NovelToon NovelToon

Suamiku Bukan Ayah Dari Anakku

Badai yang terus saja berdatangan...

Air mata ibu dua anak itu seolah kering,mungkin rasa kecewa sudah terlalu penuh.Selama ini dia selalu diam diperlakukan semena-mena ,hinaan bahkan cacian serta perilaku tak pantas yang dilakukan oleh keluarga suaminya.Arini bertahan hanya agar kedua anaknya mendapat kasih sayang dan figur sang ayah.Namun sang ayah tak pernah menganggap ada hanya karena anaknya perempuan.

Kasih sayang sang kakek dan perhatian mbok Darmi yang selalu menguatkan hatinya.SangKakek selalu memanjakan cucunya memberi apapun yang ia mau.tetapi kedua anak Airin adalah anak yang mandiri .Dia tidak pernah meminta lebih baginya kasih sayang serta perhatian sang kakek lebih dari segalanya.Itu karena ajaran dari sang ibu yang ia tanamkan dari kecil.uang bisa di cari tapi kebahagiaan tidak dapat di ukur dengan uang.

Berbeda dengan anak dari sang kakak ipar yang selalu berfoya foya.kakak iparnya Sinta selalu mengajak anak anaknya Cantika dan Bima berpergian dan berbelanja sesuka hati.sedang Ranti sang kakak tertua masih melajang di usia yang hampir memasuki kepala empat.sedang si sulung Dion kuliah di jogjakarta.

Airin saat ini tengah lelah jiwa dan raga.Bagaimana tidak ,satu hari setelah dirinya dimadu dua anak kembarnya mengalami kecelakaan saat ini sedang dirawat di rumah sakit.saat memberi kabar sang suami terang terangan menolak mengurusinya dengan alasan hendak berbulan madu.s

"urus saja kedua putrimu,aku tidak ada waktu.Aku akan bersenang senang dengan dengan cinta pertamaku"kata kata itulah yang keluar dari mulut suaminya.

perih rasanya hati Airin,namun ia berusaha tegar demi kedua putrinya.Dia mondar mandir sendiri di rumah sakit hanya di temani mbok Darmi.Saat ini sang kakek Danu Hermawan sedang berada di Amerika karena suatu pekerjaan dan ponselnya tidak dapat dihubungi.

Belum sembuh luka yang Airin alami,sang dokter mengatakan jika golongan darah putrinya Alisa tidak sama dengan dirinya.Hal ini tentu membuat Airin syok.Bagaimana mungkin bisa?

Sama dengan dirinya mbok Darmi pun terkejut.Namun beruntungnya golongan darah mbok Darmi sama dengan dirinya A.sehingga mbok Darmi bisa mendonorkan darahnya ,karena kondisi Alisa cukup parah. Beruntung putri keduanya Alika hanya mengalami cidera ringan hanya lecet lecet saja,di bagian tangan dan kaki.

"Bunda bagaimana keadaan kak Alisa,dia baik baik saja kan Bun".Tiba tiba Alika berbicara di di samping Airin yang sedang duduk sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya tangan.

"Iya sayang,kita sama sama berdoa semoga kakakmu cepat melewati masa kritisnya."

Airin mencoba memaksakan tersenyum.

"Oh iya Bun kenapa ayah dan nenek tidak datang kesini."Alika bertanya sambil menengok sekeliling,mungkin berharap nenek dan ayahnya datang menjenguknya.

"Ayah sedang ada dinas di luar kota,sedangkan nenek sibuk sayang.Ada pekerjaan yang harus diselesaikan secepatnya."Airin berusaha menjawab pertanyaan putrinya meskipun hatinya sakit karena harus menyembunyikan kenyataan bahwa sang suami telah menikah lagi.Dan sang nenek tak mungkin peduli padanya.

"Aku tak perlu memberitahu sekarang padamu nak tentang ibu barumu nak.kau masih sakit.Saat ini kau hanya perlu istirahat yang cukup."Gumam Airin di dalam hati dan membujuk putrinya masuk ke kamar untuk istirahat.Sambil mendorong kursi roda menuju ruangan.

Dua hari kemudian Alika sudah diperbolehkan pulang.Alisa pun sudah siuman keadaanya kian hari kian membaik hanya belum diperbolehkan pulang.Dibantu mbok Darmi,Airin merawat sang puteri dan sesekali Alika datang menjenguk saudara kembarnya.Membawakan makanan kesukaan, serta bercerita dan menghibur dirinya.Kedua kakak beradik itu saling sayang menyayangi meski sering berbeda pendapat. Rasa sakit, serta rindu terhadap sang ayah yang tidak kunjung datang perlahan hilang.Terlebih kedatangan Dion,om yang sangat mereka sayangi.Sifat Dion ber banding terbalik dengan sang ayah dan kedua tante tantenya.Doni sangat menyayangi anak anak terlebih mereka berdua,selain cantik kedua bocah kembar itu baik hati periang dan penyabar sama seperti sang ibu.

Doni sangat marah saat mengetahui kalau sang kakak sudah menikah lagi.Terlebih saat kedua putrinya sedang berada di rumah sakit malah dia abai dan memilih pergi berbulan madu dengan istri barunya.Ingin rasanya Dion menemui kakaknya memberi pelajaran,tapi Airin melarang.Dia menasehati Dion untuk tidak gegabah dalam bertindak .

"Terbuat dari apa hati kakak ini,aku yang lelaki merasa malu mempunyai kakak seperti itu."Dioni berbicara sambil mengepalkan kedua tangannya .Matanya merah mungkin karena menahan amarah di dadanya.

"Sudahlah Dion,kakakmu memang seperti itu."Airin coba menenangkan adik iparnya.

"Aku sendiri tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang,terlebih tentang hasil golongan darah itu.Ahh,,,aku rasanya pusing apa yang harus aku perbuat."Gumam Airin di dalam hati tidak mungkin ia menceritakan masalah itu kepada adik ipar yang begitu ia sayangi.Saat ini hanya Airin dan mbok Darmi yang tau masalah golongan darah itu.Bagi Airin mbok Darmi sudah seperti ibu kandungnya sendiri terlebih mbok Darmi sudah tidak punya siapa siapa di dunia ini.Mbok Darmi sudah mengabdi di keluarga Herlambang selama puluhan tahun dan menganggap tuan Danu sebagai keluarga sendiri.Apalagi perlakuan tuan Danu sangat baik dan menganggap mbok Darmi bukan orang lain.Mbok Darmi teman almarhum istrinya tuan Danu.

Dulu Kaila istri tuan Danu berasal dari desa yang sama dengan mbok Darmi,bahkan mereka bersahabat saat kecil.Kaila percaya dengan Darmi dan menganggap mereka bersaudara.Darmi dan tuan Danu memang sudah tua akan tetapi mereka masih sangat sehat.Hanya Danu Lah yang punya penyakit asma sehingga kadang kadang suka kambuh.

Siang ini Alisa diperbolehkan pulang oleh dokter.Hanya perlu kontrol beberapa kali untuk memastikan kondisinya normal.kakinya masih lemas jika berjalan terlalu lama tapi Alisa memaksa ingin segera pulang.

Bocah berusia 13 tahun itu tidak sabar ingin kembali segera bersekolah.Menyusulvsang adik yang sudah bersekolah terlebih dahulu karena sang adik hanya mengalami luka ringan saja.

"Ayo masuk,kok malah bengong.Apa perlu om gendong nih.!!senyum Doni yang menjahili sang keponakan .

"kok kita pulang ke rumah ini om,kenapa,?tutur Alisa disertai wajah cemberut.

"Ya sayang mulai hari ini kita tinggal disini biar lebih dekat ke sekolah ya kan dek?"sambil menyenggol Alika ,Airin menatap putri keduanya sambil mengedipkan kedua matanya karena Alika tak kunjung menyahuti ucapannya.Oadahal sebelum pulang sudah mem beri kode Alika namun entah kenapa gadis itu tiba tiba diam saja.Alisa untuk sementara belum diberitahu tentang pernikahan kedua sang ayah sambil menungggu lukanya sembuh dan disaat yang tepat.

"I Iya kak,gimana rumahnya walaupun sederhana tapi bagus kan.Ini Om Doni Sama aku yang milih loh Ayo kita masuk."ucap Alika sambil mendorong kursi roda sang kakak menuju kamar.

lalu mereka semua menuju kamar.Rumah yang sederhana,yang terpenting bagi Arini tidak serumah dengan madunya.Terlebih lagi sang madu merupakan teman baiknya,dan yang lebih menyakitkan dahulu sang teman pernah merebut kekasihnya kini suaminya kembali ia rebut.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula.Kini masalah yang Arini hadapi kian bertubi tubi,bagaimana nanti kepulangan sang kakek yang saat ini masih belum bisa dihubungi. Pulang disambut penghianatan sang anak,akankah sang kakek menerima istri barunya ataukah membencinya?Mengingat Arini adalah menantu kesayangan sang kakek .Bagaimana dengan Arini bertahan atau menyerah?

.

Dilema....!!!Antara bertahan atau mundur

Dilema......!!!Antara bertahan atau mundur

Hari ini hari yang sangat cerah, suara kicauan burung saling bersahutan.Bunga bunga nampak bermekaran,kupu kupu saling hinggap di kelopak bunga yang sedang mekar.Air mancur kecil indah di tengah taman.Tempat tinggal Arini yangsederhana.Ditempati Arini kedua putrinya,mbok Darmi dan Dion pun ikut tinggal disana.Bagi Dion sang ibu telah mati,karena selama ini dia sangat membenci sang ibu.Sebenarnya dahulu Dion anak yang penurut akan tetapi semua itu berubah setelah mengetahui kelicikan dan rahasia sang ibu Dion berubah menjadi anak yang pembangkang.

Lantunan ayat ayat suci Alquran terdengar sangat merdu dari kamar depan.selepas salat duha Arina selalu membaca Alquran walau hanya beberapa halaman.Hanya pada Tuhanlah tempat ia minta dan memohon ampunan.Baginya Tuhanlah tempat mengadu dan berkeluh kesal.Baru saja dia membereskan mukena tiba tiba dikejutkan suara ketukan pintu Arini bergegas keluar.

"Hai best friend."terdengar suara Anisa si pelakor didepan pintu sembari tersenyum mengejek.

"Apakah sahabatku baik baik saja atau sedang terpuruk dan menangis meraung raung meratapi nasib.sungguh kasian."

berkata sambil berjalan mendekati Arini.

"Waw ada angin apakah seorang Anita sampai Sudi menginjakan kaki disini." ucap Airin yang dibalas dengan senyuman.

"Aku hanya ingi melihat wajah bodoh mu yang kalah dariku.Aku menang Arin menang dan selalu menang aku jauh lebih unggul segalanya darimu.Aku selalu bisa merebut apapun yang kau miliki."ucapan Anita dengan nada yang tinggi.

"kau pikir aku kalah,tidak sama sekali justru kau yang kalah."gantian Airin memutari Anita.

"Aku bahagia terlepas dari suami yang suka berselingkuh seperti mas Dipta,jika sekarang saja sudah selingkuh tidak menutup kemungkinan dia akan berselingkuh lagi bukan?lelaki pernah berselingkuh pasti akan mengulangi lagi dan lagi."Arin memegang pundak Anita dan kembali berbicara.

"Akulah yang menang.Kau hanya wanita murahan,kau hanya mendapatkan sisa tapi kau merasa bangga.Kau tau artinya sisa bukan.sungguh menyedihkan,wanita sisa."balas Airin dengan senyum mengejek.

"Beraninya kau da,,,."belum sempat Anita melanjutkan kata kata. Tangannya hendak menampar Airin beruntung Dion datang menepis tangan Anita beruntung ia hanya sedikit oleng dan hampir jatuh.

"Pergi wanita ******,,,sebelum kesabaranku habis."Dion berkata dengan mata melotot sehingga Anita langsung pergi berjalan setengah berlari takut dengan Dion

Setelah kejadian itu penjagaan di rumah lebih diperketat .Airin yang ini sudah berbeda lebih ceria meski tidak seceria dahulu.

Sebenarnya Airin hanya seorang anak langkat.Kasih sayang dari sang ibu yang tulus membuat Airin urung mencari ibu kandungnya.Baginya siapa ibu kandungnya tidaklah penting.Airin sudah menganggap Bu Mala lah ibu kandungnya apalagi sang ibu yang merawat Airin seorang diri.

Sebelum meninggal Bu Mala bercerita bahwa dahulu ayah Rozak sangat menginginkan seorang anak akan tetapi diusia pernikahannya yang ke sepuluh tahun Bu Mala belum kunjung hamil.Ayah Rozak pergi selama beberapa bulan dan pulang membawa bayi mungil yang cantik.Akan tetapi Rozak enggan menceritakan asal usul anak itu bagi Mala mengurus bayi itu merupakan anugrah yang luar biasa untuknya.Rozak pernah datang beberapa kali saat Airin berusia 12 tahun.

Anita dan Airin berteman sejak SD.Airin merupakan gadis yang cantik,baik,sopan dan merupakan siswi yang pandai dan mendapat beasiswa.Banyak medali dan piagam penghargaan yang dia dapatkan.Para guru pun banyak yang menyukainya bukan hanya kepandaiannya tapi kedisiplinannya dan kesantunannya.

Sedangkan Anita merupakan dua bersaudara dia mempunyai kakak perempuan .sang kakak sangat cantik berbanding terbalik dengan Anita.Anita yang sekarang sudah berbeda dengan perawatan dan berapa kali operasi kini terlihat lebih cantik dan menarik dari sebelumnya.

.Dulu Airin pernah dekat dengan seorang pria bahkan kedua keluarga saling mengenal dan sudah saling cocok.Akan tetapi karena fitnah Dari Anita hubungan mereka kandas.

"Bunda hari ini aku ditemani om Dion saja ya." rengek putriku Alisa.

"iya sayang hati hati dijalan,,,!!!

"Om Dion yang ganteng bawa mobilnya hati hati ya jangan ngebut ngebut." ledek Airin sambil menjewer telinga sang adik.

"Siap nyonya...!!!sambil memberi hormat Dion berjalan mundur.Airin hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya.

Tak terasa waktu berlalu cepat.Menurut dokter keadaan Alisa sudah jauh lebih baik hari ini sepulang dari rumah sakit dia sudah menggunakan satu tongkat untuk melatih berjalan.Keadaannya jauh lebih baik dari sebelumnya.Tentang sang ayah Alisa dan Alika juga sudah mulai mengerti,awalnya mereka kecewa dan marah.Seiring berjalannya waktu mereka berdua mulai melupakan sosok sang ayah.Apalagi sampai saat ini sang ayah dan keluarga sang nenek sama sekali tidak menampakan batang hidungnya.Walau hanya untuk melihat kabar sang cucu.

"Bun,tadi opa telfon katanya sebentar lagi opa pulang."

ucapan putri sulungku membuat aku yang sedang mengunyah nasi tersedak begitu dengan Dion yang langsung berhenti mengunyah.

"Minum dulu non." mbok Darmi memberiku segelas air putih.

"Kata opa sinyalnya ilang ilang Mulu jadi telfonnya bentar banget deh,aku kan kangen opa."ucapan putri sulungku sambil terlihat jengkel.

"Syukurlah hanya sebentar kala lama bisa bisa Alika dan Alisa menceritakan Semua sama Kakek."gumam Airin dalam hati.

"Sayang sebaiknya masalah yang terjadi pada kita jangan dibicarakan dengan opa lewat telfon okay."Airin berkata sambil tersenyum Kepada kedua anaknya.

"Okay Bun."jawab keduanya kompak.

Akhirnya Arini bernafas lega setidaknya sampai sang kakek pulang.

Seminggu sudah berlalu Alisa sudah bisa berjalan tanpa tongkat walau masih pelan

Sepulang dari sekolah mengantar anak anak .Arini tiba tiba teringat perkataan sang dokter jika golongan darah Alisa berbeda dengan dirinya dan suaminya.Arini mencoba mengingat perkataan dokter tadi siang.Golongan darah seorang anak tergantung dari golongan darah kedua orang tuanya.

"Apa mungkin kedua anakku bukan anak dari mas Dipta.."Arini bergumam dalam hati sambil mengingat masa lalu.

"Apa mungkin malam aku ahh...."Arini berucap sambil menjambak rambutnya.

lalu ia berpikir lagi dan mencoba mengingat ingat sesuatu.

"Selama ini tidak ada kesamaan antara kedua anakku dan mas Dipta bahkan wajah Mereka sama sekali tidak ada miripnya,jangan jangan anak itu nak dari mas..."

Belum sempat Arini menyelesaikan kata katanya gedoran kaca jendela membuat ia kaget.Tampak sang adik tersenyum dan melambaikan tangan.

"Plis kak jangan gila dulu lah kau,,,Macam mana nanti kau urus kedua anak kau itu.Bah aku mana bisa lah."

Ucapan Dion dengan nada tinggi khas Batak membuat aku tersenyum.

"Untung tadi dia tak dengar."gumam Airin di dalam hati dengan perasaan lega.

Bagaimana jika Dion dengar untuk saat ini Airin belum siap.

"Hari ini aku akan ke Jogja,kakak jaga diri baik baik.Sampaikan salamku pada kedua sepupuku."ucapan Dion dengan menahan air mata yang hampir jatuh.

kemudian berbalik dan menggenggam tangan Airin,

"Jika kakak dalam masalah segera hubungi aku.Jangan ragu Superman Dion akan terbang secepat kilat okay.Jangan merindukanku...""

"Sebentar lagi kakek pulang,pasti ada yang menjaga kakak.Maafkan aku ada tugas yang harus aku selesaikan Aku pergi dulu. Jaga diri kakak baik baik.Jangan menghawatirkan ku.

Dion memeluk Airin sambil meneteskan air mata.Secepat itu dia berbalik dan setengah berlari menuju mobilnya dan perlahan menjauh dan menghilang.

Dalam perjalanan tak henti hentinya Dion memikirkan Airin dan kedua sepupunya terlebih sang kakek.Dia merasa gagal sebagai seorang adik yang membuatkan sang kakak menyakiti wanita seperti Airin.

Bagi Dion Airin seperti kakaknya sendiri dia merasa nyaman dan bahagia jika disamping Airin.Berbeda dengan kakaknya Rian dan Sinta .Dion kurang menyukainya disamping Meraka suka mengejek mereka suka membanding bandingkan Dion dengan Dipta sang kakak.padahal Dion lebih tampan,wajah Dion mirip sang kakek.

Airin dengan berat hati melepaskan kepergian Dion.Terutama kedua buah hatinya mereka berdua sangat menyayangi Dion.Di samping Dion yang penyayang Dion kerap kali membuat mereka tertawa dengan candaannya.

Airin merasa kalau Dion itu adiknya sendiri.Apalagi sewaktu kecil dia tak pernah merasakan kasih sayang seorang adik.

Pagi ini hujan turun deras selesai mengantarkan mbok Darmi dari pasar.Airi yang berada di teras di kejutkan dengan sebuah mobil yang berhenti didepan rumahnya.Honda jaz tepat berhenti di depan rumah.Airin yang penasaran berjalan mendekat,Airin yang kaget tidak menyangka. Jika sahabatnya Valeria yang datang. Valeria adalah seorang dokter.

"Hay Arin apa kabarmu."

"Maafkan aku baru sempat berkunjung,kamu yang tabah ya."sambil memelukku.

"Aku baik Ria,sangat baik.mari masuk."

kedua sahabat itu bergandengan dan masuk ke rumah.

Tanpa basa basi Valeria menyodorkan kertas dari rumah sakit.Airin menerima kertas itu ,bahkan Airin lupa dirinya pernah memeriksakan kedokter.setelah mengucapkan terimakasih dan Valeria berpamitan pulang Airin memandangi kertas itu dengan muka yang berkerut memandangi isinya dan terlihat kaget.Kwmudian dia berbalik dan tersenyum.

"Ini adalah sebuah kejutan untuk Anita."ucap Airin sambil tersenyum.

Selama ini sang ibu mertua,suami dan kakaknya selalu mengolok Airin dengan wanita yang kurang subur.Karena setelah kehamilannya yang pertama Airin belum kunjung hamil.Di cap sebagai wanita mandul dan pembawa sial karena hanya bisa melahirkan keturunan perempuan

Bagi sang ibu mertua dapat melahirkan seorang anak laki laki adalah kebanggaan.Selama ini Mereka menuntun Airin dapat melahirkan keturunan laki laki.

Sedang sang kakak menganggap kaki laki maupun perempuan sama saja.Bukankah Tuhan menciptakan laki laki dan perempuan untuk saling melengkapi.

Tapi kali ini senyum di pipi Airin berbeda,senyum yang selama beberapa bulan ini hilang kini kembali lagi.

"Aku akan datang di acara empat bulanan Anisa,kau berhak mendapat kado sepesial dariku."ucap Airin dengan penuh senyuman.

Kira kira apa ya kejutan untuk Sang pelakor Anisa..!!!Apakah ia akan menyukai kejutannya atau sebaliknya???

Kejutan,,,!!!

Hari masih terlalu pagi namun sebuah kardus yang berisi sebuah boneka yang sudah dilumuri darah dengan warna merah yang terlihat sangat menakutkan berada di depan pintu rumah kediaman Airin.

Hal ini merupakan kali ketiganya paket misterius itu dikirim.Airin sudah tidak merasa kaget ,dan sudah memberi tahu kedua putrinya untuk bersikap biasa saja.

Umpatan dan cacian yang Anita kirim melalui pesan WhatsApp pun bertubi tubi,namun ia berusaha abai.Baginya semakin ia meladeni Anita ia akan merasa menang,cukup diam saja akan membuat si peneror geram.

Menurutnya lingkungan rumah Airin termasuk padat penduduk,bagaimana bisa Anita dengan leluasa keluar masuk mengirimkan benda dengan mudah.

Lingkungan komplek Airin tergolong ramai ,namun ada sebagian bangunan yang sedang dalam proses penyelesaian. Rumah yang ia tempati merupakan rumah yang sederhana namun terkesan rapi indah dan bersih.Memiliki tetangga yang ramah dan saling bertegur sapa, berbeda dengan rumah ibu mertua.Rumah megah dengan segala kemewahan.Namun memiliki tetanggga yang jarang sekali bertatap muka dan bertegur sapa.masing mading sibuk dengan kegiatan masing masing.

Lagi lagi bunyi handphone Arini berbunyi menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya.

"Lakukanlah sebisamu selagi kau masih bisa menghinaku."ujar Airin.

Dia Hanya tersenyum dan tak menghiraukan hal apapun yang berhubungan dengan Anita.

Sudah puluhan pesan ancaman yang Anita namun ia masih mengabaikanya.Hanyamembuang buang waktu untuk sesuatu yang tidak penting.

Siang ini Airin berencana datang di acara empat bulanan Anita.Jika tidak datang Anita pasti akan merasa besar kepala.

Dengan ditemani mbok Darmi Airin datang ke rumah sang suami.Dengan menggunakan gamis dan menggunakan jilbab dengan warna yang senada dengan pakaian yang ia kenakan.Dengan polesan make up tipis Airin terlihat cantik.

Dengan menggandeng tangan mbok Darmi Airin memasuki rumah sang suami.Rumah yang penuh sejuta kenangan.

Tidak banyak tamu,namun acara terlihat mewah.Dekorasi yang terlihat indah dan megah.Saat Airin memasuki ruangan,semua mata tertuju padanya.Terdengat bisik bisik dari para tamu,namun Airin bersikap acuh dan tak memperdulikannya.

Menurut Airin tindakan tergesa hesa hasilnya tidak akan sempurna.

"Hai kakak maduku apa kabarmu masih berani kau datang juga?"

ucapan Anita sambil mengapit lengan mas Dipta.

"Hai wanita pembawa sial untuk apa kamu datang kemari?" Ibu mertua bertanya dengan nada yang tinggi.

"Aku yang mengundangnya Bu."

"Aku ingin menunjukan padanya kalau kami sangat bahagia."

"Dan perlu kamu tahu Airin, mas Dipta akan memiliki keturunan laki kaki.Calon penerus keluarga Herlambang!!"

Anita berkata dengan bangganya.

"Benarkah?" jawab Airin.

"Tentu saja benar,tidak sepertimu wanita pembawa sial.Coba dari dulu adikku menikah dengan Anita."

Ucapan Ranti dengan suara yang keras.

"Lalu bagaimana dengan dirimu,apakah bisa melahirkan seorang putra."

"Bagaimana hubunganmu dengan MELI"

Airin bertanya dengan suara yang pelan tepat ditelinga Ranti.

Sontak mata Ranti melotot dan tubuhnya bergetar.

"Hai ****** pergi kau dari sini,mengganggu kenyamanan adikku."

"Gara gara dirimu tempat ini jadi kotor dan bau.Jangan sampai para tamu jijik melihat penampilanmu."

Sinta ikut berbicara.

 "Tidak perlu repot mengusirku,aku juga tidak Sudi menginjakan kaki ditempat ini."

"Aku kesini karena permintaan sahabatku,jika tidak diundang aku tidak mungkin datang kan.Aku hanya ingin mengucapkan selamat kepada sahabatku."

Ucapku sambil melirik ke arah Anita.

"Ya,aku yang mengundangnya." jawab Anita yang terlihat gugup.

"Bagaimana bisa Airin terlihat biasa biasa saja."Gumam Anita dalam hati .

 "Apa kau yakin janin itu anak mas Dipta, bagaimana dengan losmen s Sanjaya no 07 dengan lelaki bertato elang."

Airin berbisik pelan ditelinga Anita.

Airin tersenyum puas dan menggandeng tangan mbok Darmi dan keluar dari ruangan.

Sontak Anita berdiri mematung dengan wajah pucat pasi.

"Sayang,kamu kenapa?"

Anita tersentak dan kaget saat sang suami menepuk pundaknya.

"A aku baik baik saja."jawab Anita gugup.

Setelah serangkaian acara selesai Anita tampak murung.Berkali kali ia mencoba menghubungi Airin namun tak satupun panggilan diangkat.Berpuluh puluh pesan tak kunjung dibalas.

"Sebenarnya kamu kenapa sayang?"

 "Tidak ada mas,aku hanya merasa lelah dan perutku terasa sakit."jawab Anita sambil memegangi perut berpura menahan sakit.

"Jangan banyak pikirin sayang,ini demi kebaikan calon anak kita."

Sambil mengelus dan mencium perut sang istri

Dipta sangat senang dan sangat memanjakan sang istri apapun yang ia minta pasti dipenuhi.Dipta memiliki tinggi 160 cm dengan berat badan 70 kg berkulit cokelat berhidung mancung.$edang sang adik sulung Dion memiliki tinggi 175 cm dengan berat badan 60 kg kulit putih hidung mancung dan memiliki wajah seperti sang kakek keturunan Belanda. Hal ini yang membuat Dipta sering merasa iri dengan sang adik.Terlebih sang adik lebih dekat dengan sang kakek daripada dirinya.

Hari ini merupakan hari yang cerah bagi Airin.Hari nya begitu bahagia seolah ada sedikit Beban yang hilang dari dirinya.

Beruntungnya Airin dengan sigap menyuruh seseorang untuk mengintai gerak gerik Anita.Sebenarnya ia merasa curiga dengan Anita terlebih lagi dengan usia kehamilan dan surat cek kesehatan yang diberikan Valeria.Alhirnya Airin bernafas lega tidak ada lagi teror teror dan ancaman dari Anita.Tidak perlu mengkhawatirkan keadaan putrinya.kedua putrinya kini tampak lebih ceria dan keadaan Alisa sudah sembuh.

Baru mengirim satu teror Anita sudah ketakutan dan memohon mohon kepada dirinya. Namun Airin bukanlah wanita yan jahat,dia masih memiliki hati nurani. Dia sudah tidak mengirim teror lagi bagaimanapun bayi yang di kandung Anita tidak bersalah.

Airin pun melanjutkan lagi kehidupannya seperti biasa tanpa takut teror apapun.Dia masih bingung akan bertahan atau menggugat cerai sang suami.Baginya mampu bertahan walaupun diperlakukan tidak adil. Sakit hatinya saat anak anak sedang kritis sedang bertahan antara hidup dan mati sang suami dan keluarga tidak peduli sama sekali dengan keadaannya.

Dulu ia mampu bertahan kara kedua buah hatinya dan kasih sayang yang tulus dari sang kakek namun sekarang tidak.Baginya hatinya telah mati.Airin yang sekarang bukanlah Airin yang dulu yang hanya diam jika sang suami dan dan keluarga mencaci dan menghina nya.

"Bun,aku kangen Om Dion.Kapan om Dion kesini lagi ya."Tanya Alika putri sulungku.

"Iya nih Bun,aku juga kangen."Si bungsu pun ikut bertanya.

"Kan baru kemari berangkat sayang."

Jawabku.

"Kalau sama opa nggak kangen nih?"

 Sontak kedua putriku menolah sumber suara dan langsung berlari memeluk opanya.

"Aku juga kangen opa."

Jawab kedua putriku bersamaan.

"Opa kok pulang ngga ngasih kabar sih."

"Kan surprise dong buat kalian berdua."

jawab opa dengan penuh erat memeluk kedua cucunya.

Tanpa terasa air mataku berjatuhan melihat pemandangan itu.

"Harus kah aku memisahkan seorang kakek dengan cucunya .."

Gumam Airin dalam hati.

"Bagaimana perasaanmu nak,,, pasti sangat menyakitkan bagimu?"

"Maafkan kelakuan cucuku,selama ini aku tidak bisa mendidiknya. Dengan baik!!"

sambil bersujud di kakiku.

""Bangun kek,,,kakek tidak pantas melakukan ini,semua ini bukan kesalahan kakek."

"Airin sudah menganggap kakek sebagai kakek kandung Airin."

"Airin sangat menyayangi kakek,,,kakek adalah keluarga Airin."

Mereka berdua saling berpelukan.

"Aku tau semuanya Airin,apa yang telah Dipta lakukan padamu."

"Kakek mendukung apapun yang kamu lakukan,kakek percaya padamu sepenuhnya."

"Masalah wanita itu Percayakan semua pada kakek.Biar kakek yang akan mengurusnya."

"Penyebab kecelakaan yang menimpa cucuku,sudah di urus oleh orang orang kepercayaan ku."

"Terimakasih kek,,!!

Sambil memeluk sang kakek.

Setelah kejadian itu hati Airin merasa lebih tenang.Airin berencana menggugat cerai Dipta.Baginya untuk apa mempertahankan rumah tangga yang sudah tidak sehat lagi.

Namun dalam hati Airin takut jika suatu saat putrinya mengetahui tentang kebenarannya.

Dia takut kedua putri marah kepada dirinya.

Kedua putrinya merupakan anak yang penurut akan tetapi jika sudah menjadi keinginannnya harus dituruti.

*

*

Disisi lain Danu merasa kecewa terhadap Dipta.Dia sangat merasa bersalah kepada Airin.Dipta memang anak yang terlalu penurut terhadap sang ibu.Dulu Danu berpikir dengan menjodohkan Dipta dengan Airin mungkin akan membuat cucunya berubah namun kenyataannya tidak.Dulu Danu berlangganan bunga pada Mala hal inilah yang membuat Danu menjodohkannya dengan Airin. Danu mengenal Mala wanita yang baik hati hingga dengan percaya diri Danu meminang Airin Untuk Dipta.

Karena merasa Danu pria yang terpandang apalagi selama ini Danu sudah sering membantu Mala.Mala berpikir putri nya akan bahagia tanpa kekurangan materi akhirnya menerima perjodohan itu.

Namun diusia pernikahan yang baru berjalan empat tahun Mala pergi meninggal dunia ini ini untuk selama lamanya.

Dulu Danu menolak merestui Widya menikah dengan Damar,menurut Danu Widya bukanlah wanita baik baik.Cara berpakaian Widya yang kurang sopan terlebih status Widya seorang janda dengan dua orang anak.Sikap Damar yang tiba tiba berubah menjadi seorang pembangkang.Karena kasih sayang sang ayah yang sangat besar terhadap sang anak,dengan berat hati Danu menerima Widya sebagai seorang menantu.Sikap judes dan arogan Widya membuat Danu kesal.Terlebih kedua anak Widya yang suka meng hambur hamburkan uang.Sifat judes dan arogan sang ibu menurun kepada kedua anak gadisnya.

Namun Danu bersabar demi kebahagiaan sang anak.Namun rupanya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya Damar meninggal dunia karena kecelakaan.Mobil yang dia tumpangi menabrak sebuah mobil pembawa bahan bahan bakar.Daat itu Dion yang baru berusia sebelas tahun harus kehilangan sang ayah.Danu sangat syok atas meninggalnya sang putra.Namun seiring berjalannya waktu Danu bangkit dari keterpurukannya.Kehadiran Dion sang cucu dapat menghibur hatinya menginjak remaja wajah sang cucu benar benar seperti putranya Damar

Danu ,Damar dan Dion memiliki wajah yang hampir sama.Berbeda dengan Dipta yang lebih mirip sang ibu.

Sebenarnya Danu masih memiliki satu anak laki laki bernama Satria namun anak tersebut dibawa pergi oleh ibu mertuanya sewaktu Istrinya meninggal.Ibu mertua marah atas kematian putrinya dan menganggap semuanya karena kesalahan Danu.

Sebenernya Danu sudah mencari kesana kemari mengerahkan orang orang kepercayaannya namun putranya entah kemana.Hilang bak ditelan bumi.

Semua upaya sudah ia lakukan,bahkan memajang foto sang anak.Namun sampai saat ini belum membuahkan hasil apapun.

Hari ini Danu pergi ke kantor,pagi ini orang kepercayaannya menelfon.Ada pembengkakan dana,dan banyak data data yang tidak valid dari laporan keuangan.Banyak sekali pengeluaran dalam jumlah besar.

Dia berusaha mencari tau apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Selama ia pergi ia menyerahkan tugasnya kepada Dipta.Meyerahkan tanggung jawab perusahaan kepada putranya.

Semua proyek proyek ia serahkan kepada putranya.$Saat Danu sedang ada bisnis yang baru ia rintis di luar negri.

Alangkah kagetnya Danu ketika sampai di kantor!!!

Sebenarnya apa yang terjadi di kantor ???

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!