Seorang gadis cantik bernama Safa Almira yang biasa di panggil Safa, gadis berusia 19 tahun ini yang baru saja menyelesaikan sekolah SMAnya sekitar 2 bulan yang lalu dan bertepatan juga dengan hari meninggalnya sang Ayah setelah beberapa hari setelah kelulusannya, membuat Safa kini hanya hidup sebatang kara di rumah peninggalan kedua orang tuanya, karena sang ibu juga sudah meninggal ketika Safa baru saja memasuki bangku sekolah tingkat menengah ke atas.
Tiga hari yang lalu safa dapat kabar jika dia di terima kerja sebagai cleaning servis atau orang biasanya menyebutnya office girl di salah satu perusahaan di jakarta yaitu Osmond Group, membuat Safa merasa senang karena dengan begitu dia akan mendapat uang tambahan selain hasil dari jualan kuenya setiap hari.
Hari ini dimana tepat hari pertama Safa masuk kerja, safa yang kini tengah bersiap untuk bekerja dengan senyum yang terus memancar di wajah cantiknya, dia harus cepat cepat berangkat karena Safa tidak mau sampai terlambat di hari pertamanya bekerja.
Selesai bersiap kini Safa dengan menggunakan kemeja putih dan celana hitam lalu dia meraih tasnya, setelah itu dia berjalan keluar rumah, ketika Safa hendak menjalankan sepeda motornya tiba tiba di hadang oleh 3 orang laki laki berbadan tinggi besar.
“ini dia orangnya, man uang cicilannya?” Tanya salah satu laki laki tersebut yang bernama pak Baron dia seorang rentenir terkenal sangat galak dan sangar hingga hampir semua orang takut kepadanya.
“Maaf pak Baron saya belum ada uang buat nyicil hutang Saya, saya minta waktunya ya pak” ucap Safa dengan memohon.
“Tidak bisa ini sudah 2 bulan kamu belum sama sekali nyicil hutang kamu, kalau sekarang tidak bayar cicilan hutang kamu dengan terpaksa saya sita dulu motor kamu” ancam pak Baron.
“Pak, saya mohon jangan pak, hanya ini yang bisa saya pergunakan untuk saya bekerja pak saya mohon minta waktunya” ucap Safa dengan memohon.
“sudah cepat tunggu apa lagi, ambil motornya” pintah pak Baron kepada kedua anak buahnya.
“Baik bos” sahut keduanya lalu langsung meraih motor milik Safa. Tapi tiba tiba ada seseorang datang mencegahnya.
“Tunggu, apa apa ini, kalian mau apakan motor temen saya” ucap Risa yang tak lain Sahabat Safa. Dia adalah sahabat Safa sedari Safa sekolah menduduki bangku SMP, Risa gadis yang baik tapi dia lebih beruntung dari Safa karena Risa terlahir dari orang yang berada.
“Siap kamu berani ikut campur urusan saya, saya tidak punya urusan sama kamu, saya disini hanya menagih uang cicilan hutang dia” ucap Pak Baron dengan menatap kearah Risa dengan tajam.
Mendengar ucapan pak Baron Risa pun meraih sejumlah uang di tasnya dan langsung di berikan kepada pak baron.
“Nih uang buat sementara bayar cicilan hutang Safa” ucap Risa
“Tapi Sa” sahut Safa
“Gak papa fa, untuk sementara pakai uang gua aja dulu, nanti kan bisa lo ganti, kalau tidak kamu tambah lama lagi berurusan sama mereka, hari ini hati pertama kamu kerja loh” ucap Risa
“Oh iya, gua lupa” sahut Safa sembari menepuk jidatnya sendiri.
“Sudah sana kalian pergi tunggu apa lagi” pintah Risa yang melihat pak Baron dan anak buahnya belum beranjak pergi.
“Sabar atuh neng cantik, ini juga kita mau pergi, awas jangan lupa cicilan selanjutnya jangan samapai terlambat” ucap pak Baron kepada Safa.
“Baik pak” sahut Safa, sepeninggalan Pak Baron Safa mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabatnya, mungkin kalau Risa tidak menolongnya dia akan terlambat di hari pertama dia bekerja. Dia berjanji kepada Risa jika nanti sudah gajian Safa akan mengganti uang yang tadi di berikan kepada pak baron untuk mencicil hutangnya yang uangnya dia pergunakan untuk pengobatan sang Ayah waktu sakit.
Niat Risa datang pagi pagi ke rumah Safa dia ingin mengantar sahabatnya itu sampai tempat kerjanya dengan menggunakan mobil yang biasa dia gunakan sehari-harinya. Tapi karena waktu yang begitu mepet alhasil Safa dan Risa pun pergi masing masing, Safa menggunakan motornya menuju tempat kerja sedangkan Risa langsung menuju kampusnya.
Sepanjang jalan Safa terus menerus melihat jam di pergelangan tangannya, dia melihat bahwa kini dia sudah terlambat gara gara kejadian tadi di rumah, sesampainya di halaman kantor dia melihat lagi ke arah jam di pergelangan tangananya menunjukkan jika dia sudah sangat terlambat sekitar lima belas menit, membuat Safa pun panik dan secara tidak sengaja motornya oleng alhasil dia menabrak sebuah mobil mewah yang mengakibatkan salah satu kaca sepionnya patah.
“Aduh..., gimana ini, pakai nabrak mobil orang lagi” gumam Safa dia bingung harus bagaimana, dia tidak tahu siapa pemilik mobil yang ia tabrak, satu sisi dia ingin bertanggung jawab kepada pemilik mobil tersebut di sisi lain dia harus cepat cepat masuk ke ke kerja karena waktunya sudah sangat terlambat.
“Sudahlah gua tinggal saja, biar nanti cari pemiliknya belakangan dari pada gua di pecat karena sudah terlambat” ucap Safa lalu langsung membawa pergi motornya untuk diparkirkan dengan rapih dan dia langsung memasuki kantor, dia tidak tahu jika dia area parkiran tadi ada sebuah cctv yang merekam dirinya ketika menabrak mobil mewah tadi.
***
Sore harinya karena semua pekerjaan Safa sudah selesai, kini Safa bisa pulang sesuai jam pulang kerja, karena masih ada waktu buat dia berjualan Safa pun bergegas pulang ke rumah, dia lupa kalau dia masih mempunyai urusan untuk mencari tahu siapa pemilik mobil yang tadi dia tabrak.
Ketika jam sudah menunjukan waktunya pulang kantor, ada seorang pria tampan yang berjalan menuju parkiran mobil.
“Apa apaan ini, siapa yang sudah merusak mobil saya” ucap pria tampan bernama Albert yang tak lain adalah pemilik Mobil tadi yang di patahkan kaca sepionnya oleh Safa.
Albert Osmond pria tampan berusia 30 tahun, dia blasteran Jerman jawa dia anak tunggal dari seorang Alexander Osmond sekaligus pemilik salah satu perusahaan asing yang tak lain adalah Osmond Group.
Albert pun dengan menahan emosinya dia langsung menghubungi sang asisten untuk menemui dirinya di parkiran.
“Hallo tuan” sahut Adam asisten Albert.
“Dam, lo keparkiran sekarang” pintah Albert, mendengar perintah dari bosanya Adam pun langsung menuju parkiran yang di maksud oleh Albert.
“Ada yang bisa saya bantu tuan?” Tanya Adam ketika menghampiri Albert yang tengah duduk di dalam mobil.
Ketika Adam sudah di hadapannya, Albert langsung menunjuk dan memperlihatkan kaca sepion mobilnya yang rusak.
“Lo liat kaca sepion mobil saya, kenapa bisa patah begini” ucap Albert
“Ya mana saya tahu” batin Adam.
Karena tidak mau menunggu terlalu lama Albert pun memilih pulang dengan menggunakan mobil asistennya.
“Mana kunci mobil lo?” Tanya Albert, Adam pun langsung memperlihatkan kunci mobilnya dan di ambil langsung oleh Albert.
“Lo bawa ini mobil ke bengkel, setelah itu lo cari tahu siapa orang yang tidak bertanggung jawab sudah merusak mobil saya, saya tunggu laporannya besok” pintah Albert, setelah itu dia langsung memasuki mobil asistennya dan mengendarai mobilnya meninggalkan halaman kantor Osmond Group.
“Baik tuan” sahut Adam, setelah kepergian Bosnya, Adam langsung berjalan menuju ruang cctv, dia akan mengecek cctv di area parkiran dimana Mobil bosnya terparkir. Baru setelah itu Adam akan menghubungi orang bengkel langganannya untuk mengambil mobil milik Albert untuk di servis.
Keesokan harinya Albert datang ke kantor dengan mengendarai mobil milik asistennya dan berhenti di lobby, lalu dia menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas untuk di parkirkan. Setelah itu dia berjalan menuju ruangannya dengan di ikuti oleh Adam sang asisten yang memang selalu menunggu bosnya di lobby.
“Bagaimana dam, lo sudah tahu siapa yang menabrak mobil saya?” Tanya Albert sembari berjalan.
“Sudah tuan” jawab Adam sembari mengikuti langkah bosnya dari belakang.
“Bagus, lo bawa rekaman cctv itu ke meja gua, gua mau lihat seperti apa tampang orang yang nabrak mobil saya” pintah Albert.
“Baik tuan” sahut Adam
Langkah Albert dan Adam mendadak terhenti ketika ada trolly menabraknya.
“Maaf tuan, maafkan saya, saya tidak sengaja” ucap Safa, ternyata yang yang menabrak Albert tanpa sengaja itu adalah Safa, yang memang Safa dapat bagian membersihkan bagian Lobby.
“Kalau kerja tuh yang benar gimana sih, siapa sih yang merekrut dia untuk bekerja di kantor saya, kerja aja gak becus” ucap Albert dengan wajah dinginnya.
Adam membulatkan matanya ketika melihat wajah cleaning servis yang menabrak bosnya.“Bukannya ini gadis yang nabrak mobil tuan Albert ya, sial banget nih cewek sudah dapat dua masalah dengan tuan Albert” batin Adam yang memperhatikan Safa.
Mendengar kata kata orang di hadapannya bilang kalau Osmond Group adalah kantornya, Safa pun langsung meminta maaf kembali. “Sekali lagi maafkan saya tuan saya tidak sengaja” ucap Safa sembari menundukkan kepalanya.
“Ya sudah cepat singkirkan trollynya saya mau lewat” pintah Albert .
“Baik tuan” ucap Safa lalu dia langsung memundurkan trollynya dan Albert pun melanjutkan langkahnya memasuki lift dengan di ikuti Adam di belakangnya.
“Tuh orang siapa sih songong banget jadi orang, masa iya orang sombong begitu yang punya ini kantor” gumam Safa yang memang belum mengetahui posisi Albert sebagai apa di kantor.
Sesampainya di ruangannya Albert pun langsung meminta rekaman cctv kepada asistennya. “Mana rekaman cctvnya dam, saya mau lihat?” Tanya Albert ketika sudah berada di dalam ruangannya, dia langsung melepas jasnya dan dia letakan di belakang kursi kebesarannya, setelah itu dia langsung duduk di kursi kebesarannya.
“Ini tuan” sahut Adam sembari memberikan sebuah tablet kepada bossnya.
Albert pun melihat sebuah video rekaman cctv, yang di dalamnya terdapat seorang gadis dengan mengendarai motornya, baru memasuki halaman kantor, karena fokus melihat ke arah jam yang terpasang di pergelangan tangannya hingga mengakibatkan gadis tersebut menabrak mobil milik Albert yang memang waktu itu dia tinggalkan di kantor.
Albert terus memperhatikan dengan serius siapa gadis yang telah menabrak mobilnya. “Ini kan...” ucap Albert ketika mengingat wajah Safa, seorang cleaning servis yang tadi menabraknya.
“Iya tuan, itu gadis tadi yang menabrak tuan di lobby” jelas Adam yang mengerti akan arah pembicaraan bosnya.
“Panggil dia kesini sekarang Dam” pintah Albert dengan wajah dinginnya.
“Baik tuan” sahit Adam lalu dia langsung keluar dari ruangan Albert dan bergegas menghubungi bagian HRD yang bertanggung jawab atas semua pekerja bagian cleaning servis.
Tidak lama kemudian Safa sampai di depan pintu ruang kerja milik Albert dengan di antar oleh pak Rudi selaku penanggung jawabnya. Setelah bertemu Adam di meja sekretaris milik Albert, Adam pun meminta pak Rudi untuk meninggalkan Safa sendiri.
Jantung Safa pun makin tak karuan dia langsung takut, kenapa secara tiba tiba dia di bawa menuju ruang Direktur.
“Silahkan masuk nona” pintah Adam ketika membukakan pintu ruangan Albert.
“Baik tuan” sahut Safa langsung memasuki ruangan Albert dan berdiri tepat di depan meja Albert, dia belum menyadari jika pria tampan yang tadi pagi dia tabrak itu adalah bosnya, karena sekarang posisi Albert duduk di bangku kebesarannya dengan membelakangi Safa dan asistennya.
Adam pun langsung memberi tahu jika dirinya sudah membawa orang yang di minta bosnya.
“Permisi tuan, orangnya sudah di hadapan anda” ucap Adam, seketika Albert pun langsung membalikkan kursi kebesarannya sehingga langsung bertatap wajah dengan Safa.
Safa kaget melihat pria tampan yang tadi dia tabrak adalah bosnya. “Anda” sahut Safa membulatkan matanya sembari menunjuk ke arah Albert.
“Kenapa, dengan saya?” Tanya Albert dengan tatapan dinginnya.
“Eh...tidak tuan, maaf” ucap Safa langsung menundukkan kepalanya. Jantung Safa mulai tak karuan, dia khawatir Albert akan memecatnya gara gara kejadian tadi di lobby.
Melihat Safa hanya diam dan menundukkan kepalanya, Albert pun langsung menanyakan apa maksud dia memanggil Safa ke ruangannya.
“Kamu tahu kenapa saya panggil kamu kesini?” Tanya Albert dengan menatap Safa dengan tajam.
Mendengar pertanyaan bosnya, Safa pun menganggukkan kepalanya.
“Karena telah menabrak tuan tadi pagi, tapi saya kan tidak sengaja tuan dan saya sudah minta maaf, kenapa masih di permasalahkan tuan, Allah saja maha pemaaf masa tuan tidak mau memaafkan saya” ucap Safa sembari menundukkan kepalanya lalu menatap Albert sekilas.
“Berani juga ini cewek sama gua” batin Albert
Tanpa basa basi lagi dia langsung menjabarkan ganti rugi yang harus di tanggung oleh Safa. “Saya mau kamu ganti rugi sebesar 10 juta” ucap Albert dengan tegas.
Mendengar pernyataan bossnya, Safa langsung mendongakkan kepalanya menatap Albert.
“Eh tuan, saya tahu saya hanya seorang cleaning servis tapi tidak begitu juga cara anda memeras saya, masa saya hanya menabrak tuan dengan trolly, saya harus ganti rugi sebanyak itu” sangkal Safa yang belum mengerti ganti rugi apa yang di maksud Albert.
Albert terkekeh mendengar reaksi Safa, Albert menduga bahwa Safa belum mengerti akan kesalahannya.
“Yakin kesalahan kamu hanya itu saja?” Tanya Albert dan Safa pun langsung menganggukkan kepalanya.
Albert pun terkekeh mendengar anggukan dari Safa.
“Dam kasih lihat kesalahannya apa” pintah Albert langsung memberi tabletnya kepada sang asistennya.
“Baik tuan, nih nona silahkan di lihat” pintah Adam lalu memperlihatkan rekaman cctv kepada Safa yang dimana isi videonya menampilkan ketika Safa menabrak mobil milik Albert.
“Ini kan?” Ucap Safa ketika melihat rekaman cctvnya. Dia merasa kaget kenapa bosnya mempunyai rekaman cctv ketika dirinya menabrak mobil.
Setelah melihat reaksi Safa setelah melihat rekaman cctv tersebut, Albert pun menanyakan kembali akan kesalahan Safa.
“Jadi sudah tahu kesalahan kamu apa sekarang?” Tanya Albert dan safa pun langsung menganggukkan kepalanya.
Safa pun langsung berlutut tepat di samping kursi kebesaran Albert dan memohon. “Saya minta maaf tuan saya tidak sengaja menabraknya, saya mohon tuan, jangan laporkan saya ke polisi, tolong keringanannya, saya janji saya akan bayar ganti rugi itu tapi dengan cara menyicilnya tuan, bisa kan tuan” ucap Safa degan memohon, dia juga bingung harus mendapatkan uang 10 juta dari mana, jangan kan 10 juta buat makan sehari hari aja masih susah.
“Kasihan banget gadis ini harus berurusan dengan tuan Albert” batin Adam, melihat Safa yang memohon dan berlutut kepada Bosnya.
“Dengan gaji kamu sebagai Cleaning Servis?” Tanya Albert dan langsung dapat anggukan dari Safa.
“Mau sampai kapan lunasnya, pokoknya jika kamu tidak bisa bayar ganti rugi itu sekarang juga saya akan laporkan kamu kepolisi” ucap Albert dengan tegas dan penuh ancaman.
Mendengar ancaman Albert pun Safa langsung memohon dengan memegang salah satu kaki Albert yang menjuntai ke kursi kebesarannya. “Tidak tuan, saya mohon jangan laporkan saya kepolisi, saya mau melakukan apa saja untuk tuan asalkan jangan laporkan saya ke polisi tuan, hiks hiks..” ucap Safa dengan memohon sampai sampai terisak.
“Kasihan juga nih cewek” batin Albert ketika melihat Safa yang memohon di kakinya sembari menangis.
Karena merasa kasihan kepada Safa, akhirnya Albert pun terdiam sejenak dan memikirkan apa yang harus dia lakukan terhadap Safa. “Baik, untuk membayar ganti rugi itu, mulai besok kamu harus jadi pelayan pribadi saya di rumah dan di kantor tapi tidak saya gaji sampai 3 bulan masa kontrak berakhir, apa anda sanggup nona?” Ucap Albert mengajukan idenya.
Mendengar ucapan bosnya, Safa pun langsung menyetujuinya, pikir dia dari pada harus masuk penjara. “Baik tuan, saya setuju” jawab Safa langsung dengan cepat.
Mendengar Safa menyetujui idenya, Albert pun meminta asistennya untuk membuat surat kontrak untuk Safa. Adam pun bergegas membuat surat kontrak tersebut, di situ banyak point point yang harus Safa lakukan selama masa Kontrak masih berlaku.
“Dan kamu berdiri sekarang, dan tunggu asisten saya bawa surat kontraknya setelah itu kamu tanda tangani surat itu” pintah Albert.
“Baik tuan” sahut Safa lalu berdiri menunggu Adam datang membawa surat perjanjian yang di minta Albert.
Sembari menunggu Adam kembali Safa sibuk memikirkan nasibnya sendiri. “Ya Allah gimana aku mau cicil hutang aku kalau selama 3 bulan kedepan aku kerja tidak di gaji” batin Safa sembari memikirkan nasibnya kedepannya seperti apa jika bekerja tanpa di gaji oleh bosnya, belum juga dia harus mengganti uang Risa yang tadi di pakai untuk mencicil hutangnya pada rentenir.
Tanpa Safa sadari Albert sedari tadi memperhatikan Safa dari meja kerjanya, dia tidak tahu kenapa melihat wajah safa merasa Iba, Safa terlihat seperti sedang menanggung beban yang sangat berat, padahal selama ini dia tidak pernah peduli dengan yang namanya perempuan, jangankan peduli menatap perempuan lama lama saja tidak pernah, tapi entah kenapa melihat wajah Safa dia ingin terus menatap wajah cantik gadis yang ada di hadapannya itu.
“Apaan sih gua, kenapa harus kasihan sama dia” batin Albert dengan menggelengkan kepalanya menggerutui dirinya sendiri.
Tidak lama kemudian Adam kembali ke ruangan Albert dengan membawa selembar kertas yang tadi di minta oleh Albert. “ini surat perjanjiannya tuan” ucap Adam ketika sudah kembali ke ruangan bosnya.
“Hemm” sahut Albert.
“Sekarang kamu tanda tangan disini” pintah Albert, dan Safa pun langsung menanda tangani surat perjanjian tersebut.
Setelah selesai Safa menandatangani surat perjanjian tersebut, Albert langsung memberi tahu apa saja yang harus di kerjakan oleh Safa.
“Ingat besok kamu harus datang ke rumah saya pagi pagi untuk menyiapakan kebutuhan saya sebelum saya ke kantor dan satu lagi saya tidak mau lihat ketika di kantor kamu pakai baju sergam itu mengerti” pintah Albert dengan gaya cocolnya sembari bersandar di kursi kebesarannya.
“Baik tuan” sahut Safa sembari menundukkan kepalanya.
Setelah memberi tahu Safa tentang pekerjaannya Albert pun langsung meminta Safa untuk pergi meninggalkan ruangannya. Mendengar ucapan bosnya, Safa pun langsung pamit kepada Albert dan juga Adam.
“Dam kasih kartu nama saya ke dia” pintah Albert.
“Ingat jangan sampai telat datangnya” pintah Albert kepada Safa ketika Adam sudah memberikan kartu nama milik Albert yang dimana di kartu tersebut terdapat alamat rumah Albert.
“Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu“ucap Safa dengan menundukan kepalanya kepada Albert dan juga Adam lalu dia berjalan meninggalkan ruangan Albert.
Sepulang dari kantor Safa seperti biasa dia berlanjut berjualan untuk menambah pemasukan untuk hidup sehari harinya. Biasanya dia baru selesai berjualan ketika bada shalat Isa. Setelah shalat isa di masjid baru Safa pulang ke rumahnya. Namun hari ini tiba tiba ada seorang ibu-ibu memanggilnya. “Neng, neng jual kue ya?, Kebetulan saya sedang mencari kue buat acara pengajian dua hari lagi, acaranya kebetulan malam sekitar habis shalat isa apa bisa neng? “ Tanya Salah satu ibu ibu jamaah masjid yang melihat Safa hendak pulang sembari membawa dua box dengan bertulisan kue bolu.
“Alhamdulillah kalau malam saya bisa bu, kalau siang atau sore saya gak bisa soalnya harus bekerja di tempat lain bu” jawab Safa dengan senang.
Si ibu pun memeberikan sejumlah uang kepada Safa sebagai DP, takutnya Safa tidak mempunyai cukup uang buat beli bahan bahan kuenya. Dia pun juga memberikan alamat dan nomer telpon yang dapat di hubungi untuk lebih jelas lagi berapa kue yang akan ia order.
Safa pun menerima uang tersebut sekaligus selembar kertas kecil yang bertulisan nomor kontak si ibunya. Tertulis nama Bu Aminah. “Baik bu Aminah, nanti saya hubungi, terima kasih ya bu” ucap Safa
Setelah kepergian Bu Aminah, Safa pun langsung bergegas pulang ke rumah dengan hati yang gembira, dia sangat bersyukur di saat dirinya mendapat musibah ternyata Allah telah mempersiapkan rezeki lain untuknya.
Keesokan harinya Safa selesai Shalat subuh dia langsung bergegas pergi menuju rumah milik Albert sesuai yang dia lihat di kartu nama yang di berikan oleh Adam, dan ternyata rumah Albert tidak jauh dari rumah peninggalan orang tua Safa.
Dengan mengendarai sepeda motornya Safa menelusuri jalan menuju rumah Albert, sesampainya di rumah Albert dia langsung membulatkan matanya melihat rumah yang dia lihat seperti sebuah istana di negeri dongeng. Belum lagi dengan penjagaan yang ketat, Safa langsung di introgasi oleh satpam begitu dia sampai di depan gerbang. Setelah satpam sudah mengkonfirmasi kalau benar Albert, sang tuan rumah menantikan kedatangan Safa, barulah Safa di perbolehkan masuk. Ia langsung di sambut oleh kepala pelayan rumah Albert.
“Assalamualaikum, kamu Safa, ya? Saya Inah panggil saja bi Inah, oh ya tadi malam tuan Albert berpesan kepada Saya, mbak Safa di minta untuk membuat Sarapan tuan Albert, setelah itu baru mbak Safa membangunkan tuan Albert, nanti saya akan kasih tahu kamarnya dimana” jelas Bi Inah. Sebelumnya Albert sudah memberi tahu kepada bi Inah jika, hari ini akan ada orang datang ke rumahnya dan akan di jadikan pelayan pribadinya.
“Baik Bi” Sahut Safa lalu dia langsung mengikuti bi Inah menuju dapur. Dia memulai masak masakan sebisanya, untungnya Safa pintar masak karena dari dulu dia selalu di ajarkan masak oleh ibunya, dan semenjak sepeninggalan ibunya dia sudah biasa masak sendiri untuk dirinya dan juga almarhum ayahnya ketika masih hidup.
Kali ini Safa akan memasak sarapan untuk Albert sebuah sandwich dan juga nasi goreng kampung, kenapa Safa menyediakan 2 menu karena dia tidak tahu kesukaan bosnya apa, biar nanti bosnya lah yang akan memilih sendiri. Setelah sarapan sudah tertata rapi di meja makan, baru Safa mengikuti bi Inah ke lantai 2 dengan menggunakan lift, mereka akan menuju kamar milik Albert.
Sesampainya di depan kamar Albert, bi Inah pun menjelaskan apa saja yang mesti di kerjakan oleh Safa. “Ini mbak Safa kamar tuan Albert, nanti mba Safa masuk saja dan langsung membangunkan tuan Albert, dan mempersiapkan segala kebutuhannya untuk ke kantor” ucap bi Inah.
“Baik bi” sahut Safa
“Ya sudah kalau begitu saya tinggal dulu ya mbak” pamit bi Inah
“Iya bi” sahut Safa.
Setelah kepergian bi Inah, Safa langsung mengetuk pintu kamar Albert tapi tidak ada sahutan dari dalam kamarnya. Safa pikir Albert masih tidur makanya dia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar. Ketika sudah memasuki kamarnya dan melihat sekeliling kamar yang begitu mewah tapi pandangan Safa langsung tertuju kepada seorang pria tampan yang tengah shalat dengan mengenakan sebuah sarung dan juga baju koko, sampai siapa pun melihatnya akan jatuh hati dengan pria tampan yang ada di hadapannya yang tak lain adalah Albert.
“Ya allah, indahnya ciptaan mu” batin Safa sembari memandang wajah Albert yang begitu mempesona dengan pakaian muslimnya.
Albert memang sejak kembali dari Amerika dia mempelajari agama kembali kepada salah satu ustadz yang memang dulu pernah menjadi guru ngajinya ketika sang ibu masih hidup.
Selesai shalat Albert melihat ada Safa yang tengah berdiri di belakang pintu, dia langsung menatap tajam Safa yang masih terdiam dan terpesona akan dirinya.
“Kenapa kamu, terpesona ya sama saya?” Tanya Albert yang baru selesai shalat menganggetkan lamunan Safa.
“Oh..tidak, tuan maafkan saya” sahut Safa langsung menundukkan kepalanya. Tanpa memedulikan Safa, Albert pun berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya.
Setelah berganti pakaian dengan setelan baju olahraganya, Albert langsung mendekat ke arah Safa. “Kamu beresin kamar saya, saya akan olahraga dulu, jangan lupa siapkan pakaian kantor saya, awas jangan sampai ada yang hilang barang saya” pintah Albert
“Baik tuan” sahut Safa
“Emangnya gua mau maling apa disini” gumam Safa ketika Albert berjalan keluar kamar.
Albert pun membalikan badannya ketika sedikit mendengar gumaman Safa.
“Kamu bicara apa?” Tanya Albert
“Tidak tuan, tidak papa” sahut Safa setelah itu Albert langsung berjalan meninggalkan safa di kamarnya dan berjalan menuju ruang Gym untuk berolahraga. Sedangkan sepeninggalan Albert Safa langsung membereskan kamar milik Albert.
Setelah selesai dia langsung mencari dimana letak lemari baju milik Albert, ketika sudah menemukannya Safa langsung menyiapkan pakaian kerja Albert lalu dia letakan di tepi ranjang dan setelah itu dia memutuskan untuk cepat cepat keluar dari kamar, sebelum Albert kembali ke kamarnya.
Selesai Olahraga Albert langsung bersiap untuk mandi dan memakai pakaian kantornya. “Boleh juga selera tuh cewek” ucap Albert ketika sedang berdiri di depan cermin dengan mengenakan pakaian yang di siapkan oleh Safa tadi.
Ketika sudah selesai bersiap Albert langsung beranjak meninggalkan kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan. Sesampainya di ruang makan di lihat semua pelayan sudah berjejer berdiri di dekat meja makan. Melihat tuannya datang bi Inah langsung menghampiri Albert yang sudah duduk di kursinya, seperti biasa bi Inah akan mengambilkan makanan untuk Albert.
“Pagi tuan” sapa semua pelayan.
“Hemm” sahut Albert.
Ketika melihat apa yang hendak di lakukan bi Inah, Albert pun langsung mencegahnya. “mulai hari ini bibi gak usah layani saya, biar dia yang layani segala kebutuhan saya bi” ucap Albert sembari menunjuk ke arah Safa.
“Baik tuan” sahut Bi Inah, Bi Inah pun langsung memundurkan langkahnya ke tempat semula.
“Kamu” panggil Albert kepada Safa.
“Saya tuan?” Tanya Safa dengan polos.
“Iya lah siapa lagi, ambilkan makanan buat saya sekarang” pintah Albert
“Baik tuan” sahut Safa, langsung mengambilkan makanan untuk Albert.
“Mau makan pakai apa tuan?” Tanya Safa
“Nasi goreng” jawab Albert tanpa melihat ke arah Safa dia sedang fokus ke handphonenya.
Mendengar jawaban bossnya Safa pun langsung mengambilkan nasi goreng dan ia letakan tepat di hadapan Albert.
“silahkan tuan” ucap Safa dengan memberikan senyum terpaksanya, padahal hatinya sudah sangat kesal terhadap Albert.
Ketika Albert hendak melihat Safa ingin memundurkan langkahnya, Albert langsung mencegahnya.
“Kamu ikut sarapan sekalian, saya gak mau nanti kamu kelaparan dan di kira saya nyiksa kamu lagi” pintah Albert.
“Tapi tuan” tolak Safa
“Duduk, dan makan” pintah Albert dengan tatapan dinginnya dia paling benci penolakan.
“Baik tuan” sahut Safa, dia langsung duduk dan mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Mereka berdua menikmati sarapan dengan sangat nikmat walaupun Safa merasa canggung dan kesal terhadap bosnya itu.
“Enak juga masakan nih cewek” batin Albert ketika baru menyuap nasi gorengannya.
“Gak bisasanya tuan Albert mau makan bersama orang yang baru di kenal, perempuan lagi, biasanya paling anti dekat dengan orang baru apalagi kalau dia seorang wanita” batin bi Inah yang memperhatikan Albert dan Safa sedang makan.
Selesai Sarapan kini Safa mengikuti Albert keluar rumah, mereka berdua akan berangkat ke kantor. Albert merasa kesal ketika melihat Safa hendak menaiki motornya. “Eh.., ngapain kamu naik motor?” Tanya Albert ketika melihat safa sudah duduk di motornya.
“Ya ikut tuan ke kantor” jawab Safa.
“Gak ada, kamu ikut saya” pintah Albert.
“Tapi tuan motor saya gimana?” Tanya Safa
“Ya nanti kan kamu juga pulang kesini sama saya, uda cepetan” pintah Albert.
“Baik tuan” sahut Safa langsung berjalan menuju mobil yang akan di kendarai Albert.
“Eh eh.., ngapain disitu, di depan emangnya saya supir kamu” pintah Albert ketika Safa hendak membuka pintu mobil belakang.
“Rese banget sih nih orang” batin Safa dengan kesal lalu dia menuruti perintah bosnya untuk duduk di samping pengemudi. Albert memang setiap pergi ke kantor selalu menyetir sendiri tidak pernah pakai supir terkecuali jika ke luar kota.
Sesampainya di kantor mobil yang di kendarai Albert berhenti di depan lobby, semua kariyawan dan staff matanya langsung tertuju kepada Safa yang keluar dari mobil Albert dengan membawakan tas kerja Albert.
“Eh bukannya itu Safa ya ko dia bisa satu mobil dengan tuan Albert ya, padahal dia baru kerja dua hari disini” ucap Salah satu teman Safa yang sesama cleaning Servis.
“Atau jangan jangan, dia menggoda tuan Albert lagi agar bisa naik jabatan” gosip gosip terus di bicarakan oleh para kariyawan tapi Safa mencoba untuk tidak mempedulikan omongan orang, yang penting bagi dia, dia tidak pernah melakukan apa yang di tuduhkan para kariyawan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!