Di sebuah Arena pertarungan.
CLANG, CLANG, CLANG.
Saat ini ada 2 orang di tengah Arena yang sedang saling beradu pedang, dan para penonton terus bersorak-sorai penuh gemuruh.
Salah satu peserta berambut emas mengayunkan pedangnya dengan sangat cepat dan keras, dari ekspresi wajahnya terlihat bahwa dia sedang meluapkan emosinya.
Sementara lawannya pria berambut hitam, justru dengan ekspresi yang datar dan tenang menangkis setiap serangan yang dia terima.
Karena tidak bisa menembus pertahanan dari lawannya, pria berambut emas itu langsung mengeluarkan kekuatan pamungkas miliknya.
Yang membuat semua orang terkejut di buatnya.
Sementara sang lawan, pria berambut hitam tetap tenang sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Dengan ini, akan aku akhiri semuanya, bersiaplah!? Woooooaaaaa..... ".
Pria berambut emas itu segera menerjang ke arah lawannya.
Saat jarak mereka berdekatan sang pria langsung mengayunkan lagi pedangnya yang sekarang dilapisi sihir.
DUAAAARRRRR...
Sebuah ledakan terjadi di tengah-tengah Arena dan debu berterbangan kemana-mana menutupi pandangan para penonton.
Selang beberapa saat debu itu mulai memudar secara perlahan-lahan, tampak ada bayangan dimana salah satu dari mereka terjatuh dan satunya lagi berdiri sambil menodongkan pedang kearah lawannya.
Ketika debu-debu itu hilang terlihat dengan jelas, bahwa sang pria berambut emas tadi yang menyerang malah terjatuh ke tanah, sementara lawannya pria berambut hitam tetap berdiri sambil menodongkan pedang kearah lehernya.
Terlihat ekspresi terkejut dari sang pria dan para penonton juga ikut terkejut dibuatnya.
"... Kenapa?.... Apa hanya segini kemampuanmu?... Reiner fou Stanley".
Wasit yang melihat kejadian itu, langsung memberikan pengumuman pemenang dari duel ini.
"Pemenang... Dari.... Festival Dewa Pedang adalah... Dylan van Arcadia".
Penonton segera bergemuruh mendengar pengumuman soal kemenangan ini, banyak yang bahagia tapi ada juga yang kecewa.
Sementara itu Reiner yang kalah hanya bisa terdiam mematung di tengah Arena.
Disisi lain, mengabaikan semua gemuruh di Arena Dylan segera pergi meninggalkan Arena sambil memasukkan pedangnya.
(Buju bunek.....Apa-apaan tadi itu?...itu bocah beneran Pahlawan?.....dia lemah amet ***.... Apa sih yang dia lakukan selama ini!? ... Kalau hanya segini kekuatannya, .... Gimana dia bisa menyelamatkan Kerajaan dari beberapa perang besar, ***!?).
"... Kau membuatku kecewa, Reiner".
Dylan mengumumkan sesuatu yang tidak ada seorangpun selain dirinya yang paham.
Karena itu mari kita bahas awal mulanya.
(---------)
Beberapa tahun yang lalu. Di mansion milik keluarga Earl Arcadia.
Seorang anak laki-laki sedang terbujur lemah di atas tempat tidurnya. Kedua orang tuanya sangat khawatir dan begitu juga dengan para staf yang bekerja di rumah tersebut.
Sudah hampir 1 minggu anak laki-laki tidak sadarkan diri. Penyebabnya adalah karena kepala anak itu mengalami hantaman benda yang sangat keras, dan menurut dokter keluarga anak itu sekarang mengalami gegar otak.
Meski nyawanya terselamatkan tapi sampai detik ini anak laki-laki belum membuka matanya sama sekali.
Hingga suatu hari anak itu secara ajaib mulai membuka matanya, dan mengedipkan matanya untuk beberapa kali.
"Huh? ... Aku kenapa?".
Meski badannya sangat lemas, anak laki-laki mencoba untuk duduk sambil menahan rasa sakit di kepalanya.
Kemudian dia mencoba memperhatikan sekitarnya, anak itu tampak asing dengan lingkungan dan beberapa perabotan mahal yang ada di ruangan itu.
"Haa? .... Ini.... Di mana?".
Anak itu mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi sambil terus memandang kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Hal terakhir.... Yang kuingat..... Adalah..... Saat aku.... Pulang.... Dari.... Kampus..... Setelah..... Mengikuti..... Perlombaan.... Atlet.... Kendo.... Terus.....Siapa.....Namaku?...".
Meski ingat dengan hal terakhir yang dia lakukan anak itu tidak ingat siapa namanya.
Selang beberapa saat tiba-tiba suara pintu terbuka dan ada seorang Maid wanita yang masuk sambil membawa baskom berisi air dan handuk.
Anak laki-laki itu menoleh perlahan dan mata mereka saling bertemu, lalu entah mengapa Maid itu sangat terkejut sampai menjatuhkan baskom air yang dia bawa.
"TUAN..... NYONYA..... TUAN DYLAN SUDAH SADAR!!!!!".
Maid itu mulai berteriak seperti memanggil semua orang yang ada di Mansion itu.
Dan anak laki-laki itu hanya bisa menatap keheranan sambil bergumam sesuatu.
(Huh?..... Dylan?..... Kok nama itu..... Aku seperti..... Pernah mendengar nya..... Di suatu tempat...?).
Ada 2 orang yang langsung menerobos masuk, mereka adalah sepasang pria dan wanita. Dari penampilan mereka terlihat seperti seorang bangsawan.
Sang pria memiliki Rambut berwarna hitam dan mata berwarna kuning keemasan dan Sang wanita memiliki rambu berwarna merah dengan mata biru tua.
Begitu melihat anak laki-laki itu, mereka segera memeluknya dengan sangat erat.
"Syukurlah, nak!? Kau akhirnya sadar!? Ayah dan Ibu mu ini sangat khawatir padamu".
Sang pria memeluk anak laki-laki di bagian sebelah kanannya sambil mengucapkan rasa syukurnya yang amat terdalam.
"Hick... Jangan.... Hick..... Buat.... Hick.... Ibu.... Hick.... Dan.... Ayahmu..... Hick.... Ini... Hick.... Khawatir.... Dylan... Uwaaaaa...".
Sang wanita memeluk anak laki-laki di bagian sebelah kirinya sambil terus menangis dan ucapannya terbata-bata.
Dan bukan cuma mereka semua orang yang ada di ruangan itu ikut menangis.
Sementara Sang anak laki-laki itu hanya bisa keheranan dengan apa yang terjadi.
(Sek bentar.... Ayah?.... Ibu?..... Sebenarnya..... Apa yang terjadi.....?).
Namun, seiring berjalannya waktu anak laki-laki akan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada nya.
(---------)
Beberapa hari telah berlalu dan kesehatan anak laki-laki itu mulai membaik, dia sudah tidak merasakan sakit di kepalanya dan bahkan dia sudah diizinkan untuk berjalan-jalan.
Dengan sembuhnya fisik anak laki-laki itu, bersamaan dengan sembuh ingatannya juga.
Anak laki-laki itu sadar bahwa dia telah bereinkarnasi di sebuah dunia yang mirip sebuah game berjudul "Long Life Braver".
Sebuah game RPG yang bertema campuran antara Kerajaan Eropa, Fasilitas seperti Abad Industrial dan ada Sihir.
Cerita di game itu berpusat di Kerajaan Ingrid dan sang protagonis bernama Reiner fou Stanley.
Dia adalah anak dari Viscount Stanley yang akan menjadi pahlawan Kerajaan Ingrid. Menghentikan berbagai infasi dari Kerajaan Stross, Kerajaan Edelweiss, Kerajaan High Montana, Kerajaan Suci Rachel dan Kerajaan Iblis Inferno.
Tapi, sayangnya anak itu tidak bereinkarnasi sebagai sang Pahlawan, melainkan seorang anak dari Bangsawan Earl yang tinggal dipinggir wilayah Arcadia perbatasan dekat Laut Kerajaan Ingrid bernama Dylan van Arcadia.
Dylan van Arcadia adalah seorang karakter penjahat didalam game "Long Life Braver".
Meski bukan Bos akhir atau utama, Pahlawan akan sering bertemu dan melawannya.
Mendekati akhir game dia akan mati ditangan pahlawan.
Namun, anak itu tahu bahwa sebenarnya penjahat yang bernama Dylan ini, tidak seperti yang dilihat.
Alasan Dylan melakukan kejahatan adalah karena.
Pertama, Keluarganya sering diejek karena berada di daerah yang paling jauh dan miskin.
Kedua, hubungannya yang kurang baik dengan adik perempuan tirinya yang bernama Filaret van Arcadia. Mereka hanya saling acuh tak acuh satu sama lain. Hal ini diperparah karena Filaret akan berpihak pada pahlawan dan menjadi salah satu Minat Cinta sang pahlawan.
Ketiga, kematian kedua orang tuanya dalam insiden Monster Panik yang terjadi di wilayahnya. Dan kejatuhan ekonomi wilayah Arcadia.
Keempat, pengkhianatan yang dilakukan Tunangannya yang seorang Putri ke 2 Raja yang bernama bernama Vanessa Sera Ingrid. Yang membatalkan pertunangan dan memilih sang pahlawan.
Kelima, perang besar yang berkepanjangan.
Keenam, dendam kesumat dengan pihak Kerajaan yang tidak memberi atau bahkan menolong keluarganya.
Ketujuh, rasa iri terhadap Sang Pahlawan.
7 hal itulah alasan kenapa Dylan menjadi karakter penjahat.
Sadar bahwa hanya ada kehancuran yang menantinya di depan. Anak itu membulatkan tekadnya.
Dengan memanfaatkan pengetahuan soal gamenya, dia akan menghancurkan setiap Death Flag yang berkibar.
Langkah pertama yang akan dia lakukan adalah memutus semua koneksinya dengan Pahlawan dan sebisa mungkin untuk tidak terlibat dengannya.
Namun, anak itu tidak pernah tahu bahwa keputusan sekecil apapun yang dia buat, akan berpengaruh sangat besar kepada dirinya dan Dunia dimana dia tinggal sekarang.
Sebulan sudah berlalu.
Dylan akhirnya benar-benar sudah pulih total.
Namun, semua orang di Mansion tampak aneh melihat sikap Dylan yang tiba-tiba saja berubah.
"Hei, tuan Dylan kenapa?"
"Baru kali ini aku melihatnya berlatih?"
"Dan juga gaya ber pedang apa itu?"
"Baru kali ini aku melihatnya".
Para Pelayan saling berbisik saat melihat Dylan tiba-tiba saja memutuskan untuk mulai melatih fisiknya dengan berolahraga dari pagi sampai siang hari.
Dimulai dengan pemanasan, Lari mengitari halaman Mansion, Push Up, Sit Up, Back Up dan melakukan Sparing baik dengan pedang maupun dengan tangan kosong.
Selesai dengan semua itu, salah satu Maid yang menjadi Maid pribadinya bernama Sonia mulai bertanya.
"Maaf tuan Dylan!? .... Sebenarnya apa yang anda barusan lakukan?".
"Oh,..... aku hanya merasa badanku kurang bugar.......jadi aku putuskan untuk melakukan beberapa latihan fisik agar badanku kembali bugar".
Dylan menjawab sambil menyeka keringat yang ada di kepalanya. Lalu Dylan kembali berbicara.
"Oh, ya Sonia!? .... Apa kau bisa bawakan aku beberapa buku?".
"Tentu saja!?.... Jadi buku apa yang anda minta?".
"..... Kalau bisa bawakan aku buku tentang sihir, buku matematika,...... buku sejarah Kerajaan Ingrid, buku soal kultivasi dan juga......buku soal monster".
"..... Baiklah, akan saya bawakan ke kamar anda".
"....Terimakasih ya!? ......Maaf karena aku tuan yang merepotkan".
Meski sedikit heran dengan permintaan tuannya, Sonia mengiyakan nya. Tapi, yang membuat Sonia terkejut adalah Dylan yang meminta maaf pada dirinya karena menjadi tuan yang merepotkan.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Dylan segera masuk kedalam kamarnya dan mulai membaca semua buku yang dia minta pada Sonia sampai jam makan malam.
Dan setelah makan malam, Dylan secara diam-diam mulai melatih sihirnya di dalam kamar.
Meski karakter Dylan tidak bisa menggunakan sihir atribut, tapi sebagai gantinya, Dylan memiliki ke unggulan dalam sihir non atribut
Contohnya yaitu Craft, Augmented, Power Up, Speed, Divine Art, Visual Activision, dan Phantom Blade.
Namun, karena dia dibutakan oleh kebencian pada Kerajaan dan Pahlawan makanya dia tidak bisa memaksimalkan kemampuan aslinya.
(Yosh, baiklah!? Akan aku gunakan seluruh pengetahuan ini supaya aku bisa terhindar dari kehancuran ku sendiri).
Dylan dengan giat terus melakukan kegiatan barunya setiap hari tanpa melewatkannya sedikit pun.
Hingga suatu hari saat makan malam bersama ayahnya memulai sebuah pembicaraan.
"Dylan besok Putri Vanessa akan datang berkunjung".
Mendengar hal itu Dylan menjadi sangat malas.
(Lah? Ngapain itu cewek dateng kesini?).
".....Vanessa?....Siapa dia?".
"Dia Putri Ke-2 Raja Ingrid yang kau tolong saat itu".
"Hou.....!?... Kenapa dia mau kesini ya".
"Tentu saja untuk menjenguk mu!? Saat dia tahu kau sudah baikan!? Dia memutuskan untuk datang kesini!? Jadi, besok kau akan menyambutnya".
Berbeda dengan penampilan luar Dylan yang terlihat datar.
Didalam pikirannya dia sangat ingin sekali muntah mendengar penjelasan dari ayahnya itu, tapi dia sadar saat ini dia sedang makan bersama.
Setelah berpikir beberapa saat Dylan kemudian berbicara.
(Tunggu dulu, mungkin ini akan jadi kesempatan yang bagus buatku..... Lagian ini masih 3 tahun sebelum dimulainya even di dalam game dimulai..... Menurut ceritanya, Dylan dan Vanessa bertunangan karena rasa bersalah Vanessa atas Dylan karena suatu hal..... Nah, mumpung kami belum bertunangan akan sangat bagus jika aku menolaknya sekarang..... Dengan begitu aku tidak perlu berurusan lagi dengannya dimasa depan...).
Berpikir sejenak sambil menyantap makanan, akhirnya dia berhasil menemukan sebuah ide.
"Baiklah,..... Besok akan aku sambut dia".
"Baguslah, kalau begitu para pelayan akan mempersiapkan tempat untuk kalian".
(Aku pasti akan yang akan menang).
Dylan bersiap untuk menyambut hari esok sebagai langkah awalnya dalam menghindar dari Death Flag.
Besoknya, hari yang di tunggu telah tiba.
Saat ini Dylan seorang diri di depan pintu Mansion di temani pelayan pribadinya yang bernama Sonia.
Alasannya untuk menyambut seorang tamu yang datang ke rumahnya, lalu sebuah kereta kuda datang memasuki gerbang dan melaju perlahan ke arahnya.
Setelah kereta itu berputar dan berhenti, sang kusir segera turun dan membukakan pintu untuk seseorang yang ada didalam nya.
Begitu pintu terbuka, keluarlah seorang gadis cantik berambut jingga panjang sampai ke pinggang dengan bola mata berwarna ungu muda dan semakin cantik dengan gaunnya yang berwarna biru muda.
Ketika dia turun dari kereta langkah kakinya sangat anggun dan dapat menghipnotis siapapun yang melihatnya.
"Selamat datang, Nona Vanessa. Saya dengan senang hati menyambut anda di Mansion milik keluarga saya".
(Pahit, pahit, pahit ngapain juga aku harus menyambut wanita sialan ini!? Merepotkan).
Gadis yang Dylan sambut tidak lain dan bukan adalah Putri Ke-2 Kerajaan Ingrid Vanessa Sera Ingrid.
"Iya terimakasih atas sambutannya, Tuan Dylan!? Saya sangat tersanjung, sampai anda sendiri yang menyambut saya".
(Gua juga kagak mau kali!? Ini semua karena terpaksa).
Vanessa mengungkapkan terimakasih nya sambil menunduk badannya ke depan seperti etiket bangsawan pada umumnya.
Dan Dylan juga membalasnya dengan melakukan hal yang sama.
"Karena rasanya tidak sopan membiarkan anda berada disini. Mari ikuti saya ke taman belakang, para pelayan sudah menyiapkan meja, teh dan beberapa cemilan untuk kita".
"Aku menerimanya dengan senang hati".
Dylan menuntun Vanessa untuk pergi bersama ke taman belakang untuk menikmati beberapa cemilan dan ngobrol bersama.
(----------)
Di taman belakang Mansion.
Dylan dan Vanessa duduk saling berhadapan di sebuah meja, dan depan mereka terdapat banyak makanan ringan dan secangkir Teh.
Setelah menyeruput teh masing-masing. Vanessa mulai berbicara.
"Tuan Dylan, bagaiman kondisi anda?".
".... Kondisiku sudah semakin membaik".
"Syukurlah, kalau begitu".
Setelah basa-basi, Vanessa tiba-tiba menundukkan kepalanya. Dylan yang melihat itu sedikit heran.
"Maafkan aku atas apa yang terjadi!?.... Andai saja tidak ada anda yang mencoba berusaha menolong saya!?.... Anda tidak perlu mengalami semua ini!?.... Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya".
Dylan tahu apa maksud permintaan maaf yang dilakukan Vanessa.
Menurut cerita di gamenya.
Saat itu Dylan yang sedang jalan-jalan sambil menyamar di kota, tidak sengaja melihat dua orang mencurigakan yang menarik seorang anak kecil seusia dengannya yang ternyata adalah Vanessa.
Karena tidak bisa tinggal diam, Dylan menyerang dua orang itu dan menyuruh Vanessa untuk segera pergi, dan saat Vanessa berhasil terlepas dia segera pergi menyelamatkan diri.
Sementara Dylan menangani Kedua orang itu.
Tapi, sayangnya Dylan yang tidak memiliki keterampilan apa-apa dihajar habis-habisan oleh kedua orang itu. Sampai mengalami gegar otak ringan.
Di saat 2 orang itu hendak membunuhnya, Vanessa sudah kembali dengan membawa beberapa penjaga, mereka pun akhirnya diringkus.
Salah satu penjaga mengenali wajah Dylan dan segera membawanya kembali ke Mansion untuk mendapatkan perawatan.
Vanessa sendiri mengikutinya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tua Dylan.
Dan sebagai bentuk permintaan maaf dan ucapan terimakasih, sang Raja dan Ratu memutuskan untuk menjodohkan mereka.
Kemudian Dylan mulai berbicara.
"Soal itu,.... anda tidak perlu khawatir Nona Vanessa!?.....Sudah sewajarnya, kita saling tolong menolong!?...... Dan anda tidak perlu sampai minta maaf...... apalagi sampai menundukkan kepala kepada orang seperti saya ini".
"Begitu ya!? Aku sangat senang mendengarnya".
Vanessa menunjukkan ekspresi lega saat mendengar perkataan dari Dylan.
(Ok, bagus!? Sekarang saatnya untuk menyelesaikan ini).
"Kalau begitu, jika hanya itu yang ingin anda sampaikan maka biarkan aku.... ".
"Etto.... Maaf, tapi bukan hanya itu saja alasanku kemari".
Dylan menaikan salah satu alisnya mendengar apa yang akan dikatakan Vanessa.
Tapi di dalam pikirkan nya dia sudah tahu apa itu.
"Begini,.... Aku sudah meminta saran pada Yang Mulia. Soal apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf darimu, lalu mereka bilang bahwa permintaan maaf saja tidak akan cukup. Jadi,.... Yang Mulia menyarankan agar aku dan kau untuk bertunangan sebagai balasan atas semua yang sudah terjadi".
Mendengar hal itu Dylan yang terus memasang wajah datar tersenyum sesaat, kemudian berdiri dan membungkukkan badannya dan mulai berbicara.
"...Sebelumnya aku minta maaf pada anda Nona Vanessa,..... meskipun niat anda dan keluarga anda sangat baik........ Tapi, saya dengan berat hati harus menolaknya".
Mendengar Dylan yang menolak proposal pertunangan itu membuat Vanessa terkejut bukan main.
"Tuan Dylan boleh aku tahu apa alasannya?".
Vanessa meminta penjelasan kepada Dylan alasan kenapa dia menolak proposal pertunangan itu.
(Itu karena kau akan meninggalkanku demi sang pahlawan.... Tapi, kalau aku berikan alasan seperti itu maka dia pasti kebingungan.... Kalau begitu mari kita pakai cara yang biasa).
"..... Kita baru saling kenal satu sama lain, ...rasanya sangat aneh tiba-tiba saja kita bertunangan tanpa tahu kebiasaan dan kepribadian kita masing-masing...... Maupun itu sikap yang baik atau sikap yang buruk..... Akan lebih baik kalau kita mulai dengan saling mengenal satu sama lain...... Agar kedepannya baik saya maupun anda tidak ada yang kecewa atau tersakiti".
(Ya elah, sok keren banget gua.... Tapi dengan begini nih cewek pasti berpikir kalau aku orang yang menyebelin dan sok jual mahal.... Dan itu semakin mempermudah segalanya).
Vanessa terpaku diam saat mendengar alasan Dylan barusan.
Sesaat kemudian dia berdiri dan kembali berbicara.
"Jadi menurutmu kita harus memulainya dengan saling mengenal satu sama lain, kah?..... ".
Lalu tiba-tiba saja dia berdiri dengan wajah mendung.
".... Kalau begitu Tuan Dylan, saya undur diri dahulu".
"..... Maka, biar aku antar anda kembali ke kereta".
Vanessa memutuskan untuk pergi dan Dylan mengantarkan nya sampai kembali ke kereta kuda.
Tampak jelas ekspresi kecewa di wajah Vanessa. Dan entah mengapa, Vanessa tidak berhenti menggigit ujung kuku ibu jarinya.
Selesai berpamitan kereta kuda Vanessa segera pergi meninggalkan Mansion Arcadia.
(Hahahaaaaa..... Akhirnya cewek itu pergi juga!? Hehe.... Sekarang satu flag kehancuran sudah ku hindari... Harus aku akui, kalau dia lebih cantik dari di pada di gamenya... Tapi meski punya paras cantik pada akhirnya dia tetaplah seorang lacur sialan..... Lagian siapa juga cowok waras yang mau sama cewek kayak dia... Nah, sekarang aku semakin bisa melihat masa depan yang cerah untuk kedepannya).
Meski wajahnya tersenyum datar dan melambaikan tangan kearah Vanessa yang pergi.
Tapi, didalam kepalanya dia tertawa puas dan merasa bahwa dirinya berhasil menang melawan Death Flag nya.
Dia yakin dengan sepenuh hati bahwa keselamatannya dimasa depan akan terjamin.
Namun, Dylan tidak sadar bahwa hal kecil yang baru saja dia lakukan memberikan dampak yang besar untuk kedepannya.
2 minggu berlalu sejak Dylan yang menolak pertunangan dengan Putri Vanessa.
Orang tua Dylan sudah membicarakan ini kepada Yang Mulia, dan kedua belah pihak setuju bahwa pertunangan mereka terlalu terburu-buru.
Mendengar kabar itu dari kedua orang tuanya, tentu saja didalam pikirannya dia sangat senang sampai ingin berteriak kegirangan. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi.
Dengan ini Death Flag dan Pengkhianatan yang akan di alami kedepannya berhasil dia hindari, sekarang dia bersiap untuk mengatasi Death Flag yang selanjutnya.
Di Kamar pribadi Dylan.
Saat ini Dylan sedang melakukan sejenis eksperimen dengan tanaman yang dia tanam di kamarnya. Lalu terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu kamarnya.
"Permisi, apa Tuan ada di dalam? Bolehkah saya masuk?".
"Hou.. Masuklah".
Setelah mendapat izin, pelayan itu membuka pintu dan masuk kedalam. Pelayan yang masuk adalah seorang pria muda berambut coklat. Dia memiliki wajah yang sangat tampan dan memancarkan aura seperti seorang kakak laki-laki.
"Selamat pagi, Tuan".
"Selamat pagi juga, Joe-san".
Pemuda yang masuk kedalam kamar Dylan adalah Joehart Isenhart. Dia adalah kepala pelayan yang dipekerjakan di Mansion Arcadia.
"Etto... Maaf tuan Dylan.... Apa yang sedang anda lakukan? Dan kenapa ada banyak pot berisi tanaman di kamar anda?".
"Oh, ini?........ Aku sedang melakukan semacam eksperimen sederhana terhadap beberapa jenis tanaman".
"Eksperimen? Untuk apa?".
"Yah,.... Kau tahu, kan?......... Beberapa tahun belakangan ini wilayah kita, sering dilanda badai dan beberapa kali gagal panen!?....... Akibatnya berdampak pada naiknya harga bahan pokok dan pakan ternak!?........ Untuk bisa memenuhi sandang pangan di wilayah kita!?...... Mau tidak mau kita harus mengimpor dari wilayah lain!?......... Dan tentu saja pajak juga akan ikut naik!? ....... Jadi,....... aku berpikir harus melakukan sesuatu agar, pajak dan bahan pokok bisa kembali normal!?....... Makanya sekarang aku sedang mencari solusinya".
"Begitu ya, aku paham".
Dylan menjelaskan apa maksud dari eksperimen nya tersebut terhadap Joehart. Dan dia menyimak nya dengan seksama.
"....... Lalu, Joe-san!?....... Ada urusan apa sampai datang ke kamarku!?........ Pasti ada sesuatu yang penting?".
"Oh, tidak ada!? Hanya saja aku khawatir, kenapa anda tidak keluar kamar".
"Hou.. ".
"Dan juga kebetulan, hari ini saya sedang libur".
"........Libur, ya?".
Dylan berpikir sejenak setelah mendengar alasan Joehart ada disini sekarang. Kemudian dia yang tadi sedang menulis sesuatu sambil berjongkok tiba-tiba berhenti dan berdiri lalu berjalan seperti hendak mengambil sesuatu.
"......Karena kau sedang libur!?......Maka, bantu aku".
Menemukan apa yang dia cari, Dylan segera memberikannya ke pada Joehart. Dan Joehart yang menerima itu tampak heran.
"..... Tuan, ini Ubi ungu, kan? Kenapa anda memberikan ini kepada saya?".
"........ Tenang saja,........ Ubi Ungu hasil dari eksperimen........ metode penanaman baru yang sedang aku teliti,....... Makanlah!!".
"Huh?".
Joehart menjadi heran karena tiba-tiba saja, dia diperintah untuk memakan Ubi Ungu itu.
"........ Tak usah khawatir,........ aku sudah membersihkannya dari tanah dan getahnya".
Meski Dylan bilang itu sudah dibersihkan, namun Joehart agak ragu-ragu memakannya terbukti dengan dia yang beberapa kali melihat kearah Dylan yang masih dengan wajah datarnya.
Dan dengan terpaksa, Joehart mengigit dan memakan Ubi Ungu itu. Lalu ekspresi wajahnya berubah bahagia setelah beberapa kali menggigit dan merasakan Ubi itu.
"Tuan, Dylan. Ubi Ungu ini sangat manis".
"........Syukurlah.......kalau begitu".
Mendengar apa yang dikatakan Joehart, Dylan tersenyum tipis dan mulai berpikir dengan tangan kanan memegang dagu.
(Bagus, siapa sangka semuanya sesuai dengan tutorial yang ada didalam game aslinya!? Hehehe.... Dengan begini aku sekarang bisa 2 langkah lebih awal untuk menghindari Death Flag ku.... Hmmmm.... Tapi, bakal masalah kalau aku yang mengelola sendiri..... Aku butuh seseorang yang bisa aku percaya..... Untuk membantu ku dalam pengelolaan dan perencanaan nya........Yosh, kalau begitu.....).
Setelah berpikir sejenak Dylan tahu apa yang harus dia lakukan. Lalu dia kembali melihat Joehart yang sekarang dengan lahapnya memakan Ubi Ungu yang tadi dia berikan.
"Joe-san... ".
Dylan membawa sebuah kotak yang berisi beberapa tanaman, seperti Ubi Ungu, Kentang, Tomat, Selada, dan sayuran yang lain.
".... Bisa ikut aku ke dapur sekarang".
"Huh? Ke dapur? Untuk apa?"
".....Aku butuh kau dan beberapa koki di dapur untuk membantu ku dalam tes pengujian rasa apakah sayuran eksperimen ini memiliki rasa yang sama seperti sayuran pada umumnya... Dan jika seseorang bertanya dari mana aku mendapatkan semua sayuran ini kita tinggal bilang saja "rahasia"".
"Baiklah, lalu aku harus apa?".
"......Kau dan para Koki akan menjadi penguji nya!?...... Sementara aku yang akan memasaknya".
Dalam sekejab mata Joehart tiba-tiba diam mematung alasannya karena dia terkejut saat mendengar bahwa Dylan lah yang akan memasak dan dia dan para Koki disuruh untuk menjadi penguji nya.
"Tuan,..... Anda yang.... Akan memasak?".
"Huh?...... Tentu saja!?.... Memangnya kenapa?".
"Tidak..... Hanya saja.... Sejak kapan.... Anda bisa masak?".
Dylan terdiam sesaat mencoba untuk mencari alasan yang masuk akal.
"...... Soal itu..... Itu juga rahasia".
Dylan memutuskan menjawab semuanya sebagai "rahasia". Karena tidak mungkin dia bilang bahwa itu adalah pengetahuan dari kehidupan yang sebelumnya.
Di mana selain menjadi anak kuliahan dan menjadi atlit Kendo, dia juga bekerja sampingan sebagai Koki paruh waktu di sebuah restoran bintang 5.
Sesampai di Dapur, Joehart meminta izin pada kepala Koki untuk membiarkan Dylan memasak sendiri sayuran yang mereka bawa dan meminta mereka untuk menjadi pengujian rasa.
Mendapatkan izin meski kepala Koki dan semua stafnya khawatir. Dylan segera mengolah sayuran yang dia bawa menjadi berbagai jenis masakan.
Selama Dylan memasak, para Koki dan Joehart terus melihat dan memperhatikan dengan seksama. Bahkan ada beberapa Maid yang mengeluarkan semacam Buku catatan kecil untuk mencatat setiap proses dan cara Dylan dalam mengolah bahan makanan.
Selang beberapa saat, masakan Dylan akhirnya selesai. Dan dia menyuruh mereka untuk mencicipi masakan buatannya.
Ketika masakan itu mereka makan buatan Dylan, tiba-tiba saja mereka menangis. Bukan karena masakan itu tidak enak, tapi karena sebaliknya.
Justru masakan tuan mereka Dylan itu sangat lezat luar biasa. Mereka tidak menyangka bahwa tuan mereka bisa membuat masakan selezat ini.
Melihat para Koki, Maid dan Joehart memakan masakannya dengan lahap membuat Dylan tersenyum, setelah itu dia mulai meminta mereka untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan.
Mendapat jawaban yang dia mau, Dylan semakin yakin ini akan menjadi jalannya untuk menghindari salah satu Death Flag yang lainnya.
(----------)
Keesokan Paginya.
Diruang keluarga Mansion Arcadia berkumpul beberapa orang yang sudah duduk di meja.
Yang pertama adalah Kepala keluarga Arcadia saat ini Hyoga van Arcadia.
Yang kedua adalah seorang bendahara keluarga Arcadia Lucas Brinlight.
Dan yang terakhir adalah Dylan van Arcadia putra tunggal Hyoga van Arcadia sekaligus pewaris satu-satunya keluarga Arcadia.
Saat ini masing-masing dari mereka sedang membaca sebuah dokumen yang dibagikan.
Dokumen berisi soal pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga Arcadia.
Dimulai dari pajak masyarakat, gaji setiap staf pekerja, biaya belanja, dan gaji prajurit.
"......Lucas-san, ini adalah dokumen pengeluaran dan pemasukan bulan ini yang kau susun sendiri, kan?...... Apa ada kesalahan?".
Dylan bertanya pada Lucas selalu bendahara keluarga Arcadia.
"Iya, tidak ada kesalahan sama sekali".
Lucas menjawab pertanyaan Dylan dengan tegas.
"Lucas, sudah melaporkannya padaku kemarin!? Terus? Kenapa kau menanyakan lagi, Dylan!? Apa ada sesuatu yang salah?".
Dylan sempat melirik kearah Lucas yang terkejut sesaat mendengar pertanyaan dari ayahnya.
"... Soal itu tidak ada, ayah? Aku hanya ingin memastikan kalau catatan ini memang benar!?.... Dan juga aku punya alasan lain kenapa aku meminta Ayah dan Lucas-san berkumpul disini".
"Meminta? Untuk apa?".
Dylan kemudian menundukkan kepalanya dan kembali berbicara.
"Aku minta izin agar kalian meminjamkan ku kekuatan kalian".
"Tunggu Dylan, apa maksudmu?".
Sang Ayah heran dengan sikap putranya yang sangat aneh. Sadar Ayahnya dan Lucas keheranan Dylan segera menjelaskan maksudnya.
"Biar aku menjelaskan nya!?...... Sepeti yang kita tahu, beberapa tahun belakangan ini wilayah Arcadia selalu dilanda badai dan juga gagal panen sehingga mempengaruhi sektor perekonomian di wilayah ini!?.... Untuk menangani hal itu aku akhirnya menemukan sebuah solusi!?...... Tapi, aku tidak bisa melakukannya sendiri!?........ Jadi, aku butuh izin sekaligus bantuan baik dari Ayah maupun Lucas-san dalam masalah ini!?..... Dan supaya meyakinkan, akan aku tunjukkan solusi itu!?.... Joe-san, tolong bagikan "itu" kepada mereka".
"Siap!!!".
Joehart memberikan sebuah keranjang yang berisi beberapa Ubi Ungu.
"Dylan ini, kan? Ubi Ungu?".
"Dari mana tuan mendapatkan nya".
"......Darimana aku mendapatkan nya nanti akan aku jelaskan!? Pokoknya baik Ayah maupun Lucas-san mencobanya"
Tanpa pikir panjang lagi, kedua orang itu langsung mengambil dan memakan Ubi Ungu itu.
"Manis".
"Hmmm.... Benar tuan, Ubi ini sangat manis".
Melihat reaksi Ayahnya dan Lucas yang terkesan dengan rasa Ubi itu. Dylan segera menjelaskan.
"Ayah, Lucas-san.... Ubi itu adalah hasil dari sistem pertanian baru yang sekarang aku teliti dan kembangkan".
"Sistem pertanian baru?.... Bisa kau jelaskan pada kami, Dylan".
"..... Memang itu tujuanku!?.... Baiklah, tanpa basa-basi lagi.... Jawabannya adalah.... Ini".
Dylan menunjukkan sebuah botol kaca yang berisi cairan berwarna biru tua.
"Apa itu?".
"..... Ini adalah kunci dari sistem pertanian baru yang aku maksud.... Cairan yang berwarna Biru tua ini aku beri nama..... Blue Mist Essen".
"Apa itu sejenis pupuk? Tuan Dylan".
"...... Bisa dibilang, iya!?..... Dan aku memberi nama metode pertanian ini dengan nama BMF, singkatan dari Bule Mist Farm".
"Dari mana kau mendapatkannya, Dylan?".
"Sesuai dengan namanya Ayah, Lucas-san!?...... Essen ini aku ekstrak dari tanaman liar yang bernama Blue Mist yang tumbuh subur di wilayah kita ini hampir tiap musimnya!?..... Blue Mist memiki kandungan nutrisi yang sangat bagus dan memiliki kandung PH yang sangat tinggi...... Sehingga dapat membantu proses percepatan pertumbuhan tanaman..... Memangkas waktu yang diperlukan..... Sekaligus dapat berfungsi sebagai zat anti hama,.... Karena aromanya yang tidak disukai..... Cukup sekali saja menggunakannya..... Dengan mencampur nya kedalam air siraman..... Sebagai buktinya... Ubi Ungu yang Ayah dan Lucas baru saja makan,.... Bisa dipanen hanya dalam kurun waktu 3 hari saja.... Dimulai dari awal penanaman bibit".
"APA? 3 HARI!!!".
"Dengan metode menanam yang normal, membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk panen".
Baik Ayahnya dan Lucas tekejut bukan main setelah mendengar penjelasan Dylan.
"..... Jangan terkejut dulu..... Justru itu adalah salah satu faktor.... Dari beberapa kendala yang ada".
"Beberapa kendala?".
Mereka kembali tenang saat Dylan memberi tahu ada kendal pada proses pertanjan yang dia temukan.
"Iya.... Pertama, setiap nutrisi yang dibutuhkan masing-masing tanaman itu berbeda-beda.... Jadi sangat sulit untuk memastikan takaran untuk setiap tanaman..... Kedua, karena proses pertumbuhan yang cepat, sehingga kita tidak bisa melakukannya dalam skala besar...... Ketiga, hasil panen yang memiliki kwalitas bagus akan sangat sulit dipasarkan... Tuan dari wilayah lain akan curiga dengan Arcadia..... Apabila kita memiliki hasil panen yang bagus dan harga jual yang murah..... Dan itu akan menyebabkan terjadinya penyimpangan ekonomi yang sangat nyata antar wilayah....Dan yang terakhir.....".
"Tuan feodal dari wilayah lain akan semakin membenci kita. Dan ada kemungkinan nyawamu akan terancam. Itu yang ingin kau katakan, kan? Dylan".
Hyoga memotong ucapan anaknya. Dan Dylan yang mendengar itu menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, kami semua mengerti!?.... Jadi, apa yang bisa kami bantu? tuan Dylan".
Lucas yang antusias segera bertanya pada Dylan apa yang bisa dia kerjakan. Lalu Dylan mulai mengungkapkan tujuan yang sebenarnya.
".... Pertama, aku ingin mempraktikkan metode BMF ini dilahan yang sesungguhnya..... Karena itu aku butuh Lucas-san untuk merancang dari mulai susunan biaya yang diperlukan, lahan yang bisa kita pakai, dan para petani yang mau mencoba metode BMF ini..... Dan tentu saja kita juga akan siapkan biaya ganti rugi, apabila metode BMF ini gagal.... Jika sukses, kita juga harus menjaga agar hasil panen dan pemasaran sekecil mungkin dan terkendali supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari wilayah lain..... Apa kau bisa, Lucas-san?".
"Hm... Jika ini bisa membantu mengembalikan pertumbuhan ekonomi wilayah Arcadia.... Tentu saja aku mau".
Lucas tersenyum dan menjawab Dylan dengan penuh percaya diri dan ketegasan.
"Terimakasih Lucas-san.... Apabila kau ada kendala atau ide segera beritahu aku, tanpa ragu".
"Serahkan padaku".
"... Dan untuk Ayah, aku..... "
"Kau ingin menggunakan nama Ayahmu ini sebagai tameng dan penemu metode BMF ini, kan?".
Dylan menganggukkan kepala mendengar kesimpulan Ayahnya.
"Sudah tugas seorang Ayah untuk melindungi anaknya!? .... Dylan, gunakan namaku sebanyak yang kau mau".
"Terima kasih, Ayah dan Lucas-san atas bantuan kalian.... Namun, aku pertegas ini hanya bersifat sementara saja, bukan permanen".
Hasilnya, mereka setuju untuk menggunakan metode BMF yang Dylan temukan.
(---------)
Beberapa minggu kemudian, proyek metode BMF mulai dilakukan.
Dan hasilnya sangat luar biasa.
Dalam waktu singkat wilayah Arcadia berhasil mengembalikan perekonomian mereka dan dengan pengawasan yang sangat ketat, wilayah lain tidak curiga sama sekali dengan perubahan drastis Arcadia.
Kemudian, malam hari di Mansion Arcadia.
Dylan sedang berdiri di balkon sambil membaca hasil laporan metode BMF yang dia terima dari Lucas.
Dia tersenyum melihat hasil laporan yang menyatakan semuanya berjalan lancar.
Kemudian dia menatap langit malam yang indah disinari oleh cahaya bulan yang indah dan angin malam yang sepoi-sepoi.
(Yosh.... Dengan mengembalikan kestabilan ekonomi wilayah Arcadia, aku bisa terhindar dari Death flag yang ke-2..... Nah, sekarang bagaimana caranya agar bisa menhindari 3 Death Flag yang tersisa).
"Dylan!!! Apa kau di balkon, nak?".
Saat Dylan sedang berpikir langkah apa selanjutnya untuk menghindari Death Flag nya, sebuah suara wanita memanggilnya dari belakang.
"Ah, iya bu!? Aku ada disini".
Dylan menjawab panggilan itu sambil berbalik mengarah ke sumber suara yang ternyata memang suara ibunya Pavline van Arcadia bersama sosok anak kecil.
Dari penampilan nya dia memiliki bentuk badan seperti anak perempuan. Namun, Dylan tidak bisa melihatnya karena tertutup oleh kegelapan ruangan.
"Dylan, hari ini keluarga kita kedatangan anggota baru!? Ayo nak, silahkan perkenalkan dirimu".
"Hou..... ".
Meski dari luar terlihat ekspresi Dylan sangat tenang dan datar, tapi didalam kepalanya malah sebaliknya.
(Heh?..... Anggota baru?..... Sek bentar, sek bentar.... Jangan bilang itu....).
Dylan terkejut bukan karena dia sudah tahu siapa anggota yang dimaksud. Tapi, dia terkejut karena cepatnya Death Flag yang selanjutnya berkibar.
Gadis kecil itu segera maju setelah disuruh memperkenalkan dirinya. Saat badannya mulai terlihat dengan jelas saat tersinari cahaya bulan.
Gadis kecil itu memiki paras yang cantik, dengan rambut lurus panjang berwarna merah dan bola mata yang berwarna kuning keemasan. Dia menunjukkan ekspresi yang polos dan canggung.
"Salam kenal,...... Na-namaku adalah Fi-Filaret van Pi-pillos. Mu-mulai hari ini aku.... A-akan jadi bagian..... Ke-keluarga ini.... Mo-mohon bantuannya.... Tu-tuan Dy-dylan"
Dengan badan yang gemetar dan kalimat yang terbata-bata. Gadis kecil itu memperkenalkan dirinya sebagai Filaret van Pillos yang kedepannya akan berganti nama belakang menjadi Filaret van Arcadia.
Salah satu dari 15 karakter wanita yang akan jatuh cinta dengan Reiner fou Stanley, sekaligus adik tiri Dylan van Arcadia.
(Ya elah.... Gini amet nasibku.... Baru saja bisa bernafas lega... Eh, malah muncul Death Flag yang lain).
Sementara Dylan hanya bisa mengeluh didalam pikirannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!