NovelToon NovelToon

SISTEM. Selir Buangan

Mati Gara-Gara Kulit Pisang

Di sebuah ruangan bernuansa putih, seorang wanita cantik, berbadan tinggi dan berambut panjang sedang membereskan meja kerjanya. Dia bernama Lun Xi. Seorang wanita yang memiliki profesi sebagai Dokter. 

Tak hanya menjadi seorang dokter, Lun Xi juga memiliki pekerjaan lainnya, yaitu menjadi pembunuh bayaran. Dalam hal membunuh, Lun Xi  sering di juluki sebagai Dewi Shura, seorang pembunuh tanpa ampun.

Profesinya yang menjadi pembunuh bayaran membuatnya menjadi buronan internasional. Namun karena kecerdasan yang mampu menutupi jati dirinya, dia menyamar menjadi seorang dokter untuk menyembunyikan identitasnya, dan itu berhasil membuat para polisi susah untuk menemukannya.

Hari-hari berjalan dengan baik seperti yang di inginkannya. Hingga suatu ketika nasib malang menghampirinya. Seorang Dokter dan pembunuh bayaran mati terpeleset karena kulit pisang 

.

.

"Sudah mau pulang?" Tanya seorang Dokter pria yang menaruh hati pada Lun Xi.

"Em, hari ini pasien ku sudah habis. Lagian ada urusan yang tidak bisa ku tinggalkan," jelas Lun Xi masih merapikan peralatannya.

"Mau ku antar?" 

"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Lagian bukankah kau masih ada pasien,"

"Ya, memang ada satu pasien lagi yang harus aku tangani,"

"Baiklah, semangat bekerja. Aku pergi dulu,"

Lun Xi yang sudah selesai membereskan semuanya mengambil jas kebenarannya berwarna putih, menyimpannya di lengannya dan berjalan keluar meninggalkan pria tersebut.

Dokter Pria yang melihat kepergian Lun Xi menghela nafas. Sungguh susah mengambil hati wanita tersebut.

"Kapan kau akan menerima ku Lun," 

Dokter pria itu menghela nafas karena susah untuk menaklukkan wanita yang ditaksirnya. Selalu acuh dan mengabaikan perasaannya.

.

.

Lun Xi berjalan melewati lorong rumah sakit dengan langkah panjang dan kaki jenjangnya. Setiap melewati orang yang berpapasan, Lun xi selalu memberikan senyum manisnya. Namun jika tidak ada orang, wajah yang semula ramah dan mudah senyum langsung sirna entah kemana, di gantikan dengan wajah dingin dan datarnya.

Lun Xi terus berjalan menuju parkiran dimana mobilnya terparkir disana. Saat itu dia melewati seorang anak kecil bersama dengan ibunya berjalan masuk ke rumah sakit dengan memakan buah pisang. Lun Xi yang melihat tidak senang apalagi saat melihat anak itu membuang kulit pisang secara sembarangan dan ibu dari anak itu tidak menegurnya.

"Dasar, ibu dan anak sama saja. Mereka pikir ini pekarangan rumahnya, seenaknya saja membuang sampah sembarangan," gerutu Lun Xi dan melanjutkan langkahnya. 

Karena kesal dan terus menggerutu, Lun Xi tidak memperhatikan jalan dan akhirnya terkena imbas dari kulit pisang yang di buang anak kecil tadi. Dia menginjaknya dan membuat terpeleset hingga jatuh terlentang dan kepala bagian belakangnya terjedot paving block.

Jedug…..

Pandangan Lun Xi berkunang-kunang, terlihat buram. Tangannya mencoba menggapai meminta pertolongan dan setelah itu pingsan, tak sadarkan diri.

Beberapa orang yang melihat langsung mengangkat tubuh Lun Xi, membawanya untuk dirawat. Sedangkan Lun Xi, kini tiba-tiba jiwanya keluar dari tubuhnya berada di sekitar tubuh aslinya yang tergeletak di ranjang pasien dengan selang infus terpasang di tangannya.

"Apa yang terjadi?" Gumamnya bingung dengan dirinya. 

Lun xi melihat seseorang yang memiliki wajah yang sama padanya bingung, "Siapa wanita itu? Kenapa memiliki wajah yang mirip dengan ku?" Bingung Lun xi.

Lun xi belum menyadari jika itu adalah tubuh aslinya. Dia masih bingung. Lun xi melihat sekeliling, Dokter Pria yang selalu mendekatinya datang keruangan itu. Lun xi yang melihat mencoba bertanya, sebenarnya apa yang terjadi dan siapa wanita itu. Namun saat akan bertanya, tubuh dokter pria itu melewatinya bahkan menembus tubuhnya.

Lun xi yang melihat sangat terkejut, dia melihat tangannya dan ternyata tembus pandang. 

"Apa yang terjadi, kenapa tubuh ku transparan?"

Lun xi yang mencari jawaban mendekati mereka yang memeriksa tubuh wanita yang mirip dengannya. Tiba-tiba terdengar tangis seorang pria saat mengetahui tubuh itu sudah lagi tidak bernyawa.

Lun xi jangan tinggalkan aku. Kenapa kamu secepat ini meninggalkan aku, bahkan aku belum mengungkapkan cinta ku pada mu. Lun xi bangunlah, ku mohon," Dokter pria yang memiliki rasa pada Lun xi menggoyang tubuh itu, berharap Lun xi sadar. Namun semua nya  sudah menjadi takdir, Lun xi telah mati.

Jiwa Lun xi yang sadar bahwa tubuh berbaring lemah itu adalah dirinya, terkejut. 

"A…aku telah mati,"

Lun xi seakan masih tidak percaya dengan apa yang di lihtanya. 

"Jadi tubuh ini adalah arwah ku. Jadi aku benar-benar telah mati,"

Nafas Lun xi tersengal-sengal, dia tidak percaya akan secepat ini mati. Bahkan arwahnya saat ini gentayangan.

"Kenapa bisa begini, kenapa?"

Lun xi tiba-tiba teringat dengan kejadian sebelum nya, dirinya terpeleset karena kulit pisang dan membuatnya tidak sadar. Mungkinkah karena hal itu?

"Tidak mungkin! Mana mungkin aku mati hanya karena kulit pisang. Ini sungguh konyol, benar-benar konyol. Seorang Dokter dan juga pembunuh bayaran mati karena kulit pisang. Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik dari kematian ini? Ini sungguh kematian yang membuat harga diri ku sangat buruk. Lun xi si Dewi Shura mati terpeleset kulit pisang. Hahahaha……aku tidak terima…."

Tiba-tiba sebuah pusaran portal berwarna putih muncul dan menarik jiwa itu.

Lun xi yang melihat terkejut dan ketakutan. Pusaran apa itu, pikirnya?

Jiwa Lun xi di tarik paksa oleh pusaran itu, membuat Lun xi masuk dan terombang-ambing dalam ruang portal tersebut.

Jiwa Lun xi tak sadarkan diri melayang di dalam ruang dimensi tersebut. Entah sudah berapa lama jiwa itu ada di sana. Namun tiba-tiba terdengar suara aneh dalam pendengarannya.

Bip….Bip….Bip….

Terdengar suara aneh, dan itu membuat Lun xi sadar.

Emh…..

Perlahan Lun xi membuka matanya. Dan betapa terkejutnya dia saat merasakan tubuhnya melayang. 

"Apa yang terjadi? Dan di mana aku?"

Lun xi mencoba mencari jalan keluar dari tempat aneh itu. Namun sama sekali tidak menemukan jalan keluarnya. Hingga cukup lama, dan membuatnya kesal, Lun xi mengumpat dan marah, bahkan memaki dengan kata-kata kasar.

Bip….Bip….Bip….

Hahahaha

Tawa seorang yang mendengar umpatan Lun xi, merasa lucu saat melihat kemarahan jiwa seorang gadis.

"Siapa itu?" Tanya Lun xi mencari suara tersebut.

Hahahaha

Tawa suara seorang pria kembali menggema di pendengaran Lun xi.

"Keluar! Siapa kau? Jika tidak, aku akan membunuh mu dan memukul pantat mu," 

Hahahaha

Semakin keraslah suara itu menerangkan Lun xi.

"Sialan! Keluar kau!" Lun xi benar-benar marah saat ada orang yang mempermainkan nya.

Melihat wajah gelap dan kemarahan besar Lun xi, pemilik suara itu akhirnya menampakkan dirinya. Terlihat seorang pria tua kerdil dengan rambut dan jenggot putih berdiri tepat di hadapannya.

Lun xi yang melihat tentu saja terkejut dengan mata melotot.

"Siapa kau, dan dari mana asal mu?" Tanya Lun xi yang merasa aneh dengan pria tua kredil itu.

"Aku adalah pemilik kalung yang kau pakai. Aku adalah sebuah Sistem X, pengabul permintaan."

"Sistem X? Pengabul permintaan?" Bingung Lun xi dengan kening berkerut. Belum pernah dia mendengar hal seperti itu.

Melintasi Waktu

Hahahaha……

"Apa kau pikir aku bodoh? Aku belum pernah mendengar hal aneh seperti itu. Sistem X, pengabul permintaan. Sungguh hal yang konyol."

Pria tua berjenggot putih yang mendengar mendengus.

Cling….

Plak….

"Aduh…." ringis Lun xi saat kepalanya di pukul oleh pria tua itu. "Sialan! Kenapa kau memukul ku?"

"Itu karena kau menghina ku, gadis jelek,"

"Gadis jelek? Apa mata mu rabun, mengatai ku gadis jelek?"

Mister X mendekatkan wajahnya menatap wajah Lun xi yang menurutnya memang jelek.

"Hm….memang jelek, tidak ada manis-manisnya. Tidak seperti Le Minerale yang ada manis-manisnya."

"Sialan! Kau pikir aku air minum yang diambil dari pegunungan?"

"Memang bukan, siapa yang bilang," jawab Mister X bersedekap dada, mengabaikan Lun xi.

Lun xi yang melihat mengeram, marah. Mengepal tangan itu dengan kuat dan dalam hitungan detik, Lun xi menarik rambut panjang berwarna putih milik Mister X dan menahan tubuh itu dalam pangkuan, setelah itu memukul pantat pria kerdil itu dengan kuat.

"Rasakan ini. Beraninya kau mempermainkan ku,"

Plak…Plak…Plak

"Aduh…sakit. Dasar wanita jelek, kasar. Lepaskan aku! Jangan pukul pantat ku,"

"Ini akibat karena kau berani mempermainkan ku."

Plak…Plak…Plak

Pantat itu sampai lebam dan membuat Mister susah untuk berjalan. 

"Dasar gadis bar-bar," gerutunya kesal.

Lun xi merasa puas karena telah berhasil memberi pelajaran pada Mister X. Dia menatap penuh intimidasi, membuat Mister X bergidik ngeri.

"Dasar iblis,"

"Jika kau tidak ingin dipukul lagi sekarang jawab pertanyaan ku. Bagaimana caranya aku keluar dari sini?"

Mister X merasa malas untuk menjawab, dia merajuk karena mengingat pantatnya dipukul oleh seorang gadis. Sungguh hal yang memalukan.

Lun xi yang melihat Mister X diam, menyipitkan mata. "Oh, kau tidak ingin mengatakannya. Baiklah, bagaimana jika aku menampar lagi pantat mu itu agar kau selamanya tidak bisa berjalan." Ancam Lun Xi.

Mister X yang mendengar melotot. Tidak, cukup sekali saja gadis kasar itu menyentuh pantatnya.

"Ehem…. Apa kau ingin keluar dari sini?"

"Tentu saja."

"Tapi aku tidak menjamin kau akan kembali ke tubuh mu jika kau keluar dari sini,"

"Maksudnya?" Lun xi bingung, apa maksudnya yang di katakan Mister X.

"Kau adalah jiwa yang telah keluar dari tubuh. Saat ini kau berada di dimensi lain, akan susah untuk kembali ke tubuh dan dunia asli mu. Bisa di bilang kau tidak akan bisa kembali kesana."

"Jadi,"

"Jika kau memang menginginkan hidup kembali, aku bisa mengabulkan keinginan mu, hanya saja mungkin kau akan menempati tubuh secara acak."

"Secara acak? Bisa kau jelaskan apa maksudmu?"

"Bisa saja kau menempati anak presiden. Menteri, jenderal, raja. Atau orang cacat. Bodoh, dan bisa saja buruk cupa."

Lun xi yang mendengar terkejut. Apa-apaan itu. Kenapa mengerikan sekali. Jika menempati tubuh presiden, atau menteri, bahkan raja, ia.bisa menerima. Karena itu sungguh keberuntungan. Tapi jika, menempati tubuh orang cacat dan buruk rupa, tidaaaak…..Lun xi tidak mau.

"Apa tidak ada pilihan lain?"

"Kau bisa tetap berada disini hingga jiwamu menghilang selama-lamanya."

"Sialan!" Umpat Lun xi. Pikirnya, apakah tidak ada pilihan lain? Yang bisa langsung membawanya keluar, tidak dengan pilihan yang meragukan itu.

"Jadi bagaimana? Kau pilih yang mana?" 

"Aku memilih bereinkarnasi ke tubuh seseorang."

"Kau yakin? Bagaikan jika orang itu bodoh dan cacat?"

"Kau jangan menakuti ku sialan! Aku akan menerima nya, asalkan aku keluar dari sini. Untuk masalah itu akan ku tangani setelah aku keluar dari tepat hampa ini,"

"Baiklah, itu keputusan yang bagus. Aku akan membawamu ke tubuh seseorang. Tapi sebelum itu kau harus menandatangani kontrak."

"Menandatangani kontrak?"

Bip…

Sebuah layar besar muncul di hadapan Lun xi. Lun xi terkejut, seolah dia sedang bermain permainan. 

"Masukkan sidik jari mu di layar itu. Setelah itu kau akan resmi menjadi Pengguna Sistem X,"

Tanpa ragu lagi, Lun xi langsung memasukkan sidik jarinya.

Bip

Sistem deteksi di proses.

Loading.

Ting

"Sidik jari terima. Selamat datang di Sistem X. Selesaikan misi dan dapatkan hadiahnya."

Lun xi yang melihat itu terkejut, dia beralih menatap Mister X, meminta penjelasan.

Mister sebagai pemandu pun menjelaskan secara rinci. Di dalam layar lebar itu terdapat banyak sekali barang-barang berharga, bahkan semuanya ada. Bahkan pistol, granat, senapan alat kedokteran juga ada. Dan itu sungguh membuatnya Lun xi semakin terkejut.

"Wow…benarkah itu. Fantastis. Apakah di dalam itu juga ada skincare?"

"Tentu saja. Tapi jika kau ingin kau harus membelinya dan menjalan misi yang diberikan sistem,"

"Membeli? Aku tidak punya uang. Kau tahu sendiri aku ini hanya jiwa yang gentayangan."

"Kau bisa membelinya menggunakan poin,"

"Poin? Dari mana aku mendapatkannya. Lalu misi itu,"

"Kau akan tahu setelah ini."

Tap

Mister menjentikkan jarinya dan seketika membuat Tubuh Lun xi kembali tersedot, melintasi waktu lorong yang begitu panjang. 

Aaaaaaaa…….

Teriak Lun xi saat tubuhnya berputar-putar dalam lorong itu, melintasi waktu menuju Dunia Paralel. 

.

.

.

Di lain tempat, tepatnya di Dinasti Gunzhi kekaisaran Tianwhu,  seorang selir buangan kini sedang di siksa oleh 4 selir lainnya lantaran kesal karena selir pertama mencoba kabur dari istana dingin.

"Mau kabur kemana kau, selir bodoh,"

"Le….lepaskan aku, Selir Mey Ling," pinta selir pertama bernama Lun xiang kepada selir kedua, Mey Ling.

"Melepaskanmu, heh….? Jika kami melepaskanmu, kau pasti akan menemui kaisar, dan mencoba merayunya serta mengatakan apa yang kami lakukan selama ini pada mu,"

Kekhawatiran para selir terhadap Lun Xiang adalah karena tidak ingin kaisar tahu bahwa selama ini Lun Xiang berada di istana dingin karena ulah mereka. Bukan kaisar yang menempatkan Lun Xiang di istana dingin tapi sebaliknya mereka berempat lah pelakunya, karena sebenarnya kaisar sama sekali tidak peduli dengan para selirnya. Bahkan nama selir nya saja dia tidak hafal. Mana yang bernama Lun Xiang, Mey Ling, Xiao Xiao, Luo Qingyi, dan Shi Ling. 

"Aku tidak akan melakukannya. Aku hanya ingin melihat sebentar saja wajah kaisar, dan itu hanya darimkeajuhan saja."

"Jangan pikir kami percaya. Seret dia, dan tenggelamkan dalam kolam," perintah Mey Ling pada tiga selir lainnya.

"Baik Selir Mey Ling," jawab mereka kompak dan menarik paksa Lun xiang.

"Tidak, jangan lakukan itu. Ku mohon." 

Byuur….

Tubuh itu di lempar di dalam kolam, bahkan tidak diizinkan untuk Lun xiang muncul di permukaan dan itu membuat Lun xiang akhirnya memegang nyawa. 

"Hahaha……ini lah akibatnya jika kau bodoh dan tak tahu diri." Tatapan penuh kejahatan muncul di matanya, membuat wajah cantik itu terlihat menyeramkan. "Kita tinggalkan tempat ini. Jangan biarkan ada yang melihat kita,"

Semuanya pun pergi dari tempat itu. Seorang yang tak jauh dari sana, seorang wanita tua menutup mulutnya karena terkejut dengan apa yang dilakukan keempat selir itu. Wanita itu itu tidak menyangka jika mereka begitu jahat pada selir pertama. 

Dan tidak tega melihat selir pertama diperlakukan buruk, dia langsung meminta seorang penjaga untuk menyelamatkan selir pertama, berharap selir pertama masih hidup. 

"Nyonya, bertahanlah," wanita tua itu membawa Lun Xiang masuk istana dingin dan meminta Tabib memeriksanya. 

Tabib yang sebelumnya susah dipanggil dan kini sedang memeriksa keadaan tubuh Lun Xiang menggelengkan kepala. Mengatakan bahwa selir pertama tidak bisa ditolong lagi.

Setelah memeriksa tabib itu pergi, tinggallah terisa Lun Xiang dan wanita tua itu.

"Nyonya, bangunlah," wanita itu senantiasa berada di samping Selir Pertama, berharap ada keajaiban datang dan membuat selir pertama hidup kembali. 

Bip…

Sebuah jiwa yang dikirim Mister X kini sampai di tubuh targetnya. Jiwa dari Lun xi masuk kedalam tubuh Lun xiang yang saat ini sudah tidak bernyawa.

Memasuki Tubuh Selir Buangan

Wuus…

Jiwa itu masuk kedalam tubuh lemah dan kurus itu. Perlahan mata itu mengerjap, membuat bulu mata lentik tersebut bergerak-gerak. 

Um….gumam Lun Xi yang sudah menempati tubuh Lun xiang

Kesadarannya perlahan menyatu dengan tubuh itu. Masih dengan memejamkan matanya, sebuah kilasan memori masuk  dalam ingatan Lun xi membuat Lun xi mengerutkan kening. 

Bibi Qin yang melihat Nyonya mengerutkan kening, terkejut. Dia panik dan langsung memanggil Tabib kembali untuk memeriksa keadaan nyonyanya, yakin jika nyonyanya masih hidup.

"Tabib, tabib, tolong periksa keadaan nyonya. Nyonya hidup kembali,"

Tabib itu yang mendengar tidak percaya. Pemeriksaan sebelumnya sudah menjelaskan bahwa selir pertama meninggal, tidak mungkin hidup kembali.

"Bibi Qin, tidak mungkin selir pertama hidup lagi. Saya sudah memeriksanya tadi. Dan itu menyatakan bahwa selir pertama telah meninggal."

"Tidak, ini sungguhan. Aku melihatnya sendiri. Kening nyonya berkerut, seolah sedang kesakitan," e

Antara percaya tidak percaya, tabib itu akhirnya pergi mengikuti Bibi Qin untuk melihat apa benar yang dikatakannya, bahwa selir pertama hidup kembali.

Dan benar saja, saat sampai disana. Wanita yang dinyatakan meninggal tadi hidup kembali dan kini sedang menatap kearah mereka tentu saja Bibi Qin dan tabib terkejut tidak main. Ternyata benar, selir pertama hidup kembali.

"Nyonya," Bibi Qin mendekati. Terlihat wajah tua itu begitu bahagia saat melihat nyonya nya selamat dari maut.

Lun xi atau Lun xiang menatap wajah tua itu dengan diam. Dalam ingatan tadi, wanita tua tang ada di hadapannya adalah Bibi Qin, pelayan satu-satunya yang setia berada di sampingnya.

Hah….

Menghela napas itu lah yang di lakukan Lun xi saat tahu tubuh yang di tempatinya lemah, payah dan bodoh. 

Pemeriksaan di lakukan oleh tabib secara rinci, takut pemeriksaannya salah lagi.

"Keadaan nyonya sedikit baik. Minum obat beberapa hari tubuhnya akan pulih lagi."

"Terimakasih tabib." Ucap Bibi Qin senang.

"Kalau begitu saya permisi dulu," Tabib itu pergi dan kini tinggal Bibi Qin dan Lun xi di dalam kamar itu.

'Mulai sekarang kita sebut Lun xi sebagai Lun xiang ya, biar enak bacanya'

Lun xiang menatap sekeliling, terlihat ruangan yang jelek, tidak seperti yang di bayangkannya. Bukankah seharusnya tempat tinggal seorang selir layak penghuni? Tapi kenapa ini seperti nya tidak. Bahkan pakaian yang di kenakannya begitu jelek. 

Benarkah dia selir buangan, selir yang tidak di harapkan kaisar. Tapi saat masuk dalam ingatan miliki Lun xiang sebelumnya, tidak ada ingatan tentang sang kaisar yang membuangnya. Bahkan  lebih aneh nya lagi, wajah kaisar saja tidak dikeahui seperti apa. Karena saat menikah, Lun xiang tidak bisa menatap wajah itu. Dan sedihnya lagi saat malam pertama kaisar tidak bersama dengannya, dan entah pergi kemana.

"Bibi,  bisakah kau membantu ku mandi. Tubuh ku terasa lengket sekali,"

"Baik nyonya. Saya akan mengambilkan air hangat untuk anda,"

Bibi Qin melakukannya sendiri, mengisi bak besar itu dengan air hangat agar nyonyanya tidak kedinginan, karena tahu sebelumnya nyonyanya habis tenggelam di kolam.

Bibi Qin membantu melepas pakaian Lun xiang dan membantunya juga berendam. Bibi Qin berniat membantu menggosok tubuh, tapi Lun xiang dengan tegas menolak. Dia bisa melakukannya sendiri, dan meminta Bibi Qin menunggu di luar.

Bibi Qin yang mendengar mengangguk dan menunggu di luar hingga nyonyanya selesai.

Lun xiang yang berendam memejamkan mata, mengingat kilasan memori pemilik tubuh. Rahangnya mengeras, tangannya terkepal saat mengingat 4 wanita begitu kejam menyiksa tubuhnya hingga seperti ini, terdapat banyak bekas cambuk di tubuhnya. 

"Lihat saja kalian. Akan ku balas 100 kali lipat dengan apa yang kalian lakukan pada tubuh ini. Jangan harap setelah ini kalian bisa melakukan hal yang sama, karena aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh sedikitpun tubuh yang sudah menjadi milik ku,"

"Dan untuk semua orang yang meremehkan ku, jangan harap setelah ini kalian akan menghina dan mengatai ku bodoh. Karena aku akan membuat kalian bungkam dengan perubahan ku setelah ini. Jika sebelumnya wanita ini bodoh, tolol dan lemah, tidak mulai sekarang. Kini yang ada Lun xiang si pintar dan pemberani,"

Lun xiang akan merubah pandangan buruk semua orang padanya, terutama suaminya yang acuh dan tidak peduli padanya. Dia akan membuat sang kaisar tunduk pada nya dan menyayanginya. Yah walaupun dia tidak tahu seperti apa wajah suaminya itu. Tapi Lun xiang berharap suaminya tampan seperti idolanya, K-pop.

Setelah setelah mandi dan di bantu memakai pakaian oleh Bibi Qin, karena Lun xiang tidak bisa dengan baju merepotkan itu, Lun xiang meminta Bibi Qin untuk membuatkannya makanan. Namun saat Bibi Qin sudah membuatkan makanan, betapa terkejutnya Lun xiang saat tahu apa yang di hidangkan Bibi Qin padanya.

Lun xiang tentu saja marah dan melempar mangkuk berisi dua biji ubi merah di lantai. Bibi Qin yang melihat kemarahan Lun xiang yang tidak pernah dia lihat ketakutan, takut terkena hukuman dari nyonyanya.

Prang…..

Mangkuk itu pecah, berserakan di lantai.

"Apa-apaan ini? Kenapa hanya ubi, mana nasi dan lauk untuk ku?"

"Ma…afkan saya nyonya, hanya ini yang bisa saya berikan. Tidak ada makanan lsin selain ubi di dapur," jelas Bibi Qin bersimpuh di lantai dengan wajah menunduk, takut.

"Apa? Bagaimana bisa? Apakah kaisar sudah bangkrut sampai selirnya hanya di berikan ubi?"

"Bu…bukan seperti itu nyonya. Ini bukan salah kaisar,"

"Lalu?" Tanya Lun xiang meminta penjelasan. 

"Ini karena jatah bulanan untuk nyonya di rampas oleh selir kedua,"

Wajah Lun xiang semakin menggelap saat tahu siapa pelakunya. Pelaku yang membuat tubuh yang di tempatinya sakit semua. 

"Dasar wanita sialan! Beraninya kau merampas uang ku. Akan ku buat kau menyesal setelah ini,"

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!