Hai reader🙋 selamat datang di karya perdanaku, semoga kalian suka dan bisa menikmati ceritanya. Maafkan author jika banyak typo.
Kalian bebas memvisualkan sendiri protagonis pria dan wanita di novel ini. Tapi yang ada di dunia halu author adalah mereka
Visual Dirga (Chen Zhe Yuan)
Visual Niana (Zhao Lusy)
Hari itu seorang gadis cantik turun dari mobil mewah melangkahkan kakinya dengan anggun bak miss universe dengan menenteng tas bermerk memasuki sebuah gedung bertingkat. Gadis cantik itu mengenakan dress biru selutut yang mengembang ke bawah dan berlengan pendek manampakan kulit tangannya yang putih bersih. Rambutnya tergerai lurus lengkap dengan asesoris mahal dan bermerk bagus. Dia adalah Niana Zatunissa yang sering dipanggil Niana.
"Hai Niana apa kabar? sekarang cantik banget, tidak menyangka beda banget sama yang dulu" sapa teman sebangkunya waktu SD
"Iya sampai aku tak mengenalin, dulu kan kamu culun pediam gitu" timpal salah satu temannya
"Kabarku baik, terima kasih besti, aku kangen banget sama kalian" jawab Niana pada teman-temannya
"Kerja dimana sekarang kayaknya sukses banget hidupmu" tanya salah satu temennya
"Aku kerja di perusahan besar di Jakarta" jawab Niana
Tiba-tiba arah setiap mata dikejutkan dengan kedatangan sosok laki-laki yang membuat orang-orang di dalam ruangan melongo. Maklum sudah hampir 13 tahun mereka tidak bertemu setelah lulus SD. Sosok laki-laki itu terlihat memakai baju era 70an, celana panjang berwarna biru yang melebar kebawah, kemeja putih yang dimasukan ke celana dengan kancing yang sampai mempet ke leher dilengkapi rambut kribonya dan kacamata besar.
"Eh itu siapa sih lucu sekali" gumam Niana
"Itu ketua kelas kita si Dirga yang songong itu kan?" tanya Niana terheran-hera
"Iya betul, kok dia jadi culun gitu" ucap salah satu teman
"Bayangin kalau rambutnya ditaruh telur, sawi, tomat dan cabe terus ditaburi bawang goreng pasti udah kaya mie goreng spesial jadi ingin memakannya ha ha haa..." ucap Niana tertawa bahagia diikuti teman-teman lainnya yang juga tertawa sampai terpingkal-pingkal
Brraaakk....! Suara gebrakan meja dari tangan Pak Hendra belum mampu membangunkan Niana yang tengah bermimpi sedang reuni SD.
Tet tet tet tet... Bunyi bel 13 tahun yang lalu di sebuah sekolah dasar yang terletak di kota Surabaya menyuruh Niana yang hampir terlambat berlarian menuju ruang kelas 6. Dengan rambut yang selalu dikepang 2 berseragam merah putih lengkap dengan dasi dan topi merahnya menandakan anak yang patuh sedang lari terburu-buru sampai tidak tahu di depannya ada ketua kelas yang berjalan bersama teman-temannya.
Gubrak......! Dia menabrak ketua kelas,dia memilih jalan ke sebelah kiri agar tidak menghalangi jalan ketua kelasnya tetapi sang ketua juga ke kiri, pas dia pindah ke kanan sang ketua juga pindah ke kanan tanpa sengaja mengikuti pergerakan kaki Niana. Akhirnya mereka cuma geser kanan kiri di tempat.
"Dasar bodoh punya mata tidak sih, kenapa ikut-ikutan ke kiri ke kanan menghalangi jalan saja" gerutu sang ketua dalam hati
"Ha ha ha.. ha..." suara teman-temannya yang melihat sedang menertawakan tingkah dua orang anak yang salah tingkah itu
Akhirnya sang ketua memegang kepala Niana yang tingginya di bawah dagu sang ketua dan menahan posisinya agar diam di tempat, lalu sang ketua bisa berjalan tanpa kebingungan lagi. Salah tingkah membuat dua anak SD itu kebingungan untuk melangkah.
"Menyebalkan sekali, dia pikir dia siapa pegang kepala orang seenaknya" gumam Niana dalam hati
Karena Niana anak pendiam dia tidak berani berucap langsung apalagi memarahi temannya, tidak ada sedikit pun keberanian. Di kelas Niana dikenal sebagai anak yang jarang berkomunikasi dengan temannya. Dia pun bukan anak yang masuk rangking di sekolah bahkan 10 besar pun tidak. Beda dengan sang ketua yang selalu rangking 1 dr kelas 1 sampai kelas 6 dan menjadi idola di kelasnya. Sebenarnya Niana juga mengidolakannya tetapi karena dia sombong dan tidak bisa bersikap baik dengannya apalagi kalau mengingat kejadian tadi pagi ketika sang ketua kelas memegang kepalanya, Niana merasa hal itu memalukan karena teman-teman lain menertawakannya.
"Kelak setelah lulus sekolah aku harus bisa rangking di pendidikan selanjutnya walau udah tidak dengan teman-teman yang sama. Jadi kelak akan ku tunjukan pada mereka kalau aku jadi orang sukses dan tidak pendiam lagi biar disukai teman-teman" Begitulah pikiran anak SD yang masih polos bernama Niana
Setelah lulus dipendidikan selanjutnya Niana selalu rangking walau masuk 3 besar, setidaknya dia sudah berusaha sungguh-sungguh. Sampai akhirnya dia lulus kuliah dengan nilai cumlaude dan bekerja ssbagai karyawan di perusahan besar di Jakarta. Perusahaan besar itu bernama Sanjaya Grub, perusahaan terbesar di Indonesia yang memiliki banyak sekali anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri.
Melihat Niana masih tertawa lagi dengan kepala diletakan di atas meja ketika jam kerja, membuat Pak Hendra semakin kesal.Pak Hendra adalah Pimpinan Devisi 1 yang ada di lantai paling atas dimana Niana kerja. Gebrakan meja itu tak mampu membangunkan Niana dari mimpi indahnya.
"CEO baru perusahan sudah datang sedang menuju lantai paling atas, segera bersiap menyabut" perintah Pak Hendra
Niana masih tertidur dan bermimpi sampai tertawa terpingkal-pingkal. Rambut lurusnya yang terkepang 2 menjuntai di bawah meja ikut bergoyang-goyang. Niana pun sontak kaget dengan suara gebrakan meja yang ke dua kalinya dan langsung berdiri di samping Pak Hendra. Sedangkan karyawan-karyawan lainnya sudah berdiri untuk menyambut CEO baru sejak Niana masih bermimpi tadi.
"Lebarkan senyum dan beri hormat pada CEO baru" perintah Pak Hendra menyikut Niana yang masih belum sadar penuh sambil mengucek matanya
"Pagi Pak" ucap seluruh karyawan pada CEO baru yang masih muda nan tampan itu
CEO baru itu berjalan tanpa menoleh sama sekali pada karyawan, dan berlalu memasuki ruangannya diikuti asisten pribadinya yang berada satu langkah dibelakangnya. Bahkan sapaan karyawan cuma dianggap angin lewat yang tiada arti.
"Hmmm... Pengumuman saya mau menyampaikan bahwa CEO baru kita namanya Pak Dirga Bustoni Sanjaya, kalian cukup memanggilnya Pak Dirga. Dia adalah putra Pak Hartawan Sanjaya yang dulu mengurus perusahaan Sanjaya yang berada di Australia. Beliau akan menggantikan Pak Hartawan Sanjaya yang telah meninggal untuk mengurus Sanjaya Grub di Jakarta. Bekerjalah dengan baik dan jangan melakukan kesalahan sedikitpun kalau masih ingin bekerja di Sanjaya Grub" kata Pak Hendra menjelaskan kepada seluruh karyawan yang ada di bawah pimpinannya
"Sepertinya bos baru kita orangnya dingin, galak dan sombong tapi tampan sekali" bisik Riska ke telinga Niana sambil senyum-senyum membayangkan ketampanan bos barunya
"Hemm.. Niana" panggil Pak Hendra
"Iya Pak, ada apa?"
"Lain kali jangan tidur di kantor lagi kalau tidak ingin dipecat dan ini berlaku untuk semua karyawan" kata Pak Hendra yang kesal
"Baik pak" jawab seluruh karyawan yang ada di lantai atas
"Maaf pak. Saya janji tidak akan lagi tidur di kantor" jawab Niana
"Baiklah hari ini saya maafkan, segera kembali bekerja" kata Pak Hendra.
Pak Hendra sebenarnya orang yang baik, beliau hanya ingin semua karyawan disiplin agar tidak ada yang dipecat. Lelaki yang sudah berumur setengah abad itu menyayangi semua karyawannya karena anak semata wayangnya sudah meninggal jadi beliau menganggap karyawan yang dibawah kepemimpinannya di devisi 1 adalah anak-anaknya. Apalagi Bos baru yang sekarang adalah putra Bapak Hartawan Sanjaya yang sepengetahuan beliau dari Mr Arken asisten pribadi Dirga dan biasa disapa Mr Ken, Dirga orang yang sangat disiplin, dingin dan pekerja keras. Kalau melihat karyawan tidak disiplin tanpa basa basi besoknya sudah ada surat patah hati di atas meja karyawan yang telah melakukan kesalahan. Saking dinginnya dia juga jarang berbicara pada orang sekitarnya. Bahkan Mr Ken selaku asisten pribadinya saja untuk memahami perintah bosnya harus menggunakan seluruh kecerdasan yang dia miliki. Hanya dengan lirikan mata bosnya, Mr Ken tahu apa yang harus segera dilakukan. Semua urusan tentang Dirga selalu siap dalam rencananya agar segala hal yang berhubungan dengan Dirga, Sanjaya Grub dan Keluarga Sanjaya berjalan dengan sempurna.
"Ouhh....Pak Dirga my handsome CEO" ucap Riska yang sedang berhalu
Riska adalah karyawan yang paling suka bergosip apalagi tentang pria tampan. Sedangkan Niana tidak melihat jelas wajah CEO baru itu karena masih ngantuk dan terngiang-ngiang mimpi indahnya tadi. Jangankan wajah, nama CEO barunya saja dia tidak ingat. Setelah menyadari yang telah terjadi hanyalah mimpi, dia jadi tidak bersemangat mengetahui dirinya yang masih culun dengan rambut kepangnya sampe sekarang dan belum jadi orang sukses. Dalam mimpinya tadi dia kerja di perusahan besar di Jakarta memang nyata tetapi hanya sebagai karyawan biasa.
"Bagaimana mungkin si Dirga yang begitu jenius itu berubah jadi norak, halusinasiku sungguh diluar akal sehat, sedangkan aku sendiri sampai sekarang masih seperti ini. Aaaah.... aku terlalu naif berharap jadi wanita cantik dan sukses setelah dewasa. Bangun Niana ayo semangat, sukses itu gak cuma dalam kerjaan, tetap semangatlah bekerja demi senyum anak-anak itu" gumamnya dalam hati
"Eh Ris tadi bos baru kita namanya siapa?" tanya Niana
"Namanya Pak Dirga, niana..." jawab Riska
"Apaa... Dirga, huh kenapa nama menyebalkan itu muncul lagi sih, m mana jadi bos lagi" bisik Niana dalam hati seakan tidak terima orang yang bernama Dirga itu menjadi bos
"Dari tadi kamu ngapain sih, sampai nama bos baru gak ingat, makanya kalau di kantor itu jangan tidur. Lagian kamu tadi mimpi apaan sampai ketawa bahagia banget terus wajahmu jadi gak semangat gini?" mulut Riska nerocos terus
"Mau tau saja, dasar kepo" ucap Niana
Mimpi Niana sungguh ironi sekali, berbeda jauh dengan kenyataan. Ketika bangun dirinya hanya karyawan biasa, apalagi Bos baru pemilik perusahan bernama Dirga, nama yang sama dengan nama sang ketua kelas waktu SD. Seolah lengkap sudah kenyataan bahwa memang Dirga tetap dengan kejeniusannya, ketampanan dan kesuksesannya, sedangkan Niana masih begitu begitu saja. Walau dari SMP dia sudah mulai rajin belajar dan selalu rangking 3 besar sampe SMA. Bahkan lulus kuliah pun nilainya juga cumlaude. Tetapi itu semua tidak menjamin hidupnya sukses dalam artian banyak uang. Sebenarnya dia ingin kaya karena ingin lebih banyak membantu banyak orang dan jadi orang yang lebih berguna untuk lebih banyak orang. Setiap bulan dia juga sudah menyisihkan gajinya untuk anak-anak yang tinggal di panti, dia merasa masih kurang cukup untuk membantu mereka.
Sebenarnya Niana orang yang cukup sukses karena semenjak pergi dari rumah ayahnya diusia 12 tahun sampe akhirnya dia bisa bekerja di Sanjaya grub dan punya rumah sendiri walau kecil dan sederhana tetapi itu hasil jerih payahnya sendiri. Niana juga mempunyai usaha berjualan karya rajutan seperti tas, baju, sepatu dan karya rajut lainnya. Dia juga mempunyai beberapa karyawan di tokonya. Setelah pulang kantor dia mampir ke toko untuk mengecek urusan toko dan kadang ikut membantu merajut kalau orderan sedang banyak. Itulah kenapa dia tertidur di kantor hari ini, karena kemarin orderan tas rajut banyak jadi dia begadang di toko bersama karyawanya. Bahkan dia bisa tertidur di toko karena kecapekan dan paginya mandi di toko langsung ke kantor tanpa pulang ke rumah. Kalau di toko tidak ramai dia hanya datang mengecek dan langsung pulang ke rumah.
Setiap hari Minggu Niana berkunjung menemui anak-anak panti dan membawa buah tangan hanya untuk melihat senyuman di bibir mungil anak-anak panti yang tidak jauh dari tokonya. Dulu dia juga seperti anak-anak panti itu, tinggal di panti itu juga setelah pergi dari rumah. Di panti itulah dia juga suka belajar merajut dan menjual hasil rajutannya untuk meneruskan pendidikannya sampai kuliah.
Hidup sendiri sebatang kara tanpa keluarga tidak membuat Niana menyerah untuk bertahan hidup. Dia tinggal seorang diri di sebuah rumah yang sederhana jauh dari rumah ayahnya yang ada di Surabaya. Ibunya bernama Fatimah Zahratunisa sudah meninggal ketika dia lulus SD, ayahnya bernama Hadi Permana sudah menikah lagi dengan Ibu Arini teman dekat ibunya dan sudah mempunyai dua orang anak yang bernama Aska dan Liana. Aska adalah saudara sambung Niana, umurnya lebih tua setahun dari Niana. Dia adalah anak Ibu Arini dengan suaminya yang pertama. Sedangkan Liana berumur 12 tahun, dia adalah anak dari pernikahan ayahnya Niana dangan sahabat ibunya, yaitu Ibu Arini. Walau Niana dan Liana berbeda rahim tetapi Liana tetaplah adik kandung satu ayah. Dulu ketika ibunya masih hidup, Niana suka bermain dengan Aska saat mereka tinggal dirumahnya. Niana sudah menganggap Aska seperti kakaknya sendiri. Sampai sekarang Niana masih suka berkomunikasi dengan Aska walau hanya lewat ponsel. Bahkan setelah lulus kuliah Aska menyusul Niana ke Jakarta tanpa sepengetahuan ayahnya. Niana meminta Aska untuk tidak menceritakan pada ayahnya kalau dia berada di Jakarta. Niana sangat membenci ayah dan Ibu Arini makanya dia tidak mau ayahnya tahu dia ada dimana. Walau Aska anaknya Ibu Arini tetapi Aska sudah dianggap kakaknya sendiri dan Aska pun juga menyayangi Niana. Dulu Niana juga sayang pada Ibu Arini tetapi semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu Fatimah, Niana jadi benci sekali pada Ibu Arini.
Pada waktu kecelakaan Niana melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Ibu Arini yang membuat ibunya meninggal dalam kecelakaan itu. Waktu itu Niana ikut bersama ayah dan ibunya mencarikan apartemen untuk Ibu Arini karena suaminya yang ke dua di Jerman sudah meninggal, disana tidak memiliki keluarga akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Ibu Arini memilih tinggal dekat dengan sahabatnya Fatimah ibunya Niana karena di Indonesia, Ibu Arini juga tidak memiliki saudara sama sekali setelah kepergian suami pertamanya karena sebuah kecelakaan. Ibu Fatimah meminta Ibu Arini tinggal dirumahnya untuk sementara waktu.Walau rumahnya sederhana tetapi cukup besar dan luas tetapi Ibu Arini nyaman tinggal di rumah sahabatnya. Pernikahan dengan suami ke-2 nya yang di Jerman itu meninggalkan banyak warisan tetapi tidak memiliki anak. Dengan harta warisan suaminya sebenarnya Ibu Arini bisa membeli apartemen mewah tetapi Ibu Arini memilih memenuhi permintaan sahabatnya untuk tinggal di rumahnya karena dia menghormati sahabatnya yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri.
Sebulan tinggal dirumah Niana akhirnya Ibu Arini memutuskan untuk mencari apartemen. Ayah dan ibunya Niana ikut mencarikan apartemen, Niana pun juga ikut tetapi Aska tidak bisa ikut karena ada ujian sekolah. Waktu perjalanan pulang mengendarai mobil terjadilah kecelakaan tunggal. Saat itu ayah dan ibunya Niana ada dikursi depan, sedang Ibu Arini dan Niana duduk di kursi belakang. Mobil itu mengalami rem blong dan hampir jatuh ke jurang dengan posisi mobil miring ke kiri. Untung saja bagian bawah mobil tersangkut akar pohon yang besar tetapi akar pohon itu tidak mampu menahan lagi. Ayahnya Niana yang masih sadar segera mematikan mesin dan melepas sabuk pengamannya menuju kursi belakang dan keluar dari mobil yang posisinya sudah miring. Lalu menahan mobil itu agar tidak jatuh ke jurang sambil berteriak meminta tolong pada orang sekitar. Niana yang setengah sadar karena kepalanya terbentur kaca mobil tiba-tiba melihat Ibu Arini melepaskan sabuk pengaman ibunya. Saat itu pintu mobil sudah terbuka, akhirnya ibunya jatuh ke jurang dan meninggal dunia. Beberapa kali dia menceritakan kejadian itu pada ayahnya tetapi ayahnya masih saja membela Ibu Arini. Karena begitu sakit hatinya tidak dipercaya sang ayah, Niana tidak ingin mendengar penjelasan ayahnya. Di rumah sakit setelah kecelakaan Niana sempat mendengar obrolan Ibu Ariani yang ingin menikah dengan ayahnya. Dia yakin alasan ayahnya membela Ibu Arini hanya untuk membuat Niana setuju dengan keputusan ayahnya untuk menikahi Ibu Arini dan mau menerimanya sebagai ibu sambungnya.
Sebulan setelah pemakaman ibunya, ayahnya tiba-tiba memberi tahu pada Niana kalau mau menikahi Ibu Arini. Hati Niana yang begitu sakit kehilangan ibunya apalagi meninggalnya karena sahabat ibunya sendiri yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri malah seperti srigala berbulu domba. Sakit hatinya kian bertambah ketika ayahnya tidak percaya dengan kejadian kecelakaan yang membuat ibunya meninggal itu dan ayahnya malah menikahi Ibu Arini yang telah menyebabkan ibunya meninggal. Sepengetahuan Niana tentang keluarganya seperti itu, Setelah sehari ayahnya menikah dengan Ibu Arini, Niana memutuskan untuk pergi dari rumah meninggalkan sebuah surat.
"Ayah hatiku sakit sekali, ayah satu-satunya yang Niana punya malah tidak mempercayai perkataan Niana. Ayah itu bagai payung untuk Niana. Ketika hujan atau panas payung itu selalu melindungi Niana. Ingin rasanya ku pegang erat payung itu tapi kini payung itu sudah dirampas orang lain. Sekarang Niana harus hidup dalam dinginnya hujan dan panasnya matahari. Maaf ayah Niana pergi dari rumah, jangan mencoba menampakan diri dihadapan Niana lagi. Aku benci ayah. Mulai sekarang aku bukan anakmu"
Hari sudah gelap, Niana bergegas pulang ke rumah setelah mengecek tokonya, dia tidak mau besok pagi tertidur di kantor seperti tadi pagi. Sampai di rumah dia langsung merebahkan diri diatas kasur, karena sudah mandi di toko sore tadi. Ketika sudah mulai terlelap terdengar panggilan vidio call di ponselnya.
"Hallo, siapa ini? Ucap Niana yang belum sadar dari tidurnya
"Ini Aska Nian-nian, gimana kabarmu?" ucap Aska
"Oh kak Aska, maaf kak Niana baru bangun tidur. Niana baik kak Aska, ada apa kak Aska telfon Niana?"
"Maaf ya kakak akhir-akhir ini jarang hubungi kamu karena kakak banyak kerjaan di kantor"
"Gak apa-apa kak, Niana paham kok"
"Oh ya kakak mau ke Jakarta besok pagi, sudah lama kakak tidak jenguk kamu, kakak kangen sama adek kakak yang comel"
"Beneran?" ucap Niana merasa senang karena sudah lama Aska tidak mengunjunginya
"Iya nian-nian, oh iya besok minggu kan, sekalian kakak mau ikut kamu jenguk anak-anak panti"
"Oke kak, jumpa lagi besok"
"Selamat melanjutkan boboknya adek ku yang comel"
(Visual Aska : Liu Xueyi)
Aska kerja di Jakarta untuk merintis dan mengembangkan perusahaan yang baru didirikannya. Walaupun di Surabaya Ibu Arini memiliki beberapa perusahaan yang cukup besar, tetapi dia memilih Pak Hadi ayahnya Niana yang mengurusnya. Alasan Aska memilih merintis perusahaan baru di Jakarta karena ingin menemani Niana karena merasa kasihan Niana hidup sendiri di kota itu. Dia tinggal di sebuah apartemen mewah disana. Walau masih satu kota dengan Niana tetapi jarak apartemen dengan rumah Niana cukup lama sekitar 2 jam kalau tidak macet, kalau macet bisa 3 jam. Aska langsung tidur setelah menelfon Niana agar besok bisa bangun pagi dan tidak terjebak kemacetan.
Walaupun Ibu Arini yang menyebabkan ibunya Niana meninggal tetapi Niana tidak bisa membenci Aska. Karena Aska tidak ada hubungannya dengan kematian ibunya.
Sampai sekarang pun Aska tidak tahu pasti mengapa Niana pergi dari rumah dan membenci ayahnya. Yang Aska tahu, Niana hanya menjawab kalau dia benci ayahnya karena ayahnya menikah lagi, dia tidak ingin ayahnya menikah lagi dengan siapapun. Aska pun sebernarnya juga tidak ingin ibunya menikah dengan Pak Hadi karena hatinya Aska sesungguhnya ingin menganggap Niana lebih dari adiknya. Aska masih curiga alasan apa yang sebenarnya yang membuat Niana pergi dari rumah. Aska juga tidak mau bertanya lebih jauh lagi karena dia takut Niana juga akan menjauhinya. Cukup percaya dengan perkataan Niana saja agar tetap bisa berkomunikasi dengannya. Hingga saat ini, semenjak Niana pergi, Aska masih bisa berhubungan baik karena kepercayaannya diantara mereka. Dia menceritakan perjuangan hidupnya di Jakarta hanya pada Aska. Bahkan sebelum pergi dari rumah Niana menceritakan pada Aska kalau mau pergi ke Jakarta dan tinggal di Panti Kasih yang ada di sana. Dia meminta Aska untuk tidak menceritakan itu pada siapapun. Padahal Niana tidak punya kerabat satupun di Jakarta. Dia cuma ingat dulu ibunya mengajak Niana mengunjungi panti asuhan di salah satu kota Jakarta. Niana berencana tinggal di panti itu. Dia pergi dari rumah dengan uang tabungannya dan uang pemberian Aska yang selama ini ditabungnya. Walau uang yang dipegang tidak begitu banyak tetapi bisa untuk bertahan hidup di tengah kerasnya ibukota.
Ting.. tung... ting... tung.. "Itu pasti kak Aska" ucap Niana
"Selamat pagi Nian-Nian" ucap Aska yang dari tadi menunggu pintu dibuka
"Pagi kak, ayo masuk dulu"
"Gimana kamu sudah siap ke panti, apa saja yang mau dibawa"
"Seperti biasa kak buah dan susu segara, oh iya kakak bawa apa itu" kata Niana sambil mengemas yang mau dibawa
Niana memilih memberi buah dan susu setiap berkunjung di hari minggu. Dia ingin anak-anak sehat dengan makan buah dan bisa jadi pintar dengan minum susu segar walau cuma seminggu sekali karena Niana cuma bisa berkunjung di hari minggu saja. Kenapa susu segar karena susu kemasan instan itu sudah banyak pengawet dan pemanis buatannya jadi kurang baik untuk anak-anak menurut Niana.
"Ini kakak bawakan baju dan perlengkapan mandi untuk anak-anak panti"
"Pasti anak-anak suka dengan pemberian kakak, yuk berangkat sekarang"
Di sebuah ruang makan yang cukup besar sudah dipenuhi anak-anak panti. Aska sedang pergi menyerahkan barang-barang yang dibawanya ke kamar anak-anak panti. Ketika ikut membantu ibu pengasuh panti untuk menuangkan susu ke gelas anak-anak, Niana tidak sengaja menumpahkan susu itu ke sepatu seseorang yang tiba-tiba berdiri di sampingnya melihat anak-anak panti. Niana tidak sengaja karena ada anak panti yang berebut minta dituangin susu oleh Niana. Akhirnya susu yang ada di botol yang dipegang Niana malah tumpah kena sepatu bahkan celana laki-laki itu.
"Maaf Pak saya tidak sengaja" ucap Niana dengan menundukan kepala
Laki-laki itu awalnya ingin menyapa anak panti, akhirnya langsung bergegas pergi tanpa sepatah kata pun.
"Kenapa pihak panti memperkerjakan orang yang tidak becus kerja, dasar rambut kepang kuda" gumam lelaki itu yang sebenarnya mau marah tetapi karena di depannya ada banyak anak-anak akhirnya memilih langsung pergi
"Lain kali tolong hati-hati nona, beliau adalah tuan muda kami, donatur terbesar di panti ini" kata pengawalnya pada Niana
Niana hanya menganggukan kepala sambil bergumam dalam hati
"Sombong sekali, Tuhan tidak menilai seberapa besar pemberianmu tetapi keikhlasannmu dalam memberi"
"Bu Siti, laki-laki yang tadi itu siapa sih?" tanya Niana kepada bu Siti salah satu pengasuh di panti
"Saya juga kurang tau, mbak Niana. Sepertinya saya juga baru pertama kali melihatnya" jawab bu siti
"Kayaknya pernah lihat tapi dimana ya?" kata Niana dalam hati sambil berfikir
"Niana ada yang bisa aku bantu tidak?" tanya Aska yang sudah ada dibelakang mengagetkan Niana
"Oh udah selesai kok"
"Baiklah yuk kita pamitan ke pemimpin panti dan pulang"
"Oke kita ke ruang pemimpin panti" sahut Niana
Tok tok tok Niana mengetuk pintu ruangan Ibu Fatiyah selaku pemimpin Panti Kasih. Ibu Fatiyah sangat akrab dengan Niana, karena Niana adalah mantan anak Panti Kasih juga.
"Selamat siang Bu Fati" sapa Niana
"Oh Niana, silahkan duduk" kata Ibu Fatiyah
"Ini Aska ya, lama tidak kesini. Apa kabarnya" tanya Ibu Fati pada Aska
"He..he.. Baik bu. Ibu masih ingat saya, padahal saya kesini baru 3 kali ini, saya sedang banyak kesibukan jadi baru bisa ke sini lagi" jawab Aska
"Tentu ibu ingat semua orang yang jadi donatur di panti ini, karena kalian itu orang-orang yang baik apalagi sudah mau membantu untuk anak-anak panti"
"Oh iya bu, sebelumnya maaf kalau boleh tahu siapa donatur terbesar di panti ini, soalnya tadi saya tidak sengaja numpahin susu di sepatunya. Saya cuma mau minta maaf saja bu, tapi saya tidak tau siapa orangnya" kata Niana
"Oh itu namanya Pak Dirga dia donatur baru di sini, karena baru datang hari ini juga" jawab Bu Fati
"Dirga lagi Dirga lagi kenapa banyak bertebaran nama Dirga dan semua nama Dirga yang pernah ku dengar kenapa orangnya sombong-sombong sih" gumam Niana dalam hati
"Oh namanya Pak Dirga ya, kalau begitu boleh tidak bu saya minta tolong kalau beliau ke sini lagi, tolong sampaikan permintaan maaf dari Niana karena tadi belum sempat minta maaf tapi Pak Dirganya langsung pergi" pinta Niana
"Baiklah, nanti saya langsung telefon sendiri saja ke Pak Dirga, sekalian saya juga minta maaf mewakilkan panti" kata Bu Fati
"Terima kasih bu, maaf jadi merepotkan ibu" ucap Niana
"Tidak apa-apa Niana, ibu yang berterima kasih karena kamu dan Aska sudah membantu panti ini"
"Sama-sama bu, kalau begitu saya dan Aska mau pamit sekalian" kata Niana
Sebelum pulang ke rumah, Aska mengajak Niana refreshing dengan jalan-jalan di mall. Sudah lama mereka tidak pergi bersama setelah Aska sibuk dengan perusahaan yang sedang di rintisnya di kota Jakarta. Seharian ingin dihabiskannya bersama Niana, teman masa kecil sekaligus adik sambungnya yang sangat disayanginya. Walau di hatinya yang terdalam tersimpan perasaan melebihi adiknya sendiri tetapi Aska tidak pernah ingin mengungkapkannya. Dengan bersama dan menemaninya saja sudah membuatnya bahagia.
"Nian Nian, kamu mau beli apa? Kakak belikan apa saja yang kamu mau"
"Beneran apa saja" sahut Niana dengan cepat
"Iya, apa sih yang gak buat adekku yang comel, bahkan jam satu toko ini bisa aku borong untuk mu" ucap Aska
"Iya-iya percaya, mentang-mentang udah jadi bos besar, Niana disuruh buka toko jam gitu"
"Jadi kamu mau kakak belikan apa?"
"Niana lagi tidak pengen beli apa-apa kak, ini saja sudah kakak belanjain kebutuhan Niana untuk sebulan"
"Baiklah kita pulang saja ya, sudah sore besok kakak banyak kerjaan juga"
Sesampainya di rumah, Aska membantu membawakan belanjaan Niana yang ada di bagasi mobil ke dalam rumah.
"Niana kakak langsung pulang ya, ini kamu pegang kalau butuh apa-apa panggil kakak. Mungki kakak akan sibuk ke depannya, jadi jarang nengok kamu" ucap Aska sambil menyerahkan kartu ATM untuk Niana
"Gak perlu kak, Niana janji kalau butuh kakak akan hubungi kak Aska, tapi Niana gak mau terima kartunya"
"Baiklah kalau begitu, kakak pamit pulang"
"Hati-hati kak" seru Niana sambil melambaikan tangan ke Aska yg ada didalam mobil
Penatnya hari ini membuat Niana langsung merebahkan tubuhnya di kasur sambil membuka ponselnya, mungkin saja ada sesuatu yang penting dari kantor. Soalnya sekarang ada CEO baru di Sanjaya Grub dan Pak Hendra kemarin sudah menyuruh untuk bekerja dengan baik jangan sampai melakukan kesalahan. Dan benar memang ada pesan masuk dari Pak Hendra
"Niana tolong besok kamu gantiin Dinda rapat karena Dinda sedang sakit, besok Pak Dirga mau mengadakan rapat jam 9 pagi. Tolong berangkat lebih awal" (Chat Pak Hendra)
Hari senin yang cerah semoga menjadi hari yang indah untuknya, begitulah harapan Niana yang sedang bergegas ke kantor naik ojek online. Sesampai di kantor Niana menyempatkan diri untuk membeli susu stroberry segar di foodcourt lantai bawah sebelum kehabisan karena setelah sarapan sepotong roti tadi dia belum sempat minum.
"Mbak susu segarnya masih tidak?" ucap Niana
"Kebetulan masih cukup untuk 2 cup gelas kak, tinggal rasa stroberi sama alpukat" kata pelayan foodcourt
"Mau yang rasa stroberry saja 1 cup" ucap Niana menunggu susu segarnya sambil melihat ponsel
"Permisi minta susu segar satu cup" ucap seseorang disamping Niana
"Tinggal rasa alpukat Pak" kata pelayan
"Tidak apa-apa"
"Kak ini susu segar rasa stroberinya, hati-hati masih panas" ucap pelayan
"Baik terima kasih" ucapa Niana pada pelayan sambil menyerahkan uang lalu menuju lantai 19 yaitu tempat rapat. Di dalam lift Niana menikmati susu segarnya sambil melihat ponselnya.
Sampai di lantai 19 tiba-tiba ada panggilan masuk dari ponselnya. Niana meletakan susu segarnya di meja tunggu tamu setelah keluar dari lift, lalu menjawab panggilan dari Pak Hendra. Terdengar suara berisik di dekat ruang tunggu tamu seperti sedang memotong keramik, Niana pun agak menjauh dr ruang tunggu meninggalkan susu segarnya di atas meja.
Kemudian dari arah belakang Dirga dengan Asistennya berjalan menuju ruang rapat. Tetapi Dirga tiba-tiba duduk di ruang tunggu sambil menikmati susu segar alpukatnya yang dibelikan Mr Ken dan menyuruh Mr Ken untuk memberi tahu kepada peserta rapat agar segera bersiap.
"Ken ganti semua pekerja yang ada di ruang itu, membuat telingaku sakit. Pecat mandornya" ucap Dirga menunjuk para pekerja yang berisik memotong keramik
"Baik Tuan Muda"
Setelah meminum setengah gelas, Dirga langsung bergegas masuk ruang rapat meninggalkan susu segarnya di atas meja. Kerana Niana merasa sudah terlambat ia buru-buru mengambil susu segarnya yang diletakan di atas meja. Dia tidak menyadari ada 2 buah gelas di atas meja itu. Kemudian Mr Ken kembali ke ruang tunggu langsung mengambil susu segar diatas meja dan menyerahkan kepada bosnya yang sedang menoleh ke arah Mr Ken. Niana yang berjalan di belakang Mr Ken langsung duduk di samping Pak Hendra, kursinya berhadapan dengan sang bos baru. Setelah sang bos kembali menghadap meja rapat, lalu meletakan susu segarnya. Ke dua pasang mata itu saling menatap seperti saling mengenal. Sang bos pun hanya menatap Niana sebentar dengan wajah datar lalu membuang pandangannya.
"Si culun kepang sepertinya dia tidak pernah berubah" ucap Dirga dalam hati
Sementara Niana yang masih menduga-duga benarkah bos baru di hadapannya itu adalah orang yang menyebalkan yang pernah dia kenal. Niana merasa pernah mengenal bos barunya itu tetapi tidak ingat dimana. Pak Hendra memulai membuka rapat dengan menyambut dan memperkenalkan CEO baru di Sanjaya Grub.
"Selamat pagi semuanya, mari kita beri tepuk tangan untuk CEO baru Sanjaya Grub Pak Dirga Bustoni Sanjaya" seru Pak Hendra sambil bertepuk tangan
Niana pun sontak kaget "Huh kenapa bisa bertemu lagi dengan si Dirga sombong itu sih, kenapa dunia begitu sempit. Jadi dia bosku sekarang? pasti dalam hatinya menertawakanku yang masih seperti ini" gerutunya dalam hati
Senin yang cerah itu berubah jadi suram. Niana pun langsung meminum susu segarnya untuk menenangkan diri agar bisa fokus dan tidak terlihat salah tingkah. Perasaanya sudah tidak karuan saat mengetahui bosnya adalah Dirga si ketua kelasnya waktu SD. Tidak ada kenangan baik dengannya selama di sekolah. Sedangkan Pak Hendra masih sibuk melanjutkan rapatnya.
"Ini kenapa susunya jadi rasa alpukat? bukankah tadi pas aku minum rasanya stroberry, bahkan stroberry pun kenapa berengkarnasi jadi alpukat? Susu siapa yang aku minum?" Niana yang kebingungan dengan rasa minumannya menggembungkan pipinya lalu menahannya seolah tidak ingin menelan susu segar yang telah memenuhi mulutnya.
Dia semakin bingung mau memuntahkannya atau menelannya. Kemudian dia menatap sebuah gelas cup susu segar yang ada di depan Dirga. Dia merasa susu segarnya sudah tertukar dengan milik orang lain. Lalu Dirga melihat tingkah Niana yang aneh sambil bergumam "Dasar bodoh".
Niana pun melirik Dirga dan akhirnya memejamkan mata seolah tidak mau menerima minuman yang sudah memenuhi mulutnya. Sambil menolehkan kepalanya ke kanan membuang muka, Niana memaksa menelan susu segar yang dari tadi memenuhi mulutnya agar Dirga tidak mengira salah meminum susu segar milik orang lain. Setelah melihat gelagat kekonyolan Niana, Dirga lalu melirik gelas susu segarnya, dia melihat ada bekas lipstik warna merah muda di gelasnya seperti warna lipstik yang di bibir Niana dan ada keterangan rasa stroberry juga. Dirga pun melirik ke arah Niana lagi dengan tatapan curiga.
"Bukankah tadi susu segarnya tinggal 2 rasa stroberry dan alpukat, kalau yang stroberry sudah ku ambil jadi yang alpukat ini punya siapa, harusnya ini susu segar yang tinggal 2 tadi kan karena masih hangat sekalibdan susu segarku harusnya juga masih sama hangatnya kaya susu alpukat ini. Di sini yang minum susu segar cuma aku sama si Dirga. Bukan kah ini jadi kaya berciuman tidak langsung, menjijikan sekali" kata Niana dalam hati
Akhirnya rapatpun selesai, Niana langsung bergegas menuju ke toilet seperti orang keracunan, dia segera berkumur-kumur di wastafel dan memaksa mengeluarkan susu segar yang telah diminumnya. Selama di kantor hari senin terasa begitu lama dan menyebalkan untuk Niana. Apalagi ketika ada di ruang rapat tadi, Niana ingin segera keluar dari ruang rapat lalu memuntahkan isi perutnya tetapi rasanya jarum jam seperti sedang mati suri tidak mau berputar.
Akhirnya waktu menunjukan saatnya pulang kerja, Niana ingin segera merebahkan dirinya di atas kasur. Dengan langkah berat Niana pulang meninggalkan ruang kerjanya menuju parkiran mobil. Dia sudah memesan taksi online yang sudah menunggu di depan gedung perusahaan. Ketika di tempat parkir mobil, tiba-tiba ada cincin yang menggelinding ke arah kakinya. Diambilnya cincin itu oleh Niana sambil menengok sekitarnya. Mata Niana melihat sekeliling tempat parkiran barang kali ada seseorang yang sedang mencari cincin yang hilang. Di sana dia hanya melihat Dirga bersama Mr Ken yang menunduk-nunduk di sekitar mobilnya seperti sedang mencari sesuatu. Niana yang tidak ingin bertemu dengan Dirga akhirnya segera bersembunyi di belakang mobil yang berada tepat di depan mobilnya Dirga.
"Apakah mereka mencari cincin ini, sepertinya Dirga sedang membawa kotak perhiasan berwarna biru" Niana yang masih bersembunyi berkata dalam hati sambil melirik ke arah Dirga
Tiba-tiba Dirga masuk ke dalam mobil, diikuti Mr Ken. Mobilnya pun seperti terburu-buru. Niana akhirnya berlari mau mengejar mereka sambil memakai cincin itu agar tidak jatuh saat berlari untuk mengembalikan cincin itu. Karena di bassement itu banyak CCTV, jadi dia tidak mau dituduh sebagai pencuri. Bahkan niatnya dari awal setelah menemukan cicin adalah mencari pemiliknya dan mengembalikannya. Setibanya di luar gedung, Niana langsung naik taksi online yang sudah dipesannya. Dia menyuruh sopir taksi itu untuk mengikuti mobil mewah warna hitam dengan nomor DE4129A.
"Pak tolong cepetan dikit" kata Niana pada sopir taksi
"Iya mbak" ucap sopir taksi sambil menambah kecepatan
"Mereka mau kemana sih kenapa seperti terburu-buru gitu, apa yang ada dipikiran mereka melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, sangat membahayakan orang lain kalau sampe terjadi kecelakaan, untung jalananya sepi" kata Niana dalam hati
Entah kenapa tiba-tiba mobil yang melaju sangat kencang itu terlihat seperti kehilangan kendali, lalu banting setir ke kanan ke kiri akhirnya di sebuah tikungan menabrak tiang listrik yang tinggi besar. Salah satu dari mereka ada yang terlempar dari mobil dan jatuh tidak jauh dari mobil. Niana yang ada di belakangnya kaget dan terbengong, sopir taksi pun segera mematikan mobilnya. Lalu terlihat kepulan asap dari mesin mobil. Niana langsung keluar dan berlari ke arah mobil Dirga. Dia melihat kepala Dirga sudah dipenuhi banyak darah mungkin membentur kemudi dan kondisinya tidak sadar, tangannya pun juga memegang ponsel. Sedangkan sopir taksi itu menolong Mr Ken yang jatuh dari mobil membawa ke tempat aman. Mr Ken yang dalam keadaan setengah sadar memengangi kakinya sambil berteriak kesakitan.
"Ya Tuhan, Pak Dirga bangun pak" teriak Niana pada Dirga yang masih duduk di kursi kemudian tak sadarkan diri
Niana lansung menelpon ambulan agar segera datang.Tiba-tiba kepulan asap di mesin mobil semakin banyak ada percikan api. Niana pun bergegas membuka seatbelt yang masih terpasang di badan Dirga. Lalu memapah Dirga dibantu supir taksi dan menjauhi mobil. Baru berjalan beberapa langkah terdengar mobil meledak dan terbakar.
"Ya Tuhan kalau saja aku tidak mengikuti mereka, tidak tau nasib mereka akan jadi apa" bisik Niana dalam hati
Sesampainya di RS, Dirga dan Mr Ken segera di tangani dokter dan perawat. Niana membayar supir taksi tersebut dengan uang lebih karena sudah membantu ya menolong bosnya. Di ruang depan IGD Niana kebingungan mondar mandir tanganya gemetar, bajunya berlumuran darah, dia bingung mau menghubungi siapa, dan apa yang harus dia jelaskan kalau keluarga Dirga datang.
Akhirnya Niana menelfon Pak Hendra dan menceritakan semuanya. Pak Hendra berkata pada Niana akan menghubungi keluarga Dirga dan keluarga Mr Ken. Niana disuruh untuk tetap di sana menemani mereka selama keluarganya belum datang. Karena Pak Hendra sedang di luar kota jadi tidak bisa pergi ke RS. Lalu Pak Hendra segera menghubungi Nyonya Sofi ibunya Dirga yang sedang wisata di Paris bersama putrinya Renata adiknya Dirga. Di Paris cuaca sedang buruk tidak bisa melakukan penerbangan kemana pun untuk hari ini.
Setelah mendapatkan pertolongan di ruang IGD, perawat membawanya ke ruang perawatan. Karena Mr Ken sudah bersama keluarganya. Niana memutuskan untuk menemani Dirga di ruang perawatan karena keluarga Dirga belum ada yang datang. Niana memandangi Dirga yang terbaring di atas bed, dia bingung apa yang akan dikatakan kalau dia sudah sadar. Hari yang benar-benar suram bagi Niana untuk ke dua kalinya setelah kecelakaan yang terjadi pada 13 tahun yang lalu sampai menyebabkan ibunya meninggal. Niana semakin cemas karena Dirga belum sadar juga. Energinya seperti terkuras habis, dari pagi hanya sarapan sepotong roti dan minum susu stroberry yang telah berengkarnasi jadi susu alpukat. Siangpun dia belum makan karena perutnya masih bergejolak membayangkan susu alpukat entah milik siapa tetapinya hatinya meyakini kalau itu susu alpukat milik Dirga. Malamnya pun dia harus menemani Dirga, teman SD nya yang menyebalkan itu. Karena sangat lelah Niana duduk di kursi samping bed yang ditiduri Dirga. Tanpa sadar Niana sudah meletakan kepalanya di atas bed dan memegang tangan Dirga yang diinfus.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!