NovelToon NovelToon

Aku, Suamiku, Dan Selina

Chapter 1 : Manisnya awal pernikahan

Hujan deras dan suara petir bergemuruh di luar sana, seolah memberi selamat kepada Lana dan Gara atas pernikahan mereka, membuat malam pertama mereka semakin panas dan berarti.

"Sayaang.. ternyata gini ya rasanya hujan-hujan tidur berdua bareng suami" Celetuk Lana sambil tersenyum malu di balik selimutnya.

Gara yang melihat istrinya malu-malu, juga ikut tersenyum sambil membawa Lana ke dalam pelukannya.

"Aarrghhh dinginnn" Ucap Gara sembari menguatkan pelukannya pada Lana.

"Sayaang aku gak bisa nafaass" Omel Lana, lalu ia pun menggigit tangan Gara supaya ia agak meregangkan pelukannya.

Gara hanya meringis, bagi Gara gigitan itu sudah biasa ia dapatkan selama 3 tahun mereka berpacaran, jadi ia pun sudah merasa kebal di gigit oleh Lana.

"Oke, karena kamu udah gigit tangan aku, sekarang gantian aku yang akan gigit kamu"

"Iiih gak gentle banget sih, masa cuma digigit segitu doang mau bales?"

Lagi-lagi Gara tersenyum melihat tingkah lucu Lana, lalu ia pun pelan-pelan mendekatkan wajahnya dan mencium bibir lembut Lana. Lana awalnya terkejut, namun lama-kelamaan ia menikmati ciuman hangat dengan Gara.

Ini memang bukan pertama kalinya Lana berciuman dengan Gara, namun ini adalah ciuman pertama setelah mereka menjadi suami istri.

Tak ingin hanya sampai disitu, Gara melanjutkan membuka pakaian tipis Lana dan mulai mengecupnya perlahan penuh gairah dan kasih sayang, Dan keduanya pun hanyut dalam indahnya malam pertama pernikahan.

***

Pagi-pagi sekali Lana sudah bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, meskipun dulunya Lana adalah seorang wanita karir, namun setelah menikah ia berusaha sebaik mungkin menjadi seorang istri hanya untuk suaminya, jadi ia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan hanya fokus membina rumah tangga bersama Gara.

"Selamat pagi sayaang.." Sapa Lana pada Gara yang baru saja bangun dari tempat tidurnya.

"Pagi sayang.. Kamu kok pagi-pagi gini udah masak sayang?, emang kamu gak ngantuk?" Tanya Gara sambil mengelus pangkal rambut Lana.

"Enggak dong, apalagi kamu kan mulai berangkat kerja besok, jadi aku udah harus terbiasa dong, kan sekarang aku udah jadi istri kamu, jadi aku harus menuhi kewajiban aku sebagai istri" Jawab Lana sambil tersenyum manis pada Gara.

"Iya iya dehh istriku tercintaa".

"Ya udah, sarapan dulu yuk".

Saat keduanya sedang menikmati sarapan dan saling suap-suapan, tiba-tiba ada suara hp berdering dari dalam kamar mereka.

"Sayang itu hp kamu bunyi, aku ambilin ya?" Ucap Lana berinisiatif ingin mengambilkan hp milik suaminya.

"Eh gak usah, biar aku aja, kamu duduk disini aja, selesain sarapan kamu dulu ya cantiiik" Gara mencegah Lana sambil tersenyum lembut, membuat Lana salah tingkah sendiri.

Akhirnya Lana pun melanjutkan sarapannya dan Gara bangkit untuk mengambil hpnya di kamar.

Tapi setelah 15 menit lamanya, Gara masih belum kembali ke meja makan, Lana juga sudah menghabiskan makanan di piringnya.

Karena melihat makanan Gara yang belum habis, akhirnya Lana pun berinisiatif membawakan makanan Gara ke kamar.

"Sayaang, kok lama banget ngobrolnya?" Ucap Lana saat melihat Gara masih telfonan di kamarnya.

"Ya sudah nanti saya telfon lagi ya" Gara yang melihat Lana masuk ke kamar, langsung menutup telfonnya.

"Telfon dari siapa emang yang?".

"Inii, dari rekan kantor, padahal aku udah bilang hari ini aku masih cuti, besok baru berangkat lagi, ehh tapi katanya ada kerjaan penting, jadi dia telfon deh, maaf yaa".

"Loh kenapa harus minta maaf, kan itu urusan kerjaan, lagian juga cuma bentar".

"Hehe, iya deh, eh tadi sarapan aku belum selesai yah? Kamu udah selsai makannya?".

"Udah dongg, makannya ini makanan kamu aku bawa kesini, biar kamu bisa lanjut makan lagi".

"Emmm suapinnn".

"Manja banget iihh".

"Biarin, kan pengin di suapin sama istri aku".

"Iya deh iyaa".

Seperti pada umumnya pasangan baru, mereka bahagia hanya karena hal-hal kecil.

Setelah selesai sarapan, Gara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, karena setelah ini mereka harus belanja kebutuhan rumah tangga bersama.

"Sayang, aku mandi dulu yaa" Ucap Gara sambil mengambil handuknya dari lemari.

"Ikuuuttt" Ledek Lana.

"Siniii cepett" Jawab Gara yang benar-benar tidak Lana duga, Lana kira Gara akan langsung menolak ledekannya itu, namun malah sebaliknya.

Lana hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Gak jadi deh, udah sana mandi".

"Siap istriku tercinta" Ucap Gara sambil menutup pintu kamar mandinya.

Sedangkan Lana merapikan tempat tidur mereka berdua sambil menunggu Gara selesai mandi.

"Klunting".

Tiba-tiba saja ada sebuah notifikasi di hp Gara, 3 tahun Gara dan Lana berpacaran, Lana tidak pernah sekalipun menyentuh hp gara, alasannya hanya karena Lana menghormati privasi Gara.

Namun utuk sekarang Gara sudah menjadi suami Lana, jadi harusnya sudah tidak ada privasi lagi diantara mereka kan?.

Itu yang ada di pikiran Lana, jadi tanpa pikir panjang, Lana mengambil hp Gara dan membukanya.

Namun Lana baru sadar karena selama ini ia tidak pernah memegang hp Gara, ia tidak tahu sama sekali sandi hp milik Gara, ia sudah mencoba beberapa sandi yang mungkin Gara pakai, tapi ternyata gagal.

Akhirnya ia pun menyerah dan mengembalikan hp Gara ke atas meja.

"Ya udahlah, paling juga temen kerja" gumam Lana sambil kembali merapikan tempat tidurnya.

Namun lagi-lagi hp Gara berdering, dan kali ini bukan lagi notifikasi chat, namun itu adalah dering panggilan.

Lana kembali meraih hp Gara di atas meja dan berniat mengangkatnya, kalau kalau itu adalah panggilan penting dari rekan kerja Gara.

"Selina?" Ucap Lana membaca nama kontak yang menelfon Gara.

Lana tidak berfikiran negatif, ia hanya berfikir mungkin itu adalah salah satu rekan kerja Gara, dan takutnya itu benar-benar penting, jadi Lana hendak menjawab telfon itu.

Namun tiba-tiba saja Gara merebut hp-nya dari genggaman Lana, dan membuatnya terkejut.

"Kamu ngapain ngotak-atik hp aku?!, gak sopan banget sih!" Teriak Gara benar-benar membuat Lana terkejut, pasalnya selama berpacaran dengannya, Gara tidak pernah sekalipun berteriak seperti itu pada Lana.

"I-itu tadi hp kamu bunyi, aku pikir temen kerja kamu, takutnya penting jadi mau aku angkat, tapi kok kamu malah marah-marah gitu si?" Ucap Lana berusaha menjelaskan pada Gara.

"Aduuuh maaf yang sayang, aku gak bermaksud gituu, aku cuman gak nyaman aja, kan selama kita pacaran juga kamu gak pernah otak-atik hp aku, jadi aku belum terbiasa, maaf ya sayang" Bujuk Gara berusaha meminta maaf merasa telah melukai hati Lana.

Lana hanya terdiam, masih tidak menyangka Gara yang selalu bertutur lembut padanya, juga bisa meninggikan suaranya.

Melihat Lana yang masih kikuk, Gara segela menarik Lana ke dalam dekapannya dan meminta maaf lagi penuh penyesalan.

"Maaf ya sayang".

Chapter 2 : Selina

Di tengah ramainya toko swalayan, seorang gadis mungil yang tak lain adalah Lana, dari kejauhan tampak sedang bingung memilih merk produk shampo di depannya.

Namun kenyataannya bukanlah seperti itu, pikiran Lana terus campur aduk masih memikirkan kejadian tadi pagi, Karena seperti itulah karakter Lana, jika ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, ia pasti akan memikirkannya sepanjang hari.

"Sayang? Kamu udah ambil shamponya?" Tanya Gara sambil mendekati istrinya yang masih berdiri mematung di depan deretan produk shampo.

"E-eh?, oh iya udah" Ucap Lana yang terkejut dan langsung asal saja mengambil shampo di depannya tanpa melihat merknya.

"Niih tadi aku udah ambil kopi kesukaan aku sama kamu, sekalian aku juga ambil beberapa camilan buat temen kamu nonton drakor" Ucap gara lagi sambil memasukkan kopi dan beberapa bungkus camilan ke keranjang belanja mereka.

"O-oh ok" Jawab Lana masih kaku.

"Kamu kenapa sayang? Gak enak badan?".

"Enggak kok, ini belanjanya udah cukup kek nya deh, kita bayar dulu yuk" Ajak Lana sembari mendorong troli belanja yang penuh dengan tumpukan belanjaan mereka.

"Sini aku bantuin" Melihat belanjaan mereka yang cukup banyak, Gara berinisiatif membantu Lana mendorong troli dengan meletakkan tangannya di atas tangan Lana.

Lana tersenyum tipis pada Gara, dan melanjutkan langkahnya.

Baru beberapa langkah mereka mendorong troli belanja, seorang wanita berambut pendek mendekati mereka berdua dan menyapa Gara.

"Heyyy Garaa... Waah ketemu lagi kita" Ucap wanita itu sambil tersenyum ceria.

Sapaan dari wanita itu membuat Lana dan Gara menghentikan aktivitasnya.

"Eh, iya sel, ketemu lagi kitaa" Jawab Gara dengan senyum tipis.

"Denger-denger kamu udah nikah ya Gar? kok gak ngundang aku sih, tadi pagi juga aku telfon kamu gak diangkat" Celetuk wanita itu fokus pada Gara tanpa melirik Lana yang ada di sebelahnya.

"Kirain kamu gak bakal mau dateng, sorry ya Sel, oh iya kenalin ini istri aku" Ucap Gara memperkenalkan Lana.

Jujur saja, ucapan Gara barusan sungguh membuat perasaan Lana yang sedari tadi campur aduk menjadi lega, karena ia sempat berfikir macam-macam tentang gadis yang bernama Selina.

"Hallo, saya Alana, istrinya mas Gara" Ucap Lana memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

"Oh hai" jawab Selina singkat tanpa membalas uluran tangan Lana.

"Oh iya Gar, sebenernya tuh tadi pagi aku nelfon kamu karena aku mau balikin barang kamu" Sambung Selina mengalihkan pembicaraan.

"Barang apa ya Sel?, kalo gak penting-penting amat buang aja gapapa, aku lagi sibuk nih soalnya, ya udah kita duluan yaa" Gara seolah tidak mau meladeni Selina terlalu jauh dan langsung mengajak Lana pergi.

"Tapi Gar.."

"Cckkkk..."Selina mendengus kesal lalu berjalan berlawanan arah dengan Gara dan Lana.

"Itu tadi siapa si sayang? Kok kek nya kamu gak nyaman gitu ngobrol sama dia?" Tanya Lan yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Gara.

"Bukan siapa-siapa sayang, dia itu cuma temen lama aku" Jawab Gara tanpa ragu.

"Bener? Terus emang kamu gak pengin tau barang kamu yang masih di dia tuh apa?" Tanya Lana lagi memastikan.

"Paling juga gak penting, udahlah gak usah di bahas lagi ya cantik" Gara mencubit pipi Lana gemas karena sedari tadi banyak bertanya padanya.

"Iya deh iyaa".

...****************...

Hari-hari berikutnya seperti pengantin baru pada umumnya, Gara dan Lana begitu bahagia di setiap waktu yang mereka habiskan bersama, dan Lana pun kini sudah terbiasa dengan rutinitasnya sebagai seorang istri.

Seperti biasa pagi-pagi Gara sudah berangkat bekerja, dan setelah pekerjaan rumahnya selesai Lana akan melanjutkan hobinya yaitu menonton drama korea.

Saat sedang asik menonton, ada seseorang mengetuk pintu rumah mereka dari luar sambil berteriak.

"Pakeettt!!".

Lana langsung bergegas menuju pintu depan dan membukakan pintu, ia begitu bersemangat karena ia berfikir barang belanjaan onlinenya telah sampai.

"Iyaaa" Ucap Lana saat membukakan pintu untuk kurir paket itu.

"Ini ada paket atas nama Garandra, silahkan di terima.

"Baik pak, terimakasih" Ucap Lana sebelum kembali masuk ke rumahnya dengan membawa kotak paket milik Gara.

Lana membaca dengan cermat resi yang ada di paket itu, dan ia menemukan bahwa pengirim paket itu adalah Selina.

"Selina? Apa ini barang yang dia maksud waktu itu?" Gumam Lana pada dirinya sendiri.

Karena penasaran akhirnya Lana pun membuka paket itu tanpa bertanya terlebih dahulu pada suaminya.

Namun seketika wajah Lana berubah ketika melihat isi di dalam paket itu.

Sebuah foto yang di bingkai dengan cantik berisikan foto Selina dan Gara yang tampak mesra di pinggir pantai.

Dan di dalam paket itu Lana juga menemukan sebuah surat.

Untuk Garandra.

Gara, maafin aku yah, dulu aku pernah mengecewakan cinta tulus dari kamu.

Tapi percayalah itu semua bukan kemauanku, aku di jodohkan oleh orang tuaku, aku tidak berdaya kala itu.

tapi pernikahanku itu nggak berlangsung lama, kita sering bertengkar dan akhirnya kita memutuskan untuk bercerai.

Waktu itu aku nemuin kamu karena ingin memberitahumu mengenai hal ini, tapi kamu malah lebih dahulu berkata akan menikah, hatiku hancur Garaaa, aku masih cinta sama kamu, cintaku masih sedalam dulu, dan gak akan pernah berubah.

Aku juga percaya, kamu masih cinta kan sama aku? kemarin aku lihat istrimu, dari stylenya saja aku sudah tahu, kamu memilih dia karena dia mirip denganku.

Maukah kamu kembali lagi Gara? Aku menunggumu.

^^^Selina Anyeline^^^

Air mata mulai mengalir di pipi Lana, tubuhnya gemetar, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia baca barusan.

Gara memang 4 tahun lebih tua dari Lana, namun setahu Lana, ia adalah pacar pertama dan terakhir Gara, Gara tidak pernah membicarakan apapun tentang Selina, dan kemarin pun ia bilang Selina hanyalah teman lamanya.

Lana melirik ke sebuah cermin dan melihat pantulan dirinya di sebuah cermin dengan mata berkaca-kaca.

"Karena aku mirip dia?" Gumam Lana lirih.

Lana mengalihkan pandangan, mencoba mengatur nafasnya, dan mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan diri.

"Bisa saja itu hanya akal-akalan wanita itu, bisa saja ia hanya ingin menghancurkan rumah tanggaku!, aku tidak boleh percaya begitu saja padanya sebelum aku tahu kebenarannya" Ujar Lana mencoba berpikiran positif pada suaminya.

Lana bergegas merapikan kembali paket yang sudah ia buka tadi dan berganti pakaian, ia berniat untuk pergi ke kantor suaminya sekalian mengajak Gara makan siang bersama.

"Ini rumah tanggaku dan suamiku, aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan rumah tangga kami!"

"Selina? masa lalu tetap akan menjadi masa lalu!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Chapter 3 : Kebohongan

Sambil tersenyum Lana memasuki kantor tempat suaminya bekerja, ia melangkah dengan cepat dan berhenti di depan meja resepsionis.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Garandra, apakah bisa?" Tanya Lana pada pegawai resepsionis itu.

"Oh sebentar ya bu" Jawab pegawai resepsionis itu lalu menelfon seseorang yang di maksud oleh Lana.

Lana sengaja datang ke kantor Gara tanpa memberitahunya, ia berencana memberikan surprise untuk Gara.

"Maaf bu, Pak Garandra baru saja meninggalkan kantor karena ini jam makan siang" Ucap pegawai itu setelah menutup telponnya.

"Bukannya biasanya mereka makan siang di kantin?" Tanya Lana lagi memastikan.

"Iya bu, biasanya memang seperti itu, tapi barusan rekan Pak Garandra bilang, Pak Garandra pergi makan siang di luar kantor Bu".

"Ooh gitu yah, emmm... ya udah terimakasih" Ucap Lana sembari meninggalkan resepsionis.

Berbagai macam prasangka sempat muncul di pikiran Lana, namun ia cepat-cepat menyingkirkan prasangka itu dan tetap berfikiran positif.

Akhirnya Lana pun memutuskan untuk menelfon Gara dan menanyakan keberadaannya.

"Hallo sayang.." Sapa Lana saat telfonnya di jawab oleh Gara.

"Hallo juga sayang, ada apa nih tumben telfon?" Tanya Gara dari seberang sana.

"Gapapa, cuma kangen ajaa" Ucap Lana.

Ia berfikir untuk tidak memberi tahu Gara soal kedatangannya ke kantor, ia ingin memastikan apakah Gara tidak menyembunyikan apapun lagi darinya?.

"Emmm gituu, baru juga di tinggal kerja bentar udah kangen aja, tunggu aku pulang nanti sore ya..".

"Iyaa sayang, eh ini kan jam makan siang, kamu lagi makan dimana? Di kantin?" Tanya Lana dengan hati yang gelisah.

"Iya dong sayang, emang kalo nggak di kantin mau makan dimana lagi" Jawab Gara dengan tenang.

Lana terdiam, hatinya mulai panas, perasaan campur aduk mulai kembali lagi pada dirinya, ia tahu suaminya itu berbohong, tapi kenapa? Kenapa ia berbohong?.

"Sayang? Ya udah dulu yaa, aku mau lanjut makan siang dulu, kamu juga jangan lupa makan yaa, love you sayang" sambung Gara sebelum mematikan panggilan.

Lana masih terdiam mematung dengan mata berkaca-kaca, ia berniat untuk meyakinkan diri bahwa semua yang ia lihat hari ini hanyalah masa lalu suaminya, namun ternyata masih ada kebohongan lain dari suaminya.

Lana berusaha menahan air matanya dan mencari taksi untuknya pulang.

...----------------...

Meskipun hatinya masih kecewa pada Gara, Lana masih tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik.

Hari menunjukkan pukul 17.00, Lana sudah selesai menyiapkan hidangan makan malam dan juga sudah berdandan menunggu kepulangan Gara, karena biasanya Gara akan sampai di rumah pukul 5 sore lebih sedikit.

Lana duduk di meja makan sambil memainkan hp-nya, ia sedang menunggu kepulangan Gara dan ingin melontarkan semua pertanyaan yang sedari tadi berputar di otaknya.

Pukul 17.15

Pukul 17.30

Pukul 17.45

Pukul 18.00

Pukul 18.20

Pukul 18.45

Pukul 19.10

Lana berkali-kali melihat jam dan pintu depan menanti kepulangan Gara, namun sampai saat ini Gara belum pulang juga, padahal tidak biasanya ia pulang terlambat sampai selarut ini, jika lembur pun pasti ia akan mengabari Lana agar tidak menunggunya terus-terusan.

"Kemana sih mas Gara" Gerutu Lana sambil mondar mandir di ruang tamu.

Baru hendak ia menelfon Gara, tiba-tiba ada yang membuka pintu depan dan tak lain itu adalah Gara.

Gara yang melihat istrinya sudah menunggu di depan pintu langsung memeluk istrinya dan meminta maaf karena pulang terlambat.

"Maaf ya sayang, aku hari ini pulang telat, soalnya tadi kerjaan lagi numpuk banget dan harus di selesain hari ini juga" Ucapnya sambil memeluk erat Lana.

Lana pun membalas pelukan Gara dengan ragu.

"Kenapa gak ngabarin?" Tanya Lana lirih.

"Maaf sayang, tadi tuh bener-bener sibuk banget, jadi mau pegang hp pun gak sempet, maaf yaa" Ujar Gara lagi meyakinkan Lana.

"Ya udah sekarang kamu bersih-bersih dulu, abis itu kita makan malem ya, ada yang mau aku omongin juga ke kamu" Ucap Lana sambil melepas pelukan Gara dan mengambil tas beserta jaz yang ada di tangan Gara.

"Ya udah, aku mandi dulu ya sayang".

Gara mengelus rambut Lana, lalu meninggalkannya dan menuju kamar mandi.

Setelah Gara selesai bersih-bersih, mereka pun berdua makan malam bersama seperti biasa, Gara tampak sangat menikmati masakan Lana, sedangkan Lana hanya makan dengan tenang dan perlahan.

Melihat istrinya bertingkah tidak seceria biasanya, Gara mencoba bertanya pada Lana.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu masih marah karena aku pulang telat gak ngabarin kamu? Maafin aku yaa, aku janji gak bakal ngulangin lagi kok" Ujar Gara sambil memegang tangan Lana.

Lana melepaskan tangannya dari Gara, lalu melanjutkan menyuap makanannya dengan perlahan, sambil fokus mengaduk makanan Lana pun berkata.

"Aku tadi siang ke kantor kamu, tapi kamu gak ada, kamu kemana?" tanya Lana tetap berusaha tenang.

"Tadi siang? Maksud kamu pas kamu tadi siang telfon aku?" Tanya Gara balik mulai gugup.

"Sure!" Jawab Lana tanpa menatap Gara.

"Kan aku udah bilang sayang, aku lagi makan di kantin, kok kamu gak bilang sih kalo kamu ke kantor?, kalo kamu bilang kan aku pasti samperin kamu" Ucap Gara lagi.

"Nggak, aku tanya ke resepsionis katanya kamu lagi pergi makan di luar, tapi eh... Pas aku telfon kamu, kamu bilangnya lagi makan di kantin, haha kamu bisa di bagi dua ya?" Ujar Lana kali ini ia memberanikan diri menatap Gara sambil tersenyum kecut.

"Sayang, bukan gitu..".

Belum selesai Gara berbicara, Lana menyodorkan sebuah kotak kepada Gara.

"Apa ini?" tanya Gara bingung.

"Buka aja" Jawab Lana sambil menatap Gara dan tersenyum.

Gara membuka kotak itu dengan ragu, dan ia terkejut saat melihat isinya adalah sebuah foto masa lalunya bersama Selina, ia juga membaca surat yang ada di dalamnya dengan gugup.

"Sayang, aku bisa jelasin yah, dengerin aku dulu".

"Okey aku dengerin, coba jelasin!".

"Sebenernya Selina emang mantan aku dulu, dan itu bener-bener cuma masa lalu, sekarang di hati aku cuma ada kamu Lan, aku beneran sayang banget sama kamu".

"Terus kenapa kamu gak pernah cerita ke aku kalo kamu punya mantan?, kita pacaran 3 tahun mas, tapi kamu gak pernah cerita apa-apa ke aku?".

"Ok, aku akui, aku ingin mengubur dalam-dalam masa lalu aku, aku gak mau cerita ke kamu karena aku pikir ya itu cuma masa lalu, dan aku hanya akan fokus sama masa depanku aja yaitu kamu Sayang".

"Lalu kenapa siang ini kamu bohongin aku?".

"Aku gak bohong sayang, aku bener-bener di kantin saat itu, kalo kamu gak percaya, kamu bisa kok tanyain temen kantor aku, aku gak mungkin bohongin kamu sayang".

"Apakah aku seharusnya lebih percaya pada suamiku daripada orang lain?" gumam Lana dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!