang tubuh istrinya.

Deggg...

Keringat bercucuran membasahi keningnya Melody,air matanya mengalir deras dan langsung memeluk tubuh suaminya.

Bi Darna dan Dina, terkejut mendengar teriakkan nona mereka dan bergegas ikut masuk ke dalam.

"Tenang sayang,ada mas. Tenangkan dirimu,bi minta air putih". Pinta Vino,sambil mengelus lembut rambut istrinya.

Melody,masih menangis kesegukan terngiang-ngiang dengan sesosok menyeramkan. Walaupun cuman mimpi, seakan-akan nyata baginya.

"Ini nak Vino,airnya". Bi Darna, menyerahkan air putih segelas. Kasian sekali non Melody, sudah hamil besar di tambah mimpi buruk. Semoga saja,non Melody tidak kenapa-kenapa atau bertanda buruk sekalipun.

"Makasih banyak,bi". Vino, menyambut air putih dan meminta istrinya meminum agar lebih tenang.

"Non,gak papa kan?". Tanya bi Darna, memijit kaki Melody merasa iba melihat istri majikan yang ketakutan. Wajah non Melody,pucat sekali dan berkeringat di wajahnya.

Nona Melody,tumben sekali bermimpi aneh dan berteriak-teriak histeris.Batin Dina, penasaran sekali.

"Mas, kapan kamu pulang?". Tanya Melody, sepertinya sang suami baru selesai mandi. Jam berapa sekarang? Aku tidak sadar jika suamiku sudah pulang, bahkan dia sudah mandi.

"Baru saja, setengah jam lalu dan membersihkan diri. Rencananya mau makan malam,di siapkan Dina di dapur. Mendengar teriakkan mu tadi,mas cepat-cepat ke kamar. Memangnya kamu mimpi apa,sih?Gak biasanya loh, padahal yah. Waktu mas keluar dari kamar,kamu terlihat nyenyak tidurnya". Vino, tersenyum dan membenarkan rambut sang istri.

"Mas,aku gak yakin semuanya mimpi. Seakan-akan seperti nyata mas,aku melihat sesosok menyeramkan keluar dari kardus itu". Melody, menunjukkan jarinya ke pojokan kamar dimana kardus itu diletakan. Apa maksudnya mimpi ku ini, apakah bertanda buruk?.

"Kamu mimpi sayang, tidak ada sesosok menyeramkan atau hal lainnya". Vino, memandang raut wajah sang istri begitu ketakutan.

Dina, bergegas mencek isi kardus dan membukanya berlahan. Jujur saja,dia deg-degan mendengar ucapan istri majikan itu. "Tidak ada apa-apa nona, sudah di cek". Kata Dina, kembali ke tempat semula.

"Tuh,apa kata Dina sayang. Gak ada apa-apa di sana,kamu cuman mimpi. Percayalah sayang, tidak ada apa-apa atau sesosok menyeramkan yang kamu katakan". Vino, membujuk istrinya.

"Non, mimpi tengah hamil besar sangat rawan sekali. Nona, harus berdoa sebelum tidur yah. Kalau bisa sholat non,bibi tidak pernah melihat nona sholat. Kita sholat meminta perlindungan kepada Allah SWT,apa lagi tengah hamil besar sangat rawan sekali". Bi Darna,tak nyaman menasehati istri majikan itu. Takut kalau Melody, tersinggung dengan perkataannya.

Vino, menggenggam jemari tangan sang istri dan tersenyum manis. "Benar sekali sayang,mana mungkin kamu gak bisa kan?".

"Sholat? Iya,aku bisa mas. Mulai besok aku melaksanakan sholat,maaf aku lalai". Jawab Melody, menunduk kepalanya. Astagfirullah,aku sudah lama tidak menjalankan kewajiban sebagai umat muslim. Aku lupa kapan terakhir aku sholat, apakah ini teguran dari mu ya Allah SWT.

Astagfirullah, rupanya nona Melody gak pernah sholat? Mengerikan sekali, pantesan saja rawan mimpi aneh-aneh. Aku yakin sekali,dia tidur tidak berdoa terlebih dahulu. Kasian sekali mas Vino, dapat istri tak sesuai dengan sikapnya tanpa meninggalkan kewajiban umat islam.Batin Dina,pamit keluar dari kamar majikannya.

"Bi Darna, silahkan istirahat dulu. Aku bisa menjaganya, tinggalkan saja makanan di meja. Akan aku makan di dalam kamar,takut Melody kenapa-kenapa". Kata Vino, langsung di angguki bi Darna.

"Non Melody,maaf sudah menyinggung perasaan non atas perkataan tadi. Jadi gak enak akunya non, sudah lancang sekali". Bi Darna, merasa tak enak hati.

"Bi Darna, kenapa minta maaf. Seharusnya aku berterimakasih, sudah mengingatkan. Makasih yah,bi. Jangan sungkan memberikan aku nasehat". Melody, tersenyum sumringah.

Bi Darna, pamit keluar dulu dan merasa lega karena istri majikannya tak marah. Akan tetapi,dia masih tak enak hati dengan tatapan Vino.

Vino,keluar dari kamar ingin mengambil makanan yang sudah di sediakan bi Darna.

"Bi,lain kali jangan berbicara macam-macam kepada Melody. Takutnya dia mudah tersinggung, meskipun di pendam saja. Kalau ada apa-apa, beritahu aku saja bi. Aku gak mau bibi, kenapa-kenapa dan merasa tak enak hati dengan istri ku. Hmmm..Apa benar sekali, Melody tidak pernah sholat ketika aku tidak ada?". Tanya vino, melirik ke arah luar. Takutnya Melody, menguping pembicaraan mereka.

"Benar sekali,nak Vino. Non Melody, gak pernah sholat di rumah ini. Maaf,bukan maksud bibi macam-macam". Bi Darna, merasa bersalah ikut campur urusan pribadi majikannya.

"Makasih bi,jangan menyalahkan diri sendiri. Bibi, sudah aku anggap keluarga sendiri loh. Sudah sewajarnya bibi, menasehati kami yang muda ini. Ya sudah bi,aku ke kamar dulu. Istirahat dulu bi,jaga kesehatan juga". Vino, tersenyum sumringah ke arah bi Darna.

Bi Darna, beruntung sekali mendapatkan majikan sebaik Vino. Sudah bertahun-tahun lamanya, bekerja di rumah ini.

Vino,masuk kedalam kamar dan tersenyum manis ke arah istrinya.

"Mas makan dulu yah,mau gak?". Vino, menyodorkan sendok berisi makanan ke arah istrinya. Syukurlah Melody, wajahnya tak sepucat tadi.

"Makasih, aku sudah makan tadi mas". Melody, menolak suapan suaminya. "Mas,aku mau ngomong sesuatu". Kata Melody, mendekati suaminya karena takut dan melihat sekeliling kamarnya.

Berubah Jadi Darah

Vino, tersenyum sumringah memandang wajah istrinya baru bangun tidur. "Bagaimana tidur mu,nyenyak?". Tanya Vino, mengelus lembut rambut istrinya.

"Nyenyak mas". Jawab Melody, matanya tertuju pada kardus di pojokan kamarnya. Beralih ke arah suaminya, sudah siap dengan setelan baju kerjanya. Begitu gagah di balik baju kemeja, berlapis dengan jas hitam.

Vino, sesosok pria yang nyaris sempurna di mata kaum hawa. Bekerja di perusahaan terbesar di kota ini, memiliki jabatan sebagai direktur.

Banyak wanita diluar sana kagum kepadanya, dia terbilang pria setia kepada sang istri. Ketika menginjak umur 27 tahun, kebiasaannya gonta-ganti pasangan tak lagi. Dia berniat mencari pasangan hidup untuk selama-lamanya,tepat dia berkenalan dengan Melody seorang wanita karir di bidang kecantikan.

"Apa isinya di dalam kardus itu, kenapa di letakan di kamar kita sayang?". Tanya Vino, tersenyum manis.

"Paket dari seseorang mas,tapi tidak ada nama pengirimnya. Siapa tau aja,dari temanmu. Isi paketnya sebuah ayunan bayi listrik, kebetulan sekali kita belum beli karena kemarin lupa". Jawab Melody, mengubah posisi duduknya dan bersandar. Kehamilan yang besar ini, membuat dirinya kesusahan melakukan apapun.

"Aku lupa memberitahu mu,sayang. Kemungkinan paketnya Dino, katanya mau mengirim hadiah untuk anak kita. Tapi,dia lupa menaruh nama pengirimnya. Cuman alamat sama nama penerima,itu saja". Vino, langsung memperlihatkan pesan dari sahabat lamanya itu.

"Oh, baguslah kalau dari teman mas. Aku tenang sekali,kalau dari Dino. Jad tidak kepikiran soal paket itu,siapa tau aja salah alamat". Kekehnya Melody, menggenggam jemari tangan suaminya.

Vino, melihat jam tangannya sudah waktunya untuk sarapan pagi dan berangkat kerja. "Sayang,mas mau sarapan pagi dan berangkat kerja. Kamu harus hati-hati di rumah yah,ada bi Darna dan Dina menjagamu. Kalau kenapa-kenapa, hubungi mas yah?". Vino, mengecup kening istrinya.

"Iya,mas. Kamu jangan khawatir aku di rumah ini, pasti mereka akan menjaga ku kok". Melody, mengulum senyumnya dan menatap suaminya pergi menghilang di balik pintu kamar.

Melody,turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian,dia keluar dalam keadaan rambut basah. Di meja rias sudah ada segelas susu hangat, pasti sang suami yang meletakkannya.

"Makasih banyak,mas Vino". Gumam Melody, mengambil segelas susu untuk meminumnya. Matanya tertuju pada pantulan cermin, perutnya semakin besar dan di elus-elus pelan.

Mata Melody, terbalalak segelas susu di tangannya berubah menjadi darah berwarna merah. "Aaaaaaaaaa....!". Teriak Melody, langsung melepaskan cangkir di tangannya.

Prang!

Segelas susu hangat,jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

Glekkkk...

Melody, hampir terhayung ke belakang. Beruntung sekali dia berpegangan pada meja rias, nafasnya ngos-ngosan.

"Non!". Teriak bi Darna dan Dina, terkejut mendengar teriakkan majikannya di dalam kamar.

"Astagfirullah,ada apa non?" Tanya bi Darna, terkejut melihat melihat di lantai pecahan kaca berserakan dimana-mana.

Melody, memegang dadanya dan memejamkan matanya. "Apa yang aku lihat tadi,apa cuman perasaan ku saja". Gumamnya pelan, bernafas lega. "Maaf,tadi tanganku licin bi. Jadi gelasnya jatuh dan pecah,aku tidak apa-apa kok". Alibinya Melody, tersenyum manis.

"Ya ampun, hati-hati non. Ini bahaya sekali,kalau non terluka". Bi Darna, menuntun Melody duduk di tepi ranjang.

Sedangkan Dina, membersihkan pecahan kaca tadi. Aneh banget, kenapa non Melody teriak-teriak? Pasti ada sesuatu yang tidak beres,apa yah? Batin Dina, kebingungan.

"Maaf,aku jadi nambah pekerjaan mu". Kata Melody,dia bersifat tak tega melihat seseorang membersihkan karena kesalahannya.

"Gak papa non,yang penting nona Melody gak kenapa-kenapa". Kekehnya Dina, sudah selesai membersihkan lantai tadi.

Melody, kebingungan karena lantai tidak basah. Bukankah tadi berisi segelas susu hangat,tapi kenapa kering? Mana mungkin aku salah liat, gak mungkin.Batin Melody, mengusap wajahnya.

"Dina,kamu bikinkan susu hangat buat non. Ingat yah, susu hamil jangan lain". Pinta bi Darna, tersenyum ke arah Melody.

Dina, mengangguk patuh dan segera keluar dari kamar.

"Bi Darna,jadi belum ada yang membuatkan ku susu pagi ini.Termasuk mas Vino,bi?". Tanya Melody,karena penasaran.

"Belom non,nak Vino makannya tergesa-gesa tadi. Mana sempat membuatkan susu, sedangkan kami tidak ada. Takutnya non, belum bangun tidur". Jawab bi Darna,sontak membuat Melody terkejut mendengarnya.

"Percaya gak percaya,bi. Tadi gelasnya terisi penuh dengan susu hangat,sumpah! Ketika aku mau meminumnya, tiba-tiba berubah darah". Kata Melody, tangannya gemeteran sudah.

"Cuman halusinasi non, saja mungkin. Lihatlah tadi, lantainya kering cuman ada pecahan kaca yang berserakan dimana-mana. Non,salah liat paling. Lebih baik non,banyak istrirahat dan jangan berpikiran aneh-aneh". Bi Darna, menasehatinya.

"Tapi,bi...Aku tidak berbohong sama sekali,aku...". Melody, memotong perkataan karena bi Darna mana mungkin percaya juga.

"Hussssttttt... Istrirahat lah dulu,bibi mau belanja pagi ini. Kalau mau sarapan sudah siap di meja,jangan berpikir aneh-aneh non. Gak baik loh,sama saja mempengaruhi kandungan non. Gak mau kenapa-kenapa kan,sama anak non Melody?". Kata bi Darna, langsung di angguki Melody.

Bi Darna, keluar dari kamar dan Dina masuk membawa segelas susu hangat. "Silahkan di minum non, mumpung masih hangat". Kekehnya Dina, menyerahkan segelas susu hangat ke majikannya.

"Dina,kamu percaya tidak. Kaya hal-hal mistis,alam gaib,apa kamu pernah melihat makhluk halus?". Tanya Melody, penasaran.

Dina, membulatkan matanya dengan sempurna dan calingukan melihat ke arah pintu kamar. "Hussssttttt...Jangan ngomong tentang itu,non Melody. Apa lagi non, tengah hamil tua. Ini bahaya sekali,jangan memikirkan hal menyeramkan itu".

"Emangnya kenapa, Dina? Aku cuman bertanya kepada mu". Melody, kesal dengan jawabannya Dina.

"Soal begituan percaya saja,tapi mintalah perlindungan dari Allah SWT. Mereka pasti ada non,selagi kita tidak mengganggu mereka. Ya sudah, habiskan susunya yah. Mau menyiram tanaman di depan,kalau ada apa-apa panggil saja". Akhirnya Dina, keluar juga dari kamar majikannya itu.

Melody, menghela nafas beratnya dan bersandar di tepi ranjang. Berlahan-lahan matanya terpejam, semenjak kehamilan membesar di seringkali tertidur.

Prang!

Prang!

Kretekk!

Kretek!

Deggg.....

Mata Melody,terbuka lebar mendengar sesuatu yang jatuh di luar sana dan suara aneh.

Karena penasaran sekali, Melody keluar dari kamar dan calingukan melihat sekeliling. "Dina! Bi Darna!Dina!Dina!". Melody, beberapa kali memanggil art nya itu. Namun tak kunjung ada jawabannya, keadaan rumahnya sangat sepi sekali.

Prang!

Glekkkk...

Melody, berlahan-lahan mendekati dapur. Ada benda yang jatuh di sana, dirinya sudah ketakutan sekali.

Tak...Tak...Tak...Tak...

Degggg...

"Mas,mas Vino!". Melody, memanggil suaminya tengah memotong wartel di meja. Akan tetapi, Vino membelakangi istrinya itu.

Glek!

Susah payah Melody, meneguk salivanya dan meremas ujung bajunya. "Mas Vino!Mas". Melody, lagi-lagi memanggil suaminya. Tetap dengan sama,sang suami enggan membalikkan badannya.

Krek!

Krek!

Jantung Melody, berdegup kencang napasnya memburu langsung. Matanya melotot sempurna,dia berpegangan pada dinding. "Ha...Ha...Ha...Mas,kamu...Mas". Lirihnya pelan, dengan mulut menganga lebar. Apa sebenarnya yang di lihat, Melody?.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!